dapat diidentifikasi karakteristiknya sebanyak 604 orang. Dari 604 mahasiswa tersebut

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN RANCANGAN REGRESI DISKONTINUITAS DALAM EVALUASI PENGARUH TUTORIAL BAHASA INGGRIS ZUNIDHA RATMANAWATI

PENERAPAN RANCANGAN KELOMPOK TIDAK SETARA UNTUK PENGARUH TUTORIAL MATA KULIAH METODE STATISTIKA PADA SEMESTER PENDEK DIAN MUSTIKA PRATIWI

ABSTRAK. Pada prakternya tolak ukur yang dapat dilihat oleh keberhasilan mahasiswa adalah

Universitas Negeri Malang

Peubah yang diamati sebagai peubah respon adalah peubah indikator keberhasilan mahasiswa, sedangkan peubah lainnya digunakan sebagai peubah penjelas.

Model Regresi Dummy dalam Memprediksi Performansi Akademik Mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA UNP

Analisis Log Linier. Uji K-Way: efek interaksi order ketiga tidak terdapat dalam model

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASILPENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kelas 2. Kelas 1 Mahasiswa. Mahasiswa. Gambar 1 Struktur data kelompok dalam pengukuran berulang pada data Metode Statistika

Ada 3 tiga variabel yang diteliti yaitu minat (X 1 ), dan motivasi. deskripsinya, ketiga variabel dapat dinyatakan secara kategorik.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa hasil perhitungan statistik yang datanya diperoleh dari responden. Hasil

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP IT Nurul Iman Pesawaran yang terletak di di

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. penelitian yang dilakukan terhadap 50 orang karyawan pada perusahaan Filter PT.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil dari penelitian yang telah

Perbandingan Metode Stepwise, Best Subset Regression, dan Fraksi dalam Pemilihan Model Regresi Berganda Terbaik

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK i KATA PENGANTAR. ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL ix DAFTAR GAMBAR... xi

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Research (penelitian

BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian

MATRIKS SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PROBABILITA TERAPAN (SI) KODE / SKS: KD / 3 SKS

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Peubah Penjelas

Analisis Regresi 1. Model-model Regresi yang Lebih Lanjut. Pokok Bahasan : Itasia & Y Angraini Dep. STK FMIPA-IPB

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian pengaruh konten media berbasis audio-visual merupakan suatu penelitian

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali digunakan oleh Francis Galton. Dalam papernya yang

REGRESI LINIER NONPARAMETRIK DENGAN METODE THEIL

HASIL DAN PEMBAHASAN

MODEL-MODEL LEBIH RUMIT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Minat dan Pengetahuan Dasar Pemesinan serta satu variabel terikat

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Psikologi Eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini menggunakan sampel berjumlah 83 yaitu mahasiswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. antara kelas yang menggunakan LKS paperless dan kelas yang menggunakan LKS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap buku teks terjemahan adalah metode

Pemodelan Regresi Probit Ordinal Pada Kasus Penentuan Predikat Kelulusan Mahasiswa FMIPA Universitas Mulawarman Tahun 2014

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian sebaiknya dilakukan pengujian terlebih dahulu

BAB 2 LANDASAN TEORI

OPTIMASI PRODUKSI DENGAN METODE RESPONSE SURFACE (Studi Kasus pada Industri Percetakan Koran)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

BAB III METODE PENELITIAN. terletak di Jalan Raya Tangkuban Perahu Km. 22 Desa Cikole Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN. penelitian ini, terlebih dahulu dideskripsikan karakteristik responden secara

PENGARUH MEDIA KEMASAN MAKANAN TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DI KELAS IV SD

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil belajar. Skor total hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh dari posttest kelas

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis regresi linier sederhana 2. Analisis regresi linier berganda. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 12 Bandar

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment atau Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMA Bina Mulya Kota Bandar Lampung dan waktu

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SDN Gegerkalong KPAD yang tepatnya terletak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... iii. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... A. Latar Belakang Masalah...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode yang

(Sugiyono, 2012: 79) Gambar3.1 Desain Penelitian Kelompok Pretes-Postes

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. pegawai BPBD Semarang yang berjumlah 56 orang. Untuk mendapatkan

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN

ANALISIS PERCOBAAN FAKTORIAL UNTUK MELIHAT PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA BLOK ALJABAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR ALJABAR SISWA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN INVESTIGASI MATEMATIKA SISWA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengumpulan data penelitian, hasil analisis data dan pembahasannya. Dari uraian

BAB III METODE PENELITIAN O X O

PENGARUH TEKNIK SQ3R TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

VI. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP CABAI MERAH KERITING

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen semu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif eksperimen yang menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

5 HSIL DN PEMHSN Deskripsi Mata ahasa Inggris Pada setiap awal semester I mahasiswa baru Sekolah Pascasarjana IP (SPs-IP) diwajibkan mengikuti ujian awal untuk menentukan status kemampuan bahasa inggrisnya. Mahasiswa yang memenuhi persyaratan akan diberi nilai dan selanjutnya dibebaskan dari mata kuliah ahasa Inggris. Mahasiswa lain dibagi dalam dua kategori. Kategori 1 dapat langsung mengikuti kuliah ahasa Inggris di semester I, sedangkan kategori 2 memerlukan pelajaran tutorial di semester I sebelum dapat mengikuti kuliah bahasa inggris di semester II. Mahasiswa yang dapat menunjukkan bukti lulus TOEFL dengan nilai minimum 4 yang diberikan oleh lembaga resmi TOEFL institusional tidak diwajibkan mengikuti mata kuliah ini. Tujuan diberikannya mata kuliah ahasa Inggris kepada mahasiswa sekolah pascasarjana adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca materi akademik, menulis, membuat ringkasan hasil penelitian dan menyusun kalimat dalam bahasa inggris, baik secara pasif maupun aktif. nalisis Deskriptif Jumlah mahasiswa yang tercatat mengikuti ujian awal TOEFL yang diselenggarakan oleh koordinator mata kuliah ahasa Inggris dan dapat diidentifikasi karakteristiknya sebanyak 4 orang. Dari 4 mahasiswa tersebut persentase terbesar (47%) adalah mahasiswa dengan skor TOEFL < 4 atau dikategorikan ke dalam kategori tutorial. Mahasiswa dengan kategori kuliah memiliki persentase sebesar 19% dan mahasiswa dengan kategori nilai persentasenya sebesar 13%. hasil ujian awal TOEFL selengkapnya disajikan pada gambar 5. 9% 13% 47% 12% 19% Gambar 5 TOEFL. hasil ujian awal Kategori tutorial mempunyai persentase terbanyak, hal ini menunjukkan masih rendahnya kemampuan awal ahasa Inggris mahasiswa S2 SPs-IP. Hal ini diduga terkait dengan karakteristik mahasiswa seperti jenis kelamin, status perkawinan, usia, daerah asal perguruan tinggi, IPK S1, serta selang waktu dari S1 ke S2. erdasarkan jenis kelamin, persentase mahasiswa perempuan sebesar 51,5% dan 48,5% berjenis kelamin laki-laki. Gambar 6 memperlihatkan hubungan antara kategori skor TOEFL dengan jenis kelamin. Mahasiswa perempuan cenderung mendapat skor TOEFL yang lebih tinggi daripada mahasiswa laki-laki. 48,8 45,7 Metode Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Melakukan analisis deskriptif untuk mengetahui hubungan skor TOEFL dengan jenis kelamin, status perkawinan, usia, daerah asal perguruan tinggi, selang waktu S1 ke S2, dan IPK S1. 2. Melakukan analisis regresi diskontinuitas yang dimulai dengan mentransformasi nilai pretest. Transformasi yang dimaksud adalah mengurangi setiap nilai pretest dengan nilai cut-off. 3. Memeriksa hubungan secara deskriptif dengan membuat plot regresi pre-post test. 4. Menentukan derajat polinom dan interaksi. 5. Memperkirakan model awal dengan persamaan regresi polinom derajat tertinggi (overspesified). 6. Melakukan penyulingan model, yaitu analisis berturut-turut secara bertahap mengurangi derajat polinomnya sampai diperoleh model diagnostik yang tepat. 7. Menginterpretasikan hasil. 14,8 18, 13,2 8,4 19,5 11,6 9,2,9 laki-laki perempuan Gambar 6 Sebaran persentase kategori skor TOEFL berdasarkan jenis kelamin. erdasarkan status perkawinan, persentase mahasiswa yang berstatus belum kawin sebesar 56,5% dan berstatus kawin sebesar 43,5%. Pada gambar 7 terlihat bahwa mahasiswa yang berstatus belum kawin

6 55,1 41,1 7,1 7 54,9 38,2 22,5 3,9 9,1 16,4 14,715,5 12,3 8,7 4,2 15,4 9,4 2,6 2,6 2 3 belum kawin kawin 18,7 13, 11,2 Gambar 8 Sebaran persentase kategori skor TOEFL berdasarkan daerah asal perguruan tinggi. 19, 11,8 6,9 1 22,8 Gambar 7 Sebaran persentase kategori skor TOEFL berdasarkan status perkawinan. Untuk analisis deskriptif berdasarkan daerah asal perguruan tinggi, mahasiswa dibagi menjadi tiga kelompok yaitu mahasiwa yang berasal dari perguruan tinggi yang berada di Pulau Sumatera dan sekitarnya (wilayah 1), Pulau Jawa dan Madura (wilayah 2), dan Pulau Kalimantan, Sulawesi, Papua dan sekitarnya (wilayah 3). Sebaran hasil ujian awal TOEFL berdasarkan asal perguruan tinggi dapat dilihat pada lampiran 1. Sebagian besar mahasiswa (63,7%) berasal dari perguruan tinggi di wilayah 2, sisanya berasal dari wilayah 1 sebesar 16,9% dan wilayah 3 sebesar 19,4%. Secara berturutturut mahasiswa yang mempunyai kategori skor TOEFL lebih tinggi yaitu mahasiswa yang daerah asal perguruan tingginya berada di wilayah 2,1, dan 3. Hal ini ditunjukkan pada gambar 8. Pada wilayah 2, mahasiswa yang termasuk dalam kategori sebesar 19%, sedangkan wilayah 1 sebesar 3,9% dan wilayah 3 sebesar 2,6%. Hal serupa juga terjadi pada kategori dan. Mahasiswa yang termasuk dalam kategori pada wilayah 2 sebesar 11,2% dan pada wilayah 1 dan 3 sebesar 6,9% dan 2,6%. egitu juga dengan kategori pada wilayah 2,1, dan 3. erdasarkan usia, mahasiswa dibagi menjadi tiga kelompok usia yaitu usia < tahun, - tahun, dan > tahun, dengan persentase berturut-turut sebesar 62,1%, 33,1%, dan 4,8%. Hubungan antara kategori skor TOEFL dengan usia dapat dilihat pada gambar 9. Terlihat dengan bahwa bertambahnya usia, mahasiswa cenderung mendapat skor TOEFL yang lebih rendah. Hal ini ditandai dengan semakin tinggi persentase mahasiswa yang mendapat kategori kuliah dan tutorial. terendah terdapat pada usia < tahun (57,9%), kemudian kelompok usia - tahun (77,5%) dan kelompok usia > tahun mempunyai persentase yang paling tinggi (89,7%). 75,9 8 7 56, 8 cenderung mendapat kategori skor TOEFL yang lebih tinggi daripada mahasiswa yang berstatus kawin. Sebanyak 43% mahasiswa yang berstatus belum kawin mendapat kategori,, dan, sedangkan pada mahasiswa berstatus kawin hanya 22%.,3 21,5 17,6 16, 13,9 12,3,5 9, 3, 13,8 6,9 3,4, < tahun - tahun > tahun Gambar 9 Sebaran persentase kategori skor TOEFL berdasarkan usia. erdasarkan capaian IPK pada waktu S1 dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu kelompok mahasiswa dengan IPK S1 2,8, IPK S1 2,81-3,, dan IPK S1 > 3,. terbesar terdapat pada kelompok mahasiswa dengan IPK S1 2,81-3, yaitu 68,5%. Kelompok mahasiswa dengan IPK S1 2,8 dan IPK S1 > 3,5 mempunyai persentase

7 58, 52,1 yang hampir sama yaitu 15,6% dan 15,9%. Hubungan yang ditunjukkan antara skor TOEFL dengan IPK S1 yaitu dengan semakin besar IPK S1 maka mahasiswa cenderung mendapat skor TOEFL yang tinggi. Seperti yang terlihat pada gambar 11, mahasiswa dengan IPK S1 2,8 mendapat skor TOEFL,, dan sebanyak 29,8% dan sebanyak 33,8% pada IPK S1 2,81-3,. terbesar pada kelompok IPK S1 > 3, yaitu 39,6%. 41,5 16,1 12,8 14,9 14,6 53,2 42,7 19,3 14,9 17, 12,89,411,6 8,5 6,4 19,8 17,7 11,5 8,3 <=2,8 2,81-3, >3,5 Gambar Sebaran persentase kategori skor TOEFL berdasarkan IPK S1. Selain itu juga dilihat deskripsi selang waktu dari S1 ke S2. Variabel selang waktu S1 ke S2 dihitung dengan mengurangkan tahun masuk S2 yaitu tahun 9 dengan tahun lulus S1. Hasilnya dikelompokkan menjadi tiga kelompok. Sebanyak 55,5% mahasiswa dikelompokkan ke dalam selang waktu 4 tahun dan 28% pada selang waktu 5-9 tahun. Sisanya sebanyak 16,6% dikelompokan pada selang waktu tahun. Mahasiswa cenderung mendapat skor TOEFL yang lebih rendah dengan semakin lamanya selang waktu S1 ke S2 atau sebaliknya. Hal ini sejalan dengan hubungan yang ditunjukkan pada variabel usia. Pada gambar 11 terlihat bahwa mahasiswa dengan selang waktu 4 tahun mendapat kategori kuliah dan tutorial sebesar 57,6%. yang lebih besar ditujukkan pada selang waktu 5-9 tahun yaitu 71,6% dan pada selang waktu tahun persentasenya sebesar 84%. 9,5 4,7 8, 6, 2, <=4 tahun Gambar 11 46,9 14,2 26, 19,5 5-9 tahun >= tahun Sebaran persentase kategori skor TOEFL berdasarkan selang waktu S1 ke S2. Evaluasi Pengaruh dengan nalisis Regresi Diskontinuitas Program tutorial diberikan kepada mahasiswa yang mendapat skor TOEFL < 4, sedangkan mahasiswa yang mendapat skor TOEFL 4-449 dapat langsung mengikuti kuliah. menjadi syarat bagi mahasiswa yang mendapat skor TOEFL di bawah 4 untuk mengikuti kuliah, sehingga dalam hal ini skor 4 digunakan sebagai cut off dalam menentukan pemberian tutorial. Pemberian tutorial sebelum kuliah ini bertujuan untuk meningkatkan nilai akhir ahasa Inggris, sehingga apabila dibuat persamaan garis regresi akan terdapat suatu diskontinuitas pada titik cut-off. Gambar 12 merupakan plot skor TOEFL (pretest) dengan nilai akhir (posttest) untuk rancangan tersebut. Sebagai kelompok pembanding yaitu kelompok mahasiswa dengan skor TOEFL 4-449 dan kelompok intervensi yaitu mahasiswa dengan skor TOEFL < 4. Evaluasi terhadap pengaruh tutorial dilakukan pada titik cut-off yaitu pada skor 4. Terlihat bahwa pada titik cut off tersebut terdapat suatu diskontinuitas garis regresi, namun secara visual menunjukkan adanya penurunan atau diskontinuitas negatif. Hal ini diduga karena rentang nilai pretest pada kelompok intervensi terlalu lebar. Kemungkinan pengaruh tutorial berbeda untuk pretest pada rentang nilai tersebut, sehingga untuk melihat pengaruhnya dicoba dilakukan pengelompokan.

8 9 8 kelompok intervensi pembanding nilai akhir (posttest) 7 3 3 3 38 4 4 4 skor TOEFL (pretest) Gambar 12 Plot skor TOEFL (pretest) dengan nilai akhir (posttest). Dengan mencoba pada berbagai titik skor TOEFL maka diperoleh hasil bahwa pemberian tutorial akan berpengaruh pada kelompok skor TOEFL 38-419. Gambar 13 memperlihatkan plot skor TOEFL (pretest) dengan nilai akhir (posttest) setelah disekat pada skor 38. Seperti yang terlihat pada gambar, kelompok mahasiswa dengan skor TOEFL < 38 cenderung memiliki nilai akhir yang rendah yang ditunjukkan dengan warna hijau (pretest rendah), sehingga jika kelompok mahasiswa tersebut tetap dimasukkan dalam evaluasi akan mempengaruhi hasil keefektifannya. Identifikasi terhadap mahasiswa dengan skor TOEFL < 4 dan nilai akhir < dapat dilihat pada lampiran 2. Pengaruh efektivitas tutorial secara visual terlihat pada kelompok tutorial dengan skor TOEFL 38-419 (kelompok intervensi) dengan kelompok kuliah (kelompok pembanding) yang masing-masing pada gambar ditunjukkan dengan warna hitam dan merah. Pemeriksaan hubungan secara visual pada cut-off 4 menunjukkan bahwa terdapat diskontinuitas garis regresi yang berupa perubahan secara vertikal. Selain itu secara visual pada garis regresi yang mengepaskan titik-titik pada kelompok intervensi maupun kelompok pembanding tidak terlihat adanya suatu lekukan. Hal ini mengindikasikan adanya hubungan linier. Langkah selanjutnya adalah memodelkan hubungan pre-post test untuk kelompok intervensi dan kelompok pembanding. Pada saat membuat model, hasil pengamatan secara visual digunakan sebagai acuan untuk menentukan derajat polinomial. Derajat polinom yang digunakan adalah polinom berderajat dua. Hal ini berdasarkan pada aturan ibu jari yaitu jika hubungannya linier, maka sebagai model overspesifiednya ditransformasi naik sampai orde ke dua (Trochim 199). Hasil pemodelan menggunakan model polinom berderajat dua atau kuadratik memberikan dugaan koefisien seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2. 9 8 kelompok intervensi pembanding pretest rendah Nilai akhir (Posttest) 7 3 3 3 38 4 4 4 Skor TOEFL (Pretest) Gambar 13 Plot skor TOEFL (pretest) dengan nilai akhir (posttest) setelah disekat pada skor 38.

9 Tabel 2 Model dugaan dan revisi model Variabel b SE(b) P model kuadratik Konstanta 69,18 2,33, Pretest (Linier) -,8,39,84 Dummy pengelompokan,88 5,34,87 Pretest *dummy pengelompokan,,, Pretest 2 (Kuadratik),1,1,46 Pretest 2 *dummy pengelompokan -,1,2,57 s=8,54 R 2 =23,8% R 2 (adj)=21,6% revisi 1 : eliminasi bentuk kuadratik Konstanta 68,4 1,74, Pretest (Linier),,,5 Dummy pengelompokan 1,78 2,93,54 Pretest *dummy pengelompokan,,14,49 s=8, R 2 =23,6% R 2 (adj)=22,2% revisi 2 : eliminasi interaksi linier Konstanta 67,26 1,34, Pretest (Linier),25,7, Dummy pengelompokan 1,54 2,9, s=8,49 R 2 =23,4% R 2 (adj)=22,5% Hasil ini merupakan hasil dengan komponen x (skor TOEFL) yang telah ditransformasi. Transformasi dilakukan dengan mengurangkan setiap nilai pretest dengan nilai cut off. Pada model tersebut pengaruh program diduga sebesar,88 dengan nilai p sebesar,87 yang secara statistik tidak signifikan pada taraf nyata 5%. egitu juga dengan koefisien derajat polinom tertinggi menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan. Langkah selanjutnya dilakukan pendugaan kembali dengan mengeluarkan derajat polinom ordo kedua. Hasilnya seperti yang terlihat pada revisi 1. Pengaruh program sebesar 1,78 yang menunjukkan adanya peningkatan meskipun secara statistik tidak signifikan. Parameter komponen interaksi linier diduga sebesar, dengan nilai p sebesar,49 yang juga tidak signifikan. Dengan mengeluarkan komponen tersebut, diperoleh model revisi 2. Pengaruh program pada model tersebut sebesar 1,54. Meskipun koefisien tersebut tidak signifikan dan lebih kecil dari dugaan sebelumnya, namun model dengan mengeliminasi komponen interaksi linier memberikan keragamaan yang paling kecil. Kebaikan antar model dapat dilihat dari nilai R-sq(adj). Nilai R-sq(adj) terbesar dari ketiga model tersebut terdapat pada model revisi kedua yaitu model dengan mengeliminasi interaksi linier. Pemenuhan asumsi dalam regresi linier dapat didiagnostik secara deskriptif dengan membuat grafik plot sisaan. Hasil plot sisaan untuk ketiga model tersebut dapat dilihat pada lampiran 3. Kehomogenan sisaan dapat dilihat dari plot sisaan terhadap nilai dugaannya. erdasarkan plot sisaan terhadap nilai dugaannya untuk ketiga model tersebut menunjukkan pola sisaan yang homogen. Plot sisaan terhadap urutan waktu digunakan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi antar amatan. Pada ketiga model tersebut sisaan tidak menunjukkan adanya korelasi antar amatan. Plot sisaan dengan peluang normal dan histogram sisaan untuk ketiga model memberikan hasil yang tidak jauh berbeda. Terlihat bahwa plot sisaan terhadap peluang normal membentuk garis lurus dan histogram yang mengikuti bentuk seperti genta. Hal ini menunjukkan bahwa sisaan menyebar normal. Hasil pemodelan yang diperoleh menunjukkan bahwa tutorial berpengaruh positif sebesar 1,54 meskipun secara statistik pengaruh tersebut tidak signifikan. Nilai R-sq model yang relatif kecil kemungkinan disebabkan karena adanya faktor lain yang berpengaruh terhadap nilai akhir ahasa Inggris. Sehingga dicoba dimasukkan variabel-variabel yang kemungkinan berpengaruh terhadap nilai akhir ahasa Inggris. Dengan memasukkan peubah bebas usia, jenis kelamin, dan IPK S1 diperoleh model seperti pada Tabel 3. Pengaruh usia terhadap nilai akhir ahasa Inggris sebesar -,37, sedangkan pengaruh IPK S1 sebesar 3,5. Rata-rata perbedaan nilai akhir ahasa Inggris antara mahasiwa yang berjenis kelamin perempuan dan laki-laki sebesar 2,32. Pengaruh ketiga variabel tersebut signifikan pada taraf nyata %. Terlihat bahwa dengan penambahan ketiga variabel bebas ke dalam

model meningkat R-sq(adj) model menjadi 35,2%. Diagnostik sisaan untuk model tersebut dapat dilihat pada lampiran 3. Tabel 3 Model akhir dengan menambahkan peubah usia, jenis kelamin, dan IPK S1 Variabel b SE(b) P Konstanta 67,44 7,95, Pretest (Linier),26,6, Dummy pengelompokan 1,79 2,71,51 Usia -,37,12, IPK S1 3,5 1,89, Jenis Kelamin 2,32 1,23,6 S=7,92 R 2 =34,4% R 2 (adj)=32,5% danya faktor selain perlakuan atau program yang menyebabkan perubahan terhadap nilai akhir ahasa Inggris menjadi ancaman terhadap validitas internal. ncaman terhadap validitas internal yang terjadi pada rancangan RD yaitu seleksi-maturasi dan seleksi-regresi. Seleksi-maturasi terjadi karena tingkat maturasi yang berbeda antara kelompok intervensi dengan kelompok pembanding. Hal ini menyebabkan perubahan nilai akhir ahasa Inggris bukan hanya karena pemberian program melainkan karena perbedaan tersebut. Sedangkan seleksi-regresi terjadi karena adanya nilai ekstrim pada skor TOEFL (pretest) namun pada saat posttest kelompok nilai tersebut mengalami peningkatan nilai akhir ahasa Inggris meskipun pemberian program tidak berpengaruh. Peningkatan nilai akhir ahasa Inggris dapat terjadi karena adanya efek regresi terhadap rataan. Selain itu terdapat ancaman interaksi sosial antar kelompok intervensi dengan kelompok pembanding. Dalam penelitian ini ancaman interaksi sosial yang terjadi yaitu adanya difusi atau imitasi perlakuan. ncaman sosial ini muncul karena sebagian besar mahasiswa membentuk kelompok belajar atau mengikuti les ahasa Inggris yang didalamnya terdapat mahasiswa dari kelompok pembanding maupun kelompok intervensi. Hal ini memungkinkan adanya pertukaran informasi antar kelompok mahasiswa. Generalisasi terhadap kesimpulan yang diperoleh terbatas hanya pada orang, tempat, dan waktu pada saat dilakukannya penelitian. Namun hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan di tahun mendatang terhadap orang yang berbeda. KESIMPULN DN SRN Kesimpulan Rancangan regresi diskontinuitas dapat digunakan untuk mengevaluasi pengaruh tutorial mata kuliah ahasa Inggris pada mahasiswa S2 SPs-IP tahun ajaran 9/. Secara umum dengan adanya tutorial memberikan pengaruh positif pada kelompok mahasiswa dengan skor TOEFL (pretest) 38-419 meskipun secara statistik tidak signifikan. Pengaruh tutorial belum terlihat pada kelompok mahasiswa dengan skor TOEFL < 38. Terdapat faktor lain selain tutorial yang menyebabkan perubahan terhadap nilai akhir bahasa inggris yaitu usia, IPK S1, dan jenis kelamin. Hal ini akan menjadi ancaman terhadap validitas internal. ncaman terhadap validitas internal yang terjadi pada rancangan RD yaitu seleksi-maturasi dan seleksi-regresi. Sedangkan ancaman interaksi sosial yang terjadi dalam penelitian ini yaitu difusi atau imitasi perlakuan. Generalisasi terhadap kesimpulan yang diperoleh terbatas hanya pada orang, tempat, dan waktu pada saat dilakukannya penelitian. Namun hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan di tahun mendatang terhadap orang yang berbeda. Saran Diperlukan tutorial khusus terhadap mahasiswa yang mempunyai skor TOEFL < 38 untuk meningkatkan nilai akhir ahasa Inggrisnya. Selain itu perlu meningkatkan kualitas tutorial yang sudah ada supaya pengaruhnya signifikan. DFTR PUSTK Campbell DT, Stanley JC. 1963. Experimetal and Quasi-Experimental Designs for Research. London: Houghton Mifflin Company. Cook TD, Campbell DT. 1979. Quasi Experimentation Design & nalysis Issues for Field Settings. oston. Houghton Mifflin Company. Draper NR, Smith H. 1992. nalisis Regresi Terapan Edisi Kedua. Sumantri, penerjemah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Terjemahan dari: pplied Regression nalysis. Gribbons, Herman J. 1997. True and quasi experimental design. Washington DC: ERIC. Hines WW, Montgomery DC. 199. Probabilita dan Statistik Dalam Ilmu