BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III LANDASAN TEORI

BAB V ANALISIS DATA. Tabel 5.1. Data jumlah kapal dan produksi ikan

BAB IV ANALISIS DATA

Gambar 4.1 Air Laut Menggenangi Rumah Penduduk

BAB III LANDASAN TEORI

KAJIAN GELOMBANG RENCANA PADA PANTAI LABUHAN HAJI, LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT (NTB) Oleh : M. ARLIAN DENI HIDAYAT

KAJIAN GELOMBANG RENCANA DI PERAIRAN PANTAI AMPENAN UNTUK PERENCANAAN BANGUNAN PANTAI ABSTRAK

BAB V PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA

PREDIKSI PARAMETER GELOMBANG YANG DIBANGKITKAN OLEH ANGIN UNTUK LOKASI PANTAI CERMIN

Jurnal Gradien Vol.4 No. 2 Juli 2008 :

BAB IV ANALISIS. 4.1 Data Teknis Data teknis yang diperlukan berupa data angin, data pasang surut, data gelombang dan data tanah.

TUGAS AKHIR KAJIAN GELOMBANG RENCANA DI PERAIRAN PANTAI AMPENAN UNTUK PERENCANAAN BANGUNAN PANTAI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISA DATA

PERENCANAAN SEAWALL ( TEMBOK LAUT ) DAN BREAK WATER ( PEMECAH GELOMBANG ) UNTUK PENGAMAN PANTAI TUBAN. Suyatno

BAB III METODOLOGI. 3.1 Persiapan

MODEL PREDIKSI GELOMBANG TERBANGKIT ANGIN DI PERAIRAN SEBELAH BARAT KOTA TARAKAN BERDASARKAN DATA VEKTOR ANGIN. Muhamad Roem, Ibrahim, Nur Alamsyah

BAB II STUDI PUSTAKA. 2.1 Tinjauan Umum

Studi Variabilitas Tinggi dan Periode Gelombang Laut Signifikan di Selat Karimata Mulyadi 1), Muh. Ishak Jumarang 1)*, Apriansyah 2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. INFORMASI METEOROLOGI

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

BAB III DATA DAN ANALISA

STUDI KARAKTERISTIK GELOMBANG PADA DAERAH PANTAI DESA KALINAUNG KAB. MINAHASA UTARA

BAB III METODOLOGI 3.1 PERSIAPAN PENDAHULUAN

ANALISIS KARAKTERISTIK TINGGI GELOMBANG EKSTREM DAN NILAI TRANSFOMRASI GELOMBANG PANTAI KUTA BALI. Muhamad Adi Nurcahyo, Engki A.

II. TINJAUAN PUSTAKA WRPLOT View (Wind Rose Plots for Meteorological Data) WRPLOT View adalah program yang memiliki kemampuan untuk

PENUNTUN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI FISIKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada dua istilah tentang kepantaian dalam bahasa Indonesia yang sering rancu

ANALISIS STATISTIK GELOMBANG YANG DIBANGKITKAN OLEH ANGIN UNTUK PELABUHAN BELAWAN DIO MEGA PUTRI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Sebelah Utara : Berbatasan dengan laut Jawa. - Sebelah Timur : Berbatasan dengan DKI Jakarta. Kabupaten Lebak.

I. INFORMASI METEOROLOGI

I. INFORMASI METEOROLOGI

FENOMENA UPWELLING DAN KAITANNYA TERHADAP JUMLAH TANGKAPAN IKAN LAYANG DELES (Decapterus Macrosoma) DI PERAIRAN TRENGGALEK

PENDUGAAN TINGGI GELOMBANG BERDASARKAN KECEPATAN ANGIN PADA ZONA ALUR PELAYARAN DIPERAIRAN TANJUNGPINANG

BAB III METODOLOGI 3.1. Tahap Persiapan 3.2. Metode Perolehan Data

Perbandingan Peramalan Gelombang dengan Metode Groen Dorrestein dan Shore Protection Manual di Merak-Banten yang di Validasi dengan Data Altimetri

ANALISIS KARAKTERISTIK GELOMBANG PECAH DI PANTAI NIAMPAK UTARA

KARAKTERISTIK GELOMBANG LAUT BERDASARKA N MUSIM ANGIN DI PERAIRAN PULAU BINTAN ABSTRACT

Perencanaan Bangunan Pemecah Gelombang di Teluk Sumbreng, Kabupaten Trenggalek

PENGARUH BESAR GELOMBANG TERHADAP KERUSAKAN GARIS PANTAI

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. yang digunakan dalam perencanaan akan dijabarkan di bawah ini :

Gambar 2.1 Peta batimetri Labuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rancu pemakaiannya, yaitu pesisir (coast) dan pantai (shore). Penjelasan mengenai

I. INFORMASI METEOROLOGI

Erosi, revretment, breakwater, rubble mound.

5. BAB V ANALISA DATA

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 3 (2014), Hal ISSN :

Gambar 4.56 Foto di lokasi Alo Induk.

ANALISIS STATISTIK GELOMBANG YANG DIBANGKITKAN OLEH ANGIN UNTUK PELABUHAN BELAWAN. Dio Mega Putri 1, A. Perwira Mulia Tarigan 2 ABSTRAK

Gambar 15 Mawar angin (a) dan histogram distribusi frekuensi (b) kecepatan angin dari angin bulanan rata-rata tahun

BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

III. METODE PENELITIAN. data dan pengolahannya. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting untuk. mengefektifkan waktu dan kegiatan yang dilakukan.

ANALISIS KARAKTERISTIK INTENSITAS CURAH HUJAN DI KOTA BENGKULU

Analisis Karakteristik Intensitas Curah Hujan di Kota Bengkulu

ANALISIS HIDROOSEANOGRAFI PERAIRAN KEERA KABUPATEN WAJO. Abstrak

KAJIAN METEO-OSEANOGRAFI UNTUK OPERASIONAL PELAYARAN GRESIK-BAWEAN

Analisis Transformasi Gelombang Di Pantai Matani Satu Minahasa Selatan

Bab III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alur perhitungan struktur dermaga dan fasilitas

III METODE PENELITIAN

POLA DISTRIBUSI SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN TELUK AMBON DALAM

BAB IV DATA DAN ANALISA DATA

POSITRON, Vol. VI, No. 1 (2016), Hal ISSN :

BAB IV IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISA DATA

PERENCANAAN GROIN PANTAI TIKU KABUPATEN AGAM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman Online di :

HASIL DAN PEMBAHASAN

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 5 SYSTEM PLANNING

BAB III METODOLOGI. 3.1 Diagram Alir Penyusunan Laporan Tugas Akhir

dari tahun pada stasiun pengamat yang berada di daerah Darmaga, Bogor.

BAB V ANALISIS PERAMALAN GARIS PANTAI

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. keras dan perangkat lunak, adapun perangkat tersebut yaitu:

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

SYSTEM PLANNING. KL 4099 Tugas Akhir. Bab 4. Desain Pengamananan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara

BAB I PENDAHULUAN. menentukan grafik analisis regresi dapat digunakan tiga pendekatan, yaitu regresi

REFRAKSI GELOMBANG DI PERAIRAN PANTAI MARUNDA, JAKARTA (Puteri Kesuma Dewi. Agus Anugroho D.S. Warsito Atmodjo)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis wilayah Indonesia terletak di daerah tropis yang terbentang

ANALISA VARIABILITAS CURAH HUJAN DI PALU BERDASARKAN DATA PENGAMATAN TAHUN

3 Kondisi Fisik Lokasi Studi

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Model Distribusi Kecepatan Angin untuk Peramalan Gelombang dengan Menggunakan Metode Darbyshire dan Smb di Perairan Semarang

3.1 PERSIAPAN PENDAHULUAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 19 November 2016 s/d 23 November 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

PERENCANAAN REVETMENT MENGGUNAKAN TUMPUKAN BRONJONG DI PANTAI MEDEWI JEMBRANA

SIRKULASI ANGIN PERMUKAAN DI PANTAI PAMEUNGPEUK GARUT, JAWA BARAT

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 30 September 2016 s/d 04 Oktober 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BAB III METODOLOGI 3.1 PERSIAPAN PENDAHULUAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 28 September 2016 s/d 02 Oktober 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 4 ANALISA HIDRO-OSEANOGRAFI

METODE PENELITIAN Bujur Timur ( BT) Gambar 5. Posisi lokasi pengamatan

Peramalan Kecepatan Angin Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Box-Jenkins

Salah satu potensi laut yang belum banyak diketahui oleh masyarakat adalah energi laut itu sendiri yaitu pada gelombang laut (ombak). Saat ini telah b

Pengaruh Angin Dan Kelembapan Atmosfer Lapisan Atas Terhadap Lapisan Permukaan Di Manado

I. PENDAHULUAN. 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 31 Oktober 2016 s/d 04 November 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

Transkripsi:

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Kecepatan Angin dan Windrose Data angin dibutuhkan untuk menentukan distribusi arah angin dan kecepatan angin yang terjadi di lokasi pengamatan. Data angin yang digunakan adalah data angin tahun 2006 2015 yang berasal dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Kediri, Lombok Barat, NTB. Di bawah ini ditampilkan hasil perhitungan dari data angin selama 10 tahun beserta gambar windrose. Untuk mendapatkan windrose digunakan software Grapher Demo 9. Dapat dilihat pada tabel 5.1 dan gambar 5.1. Tabel 5.1. Data kejadian angin di Pulau Lombok tahun 2006 2015 (knot). Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni July Agustus September Oktober November Desember 2006 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 5 5 2007 5 4 6 4 4 5 4 6 5 4 3 4 2008 4 6 3 4 4 5 5 5 5 4 3 3 2009 4 5 3 4 3 3 5 5 5 5 5 4 2010 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 2011 6 5 5 5 5 5 6 6 6 6 5 5 2012 7 5 7 5 6 6 7 7 6 6 5 4 2013 5 6 4 3 3 2 6 6 6 4 4 2 2014 3 3 2 2 1 1 1 4 5 6 5 5 2015 7 5 6 5 5 6 5 7 8 7 6 5 Rata-rata 4,8 4,6 4,3 3,9 3,7 4,1 4,8 5,5 5,4 5,0 4,5 4,1 Arah B B B B Tg Tg Tg Tg S S S B Maksimal 7 6 7 5 6 6 7 7 8 7 5 5 Minimal 3 3 2 2 1 1 1 4 4 4 3 2 27

Sumber : software Grapher Demo 9 Gambar 5.1. Windrose dari data angin selama 10 tahun. B. Fetch Fetch efektif digunakan dalam grafik peramalan gelombang untuk mengetahui tinggi, periode dan durasi gelombang. Perhitungan panjang fetch dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 5.2. Fetch 28

Tabel 5.2. Perhitungan fetch rerata efektif α Cos α Xi (km) Xi Cos α 42 0,7431 200 148,62 36 0,8090 200 161,8 30 0,8660 200 173,2 24 0,9135 44,640 40,78 18 0,9511 47,224 44,91 12 0,9781 51,067 49,95 6 0,9945 62,091 61,75 0 0 78,399 78,40 6 0,9945 89,717 89,22 12 0,9781 55,675 54,45 18 0,9511 54,262 51,61 24 0,9135 54,839 50,1 30 0,8660 200 173,2 36 0,8090 200 161,8 42 0,7431 200 148,62 Jumlah 12,5106 1488,41 F eff = C. Gelombang Tinggi dan periode gelombang dapat dihitung dengan menggunakan grafik peramalan gelombang setelah fetch rerata efektif dan kecepatan angin diketahui. Berikut merupakan langkah-langkah perhitungan gelombang : 1. Mencari kecepatan dan arah angin maksimal dari arah angin tahun 2006-2015 yang dapat menimbulkan gelombang. Contoh : September 2015 arah angin 180º dengan kecepatan angin 8 knot. 2. Konversi kecepatan angin menjadi m/dt (1 knot = 0,514 m/dt). Contoh : 8 knot = 4,112 m/dt. 29

3. Dihitung kecepatan angin di laut dengan menggunakan grafik hubungan antara kecepatan angin di laut dan di darat. Gambar 5.3. Grafik hubungan antara kecepatan angin di laut dan di darat. Dari grafik diatas di dapat nilai R L = 1,45 U W = U L x R L = 4,112 x 1,45 = 5,9624 4. Menghitung nilai U A 1,23 U A = 0,71 x U W = 0,71 x 5,9624 = 6,3830 m/dt 5. Dari nilai U A dan fetch, tinggi dan periode gelombang dapat dicari dengan menggunakan grafik peramalan gelombang. 30

Gambar 5.4. Grafik peramalan tinggi gelombang (H) 31

Gambar 5.5. Grafik peramalan periode gelombang (T) 32

U A = 6,3830 m/dt Fetch = 118,971 km Maka dari grafik peramalan gelombang diperoleh tinggi dan periode gelombang sebagai berikut : Tinggi gelombang (H) Periode gelombang (T) = 1,1 m = 5,25 detik 6. Tinggi dan periode gelombang signifikan Data yang dibutuhkan untuk menentukan periode dan tinggi gelombang signifikan yaitu data kecepatan angin selama 10 tahun (2006 2015). Tabel 5.3. Tinggi dan periode gelombang signifikan per tahun Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 H 0,75 m 0,75 m 0,75 m 0,75 m 0,75 m 0,75 m 0,85 m 0,75m 0,75 m 1,1 m T 4 d 4 d 4 d 4 d 4 d 4 d 5 d 4 d 4 d 5,25 d D. Perkiraan Gelombang Dengan Periode Ulang Metode Fisher-Tippett Type I Perhitungan gelombang dengan periode ulang terdapat pada tabel 5.4. Dalam tabel tersebut kolom 1 adalah nomor urut m, sedangkan nomor 2 adalah data gelombang yang diurutkan dari besar ke kecil sesuai dengan kolom 1. Kolom 3 adalah nilai P (H s H sm ) yang dihitung dengan persamaan (3.8). Kolom 4 adalah nilai y m yang dihitung dengan persamaan (3.9.a). Kolom 5 dan 6 adalah nilai-nilai yang digunakan untuk analisis regresi linier guna menghitung parameter dan. Kolom 7 digunakan untuk menghitung deviasi standar gelombang signifikan ( Hs ). Kolom 8 adalah perkiraan tinggi gelombang yang dihitung dengan persamaan regresi linier yang dihasilkan, yaitu H sm = ym +. Kolom 9 adalah perbedaan antara H sm dan sm perkiraan, yaitu H sm - sm. 33

Tabel 5.4. Perhitungan gelombang dengan periode ulang No.Urut m Hsm P Y m H sm y m Y m 2 (H sm -H r ) 2 sm H sm - sm 1 1,1 0,9446 2,8648 3,1513 8,2070 0,0930 0,4642 0,6358 2 0,85 0,8458 1,7870 1,5189 3,1934 0,0030 0,3242 0,5258 3 0,75 0,7470 1,2321 0,9240 1,5180 0,0020 0,2520 0,495 4 0,75 0,6482 0,8357 0,6267 0,6983 0,0020 0,2005 0,5495 5 0,75 0,5496 0,5126 0,3844 0,2627 0,0020 0,1585 0,5915 6 0,75 0,4506 0,2266 0,3380 0,0513 0,0020 0,1213 0,6287 7 0,75 0,3518-0,0437-0,0328-0,0020 0,0020 0,0862 0,6638 8 0,75 0,2530-0,3180-0,2385-0,1011 0,0020 0,0505 0,6995 9 0,75 0,1541-0,6260-0,4695-0,626 0,0020 0,0105 0,7395 10 0,75 0,0553-1,0630-0,7972-1,1300 0,0020-0,0463 0,7963 Jumlah 7,95 5 5,4081 5,4053 12,0716 0,112 Dari data yang diberikan dalam tabel diatas, didapat beberapa parameter sebagai berikut : N = 10 N T = 10 H sm = 0,795 y m = 0,54081 Deviasi standar data tinggi gelombang signifikan : [ ] 1/2 34

Dari beberapa nilai tersebut selanjutnya dihitung parameter dan berdasar data H sm seperti terlihat dalam kolom 2 dan 4 dengan menggunakan persamaan berikut : H sm = ym + dengan : Persamaan regresi yang diperoleh adalah H sm = 0,1300 y m + 0,0919 Selanjutnya hitungan tinggi gelombang signifikan dengan beberapa periode ulang dilakukan dalam tabel 5.5 (persamaan 3.10). Untuk menetapkan interval keyakinan digunakan persamaan 3.11., 3.12., dan 3.13. Dengan menggunakan koefisien seperti diberikan pada tabel (3.1). Tabel 5.5. Gelombang dengan periode ulang tertentu. Periode Y r (tahun) H sr (m) H s H s + ulang (pers.3.10.a) (pers. (pers.3.11) (pers.3.13) 1,28 1,28 (tahun) 3.10) (m) (m) 2 0,3665 0,1395 0,6238 0,00004 0,1394 0,1395 4 1,2459 0,2538 0,8756 0,00006 0,2537 0,2538 10 2,2504 0,3844 1,1781 0,00008 0,3842 0,3845 20 2,9702 0,4780 1,3993 0,00009 0,4778 0,4781 40 3,6762 0,5698 1,6181 0,00011 0,5696 0,5699 60 4,0860 0,6230 1,7456 0,00012 0,6228 0,6231 80 4,3757 0,6607 1,8361 0,00013 0,6605 0,6608 100 4,6001 0,6899 1,9062 0,00013 0,6897 0,6900 35

Contoh : cara menghitung H sr H sr = yr + dengan : Persamaan regresi yang diperoleh adalah H sr = 0,1300 y r + 0,0919 Untuk periode ulang 2 tahun : H sr = 0,1300 x 0,3665 + 0,0919 = 0,1395 m E. Pembahasan 1. Data Angin dan Windrose Berdasarkan dari data angin yang di dapat dari stasiun BMKG untuk kurun waktu 10 tahun (2006 2015), diketahui bahwa distribusi arah angin dominan yaitu ke arah Barat dengan kecepatan rata-rata 4,34 knot. Sedangkan kecepatan angin dominan dengan rata-rata 4,97 knot terjadi di Selatan. Dari data angin yang di dapat, selanjutnya data tersebut dimasukan ke software Grapher Demo 9 untuk mengetahui pola persebaran angin dan berapa persen yang dihasilkan oleh setiap arah angin tersebut. Dan didapat hasil yaitu arah Barat sebesar 45%, arah Tenggara sebesar 35%, dan arah Selatan sebesar 25%. 2. Fetch Untuk mendapatkan fetch efektif dari Pulau Lombok ke Pulau Bali menggunakan software AutoCad dengan menggambar kipas fetch dari base point perairan Pantai Ampenan (Lombok). Kipas terdiri dari 9 jari-jari dengan selang sudut diantaranya sebesar 6º. Setelah itu menghitung panjang jari-jari dari titik 36

awal sampai titik dimana masing-masing jari-jari memotong daratan untuk pertama kalinya (Xi). Menghitung cosinus sudut masing-masing jari-jari terhadap sumbu utama (=cos α1). Dan didapatkan hasil berupa fetch efektif dengan jarak jangkauan 118,971 KM. Dari hasil fetch tersebut digunakan untuk peramalan gelombang dengan menggunakan grafik peramalan gelombang. 3. Gelombang Berdasarkan pengolahan data angin, didapat tinggi dan periode gelombang di perairan Pantai Ampenan dengan ketinggian gelombang (H) 1,1 meter dan juga periode gelombang (T) 5,25 detik. Berdasarkan gaya pembangkit gelombang yang terbentuk di lokasi penelitian, dikategorikan sebagai gelombang yang dibangkitkan oleh angin karena memiliki periode gelombang antara 4 5,25 detik di dapat dari pengukuran gelombang secara signifikan per tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa gelombang yang terbentuk di perairan Pantai Ampenan, karakteristiknya sangat dipengaruhi oleh angin. Pernyataan ini diperkuat oleh Munk (1951) bahwa gelombang yang dibangkitkan oleh angin mempunyai periode gelombang 1 10 detik. 4. Perkiraan gelombang dengan periode ulang Penentuan gelombang dengan periode ulang di perairan Pantai Ampenan menggunakan data gelombang signifikan hasil peramalan (2006 2015) berdasarkan metode Gumbel (Fisher-Tippett Type I). Periode ulang yang digunakan adalah 2, 4, 10, 20, 40, 60, 80, dan 100 tahun. Menghasilkan nilai H sr untuk setiap kala ulang dengan besaran masing-masing adalah 0,1395 m, 0,2538 m, 0,3844 m, 0,4780 m, 0,5698 m, 0,6230 m, 0,6607 m, 0,6899 m dengan interval keyakinan sebesar 1.28. 5. Pemilihan jenis dan kala ulang gelombang Bangunan yang terdapat di Pantai Ampenan adalah seawall dan revetment. Struktur tersebut memiliki kala ulang 10 50 tahun (tabel 3.5) dengan jenis gelombang untuk revetment Hs dan seawall H 0,01 H maks. 37

38