Pengkuran Perilaku berdasarkan Theory of Planned Behavior
|
|
- Vera Tedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pengkuran Perilaku berdasarkan Theory of Planned Behavior Hawa'im Machrus Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran Abstract This paper aimed to explain the measurement of theory of planned behavior. The measurement consisted in many factors: intention, attitude, subjective norm, normative belief, control belief and perceived behavior control. In every factor we suggested highly recommended items that could use in scale construction. Behavior measured by target, action, context and time approach. Keywords: theory of planned behavior, intention, behavior Teori tindakan yang direncanakan (theory of planned behavior) mengemukakan bahwa tindakan manusia dibimbing oleh tiga macam faktor, yaitu keyakinan (belief) tentang hasil perilaku dan evaluasi terhadap hasil perilaku (behavior belief), keyakinan tentang harapan normatif dari orang lain, motivasi untuk menuruti dari adanya harapan tersebut (normative belief), dan keyakinan tentang hadirnya faktor yang memfasilitasi atau menghambat perilaku, serta persepsi adanya power pada faktor tersebut (control belief). Berdasarkan perspektif tersebut, maka keyakinan perilaku (behavior belief) menimbulkan sikap positif (favorable) atau negatif (unfavorable), terhadap perilaku tertentu, keyakinan normatif (nornative belief) mengakibatkan terbentuknya persepsi adanya tekanan (pressure) sosial untuk melakukan tindakan atau norma subjektif (subjective norm), dan control belief menimbulkan control). Kombinasi dari sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan persepsi atas kontrol perilaku (perceived behavior control), mengakibatkan terbentuknya intensi perilaku (behavioral intention). Sebagai suatu kaidah umum bahwa sikap yang favorable disertai dengan norma subjektif (subjective norm) yang sesuai dan dengan adanya perceived control yang memadai, maka akan menyebabkan kuatnya intensi (intention) untuk berperilaku tertentu. Dengan derajat aktual control yang cukup terhadap suatu perilaku, maka individu akan mengekspresikan intensi (intention), jika kesempatan muncul. Akan tetapi karena banyak perilaku sulit untuk dilakukan karena minimnya pendukung internal dan lingkungan, dan dengan kemauan yang terbatas, maka perlu mempertimbangkan hadirnya control) sebagai suatu yang dapat memacu Korespondensi: Hawa'im Machrus, Departemen Psikologi Kepribadian dan Sosial Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Jl. Dharmawangsa Dalam Selatan Surabaya 60286, Telp. (031) , , Faks. (031)
2 Pengkuran Perilaku berdasarkan Theory of Planned Behavior timbulnya intensi (intention). Secara lebih lanjut bahwa persepsi atas kontrol perilaku (perceived behavior control) dapat sebagai pengendali kontrol aktual (actual control), dan memberikan prediksi terhadap perilaku. Faktor keyakinan (belief) Bahwa serangkaian faktor perilaku tersebut, masih dipengaruhi pula oleh satu faktor yang sangat penting yaitu adanya faktor belief atau keyakinan, yang merupakan dasar penggerak dalam berperilaku. Faktor belief yang berpengaruh masing-masing terhadap sikap adalah behavior belief yaitu keyakinan bahwa akan berhasil atau tidak berhasil dalam suatu tindakan, terhadap norma subjektif (subjective norm) adalah planned behavior). Pengukuran keyakinan (belief), mendapatkan pondasi kognitif, yaitu mengapa responden memilih sikap (attitude), norma subjektif (subjective norm), persepsi atas kontrol perilaku (perceived behavior control), dan dengan dasar tersebut maka teori tersebut dapat digunakan sebagai suatu intervensi untuk perubahan prilaku dalam organisasi atau populasi penelitian. Keyakinan (belief) yang digunaklan adalah keyakinan (belief ) terkini yang merupakan kesiapan dalam ingatan responden, keyakinan (belief) yang penting terkait dengan variabel yang diteliti, yang dapat pula diketahui dari survey awal sebelum membuat alat ukur. Struktur teori tersebut dapat dilihat pada gambar berikut. keyakinan normatif (normative belief) yaitu keyakinan bahwa tindakannya didukung atau tidak didukung oleh orang tertentu ataupun masyarakat, dan terhadap persepsi atas kontrol perilaku (perceived behavior control) adalah control belief yaitu keyakinan bahwa individu mampu melakukan tindakan karena didukung sumberdaya (resources) internal dan eksternal. Keyakinan (belief) berperan sentral dalam teori tindakan yang direncanakan (theory of Mengukur keyakinan perilaku (behavior belief) Mengukur keyakinan perilaku (behavior belief ) terkait dengan keyakinan personal (personal belief) atau modal accessible belief (keyakinan yang diperoleh dikaitkan dengan perasaan). Oleh karena itu dua pertanyaan haruslah ditanyakan, untuk mendapatkan hasil prilaku yang lebih baik. Sebagai contoh: 67
3 Hawaim Machrus Misalkan dalam pilot studi perilaku datang tepat memenuhi aturan kerja. tiap hari dalam satu bulan, dapat menyebabkan waktu istirahat terkurangi. Maka kekuatan belief dan evaluasi hasil, dapat diukur sebagai berikut sebagai suatu contoh. Contoh aitem kekuatan keyakinan perilaku (behavior belief ) Bapak/ibu yakin, datang tepat waktu di kantor, untuk kedisiplinan dalam memenuhi aturan kerja. tiap hari dalam satu bulan, mengakibatkan kurangnya kesempatan bersama keluarga. Contoh aitem outcome evaluation Bapak/ibu meyakini kurangnya kesempatan bersama keluarga, karena disiplin kerja adalah sangat buruk Kekuatan keyakinan (belief) dan evaluasi hasil prilaku untuk pengukuran keyakinan (belief), merupakan informasi substantif tentang sikap, yang membimbing keputusan untuk melakukan tindakan, atau tidak melakukan tindakan tertentu, sebagai refleksi dari sikap. Ajzen dalam uraiannya mengenai keyakinan (belief) terkait dengan sikap, menyatakan bahwa sikap terhadap prilaku ditentukan oleh keyakinan (belief) tentang konsekuensi perilaku, hasil (outcome), dan beban (cost) dalam hubungannya dengan obyek sikap (Ajzen, 2005). Kekuatan keyakinan (belief ) dan evaluasi hasil/yang diperkirakan secara kognitif, masuk dalam pembuatan kuesioner. Mengukur keyakinan normatif (normative belief) Mengukur keyakinan normatif (normative belief) adalah mengikuti logika, seperti atau sama dengan pengukuran keyakinan perilaku (behavior belief). Dua pertanyaan hendaknya ditanyakan, berdasarkan acuan tersebut di atas. Contohnya, diasumsikan bahwa keluarga adalah salah satu referensi dari responden. Kekuatan keyakinan normatif (normative belief strength) atau kekuatan keyakinan normatif (normative belief ) digambarkan dalam aitem berikut. Keluarga saya berpikir bahwa saya akan datang tepat waktu di kantor, untuk kedisiplinan dalam memenuhi aturan kerja tiap hari dalam satu bulan. Contoh aitem motivasi untuk melakukan Motivasi/dorongan saya untuk datang tepat memenuhi aturan kerja setiap hari dalam satu bulan, didasarkan dari ada atau tidak adanya dukungan/dorongan keluarga saya terhadap kedisiplinan tersebut. Mengukur keyakinan kontrol (control belief) Demikian juga bahwa dalam mengukur keyakinan kontrol (control belief), maka dua pertanyaan ditanyakan pada faktor kontrol tersebut. Contoh: asumsinya bahwa faktor kontrol, dilakukan dalam kaitannya dengan control belief strength dan control belief power. Contoh aitem control belief strength (kekuatan keyakinan kontrol) Saya meyakini bahwa kerja saya akan dapat berhasil baik, pada bulan yang akan datang. Control belief power (kaitan level tuntutan) Saya meyakini jika hasil kerja saya ditempatkan pada tuntutan level yang tinggi dibulan yang akan datang, maka bagi saya adalah sangat sulit untuk dilakukan Pengukuran sikap Berbagai prosedur persekalaan sikap yang terstandar (skala likert, skala thurstone) dapat digunakan untuk mengukur perilaku responden. Akan tetapi pengukuran menggunakan semantic differential adalah juga merupakan pilihan yang lain. Semantic differential digunakan terhadap kata sifat yang berada pada kutub-kutub diseleksi, yang bersifat evaluatif. Peneliti memulai dengan set atau rangkaian besar antara 10 hingga 12 sekala. Rangkaian sekala adjective (kata sifat) itu, diambil dari yang sudah umum digunakan pada suatu populasi penelitian, dan berisi faktor evaluatif yang tinggi dari semantic differentials. Sebagian kecil dari subset skala yang menunjukkan konsistensi internal yang tinggi, diseleksi untuk mengukur sikap yang merupakan kuesioner yang final. Dari seleksi ini kemudian dapat dilakukan korelasi aitem dengan total skor untuk analisis 68
4 Pengkuran Perilaku berdasarkan Theory of Planned Behavior reliabilitas (cronbach alpha). Sikap terhadap prilaku didefinisikan sebagai evaluasi terhadap suatu prilaku tertentu atau obyeksikap. Pendekatan empirik memperlihatkan bahwa keseluruhan evaluasi sering berisikan dua komponen yang terpisah. Satu komponen adalah instrumental, yang berisikan adjective, seperti berharga (valuable)-tidak berharga (worthless), merugikan (harmfull) dan menguntungkan (beneficial). Komponen ke dua lebih pada kualitas pengalaman yang direfleksikan dalam sekala menyenangkan (pleasant)-tidak menyenangkan (unpleasant). Direkomendasikan serangkaian sekala yang diseleksi untuk pilot study, memasukkan komparasi-komparasi dari kata sifat (adjective) seperti contoh tersebut di atas. Demikian juga baik-buruk (good-bad), yang dapat mencakup keseluruhan evaluasi dengan baik.. Perhatian perlu dalam merancang kuesioner yaitu pada kuesioner positip (favorabler) dan negatip (unfavorable) yang berguna dalam memeberikan caunter pada suatu respon. Untuk memberikan ilustrasi pengukuran sikap, dapat dilihat contoh sebagai berikut ; Bagi saya datang tepat waktu di kantor, untuk kedisiplinan dalam memenuhi aturan kerja adalah, Tidak berguna berguna (Harmfull) (beneficial) Menyenangkan tidak menyenangkan (pleasant) (unpleasant) Baik (good) Buruk (Bad) Tidak bernilai Bernilai (worthless) (valuable) Menikmati Tidak menikmati (enjoyable) (unenjoyable) Mengukur norma subjektif (subjective norm) Beberapa pertanyaan yang berbeda dapat dirumuskan, untuk mendapatkan pengukuran norma subjektif (subjective norm). Ilustrasinya adalah sebagai berikut. Kebanyakan orang yang penting bagi saya, berpikir bahwa saya sebaiknya datang tepat memenuhi aturan kerja. Saya menyetujui bahwa orang (penting) dalam hidup saya mempunyai pendapat, bahwa saya lebih bernilai jika datang tepat memenuhi aturan kerja. Pengukuran perceived behavior control Pengukuran perceived behavior control harus dapat menangkap kepercayaan (confidence) orang/subyek penelitian, bahwa ia mampu melakukan suatu tindakan tertentu disebabkan memiliki resources internal dan eksternal yang memadai. Aitem yang bervariasi digunakan untuk maksud ini. Beberapa aitem memang disadari dibuat atau dikerjakan dengan cukup sulit, yaitu untuk dapat mencerminkan bahwa subyek mampu atau dapat melakukan tindakan. Aitem semacam ini diharapkan dapat menangkap persepsi responden tentang kemampuannya melakukan suatu tindakan. Dalam hal ini Ajzen menyatakan responden meyakini bahwa ia memiliki kemampuan untuk melakukan tindakan tertentu. (Ajzen, 2005). Contoh aitemnya adalah sebagai berikut. Bagi saya datang tepat waktu di kantor, untuk kedisiplinan dalam memenuhi aturan kerja, dalam satu bulan, adalah tidak mungkin. Jika saya mau, saya dapat datang tepat waktu di kantor, untuk kedisiplinan dalam memenuhi aturan kerja.tiap hari dalam satu bulan. Sangat mungkin atau tidak mungkin bagi subyek, untuk melakukan tindakan tertentu (terkait dengan personal resources and environment). Sangat benar, jika subyek mau, subyek dapat melakukan tindakan tertentu (terkait personal resources and environment). Aitem yang lain berisikan kemampuan kontrol perilaku (behavior control ability) yaitu kemampuan mengontrol perilaku atau mengendalikan prilaku untuk mencapai tujuan. Contoh: Seberapa besar kontrol/pengendalian diri, agar prilaku terarah/terfokus pada prilaku tertentu/tujuan tertentu, seberapa tinggi pengendalian diri, agar suatu prilaku tertentu tidak terlewatkan, dan subyek dapat melakukan 69
5 Hawaim Machrus tindakan/kegiatan tertentu. Pengukuran intensi (intention) Banyak studi dengan hasil yang memberi penguatan pada proposisi bahwa intention untuk berperilaku, dapat diprediksikan dari sikap (attitude), norma subjektif (subjective norm), control). Dari hasil berbagai penelitian menunjukkan bahwa intensi (intention), sikap (attitude), norma subjektif (subjective norm), control) memiliki prediksi yang akurat, terkait dengan perilaku/performance atau kinerja. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dari intensi (intention), sikap (attitude), norma subjektif (subjective norm), persepsi atas kontrol perilaku (perceived behavior control) akan dapat b e r p e n g a r u h / a d a h u b u n g a n d e n g a n perilaku/performance atau kinerja. Multiple correlation yang dilakukan menunjukkan korelasi yang bergerak dari 0,62 sampai dengan 0,89. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap (attitude), norma subjektif (subjective norm), dan control), memiliki kontribusi terhadap intensi (intention) (Ajzen, 2005) Beberapa aitem digunakan untuk mengukur behavior intention, seperti terlihat pada contoh berikut. Saya berniat untuk datang tepat waktu di kantor, untuk kedisiplinan dalam memenuhi aturan kerja. Saya akan mencoba untuk datang tepat memenuhi aturan kerja. Saya merencanakan (plan), untuk datang tepat waktu di kantor, untuk kedisiplinan dalam memenuhi aturan kerja. Dari contoh di atas menunjukkan bahwa aitem intensi (intention) hendaknya berisikan niat melakukan, usaha mencoba, dan merencanakan suatu tindakan yang bertujuan. Pengukuran perilaku (behavior) Pengukuran behavior/perilaku berdasarkan pendekatan Target, Action, Context, Time, atau disingkat TACT. Sebagai misal, perilaku datang tepat waktu di kantor, untuk kedisiplinan dalam memenuhi aturan kerja pada bulan yang lalu. Perilaku tersebut berdasar prinsip tact dapat dijelaskan sebagai berikut. Datang tepat waktu di kantor (action), untuk kedisiplinan dalam memenuhi aturan kerja (context) pada bulan yang lalu (time). Pengukuran perilaku (behavior) diharapkan dapat memenuhi kriteria tersebut, kecuali dalam hal waktu (time) dapat ditoleransikan. Pemenuhan prinsip tersebut diharapkan dapat mendeteksi kuatnya perilaku responden. Prinsip compatibility Semua konstruk, yaitu sikap (attitude), norma subjektif (subjective norm), persepsi atas kontrol perilaku (perceived behavior control) dan intensi (intention), didefinisikan/diberikan pemahaman secara eksak, dan dalam term atau suatu kejadian yang sama. Prinsip compatibility menyatakan bahwa semakin mirip elemen target, action, context dan time satu indikator dengan indikator lainnya, maka semakin tinggi korelasinya antara sikap (attitude), norma subjektif (subjective norm), dan control). Pemahamannya bahwa suatu perilaku dapat diukur dengan baik, disebabkan dideteksi dari sikap (attitude), norma subjektif (subjective norm), dan persepsi atas kontrol perilaku (perceieved behavior control), berdasar indikator yang sama atau mendekati kesamaan. Spesifikasi dan generality Elemen TACT adalah sepesifik, akan tetapi adalah juga mungkin untuk meningkatkan pada level generality, dari satu atau lebih elemen yang diartika sebagai agregation. Dari kenyataan misal elemen waktu, seperti pada bulan yang akan datang, dapat diartikan/didefinisikan sebagai level general, dibandingkan dengan misal pada hari senin pada jam pagi. Ini adalah spesifik. Level general tersebut dalam aitem berupa jangka waktu tertentu, dapat mendiferensiasi respon responden yang satu dengan yang lainnya, yang membedakan perilaku yang kuat dengan yang lemah. 70
6 Pengkuran Perilaku berdasarkan Theory of Planned Behavior Untuk mengukur perilaku seperti contoh yang diberikan di atas, dapat mengobservasi secara aggregate pada keseluruhan bulan atau perilaku satu bulan yang merupakan aggregate dari perilaku-perilaku. Jika dianalisis dapat mencerminkan konsistensi perilaku. Melihat perilaku pada hanya pada suatu kejadian adalah restrictive (membatasi), dengan dampak kurang dapat mendeteksi kuatnya perilaku, yang dapat dicerminkan dari banyak nilai/perilaku yang dipraktekkan. Dalam hal ini banyak perilaku yang merupakan ekspresi nilai. Pembatasan pengukuran hanya pada suatu kejadian dapat mengurangi keinginan mengukur prilaku untuk mendapatkan reliabilitas dan validitas prilaku yang diharapkan. Sesuai dengan itu maka banyak kasus yang mungkin tidak menjadi minat peneliti pada konteks kasus tersebut. Peneliti juga tentunya ingin memprediksi dan memahami perilaku, tidak hanya pada konteks di rumah, di kantor, atau tempat teman, dimana perilaku tersebut terjadi, akan tetapi dapat menggunakan pendekatan penggeneralisasian, yaitu tidak hanya pada satu konteks, yaitu dengan merekam seberapa sering suatu perilaku dinampakkan pada konteks yang relevan. Penjelasan ini menunjukkan bahwa generality dimaksudkan dalam pengukuran hendaknya dilakukan juga pada beberapa konteks/tempat suatu prilaku termanifestasikan sehingga memperkuat validitas dari prilaku yang ingin diukur. Argumen juga dapat dibandingkan yaitu pada elemen (kecil) dari tindakan. Peneliti mungkin dapat berfokus pada faktor general dalam membuat kuesioner. Akan tetapi di pihak lain, dimana dalam suatu kasus peneliti ingin menggeneralisasikan dari berbagai bentuk prilaku yang sejenis, dan jika peneliti melakukan hal tersebut, maka peneliti dapat salah dalam mendiskripsikan prilaku pada responden. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menanyakan prilaku sejenis pada tempat yang berbeda, maka kesimpulannya dapat ambigu (ambiguous), dan sikap terhadap perilaku-perilaku tersebut dapat dipengaruhi oleh suatu pengalaman yang paling baru, yang dalam waktu tertentu dapat timbul, yang diakibatkan oleh satu atau sebab lain dari pertanyaan. Oleh karena itu prinsip generality itu diperbolehkan, akan tetapi hanya pada perilaku yang sama dengan tempatnya yang dapat berbeda. Variabel prediktor Sikap (attitude), norma subjektif (subjective norm), persepsi atas kontrol perilaku (perceived behavior control) dan intensi (intention), selalu diukur secara langsung, dalam arti menggunakan prosedur persekalaan yang setandar. Ketika mengembangkan persekalaan, pengukuran tersebut haruslah compatible, dengan perilaku sesuai dengan istilah TACT sebagai suatu elemen. Peneliti seringkali keliru mengasumsikan bahwa pengukuran langsung dari konstruksi teori, adalah didapatkan dengan menseleksi pertanyaan atau mengadaptasi pertanyaan yang digunakan pada studi yang terdahulu (yang telah dilakukan). Meskipun pendekatan ini dapat menghasilkan yang dimaksud, akan tetapi dapat menghasilkan pengukuran dengan reliabilitas yang relatif rendah, dan juga menyebabkan estimasi yang rendah, dari hubungan antara konstruksi teori dengan validitas prediktif. Untuk mendapatkan reliabilitas yang aman pengukuran konsistensi internal adalah perlu untuk menseleksi aitem yang sesuai, pada tahap formatif, dari proses penelitian. Aitem yang berbeda dapat digunakan untuk prilaku yang berbeda, dan untuk populasi yang berbeda pula. Pada kuesioner yang final, aitem yang berbeda yang mengukur konstrak tertentu (sama), diharapkan dipisahkan, dan dalam order non systematic (tidak dalam keseragaman), berselangseling (interspersed) dengan aitem untuk konstrak yang lain. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan kuesioner yang sudah digunakan orang lain, sudah barang tentu tidak disarankan, karena menghasilkan pengukuran dengan reliabilitas rendah, dan estimasi yang rendah pada prilaku sebagai hasil pengukuran tersebut. 71
7 Hawaim Machrus PUSTAKA ACUAN Ajzen I. (2005). Attitude personality and behavior (Second Edition). London: Open University Press 72
ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran intention dan determinandeterminannya dalam melakukan usaha untuk dapat naik kelas pada siswa kelas XI di SMAN X Bandung ditinjau dari teori planned
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen Theory of planned behaviour merupakan pengembangan lebih lanjut dari Theory of Reasoned Action (Fishbein dan Ajzen, 1980; Fishbein
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action) Icek Ajzen dan Martin Fishbein bergabung untuk mengeksplorasi cara untuk memprediksi
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori
Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Perilaku Rencanaan (Theory Of Planned Behavior) Melanjutkan sekolah dan menyelesaikan pendidikan merupakan sebuah tujuan yang semestinya dicapai oleh setiap siswa. Untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ajzen yang merupakan penyempurnaan dari reason action theory yang
A. Teori Planned Behavior BAB II TINJAUAN PUSTAKA Theory of planned behavior merupakan teori yang dikembangkan oleh Ajzen yang merupakan penyempurnaan dari reason action theory yang dikemukakan oleh Fishbein
Lebih terperinciGambaran Intensi Golput pada Pemilih Pemula dalam Pemilihan Umum 2014
Gambaran Intensi Golput pada Pemilih Pemula dalam Pemilihan Umum 2014 oleh : Yoga Adi Prabowo (190110080095) Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran ABSTRAK Golput atau golongan putih merupakan suatu
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui derajat intention dalam pengelolaan diet pada pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Ginjal X Medan dan juga kontribusi dari determinan-determinan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Kontribusi determinan-determinan dari planned behavior terhadap intention dalam melakukan pengiriman barang tepat waktu pada salesman PT X Jakarta. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kontribusi
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini, akan dibahas mengenai variabel penelitian, responden penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian dan metode analisis data. 3.1. Variabel Penelitian Varibel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel dan Definisi Operasional Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstruk dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. INTENSI Intensi menurut Fishbein dan Ajzen (1975), merupakan komponen dalam diri individu yang mengacu pada keinginan untuk melakukan tingkah laku tertentu. Intensi didefinisikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Theory of Reasoned Action (Teori Tindakan Beralasan). Theory of Reasoned Action (TRA) pertama kali diperkenalkan oleh Martin Fishbein dan Ajzen dalam Jogiyanto (2007). Teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diharapkan untuk selalu berkembang dengan pendidikan. Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan. Hal ini berarti bahwa setiap manusia Indonesia berhak mendapatkannya dan diharapkan untuk selalu berkembang
Lebih terperinciABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan intention dalam melakukan diet pada penderita hiperkolesterolemia di Laboratorium Klinik X Bandung dan juga kontribusi dari determinan-determinan
Lebih terperinciPERSEPSI PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP KESELAMATAN BERLALULINTAS BERDASARKAN THEORY PLANNED BEHAVIOR
PERSEPSI PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP KESELAMATAN BERLALULINTAS BERDASARKAN THEORY PLANNED BEHAVIOR Ellen S.W. Tangkudung Fakultas Teknik Universitas Indonesia ellen@eng.ui.ac.id Marcelino Sampouw
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sudah beberapa kali mengalami perubahan. Pada tanggal 1 Maret 2005, BBM jenis Premium dan Solar kembali dinaikkan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama satu dekade terakhir, kebijakan harga BBM jenis Premium sudah beberapa kali mengalami perubahan. Pada tanggal 1 Maret 2005, pemerintah menaikkan BBM
Lebih terperinciABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh determinan-determinan intention terhadap intention untuk minum obat secara teratur pada penderita TBC di Balai Besar Kesehatan X Bandung. Pemilihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan Diploma, Sarjana, Magister dan Spesialis. Berdasarkan website resmi Universitas X
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan formal yang mencangkup program pendidikan Diploma, Sarjana, Magister dan Spesialis. Berdasarkan website resmi
Lebih terperinciKUESIONER PLANNED BEHAVIOR
Lampiran 1 RAHASIA KUESIONER PLANNED BEHAVIOR IDENTITAS Nama (inisial) : Usia : Jenis kelamin : L / P (lingkari salah satu) Pendidikan : Lamanya menjalani hemodialisis : PETUNJUK PENGISIAN Berikut ini
Lebih terperinciDAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id
DAFTAR ISI ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... vi DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior) Teori Perilaku Terencana atau Theory of Planned Behavior (selanjutnya disingkat TPB, dikemukakan olehajzen (1991). Teori
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Theory of Planned Behavior Theory Reasoned Action (TRA) pertama kali dicetuskan oleh Ajzen pada tahun 1980 (Jogiyanto, 2007). Teori ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. spesialis, dan doktor. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor.
Lebih terperinciBAB 3 Metode Penelitian 3.1 Variabel penelitian dan Hipotesis Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Variabel penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Pada penelitian ini terdapat empat variabel yaitu,, Subjective Norm, Perceived Control,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS Ketidakjujuran Akademik (Academic Dishonesty)
8 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ketidakjujuran Akademik (Academic Dishonesty) Salah satu bentuk kecurangan yang terjadi dibidang pendidikan dinamakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ini akan membahas metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini.
BAB III METODE PENELITIAN Setiap penelitian ilmiah memerlukan aya metode untuk memperlancar penelitian dalam rangka pencarian data petunjuk mengenai cara atau langkah serta teknik penelitian. Penelitian
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
i DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN v vii ix 1 PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 5 Tujuan Penelitian 6 Manfaat Penelitian 6 Ruang Lingkup Penelitian 7 2 TINJAUAN PUSTAKA
Lebih terperinciStudi Mengenai Kontribusi Determinan Intensi Terhadap Intensi Datang Latihan Pada Anggota Perkusi Komunitas United State Of Bandung Percussion
Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Mengenai Kontribusi Determinan Intensi Terhadap Intensi Datang Latihan Pada Anggota Perkusi Komunitas United State Of Bandung Percussion 1 Tivanny Salliha P 2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial dan budaya. Perubahan-perubahan ini turut mempengaruhi proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, Indonesia mengalami berbagai macam perubahan yang terjadi di setiap aspek kehidupan seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, politik, ekonomi, sosial
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
23 BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek pada suatu wilayah yang memenuhi kriteria tertentu sesuai dengan ruang lingkup masalah yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengalami berbagai perubahan di berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki ambang millenium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami berbagai perubahan di berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, teknologi, politik, ekonomi,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2 Model Theory of Reason Action (TRA) (Sumber : Fishbein dan Ajzen 1975)
9 TINJAUAN PUSTAKA Teori Perilaku yang telah Direncanakan (Theory of Planned Behavior) Para teoritikus sikap memiliki pandangan bahwa sikap seseorang terhadap suatu objek sudah dapat dijadikan prediktor
Lebih terperinciAbstrak. Universitas Kristen Maranatha
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi determinandeterminan terhadap intention ibu untuk melakukan terapi di rumah. Pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan sampel
Lebih terperinciTHEORY OF REASONED ACTION
THEORY OF REASONED ACTION THEORY OF REASONED ACTION INTRODUCTION Akar teori : Psikologi Sosial Menjelaskan bagaimana dan mengapa sikap mempengaruhi perilaku 1872, Charles Darwin studi tentang sikap terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu: Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Selatan dan Jakarta
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibukota negara Indonesia. Provinsi DKI Jakarta terbagi menjadi 5 wilayah kota administrasi, yaitu: Jakarta
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok
20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi Penelitian Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intensi Merokok
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Intensi Merokok 1. Intensi Merokok Intensi diartikan sebagai niat seseorang untuk melakukan perilaku didasari oleh sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan persepsi terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lulus sebagai Sarjana Strata 1 (S1) salah satu syarat yang harus dipenuhi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung untuk dapat dinyatakan lulus sebagai Sarjana Strata 1 (S1) salah satu syarat yang harus dipenuhi mahasiswa adalah
Lebih terperinciKERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS
II. KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS Theory of Planned Behavior/TPB digunakan sebagai model dan kerangka teori karena sudah banyak diterapkan dan teruji dalam menangkap hubungan antara variabel-variabel
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis et al. (1989) menyebutkan bahwa TAM
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) merupakan model yang diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besarnya kontribusi ketiga determinan Intention dan besarnya kontribusi setiap determinan Intention untuk melakukan pelanggaran peraturan lalu lintas yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. global. Hal tersebut lebih penting dibandingkan dengan sumber daya alam yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas memiliki faktor penting dalam era global. Hal tersebut lebih penting dibandingkan dengan sumber daya alam yang berlimpah.
Lebih terperinciNURUL ILMI FAJRIN_ Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG NURUL ILMI FAJRIN_11410126 Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku merokok merupakan salah satu penyebab yang menimbulkan munculnya berbagai penyakit dan besarnya angka kematian. Hal ini wajar, mengingat setiap tahunnya
Lebih terperinciSTUDI ANTESEDEN INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA. Woro Endah Sulistyaningrum Universitas Gadjah Mada
STUDI ANTESEDEN INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA Woro Endah Sulistyaningrum Universitas Gadjah Mada Majang Palupi Universitas Islam Indonesia majang_palupi@uii.ac.id ABSTRACT In this research, theory of
Lebih terperinciKONTRIBUSI KONTROL DIRI TERHADAP SUBJECTIVE WELL-BEING PADA GURU
KONTRIBUSI KONTROL DIRI TERHADAP SUBJECTIVE WELL-BEING PADA GURU Disusun Oleh: Nama : Suci Melati Puspitasari NPM : 16510707 Pembimbing : Henny Regina Salve M.Psi, Psi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Intensi 2.1.1 Definisi Intensi Intensi didefinisikan sebagai dimensi probabilitas subjek individu dalam kaitan antara diri dan perilaku. Intensi merupakan perkiraan seseorang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. langsung ke pengurus koperasi yang ada di Bandar lampung.kuesioner yang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui metode survey dengan menggunakan kuesioner dan disebarkan secara langsung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Theory of Planned Behavior (TPB) tampaknya sangat cocok untuk menjelaskan
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori 2.1.1 Theory of Planned Behaviour Theory of Planned Behavior (TPB) tampaknya sangat cocok untuk menjelaskan niat, dalam hal ini adalah tindakan yang dilakukan
Lebih terperinci5. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas analisis hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada Bab 4, disertai dengan hubungannya dengan teori penunjang, data-data empiris, hipotesis penelitian
Lebih terperinciPENGARUH ATTITUDE, SUBJECTIVE NORM, DAN PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL TERHADAP CONTINUED USE INTENTION PADA KONSUMEN PAKAIAN ONLINE DI SURABAYA
PENGARUH ATTITUDE, SUBJECTIVE NORM, DAN PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL TERHADAP CONTINUED USE INTENTION PADA KONSUMEN PAKAIAN ONLINE DI SURABAYA OLEH : SHEILA SEMIARDI 3103010127 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NIAT MAHASISWA KOS UNTUK BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI TEMBALANG SEMARANG ABSTRACT
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NIAT MAHASISWA KOS UNTUK BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI TEMBALANG SEMARANG Muhammad Saifuddin Gehapasa *) *) mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan sebagai dampak dari gaya hidup yang semakin maju. Perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dekade belakangan ini gaya hidup manusia berkembang pesat. Muncul berbagai perubahan sebagai dampak dari gaya hidup yang semakin maju. Perubahan tersebut
Lebih terperinciSTUDI MENGENAI INTENSI BERPERILAKU ASERTIF DALAM KEGIATAN PERKULIAHAN PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN
STUDI MENGENAI INTENSI BERPERILAKU ASERTIF DALAM KEGIATAN PERKULIAHAN PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN NURUL HAMIDAH Dr. Rismiyati E. Koesma 1 Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. kontribusi temuan bagi teori dan praktek. Pada bab ini juga disampaikan
302 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Pendahuluan Pada bab lima ini disampaikan simpulan hasil penelitian serta kontribusi temuan bagi teori dan praktek. Pada bab ini juga disampaikan keterbatasan penelitian
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. pengujian model, pengujian hipotesis, dan pembahasan. Analisis yang dilakukan
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab IV berisi tentang deskripsi responden, pengujian instrumen penelitian, pengujian model, pengujian hipotesis, dan pembahasan. Analisis yang dilakukan terhadap data
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci : intensi berwirausaha. Fak. Psikologi - Universitas Kristen Maranatha
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui intensi berwirausaha pada pedagang kaki lima di wilayah Bandung Utara. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian deskriptif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan permasalahan dalam penelitian Teori Perilaku Terencana (Theory Of Planned Behaviour)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proporsi yang terkait secara sistematis untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena (fakta) (Cooper dan Schindler,
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. rumah tangga seringkali dihadapkan pada kejenuhan. Bayangkan, dalam waktu 24
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Menjadi ibu rumah tangga adalah sebuah anugrah yang mulia namun ibu rumah tangga seringkali dihadapkan pada kejenuhan. Bayangkan, dalam waktu 24 jam, selama
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. korelasional dengan melibatkan variabel penelitian sebagai berikut:
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian Untuk menjawab tujuan dan hipotesis penelitian yang diajukan, maka penelitian ini akan menggunakan pendekatan kuantitatif dan desain
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian bertujuan mengetahui kontribusi determinan-determinan terhadap intention untuk menggunakan TransJakarta ke tempat kerja. Partisipan penelitian ini sebanyak 103 pekerja di DKI Jakarta
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. medis. Sikap merupakan suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan seseorang terhadap
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1 Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah sikap pasien terhadap operasi medis. Sikap merupakan suatu bentuk evaluasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Intensi Berwirausaha. tindakan dan merupakan unsur yang penting dalam sejumlah tindakan, yang
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Intensi Berwirausaha 1. Definisi Intensi Menurut Ancok (1992 ), intensi merupakan niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku. Intensi merupakan sebuah istilah yang terkait
Lebih terperinciThe Psychology of Entrepreneurship
The Psychology of Entrepreneurship Bagaimana individu memutuskan menjadi seorang entrepreneur dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi? Dua faktor yang mempengaruhi berwirausaha (Suryana, 2001): Internal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. minat perilaku nasabah dalam penggunaan layanan menggunakan model integrasi
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur yang dipergunakan untuk melakukan penelitian sehingga mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian dengan suatu landasan
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT KONSUMEN UNTUK MELAKUKAN PEMBELIAN SECARA ONLINE
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT KONSUMEN UNTUK MELAKUKAN PEMBELIAN SECARA ONLINE Oleh : Togi Dedy Wirawan Marpaung 212007706 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi
Lebih terperinciPenyusunan Alat Pengukur Berbasis Theory of Planned Behavior 1
BULETIN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA VOLUME 19, NO. 2, 2011: 55-69 ISSN: 0854-7108 Penyusunan Alat Pengukur Berbasis Theory of Planned Behavior 1 Neila Ramdhani 2 Fakultas Psikologi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dan mempertimbangkan akibat dari tindakan mereka. Ajzen. pertimbangan tersebut akan membentuk intensi untuk melakukan suatu
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Theory of Planned Behaviour (TPB) Manusia pada umumnya berperilaku dengan cara yang masuk akal, mereka mempertimbangkan perilakunya berdasarkan informasi
Lebih terperinciBAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMK YPM 3 Sepanjang Taman Sidoarjo merupakan sekolah menengah kejuruan yang berdiri atas naungan Yayasan Pendidikan dan Sosial Ma arif.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014 adalah penelitian inferensial. Analisis
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian pengaruh kegiatan olahraga terhadap prokrastinasi akademik siswa kelas XI Teknik Permesinan SMK Muhammadyah Kota Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014
Lebih terperinciABSTRAK. viii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Tujuan penelitian, mengetahui kontribusi ketiga determinan intention serta determinan yang memberikan kontribusi paling besar terhadap intention untuk membaca textbook pada mahasiswa angkatan 2013
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dalam dunia bisnis ritel ini, setiap saat akan berkembang sehingga menyebabkan berbagai jenis ritel bermunculan dan persaingan di dalam bisnis ritel yang sejenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat dibandingkan dengan waktu waktu sebelumnya, misalnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini sudah sangat berkembang pesat dibandingkan dengan waktu waktu sebelumnya, misalnya yang terdapat pada bidang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis global dan dibukanya ASEAN China Free Trade Agreement (ACFTA)
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Krisis global dan dibukanya ASEAN China Free Trade Agreement (ACFTA) berdampak negatif terhadap produk-produk dalam negeri. Produk-produk dalam negeri akan
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Kaliurang KM. 14.5, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dukungan orang tua dan minat berwirausaha pada mahasiswa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. biasa disebut academic dishonesty sudah tidak dapat terelakkan lagi di kalangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perilaku terhadap pelanggaran, ketidakjujuran, dan penyimpangan akademik atau biasa disebut academic dishonesty sudah tidak dapat terelakkan lagi di kalangan
Lebih terperinciKesimpulannya, intensi seseorang terhadap perilaku tertentu dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku (Ajzen
55 PEMBAHASAN Berdasarkan karakteristik contoh dan karakteristik keluarga contoh, hasil penelitian menunjukkan bahwa profil contoh mempunyai karakteristik sebagai berikut: (1) pada contoh yang hanya mengikuti
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Llabel adalah bagian dari sebuah barang yang berupa keterangan (kata-kata) tentang
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Label Halal Label adalah sejumlah keterangan pada kemasan produk. Secara umum, label minimal harus berisi nama atau merek produk, bahan baku,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
7 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian survey. Metode survey yaitu metode yang digunakan untuk memperoleh informasi melalui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasuonel dengan
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasuonel dengan menggunakan pendekatan potong lintang. Penelitian analitik merupakan penelitian
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini menerapkan adalah analisis asosiative karena penelitian ini dilakukan untuk mencari hubungan kausal antara variabel independen terhadap
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pada bagian penutup ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Simpulan ini diharapkan dapat menjawab tujuan yang telah ditetapkan di awal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang terbentuk, yaitu variabel terikat
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis Dalam penelitian ini ada dua variabel yang terbentuk, yaitu variabel terikat (dependent) dan variabel bebas (independent). 3.1.1 Variabel
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR
BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR 2.1 Technology Acceptance Model (TAM) Beberapa model penelitian telah dilakukan untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 2. Rerangka Teori dan Pengembangan Hipotesa
BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2. Rerangka Teori dan Pengembangan Hipotesa 2. 1. Rerangka Teori 2.1.1 Pengertian Pajak dan Wajib Pajak Menurut UU KUP No. 16 Tahun 2009, pasal 1 ayat
Lebih terperinciASTIA CHOLIDA ABSTRAK
STUDI MENGENAI INTENSI MENGGUNAKAN KEMASAN AIR MINUM PAKAI ULANG SEBAGAI PERILAKU RAMAH LINGKUNGAN PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN ASTIA CHOLIDA ABSTRAK Kebutuhan air minum adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam rancangan penelitian ini menggunakan metode Kuantitatif, seperti
BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Dalam rancangan penelitian ini menggunakan metode Kuantitatif, seperti yang di jelaskan Arikunto bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Theory of Planned. dikemukakan oleh Bandura (2000) tentang seberapa baik dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alasan Pemilihan Teori Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Theory of Planned Behavior (TPB) sebagai landasan berpikir. Peneliti memilih teori tersebut dikarenakan beberapa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian & Definisi Operasional
24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 VARIABEL PENELITIAN & HIPOTESIS 3.1.1 Variabel Penelitian & Definisi Operasional 3.1.1.1 Variabel Bebas Variabel bebas disebut juga sebagai variabel predictor, yaiu variabel
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Technology Acceptance Model (TAM) diadopsi dari model The Theory of
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) diadopsi dari model The Theory of Reasoned Action (TRA), dengan satu premis bahwa reaksi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. Karena angka tersebut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka angka yang kemudian dianalisa. Penelitian kuantitatif banyak dituntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan di berbagai bidang kehidupan, seperti bidang ilmu pengetahuan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, masyarakat Indonesia diharapkan mengalami perubahan di berbagai bidang kehidupan, seperti bidang ilmu pengetahuan, teknologi, politik,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan diuraikan beberapa teori mengenai mengenai The Unified Theory of Acceptance and Use Of Technology (UTAUT), perumusan hipotesis penelitian, dan model penelitian.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak
34 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka,
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK BERKARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK : APLIKASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR
i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK BERKARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK : APLIKASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR (Studi Empiris pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Muria Kudus)
Lebih terperinciBAB 3 PERMASALAHAN, HIPOTESIS, DAN VARIABEL
27 BAB 3 PERMASALAHAN, HIPOTESIS, DAN VARIABEL Sebuah penelitian memerlukan permasalahan yang hendak dijawab untuk mengarahkan penelitian. Selain itu, variabel-variabel dan hipotesis juga diperlukan dalam
Lebih terperinciPERANAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU DALAM INTENSI PEMBELIAN SAMSUNG SMART TV SKRIPSI VERONICA
PERANAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU DALAM INTENSI PEMBELIAN SAMSUNG SMART TV SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh VERONICA 101301026 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktivitas kehidupan manusia dalam berbagai bidang (Sulistiyarini, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Era globalisasi datang begitu cepat seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi (Sulistiyarini, 2013). Perkembangan teknologi, khususnya di bidang teknologi
Lebih terperinci