EDISI APRIL 2014 BUKU INFORMASI PETA KEKERINGAN DENGAN METODE SPI (STANDARDIZED PRECIPITATION INDEX) PROPINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA BMKG STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG Jl. Raya Kodam Bintaro No.82 Jakarta Selatan 12070 Telp. (021) 7353018/ Fax. (021) 7355262 Website : www.staklimpondokbetung.net Email : staklim.pondok.betung@gmail.com
TIM PENYUSUN Pengarah Penanggung Jawab Ketua Wakil Ketua Sekretaris Anggota : Dr. Widada Sulistya DEA Dra. Nurhaya, M.Sc : Ir. Budi Roespandi : Triyogo Amberkahi, ST : Tina Kun Anggraeni, S.Kom : Yanuar Henry Pribadi, MSi : 1. Darman Mardanis, SE 2. Devi Febryan, ST 3. Kusairi, S.Si 4. Yuningsih, ST 5. Tonny Satria Wijaya Kusuma, S.Kom 6. Diny Fitriani 7. Mikhson i
KATA PENGANTAR Puji dan syukur Kami ucapkan atas Rahmat dan Karunia Nya, Buku Informasi Peta Kekeringan dengan metode SPI Propinsi Banten dan DKI Jakarta Bulan April 2014 ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku ini memuat informasi hasil Analisis Tingkat Kekeringan tiga bulanan (Januari Maret 2014) Propinsi Banten dan DKI Jakarta. Analisis kekeringan tiga bulanan (Januari Maret 2014) memberikan gambaran mengenai tingkat kekeringan berdasarkan nilai curah hujan tiga bulanan dengan menggunakan metode Standardized Precipitation Index (SPI). Hasil analisis ini dapat memonitor kejadian kekeringan meteorologis yang terjadi di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta. Informasi kekeringan meteorologis dapat digunakan sebagai indikator awal terjadinya kekeringan di suatu wilayah. Selain untuk monitoring kekeringan juga untuk monitoring kebasahan yaitu kejadian penyimpangan curah hujan diatas normalnya. Analisis Prakiraan tingkat kekeringan tiga bulanan (Februari April 2014) merupakan analisis prakiraan SPI dengan menggunakan data prakiraan curah hujan bulan April 2014. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk memprakirakan wilayah wilayah di indonesia yang akan mengalami kondisi kering. Kami ucapkan terima kasih atas kerjasama semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian kegiatan ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam kegiatan di berbagai bidang khususnya di bidang pertanian. Tangerang Selatan, April 2014 Kepala Stasiun Klimatologi Pondok Betung Ir. Budi Roespandi NIP. 196007061981031002 61981031002 ii
DAFTAR ISI Halaman TIM PENYUSUN...i KATA PENGANTAR...ii DAFTAR ISI...iii DAFTAR TABEL...iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR LAMPIRAN...iv PENGERTIAN...1 KEKERINGAN... 1 JENIS-JENIS KEKERINGAN... 1 STANDARDIZED PRECIPITATION INDEX (SPI)... 2 I. RINGKASAN... 4 II. ANALISIS TINGKAT KEKERINGAN DAN KEBASAHAN PERIODE JANUARI - MARET 2014... 4 III. PRAKIRAAN INDEKS PRESIPITASI TERSTANDARISASI (SPI) 3 BULANAN PERIODE FEBRUARI - APRIL 2014 DI PROPINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA... 4 LAMPIRAN...15 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Tingkat Kekeringan berdasarkan Metode SPI...6 Tabel 2. Tingkat Kebasahan berdasarkan Metode SPI...6 Tabel 3. Prakiraan Tingkat Kekeringan Berdasarkan Metode SPI 3 Bulanan Februari - April 2014...7 iii
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar II.1. Indeks Presipitasi Terstandarisasi (SPI) 3 bulanan di Propinsi Banten dan DKI Jakarta Januari - Maret 2014...5 Gambar II.2. Indeks Presipitasi Terstandarisasi (SPI) 3 bulanan di Propinsi DKI Jakarta Januari - Maret 2014...8 Gambar II.3. Indeks Presipitasi Terstandarisasi (SPI) 3 bulanan di Kabupaten Tangerang Januari - Maret 2014...9 Gambar II.4. Indeks Presipitasi Terstandarisasi (SPI) 3 bulanan di Kabupaten Serang Januari - Maret 2014...10 Gambar II.5. Indeks Presipitasi Terstandarisasi (SPI) 3 bulanan di Kabupaten Pandeglang Januari - Maret 2014...11 Gambar II.6. Indeks Presipitasi Terstandarisasi (SPI) 3 bulanan di Kabupaten Lebak Januari - Maret 2014...12 Gambar II.7. Prakiraan Indeks Presipitasi Terstandarisasi (SPI) 3 bulanan di Propinsi Banten dan DKI Jakarta Februari April 2014...13 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Data Curah Hujan dan Indeks SPI Tiga Bulanan (Januari Maret 2014) di Beberapa Tempat di Propinsi Banten dan DKI Jakarta...15 iv
PENGERTIAN KEKERINGAN Kekeringan merupakan salah satu jenis bencana alam yang terjadi secara perlahan (slow-onset disaster), berdampak sangat luas, dan bersifat lintas sektor (ekonomi, sosial, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain). Kekeringan merupakan fenomena alam yang dak dapat dielakkan dan merupakan variasi normal dari cuaca yang perlu dipahami.variasi alam dapat terjadi dalam hitungan hari, minggu, bulan, tahun, bahkan abad. Dengan melakukan penelusuran data cuaca dalam waktu yang panjang, akan dapat dijumpai variasi cuaca yang beragam, misalnya: bulan basah-bulan kering, tahun basah-tahun kering, dan dekade basahdekade kering. Berkurangnya curah hujan biasanya ditandai dengan berkurangnya air dalam tanah sehingga pertanian merupakan sektor pertama yang akan terpengaruh. Cukup sulit untuk mengetahui kapan kekeringan akan dimulai atau berakhir, dan kriteria apa yang digunakan untuk menentukannya. Apakah kekeringan itu berakhir ditandai dengan faktor-faktor meteorologi dan klimatologi atau ditandai dengan berkurangnya dampak nega f yang dialami oleh manusia dan lingkungannya. JENIS-JENIS KEKERINGAN A. Kekeringan Meteorologis Kekeringan ini berkaitan dengan ngkat curah hujan yang terjadi berada dibawah kondisi normalnya pada suatu musim. Perhitungan ngkat kekeringan meteorologis merupakan indikasi pertama terjadinya kondisi kekeringan. Intensitas kekeringan berdasarkan definisi meteorologis adalah sebagai berikut: 1. kering: apabila curah hujan antara 70% - 85% dari kondisi normal (curah hujan dibawah normal) 2. sangat kering : apabila curah hujan antara 50% - 70% dari kondisi normal (curah hujan jauh dibawah normal) 3. Amat sangat kering : apabila curah hujan < 50% dari kondisi normal (curah hujan amat jauh dibawah normal) B. Kekeringan Pertanian Kekeringan ini berhubungan dengan berkurangnya kandungan air dalam tanah (lengas tanah) sehingga dak mampu lagi memenuhi kebutuhan air bagi tanaman pada suatu periode tertentu. Kekeringan pertanian ini terjadi setelah terjadinya gejala kekeringan meteorologis. Intensitas kekeringan berdasarkan definisi pertanian adalah sebagai berikut : 1
1. Kering : apabila 1/4 daun kering dimulai pada bagian ujung daun (terkena ringan s/d sedang) 2. Sangat kering : apabila 1/4-2/3 daun kering dimulai pada bagian ujung daun (terkena berat) 3. Amat sangat kering : apabila seluruh daun kering (terkena puso). C. Kekeringan Hidrologis Kekeringan ini terjadi berhubungan dengan berkurangnya pasokan air permukaan dan air tanah. Kekeringan hidrologis diukur dari ke nggian muka air sungai, waduk, danau dan air tanah. Ada jarak waktu antara berkurangnya curah hujan dengan berkurangnya ke nggian muka air sungai, danau dan air tanah, sehingga kekeringan hidrologis bukan merupakan gejala awal terjadinya kekeringan. Intensitas kekeringan berdasarkan definisi hidrologis adalah sebagai berikut : 1. kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran dibawah periode 5 tahunan 2. sangat kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran jauh dibawah periode 25 tahunan 3. Amat sangat kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran amat jauh dibawah periode 50 tahunan. D. Kekeringan Sosial Ekonomi Kekeringan ini terjadi berhubungan dengan berkurangnya pasokan komodi yang bernilai ekonomi dari kebutuhan normal sebagai akibat dari dari terjadinya kekeringan meteorologis, pertanian dan hidrologis. STANDARDIZED PRECIPITATION INDEX (SPI) Standardized Precipita on Index (SPI) adalah indeks yang digunakan untuk menentukan penyimpangan curah hujan terhadap normalnya dalam susatu periode waktu yang panjang (bulanan, dua bulanan, ga bulanan dst). Nilai SPI dihitung menggunakan metode sta s c probabilitas distribusi gamma. Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh SPI adalah : SPI dapat dihitung untuk skala waktu yang berbeda Dapat memberikan peringatan dini kekeringan Dapat membantu menilai ngkat keparahan kekeringan SPI lebih sederhana daripada Palmer Drought Severity Index 2
Berdasarkan nilai SPI, ditentukan kategori ngkat kekeringan dan kebasahan sebagai berikut: a) Tingkat Kekeringan 1. Sangat Kering : Jika nilai SPI -2,00 dengan probabilitas 2,3% 2. Kering : Jika nilai SPI -1,50 s/d -1,99 dengan probabilitas 4,4% 3. Agak Kering : Jika nilai SPI -1,00 s/d -1,49 dengan probabilitas 9,2% b) Normal : Jika nilai SPI -0,99 s/d 0,99 dengan probabilitas 68,2% c) Tingkat Kebasahan 1. Sangat Basah : Jika nilai SPI 2,00 dengan probabilitas 2,3% 2. Basah : Jika nilai SPI 1,50 s/d 1,99 dengan probabilitas 4,4% 3. Agak Basah : Jika nilai SPI 1,00 s/d 1,49 dengan probabilitas 9,2% Curah Hujan Tiga Bulanan adalah jumlah curah hujan selama ga bulan, yang digunakan sebagai dasar untuk menghitung nilai SPI. 3
I. RINGKASAN 1. Analisis ngkat kekeringan dan kebasahan dengan menggunakan indeks SPI untuk akumulasi curah hujan ga bulanan Januari - Maret 2014 di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta pada umumnya normal. Kecuali wilayah DKI Jakarta, sebagian besar wilayah Tangerang, sebagian kecil wilayah Utara Kab. Lebak, sebagian kecil wilayah Barat dan Selatan Kab. Serang Agak Basah - Sangat Basah. Sedangkan sebagian kecil wilayah Selatan Kab. Lebak Agak kering - Sangat kering. 2. Analisis prakiraan ngkat kekeringan dan kebasahan dengan menggunakan indeks SPI untuk akumulasi curah hujan ga bulanan Februari - April 2014 di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta pada umumnya normal. Kecuali wilayah DKI Jakarta bagian Utara dan Tangerang bagian Timur Laut Agak basah - Sangat basah. Sedangkan sebagian kecil wilayah Barat Serang, sebagian kecil wilayah Barat Laut Kab. Pandeglang dan sebagian kecil wilayah Barat Daya Kab. Lebak Agak Kering Sangat Kering. II. ANALISIS TINGKAT KEKERINGAN DAN KEBASAHAN PERIODE JANUARI - MARET 2014 Analisis ngkat kekeringan dan kebasahan periode ga bulanan (Januari Maret 2014) menggunakan indeks SPI disajikan dalam Gambar II.1. Detail analisis ap wilayah kota/kabupaten dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2 yang menunjukkan daerah kecamatan/lokasi pos hujan. Hasil analisis didasarkan pada pengamatan curah hujan periode Januari - Maret 2014 di seluruh wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta. 4
Gambar II.1 5
Tabel 1. Monitoring Tingkat Kekeringan berdasarkan Metode SPI DAERAH SANGAT KERING TINGKAT KEKERINGAN KERING AGAK KERING NORMAL DKI Jakarta - - - Depok Tangerang - - - Balaraja Serang - - - Pandeglang - - Menes Lebak - Malingping Utara - Serang, Carensng, Cinangka, Ciomas, Ciruas, Kasemen Kilasah, Kragilan Kalenpetung, Kramatwatu Pegadigan, Mancak, Pabuaran, Padarincang, Pamarayan, Pontang, Ragas Hilir Bendung Ciliman, Cibaliung, Cilemer, Cimanuk, Labuhan, Pandeglang Cilaki Ciminyak, Lebak Parahiang, Panyaungan, Rangkasbitung Tabel 2. Monitoring Tingkat Kebasahan berdasarkan Metode SPI DAERAH TINGKAT KEBASAHAN AGAK BASAH BASAH SANGAT BASAH Jakarta - Tangerang Curug, Cipondoh Sambidoyong, Kresek, Serpong Halim, Pakubuwono, Rorotan Pondok Betung, Bendung Ciputat Cengkareng, Kemayoran, Tangerang, Tanjung Priok, Karet, Pulogadung. Jatiwaringin Mauk, Sepatan, Tegal Kemiri Serang Anyer Petir - Pandeglang - - - Lebak Sajira, Cimarga Bojong Leles - 6
Gambar II.2 7
Gambar II.3 8
Gambar II.4 9
Gambar II.5 10
Gambar II.6 11
III. PRAKIRAAN INDEKS PRESIPITASI TERSTANDARISASI (SPI) 3 BULANAN PERIODE FEBRUARI - APRIL 2014 DI PROPINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA Prakiraan SPI 3 Bulanan periode Februari - April 2014 menggunakan data prakiraan curah hujan bulan April 2014 disajikan dalam Gambar II.7. Wilayah propinsi yang diprakirakan akan mengalami kondisi kering dapat dilihat pada tabel 3. Gambar II.7 12
Tabel 3. PrakiraanTingkat Kekeringan berdasarkan Metode SPI 3 Bulanan Februari April 2014 TINGKAT KEKERINGAN DAERAH SANGAT KERING KERING AGAK KERING DKI Jakarta - - - Tangerang - - - Serang - - Kramatwatu Pegadigan, Mancak, Padarincang Pandeglang - - Labuhan, Menes Lebak - Malingping Utara - 13
LAMPIRAN LAMPIRAN 1 DATA CURAH HUJAN DAN INDEKS SPI TIGA BULANAN DI BEBERAPA TEMPAT DI PROPINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA NO NAMA STASIUN/ POS HUJAN KABUPATEN/KOTA CURAH HUJAN (mm) Jan 2014 Feb 2014 Mar 2014 INDEKS SPI 1 Cengkareng KAB.TANGERANG 719 693 249 2.30 2 Curug KAB.TANGERANG 549 302 166 1.30 3 Halim (TNI AU) JAKARTA TIMUR 1055 525 280 1.90 4 Kemayoran JAKARTA PUSAT 1075 689 174 3.40 5 Pondok Betung TANGERANG SELATAN 681 403 138 1.50 6 Serang SERANG 377 212 105-0.18 7 Tangerang KOTA TANGERANG 682 633 206 2.60 8 Tanjung Priok JAKARTA UTARA 913 709 305 2.60 9 Depok DEPOK 649 227 287 0.14 10 Karet JAKARTA PUSAT 656 425 199 2.40 11 Pakubuwono JAKARTA SELATAN 729 459 234 1.90 12 Pulogadung JAKARTA TIMUR 1042 718 91 2.00 13 Rorotan JAKARTA UTARA 895 719 182 1.90 14 Jatiwaringin Mauk KAB.TANGERANG 727 434 162 2.00 15 UPTD Balaraja KAB.TANGERANG 328 379 184 0.38 16 UPTD Bendung Ciputat KAB.TANGERANG 620 386 148 1.70 17 UPTD Cipondoh Sambidoyong KAB.TANGERANG 581 367 124 1.20 18 UPTD Kresek KAB.TANGERANG 402 263 190 1.10 19 UPTD Sepatan KAB.TANGERANG 677 617 159 2.60 20 UPTD Serpong KAB.TANGERANG 464 304 190 1.40 21 UPTD Tegal Kemiri KAB.TANGERANG 442 512 134 2.00 22 Anyer SERANG 669 331 176 1.20 23 Carenang SERANG 527 273 102 0.94 24 Cinangka SERANG 478 207 143-0.65 25 Ciomas SERANG 659 256 255 0.96 26 Ciruas SERANG 438 283 54 0.58 14
LAMPIRAN 1. (lanjutan) NO NAMA STASIUN/ POS HUJAN KABUPATEN/KOTA CURAH HUJAN (mm) Jan 2014 Feb 2014 Mar 2014 INDEKS SPI 27 Kasemen Kilasah SERANG 295 169 48 0.41 28 Kragilan Kalenpetung SERANG 521 161 58 0.08 29 Kramatwatu Pegadigan SERANG 354 176 90-0.57 30 Mancak SERANG 555 260 40-0.84 31 Pabuaran SERANG 520 304 146 0.49 32 Padarincang SERANG 641 308 131-0.50 33 Pamarayan SERANG 475 316 125 0.64 34 Petir SERANG 673 371 291 1.50 35 Pontang SERANG 388 350 131 0.49 36 Ragas Hilir SERANG 696 408 197 0.49 37 Bd Ciliman PANDEGLANG 239 240 208 0.07 38 Cibaliung PANDEGLANG 629 340 236-0.17 39 Cilemer PANDEGLANG 466 351 251 0.61 40 Cimanuk PANDEGLANG 831 309 203 0.89 41 Labuhan PANDEGLANG 519 283 89-0.64 42 Menes PANDEGLANG 487 167 154-1.00 43 Pandeglang PANDEGLANG 493 354 226-0.12 44 Bojong Leles LEBAK 550 287 183 1.50 45 BPP Sajira LEBAK 504 508 235 1.30 46 Cilaki_Ciminyaki LEBAK 547 392 312 0.96 47 Kec.Cimarga LEBAK 415 347 264 1.10 48 Lebak Parahiang LEBAK 469 299 233 0.33 49 Malingping Utara LEBAK 444 283 102-1.70 50 Panyaungan LEBAK 363 265 244-0.46 51 Pasir Ona Rangkasbitung LEBAK 516 308 102 0.91 15
STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG APRIL 2014