STUDI MENGENAI INTENSI BERPERILAKU ASERTIF DALAM KEGIATAN PERKULIAHAN PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN INTENSI MELAKUKAN OBSESSIVE CORBUZIER S DIET (OCD) PADA MAHASISWA

Rizka Fitriana Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran ABSTRAK

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Studi Mengenai Kontribusi Determinan Intensi Terhadap Intensi Datang Latihan Pada Anggota Perkusi Komunitas United State Of Bandung Percussion

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan budaya. Perubahan-perubahan ini turut mempengaruhi proses

BAB I PENDAHULUAN. global. Hal tersebut lebih penting dibandingkan dengan sumber daya alam yang

BAB III METODE PENELITIAN

Abstrak. Kata kunci : intensi berwirausaha. Fak. Psikologi - Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Diploma, Sarjana, Magister dan Spesialis. Berdasarkan website resmi Universitas X

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI INTENSI MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPAT SAMPAH OLEH PENGUNJUNG CAR FREE DAY DAGO KOTA BANDUNG

hidup mandiri sehingga kesehatan seharusnya menjadi

Kata kunci: Remaja Akhir, Sexting, Intensi

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan banyak diperoleh melalui pendidikan, terutama sekolah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. lulus sebagai Sarjana Strata 1 (S1) salah satu syarat yang harus dipenuhi

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI INTENSI PERILAKU MELAWAN ARAH ARUS JALAN RAYA DI JATINANGOR PADA PENGENDARA OJEK SEPEDA MOTOR DI JATINANGOR

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan untuk selalu berkembang dengan pendidikan. Pendidikan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Studi Mengenai Intensi Perilaku Merokok Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) Di RS X Bandung

STUDI MENGENAI INTENSI SAFETY RIDING BEHAVIOR PADA MAHASISWA MENGENDARA MOTOR DI UNIVERSITAS PADJADJARAN DESTYA FINIARTY ABSTRACT

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI INTENSI PERILAKU MENJAGA RANAH PRIBADI PADA SISWA KELAS V (LIMA) SDN BABAKAN CIPARAY TIMUR BANDUNG FATIMA RAHMAH

STUDI MENGENAI INTENSI KARYAWAN DI PLAZA MANDIRI YANG MEMILIKI KENDARAAN PRIBADI UNTUK MENGGUNAKAN BUS TRANSJAKARTA KE TEMPAT KERJA

Prosiding Psikologi ISSN:

Keywords: intentions, self study, small group discussion

BAB I PENDAHULUAN. konsep dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya,

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN INTENSI MENYONTEK PADA MAHASISWA KRISTEN PROTESTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR DUMORA SILAEN ABSTRAK

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di berbagai bidang kehidupan, seperti bidang ilmu pengetahuan,

Gambaran Intensi Golput pada Pemilih Pemula dalam Pemilihan Umum 2014

ASTIA CHOLIDA ABSTRAK

INTENSI KEMBALI BERJUALAN DI JALAN PADA PEDAGANG KAKI LIMA YANG DIRELOKASI. (Studi Pada Pedagang Blok G Tanah Abang di DKI Jakarta)

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen

kata kunci : kemandirian, penyesuaian diri, social adjustment, mahasiswa

ABSTRAK. viii Universitas Kristen Maranatha

STUDI MENGENAI GAMBARAN HARDINESS PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki budaya masing-masing, yang tercermin melalui

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulannya, intensi seseorang terhadap perilaku tertentu dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku (Ajzen

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

EFEKTIVITAS COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY TERHADAP PENINGKATAN INTENSI BERHENTI MELUKAI DIRI (NON-SUICIDAL SELF INJURY)

THEORY OF REASONED ACTION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami berbagai perubahan di berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan,

Bab 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. spesialis, dan doktor. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman sekarang ini, terdapat perkembangan di

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI LINGKUNGAN KAMPUS PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

Studi Mengengenai Intensi dan Determinan Intensi Perilaku Berkendara Pada Anak dan Remaja di Kecamatan Coblong Bandung

KUESIONER PLANNED BEHAVIOR

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalani kehidupannya, seorang individu akan melewati beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti. Angka-angka yang terkumpul sebagai hasil penelitian kemudian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. korelasional dengan melibatkan variabel penelitian sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. ini dinilai sebagai salah satu usaha serius yang dilakukan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia industri saat ini semakin tinggi. Tidak heran jika

ABSTRAK. Kata kunci: intensi, determinan intensi, Ibu hamil, oral hygiene

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Siswa sebagai generasi muda diharapkan berani untuk mengemukakan

Studi Mengenai Intensi Membuang Sampah di Sungai Cikapundung pada Ibu-Ibu RW 15 Kelurahan Tamansari Bandung. ¹Raisha Ghassani, ²Umar Yusuf

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem nilai yang memuat norma-norma tertentu. Dalam

STUDI MENGENAI DERAJAT STRES DAN COPING STRATEGY PADA KOAS FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PADJADJARAN ANGKATAN 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Intensi Berwirausaha. tindakan dan merupakan unsur yang penting dalam sejumlah tindakan, yang

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2 Model Theory of Reason Action (TRA) (Sumber : Fishbein dan Ajzen 1975)

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ajzen yang merupakan penyempurnaan dari reason action theory yang

HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR. Dr. Poeti Joefiani, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global dan dibukanya ASEAN China Free Trade Agreement (ACFTA)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Variabel penelitian dan Hipotesis Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Universitas Kristen Maranatha. Abstrak

Nama : Wienda Tridimita Ayu NPM : Fakultas : Psikologi Jurusan : Psikologi Pembimbing : Prof. Hera Lestari Mikarsa, Ph.D

Kata Kunci : Emotional Intelligence, remaja, berpacaran

BAB I PENDAHULUAN. yang mengkomsumsi rokok. Banyak di lapangan kita temui orang-orang merokok

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hal yang terus berkembang seiring berlalunya jaman dan

BAB I PENDAHULUAN. sudah beberapa kali mengalami perubahan. Pada tanggal 1 Maret 2005, BBM jenis Premium dan Solar kembali dinaikkan.

BAB III METODE PENELITIAN. suatu permasalahan (Azwar,2012:1). Desain penelitian dapat diartikan suatu

BAB I PENDAHULUAN. gambaran menakutkan (Mangkuprawira, 2011). Hal itu biasanya muncul pada

PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Skripsi merupakan karya tulis ilmiah dari hasil penelitian yang dilakukan

NURUL ILMI FAJRIN_ Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk yang memiliki beragam kebutuhan, dan setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi Mengenai Kontribusi Determinan Intensi terhadap Intensi Perilaku Prolingkungan pada Mahasiswa Universitas Islam Bandung

Pengkuran Perilaku berdasarkan Theory of Planned Behavior

4. METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Alat Ukur Planned Behavior

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Selatan dan Jakarta

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

STUDI MENGENAI INTENSI BERPERILAKU ASERTIF DALAM KEGIATAN PERKULIAHAN PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN NURUL HAMIDAH Dr. Rismiyati E. Koesma 1 Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Penelitian ini merupakan studi mengenai intensi berperilaku asertif pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran, berasal dari kecenderungan mahasiswa bertanya dan berpendapat dengan asertif dalam perkuliahan terutama lecture. Penelitian bertujuan mendapatkan gambaran intensi mahasiswa berperilaku asertif pada kegiatan perkuliahan melalui kuisioner Intensi dan Perilaku asertif. Menggunakan Theori Of Planned Behavior dari Icek Ajzen (2005) dan Teori Asertif dari Rathus & Nevid (1980). Intensi memiliki tiga dimensi, yaitu Attitude Toward Behavior, Subjective Norm, Perceived Behavioral Control Menggunakan Teknik Simple Random sampling, didapatkan 89 responden dari tiga angkatan yang masih mengikuti perkuliahan yaitu 2011,2012,2013. Intensi dan keasertifitasan mahasiswa didapatkan melalui self report questionnaire. Sebagian besar mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran (52,5%) memiliki tingkat keasertifitasan tinggi dan hampir semua mahasiswa memiliki kesiapan yang kuat untuk berperilaku asertif dalam perkuliahan. Mahasiswa dengan kategori asertif tinggi intensi kuat dipengaruhi oleh determinan Perceived Behavioral Control, dimana intensi diarahkan oleh belief tentang kemampuan dirinya berperilaku asertif bukan oleh lingkungan (teman, dosen, teman dekat) ataupun keyakinan akan manfaat perilaku. Sedangkan kategori asertif tinggi intensi lemah lebih dipengaruhi oleh penilaian yang cenderung negatif akan kemampuan, manfaat serta harapan dari significant person berperilaku asertif dalam perkuliahan Kata Kunci : Intensi, Theory of Planned Behavior, asertif, Bertanya dan berpendapat, perkuliahan

PENDAHULUAN Universitas merupakan salah satu bentuk pendidikan tinggi yang ditempuh setelah sebelumnya melewati tahap pendidikan dasar dan menengah. Masing-masing tingkat pendidikan memiliki perbedaan yang meliputi berbagai aspek kehidupan peserta didik, baik itu perkembangan kemampuan kognitif, tahap dan tugas perkembangan, dan lingkungan sosial peserta didik tersebut. Adanya perbedaan inilah yang menimbulkan tuntutan serta penyesuaian dalam tiap tingkat pendidikan berdasarkan gambaran peserta didik secara umum. Tiap tahapan pendidikan ini memiliki perbedaan, yang meliputi aspek kehidupan peserta didiknya, mulai dari perkembangan kemampuan kognitif, tahap dan tugas perkembangan, maupun lingkungan sosial mereka. Akibatnya, timbullah tuntutan serta penyesuaian yang didasari oleh gambaran peserta didik secara umum. Pada jenjang pendidikan SD sampai SMA metode pengajaran yang digunakan adalah pedagogi (mengajar anak-anak). Metode pengajaran yang digunakan pada tahap SD sampai SMA adalah pedagogi (mengajar anakanak) yang menempatkan peserta didik sebagai objek pendidikan Gaya pembelajaran ini menempatkan peserta didik sebagai objek pendidikan. Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, siswa lebih banyak berkegiatan secara pasif dengan mendengarkan guru menjelaskan, menulis di buku catatan, mengerjakan tugas, dan melakukan tes. Pada tahap selanjutnya, yaitu perguruan tinggi, terjadi penyesuaian dalam penyelenggaraan pendidikan. Paradigma yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran perguruan tinggi adalah paradigma pendidikan orang dewasa yang dikenal juga sebagai andragogi. Andragogi berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu aner yang berarti laki-laki atau anak laki-laki dewasa dan agogos yang berarti membimbing atau membina. Secara harfiah andragogi berarti ilmu atau seni mengajar orang dewasa, namun karena orang dewasa sebagai individu yang sudah mandiri dan mampu mengarahkan diri sendiri, maka andragogi adalah kegiatan belajar mandiri yang bertumpu kepada belajar sendiri dan bukan merupakan

kegiatan seorang guru mengajarkan sesuatu (learner centered training/ teaching) (Sudiyono, dkk 2006). Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran sebagai salah satu instansi penyelenggara pendidikan tinggi di indonesia juga menerapkan hal yang sama. Situasi perkuliahan di Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran dirancang untuk memudahkan mahasiswa dalam memahami materi yang diberikan dengan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengeksplorasi materi dalam berbagai metode perkuliahan. Proses pembelajaran yang dilakukan di Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran mengacu pada student centered learning dengan metode belajar yang dilakukan biasanya dikombinasikan dengan demo, role play, poster session, case study, presentasi, diskusi, dan simulasi (Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran, 2010). Proses pembelajaran yang berorientasi pada mahasiswa ini diharapkan bisa membantu mahasiswa lebih aktif dalam kegiatan perkuliahan melalui berbagai metode belajar yang diterapkan. Salah satu metode pengajaran yang umum ditemui dalam kegiatan perkuliahan Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran adalah metode lecture,dimana dosen menyampaikan materi dan mahasiswa menyimak kemudian memberikan respon berupa pertanyaan ataupun pendapatnya. Metode ini selanjutnya akan dikenal dengan istilah perkuliahan umum. Respon yang diberikan mahasiswa menunjukkan berjalannya proses pendidikan andragogi pada mahasiswa. Mahasiswa memproses informasi yang didapat dari dosen kemudian mengkonfirmasi apa yang ia pahami kepada dosen atau temannya. Perkuliahan umum ini masih dialami oleh mahasiswa yang masih aktif dalam kegiatan perkuliahan. Metode ini bisa diterapkan pada mahasiswa dalam kelas perkuliahan yang besar ataupun perkuliahan kelas kecil dimana jumlah mahasiswa lebih sedikit. Perkuliahan umum dibandingkan dengan metode perkuliahan lain (diskusi, praktikum, presentasi, dst),

merupakan metode pengajaran yang cenderung satu arah. Metode ini memungkinkan mahasiswa untuk mendengarkan pemaparan mengenai materi tetapi tidak terlibat dalam perkuliahan. Idealnya, mahasiswa perguruan tinggi yang dianggap sudah dewasa bisa menerapkan metode andragogi dalam kegiatan perkuliahan dengan baik. Hal ini bisa dilihat dari keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan perkuliahan. Semakin aktif mahasiswa dalam kegiatan perkuliahan bisa menjadi indikasi bahwa proses pembelajaran tersebut telah dipahami dan bisa diterapkan dengan baik. Salah satu bentuk perilaku aktif dalam kegiatan perkuliahan yang tampak adalah kegiatan bertanya, berpendapat, serta mengkritik yang lebih sering dikenal dengan istilah Asertif. Perilaku asertif dimaknakan sebagai kemampuan individu menunjukkan adanya keberanian secara jujur dan terbuka guna mengekspresikan atau menyampaikan kebutuhan, perasaan dan pikirannya secara apa adanya tanpa menyakiti orang lain (Rathus dan Nevid,1980). Kemampuan ini sangat berguna dalam kegiatan individu, terutama kegiatan yang melibatkan interaksi antara individu dengan individu lainnya atau dengan kelompok. Perilaku ini membantu individu untuk memperdalam pemahaman serta pengetahuan mengenai materi dalam perkuliahan. Perilaku ini bisa muncul dalam interaksi mahasiswa dengan mahasiswa lain ataupun dengan dosen dalam lingkup kegiatan perkuliahan. Perilaku asertif pada mahasiswa dapat memberikan manfaat antara lain membantu mahasiswa mencari solusi untuk penyelesaian permasalahan yang dihadapi secara efektif, mampu menyampaikan apa yang dirasakan agar bisa menghindari perasaan tidak nyaman karena menahan atau menyimpan sesuatu yang ingin disampaikan. Selain itu, dengan berperilaku asertif dalam perkuliahan umum seperti bertanya dan berpendapat juga bisa membantu memperluas wawasan mahasiswa mengenai materi yang disampaikan.

Peneliti kemudian mengadakan survey untuk melihat gambaran perilaku asertif yang ditampilkan mahasiswa dalam perkuliahan pada 31 orang mahasiswa dari angkatan 2009-2012. Survey ini berisi beberapa pertanyaan terkait kegiatan berpendapat dan bertanya dalam kegiatan perkuliahan.pertanyaan yang diajukan berhubungan dengan perilaku yang ditampilkan ketika individu memiliki pendapat, pertanyaan, dan kritik dalam kegiatan perkuliahan. Berdasarkan survey, didapatkan hasil sebagai berikut Hasil survey menunjukkan bahwa gambaran perilaku mahasiswa dalam kegiatan perkuliahan secara umum memiliki kecenderungan berperilaku asertif tetapi hanya pada situasi tertentu. Hasil survey menggambarkan mahasiswa yang berperilaku asertif dalam kegiatan perkuliahan umum lebih banyak daripada yang tidak, namun ada pula mahasiswa yang hanya pada situasi tertentu menunjukkan perilaku tersebut.. Jumlah mahasiswa yang memilih untuk berperilaku asertif dengan tidak berperilaku asertif dalam kedua kategori tidak berbeda jauh, tetapi dengan adanya mahasiswa yang menampilkan perilaku asertif dalam situasi tertentu maka jumlah mahasiswa yang mampu berperilaku asertif dalam setiap perkuliahan tidaklah sama. Adanya kecenderungan individu menampilkan perilaku asertif ditandai dengan perilaku mempertimbangkan sudut pandang orang lain serta menyuarakan pendapat ketika ia memahami permasalahan tersebut. Meskipun terdapat perilaku individu yang dapat diartikan tidak asertif, tetapi alasan yang mendasari perilaku diam tersebut menunjukkan individu bukan berarti tidak asertif. Individu tidak menyampaikan pendapatnya bukan karena ia merasa inferior tetapi bisa didasari karena individu merasa malas menyampaikan pendapatnya. Beberapa alasan bisa dinilai sebagai dasar perilaku tidak asertif seperti individu merasa lebih nyaman untuk mengikuti pendapat kebanyakan mahasiswa lainnya dan memilih tidak menyampaikan pendapat. Perilaku lainnya dimana individu akan bertanya dan berpendapat jika ia berada pada situasi tertentu yang memungkinkan individu untuk

berperilaku asertif, memiliki berbagai makna. Perilaku tersebut menunjukkan bahwa individu bisa menampilkan perilaku asertif tetapi tidak selalu sama dalam setiap situasi. Jika perkuliahannya menyenangkan, atau lebih memilih bertanya kepada teman disebelah untuk menyamakan pendapat. Perilaku ini bisa dimaknakan bahwa individu bisa jadi belum bisa menampilkan perilaku asertif dengan baik dalam kegiatan perkuliahan. Hasil survey diatas menunjukkan perilaku yang ditampilkan individu dalam situasi yang sama bisa bermacam-macam. Pada situasi dimana individu diharapkan mampu menampilkan suatu perilaku, belum tentu bisa dilakukan oleh semua individu yang lain. Seperti dalam kegiatan perkuliahan, ada individu yang memilih untuk bertanya, berpendapat, atau diam saja. Beberapa individu memiliki kecenderungan menampilkan perilaku bertanya dan berpendapat dengan tetap menghargai pendapat orang lain dan mampu menerima pendapat orang lain dengan baik. Seorang individu juga tidak dapat menampilkan perilaku bertanya dan berpendapat yang asertif dalam perkuliahan karena tidak terbiasa, tidak menyukai menjadi pusat perhatian, merasa malas, ataupun meyakini adanya sumber informasi lain seperti buku atau internet untuk memastikan jawaban dari pertanyaannya. Perilaku di atas menggambarkan perilaku yang ditampilkan individu tidak semuanya muncul karena individu tidak mampu berperilaku asertif, namun dapat pula terjadi karena ada makna yang melekat pada perilaku mempengaruhi individu sehingga perilaku tersebut tidak ditampilkan. Perilaku dapat dimaknakan membawa dampak negatif ketika ia menjadi pusat perhatian, atau individu merasa malas untuk menampilkan perilaku. Adanya penilaian akan perilaku ini kemudian memunculkan kecenderungan dalam berperilaku indivdu yang dikenal sebagai intensi. Intensi dikembangkan oleh Icek Ajzen dan Martin Fishbein pada tahun 1967, kemudian dikembangkan lagi pada tahun 1988 dengan menambahkan satu determinan dan teori ini

berganti nama menjadi Theory Of Planned Behavior. Intensi adalah kesiapan individu untuk menampilkan suatu perilaku (Ajzen, 2006). Pada teori ini, terdapat 3 determinan yang mempengaruhi munculnya intensi, yaitu attitude toward behavior (derajat individu dalam mengevaluasi yang baik atau tidak terhadap tingkah laku), subjective norm (persepsi individu terhadap tekanan sosial dari significant person untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku), dan perceived behavior control (persepsi individu terhadap kemampuan dirinya dalam menampilkan suatu perilaku) (Ajzen, 2005). Jika dibahas menggunakan teori diatas, maka data yang didapat bisa dijelaskan sebagai berikut; Menurut atribut toward behavior, data menunjukkan adanya penilaian akan perilaku yang ditampilkan oleh individu. Jika individu menghitung apa yang akan didapatkannya bila ia menampilkan perilaku bertanya, ketika ia bisa mendapatkan jawaban melalui sumber informasi lain seperti buku atau internet maka ia akan memilih melakukan sesuatu yang lebih memudahkannya. Adanya ketakutan dianggap aneh oleh orang sekitarnya juga menunjukkan individu memiliki kecenderungan untuk menilai perilaku yang ia tampilkan akan memberikan dampak pada dirinya sehingga ia memilih untuk tidak menampilkan perilaku tersebut. Hal ini juga berhubungan dengan tekanan sosial yang akan diterimanya ketika ia menampilkan satu perilaku tertentu, yaitu bertanya dan berpendapat. Adanya ketakutan akan dianggap aneh oleh teman-teman (significant person) mempengaruhi keputusan individu untuk berperilaku asertif (subjective norms). Individu telah dibiasakan dengan metode pengajaran di perkuliahan sehingga memungkinkan perilaku asertif lebih mudah untuk ditampilkan. Pembelajaran dari pengalaman sebelumnya juga mempengaruhi belief yang dimiliki individu tentang perilaku yang akan ditampilkannya. Adanya belief ini bisa jadi memberikan pengaruh mengenai bagaimana perilaku akan ditampilkan, serta apakah individu akhirnya akan menampilkan perilaku tersebut atau tidak, oleh karena itu memungkinkan perilaku yang ditampilkan

individu bisa berbeda dari waktu ke waktu dikarenakan perkembangan belief pada individu sendiri. Kecenderungan individu untuk menampilkan perilaku asertif hanya dalam situasi tertentu memungkinkan munculnya perilaku yang tidak selalu sama dalam kegiatan perkuliahan. Untuk mendapatkan gambaran kecenderungan perilaku asertif tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti gambaran intensi perilaku asertif dalam kegiatan perkuliahan pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran angkatan 2010-2013

METODE PENELITIAN Partisipan Populasi dalam penelitian ini adalah 440 mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran dengan karakteristik masih mengikuti kegiatan perkuliahan yaitu angkatan 2011,2012,2013. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Untuk mendapatkan jumlah sampel yang cocok untuk digunakan, peneliti menggunakan rumus slovin dengan taraf kepercayaan 0,1. Berdasarkan penjumlahan Slovin tersebut maka total subjek penelitian berjumlah 89 orang. Pengukuran Dalam penelitian ini digunakan 2 (dua) buah alat ukur yaitu kuesioner yang disusun dari Theory Of Planned Behavior dari Icek Ajzen (2005) dan Teori Asertif dari Rathus & Nevid (1980). Kuisioner perilaku asertif digunakan untuk menyaring mahasiswa berdasarkan karakteristik keasertifitasannya. Kuisioner asertif terdiri dari 29 item. Kuisioner intensi terdiri dari 43 item yang berasal mewakili determinan Attitude Toward Behavior, Subjective Norm, Perceived Behavioral Control dan Intensi. Alat ukur intensi menggunakan multi item measures (semantic differential). Pengukuran ini terdiri atas set evaluasi bipolar (dua ujung kutub). Pengukuran ini dikembangkan oleh Charles Osgood (dalam Ajzen, 2005), menggunakan 7 point scale untuk pengukuran yang menggunakan kata sifat. Respon diukur dari -3 sampai +3 untuk yang menggunakan kata sifat dan 1 sampai 7 untuk set evaluasi unipolar. Nilai reliabilitas alat ukur ini sebesar 0,756 dan asertif sebesar 0,681. Pengujian validitas dengan menggunakan content validity dan construct validity.

HASIL Responden sebagian besar mampu berperilaku asertif dalam perkuliahan yaitu sebanyak 52,5%, mampu menyampaikan pertanyaan dan pendapat tanpa menyinggung perasaan orang lain Secara keseluruhan, sikap terhadap perilaku memiliki pengaruh yang lebih besar dalam membentuk intensi dibandingkan dengan determinan lainnya Mahasiswa dengan tingkat keasertifitasan tinggi intensi kuat memiliki keyakinan akan kemampuan berperilaku asertif dan kontrol untuk menampilkan perilaku asertif dalam perkuliahan, penilaian positif akan manfaat perilaku asertif, dan penilaian bahwa significant person baginya menampilkan dan mengharapkan ia berperilaku yang sama. Mahasiswa dengan tingkat keasertifitasan tinggi intensi lemah memiliki kemampuan berperilaku asertif dalam perkuliahan tetapi penilaian mahasiswa yang cenderung negatif secara pada determinan secara keseluruhan pada akhirnya mempengaruhi kesiapan mahasiswa untuk berperilaku asertif dalam perkuliahan. Mahasiswa dengan tingkat keasertifitasan rendah intensi tinggi memiliki penilaian positif akan perilaku asertif dan manfaatnya serta harapan dan penilaian dari teman mempengaruhi kesiapannya untuk berperilaku asertif, tetapi masih dipengaruhi oleh hal-hal yang menghambat munculnya perilaku Mahasiswa dengan tingkat asertif rendah intensi rendah menilai perilaku asertif dalam perkuliahan sebagai suatu hal yang positif, tetapi masih dipengaruhi oleh hal-hal yang menghambat serta kurangnya peran significant person dalam membentuk kesiapan menampilkan perilaku asertif.

Masih terdapat hal lain yang mempengaruhi terbentuknya intensi pada mahasiswa selain ketiga determinan yang menyebakan kesiapan mahasiswa rendah pada kategori asertif rendah intensi lemah

DAFTAR PUSTAKA Ajzen, Icek. Attitudes, Personality and Behaviour 2nd edition. 2005. Open University Press. Berkshire and New York Christensen, Larry B. Experimental Methodology 9th ed. 2004. Pearson. United States Richard.F Rakos. Assertive Behavior, Theory,Research, and Training. 1991.Routledge. London and New York Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Fakultas Psikologi,Universitas Padjajaran. Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. 2006. Cv Alfabeta. Bandung Sudjana. Metoda Statistika.2005. Penerbit Tarsito. Bandung Sumber Elektronik, Jurnal http://sipuu.setkab.go.id/puudoc/17624/uu0122012_full.pdf). Rector, Neil The Assertiveness Workbook Canadian Psychology; Aug 2001; 42, 3; ProQuest Research Library Jillian J Francis et al. Theory of Planned Behaviour Questionnaires: Manual for Researchers Sumber Yang Tidak Dipublikasikan Rizky,2010. Hubungan antara Self Esteem terhadap Perilaku Asertif Pada mahasiswa Psikologi Universitas Padjajaran. Rachmah, 2011. Studi Deskriptif mengenai Perilaku Asertif dalam Kegiatan Diskusi Kelompok pada Mahasiswa Psikologi Universitas Padjajaran.