I. PENDAHULUAN. Pusat perbelanjaan moderen merupakan tempat berkumpulnya. pedagang yang menawarkan produknya kepada konsumen.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. menawarkan produknya kepada konsumen. Pasar ini terdiri dari sekelompok

I. PENDAHULUAN. berlalunya kerusuhan yang pernah terjadi pada sekitar tahun merupakan fenomena tersendiri. Pusat perbelanjaan yang dapat berupa

BAB I PENDAHULUAN. Industri ritel merupakan salah satu industri yang strategis di Indonesia.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lebih cenderung berbelanja ditempat ritel modern. Semua ini tidak lepas dari pengaruh

I. PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan oleh konsumen dan tidak mengetahui bagaimana cara

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang mulai membenahi diri menjadi bisnis ritel

BAB I PENDAHULUAN. jumlah ritel di Indonesia tahun sebesar 16% dari toko menjadi

BAB I PENDAHULUAN. tiap tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 250 juta jiwa pada tahun 2014,

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan adanya perusahaan-perusahaan yang mampu menawarkan produk

BAB I PENDAHULUAN. sektor yang memiliki prospektif peluang besar dimasa sekarang maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Perdagangan eceran atau sekarang kerap disebut perdagangan ritel, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU),

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I - PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis seperti kios, pasar modern/tradisional, department store, butik dan lain-lainnya

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar

BAB I PENDAHULUAN. Pasar ritel di Indonesia merupakan pasar yang memiliki potensi besar

I. PENDAHULUAN. Lapangan Usaha * 2011** Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan yang dimaksud adalah efisiensi dalam pemenuhan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang

I. PENDAHULUAN. besar dalam perkembangan pasar di Indonesia. Hal ini terlihat dari adanya

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing

I. PENDAHULUAN. negara- negara ASEAN yang lain. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan bisnis ritel dari tahun ke tahun cukup pesat. Hal ini dapat dari

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari profit orientied kepada satisfied oriented agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengetahui image dari suatu produk dipasar, termasuk preferensi

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN DITINJAU DARI FAKTOR PSIKOGRAFIS KONSUMEN MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB I. Pendahuluan. Asia, khususnya di antara negara berkembang. Kondisi perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bisnis retail (perdagangan eceran) di Indonesia pada akhirakhir

BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang perdagangan eceran yang berbentuk toko, minimarket, departement

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin bervariasi. Adanya tuntutan konsumen terhadap pengusaha

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan

I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya jumlah penduduk di Indonesia pada. umumnya dan di Propinsi Banten pada khususnya, serta kondisi geografis

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis retail Indonesia saat ini berada di peringkat 12 dunia dalam Indeks

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB I PENDAHULUAN. beredar memenuhi pasar, mengakibatkan perusahaan berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN. Semakin modern perkembangan zaman menyebabkan timbulnya berbagai. usaha bisnis yang tentu mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan

2015 PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

Bab 1 PENDAHULUAN. Persaingan yang terjadi dalam dunia perekonomian di Indonesia saat ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. inovasi desainer muda yang semakin potensial, tingkat perekonomian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian kegiatan pemasaran harus direncanakan terlebih dahulu sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat diikuti dengan. berkembangnya kebutuhan masyarakat menyebabkan perubahan gaya hidup pada

BAB I PENDAHULUAN. eceran di Indonesia yang telah berkembang menjadi usaha yang berskala

BAB I PENDAHULUAN. Selama beberapa dekade terakhir, jelas terlihat bahwa dunia telah beralih

BAB I PENDAHULUAN. mudah, fasilitas, dan pelayanan yang memadai. menjadi ancaman bagi peritel lokal yang sebelumnya sudah menguasai pasar.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik daripada pesaingnya. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk memberikan kepuasan

I. PENDAHULUAN. Bisnis properti tahun 2008 akan berkembang pesat, hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat saji yang bermerek asing, seperti McDonald, Kentucky Fried Chicken. banyak membidik target pasarnya kalangan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti pertumbuhan jumlah penduduk. Kelangsungan usaha eceran sangat

Hypermarket ataupun grosir yang berbentuk Perkulakan. (Perpres hukum.unsrat.ac.id/pres/perpres_112_2007.pdf. Diakses Tanggal 25 November 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanyaera globalisasi yang semakin pesat dan perkembangan gaya hidup

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada perkembangan era globalisasi saat ini, kondisi perekonomian di

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Info Bisnis, Maret 2007:30 ( 8/10/2009).

BAB 1. aktivitas pejualan barang atau jasa yg dilakukan secara langsung untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. berupa pusat-pusat pertokoan, plaza, minimarket baru bermunculan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnisnya menunjukan perkembangan yang cukup pesat, namun tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ke konsumen akhir untuk keperluan konsumsi pribadi dan/atau

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu ke waktu semakin meningkat. Banyak perusahaan yang berusaha

BAB I PENDAHULUAN. minimarket Indomaret, Alfamart, dan toko-toko tidak berjejaring lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha dalam bidang ritel dalam perkembangannya sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mereka memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang ada dan berusaha untuk

satu yang bisa disebut sukses adalah Hero Supermarket. Dengan jumlah cabang

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Usaha retail atau eceran (retailing) dapat dipahami sebagai semua kegiatan yang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

POTENSI LOKASI PUSAT PERDAGANGAN SANDANG DI KOTA SOLO (Studi Kasus: Pasar Klewer, Beteng Trade Center dan Pusat Grosir Solo) TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah kegiatan menjual barang atau jasa kepada perorangan untuk keperluan diri sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan dinamika perekonomian yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan outlet-outlet baru oleh para retailer lokal maupun asing

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. Indonesia masih memperlihatkan kinerja ekonomi makro nasional yang relatif

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang ingin berhasil dalam persaingan pada era milenium harus

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Sejarah PT Carrefour di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peritel tetap agresif melakukan ekspansi yang memperbaiki distribusi dan juga

BAB I PENDAHULUAN. dari aktifitas keseharian, interst, kebutuhan hidup, dan lain sebagainya, yang

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pusat perbelanjaan moderen merupakan tempat berkumpulnya pedagang yang menawarkan produknya kepada konsumen. Pasar ini terdiri dari sekelompok lokasi usaha ritel dan usaha komersial lainnya yang direncanakan, dikembangkan, dimiliki, dan dikelola sebagai satu properti tunggal. Pusat perbelanjaan moderen dapat berupa mal, Plasa, super market, hypermarket, factory outlet, dan lainnya. Pada dasarnya pasar pusat perbelanjaan moderen mempunyai kesamaan fungsi dengan pasar tradisional yang sudah ada yaitu sebagai tempat bertemu antara pembeli dan penjual. Fungsi dari pusat perbelanjaan selain sebagai tempat berbelanja oleh para pengunjung juga sebagai salah satu tempat untuk berjalan-jalan menikmati suasana, rekreasi, referensi mode dan asesoris, menghabiskan waktu bersama teman atau kolega bisnis, dan lainnya. Konsumen pokok dari pusat perbelanjaan moderen ini terdiri atas tenant sebagai penyewa atau pembeli dari pusat perbelanjaan dan pengunjung pusat perbelanjaan yang juga calon konsumen dari tenant yang ada di pusat perbelanjaan tersebut. Tenant akan tertarik untuk menyewa atau membeli ruangan di suatu pusat perbelanjaan jika terdapat potensi bahwa pusat perbelanjaan tersebut cukup menarik pengunjung untuk datang dan berbelanja. Pusat perbelanjaan sebagai tempat transaksi dalam pemenuhan kebutuhan konsumen mengalami perkembangan yang dilatarbelakangi 1

adanya perubahan tren berbelanja konsumen di negara-negara Asia Pasifik termasuk Indonesia. Konsumen cenderung lebih menyukai berbelanja dipusat pasar moderen dibandingkan berbelanja di pasar tradisional. Berdasarkan Tabel 1, terlihat bahwa terjadi pertumbuhan yang signifikan atas keinginan berbelanja konsumen terhadap pasar moderen. Tabel 1. Tren Rasio Keinginan Berbelanja Jenis Pasar 1999 2000 2001 2002 2003 2004 Pasar Tradisional 65% 63% 60% 52% 56% 53% Pasar Moderen 35% 37% 40% 43% 44% 47% Keterangan : Rasio Negara-Negara Asia Pasifik (Kecuali Jepang) Sumber : AC Nielsen Asia Pasifik Retail and Shopper Trend dalam Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, 2005. Faktor lain yang melatarbelakangi perkembangan pasar ini adalah pertumbuhan market size sektor Restoran & fast food, Departement store, dan Supermarket mengalami pertumbuhan yang signifikan. Pertumbuhan ini dipandang sebagai peluang bagi para pelaku bisnis pasar moderen nasional maupun asing untuk mengembangkan usahanya di Indonesia (Tabel 2). Tabel 2. Pertumbuhan Market Size Sektor Industri Sektor Industri 2004 2005 2006 Restoran & fast food Rp. 37.267,7 Rp. 39.648,1 Rp. 42.364,9 Departement store Rp. 9.419,.6 Rp. 11.116,7 Rp. 13.153,0 Supermarket Rp. 3.695,0 Rp. 4.412,0 Rp. 5.130,4 Keterangan : Penjualan Dalam Miliar Rupiah Sumber : Majalah Swasembada Edisi 21-25 Januari 2006 Masuknya investor pasar moderen asing dilatarbelakangi dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden Nomor 118 Tahun 2000 tentang bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan tertentu bagi penanaman modal. Inti dari Keputusan Presiden 2

tersebut adalah sektor perdagangan mengeluarkan bisnis perdagangan eceran skala besar dari negative list bagi Penanaman Modal Asing (PMA). Perdagangan eceran skala besar tersebut terdiri atas Mal, Supermarket, Department Store, Pusat Pertokoan / Perbelanjaan, Perdagangan Besar (Distributor / Wholesaler, Perdagangan Ekspor dan Impor). Dengan masuknya investor asing ke Indonesia untuk menanamkan modalnya dibidang perdagangan pasar moderen, kondisi persaingan bisnis pasar moderen di dalam negeri khususnya akan semakin beragam. Disisi lain tersedianya kemudahan memperoleh informasi, keterbatasan waktu bagi keluarga, peningkatan pendapatan dinilai mempunyai andil dalam perkembangan bisnis pusat perbelanjaan moderen ini. Berdasarkan data majalah properti Indonesia edisi Desember 2003 memperlihatkan kawasan Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi) untuk keseluruhan sektor ritel khususnya termasuk didalamnya pusat perbelanjaan dan pusat perdagangan sampai akhir tahun 2003 mencapai 4.104.351 m 2 yang terdiri atas 111 pusat perbelanjaan atau mengalami peningkatan pasokan sebesar 17,76% dari tahun 2002 yang sebesar 3.329.574 m 2 dari 96 pusat belanja. Sedangkan menurut Simanungkalit (Koran Tempo edisi 10 Desember 2002), bahwa untuk periode 2003-2005 di Jakarta terdapat 28 proyek pusat perbelanjaan yang sedang dibangun dan akan menyediakan ruangan seluas 1.470.100 m 2 dan 11 proyek di wilayah Bogor, Tangerang, dan Bekasi yang bakal manyediakan ruangan seluas 412.500 m 2. Luasan 3

yang tersedia tersebut diperkirakan akan melebihi kebutuhan terhadap pusat perbelanjaan yang ada di Jabodetabek yang berkisar antara 200.000 m 2 per tahun. Kehadiran pusat perbelanjaan moderen di satu sisi dirasakan banyak memberikan keuntungan bagi konsumen, karena banyaknya jumlah barang yang tersedia disamping keleluasaan konsumen dalam memilih barang sesuai yang dibutuhkan. Selain itu konsumen memperoleh alternatif dalam memilih kunjungan ke pusat perbelanjaan moderen. Konsumen akan dengan mudahnya beralih ke pusat perbelanjaan moderen yang lain bila merasa tidak puas. Hal ini hendaknya menjadi perhatian pengelola pusat perbelanjaan moderen dalam meningkatkan pelayanan sehingga konsumen tetap mengunjungi pusat perbelanjaan moderen yang bersangkutan. Pengelola pusat perbelanjaan moderen dituntut untuk membuat suatu konsep strategi pemasaran yang sesuai dengan keinginan konsumen. Strategi ini dirumuskan berdasarkan berbagai atribut dari pusat perbelanjaan moderen yang dapat menarik konsumen untuk berkunjung. Untuk mengetahui atribut diatas perlu adanya pemahaman atas keinginan konsumen dan bagaimana kondisi pusat perbelanjaan moderen saat ini menurut konsumen. Salah satu strategi yang dapat diterapkan yaitu dengan membangun persepsi yang baik di mata konsumen. Hal ini sangat penting karena persepsi dapat mempengaruhi konsumen untuk datang berkunjung dan melakukan pembelian. Menurut Suhartanto (2001), persepsi terbentuk dari dua faktor yaitu komunikasi dan pengalaman konsumen selama 4

mengkonsumsi barang atau jasa. Komunikasi membentuk dan mempengaruhi persepsi melalui berbagai media promosi yang dilakukan oleh pengelola pusat perbelanjaan moderen. Komunikasi ini dapat mempengaruhi persepsi konsumen mengenai bauran pemasaran yang diterapkan. Faktor lain yang dapat membentuk persepsi berupa pengalaman konsumen yang berhubungan dengan penyedia suatu produk. Konsumen dalam lingkungannya berinteraksi dengan pihak lain. Interaksi ini membentuk perilaku yang berpengaruh terhadap setiap pengambilan keputusannya. Menurut Kotler (2005), perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya, faktor sosial, dan faktor pribadi. Faktor tersebut bila dilihat lebih lanjut dapat berupa pekerjaan dan lingkungan ekonomi, usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri, motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap. 1.2. Perumusan Masalah Dengan terus dibangunnya pusat perbelanjaan moderen di Kota Bogor, konsumen mempunyai berbagai alternatif dalam memenuhi kebutuhannya dan munculnya beragam harapan terhadap pelayanan dan fasilitas yang lebih baik. Harapan konsumen tersebut merupakan faktorfaktor yang dijadikan pertimbangan bagi konsumen untuk mengunjungi dan berbelanja di suatu pusat perbelanjaan moderen. Setiap konsumen memliki harapan yang berbeda-beda. Tidak semua konsumen akan 5

berkunjung ke suatu pusat perbelanjaan moderen karena keputusan kunjungan tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut. Berdasarkan jumlah penduduk dan berbagai latar belakang yang dimiliknya, manajemen pengelola pusat perbelanjaan moderen hendaknya mampu mengidentifikasi segmen yang potensial dari jumlah penduduk tersebut. Identifikasi segmen menjadi hal yang sangat penting dalam penetapan strategi pemasaran yang tepat. Strategi pemasaran yang tidak sesuai dengan segmen yang dituju akan menyebabkan informasi mengenai pusat perbelanjaan moderen tidak akan tercapai. Dalam segmentasi diperlukan informasi profil konsumen pengunjung pusat perbelanjaan moderen. Dengan profil konsumen ini pengelola pusat perbelanjaan moderen dapat mengetahui data konsumen pengunjung pusat perbelanjaan moderen dan dapat dijadikan salah satu dasar dalam melakukan segmentasi. Dalam menghadapi persaingan ini setiap pengelola pusat perbelanjaan moderen dituntut untuk mampu memuaskan konsumen. Strategi pemasaran yang didasarkan pada komitmen manajemen untuk meningkatkan kualitas pelayanan untuk memuaskan pelanggan hendaknya dapat terus-menerus dilakukan. Hal ini dilakukan karena adanya kenyataan bahwa konsumen yang tidak puas terhadap barang atau jasa yang dikonsumsinya akan mencari penyedia barang atau jasa dari perusahaan lain yang mampu memuaskan kebutuhannya. Mempunyai konsumen yang puas merupakan hal yang penting bagi manajemen pengelola pusat perbelanjaan moderen. Dalam membangun kepuasan 6

konsumen, pengukuran dan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan sangat penting dilakukan. Dengan memuaskan konsumen, manajemen pengelola pusat perbelanjaan moderen dapat meningkatkan kunjungan dan pembelian konsumen sehingga berpengaruh terhadap keuntungannya dan mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas. Setiap pusat perbelanjaan moderen memiliki strategi pemasaran masing-masing. Strategi pemasaran ini dibuat dengan harapan dapat menarik konsumen untuk berkunjung. Untuk itu pengelola pusat perbelanjaan moderen perlu mengetahui apakah strategi pemasaran yang diterapkannya sudah sesuai dengan keinginan konsumen. Persepsi konsumen memberikan informasi bagaimana strategi pemasaran yang diterapkan apakah sudah sesuai dengan keinginan konsumen. Disisi lain, konsumen memiliki perilaku yang berbeda-beda. Sangatlah penting juga bagi pengelola pusat perbelanjaan moderen untuk mengetahui bagaimana perilaku konsumen terhadap pusat perbelanjaan moderen. Persepsi dan perilaku konsumen merupakan dasar yang penting untuk pemasaran. Dengan memahami persepsi dan perilaku konsumen manajemen pengelola pusat perbelanjaan moderen dapat merumuskan strategi pemasaran yang tepat. Pemahaman terhadap persepsi dan perilaku konsumen ini hendaknya ditempatkan dalam konteks paradigma pemasaran yang kini berlaku, yaitu paradigma pemasaran yang digerakkan pasar (market-driver). Untuk dapat mengetahui bagaiman persepsi konsumen dan perilaku konsumen terhadap pusat perbelanjaan 7

moderen dapat diperoleh melalui survei, jajak pendapat, penelitian, atau lainnya. Berdasarkan uraian singkat diatas maka penulis merumuskan beberapa permasalahan yang dihadapi, yaitu : 1. Bagaimana profil konsumen yang mengunjungi pusat perbelanjaan moderen yang ada di Kota Bogor. 2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi pemilihan pusat perbelanjaan moderen yang akan dikunjungi oleh konsumen di kota Bogor. 3. Bagaimana persepsi konsumen terhadap pusat perbelanjaan moderen di kota Bogor. 4. Bagaimana perilaku konsumen pengunjung pusat perbelanjaan moderen yang ada di kota Bogor. 5. Bagaimana strategi manajemen pengelola pusat perbelanjaan moderen guna mempertahankan dan meningkatkan pengunjung. 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka dapat dirumuskan bahwa penelitian dan penulisan mempunyai tujuan dalam : 1. Menganalisis profil konsumen yang mengunjungi pusat perbelanjaan moderen di Kota Bogor. 2. Menganalisis faktor-faktor apa saja yang menjadi pertimbangan bagi konsumen untuk mengunjungi pusat perbelanjaan moderen di Kota Bogor. 8

3. Menganalisis persepsi konsumen terhadap pusat perbelanjaan moderen di Kota Bogor. 4. Menganalisis perilaku konsumen terhadap pusat perbelanjaan moderen di Kota Bogor. 5. Penetapan alternatif strategi manajemen pengelola guna mempertahankan dan meningkatkan pengunjung. 9

UNTUK SELENGKAPNYA TERSEDIA DI PERPUSTAKAAN MB IPB 10