BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontrasepsi (Sulistyawati, 2012). 1) Metode kontrasepsi sederhana. 2) Metode kontrasepsi hormonal

dokumen-dokumen yang mirip
JENIS METODE KB PASCA PERSALINAN VASEKTOMI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada Zaman sekarang ini perempuan sering mengalami banyak

Kontrasepsi Hormonal (PIL)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Konsep Dasar Kontrasepsi Suntik (DMPA) dengan memakai kontrasepsi (Mochtar, 1999).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat sementara dan dapat pula bersifat menetap (Subroto, 2011).

SATUAN ACARA PENYULUHAN KB IMPLAN PADA PASANGAN USIA SUBUR. : Mahasiswa Jurusan Kebidanan Klaten

contoh kasus KB 2 Kasus Ny. Sasa umur 27 tahun P2 A1, anak terakhir umur 15 bulan, akseptor KB implant sejak 10 bulan yang lalu. Datang ke BPS dengan

SATUAN ACARA PENYULUHAN KB PASCA PERSALINAN. Disusun Oleh :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kontrasepsi adalah suatu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan (Sarwono,2002).

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut World Health Organisation (WHO) Keluarga Berencana (KB)

KUESIONER PENELITIAN

KONTRASEPSI INJEKSI ( INJECTION CONTRACEPTIVE)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bagian dari pemeliharaan kesehatan komperhensif bukan lagi hal yang baru.

A. Landasan Teori. 1. Pendidikan. a. Definisi Pendidikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Suparlan Suhartono dalam Tim Pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan pada umur kurang 15 tahun dan kehamilan pada umur remaja. Berencana merupakan upaya untuk mengatur jarak kelahiran anak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Istilah Kependudukan dan Keluarga Berencana (2011) yang

Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon akif estrogen/progesin dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon akif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman (plastik yang dililiti oleh tembaga) dan dimasukkan ke dalam rahim oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI PUSKESMAS DELANGGU KLATEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

BAB II PEMBAHASAN 2.1 DEFINISI

BAB II TINJAUAN TEORI

MODUL PENGAJARAN MENJAGA JARAK KEHAMILAN DAN MEMILIH ALAT KONTRASEPSI YANG TEPAT

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan "Keluarga Berkualitas 2015" adalah keluarga yang bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MATERI PENYULUHAN KB 1. Pengertian KB 2. Manfaat KB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan tindakan medis di Amerika Serikat dan Eropa sejak tahun 1960.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempengaruhi fertilitas. (Prawirohardjo, 2006) kehamilan dengan memakai kontrasepsi. (Mochtar, 1998)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN SIKLUS HAID

PELAYANAN KB DALAM RUANG LINGKUP KEBIDANAN KOMUNITAS

PENDAHULUAN INFORMASI ALAT KONTRASEPSI BUKU UNTUK KADER

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Reproduksi dilaksanakan untuk memenuhi hak-hak reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. oleh tiga faktor utama yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan

Upaya meningkatkan pelayanan KB diusahakan dengan

KEPERAWATAN MATERNITAS II

Yuyun Oktaviani Dano Nim: Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menunggu mendapatkan keturunan dan menunda kehamilan dapat dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan salah satu masalah kependudukan Indonesia sehingga memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Biro Pelayanan Statistik (BPS) kependudukan, Ju mlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas tahun 2015 dan misi sangat

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hormon sintetik dan hormon alamiah. (Baziad, 2002)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penghambat pengeluaran folicel stimulating hormon dan leitenizing hormon. sehingga proses konsepsi terhambat (Manuaba, 2002).

BAB 1 PENDAHULUAN berjumlah jiwa meningkat menjadi jiwa di tahun

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahirkan yang

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) yang kita kenal seperti. sekarang ini adalah buah perjuangan yang cukup lama yang dilakukan

BAB II TINJAUAN TEORI

32 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 08 No. 01 Januari 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sesuai dengan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai permasalahan kependudukan.pemerintah Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. miliar jiwa. Cina menempati urutan pertama dengan jumlah populasi 1,357 miliar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan progesteron dalam ovarium. Menopause alami ditegakkan secara

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT AKSEPTOR KB DALAM MENENTUKAN PILIHAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD

BAB I PENDAHULUAN. Masalah utama yang sedang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang termasuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi Keluarga Berencana (KB) kecil, bahagia dan sejahtera (Handayani, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) (1970, dalam Suratun, 2008)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana Defenisi Keluarga Berencana Menurut World Health Organization (WHO) Keluarga Berencana adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI (KELUARGA BERENCANA)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai

PROFIL PENGGUNAAN KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR ( PUS ) DI WILAYAH KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan bahwa pada wanita usia tahun

BAB I PENDAHULUAN. jiwa dari jumlah penduduk tahun 2000 sebanyak 205,8 juta jiwa.pada

UMUR DAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEJADIAN AMENORRHOE

BAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).

SAP KELUARGA BERENCANA

GAMBARAN KEJADIAN KANKER SERVIKS BERDASARKAN JENIS DAN LAMA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DI RSUD ULIN BANJARMASIN

JENIS PEMAKAIAN KONTRASEPSI HORMONAL DAN GANGGUAN MENSTRUASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

GAMBARAN MENSTRUASI IBU PADA AKSEPTOR ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK KOMBINASI DI RB MEDIKA JUWANGI KABUPATEN BOYOLALI

Transkripsi:

9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Keluarga Berencana a. Pengertian Keluarga Berencana merupakan suatu usaha menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi (Sulistyawati, 2012). b. Metode kontrasepsi yang ada dalam program KB (Handayani, 2010) 1) Metode kontrasepsi sederhana Metode kontrasepsi sederhana ini terdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi sederhana tanpa alat (MAL, Coitus Interuptus, metode kalender, metode lendir serviks, metode suhu basal badan, dan simptotermal) dan metode kontrasepsi dengan alat (kondom, diafragma,cup serviks,dan spermisida). 2) Metode kontrasepsi hormonal Metode ini pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu kombinasi (mengandung hormon progesteron dan estrogen sintetik seperti pada pil dan suntik) dan yang hanya mengandung progesteron saja ( pil,suntik dan implant). 9

10 3) Metode kontrasepsi AKDR 4) Metode kontrasepsi mantap Metode ini terdiri dari 2 macam yaitu MOW dan MOP. 5) Metode kontrasepsi darurat Metode ini dipakai pada saat keadaan darurat ada 2 macam yaitu pil dan AKDR. 2. Kontrasepsi Hormonal a. Mekanisme kerja estrogen Mekanisme kerja estrogen yaitu menekan ovulasi, mencegah implantasi,mempercepat transpor gamet.ovum dan luteolysis (Handayani, 2010). b. Mekanisme kerja progesterone Mekanisme kerja progesteron yaitu menghambat ovulasi, menghambat implantasi, memperlambat transport gamet/ovum, luteolysis dan mengentalkan lendir serviks (Handayani, 2010). c. Jenis Kontrasepsi Hormonal 1) Kontrasepsi Hormonal Oral (Pil) Kontrasepsi hormonal oral adalah kontrasepsi berupa pil atau obat yang berbentuk tablet berisi hormone estrogen dan progesterone (Anggraini, 2012). Kontrasepsi hormonal oral memiliki beberapa jenis yaitu :

11 a) Pil Oral Kombinasi (POK) Pil oral kombinasi adalah pil kontrasepsi yang mencegah teradinya ovulasi dan mempunyai efek lain terhadap traktus genitalis, seperti menimbulkan perubahanperubahan pada lendir serviks, pada motilas tuba fallaopi dan uterus (Anggraini, 2012). Keuntungan pil oral kombinasi menurut Handayani (2010) yaitu tidak mengganggu hubungan seksual, siklus haid menjadi teratur, dapat digunakan sebagai metode jangka panjang, dapat digunakan pada massa remaja hingga menopause, mudah dihentikan setiap saat, kesuburan cepat kembali setelah pemakaian pil dihentikan, membantu mencegah kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker endometrium, kista ovarium, acne, desminorhoe. Selain memiliki keuntungan seperti di atas, pil oral kombinasi juga memiliki beberapa kelemahan yaitu mahal dan membosankan karena digunakan setiap hari, mual (terutama pada 3 bulan pertama), perdarahan bercak pada 3 bulan pertama, pusing, nyeri payudara, kenaikan berat badan, tidak mencegah PMS, tidak boleh untuk ibu menyusui, dapat meningkatkan tekanan darah sehingga resiko stroke (Handayani, 2010).

12 Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil oral kombinasi adalah amenore (tidak ada perdarahan/spotting), mual, pusing atau muntah (akibat reaksi anfilatik) dan perdarahan pervaginam atau spotting (Sulistyawati, 2012). b) Mini Pil Mini pil adalah pil kontrasepsi yang mengandung progestin saja, tanpa estrogen. keuntungan dari mini pil adalah sangat efektif bila digunakan benar, tidak mengganggu hubungan seksual, tidak mempengaruhi ASI karena kadar gestagen dalam ASI sangat rendah, kesuburan cepat kembali, nyaman dan mudah digunakan, sedikit efek samping, dapat dihentikan setiap saat, dan tidak mengandung estrogen (Anggraini, 2012). Kerugian dari mini pil adalah menyebabkan perubahan dalam pola perdarahan haid, sedikit pertambahan dan pengurangan berat badan bisa terjadi, bergantung pada pemakai (memerlukan motivasi terusmenerus dan pemakaian setiap hari), harus diminum pada waktu yang sama setiap hari, kebiasaan lupa akan menyebabkan kegagalan metoda, pasokan ulang harus selalu tersedia, berinteraksi dengan obat lain ( contohnya obat-obat epilepsi dan tuberculose) (Handayani, 2010).

13 Selain keuntungan dan kerugian, mini pil juga memiliki beberapa efek samping yang sering ditemukan yaitu amenorea dan perdarahan tidak teratur atau spotting (Saifuddin, 2010). 2) Kontrasepsi Suntikan Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal (Anggraini, 2012). Kontrasepsi suntikan dibagi dalam 2 jenis yaitu : a) Suntikan Kombinasi Suntik kombinasi adalah kontrasepsi suntik yang berisi hormon sintetis estrogen dan progesteron. Keuntungan dari kontrasepsi suntik ini adalah tidak berpengaruh pada hubungan suami istri, tidak memerlukan pemeriksaan dalam, klien tidak perlu menyimpan obat, resiko terhadap kesehatan kecil, dan berjangka panjang (Handayani, 2010). Kerugian suntikan kombinasi adalah peribahan pola haid, awal pemakaian terjadi mual, pusing, nyeri payudara (akan menghilang setelah suntikan kedua atau ketiga), ketergantungan klien pada pelayanan kesehatan, efektivitas turun jika interaksi dengan obat epilepsi dan rifampisin, dapat terjadi efek samping yang serius yaitu stroke,

14 serangan jantung, trombosis paru, terlambatnya kesuburan setelah berhenti, tidak memnjamin perlindungan terhadap penularan IMS dan kenaikan berat badan. sedangkan efek samping yang sering terjadi adalah amenore, mual, muntah, pusing, dan spotting (Handayani, 2010). b) Suntikan Progestin Suntikan progestin adalah kontrasepsi suntikan yang berisi hormone progesterone (Handayani, 2010). Keuntungan suntikan progestin adalah, sangat efektif, pencegahan kehamilan jangka panjang, tidak berpengaruh pada hubungan suami istri, tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah. tidak memiliki pengaruhterhadap ASI, sedikit efek samping, klien tidak perlu menyimpan obat suntik, dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopause, membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik, menurukan kejadian penyakit jinak payudara, mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul dan menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell) (Saifuddin, 2010). Kerugian dari suntikan progestin adalah gangguan pola haid, klien sangat bergantung pada sarana pelayanan

15 kesehatan, tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya, sering menimbulkan efek samping masalah berat badan, tidak menjamin perlindungan terhadap penularan IMS, terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian penggunaan, pada pemakaian jangka panjang dapat menyebabkan perubahan pada lipid serum, sedikit menurunkan kepadatan tulang, kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, gugup, atau jerawat (Sulistyawati, 2012). Efek samping yang sering terjadi pada suntikan progestin adalah amenorhoe, mual, pusing, muntah, Perdarahan/perdarahan bercak (spotting), meningkat atau menurunnya berat badan (Saifuddin, 2010). 3) Implant Salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk yang terbuat dari sejenis karet silastik yang berisi hormon, dipasang pada lengan atas (Handayani, 2010). Implant ada beberapa jenis yaitu norplant (lama kerjanya 5 tahun), implanon (lama kerjanya 3 tahun) dan jadena dan indoplant (lama kerjanya 3 tahun). Implant memiliki beberapa keuntungan yaitu daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang, pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan, tidak memerlukan pemeriksaan dalam, bebas dari pengaruh estrogen, tidak

16 mengganggu aktivitas seksual, tidak menggangu produksi ASI, klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan, dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan (Sulistyawati, 2012). Kerugian dari implant adalah menimbulkan gangguan menstruasi yaitu tidak mendapat menstruasi dan terjadi perdarahan yang tidak teratur, berat badan bertambah, menimbulkan agne, ketegangan payudara, liang senggama terasa kering (Manuaba, 2010). selain memiliki kerugian, implant juga memiliki beberapa efek samping yaitu amenorhoe, perdarahan bercak (spotting) ringan, pertambahan atau kehilangan berat badan (perubahan nafsu makan), ekspulsi, infeksi pada daerah insersi (Handayani, 2010).. 3. Kelangsungan Angka kelangsungan adalah angka yang menunjukkan proporsi akseptor yang masih menggunakan alat kontrasepsi setelah suatu periode pemakaian tertentu (Mubarak, 2009). Disamping adanya angka kelangsungan tentu muncul angka ketidaklangsungan. Angka ketidaklangsungan dihitung dalam persentase dari total segmen pemakaian (BKKBN, 2009). Menurut analisa lanjut SDKI 2007 oleh PUSLITBANG KB dan Kesehatan Reproduksi BKKBN 2009, hasil analisis ketidaklangsungan

17 secara keseluruhan terlihat bahwa alasan ingin hamil (32 %) merupakan alasan yang paling banyak dilaporkan oleh wanita pemakai kontrasepsi, yang kemudian disusul dengan alasan efek samping dan kesehatan (29 %), dan sebanyak 10 % pemakai yang memberikan alasan berhenti berkaitan dengan alat/cara kontrasepsi, meskipun ditemui pula ada 7 % berhenti dengan alasan yang dilaporkan sebagai kegagalan kontrasepsi. 4. Karakteristik Pengguna KB Hormonal a. Umur ibu Umur ibu diukur dalam tahun saat penelitian berlangsung. a. < 20 tahun b. 20 35 tahun c. > 35 tahun (Romauli dan Anna, 2009) b. Paritas Paritas adalah jumlah anak ibu yang dilahirkan hidup. 1) < 2 tahun 2) > 2 tahun (Library, 2009) c. Pendidikan Pendidikan adalah jenjang pendidikan terakhir yang diselesaikan oleh ibu. 1) Pendidikan dasar (SD, SMP) 2) Pendidikan menengah (SMA/SMK) 3) Pendidikan tinggi (D III, S1,S2,S3) (Library, 2004)

18 d. Pekerjaan Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan untuk memenuhi kebutuhan pada saat penelitian dilakukan (library,2004). 1. Tidak Bekerja 2. Bekerja (Notoatmodjo,2003) B. Kerangka Teori Akseptor KB Hormonal 1. Pil 2. Suntik 3. Implant Efek Samping 1. Amenorhoe 2. Pertambahan atau kehilangan berat badan (perubahan nafsu makan) 3. Perdarahan bercak (spotting) ringan 4. Mual, muntah, pusing 5. Ekspulsi 6. Infeksi pada daerah insersi Kelangsungan pemakaiannya Gambar 1. Kerangka teori penelitian modifikasi dari Handayani (2010), Saifuddin (2006), Sulistyawati (2012), Manuaba (2010), Anggraini (2012)

19 C. Kerangka Konsep Variable bebas Variable terikat Efek samping KB hormonal Kelangsungan pemakaiannya Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian. D. Hipotesis Ada pengaruh antara efek samping KB hormonal dengan kelangsungan pemakaiannya.