PENINGKATAN PENGETAHUAN PENGRAJIN SEPATU INFORMAL TENTANG BAHAYA KIMIA DAN CARA KERJA AMAN DENGAN BAHAN KIMIA

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

Keluhan Pernapasan dan Analisis Risiko Kesehatan Pajanan BTX pada Pekerja di Bengkel Alas Kaki Informal di Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG BAHAYA MEROKOK MELALUI MEDIA BOOKLET DAN POSTER TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMP N 2 TASIKMADU

ANALISIS IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA DI AREA GUDANG BAHAN JADI DI PT

PENGETAHUAN, PERSEPSI, DAN PRAKTIK PERLINDUNGAN DIRI TERHADAP RISIKO BAHAYA KIMIA PADA KARYAWAN PERCETAKAN DI KOTA MAKASSAR TAHUN 2013

1 Febriana DLS, 2 Induniasih, 3 Yanita Trisetiyaningsih

MANAJEMEN ALAT PELINDUNG DIRI PADA AREA PART MANUFACTURING DI PT. FSCM MANUFACTURING INDONESIA

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG POSYANDU LANSIA TERHADAP KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA

PENGARUH PENYULUHAN PESTISIDA TERHADAP PENGETAHUAN DAN HIGIENE PERSONAL PETANI PENYEMPROT PADI DI DESA PONDOK NGUTER SUKOHARJO

IDENTIFIKASI BAHAYA K3 KONSTRUKSI

DINATIA BINTARIA S NIM.

ABSTRAK Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP DENYUT NADI TENAGA KERJA DI BAGIAN X PT. Y SURAKARTA

PELAKSANAAN PROGRAM UPAYA KESEHATAN KERJA PADA POS UKK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMPUNG BUGIS KOTA TANJUNGPINANG KEPULAUAN RIAU SKRIPSI.

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DERMATITIS KONTAK PADA PEKREJA BATIK BAGIAN PEWARNAAN DI CIGEUREUNG KOTA TASIKMALAYA

EFEKTIFITAS PELATIHAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERKAIT ANEMIA IBU HAMIL DALAM PENINGKATAN KOMPETENSI PETUGAS PENYULUH KESEHATAN DI KABUPATEN BANYUMAS

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK. Simpulan : Ada hubungan pengetahuan APD masker dengan kedisiplinan penggunaannya. Kata Kunci : Pengetahuan APD, Kedisiplinan

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA

EFEKTIFITAS PELATIHAN PENCEGAHAN GIZI BURUK BALITA PADA PEER EDUCATOR UNTUK MENINGKATAN PENGETAHUAN KELOMPOK DASAWISMA DI PUSKESMAS BATURRADEN I.

PELAKSANAAN PROGRAM UPAYA KESEHATAN KERJA PADA POS UKK DI WILAYAH KERJA PUSKESEMAS KAMPUNG BUGIS KOTA TANJUNGPINANG KEPULAUAN RIAU

Teams Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran Matematika materi

Geminsah Putra Siregar Staf Administrasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan

LAPORAN TUGAS AKHIR. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya. Restu Fahmia R

BUKU PEDOMAN KERJA MAHASISWA

Analisis Media Audio terhadap Perubahan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada Petugas Laboratorium Kesehatan Kota Banjar

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

EVALUASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) TERHADAP PERILAKU PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

Pengaruh Penyuluhan PHBS tentang Cuci Tangan Pakai Sabun terhadap Pengetahuan, Sikap dan Praktik Siswa Kelas V SDN Taman Kota Serang

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Keywords : knowledge, health promotor, student. Kesmasindo, Volume 7(1) Juli 2014, Hal 39-45

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya * Abstrak

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

EFEKTIFITAS PELATIHAN PATIENT SAFETY DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BIDAN DI RAWAT INAP PUSKESMAS TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO

PENGUKURAN KONSENTRASI TIMBAL (Pb) DALAM DEBU DI RUMAH PENDUDUK KAWASAN DESA KADU, KECAMATAN CURUG, TANGERANG BANTEN (PTKMR) BATAN

HUBUNGAN PAPARAN DEBU DENGAN GANGGUAN FAAL PARU DI INDUSTRI PAKAN TERNAK PT.CHAROEN POKPHAND INDONESIA SEMARANG SKRIPSI

PERAN LATIHAN FISIK TERHADAP NAFSU MAKAN PADA INDIVIDU OVERWEIGHT ATAU OBESITAS YANG MENDAPATKAN KONSELING GIZI TENTANG LOW CALORIE DIET

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

IMPLEMENTASI PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI SEBAGAI UPAYA PENGENDALIAN KECELAKAAN KERJA DI ACETYLENE PLANT PT. ANEKA GAS INDUSTRI WILAYAH V JAWA TIMUR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

DINASTI TUNGGAL DEWI J

STUDI PERBEDAAN KELELAHAN KERJA BERDASARKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (EXTRA FOODING) (Studi di PT. Besmindo Materi Sewatama, Pekopen Tambun Bekasi)

PENGARUH TINGKAT BAHAYA BAHAN KIMIA TERHADAP DERMATITIS KULIT DAN ISPA PADA PEKERJA LABORATORIUM KIMIA PKBS

ABSTRAK. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pekerja Terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri Di Sebuah Pabrik Kimia Di Kota Tangerang,

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

IMPLEMENTASI PROGRAM P2K3 SEBAGAI UPAYA PENERAPAN SMK3 DI PT. GARUDAFOOD PUTRA PUTRI JAYA DIVISI ROASTED PEANUTS PATI

HUBUNGAN PAPARAN PARTIKEL DEBU KAYU DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA MEBEL DI UD. SURYA ABADI FURNITURE, GATAK, SUKOHARJO

GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM TANGGAP DARURAT SEBAGAI UPAYA PENGENDALIAN KEADAAN DARURAT DI PT. INKA (PERSERO) MADIUN JAWA TIMUR

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

PENGARUH PENGGUNAAN LARUTAN CALCIUM HYPHOCHLORIDE

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

GAMBARAN PELAKSANAAN UPAYA KESEHATAN KERJA DI PUSKESMAS PANIKI BAWAH KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO

ABSTRAK PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014

HUBUNGAN FAKTOR PENENTU PERILAKU KESELAMATAN KERJA DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA TERTUSUK JARUM SUNTIK PADA PERAWAT DI RSD dr.

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KARYAWAN LAPANGAN PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) BANDUNG TERHADAP KESELAMATAN DAN KECELAKAAN KERJA 2010

ABSTRACT. Title: The Planning of The Future Orientation Training Module in The Sector of Education for The Grade One Students of SMA X Bandung.

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PRAKTIK IBU HAMIL DALAM UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI POST PARTUM

OLEH: S. HINDU MATHI NIM


HUBUNGAN ANTARA UMUR, MEROKOK, DAN TINDAKAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PENGRAJIN BATU AKIK DARI BEBERAPA TEMPAT DI KOTA MANADO

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat. Mencapai Derajat Sarjana. Oleh: NURFAUZI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN S1 FAKULTAS ILMU KESEHATAN

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG PENYAKIT EPILEPSI ANAK TERHADAP PENGETAHUAN MASYARAKAT UMUM LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENERAPAN OSHA 29 CFR (L) MANAGEMENT OF CHANGE PADA MODIFIKASI JALUR UMPAN CATALYST DI REAKTOR PVC PLANT PT.

SKRIPSI. Oleh : BERNADETTA BR TARIGAN NIM

PENERAPAN JOB HAZARD ANALYSIS SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA DI AREA CENTRAL CONTROL ROOM (CCR) PT WIJAYA ENGINDO NUSA PROJECT PBIBDE

Cindy K Dastian 1, Idi Setyobroto 2, Tri Kusuma Agung 3 ABSTRACT

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KESEHATAN SESUAI PERATURAN TENTANG TENAGA KERJA KESEHATAN PADA

Restu Yuliani 1, Evawany Y Aritonang 2, Syarifah 2. Alumni Program Pascasarjana IKM FKM-USU, Medan 2. Staf Pengajar IKM FKM-USU, Medan.

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT JURUSAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

USAHA-USAHA MENINGKATKAN KESADARAN KARYAWAN DALAM PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI PT HEVEA MK.

SKRIPSI. Oleh Raditya Wahyu Hapsari NIM

PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DALAM UPAYA MEMINIMALISASIKAN KECELAKAAN KERJA DI BAGIAN PRODUKSI PADA PT. WANGSA JATRA LESTARI.

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

PERBEDAAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA YANG TERPAPAR PARTIKULAT PM10 DIBAWAH DAN DIATAS NILAI AMBANG BATAS DI PT WIJAYA KARYA BETON BOYOLALI

ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2015 TESIS.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

Keywords: PPE; knowledge; attitude; comfort

HUBUNGAN TERPAAN PESAN PERINGATAN BAHAYA MEROKOK DAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ROKOK DENGAN MINAT BERHENTI MEROKOK PADA REMAJA BELLA PRAWILIA

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Ahli Madya Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan. Oleh:

PERTUMBUHAN NILAI INVESTASI, UNIT USAHA DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI DI KOTA SURAKARTA (TAHUN )

SKRIPSI HUBUNGAN CHILD ABUSE DENGAN PERILAKU AGRESIF ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 10 SUNGAI SAPIH KOTA PADANG TAHUN Penelitian Keperawatan Anak

PERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE BEHAVIOUR) PADA PEKERJA DI UNIT MATERIAL PT. SANGO CERAMICS INDONESIA SEMARANG

PENERAPAN FIVE STEPS TO SAFER SURGERY DALAM MENINGKATKAN KEPATUHAN PENGISIAN CHECKLIST DI RSKB ANNUR YOGYAKARTA TESIS

IMLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN WAJIB DI PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Inka Ines Soputan*, Febi K. Kolibu*, Chreisye K.F.

PENYULUHAN DENGAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG SARAPAN PAGI PADA SISWA KELAS IV SDN 01 MANGUHARJO KOTA MADIUN

PENGARUH PERINGATAN KESEHATAN BERGAMBAR PADA KEMASAN ROKOK TERHADAP MOTIVASI PEROKOK UNTUK BERHENTI MEROKOK

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan yang pesat dalam dunia industri migas tidak lepas keterkaitannya

ABSTRAK PENGARUH PAJANAN DEBU BATUBARA TERHADAP TERJADINYA PNEUMOKONIOSIS. Pembimbing II: Pinandojo Djojosoewarno, dr., Drs, AIF

TUGAS AKHIR KAJIAN IKLIM KERJA DAN TINGKAT KELELAHAN PADA TENAGA KERJA DI BAGIAN DAN KONVEKSI 4 PT. DAN LIRIS SUKOHARJO

SISKA DEVI BANGUN NIM.

Transkripsi:

PENINGKATAN PENGETAHUAN PENGRAJIN SEPATU INFORMAL TENTANG BAHAYA KIMIA DAN CARA KERJA AMAN DENGAN BAHAN KIMIA Hendra 1) 1. Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Kampus FKMUI, Depok, 16424, Indonesia Email: dahen@ui.ac.id Abstrak Sosialisasi melalui penyuluhan dan pelatihan mengenai bahaya kimia dan cara kerja aman dengan bahan kimia pada pengrajin sepatu informal bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pekerja mengenai bahaya kimia lem dan meningkatkan pemahaman pekerja mengenai cara aman bekerja dengan bahan kimia lem. Metode yang digunakan adalah melalui penyuluhan dan pelatihan, penyebaran booklet, dan penempelan poster di tempat kerja. Peningkatan pengetahuan pekerja diketahui melalui analisis pre-test dan post-test dengan menggunakan metode paired sample t-test. Perubahan perilaku pekerja dianalisis melalui pengamatan setelah pelaksanaan penyuluhan dan pelatihan. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan pekerja yang signifikan setelah dilakukan penyuluhan dan pelatihan. Sedangkan hasil observasi yang dilakukan setelah penyuluhan memperlihatkan perubahan perilaku yang tidak berarti. Masih ditemukan pekerja yang tidak menggunakan masker dan kacamata saat bekerja serta makan, minum, dan merokok sambil bekerja. Hanya penggunaan jari saat mengaplikasikan lem yang sudah berubah dengan menggunakan kuas. Dari kegiatan penyuluhan dan pelatihan dapat disimpulkan bahwa hanya peningkatan pengetahuan yang menunjukkan perubahan yang signifikan. Sedangkan perubahan perilaku menjadi perilaku aman belum optimal. Saran yang bisa diajukan adalah perlunya upaya yang kontinyu oleh pihak terkait seperti Dinas Kesehatan atau Petugas Puskesmas untuk melakukan kegiatan promosi kesehatan kerja yang kontinyu. Abstract Increasing Knowledge of Informal Shoes Workers about Chemical Hazards and How to Work Safely With Chemicals. Socialization through counseling and training about chemical hazards and how to work safely with chemicals in the informal shoe producers aim to increase the knowledge workers on the dangers of chemical glue and improve workers' understanding of how to safely work with chemical glue. The method used is through counseling and training, dissemination of booklets, and placing posters in the workplace. Increased knowledge worker is known through analysis of pre-test and post-test using paired samples t-test. Changes in behavior were analyzed through the observation of workers after the implementation of counseling and training. The results show that there is a significant increase in knowledge workers after the counseling and training. Observations after counseling showed no significant change in behavior. Workers did not wear masks and goggles when working and eating, drinking and smoking while working. Using of fingers when applying the glue has changed with a brush. From counseling and training activities can be concluded that the only increase in knowledge that show significant changes. Behavior change among workers to safe behavior is not optimal. Suggestions have been suggested is the need for continuous efforts by all relevant parties such as the Department of Health or Health Center personnel to conduct worker health promotion activities are continuous. Keywords : chemical hazard, glue, training, informal sector, shoe producer.

1. Pendahuluan Industri sepatu informal merupakan salah satu sektor industri kecil dan menengah yang banyak berkembang di masyarakat. Kampung Peusar, Desa Peusar, Kecamatan Panongan, KabupatenTangerang, Provinsi Banten, merupakan salah satu wilayah yang mempunyai banyak industri sepatu informal yang biasa juga disebut bengkel sepatu. Meskipun berjalan dengan manajemen kekeluargaan dan berdasarkan order dari took-toko sepatu, bengkel sepatu dapat bertahan selama lebih dari 10 tahun. Dalam proses produksinya, penggunaan lem yang mengandung bahan kimia berbahaya merupakan hal yang tidak bisa dihindari. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia bekerja sama dengan Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat, diketahui bahwa terdapat pelarut organik dalam lem berupa toluena lebih dari 70% dan pelarut benzena sekitar 1-2% (Widjaja, 2008). Kedua pelarut tersebut bersifat toksik, bahkan benzena bersifat karsinogen, sehingga kontak langsung dengan manusia sedapat mungkin harus dihindarkan. Tingkat pendidikan pekerja dan pemilik bengkel sepatu yang rendah tentang bahaya kimia, menyebabkan perilaku kerja mereka tidak aman. Masih ditemukan pekerja yang mengaplikasikan lem dengan jari tangan secara langsung tanpa kuas. Selain itu, juga masih ditemukan pekerja yang makan dan minum di tempat kerja, dan tidak diketahui apakah mereka mencuci tangan dan muka sebelum makan. Bahkan ditemukan pada studi sebelumnya bahwa kandungan metabolit benzena dan toluena dalam urin pekerja melebihi nilai ambang biologis yang diperkenankan sehingga dikhawatirkan pekerja dapat terkena dampak kesehatan seperti sindroma pelarut (pusing, mual, sulit berkonsentrasi), sakit paru, liver, dan leukemia. Upaya pencegahan dan perlindunan pada pekerja sangatlah penting dilakukan. Salah satu upaya untuk menurunkan risiko kesehatan pada pekerja adalah dengan melakukan sosialisasi dalam bentuk penyuluhan dan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pekerja mengenai bahaya kimia pada lem dan cara aman bekerja dengan bahan kimia lem. Peningkatan pemahaman pekerja tentang bahaya kimia akan memicu terciptanya perilaku kerja yang aman sehingga dapat menurunkan risiko munculnya penyakit akibat kerja pada khususnya dan menjamin kesehatan warga sekitar bengkel pada umumnya. 2. Metode Metode yang digunakan dalam sosialisasi adalah sebagai berikut: a) Peningkatan pengetahuan pekerja tentang bahaya bahan kimia dilakukan dengan sosialisasi informasi melalui forum diskusi, pemasangan poster, dan pembagian booklet. b) Peningkatan pemahaman pekerja tentang cara aman bekerja dengan bahan kimia dilakukan dengan pelatihan dan pemasangan poster di tempat kerja. c) Pengamatan dan observasi setelah penyuluhan yang dilaksanakan sebanyak 2 kali. Aspek yang diamati antara lain mengenai cara aman bekerja dengan lem seperti: Tidak mengaplikasikan lem dengan tangan Tidak makan dan minum di tempat kerja Menggunakan alat pelindung diri. Untuk mengetahui apakah perubahan atau peningkatan pengetahuan pekerja setelah mengikuti penyuluhan dan pelatihan mengalami peningkatan yang signifikan, dilakukan uji beda mean (t-test) dengan pendekatan paired sample t-test. 3. Hasil dan Pembahasan Hasil pelaksanaan kegiatan penyuluhan tentang bahaya kimia dan cara aman bekerja dengan bahan kimia adalah meningkatnya pengetahuan mengenai bahaya kimia dan meningkatnya pemahaman pekerja tentang cara aman bekerja dengan bahan kimia. Pengukuran indikator keberhasilan kegiatan penyuluhan dilakukan sebanyak 3 kali yaitu peningkatan pengetahuan, pengamatan perubahan perilaku sebanyak 2 (dua) kali. 3.1. Peningkatan Pengetahuan Perubahan tingkat pengetahuan pekerja diukur dengan menggunakan pre-test dan post-test yang dilakukan bersamaan dengan kegiatan penyuluhan. Dari 40 pekerja yang menjadi peserta penyuluhan dan pelatihan, pre test dan post test hanya ya diikuti oleh 39 pekerja dan tidak diikuti oleh pemilik bengkel. Hasil evaluasi tingkat pengetahuan ke-39 pekerja tersebut terlihat pada tabel 1. Tabel 1. Distribusi Pekerja Menurut Tingkat Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan No Tingkat Pengetahuan Sebelum Sesudah 1 Baik 11 29 2 Cukup 18 9 3 Kurang 10 1 Jumlah 39 39

Kriteria pengetahuan: Jumlah benar >10 (> 73,33%) = Baik Jumlah benar 6 10 (40 73,33%) = Cukup Jumlah benar <6 (< 40 %) = Kurang Pada tabel di atas terlihat bahwa terdapat peningkatan pengetahuan pekerja setelah dilakukan penyuluhan dan pelatihan. Sebelum dilakukan penyuluhan dan pelatihan terdapat 10 pekerja yang mempunyai pengetahuan yang kurang. Sedangkan setelah dilakukan penyuluhan dan pelatihan hanya 1 (satu) orang pekerja yang mempunyai pengetahuan yang kurang. Gambar 2. Peserta Penyuluhan dan Pelatihan 3.2. Perubahan Perilaku Gambar 1. Pelaksanaan Penyuluhan Untuk mengetahui perubahan perilaku pekerja setelah penyuluhan dan pelatihan, dilakukan 2 kali pengamatan dengan jarak 1 (satu) sampai 2 bulan setelah kegiatan penyuluhan. Hasil evaluasi mengenai perilaku pekerja setelah dilakukan penyuluhan dan pelatihan adalah sebagai berikut: a) Pekerja telah menggunakan alat bantu berupa kuas ketika bekerja menggunakan atau mengaplikasikan lem. Untuk mengetahui apakah perubahan atau peningkatan pengetahuan pekerja setelah mengikuti penyuluhan dan pelatihan mengalami peningkatan yang signifikan, dilakukan uji beda mean (t-test) dengan pendekatan paired sample t-test. Hasilnya adalah sebagai berikut. Tabel 2. Hasil Analisis Beda Mean Pengetahuan Pekerja Mean SD P value Sebelum Penyuluhan 7,59 3,076 dan Pelatihan Setelah Penyuluhan dan Pelatihan 12 2,565 0,000 Gambar 3. Pekerja Menggunakan Kuas/Alat Bantu untuk Mengaplikasikan Lem Pada tabel di atas terlihat bahwa rata-rata jumlah jawaban benar dari 15 pertanyaan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan dan pelatihan adalah 7,59 dan 12. Bila dilihat dari hasil analisis beda mean antara sebelum dan sesudah, terlihat adanya hubungan yang signifikan dimana P-value adalah 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa upaya peningkatan pengetahuan pekerja sepatu informal mengenai bahaya kimia dan cara aman bekerja dengan bahan kimia melalui kegiatan penyuluhan dan pelatihan memberikan dampak yang positif. b) Masih ada beberapa pekerja yang makan/minum atau merokok sambil bekerja dengan menggunakan lem. Hal ini dapat diketahui dari ditemukannya beberapa gelas air minum beserta 1 buah galon di lokasi pengeleman sepatu. Ketika diwawancarai, salah seorang pekerja menyebutkan bahwa tidak sempat jika harus mencuci tangan terlebih dahulu apabila mereka ingin minum, hal ini dikarenakan waktu kerja mereka yang padat dan tidak adanya sarana untuk mecuci tangan di lokasi tersebut.

3.3. Analisis Pencapaian Kegiatan Berdasarkan hasil pencapaian kegiatan yang dilihat dari peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku pekerja, maka terlihat bahwa hanya tingkat pengetahuan yang mencapai hasil yang diharapkan dimana terjadi peningkatan pengetahuan pekerja yang signifikan. Namun peningkatan pengetahuan ini tidak diikuti oleh perubahan perilaku yang sesuai dengan cara aman bekerja dengan bahan kimia. Gambar 4. Pekerja bekerja sambil merokok c) Pada saat bekerja, sebagian besar pekerja tidak menggunakan kaca mata keselamatan. Hasil wawancara menunjukkan bahwa mereka mengakui menggunakan kaca mata keselamatan hanya beberapa hari, setelah itu tidak digunakan lagi dikarenakan ketidaknyamanan saat memakainya. Selain itu, ada pekerja yang mengakui bahwa kaca mata keselamatan yang seharusnya digunakan telah hilang yang menyebabkan ia tidak lagi memakai kaca mata tersebut. Hal ini dikarenakan, kaca mata keselamatan dipegang dan disimpan oleh masingmasing pekerja dan tidak disimpan di tempat kerja atau bengkel. d) Masih ada pekerja yang tidak menggunakan masker saat bekerja dengan bahan kimia lem. Ketika diwawancarai, beberapa orang pekerja merasakan ketidaknyamanan ketika menggunakan masker. Hal ini terkait dengan sirkulasi udara yang ada di lokasi pengeleman sepatu yang masih kurang lancar. Udara di dalam ruagan terasa pengap karena kurangnya sirkulasi udara. Untuk membantu menurunkan suhu lingkungan, di lokasi diletakkan 1 buah kipas angin. Gambar 5. Pekerja Tidak Menggunakan Kacamata Keselamatan dan Masker saat Bekerja dengan Lem Hasil observasi ulang pada bulan Januari dan Maret 2010 memperlihatkan bahwa pekerja dalam bekerja tetap berperilaku sama sebelum dilakukan penyuluhan. Perubahan perilaku kerja yang menggunakan masker, kaca mata, dan alat pelindung lain hanya dilakukan beberapa hari setelah dilakukan penyuluhan dan pelatihan. Hanya penggunaan jari tangan yang sudah berubah, yaitu pekerja sudah menggunakan kuas untuk mengaplikasikan lem. Gambar 6. Jenis Kuas yang Digunakan Perilaku yang sulit di rubah adalah makan, minum, dan merokok sambil bekerja dengan bahan kimia lem. Banyak faktor yang memicu sulitnya untuk tidak makan, minum, dan merokok saat bekerja. Hal ini antara lain disebabkan sulitnya merubah perilaku yang sudah menjadi kebiasaan pekerja. Pekerja tetap makan dan minum di tempat kerja lebih dikarenakan oleh alasan praktis. Pekerja merasa bahawa bila makan dan minum sambil menyebabkan tidak terbuangnya waktu sehingga target produksi tetap tercapai. Disamping itu rendahnya upaya pengawasan dari pemilik juga menjadi penyebab kurangnya kepedulian pekerja terhadap perilaku berisiko maupun penggunaan alat pelindung diri saat bekerja. Pemilik bengkel merasa pemberitahuan kepada pekerja tentang bahaya dari lem dianggap sudah cukup. Sedangkan implementasinya diserahkan kepada pekerja masing-masing.

Gambar 7. Gelas Bekas Minum Pekerja di Area Bengkel Suasana kerja di industri sepatu informal adalah suasana kekeluargaan dan saling membutuhkan antara pemilik dan pekerja. Oleh sebab itu sangat sulit bagi pemilik untuk menegur pekerja apabila bekerja tidak menggunakan alat pelindung atau makan, minum, dan merokok sambil bekerja. Pemilik bengkel lebih berorientasi pada pencapaian dan kualitas produk yang dihasilkan bukan kepada proses kerja yang aman dari sisi kesehatan. 3.4. Faktor Pendorong Beberapa faktor yang mendorong terlaksananya kegiatan ini adalah sebagai berikut: a) Dukungan moril dari pihak terkait seperti Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Kepala Puskesmas Panongan, dan Kepala Desa Panongan. b) Kemudahan koordinasi dengan pemilik bengkel sepatu sehingga pelaksanaan kegiatan berjalan lancar serta diikuti oleh banyak peserta. c) Dukungan dana dari DRPM UI sehingga semua biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan tidak menjadi kendala. d) Suksesnya kegiatan juga tidak lepas dari antusias dan semangat peserta dalam mengikuti kegiatan penyuluhan dan pelatihan, meskipun dilaksanakan sesudah jam kerja. e) Dukungan dari tim pelaksana sehingga semua material yang digunakan dalam penyuluhan dan pelatihan dapat selesai sesuai dengan jadwal yang direncanakan. 4. Simpulan Dari pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pelatihan tentang bahaya kimia dan cara aman bekerja dengan bahan kimia yang dilaksanakan di Bengkel Sepatu Karunia Sport, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: a) Kegiatan penyuluhan dan pelatihan diikuti oleh 39 orang pekerja serta dihadiri oleh Petugas Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Kepala Puskesmas Panongan, dan Kepala Desa Peusar. b) Kegiatan penyuluhan memberikan peningkatan pengetahuan yang signifikan mengenai bahaya kimia lem dan cara aman bekerja dengan bahan kimia lem. c) Perubahan perilaku kerja dengan lem belum menunjukkan perubahan yang berarti. Perilaku aman yang muncul adalah pekerja tidak lagi mengaplikasikan lem dengan jari tangan, melainkan sudah menggunakan kuas. Namun penggunaan masker, kaca mata pelindung, perilaku makan, minum, dan merokok di area kerja, mencuci tangan bila akan menyentuh makanan belum menunjukkan perilaku yang aman. Ucapan Terima Kasih Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan ini, seperti: a) Ruchijat, SKM (Kasubag PU BKTK UPTD Dinkes Provinsi Banten) b) dr. Ai Siti Zakiyah (Kepala Puskesmas Panongan). c) Bapak Ade Junedi (Pemilik Bengkel Sepatu Karunia Sport) dan seluruh karyawan. Daftar Acuan 1. Kurniawidjaja, L.M., Lestari, F., Tejamaya, M. 2008, Laporan Kajian Risiko Kesehatan pada Pekerja yang Terpajan Benzena, Toluena, dan Xylena (BTX), Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, FKM UI, Depok 2. Rosenstock L. Early Detection of Occupational Diseases. Singapore: WHO;1996. 3. Canada s National Occupational Health and Safety Resource. Health Effects of Benzene. Canadian Centre for Occupational Health and Safety. Cited: 16 Nov. 2008. www.ccohs.ca Document last updated on December 22, 1997 4. Plog, B.A. (2003), Fundamentals of Industrial Hygiene, National Safety Council, USA 5. American Conference of Governmental Industrial Hygienist (ACGIH) (2008), TLV and BEI Based on the Documentation of the Threshold Limit Values for Chemical Substances and Physical Agents and Biological Exposure Indices, ACGIH, USA 6. American Conference of Governmental Industrial Hygienist (ACGIH) (2005), TLV and BEI Documentation of the Threshold Limit Values for Chemical Substances and Physical Agents and Biological Exposure Indices, ACGIH, USA.