BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Evaluasi merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian, Peranan, Tujuan, dan Fungsi Evaluasi dalam Kegiatan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan. Menurut Rusman, pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar di sekolah atau yang lebih dikenal dengan istilah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis butir soal atau analisis item adalah pengkajian pertanyaanpertanyaan tes agar diperoleh perangkat

KUALITAS TES UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMP PADA SUB RAYON II KOTA KENDARI TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Muhammad Idris 1), Arvyaty 2)

Analisis Butir Soal Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Bahasa Jawa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sruweng Kebumen Tahun Pelajaran 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi merupakan salah satu bagian dari proses pembelajaran. Evaluasi itu

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

PENDAHULUAN. Lehman (dalam Ana Ratna Wulan, 2005) mengemukakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. kepada persaingan global. Tantangan dan perkembangan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. akan berorientasi kepada tujuan pembelajaran. Apakah tujuan pembelajaran

TES HASIL BELAJAR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER KELAS XI MADRASAH ALIYAH NEGERI MATA PELAJARAN FIQIH DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Semua orang yang mengalami sekolah secara formal, mungkin juga sekolah informal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tugas seorang guru dalam kegiatan pembelajaran adalah membantu

BAB I PENDAHULUAN. mengukur keberhasilan proses pembelajaran diperlukan evaluasi (penilaian) dan

Prodi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh 23111

BAB 1 PENDAHULUAN. ditetapkan dalam kurikulum, maka dalam kegiatan pembelajaran diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang terpenting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi hasil dan proses. Dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penegasan istilah. Maka pendahuluan tersebut sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN

atau siswa yang mendapatkan sekor lebih tinggi daripada kemampuan yang sebenarnya (spuriously high). Sekor bisa menjadi tidak wajar ketika responden

I. PENDAHULUAN. Kegiatan evaluasi sebagai bagian tak terpisahkan dari aktivitas pembelajaran

BAB V PENUTUP. a. Kualitas tes berbentuk obyektif untuk kelas 1, validitas butir soal menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, sistem penilaian dan pengelolaan pendidikan. Pembenahan semua komponen pendidikan, pada tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan diperoleh secara otodidak.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan yang menyatakan bahwa :

BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-4: Evaluasi HAsil Belajar dalam PJJ

UJI INSTRUMEN SOAL KOGNITIF

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai standar yang telah disesuaikan UU No 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Usaha peningkatan pendidikan bisa ditempuh dengan meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk

I. PENDAHULUAN. informasi kepada lembaga, maupun kepada pihak-pihak lain yang. dengan mata pelajaran yang telah diberikan.

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V PEMBAHASAN. sebuah penelitian. Sebab, pada bagian ini peneliti benar-benar harus

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Dalam menilai ataupun mengevaluasi, menganalisis soal

Laporan Penelitian. Analisis Kualitas Butir Soal Mata Kuliah Membaca 2 (PBIN4329)

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan masalah penelitian yang dikemukakan sebelumnya, maka jenis

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGERTIAN TUJUAN ATAU FUNGSI PENILAIAN PENDIDIKAN BESERTA CONTOHNYA MAKALAH

T E S. Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, MAB

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. didik. Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian dirinya dalam menguasai suatu bahan pelajaran yang disampaikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Analisis Butir Soal UAM Mata Pelajaran Bahasa Jawa pada Kelas XII MAN Kutowinangun Tahun Pelajaran 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sesuatu dengan ukuran baik atau buruk (kualitatif).

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. menentukan masa depan bangsa, melalui pendidikan ini cita-cita luhur untuk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan analisis validitas,

BAB IV ANALISIS DATA

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN: KUALITAS TES SUBJEKTIF BUATAN GURU BIDANG STUD I BIOLOGI SMKN 4 ACEH BARAT DAYA ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORITIK. dipisahkan dari kegiatan mengajar.

Edu Geography 4 (1) (2016) Edu Geography.

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN

Inisiasi II ASESMEN PEMBELJARAN SD

ANALISIS SOAL UJIAN SEMESTER II IPA/BIOLOGI KELAS VIII MTsN KOTA SOLOK TAHUN PELAJARAN 2012/2013

AKTERISTIK BUTIR TES MATEMATIKA PADA TES BUATAN MGMP MATEMATIKA KOTA PALOPO BERDASARKAN TEORI KLASIK

BAB I PENDAHULUAN. berbagai upaya dalam mengoptimalkan komponen komponen pengajaran.

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dalam menyelesaikan soal. Namun setelah diprediksi lebih lanjut,

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

ANALISIS INSTRUMEN TES AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN FISIKA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS ( SMA ) WILAYAH SURAKARTA

KUALITAS TES PRA OLIMPIADE BIDANG STUDI MATEMATIKA TINGKAT SMP DI KOTA BAUBAU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data dalam penelitian ini diperoleh dari item-item tes dan lembar jawaban

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data

kelayakan instrumen untuk mengukur sejauh mana instrumen tersebut dapat menjalankan fungsi pengukurannya dengan baik. Reliabel terjadi ketika suatu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Akhir Semester Genap Mata Diklat Dasar-Dasar Mesin kelas X SMK. Muhammadiyah Gamping dapat disimpulkan bahwa:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu VIII A, VIII B, VIII C, dan VIII D.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan pada jalur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini telah menghasilkan instrumen tes diagnostik yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. korelasional, yaitu suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data

Abstrak. Abstract. Wijayanti, et al., Analisis Butir Soal Objektif UAS...

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1, ayat (21).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. O X O Pretes Perlakuan Postes

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN SEKOLAH DASAR MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA TAHUN PELAJARAN 20013/201 DI KABUPATEN PURBALINGGA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, untuk mencapai proses pembelajaran yang bermutu baik. pendidikan yang berkualitas. Sampai detik ini komponen-komponen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation

JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS IN ALL DISTRICTS OF TUMIJAJAR, ACADEMIC YEAR

Kata kunci: analisis butir soal, mata pelajaran geografi,

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS TINGKAT KESULITAN SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 1 KUALA TAHUN AJARAN 2014/2015

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Evaluasi merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan karena hasil evaluasi dapat dijadikan sebagai gambaran mengenai kualitas suatu sekolah maupun siswa. Evaluasi adalah suatu kegiatan yang telah direncana yang bertujuan untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrument (sebagai alat evaluasi) kemudian hasil dari evaluasi tersebut dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Evaluasi dapat dijadikan sebagai pedoman dan cerminan bagi sekolah untuk mengetahui kualitas sekolah, maka dalam pembuatan soal harus memperhatikan kualitas atau mutu soalnya. Arikunto (2009), mengartikan evaluasi sebagai sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan menunjukan bagaimana tujuan pendidikan yang telah tercapai. Oleh karena itu evaluasi hasil pembelajaran sangat diperlukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru. Kegiatan evaluasi perlu diperhatikan secara sungguh sungguh agar hasil evaluasi yang diberikan benar benar sesuai dengan apa yang diharapkan. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian suatu tujuan pembelajaran sehingga dapat diketahui keberhasilan suatu proses 1

2 pembelajaran yang telah dilaksanakan. Purwanto (2010), menyatakan bahwa evaluasi dilakukan atas komponen komponen dan proses kerjanya sehingga jika terjadi kegagalan dalam mencapai tujuan maka dapat diketahui dan ditelusuri apa yang menyebabkan kegagalan tersebut. Tujuan evaluasi secara umum adalah untuk memperoleh data pembuktian yang akan menjadi petunjuk sampai dimana tingkat kemampuan dan tingkat keberhasilan siswa, setelah mereka menempuh proses pembelajaran. Selain itu juga tujuan evaluasi adalah untuk mengukur dan menilai sampai dimana tingkat efektifitas mengajar dan metode metode yang telah digunakan dalam mengajar serta kegiatan belajar yang telah dilaksanakan oleh siswa (Arikunto, 2009). Fungsi evaluasi secara umum sebagai suatu tindakan yang memiliki fungsi pokok yaitu mengukur kemajuan, menunjang penyusunan rencana dan memperbaiki atau melakukan penyempurnan kembali. Adapun secara khusus fungsi evaluasi dalam pendidikan (Arifin, 2009) yaitu pertama, penilaian berfungsi sebagai selektif, yaitu penilaian guru dengan cara mengadakan seleksi atau penilaian terhadap siswanya. Kedua, penilaian sebagai diagnotik, yaitu guru mengadakan diagnosis terhadap siswa tentang kebaikan dan kelemahannya. Ketiga, penilaian berfungsi sebagai penempatan, yaitu penilaian dimaksudkan untuk menentukan tempat siswa shingga seorang siswa yang mempunyai hasil yang sama mempunyai tempat yang sama pula dalam kelompok belajar. Keempat, penilaian sebagai pengukur keberhasilan, yaitu untuk mengetahui

3 sejauh mana suatu program pendidikan berhasil diterapkan. Kelima, penilaian berfungsi formatif, yaitu untuk memantau dan memonitori kemajuan belajar siswa guna memberikan umpan balik baik kepada siswa maupun kepada guru. Keenam, penilaian berfungsi sumatif yaitu untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Dilihat dari beberapa fungsi evaluasi di atas maka dalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa evaluasi yang dilakukan termasuk dalam fungsi sumatif, karena waktu pelaksanaan dilakukan di akhir program pembelajaran / akhir satu semester. Hasil ulangan akhir semester merupakan salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan sebuah proses belajar mengajar. Alat evalusi yang digunakan adalah tes. Hasil tes siswa dalam mengerjakan soal yang menjadi patokan adalah apakah soal tersebut terlalu mudah atau susah. Jika hampir seluruh siswa dapat mengerjakan dan mendapat nilai yang tinggi itu berarti soal terlalu mudah. Sebaliknya jika banyak siswa yang tidak dapat mengerjakan dan mendapat nilai rendah maka kemungkinan soal terlalu susah. Interprestasi mengenai soal obyektif akan lain jika tes tersebut telah disusun dengan baik dan benar sehingga memenuhi persyaratan sebagai tes. Perlu adanya analisis butir soal tes yang merupakan suatu tahap untuk mengetahui kualitas tes secara keseluruhan. Pada proses pembelajaran, tes merupakan penilaian hasil belajar yang diharapkan dapat menggambarkan dan menghasilkan nilai secara akurat akibat hasil dari pembelajaran yang telah dilakukan sehari hari. Jika tes yang dilakukan kurang baik, maka

4 hasil yang diperoleh siswa juga kurang baik. Hal tersebut akan berdampak pada siswa itu sendiri. Sebaliknya jika tes yang dilakukan oleh guru baik, maka hasil yang diperoleh siswa pun akan baik. Tes mempunyai peranan yang sangat penting dalam penilaian, oleh karena itu dalam penyusunan soal tes harus dilaksanakan dengan prosedur yang baik dan benar. Tes merupakan suatu alat evaluasi yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data data yang dinginkan secara tepat dan cepat, yang dapat digunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian dalam pembelajaran. Istilah tes berasal dari bahasa Prancis yaitu testum yang artinya piring yang digunakan untuk memilih logam mulia dari benda benda lain (Arifin, 2009). Ada dua jenis teknik tes yang biasanya digunakan oleh guru untuk mengetahui kemampuan siswa yaitu teknik tes dan teknik nontes. Teknik tes di bagi menjadi beberapa macam, misalnya jenis tes menurut waktunya. Menurut waktunya dibagi menjadi tiga yaitu tes diagnosik, formatif dan sumatif (Arifin, 2009). Sebelum menjadi soal tes yang diberikan kesiswa sebagai alat ukur tes harus sudah teruji baik secara teoritis maupun empirik sehingga sesuai dengan standar mutu soal. Standar mutu soal dapat diketahui dengan cara melakukan analisis soal. Daryanto (2005), menyatakan bahwa analisis soal merupakan suatu prosedur yang sistematis yang memberikan informasi khusus terhadap soal tes yang disusun. Soal tes yang bermutu dapat membantu guru meningkatkan pembelajaran dan dapat memberikan informasi mengenai siswa yang sudah atau belum mencapai kompetensi. Salah satu ciri soal tes

5 yang baik atau bermutu adalah soal tersebut dapat membedakan setiap kemampuan siswa. Menurut Arifin (2009), soal tes yang bermutu atau berkualitas mempunyai validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan fungsi pengecoh. Analisis butir soal yang mencakup analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan pengecoh butir soal merupakan salah satu analisis klasik yang sekarang sudah jarang dilakukan, sehingga kualitas butir soal yang diujikan menjadi tidak terukur dan belum jelas kelayakannya. Dilakukannya analisis butir soal akan dapat diketahui kualitas tes yang diselenggarakan serta akan dapat membantu guru mengetahui hal apa saja yang berkaitan dengan pengembangan, penyusunan dan penggunaan tes yang baik dan perlu dipertahankan. Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu soal tes yang valid mempunyai validitas tinggi, sebaliknya soal tes yang kurang valid mempunyai validitas rendah. Arikunto (2002), menyatakan bahwa tinggi rendahnya validitas instrument menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Reliabel artinya dapat dipecaya, tetap sehingga dapat diandalkan. Suatu soal tes dikatakan reliabel jika hasil evaluasi memberikan hasil yang relatife tetap, tidak dipengaruhi faktor situasi dan kondisi (Arikunto, 2002). Indek kesukaran merupakan suatu cara analisis yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kesulitan tiap butir soal. Suatu soal tes yang mempunyai indeks kesukaran adalah suatu soal tes yang tidak terlalu mudah juga tidak

6 terlalu sukar. Arifin (2009), menyatakan bahwa jika suatu soal mempunyai mempunyai tingkat kesukaran seimbang, maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik. Suatu soal tesyang mempunyai daya pembeda adalah soal dapat membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang tidak pandai. Menurut Arifin (2009), daya pembeda merupakan pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan siswa yang sudah menguasai kompetensi dengan siswa yang belum atau kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu. Semakin tinggi koefisien daya pembeda maka semakin mampu butir soal membedakan antara siswa yang menguasai kompetensi dengan siswa yang belum atau kurang meguasai kompetensi. Suatu soal tes yang baik pengecohnya akan dipilih secara merata oleh siswa yang menjawab salah, sedangkan soal tes yang kurang baik pengecohnya akan dipilih secara tidak merata. Pengecoh dianggap baik jika jumlah siswa yang memilih pengecoh itu sama atau mendekati jumlah ideal (Arifin, 2009). Pentingnya evaluasi terhadap hasil belajar adalah untuk mengetahui keberhasilan suatu proses pembelajaran yang telah dilakukan. Berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran dapat menjadi gambaran bagi sekolah yang telah melakukan evaluasi. Evaluasi penting dilakukan karena dengan adanya evaluasi siswa dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan guru. Arikunto (2009) mengatakan bahwa hasil yang diperoleh siswa dari adanya evaluasi kemungkinan ada dua yaitu

7 memuaskan atau tidak memuaskan. Bagi guru yang melakukan evaluasi akan dapat mengetahui siswa siswa mana yang berhak melanjutkan pelajarannya karena sudah berhasil dan siswa yang belum bisa melanjutkan pelajarannya karena belum berhasil. Guru dapat memusatkan perhatiannya pada siswa yang belum berhasil agar siswa tersebut dapat menjadi lebih baik dan akhirnya dapat melanjutkan pelajarannya. Salah satu cara untuk mengetahui dan mengukur kemampuan siswa dalam menguasai mata pelajaran dan kompetensi yang telah ditentukan, SMP di Kecamatan Jatilawang menerapkan suatu bentuk tes atau evaluasi melalui UAS (Ujian Akhir Semester). Ujian Akhir Semester (UAS) merupakan suatu cara evaluasi yang bertujuan untuk mengukur dan menilai kompetensi siswa. Menurut Permendiknas No 20 Tahun 2007 tentang standar penilaian pendidikan, yaitu UAS adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik (Guru) di akhir untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik (siswa) diakhir pada satuan pendidikan yang menggunakan system paket. Pada ujian akhir semester SMP di Kecamatan Jatilawang mengembangkan tipe soal UAS dalam bentuk tes obyektif (pilihan ganda) dan tes uraian. Kegiatan evaluasi pembelajaran siswa SMP di Kecamatan Jatilawang masih didominasi dengan tes tertulis seperti ulangan harian dan Ujian Akhir Semester (UAS). Padahal selain tes tertulis seorang guru dapat melakukan evaluasi dengan cara lain. Menurut Arifin (2009) Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dapat dilakukan evaluasi selain dengan

8 tes tertulis, misalnya dengan penugasan, penilaian produk, proses atau penilaian sikap. Namun, SMP yang ada di Kecamatan Jatilawang Ujian Akhir Semester masih dilaksanakan sebagai suatu indikator untuk mengetahui apakah siswa sudah dapat menguasai standar kompetensi yang telah ditentukan atau belum. Pelaksanaan Ujian Akhir Semester SMP di Kecamatan Jatilawang hanya penyusunan soalnya saja yang terkoordinir dengan baik, selanjutnya bagaimana hasilnya apakah soal yang dibuat memenuhi standar yang disyaratkan tidak pernah diadakan pengujian lebih lanjut. Semuanya diserahkan kepada sekolah masing masing, sehingga yang terjadi hanyalah penyeragaman soal saja, tanpa pemikiran tentang kualitas soal yang digunakan. Berdasarkan informasi mengenai soal buatan MGMP (MKKS) Kabupaten Banyumas yang akan diberikan pada siswa belum pernah diuji cobakan terlebih dahulu dengan alasan kekurangan waktu. Selain itu, juga dalam pembuatan soal sebelumnya tidak dilakukan analisis, sehingga tidak diketahui kualitas soal dilihat dari segi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan fungsi pengecoh soal. Tim penyusun soal UAS Kabupaten Banyumas dalam memasukan soal kedalam bank soal hanya soal soal yang mampu dijawab oleh siswa saja. Ini berarti tim penyusun soal Kabupaten Banyumas belum melakukan langkah pengembangan soal sesuai standar. Menurut Arifin (2009), pengembangan soal yang sesuai standar adalah soal yang memenuhi syarat seperti validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan pengecoh. Jika soal yang

9 diujikan untuk UAS tersebut tidak valid maka alat evaluasi tersebut tidak dapat mengukur kemampuan siswa dengan tepat. Kenyataan yang banyak ditemui sekarang dalam penyusunan soal baik yang dibuat tim penyusun soal MGMP maupun dibuat oleh guru kadang belum pernah diuji cobakan, dianalisis atau direvisi kembali. Agar evaluasi yang dilakukan melalui penilaian dengan menggunakan tes sesuai dengan yang diharapkan maka perlu dilakukan adanya peninjauan kembali terhadap pelaksanaan evaluasi tersebut untuk mengetahui kualitas soal UAS. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai analisis mutu soal ulangan akhir semester bidang studi IPA kelas VIII SMP di Kecamatan Jatilawang. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah soal - soal yang digunakan untuk Ujian Akhir Semester gasal bidang studi IPA kelas VIII SMP di Kecamatan Jatilawang mempunyai standar mutu yang sesuai? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mutu soal ulangan akhir semester gasal bidang studi IPA kelas VIII SMP di Kecamatan Jatilawang.

10 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat member manfaat bagi beberapa pihak, yaitu: 1. Bagi tim penyusun soal ulangan semester, hasil penelitian dapat dijadikan referensi ataupun acuan dalam pembuatan soal-soal berikutnya sehingga dapat menyempurnakan soal yang kurang baik ataupun tidak valid. 2. Bagi guru mata pelajaran, dapat mengetahui pasti soal yang memenuhi syarat dan belum, dapat juga memberikan gambaran kepada guru untuk menganalisis soal-soal yang lainnya. 3. Bagi mahasiswa, dapat dijadikan referensi atau contoh dalam penelitian selanjutnya sehingga dalam penelitian selanjutnya akan menjadi lebih baik