Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo,, DEA. DTK FTUI Nopember, 2014

dokumen-dokumen yang mirip
Lebih Jauh tentang Absorpsi Gas dan Pembahasan CONTOH: Soal #2

TRANSFER MASSA ANTAR FASE. Kode Mata Kuliah :

BAB V. CONTINUOUS CONTACT

PACKED BED ABSORBER. Dr.-Ing. Suherman, ST, MT Teknik Kimia Universitas Diponegoro. Edisi : Juni 2009

BAB IV. PERHITUNGAN STAGE CARA PENYEDERHANAAN (Simplified Calculation Methods)

Diagram Segitiga dan Kesetimbangan Cair-Cair

Hukum Kesetimbangan Distribusi

PERANCANGAN PACKED TOWER. Asep Muhamad Samsudin

PERANCANGAN ALAT PROSES ABSORBER. Oleh : KELOMPOK 17

packing HETP meningkat dengan beban (loading) dalam structured packing

Pemodelan Teknik Kimia Bebarapa Contoh Aplikasi Persamaan Diferensial (oleh: Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA.)

KOLOM BERPACKING ( H E T P )

ALAT TRANSFER MASSA ABSORBER DAN STRIPPER

MAKALAH ALAT INDUSTRI KIMIA ABSORPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

MODEL ABSORPSI MULTIKOMPONEN GAS ASAM DALAM LARUTAN K 2 CO 3 DENGAN PROMOTOR MDEA PADA PACKED COLUMN

STUDI TENTANG KONSTANTA LAJU PERPINDAHAN MASA-KESELURUHAN (K L a) H2S PADA PENYISIHAN NH 3 DAN DENGAN STRIPPING -UDARA KOLOM JEJAL.

Wusana Agung Wibowo. Prof. Dr. Herri Susanto

2. Fungsi Linier x 5. Gb.2.1. Fungsi tetapan (konstan):

Sudaryatno Sudirham. Integral dan Persamaan Diferensial

BAB II DASAR TEORI. FeO. CO Fe CO 2. Fe 3 O 4. Fe 2 O 3. Gambar 2.1. Skema arah pergerakan gas CO dan reduksi

LANDASAN TEORI. P = Pc = P 3 = P 2 = Pg P 5 P 4. x 5. x 1 =x 2 x 3 x 2 1

BAB I DISTILASI BATCH

DAFTAR LAMPIRAN...xi

Solusi Analitis Persamaan-persamaan Diferensial Orde-1 dengan Metode Analitis Persamaan Diferensial dengan konfigurasi VARIABEL TERPISAH

LABORATORIUM PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Penurunan Bikarbonat Dalam Air Umpan Boiler Dengan Degasifier

PERANCANGAN WET SCRUBBER SEBAGAI UNIT PENGURANG KADAR H2S PADA PRODUKSI BIOGAS DI PT ENERO MOJOKERTO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

...(2) adalah perbedaan harga tengah entalphi untuk suatu bagian. kecil dari volume.

Bagian 2 Turunan Parsial

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia II Kolom Berpacking (HETP) BAB I PENDAHULUAN

PERFORMA KOLOM SIEVE TRAY DENGAN PACKING SERABUT PADA DISTILASI ETANOL-AIR

Pembekuan. Shinta Rosalia Dewi

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Analisis Penampang. Pertemuan 4, 5, 6

KESETIMBANGAN FASE DALAM SISTEM SEDERHANA (ATURAN FASE)

TRANSPORT MOLEKULAR TRANSFER MOMENTUM, ENERGI DAN MASSA RYN. Hukum Newton - Viskositas RYN

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.1 Tipikal struktur mekanika (a) struktur batang (b) struktur bertingkat [2]

BASIC OF SHORT CUT & RIGOROUS COLUMN DISTILLATION SIMULATION IN HYSYS. CREATED BY DENNY FIRMANSYAH

6 FUNGSI LINEAR DAN FUNGSI

BAB I. PENDAHULUAN OTK di bidang Teknik Kimia?

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN

SATUAN OPERASI-2 ABSORPSI I. Disusun Oleh:

PERANCANGAN TRAY TOWER. Asep Muhamad Samsudin

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas hasil optimasi sumur gas dan hasil simulasi hysys

ATK I DASAR-DASAR NERACA MASSA ASEP MUHAMAD SAMSUDIN, S.T.,M.T.

BAB II. KESEIMBANGAN

PENGETAHUAN PROSES PADA UNIT SINTESIS UREA

BAB V SIFAT-SIFAT ZAT MURNI

PMD D3 Sperisa Distantina EKSTRAKSI CAIR-CAIR

2. Fase komponen dan derajat kebebasan. Pak imam

Metode Simpleks dengan Big M dan 2 Phase

TUGAS AKHIR RK 1583 ANDRI HARIAGUNG NRP RASTEL SITINJAK NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. Gede Wibawa, M.

PEMILIHAN TIPE KOLOM PEMISAH. Asep Muhamad Samsudin

DISTILASI 08/03/2018 Nur Istianah-KP1-Distilasi-2015

Universitas Gadjah Mada

Materi kuliah OTK 3 Sperisa Distantina EKSTRAKSI CAIR-CAIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KESETIMBANGAN UAP-CAIR-CAIR SISTEM BINER n-butanol+air DAN ISOBUTANOL+AIR PADA kpa

BAB III PEMODELAN DENGAN METODE VOLUME HINGGA

BAB II LANDASAN TEORI

NME D3 Sperisa Distantina BAB II NERACA MASSA

MEKANIKA FLUIDA I HMKK 325. Dr. Aqli Mursadin Rachmat Subagyo, MT

E V A P O R A S I PENGUAPAN

EKSTRAKSI CAIR-CAIR. BAHAN YANG DIGUNAKAN Aquades Indikator PP NaOH 0,1 N Asam asetat pekat Trikloroetan (TCE)

PMD D3 Sperisa Distantina

Pertemuan XIV IX. Kolom

Bab 9 DEFLEKSI ELASTIS BALOK

BAB 1 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDER SATU

BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT

KED INTEGRAL JUMLAH PERTEMUAN : 2 PERTEMUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Materi : 7.1 Anti Turunan. 7.2 Sifat-sifat Integral Tak Tentu KALKULUS I

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah penduduk. Namun demikian, hal ini tidak diiringi dengan

TEMPERATUR. dihubungkan oleh

BAB V EKSTRAKSI CAIR-CAIR

LUAS IRISAN PENAMPANG H G E F D C H G E F D C

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Manado September 2011 LEMBAR JAWABAN. Ujian Praktikum. Bidang Kimia. 13 September 2011.

BAB I PENDAHULUAN. energi yang salah satunya bersumber dari biomassa. Salah satu contoh dari. energi terbarukan adalah biogas dari kotoran ternak.

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fisika Panas 2 SKS. Adhi Harmoko S

PEMILIHAN PELARUT EKSTRAKSI ETANOL DARI PELARUT BERBASIS ALKOHOL PADA PROSES FERMENTASI-EKSTRAKTIF. Disusun oleh:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

REDUKSI AMONIUM NITROGEN (NH 3 -N)PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI BUMBUMASAKDENGAN METODE STRIPPING UDARA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I DIAGRAM TERNER (SISTEM ZAT CAIR TIGA KOMPONEN)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1. Skematis Absorber Bertalam-jamak dengan Sistem Aliran Gas dan Cairannya

Kinetika Reaksi Homogen Sistem Reaktor Alir (Kontinyu)

RUANG LINGKUP DAN RINGKASAN MATERI

III ZAT MURNI (PURE SUBSTANCE)

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Kolom. Pertemuan 14, 15

PENGARUH POLUTAN ORGANIK TERHADAP KOEFISIEN PERPINDAHAN MASSA VOLUMETRIK OKSIGEN AIR PADA KOLOM GELEMBUNG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA

INFO TEKNIK Volume 9 No. 2, Desember 2008 ( )

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Rumusan Masalah I.3 Tujuan Instruksional Khusus I.4 Manfaat Percobaan

Bab 3 MODEL MATEMATIKA INJEKSI SURFACTANT POLYMER 1-D

REAKTOR KIMIA NON KINETIK KINETIK BALANCE R. YIELD R. STOIC EQUILIBRIUM R. EQUIL R. GIBBS CSTR R. PLUG R.BATCH

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN TIMBAL BALIK SISTEM BINER FENOL AIR

Transkripsi:

Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo,, DEA. DTK FTUI opember, 2014

Skematisasi Operasi Absorpsi V, 1 L, 0 V, +1 L,

Suatu menara sieve-tra dirancang untuk proses absorpsi gas. as umpan memasuki kolom di bagian bawah dengan kandungan absorptif A sebesar 1,852 %-molar. as umpan mengalami pembersihan sedemikian rupa sehingga tersisa polutan A tidak lebih dari 0,088 %-molar di bagian keluaran (puncak). Cairan absorben ang digunakan, pada awalna mengandung 0,008 %-molar. Sistem diketahui mengikuti ukum ERY dengan data seperti pada Tabel 1 di bawah ini. Di bagian bawah menara (bottom), rasio molar cairan-terhadap-gas adalah ( L ) 1, 65, b sedangkan di ektremitas lainna (di puncak, top) adalah ( L ) 1, 71. Pada kondisi operasi ini, t diketahui bahwa efisiensi Murphree dapat dianggap konstan, aitu pada E 0,65. C A (g A /100 g 2O ) Tabel 1. Data kesetimbangan A dalam O 2 p A (kpa) 0,49 0,4620 0,74 0,7000 0,98 0,9114 1,49 1,3952 1,73 1,6195 1,96 1,8258 2,45 2,2829 (fraksi mol A, cairan) ME (fraksi mol A, gas)

(Lanjutan..) Pertanaan: (a). itunglah dan (lengkapi Tabel 1 di atas), sebelum menentukan (konstanta enr) untuk sistem absorpsi di atas, jika berlaku! (b). itunglah atau perkirakan jumlah talam ang diperlukan oleh sistem ini! (c). Jika diinginkan kriteria diameter kolom sebesar 150 cm (perhatikan tabel di bawah ini), maka tentukanlah tinggi kolom ang diperlukan!

Penesaian: (a). itunglah dan (lengkapi Tabel 1 di atas), sebelum menentukan (konstanta enr untuk sistem absorpsi di atas, jika berlaku!

Penesaian Konstanta enr: Pengaluran A dan A (dari Tabel 1 di atas), dapat digunakan untuk menentukan (konstanta enr) sebagi berikut:

Penesaian untuk (b).

Penesaian untuk (b) cara rafis:

Penesaian (b) lanjutan ( check and balances ):

Penesaian (c) Penentuan TII Menara:

Kolom Isian (Packed columns) merupakan menara kontak kontinu ang secara fisik tidak memiliki tahap seperti pada kolom talam. Secara praktis, Kolom Isian seringkali dianalisis berdasarkan kesetaraan atau ekivalensi tahap kesetimbangan dalam Kolom Talam, menggunakan suatu pendekatan ang disebut Suatu Ketinggian ang Setara dengan Talam Teoretis atau disebut sebagai ETP (eight Equivalent to a Theoretical Plate). ETP Tinggi Isian ( Packing) Jumlah Ekivalen dari Tahap Kesetimbangan Dengan mengetahui nilai ETP dan Jumlah Tahap Teoretis n dari suatu Menara Talam, maka dapat dihitung tinggi kolom : n ETP Konsep ETP tidak memiliki basis teoretis ang kuat. ilai ETP hana dapat dihitung berdasarkan data eksperimen atau kolom komersial dari suatu vendor.

Absorpsi: si: Pendekatan Perpindahan Mass (TU, TU) Pada Kolom ISIA, lebih disukai metode penentuan Tinggi ISIA dari pendekatan teoretis ang berbasis Koefisisen Perpindahan Massa. 2 < spec Problem absorsi, pada umumna adalah sebagai berikut: Suatu aliran as MASAM ang tercemar (oleh ABSORBE atau ABSORPTIF) dari suatu PROSES (tertentu) ingin dibersihkan kandungan POLUTA-na. Jika digunakan OTASI subskrip ang baru, pada bagian DASAR (Bottom) dan ATAS (Top) Kolom, maka komposisi AS dan CAIRA ang memasuki dan meninggalkan kolom adalah:, 2 T, p L, 2 z ( 1, 1) ( 2, 2) Selain variabel-variabel di atas, digunakan juga koordinat z, ang merepresentasikan tinggi kolom. Amplop di bagian atas ang berwarna IJAU adalah untuk ERACA MASSA ang diperlukan untuk (membuat) ARIS OPERASI dari Kolom Absorpsi Packing. Process, 1 L, 1 z 0

Pertama kali, diperlukan ERACA MASSA di bagian amplop atas ang berwarna IJAU: membuat ARIS OPERASI, ang melalui titik ( 2, 2 ), L L2 + L + 2 L ( ) + 2 2 () 1 1 L min * m Dalam Kolom Isian ini, diperlukan juga kondisi KESETIMBAA: * m ( 2) 2 Dapat dibuat aris KESETIMBAA dan aris OPERASI ke dalam suatu diagram seperti contoh. Dari aris OPERASI dengan KELADAIA terkecil (minimum, aitu: L min /), didapatkan (L/) dengan formula berikut 2 1 L L f f ( 1, 2) min

Sebagai persamaan ketiga, diperlukan suatu Persamaan Laju Perpindahan Massa. Jika, dibuat porsi bagian kecil dari kolom dimaksud, maka eraca MASSA sisi AS dalam potongan kecil tersebut adalah: I gas OUTgas + OUTmass transfer S( z) S( z+δ z) + asδz S adalah luas penampang dari kolom. Perlu dicatat bahwa, dan L semuana didefinisikan sebagai fluksi (flues) bukan sebagai laju alir molar [mol/s]: mol s L L z + Δz z a molar flowrate mol [ ] column section S 2 cm s 2 mass transfer surface cm [ a] volume of the column 3 cm Perhitungan Tinggi ISIA dari suatu Kolom umumna melibatkan Koefisien Perpindahan as Meneluruh atau overall gas-phase coefficient (K), karena cairan pada umumna memiliki AFIITAS ang KUAT pada zat terlarut (absorbat atau absorptif). Driving Force dari peristiwa perpindahan ini adalah perbedaan fraksi mol dalam fasa gasna ( - *). mol K ( * ) [ ] 2 cm s

Bagilah Persamaan Laju Perpindahan Massa dengan S dan Δz, didapatkant: a ( z + Δz) ( z) Δz Karena diinginkan suatu perbedaan tinggi (differential height) dari potongan tersebut, maka berarti: Δz 0. a d dz Didefinisikan, untuk besaran, digunakan persamaan: d K a * ( ) ( ) dz 3 Pemisahan variabel dan pengintegrasian, didapat: dz 0 2 1 d * ( ) K a Mengambil term konstanta ke luar integrasi dan menukar batas-batas integrasi tersebut, sehingga: dz 0 1 2 d ( *) K a Ruas KAA dapat ditulis sebagai hasil kali: and :

The term is called the overall eight of a Transfer Unit (TU) based on the gas phase. Eperimental data show that the TU varies less with than with K a. The smaller the TU, the more efficient is the contacting. K a Term disebut overall umber of Transfer Units (TU) didasarkan pada fasa gas. Besaran tersebut menggambarkan perubahan meneluruh dalam zat terlarut (solute) dalam fraksi mole dibagi dengan rerata fraksi mole dari driving force. Semakin besar TU, maka semakin besar diperlukan luas permukaan kontak (etent of contacting). Diinginkan SOLUSI dari Integral, maka kita ganti * dengan Persamaan (2): 1 1 2 2 d ( * ) d ( m ) Selesaikan (1) untuk, dengan diketahui A L/( m): + 2 A m 2 Am Menatukan hasilna ke dalam persamaan untuk : 1 2 Ad * 2 2 ( A 1) + A

Integrasikan, hasilna: ( 1) * 2 2 A A + A ln A 1 A 1 2 ( 1) * 1 2 2 A A + A ln A 1 A * ( 2 2) Memisahkan bagian dalam logaritma menjadi dua bagian: * ( ) 1 2 A 1 A 1 ln + A 1 A A * 2 2 Diketahui, bahwa Fraksi Absorption α: α Jumlah ang DIABSORPSI Jumlah maksimum ang DIABSORPSI 1 2 * 1 2 Dengan menggunakan α dan melakukan beberapa transformasi, akhirna diperoleh : A 1 α A ln A 1 1 α

Perbandingan antara TU/TU and ETP Tinggi KOLOM dapat dihitung dengan 2 cara: netp Jangan keliru antara TU dan TU dengan ETP dan jumlah tahap kesetimbangan teoritis n, ang dapat dihitung dengan Persamaan KREMSER: n 1 1 α A ln ln A 1 α Pada saat aris Operasi dan aris keseimbangan tidak hana lurus tetapi juga paralel, TU n dan TU ETP. Jika tidak, TU lebih besar dari atau kurang dari n. op. line op. line op. line eq. line eq. line eq. line TU n TU > n TU < n

Perbandingan antara TU/TU and ETP Pada saat aris Operasi dan aris Keseimbangan lurus tapi tidak sejajar (TU n), diperlukan suatu formula untuk mengubana. Dapat ditulis: ETP n anti dan n dengan formula ang didapatkan sebelumna, maka didapatkan untuk ETP: ETP A ln A A 1 Lakukan perhitungan ang sama untuk, didapatkan: A ln A n A 1 Akhirna, diinginkan menghitung koefisien perpindahan massa volumetrik meneluru (K a). Diketahui, bahwa: K a Solusi untuk K a, didapatkan: K a

Desorpsi (Stripping): Pendekatan Perpindahan Massa (TU, TU) Sekarang kita fokus pada masalah Stripping, dengan problem sebagai berikut: aliran cairan tercemar keluar dari suatu proses akan dipulihkan dari polutanna dalam rangka untuk membersihkan cairan tersebut. Pertama, diperlukan eraca Massa di sekitar amplop hijau, di bagian bawah kolom, ang terkait dengan aris Operasi, melalui titik ( 1, 1 ): L, 2, 2 T, p Process z 1 + L L1 + L ( ) + () 1 1 1, 1 L, 1 z 0 Pada keadaan kesetimbangan: * ( 2) m

Desorpsi (Stripping): aris Operasi dan aris Kesetimbangan aris Kesetimbangan dan aris Operasi dapat dibuat dalam suat diagram seperti di sebelah kanan ini. Dari aris Operasi dengan kemiringan terbesar (L/) maks, dihitung (L/) dengan formula berikut: L 1 L f ( 12., 2) f maks 2 * m L Sebagai persamaan ketiga, kita perlukan suatu persamaan laju perpindahan massa. Diambil irisan kecil terkait dari kolom. eraca massa "sisi cair" dari irisan kecil tersebut: Iliq OUTliq + OUTmass transfer mol SL( z+δ z) SL( z) + asδz s 1 L 1 ma L 2 z + Δz Fluksi melibatkan koefisien perpindahan meneluruh fase cair K dengan driving force ( - *): L z ( *) K

Desorpsi (Stripping): Laju Perpindahan Massa, TU dan TU Bagilah persamaan laju perpindahan massa dengan S dan Δz, diperoleh: z ( + Δz) z ( ) L Δz a Dengan Δz 0, dkemudian menggunakan definisi : d L K a dz ( * ) 3 ( ) Pemisahan variabel dan integrasi, menghasilkan: dz 0 L 2 1 d K a * OL OL OL adalah overall eight of a Transfer Unit (TU) untuk fasa cair. OL L K a OL adalah overall umber of Transfer Units (TU) untuk fasa cair. OL 2 1 d ( *)

Desorpsi (Stripping): Fraksi Desorpsi (Stripping) dan Faktor Stripping Diketahui, bahwa fraction of stripping σ: σ Jumlah ang didesorpsi 2 1 Jumlah maksimum ang didesorpsi 2 1 Kemudian, pengertian Faktor stripping, S: S m L asil integral dari OL dapat dicari dengan cara ang sama seperti dalam kasus absorpsi: OL S 1 1 1 ln S + S S S 2 1 1 1 Akhirna, setelah berbagai transformasi, didapat: OL S 1 σ S ln S 1 1 σ