ANALISIS KESALAHAN MORFOLOGIS DAN SINTAKTIS DALAM KARYA TERJEMAHAN. Oleh: Rita Erlinda

dokumen-dokumen yang mirip
KESALAHAN SEMANTIS DALAM TERJEMAHAN. Oleh: Rita Erlinda *

KATA, MAKNA DAN PENERJEMAHAN ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks

ANALISIS KESALAHAN SINTAKSIS PADA ABSTRACT SKRIPSI MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM PURWOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan

BAB I PENDAHULUAN. sasaran (selanjutnya disingkat Bsa) se-alami mungkin baik secara arti dan secara

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra.

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (1-13)

BAB I PENDAHULUAN. aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa tersebut. Sebuah kata dalam suatu bahasa dapat berupa simple word seperti table, good,

ANALISIS STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM LAGU ANAK PELANGI-PELANGI DAN PENERJEMAHAN BAHASA INGGRISNYA, RAINBOWS

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi

TERJEMAH DWIBAHASA Pengantar ke Arah Pendekatan Linguistik

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengekspresikan. sesuatu, baik untuk menyatakan pendapat, pengalaman atau untuk

BAB I PENDAHULUAN. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan sosial

PEMBELAJARAN SINTAKSIS BAGI PEMBELAJAR ASING YANG BERBAHASA PERTAMA BAHASA INGGRIS

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Walija (1996:4), bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia yang masih belum mempunyai kemampuan untuk. kehidupan sehari-hari baik secara lisan maupun tulisan.

ANALISIS TRANSPOSISI DAN MODULASI PADA BUKU TEORI BUDAYA TERJEMAHAN DARI BUKU CULTURE THEORY

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah

BAB I PENDAHULUAN. bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya

Muhammad Husnan Lubis

IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia sosial, manusia tidak lepas dari interaksi dengan manusia

PROBLEMATIK PERKULIAHAN PENERJEMAHAN DI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS (Studi Kasus di IKIP PGRI Madiun) Oleh: Ch. Evy Tri Widyahening.

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa teori mengenai pengertian

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya

Sri Slamet Pendidikan Anak Usia Dini FKIP-UMS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ROAD MAP PENELITIAN. Penelitian ini mempunyai relevansi dengan penelitian Arifin yang berjudul Analisis

BAB I PENDAHULUAN. tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. pergaulan dan mempengaruhi kehidupan untuk berkomunikasi dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam

BAB I PENDAHULUAN. bahasa manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem

BAB 2 LANDASAN TEORI

menjadi tolak ukur terhadap isi dari karya ilmiah tersebut. Pembaca akan tertarik atau tidak

PENTINGNYA PENGETAHUAN IDEOLOGI PENERJEMAHAN BAGI PENERJEMAH

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

COOPERATIVE LEARNING SEBAGAI SOLUSI UNTUK MENGATASI MASALAH DALAM MATA KULIAH TRANSLATION. FKIP, Universitas PGRI Madiun

BAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal

TEORI SKOPOS DAN TRANSLATION BRIEF DALAM PENERJEMAHAN

PENGARUH STRUKTUR BAHASA ARAB TERHADAP BAHASA INDONESIA DALAM TERJEMAHAN AL QURAN Oleh: Yayan Nurbayan. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media atau sarana untuk menyampaikan ide, gagasan,

BAB 6 PENUTUP. Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. atau sebuah konstruksi tata bahasa yang terdiri atas dua kata atau lebih.

PERBANDINGAN TINGKAT KOMPARATIF DAN SUPERLATIF ADJEKTIVA DALAM BAHASA INGGRIS DAN BAHASA INDONESIA (KAJIAN LINGUISTIK KONTRASTIF)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahkluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi dengan

ANALISIS KESALAHAN PADA PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINAT OLEH SISWA KELAS XI SMA N 3 MANADO JURNAL. Oleh. Marcelyn Maya Liza Dolonseda.

PERGESERAN BENTUK DALAM TERJEMAHAN ARTIKEL DI MAJALAH KANGGURU INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. lapisan bentuk dan lapisan arti (Ramlan, 1985: 48). Lapisan bentuk ini terdiri dari

KONSTITUENSI DALAM PROSES PENERJEMAHAN (Sebuah Tinjauan Singkat) CONSTITUENCY IN THE TRANSLATION PROCESS ( A Short Consideration)

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik

Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis.

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan bahwa bahasa merupakan bagian dari kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

KALIMAT TRANSFORMASI SEMATAN PADA TEKS TERJEMAHAN AL-QURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA TESIS

BAB I PENDAHULUAN. keniscayaan karena kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Siti Nurlaela, 2015

KATA TANYA DALAM KONSTRUKSI INTEROGATIF BAHASA INDONESIA: KAJIAN SINTAKTIS DAN SEMANTIS

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan

Kontribusi Penguasaan Semantik terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Mahasiswa IIPK Universitas Negeri Padang

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Berbagai macam problematika pada proses komunikasi juga turut

BAB I PENDAHULUAN. berhasil menerjemahkan suatu teks dari bahasa sumber ke bahasa sasaran jika ia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam bahasa Inggris terdapat kelas kata yang disebut part of speech.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kekeliruan (mistake) dan kesalahan (error). Kekeliruan adalah penyimpangan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mengusung permasalahan keilmuan. Materi yang dituangkan dalam tulisan ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran. Berdasarkan Undang - Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 Bab I, bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah ciri utama manusia dan merupakan alat komunikasi paling

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. diuraikan, diperlukan sejumlah teori yang menjadi kerangka landasan di dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

ANALISIS BUDAYA MATERIAL DALAM TERJEMAHAN KUMPULAN CERITA PENDEK MADEMOISELLE FIFI KARYA GUY DE MAUPASSANT

TELAAH IHWAL KARAKTERISTIK PENERJEMAHAN NAS KEAGAMAAN *) Oleh Syihabuddin PPs Universitas Pendidikan Indonesia

LANGUAGES AND TRANSLATOR

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik

BAB I PENDAHULUAN. dan bukan suatu khayalan yang tidak tampak (Language may be form and not

MAKNA PENERJEMAHAN IDIOM BAHASA JEPANG PADA KOMIK DORAEMON EDISI SEBELAS

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

BAB I PENDAHULUAN. penerima dan bahasa menjadi media dalam penyampaian informasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. media seperti buku, radio, televisi dan sebagainya. buku atau referensi dalam bahasa asing. Hal ini mengisyaratkan bahwa bangsa

Transkripsi:

ANALISIS KESALAHAN MORFOLOGIS DAN SINTAKTIS DALAM KARYA TERJEMAHAN Oleh: Rita Erlinda Abstract This paper aims at describing the two types of linguistic errors found in translation output. The two types of the errors are morphological and syntactic errors. The morphological error is the incapability of a translator to transfer the word meaning from SL to TL related to inflectional and derivational affixes attached to the words. Word formation is the only type of morphological error found in the translation output. The syntactic error includes incapability of a translator to grasp meaning or message determined by word order and deviation in using phrase structure, clause, and sentence. Kata Kunci: bahasa sumber, bahasa sasaran, karya terjemahan, kesalahan sintaktis, kesalahan morfologis, A. K PENDAHULUAN onsep utama penerjemahan adalah upaya mengganti teks bahasa sumber (BSu) dengan teks yang sepadan dalam bahasa sasaran (BSa). Dengan kata lain, penerjemahan adalah mengalihbahasakan teks BSu menjadi teks BSa dengan makna yang sepadan. Pendapat ini didukung pendapat pakar berikut. Pertama, Catford (1969:20) berpendapat bahwa penerjemahan adalah the replacement of textual material in one language (SL) by equivalent textual material in another language (TL) (penggantian bahan teks dalam BSu dengan bahan teks yang sepadan dalam BSa. Selanjutnya, Newmark (1988:7) mengemukakan pengertian penerjemahan yang senada dengan Catford, yaitu translation is a craft consisting in the attempt to replace a written message and/or statement in one language by the same message and/or statement in another language (penerjemahan adalah sebuah karya yang berisikan usaha mengganti pesan dan/atau statemen tertulis dalam Bsu dengan pesan atau statemen yang sama dalam BSa). Ketiga, secara lebih rinci, Larson (1988:3) mengatakan bahwa penerjemahan adalah: (1) mempelajari leksikon, struktur gramatikal, situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks BSu; (2) menganalisis teks Bsu untuk menemukan maknanya; dan (3) Penulis adalah Lektor dalam Mata Kuliah Linguistic pasa STAIN Batusangkar 3

Studia Akademika: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial Vol. VI No.1 (Juni 2008) mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan menggunakan leksikon dan struktur gramatikal yang sesuai dalam BSa dan konteks budayanya. Dari definisi dan arahan di atas dapat disimpulkan pokok-pokok dari penerjemahan, sebagai berikut, (1) penerjemahan melibatkan dua bahasa yaitu bahasa sumber (BSu) dan bahasa sasaran (BSa) dan kedua bahasa tersebut harus dikuasai oleh penerjemah, (2) teks terjemahan harus mengandung makna (pesan), nada dan gaya yang sama dengan teks aslinya tetapi dituangkan melalui struktur BSa. Larson (1988:6-7) mengatakan bahwa ada empat ciri bahasa yang secara langsung mempengaruhi prinsip penerjemahan dari BSu ke BSa. Pertama, komponen-komponen makna yang dikemas dalam unsur leksikal dalam satu bahasa berbeda dari bahasa lain. Misalnya, komponen makna jamak dalam bahasa Inggris diungkapkan dengan sufiks s yang dilekatkan pada N, seperti books banyak buku ; sedangkan dalam bahasa Indonesia komponen makna jamak diungkapkan secara leksikal dengan quantifier + N, seperti banyak rumah, beberapa guru, dll. Bahkan, satu unsur leksikal pada satu bahasa diungkapkan dengan beberapa unsur leksikal dalam bahasa lain, seperti kata pangling dalam bahasa Jawa diungkapkan dengan beberapa kata dalam bahasa Indonesia, yaitu seseorang menjadi tidak mengenal orang yang sudah dikenalnya sebelumnya, karena sudah lama tidak bertemu. Kedua, komponen makna yang sama dapat muncul dalam beberapa unsur leksikal. Misalnya, kata lamb 'anak domba', ram domba jantan dewasa, ewe domba betina dewasa merupakan komponen makna dari kata sheep domba. Di dalam bahasa Indonesia, masing-masing komponen makna domba diungkapkan dengan kata domba ditambah dengan komponen makna tambahan, seperti anak domba, domba jantan dewasa dan domba betina dewasa. Ketiga, sebuah bentuk leksikal dapat digunakan untuk mewakili beberapa makna alternatif. Misalnya, kata run dalam bahasa Inggris dapat memiliki beberapa makna apabila berada dalam konteks yang berbeda, seperti The boy runs anak itu berlari ; The river runs sungai itu mengalir; The clock runs Jam berjalan dan The nose runs Ia pilek. Keempat, sebuah makna yang dapat diungkapkan dengan pelbagai bentuk. Misalnya, pengungkapan makna bahwa seseorang menunjukkan keinginannya untuk duduk di suatu tempat dapat dikemukakan sekurang-kurangnya dengan tiga ungkapan, seperti (i) 4

Apakah tempat ini sudah diambil orang? (ii) Apakah ada orang yang duduk di sini? Atau (iii) Bolehkah saya duduk di sini? Dapat disimpulkan bahwa agar dapat menyampaikan makna yang dimaksudkan penulis dalam BSu secara tepat dan sepadan dengan BSa, penyimpangan-penyimpangan kadang-kadang tidak bisa dihindari. Pendeknya, dalam penerjemahan, makna harus lebih diutamakan daripada bentuk; maknalah yang harus dialihkan dari BSu ke dalam BSa. Kegiatan penerjemahan merupakan keterampilan yang sulit. Penguasaan terhadap bahasa Inggris saja sebagai Bsu atau bahasa Indonesia sebagai BSa tidak menjamin kehandalan atau keterpercayaan terjemahan yang dihasilkan. Mereka mesti menguasai tata bahasa kedua bahasa Bsu dan Bsa. Perbedaan gramatika dari kedua bahasa ini jika tidak dikuasai secara baik tentu saja akan mengakibatkan kesalahan, (Machali, 2000). Misalnya, kaidah frasa bahasa Indonesia adalah D(iterangkan) dan M(enerangkan), seperti siswa pandai yang berpadanan dengan intelligent student karena di dalam bahasa Inggris berlaku kaidah MD. Interferensi bahasa ibu (native language) juga ikut andil dalam memberikan kesalahan dealam penerjemahan. Misalnya, seorang mahasiswa dalam menerjemahkan teks bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris dipengaruhi oleh kaidah penulisan bahasa Indonesia, seperti expression yang ditulis dengan *ekpression. Penyimpangan-penyimpangan berbahasa yang terjadi sistematis, berulang-ulang, dan bersumber dari kompetensi berbahasa si pembelajar bahasa akibat belum/tidak terkuasainya kaidah (rule) bahasa yang sedang dipelajari ini dapat dianalisis secara empiris. Analisis ini dikenal dengan Analisis Kesalahan Linguistik (Linguistic Error Analysis), (Norrish, 1983). Analisis kesalahan linguistis ini dikelompokkan ke dalam tiga jenis, yaitu (1) kesalahan semantis (semantic errors)-- incapability of a translator to grasp meaning of the word in isolation, (2) kesalahan morfologis (morphological errors)-- incapability to grasp meaning of the words that undergo changing either by inflectional or derivational affixes, dan (3) kesalahan sintaksis (syntactic errors)-- incapability to grasp meaning or message determined by word order and deviation in using phrase structure, clause, and sentence. 5

Studia Akademika: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial Vol. VI No.1 (Juni 2008) Artikel ini akan memaparkan dua jenis kesalahan linguistik yang ditemukan dalam karya terjemahan. Kesalahan-kesalahan itu difokuskan pada kesalahan morfologis dan kesalahan sintaktis. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, yaitu mendeskripsikan secara faktual kesalahan-kesalahan linguistik yang ditemukan dalam teks terjemahan berdasarkan fakta yang ada. Unit analisis dalam penelitian ini adalah teks terjemahan karya mahasiswa. Teks hasil terjemahan yang diperoleh dengan tes terjemahan dikumpulkan kemudian dipilih teks-teks terjemahan secara purposif dengan mempertimbangkan kelengkapan komponen teks terjemahan. Akhirnya, terpilih 22 teks terjemahan. Teks terjemahan tersebut diambilkan dari teks dalam bidang pendidikan, yaitu: Some people think that the best time to begin studying a foreign language is in childhood, and that the younger you are, the easier it is to learn another language. There is a little evidence, however that children in language classroom learn languages any better than adults (people over age 15) in similar situation. In fact, adults have many advantages over children: better memories, more efficient ways of organizing information, longer attention span, better study habit, and greater ability to handle complex mental task. Adults are often better motivated than children. They see learning a foreign language as necessary for education or career. In addition, adults are particularly sensitive of correctness of grammar and appropriateness of vocabulary, two factors that receive much attention in most language classroom. Actually, the best time to learn a foreign language, then, in when your need is clearest and you have sufficient time. If you are strongly motivated to study a foreign language, and if you have time to do it, the best time to begin is now. Untuk lebih memudahkan menganalisis terjemahan, teks di atas diberi nomor seperti berikut ini: 1a 1b 2a 2b Some people think that the best time to begin studying a foreign language is in childhood And that the younger you are, the easier it is to learn another language There is a little evidence, however That children in language classroom learn languages any better 6

3a 3b 3c 3d 3e 3f 4a 4b 5a 5b 6a 6b 7a 7b 7c than adults (people over age 15) in similar situation. In fact, adults have many advantages over children: better memories more efficient ways of organizing information longer attention span better study habit and greater ability to handle complex mental task Adults are often better motivated than children They see learning a foreign language as necessary for education or career In addition, adults are particularly sensitive of correctness of grammar and appropriateness of vocabulary two factors that receive much attention in most language classroom Actually, the best time to learn a foreign language, then, in when your need is clearest and you have sufficient time If you are strongly motivated to study a foreign language and if you have time to do it, the best time to begin is now Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes Translation yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Melalui tes ini, mahasiswa diminta untuk menerjemahkan teks dari bahasa Inggris (BSu) ke bahasa Indonesia (BSa) dalam waktu yang sudah ditentukan. Teknik yang digunakan dalam menganalisis data adalah, (1) memberi kode pada korpus, (2) mengidentifikasi kesalahan-kesalahan linguistik, khususnya kesalahan morfologis dan kesalahan sintaktis yang ditemukan dalam korpus; (3) mengklasifikasi kesalahan morfologis dan kesalahan sintaktis dalam karya terjemahan; dan (4) mengklasifikasi keteraturan yang terdapat dalam kesalahan morfologis dan sintaktis. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Kesalahan Morfologis Kesalahan morfologis adalah ketidakmampuan penerjemah untuk menampilkan makna yang berasal dari imbuhan infleksional maupun derivasional pada satu kata. Dari analisis data terhadap karya terjemahan, ditemukan satu jenis kesalahan morfologis, yaitu 7

Studia Akademika: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial Vol. VI No.1 (Juni 2008) Word Formation. Kesalahan-kesalahan yang termasuk ke dalam kesalahan ini dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu (1) sufiks infleksional pembentuk makna komparatif dan superlatif (comparison) dan (2) afiks derivasional pembentuk verba (transposition). 8 2. Komparasi (Comparison) a. Sufiks Infleksional Komparatif Dari analisis data yang dilakukan terhadap korpus ditemukan sebanyak 5 kasus.data yang termasuk ke dalam kelompok ini, antara lain: No No Sufiks Infleksional Variasi Koreksi Data Komparatif Terjemahan 1 1b/ R1, R5, R8, the easier it is to learn another language mudah (R1), yang lebih mudah R14 termudah (R5, R8), sangat mudah (R14) 2 3b/R1, R3, R8, R20 better memories baik (R1, R20), yang bagus (R3, lebih baik (bagus) R8), 3 3e/R1, R11, R20 better study habit yang baik (R1, R20), lebih (R11) lebih baik (bagus) 4 3f/ R1 greater ability besar (R1) lebih besar 5 4a/ R4, R11 better motivated yang baik (R4), yang tinggi (R11) lebih tinggi Sufiks er yang dilekatkan kepada Adjektiva easy menjadi easier seperti pada data (1b/ R1, R5, R8, R14) diterjemahkan dengan mudah, yang termudah, dan sangat mudah. Kata better pada data (3b/R1, R8, R11, R20) diterjemahkan dengan baik, yang bagus, lebih dan kata greater pada data (3f/ R1) diterjemahkan dengan besar. Padahal, sufiks er seharusnya diterjemahkan dengan leksikal lebih. Kesalahan ini salah satunya disebabkan oleh lemahnya kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan pengetahuannya dalam mengidentifikasi

imbuhan infleksional yang dilekatkan kepada adjektiva sebagai akar kata. b. Sufiks Infleksional Superlatif Dari analisis data yang dilakukan terhadap korpus, ditemukan 4 kasus. Yang termasuk ke dalam kelompok ini, yaitu: No No Data 1 1a/ R1, R3, R4 2 6b/R1, R2 Sufiks Infleksional Superlatif the best time to begin when your need is clearest Variasi Terjemahan yang baik (R1), yang bagus, sudah jelas (R1), penjelasan (R2) Koreksi terbaik sangat jelas Bentuk superlative best diterjemahkan dengan yang baik dan yang bagus pada data (1a/R1, R3, R4) yang sebaiknya diterjemahkan dengan yang terbaik. Kata clearest diterjemahkan dengan sudah jelas danpenjelasan pada data (6b/ R1, R2) yang lebih tepat diterjemahkan dengan paling jelas. Kesalahan ini disebabkan kurangnya kemampuan penerjemah dalam mengidentifikasi sufiks penanda superlative. c. Transposisi melalui Infleksional Penanda Verba dalam BSA Dari analisis data ditemukan 5 kasus kesalahan transposisi melalui infleksional penanda verba yang ditemukan pada 5 responden, yaitu: No No Data Verba 1 1a/ Some people think that R3, the best time to begin R14, studying a foreign R22 language is in childhood. 2 5b/ R5 two factors that receive much attention in most language classroom 3 7c/ R1 the best time to begin is now Variasi Terjemahan memikirkan (R3, R14), mengirakan (R22) didapatkan memulai Koreksi berpikir, mengira mendapatkan mulai 9

Studia Akademika: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial Vol. VI No.1 (Juni 2008) Kesalahan ini disebabkan kurangnya kemampuan gramatika mahasiswa dalam bahasa sasaran (BI). Mahasiswa tidak mampu membedakan antara imbuhan yang seharusnya dilekatkan kepada Verba apabila diikuti oleh Obyek atau diikuti oleh komplemen atau klausa lainnya. Misalnya, verba think pada data (1a/R3, R14) seharusnya dilekati prefiks ber- (berpikir) karena diikuti oleh klausa nomina bukan Obyek. d. Transposisi afiks derivasional pembentuk Adjektiva dari Verba Dari data yang dianalisis, ditemukan 5 kasus dari 5 responden yang melakukan kesalahan linguistis berkaitan dengan ketidakmampuannya memanfaatkan afiks derivasional pembentuk adjektiva yang berasal dari verba untuk menambahkan afiks tertentu kepada Verba dalam BI. Hal ini ditemukan pada data sebagai berikut: No No Data Verba 1 4a/R5 Adults are often better motivated than children 2 7a/R22 If you are strongly motivated to study a foreign language Variasi Terjemahan bermotivasi motivasi Koreksi termotivasi termotivasi Kata motivated diterjemahkan dengan kata bermotivasi seperti pada data (4a/R5) dan motivasi seperti pada data (7a/R22) dianggap kurang tepat, karena sebaiknya motivated diterjemahkan dengan termotivasi. 3. Kesalahan Sintaktis Kesalahan sintaktis (syntactic errors) adalah ketidakmampuan penerjemah menampilkan makna atau pesan bahasa sumber yang dicirikan oleh kesalahan urutan kata (word order) dan penyimpangan dalam pemakaian struktur frasa, klausa, dan kalimat (incapability to grasp meaning or message determined by word order and deviation in using phrase structure, clause, and sentence). Kesalahan sintaktis dikelompokkan kepada tiga jenis (a) urutan kata (word order), (b) penghilangan (omission), (c) kegagalan mentransfer maksud teks bahasa sumber. 10

a. Urutan Kata (Word Order) Ketidakmampuan penerjemah menampilkan urutan kata yang sesuai dalam bahasa sasaran dikelompokkan menjadi dua, yaitu (1) urutan dalam FN dan (2) urutan dalam FV. b. Frasa Nomina (FN) Kesalahan urutan dalam bentuk FN ditemukan pada data sebagai berikut: No No Data FN 1 2b/R4 children in language classroom Variasi Terjemahan bahasa anakanak di dalam kelas bahasa Koreksi anak-anak dalam kelas bahasa 2 3b/R4, R19 3 3c/R3, R8 4 3d/R1, R3, R8, R12, R19 5 3f/R4, R18, R19 6 5b/R3, R11 better memories more efficient ways longer attention span complex mental task most language baik ingatan (R4), banyak memori (R19) lebih efisien cara (R3), lebih efisien caranya (R8) perhatian yang cukup banyak. (R1), lebih lama penyimpanan yang diperhatikan (R3), perhatian yang baik (R8), lebih lama perhatian (R12), lebih jauh perhatian ke depan (R19) mental secara kompleks (R4), komplik mental yang lemah (R18), mental dalam tes (r19) penting ahasa di kelas (R3),... memori yang lebih baik cara yang lebih efisien daya perhatian yang lebih panjang tugas mental yang kompleks kelas bahasa pada 11

Studia Akademika: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial Vol. VI No.1 (Juni 2008) 12 No No Data 7 6b/R5, R6, R10, R13, R14, R15, R19, R21, R22 FN classroom your need Variasi Terjemahan kebanyakan kelas ahasa.. (R11) kamu butuh, anda membutuhkan, kamu membutuhkan, dan anda butuh. Koreksi umumnya kebutuhanmu, kebutuhan anda Kesalahan urutan pada FN children in the language classroom diterjemahkan dengan bahasa anak-anak dalam kelas bahasa seperti pada data (4/2b) tidak tepat. Kesalahan ini disebabkan kurangnya pengetahuan responden dalam urutan FN dalam bahasa sumber maupun dalam bahasa sasaran. FN better memories yang diterjemahkan dengan baik ingatan (4/3b) dan banyak memori (19/3b) tidak tepat. Seharusnya, better memories diterjemahkan dengan memori/ingatan yang lebih baik. FN more efficient ways diterjemahkan dengan lebih efisien cara pada data (3/3c) dan lebih efisien caranya pada data (8/3c). Seharusnya, more efficient ways diterjemahkan dengan cara-cara yang lebih efisien. FN longer attention span diterjemahkan dengan perhatian yang cukup banyak (1/3d), lebih lama penyimpanan yang diperhatikan (3/3d), perhatian yang baik (8/3d), lebih lama perhatian (12/3d), dan lebih jauh perhatian ke depan (19/3d). Seharusnya, kata ini diterjemahkan dengan daya perhatian yang lebih lama (panjang). FN complex mental task diterjemahkan dengan mental secara kompleks pada data (4/3f), komplik mental yang lemah pada data (18/3f) dan mental dalam tes pada data (19/3f) kurang tepat karena seharusnya penerjemah tidak menguasai konsep FN dalam bahasa sumber maupun bahasa sasaran. sebaiknya, FN tersebut dterjemahkan dengan tugas-tugas mental yang rumit. FN most language classroom yang diterjemahkan dengan penting bahasa di kelas pada data (3/5b) dan kebanyakan kelas bahasa pada data (11/5b) memang kurang tepat karena penerjemah tidak memahami konsep FN dalam BSu maupun BSa. Seharusnya, FN most language classroom diterjemahkan dengan kelas bahasa pada umumnya.

FN your need diterjemahkan dengan kamu butuh (5/6b), (14/6b), (19/6b), dan (21/6b), anda membutuhkan (6/6b), kamu membutuhkan (10/6b), (13/6b), (16/6b), dan (22/6b) dan anda butuh (15/6b). Semua terjemahan ini mengalami penyimpangan dari FN dalam BSu menjadi klausa (SV) dalam BSa. Padahal, seharusnya terjemahan dari FN your need adalah kebutuhan anda. c. Frasa Verba (FV) Kesalahan urutan kata dalam bentuk FV ditemukan pada data sebagai berikut: No No Data FV Terjemahan Koreksi 1 1b/ R5, R6, R8, R9, R10 & R18, R11, R14, R20, R21 2 4a/ R1, R3, R22 the younger you are are better motivated waktu muda kamu, pada waktu anda muda, waktu paling muda kamu, orang muda sepertimu, pada masa muda, lebih muda dari anda, pemuda seperti kamu, remaja, yang muda seperti kamu, dan masa muda kamu mempunyai motivasi yang tinggi, lebih bagus motivasi, dan motivasi lebih baik semakin muda (usia) Anda termotivasi lebih baik 3 7a/ R4, R15 you are strongly motivated motivasi anda kurang, anda kuat motivasi anda termotivasi kuat (sangat termotivasi) 13

Studia Akademika: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial Vol. VI No.1 (Juni 2008) FV the younger you are diterjemahkan dengan waktu muda kamu (5/1b) pada waktu anda muda (6/1b), waktu paling muda kamu (8/1b), orang muda sepertimu (9/1b), pada masa muda (10/1b)dan (18/1b), lebih muda dari anda (11/1b), pemuda seperti kamu (14/1b), remaja (20/1b), yang muda seperti kamu (21/1b), dan masa muda kamu (22/1b). Semua terjemahan dari FV the younger you are tidak sesuai dengan FV dalam Bsu, yang sebaiknya diterjemahkan dengan semakin muda anda. FV are better motivated yang diterjemahkan dengan mempunyai motivasi yang tinggi (1/4a), lebih bagus motivasi (3/4a), dan motivasi lebih baik (22/4a) ternyata tidak tepat. Seharusnya, FV ini diterjemahkan dengan termotivasi lebih baik. FV you are strongly motivated yang diterjemahkan dengan motivasi anda kurang (4/7a) dan anda kuat motivasi (15/7a) kuranglah tepat. Sebaiknya, FV ini diterjemahkan dengan anda termotivasi kuat (sangat termotivasi). 4. Penghilangan (Omission) Penghilangan (omission) merupakan kesalahan sintaktis yang berkaitan dengan dihilangkannya elemn-elemen BSu dalam terjemahan. Penghilangan ini mengakibatkan hilangnya sebahagian pesan yang ada dalam teks BSu. Penghilangan ini ditemukan pada kelas kata seperti (1) Verba, (2) Nomina, (3) Adverbia, (4) Adjektiva, dan (5) Konjungsi. a. Verba Verba merupakan unsur inti dalam sebuah kalimat. Penghilangan Verba sebagai unsur inti akan menghilangkan pesan penting dari teks Bsu. Penghilangan Verba dalam terjemahan ditemukan pada data berikut: No No Data Verba Terjemahan Koreksi 1 1a/ R4 begin memulai mulai studying a bahasa asing belajar foreign language bahasa asing 14

2 4b/R2, R19 3 7c/R10, R22 Penghilangan Verba studying dalam penerjemahan FV begin studying a foreign language yang diterjemahkan dengan memulai (bahasa asing pada data (4/1a). Penghilangan studying yang berfungsi sebagai Obyek dari Verba begin menyebabkan hilangkan sebahagian pesan BSu. Sehingga mengakibatkan kerancuam makna dari memulai bahasa asing. Seharusnya, begin studying diterjemahkan dengan mulai belajar. Verba see dalam FV see learning a foreign language diterjemahkan dengan menghilangkan makna see, yaitu mempelajari bahasa asing (2/4b) dan (19/4b). Akibatnya, makna asli dari BSu hilang. Seharusnya, see learning a foreign language diterjemahkan dengan memandang belajar bahasa asing. b. Nomina they see learning foreign language The best time to begin is now Penghilangan Nomina yang dihilangkan oleh penerjemah ditemukan pada 4 data, yaitu (4/3f), (8/3d), (10/5a), dan (15/5a) yang dapat diamati seperti berikut: No No Data Nomina Terjemahan Koreksi 1 3f/R4 to handle complex mental task mengatur mental secara komplek. untuk melakukan tugas mental yang 2 3d/R8 longer attention span mereka mempelajari bahasa asing (R2),...mereka belajar bahasa asing (R19)... Waktu yang paling baik itu adalah sekarang (R10), waktu yang bagus adalah sekarang (R220...perhatian yang baik mereka memanda ng mempelaja ri bahasa asing Waktu terbaik untuk mulai adalah sekarang kompleks. jangka waktu perhatian yang lebih panjang 15

Studia Akademika: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial Vol. VI No.1 (Juni 2008) 3 5a/R10, R15. adults are particularly sensitive of correctness of grammar and appropriatene ss of vocabulary kelebihannya rang dewasa lebih sensitive untuk mengoreksi grammar dan dari vocabulary...orang dewasa khususny a sensitive terhadap ketepatan grammar dan ketepatan kosa kata Nomina task tidak diterjemahkan oleh penerjemah yang mengakibatkan hilangnya ide atau pesan dari FN complex mental task, seperti pada data (4/3f) diterjemahkan dengan mental secara kompleks. Frasa longer attention span pada data [R8/3d] diterjemahkan dengan perhatian yang baik. Seharusnya frasa ini diterjemahkan dengan jangka waktu perhatian yang lebih lama. c. Adverbia Terdapat dua adverbial yang dihilangkan dalam proses penerjemahan seperti pada data (4/4a) dan (18/4a). N o No Data Adverbia Terjemahan Koreksi 1 4a/R4, R18 Adult are often better motivated than children Orang-orang dewasa jadi motivasi yang baik daripada anak-anak (R4), banyak orang dewasa mendapat motivasi yang lebih baik dibandingkan anakanak Orang dewasa sering termotivasi lebih baik daripada anak-anak Penghilangan adverbial often seperti pada data (4/4a) dan (18/4a) menyebabkan hilangnya pesan BSu berkaitan dengan frekuensi terjadinya peristiwa. 16

d. Adjektiva Penghilangan Adjektiva dalam terjemahan ditemukan pada data (5/3f), seperti berikut: N o No Data Adjektiva Terjemahan Koreksi 1 3f/R5 and greater ability to handle complex mental task dan kemampuan untuk menanggulangi beban mental yang lebih baik dan memiliki kemampu an yang lebih besar untuk melakuka n tugas mental yang kompleks Penghilangan Adjektiva greater dalam terjemahan mengakibatkan hilangnya penjelas dari Nomina yang berada dibelakangnya. Jadi greater ability lebih tepat diterjemahkan dengan kemampuan yang lebih besar. e. Kata Hubung/Konjungsi Kata hubung/konjungsi yang dihilangkan oleh penerjemah ditemukan dalam tiga jenis, yaitu that, in addition, and when, seperti pada data berikut: No No Data Konjungsi Terjemahan Koreksi 1 1a/R5 Some people think that the best time to begin studying a foreign language is in childhood Beberapa orang ber-fikir waktu yang tepat untuk mulai belajar bahasa asing adalah masa anak-anak Sebagain besar orang berpikir bahwa waktu terbaik untuk mulai belajar bahasa asing adalah dimasa kanak-kanak 17

Studia Akademika: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial Vol. VI No.1 (Juni 2008) 2 2b/R18 that children in language classroom learn languages any better than adults anak-anak dalam kelas bahasa untuk belajar bahasa asing adalah suatu yang lebih baik dibandingkan orang dewasa bahwa anak-anak di kelas bahasa mempelajari bahasa lebih baik dibandingka n orang dewasa Kata hubung that semestinya diterjemahkan dengan bahwa. Karena dihilangkan oleh penerjemah, pesan atau ide yang disampaikan BSu tidak lengkap dalam BSa. N o No Data Konjungsi Terjemahan Koreksi 1 5a/R5, R6, R10,R19, R22 In addition, adults are particularly sensitive of correctness of grammar, orang dewasa adalah pengenal yang sensitive untuk mengoreksi grammar... (R5),, orang dewasa lebih sensitive pada benarnya tata Bahasa... (R6),, Kelebihannya orang dewasa lebih sensitive untuk mengoreksi grammar... (R10),, Remaja mempunyai sifat sensitive untuk dikoreksi dalam grammar... (R19),, Adult adalah particular sensitive untuk mengkoreksi grammar/tata bahasa...(r22) Juga, orang dewasa khususny a sensitive terhadap ketepatan tata bahasa 18

Kata hubung in addition berfungsi sebagai pemarkah bahwa terjadi penambahan ide terhadap ide yang ditawarkan oleh penulis. Semestinnya, in addition diterjemahkan dengan di samping itu, selain dari itu, juga, dsb. N o No Data Konjungsi Terjemahan Koreksi 1 6b/ R4, R5, R9 in when your need is clearest kebutuhan kamu adalah kejenuhan (R4), waktu kamu butuh (R5), kebutuhan itu lebih jelas... (R9) Ketika kebutuhan mu sudah sangat jelas... Kata hubung when seperti pada data [6b/R4, R5, dan R9] tidak diterjemahkan. Semestinya kata hubung in when diterjemahkan dengan ketika. d. Kegagalan Mentransfer Maksud Yang Mendasar dari Teks Sumber Berikut ini ditampilkan contoh data kegagalan penerjemah menampilkan pesan dan ide dalam BSu ke dalam BSa. N o No Data BSu Terjemahan Koreksi 1 1b/R4 that the Remaja, itu akan Bahwa younger you mudah untuk belajar semakin are the easier bahasa asing muda it is to learn Anda, semakin another mudah language untukbelaja r bahasa yang lain 2 2a/R11, R22 There is a little evidence Ini akan sedikit menyulitkan (R11), Itu adalah sangat berbeda (R22) Ada sedikit bukti 19

Studia Akademika: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial Vol. VI No.1 (Juni 2008) FV the younger you are yang semestinya diterjemahkan dengan semakin muda anda hanya diterjemahkan oleh penerjemah dengan kata remaja. Makna asli tes BSu tidak tersampaikan. Begitu pula dengan klausa There is a little evidence yang semestinya diterjemahkan dengan ada beberapa bukti malah diterjemahkan dengan ini akan sangat menyulitkan (11/2a) dan itu adalah sangat berbeda (22/2a). Ini adalah contoh kegagalan penerjemah menampilkan makna asli teks BSu ke dalam BSa. D. KESIMPULAN Kesalahan morfologis adalah ketidakmampuan penerjemah untuk menampilkan makna yang berasal dari imbuhan infleksional maupun derivasional pada satu kata. Dari analisis data terhadap karya terjemahan, ditemukan satu jenis kesalahan morfologis, yaitu Word Formation. Kesalahan-kesalahan yang termasuk ke dalam kesalahan ini dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu (1) sufiks infleksional pembentuk makna komparatif dan superlatif (comparison) dan (2) afiks derivasional pembentuk verba (transposition). Kesalahan sintaktis (syntactic errors) adalah ketidakmampuan penerjemah menampilkan makna atau pesan bahasa sumber yang dicirikan oleh kesalahan urutan kata (word order) dan penyimpangan dalam pemakaian struktur frasa, klausa, dan kalimat (incapability to grasp meaning or message determined by word order and deviation in using phrase structure, clause, and sentence). Kesalahan sintaktis dikelompokkan kepada tiga jenis (1) urutan kata (word order), (2) penghilangan (omission), (3) kegagalan mentransfer maksud teks bahasa sumber. 20

DAFTAR PUSTAKA Catford, J.C. A Lingustic Theory of Translation. London: Oxford University Press, 1969. Larson, Mildred. L. Penerjemahan Berdasarkan Makna: Pedoman untuk Pemadanan Antar Bahasa (Alih bahasa oleh Kencanawati Taniran). Jakarta: Arcan, 1988. Machali, Rohayah. Pedoman Bagi Penerjemah. Jakarta: Grasindo, 2000. Newmark, Peter. Approaches to Translation. New York: Pergamon Press. 1988. Nida, E.A. and Taber, Charles. R. The Theory and Practice of Translation. Leiden: E. J. Brill, 1969. Nida, E.A. Context in Translating. Amsterdam: John Benjamin Publishing Company, 2001. Norrish, John. Language Learners and Their Errors. Hong Kong: The Macmillan Press Limited, 1983. Simatupang, Maurits D.S. Pengantar Teori Terjemahan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas, 2000. Sudaryanto. Metode dan Teknik Analisis Bahasa. Jakarta: Duta Wacana University Press, 1993. Sudaryanto. Linguistik: Identitas, Cara Penanganan Objeknya, dan Hasil Kajiannya. Yogyakarta: Yayasan Ekalawya bekerjasama dengan Duta Wacana University Press, 1996. Widyamartaya, A. Seni Menerjemahkan. Yogyakarta: Kanisius, 1989. 21