LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Pengukuran Parameter Fisika dan Kimia Perairan. Kekeruhan

dokumen-dokumen yang mirip
5. PENETAPAN TEKSTUR TANAH

Lampiran 1. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen (DO) (Suin, 2002) Sampel Air. Sampel Dengan Endapan Putih/Coklat 1 ml H 2

Lampiran 2. Prosedur Analisis Logam Dalam Sedimen dengan metode USEPA 3050B (APHA, 1992)

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Lampiran A. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen (DO) 1 ml MnSO 4 1 ml KOH KI dikocok didiamkan

Tabel Lampiran 1. Deskripsi profil tanah Andosol dari hutan Dusun Arca Order tanah : Andosol

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Stasiun I Padang Lamun, Pulau Tarahan. Stasiun II Karang, Pulau Tarahan. Stasiun III Dermaga, Pulau Panjang. Stasiun IV Pemukiman, Pulau Panjang

Lampiran 2. Dosis pupuk NPKMg-TE untuk pemupukan bibit kelapa sawit Dura x Pisifera standar kebun

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Desember sampai dengan Mei tahun 2014/2015.

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Alat dan Satuan yang Dipergunakan dalam Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia Perairan.

Gambar 2. Peta lokasi pengamatan.

UKURAN BUTIRAN TANAH DENGAN HIDROMETER (ASTM D )

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu Dan Tempat Penelitian. B. Alat dan Bahan

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di PT. GGP Terbanggi Besar Lampung Tengahpada

Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 April 2014 pada areal lahan

BAB 2 BAHAN DAN METODA

3. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. 7. Tongkat berskala Mengukur kedalaman cm 8. Van Dorn Water Mengambil sampel air -

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran A. Prosedur Analisa Logam Berat Pb dan Cd Dalam Kerang Bulu (Anadara inflata) Diambil daging. Ditambah 25 ml aquades. Ditambah 10 ml HNO 3

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini yaitu di industri tahu yang ada di Kecamatan Kota

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sederhana Natar-Lampung Selatan.

BAB III METODOLOGI. Gambar 1. Peta Lokasi penelitian

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Mei - Juni 2014 di Laboratorium Basah Jurusan

Lampiran 1. Spesifikasi bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian

PENUNTUN PRAKTIKUM FISIKA TANAH

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

Stasiun 1 ke stasiun 2 yaitu + 11,8 km. Stasiun '4.03"LU '6.72" BT. Stasiun 2 ke stasiun 3 yaitu + 2 km.

Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

Desikator Neraca analitik 4 desimal

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo dan pengambilan sampel air limbah dilakukan pada industri tahu.

METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan

III. METODE PENELITIAN

Lampiran A. Peta Lokasi Penelitian. Gambar 23. Peta Lokasi

LAB PERCOBAAN # 3B: ANALISIS HYDROMETER

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN. Sistematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya.

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai

III. BAHAN DAN METODE

PENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Labolatorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

Oleh : Putri Paramita ( )

BAB 2 BAHAN DAN METODA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Terminal Betan Subing Tebanggi Besar. Lampung Tengah, pada bulan September - Oktober 2012.

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

III. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Bab III Metodologi Penelitian

Lampiran 1. Prosedur Analisis Nitrogen Organik, N-NH 3, N-NO 3, Ortofosfat, TSS, Kerapatan Sel, COD.

PENGAMBILAN SAMPEL AIR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN 1 CARA KERJA PENGUJIAN FISIKOKIMIA

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB 2 BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium

Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilaksanakan di Hotel Mutiara Kota Gorontalo di mana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan suatu kolompok eksperimental dengan kondisi perlakuan tertentu

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di

Transkripsi:

LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Pengukuran Parameter Fisika dan Kimia Perairan Kekeruhan Pengukuran kekeruhan menggunakan metode Nephallometrik. Alat yang digunakan adalah turbidimeter. Prosedur : alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan standar nilai kekeruhan dengan kisaran yang meliputi nilai kekeruhan perairan tersebut (10

NTU sampai 100 NTU). Kemudian masukkan contoh air kedalam alat. Nilai kekeruhan ditunjukkan oleh jarum penunjuk pada alat. Padatan Tersuspensi Pengukuran dilakukan di laboratorium dengan menggunakan Metode Gravimetric. Prosedur : 1. Panaskan aquades sebanyak contoh air yang akan disaring (Aquades : Contoh air = 1 : 10) 2. Kertas saring Millipore (ukuran pori 0,45 µm) terlebih dahulu dicuci dengan aquades tersebut. Kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 100 o C selama 1 jam. Dinginkan kertas saring lalu ditimbang (W 1 ) 3. Pasang kertas saring pada alat penyaring 4. Masukkan contoh air sesuai kebutuhan kedalam alat penyaring (V). 5. Setelah proses penyaringan selesai, keringkan kertas saring dalam oven selama 1 jam. Dinginkan kertas saring lalu ditimbang (W 2 ) 6. Padatan tersuspensi (mg/l) = (W2-W 1 )/V Lampiran 1. Lanjutan ph Pengukuran ph dilakukan secara in situ menggunakan ph meter. Prosedur : 1. ph meter terlebih dahulu dikalibrasi dengan larutan buffer 4, 7 dan 10

2. Masukkan ph meter kedalam perairan, biarkan beberapa saat lalu angkat dan baca nilainya Salinitas Pengukuran salinitas dilakukan secara in situ dengan menggunakan Refraktometer. Prosedur : 1. Refraktometer terlebih dahulu dikalibrasi dengan aquades 2. Ambil contoh air menggunakan pipet tetes lalu masukkan kedalam refraktometer 3. Nilai salinitas ditunjukkan pada skala yang terdapat pada refraktometer Oksigen Terlarut (DO) Pengukuran oksigen terlarut dilakukan secara in situ dengan menggunakan DO meter. Prosedur : DO meter terlebih dahulu dikalibrasi dengan aquadesambil contoh air menggunakan wadah lalu masukkan DO meter sampai batas yang telah ditentukan. Biarkan beberapa saat kemudian angkat dan baca nilainya Lampiran 1. Lanjutan Bagan kerja metode Winkler untuk mengukur BOD (Suin, 2002) Sampel Air

Sampel Air Sampel Air Diinkubasi selama 5 hari Dihitung pada suhu 20 0 C nilai DO awal Dihitung nilai DO akhir DO akhir DO awal BOD = DO awal - DO akhir Lampiran 1. Lanjutan Bagan kerja pengukuran COD (Suin, 2002) 10 ml Sampel Dimasukkan kedalam Labu Erlenmeyer

Ditambah 5 ml K 2 CrO Ditambah 0,2 gr HgSO Masukkan 2 batu didih Ditambah 5 ml H 2 SO 4 Direfluks Didiamkan Ditambah 30 ml aquades Ditambah indikator feroin Dititrasi menggunakan ferroamonium sulfat 7 4 Sampel berwarna merah kecoklatan Lampiran 1. Lanjutan Bagan kerja pengukuran Nitrit 10 ml sampel air laut Ditambah 4 tetes larutan Sulfanilamide Dikocok dan diamkan selama 2-4 menit

Ditambah 4 tetes N (1-napthyl ethylinedeamine) Tutup dengan aluminium foil Diamkan selama 20-30 menit Terbentuk larutan komplek Diukur absorban contoh air laut dengan spektofometer pada panjang gelombang 543nm 10 ml aquades Ditambah 4 tetes larutan Sulfanilamide Dikocok dan diamkan selama 2-4 menit Ditambah 4 tetes N (1-napthyl ethylinedeamine) Tutup dengan aluminium foil Diamkan selama 20-30 menit Terbentuk larutan komplek Diukur absorban blanko dengan spektofotometer pada panjang gelombang 543nm Lampiran 1. Lanjutan 10 ml larutan standar Ditambah 4 tetes larutan Sulfanilamide Dikocok dan diamkan selama 2-4 menit Ditambah 4 tetes N (1-napthyl ethylinedeamine) Tutup dengan aluminium foil

Diamkan selama 20-30 menit Terbentuk larutan komplek Diukur absorban standar dengan spektofotometer pada panjang gelombang 543nm 1. Hitung faktor kalibrasi F = C / (Asd Ab) Dimana : F C Asd Ab = faktor kalibrasi = Konsentrasi standar yang digunakan = Absorbsi standar = Absorbsi blanko 2. Kandungan Ntrit terlarut = F x (As Ab) Dimana : F As Ab = Faktor kalibrasi = Absorbsi contoh air = Absorbsi blanko Lampiran 1. Lanjutan Bagan kerja pengukuran Ammonia 25 ml sampel air Disaring, masukkan kedalam gelas beaker Ditambah 1 ml Phenol Solution Ditambah 1 ml Sol Nitroposside

Ditambah 2,5 ml Oxidizing Solution Terbentuk larutan komplek Aduk rata Tutup dengan aluminium foil Biarkan selama 1 jam Diukur dengan panjang gelombang 640 spektofotometer 25 ml sampel air Terbentuk larutan komplek Disaring, masukkan kedalam gelas beaker Ditambah 1 ml Phenol Solution Ditambah 1 ml Sol Nitroposside Ditambah 2,5 ml Oxidizing Solution Aduk rata Tutup dengan aluminium foil Biarkan selama 1 jam Diukur dengan panjang gelombang 640 spektofotometer CCCCCCCC xx AAAAAAAAAAAAAAAAAA C sampel air = AAAAAAAAAAAA Lampiran 1. Lanjutan Penentuan Tipe Substrat Prosedur kerja penentuan tekstur substrat dengan metode Hydrometer : 1. Kering udarakan sampel tanah sebelum dianalisis 2. Giling sampel dan ayak dengan ayakan 2 mm

3. Timbang 40 g contoh tanah (untuk tanah bertekstur sedang sampai halus) atau 60 g (untuk tanah bertekstur kasar). Masukkan ke gelas piala 600 ml dan tambahkan 200 ml aquades 4. Timbang 10 g contoh tanah, masukkan kedalam gelas piala 250 ml. Contoh tanah ini akan digunakan untuk koreksi bahan organik yang prosedurnya akan diterangkan kemudian 5. Jika contoh tanah tidak kering oven, maka timbang sekitar 30 g contoh untuk koreksi kadar air 6. Proses dipersi 6.1 Perombakan bahan organik dengan 30% H 2 O 2 a. Tambahkan 2 ml 30% H2O 2 kedalam gelas piala bervolume 600 ml yang berisi 40 g atau 60 g contoh tanah. Tutup gelas piala dengan kaca penutup. Jika reaksi berjalan sangat cepat sehingga banyak terbentuk busa, kurangi busa dengan menyemprotkan air dengan menggunakan botol pembilas ke dinding gelas piala. b. Biarkan reaksi berjalan beberapa saat (± 10 menit). Letakkan gelas piala di atas tungku pemanas yang suhunya dijaga sekitar o 90 C Lampiran 1. Lanjutan c. Bila busa masih bnayak terbentuk, tambahkan 2 ml H 2 O 2 dan tunggu ± 10 menit (lakukan penambahan H 2 O 2 ini 2-3 kali dengan selang waktu 10 menit

d. Biarkan contoh tanah di atas pemanas selama 30 menit sesudah penambahan terakhir H 2 O 2 atau sampai tidak terjadi lagi pembentukkan busa. e. Untuk contoh tanah yang beratnya 10 g (prosedur 4) tambahkan 50 ml air dan 1 ml H2O 2. f. Letakkan gelas piala di atas tungku pemanas pada suhu 90 o C. Lakukan penambahan 1 ml H 2 O 2 bila perlu seperti prosedur 6.1. di atas. g. Keringkan contoh suspensi di dalam oven selama 24 jam pada suhu 105 o C dan timbang berat kering. Persen bahan organik diduga berdasarkan perbedaan berat kering tanah sebelum dan sesudah destruksi dengan H 2 O 2. 6.2 Dispersi dengan 10% (NaPO3) 6. Larutan 10% (NaPO3) 6 dibuat dengan melarutkan 100 g (NaPO 3 ) 6 di dalam aquades, sehingga volume akhir larutan menjadi 1.000 ml. a. Tambahkan 50 ml (NaPO3) 6 ke dalam suspensi contoh tanah yang berada di dalam gelas piala bervolume 600 ml. b. Tambahkan aquades ke dalam suspensi sehingga volume akhir larutan adalah 500 ml. c. Biarkan reaksi berlangsung selama 10 menit atau lebih. Lampiran 1. Lanjutan 6.3. Dispersi secara mekanis. a. Salin suspensi tanah ke dalam cangkir dispersi. Gunakan botol semprot untuk penyempurnaan penyalinan.

b. Kocok suspensi dengan mesin pendispersi tanah selama 5 menit. 7. Sesudah contoh tanah terdispersi, tuangkan suspensi tanah ke dalam silinder sedimentasi bervolume 1.000 ml. Gunakan botol pembilas untuk menyempurnakan penuangan. Tambahkan aquades, sehingga volume akhir suspensi menjadi 1.000 ml. Biarkan suhu suspensi turun hingga mencapai suhu kamar. 8. Sedimentasi 8.1. Masukkan pengaduk ke dalam silinder, lalu kocok suspensi dengan sempurna (Gambar 3). Catat waktu (detik) sewaktu pengaduk dikeluarkan. Bila masih ada busa di permukaan suspensi, teteskan satu atau dua tetes aseton. Celupkan hydrometer ke dalam suspensi dengan berhati-hati dan catat pembacaan (R) pada skala hydrometer tepat 30 dan 60 detik sesudah pengadukkan (hydrometer dicelupkan 20 detik sebelum pembacaan). Catat suhu suspensi sewaktu analisis. 8.2. Buat tabel pengamatan seperti dicontohkan pada beriukut. Waktu (menit) R L Pembacaan R dari contoh No. 1 2 3 Lampiran 1. Lanjutan 8.3 Nilai R L adalah pembacaan kalibrasi hydrometer yang didapatkan dengan prosedur sebagai berikut:

a. Tambahkan 50 ml 10% (NaPO3)6 ke dalam silinder sedimentasi yang kosong. b. Tambahkan aquades sehingga volume akhir larutan menjadi 1.000 ml. c. Aduk dengan sempurna. d. Celupkan hydrometer dan catat pembacaan (RL). Pembacaan hydrometer dilakukan pada miniskus bagian atas suspensi (larutan). Fraksionasi pasir 1. Keluarkan suspensi liat dari silinder sedimentasi ke dalam ember. 2. Transfer sedimen dari silinder sedimentasi ke gelas piala bervolume 250ml. Tambahkan aquades sehingga volume menjadi 250 ml. 3. Aduk dan biarkan selama 150 detik. 4. Keluarkan suspensi liat dan debu ke dalam ember. 5. Tambahkan lagi 150 ml aquades dan ulangi proses pencucian ini beberapa kali sehingga air di dalam gelas piala hampir jernih. 6. Kering ovenkan (pada suhu 105 o C) selama 3,5 jam (sampai mencapai berat tetap). 1.1.3 Perhitungan a. Tentukan konsentrasi suspensi (C) dalam g l -1, dengan persamaan : C = R R Lampiran 1. Lanjutan L

R adalah pembacaan hydrometer yang belum dikoreksi dalam g l -1 dan R L pembacaan hydrometer untuk larutan blanko. R dan R L dicatat pada setiap interval waktu yang sudah ditetapkan b. Hitung jumlah persentase partikel P, dengan persamaan: P = 100C 1 /C o C o adalah berat kering oven contoh tanah dikurangi dengan berat bahan organik dalam contoh tanah c. Tentukan diameter efektif partikel, X (µm), yang ada didalam suspense pada waktu t, X = θ / t t adalah waktu sedimentasi dan θ adalah parameter sedimentasi seperti telah diterangkan pada persamaan (8) dan (11). Nilai θ dapat dilihat pada tabel 3. Dalam hal khusus, dimana X diberikan dalam µm dan t dalam menit, dan variabel lainnya menggunakan sistem cgs, parameter sedimen diberikan sebagai : θ = 1.000(Bh ) 1/2 Dimana: B = 30η/[g(ρ s ρ 1 )] Dan h = -0,164R + 16.3 Dengan defenisi dan satuan masing-masing variabel sebagai berikut : θ = parameter sedimentasi, µm menit Lampiran 1. Lanjutan ½

h = kedalaman hydrometer efektif, cm R Tabel 3. Nilai θ pada suhu 30 o C. R adalah pembacaan hydrometer dengan satuan g l -1 (menurut skala Bouyoucus) θ R Θ R Θ R Θ R θ -5 50,4 6 47,7 16 45,0 26 42,2 36 39,2-4 50,1 7 47,4 17 44,8 27 41,9 37 38,9-3 49,9 8 47,2 18 44,5 28 41,6 38 38,6-2 49,6 9 47,0 19 44,2 29 41,3 39 38,3-2 49,4 10 46,7 20 43,9 30 41,0 40 39 0 49,2 1 48,9 11 46,4 21 43,7 31 40,7 2 48,7 12 46,2 22 43,4 32 40,4 3 48,4 13 45,4 23 43,1 33 40,1 4 48,2 14 45,6 24 42,8 34 39,8 5 47,9 15 45,3 25 42,5 35 39,5 η = viskositas (kekentalan ) zat cair,poise atau g cm -1 detik g = percepatan gravitasi, cm detik ρs = berat jenis partikel tanah, g cm -3 ρ 1 = berat jenis larutan, g cm -3 Apabila menggunakan larutan hexa meta phosphate (HMP) untuk disperse, maka persamaan: ρ 1 = ρ o (1+ 0,630C s ) dimana: ρ1 = berat jenis larutan, g ml ρ o = berat jenis air pada suhu t, g ml Cs = konsentrasi HMP, g ml Dan η = η o (1+4,25C s ) Dapat digunakan untuk menduga variase berat jenis dan viskositas larutan HMP. Lampiran 1. Lanjutan -1-1 -2-1 -1

Buat kurva persen jumlah kumulatif (summation percentage curve), yaitu kurva hubungan P dengan log X berdasarkan pembacaan hydrometer yang diambil dari waktu 0,5 menit sampai 24 jam, yang digabungkan dengan data fraksi kasar yang didapatkan dari hasil pengayakan. Dari kurva ini, tentukan persentase pasir, debu dan liat. Untuk analisis rutin, kurva persentase jumlah kumulatif yang biasanya lebih detail dari yang diperlukan, dapat disederhanakan dengan prosedur berikut: a. Penentuan fraksi liat 1. Lakukan pembacaan hydrometer hanya pada waktu t = 1,5 jam dan t = 24 jam. Catat nilai R dan R L. 2. Tentukan diameter partikel efektif, X, dan jumlah persentase masing-masing fraksi, P, pada jam 1,5 dan 24 tersebut dengan menggunakan persamaan (8) atau (11) 3. Hitung P 2 µm (jumlah persentase fraksi dengan diameter <2 µm) Dimana: X 24 P 24 dengan persamaan: P 2µm = m ln (2/X 24 ) + P 24 = diameter partikel suspensi rata-rata pada t= 24 jam (dari persamaan 8) = persentase kumulatif pada t = 24 jam Dan m adalah slope (kemiringan) kurva persentase kumulatif antara X pada t = 1,5 jam dan X pada t = 24 jam. m = (P 1,5 P 24 ) / ln (X 1,5 /X 2,4 ) Lampiran 1. Lanjutan

Penentuan tipe substrat dapat dilihat dengan menggunakan segitiga Millar seperti yang terlihat pada Gambar 6. Gambar 6. Sebaran Jenis Sedimen Dasar Menurut Persentase Fraksi Pasir, Liat dan Lumpur (Millar, 1965) Keterangan : Sand Loamy sand Sandy loam Loam Sandy clay loam Sandy silt loam Clay loam Silty loam Silt Silty clay Clay Clay loam : pasir : pasir berlempung : lempung berpasir : lempung : lempung liat berpasir : lempung liat berdebu : lempung berliat : lempung berdebu : debu : liat berdebu : liat : lempung berliat

Lampiran 2. Hasil Pengamatan Fisika Kimia Air Minggu 1 Parameter Stasiun I Stasiun II Stasiun III Plot 1 Plot 2 Plot 3 Plot 1 Plot 2 Plot 3 Plot 1 Plot 2 Plot 3 Suhu ( o C) 30.4 29.9 29.8 29.3 29.3 29.2 31.3 31.1 30.9 ph 8.4 8.3 8.2 8.3 8.2 8.2 8.3 8.5 8.5 Salinitas ( ) 28 29 29 20 20 22 19 20 20 DO (mg/l) 7.4 8.3 8.8 7.8 7.9 8.1 7.8 7.9 8.5 BOD (mg/l) 1.7 1.6 1 1.8 1.7 1.6 1.4 1 0.6 COD (mg/l) 14.2 11.12 12.81 15.81 15.09 18.36 17.24 16.44 15.09 Kekeruhan (NTU) 7 5 8 5 7 23 3 2 6 TSS (mg/l) 11 16 7 190 65 18 21 22 17 Nitrit (mg/l) 0.1532 0.3326 0.1439 0.2046 0.2398 0.2294 0.3451 0.283 0.2607 Ammonia (mg/l) 0.0004 0.0019 0.0001 0.0019 0.0016 0.0066 0.0008 0.0011 0.0017 Minggu 2 Parameter Stasiun I Stasiun II Stasiun III Plot 1 Plot 2 Plot 3 Plot 1 Plot 2 Plot 3 Plot 1 Plot 2 Plot 3 Suhu ( o C) 28.1 27.3 27.3 29.3 29.2 29.5 31.2 31.1 30.6 ph 7.9 7.9 8 7.5 7.7 7.7 7.2 7.2 7.3

Lampiran 2. Lanjutan Parameter Stasiun I Stasiun II Stasiun III Plot 1 Plot 2 Plot 3 Plot 1 Plot 2 Plot 3 Plot 1 Plot 2 Plot 3 Salinitas ( ) 29 30 30 26 26 28 25 26 27 DO (mg/l) 7.6 8.9 8.9 7.8 8.1 8.4 7.7 8.1 8.6 BOD (mg/l) 2 1.9 1.4 2.8 2.3 2.3 1.7 1.1 0.9 COD (mg/l) 12.3 11.6 11.9 14.2 13.9 15.9 16.7 15.1 14.9 Kekeruhan 1.55 1.41 1.19 1.08 10.9 0.49 0.6 0.7 0.79 (NTU) TSS (mg/l) 8 1 28 13 13 13 16 3 40 Nitrit (mg/l) 0.2291 0.1874 0.1852 0.1397 0.1382 0.1257 0.1299 0.1356 0.1294 Ammonia (mg/l) 0.0007 0.0021 0.002 0.0019 0.0001 0.0001 0.0014 0.0154 0.0088 Minggu 3 Parameter Stasiun I Stasiun II Stasiun III Plot 1 Plot 2 Plot 3 Plot 1 Plot 2 Plot 3 Plot 1 Plot 2 Plot 3 Suhu ( o C) 28 27.1 26.3 28.4 29.2 29.4 31.8 31.4 30.8 Ph 7.7 7.8 8.2 7.8 7.9 7.7 7.1 7.3 7.3 Salinitas ( ) 28 28 29 27 28 28 24 25 27 DO (mg/l) 7.4 8.5 8.7 8.3 8.5 8.9 7.2 8.3 8.7 BOD (mg/l) 0.8 1 0.8 1 0.7 0.7 1.3 1.1 0.9

COD (mg/l) 12.5 11.7 12.1 14.1 12.9 11.8 14.7 11 10.6 Lampiran 2. Lanjutan Parameter Stasiun I Stasiun II Stasiun III Plot 1 Plot 2 Plot 3 Plot 1 Plot 2 Plot 3 Plot 1 Plot 2 Plot 3 Kekeruhan (NTU) 1.3 1.31 1.16 1.04 1.9 0.47 0.5 0.8 0.89 TSS (mg/l) 9 12 28 13 12 14 14 5 35 Nitrit (mg/l) 0.2192 0.1752 0.1822 0.1392 0.1281 0.1236 0.1275 0.1336 0.1272 Ammonia (mg/l) 0.0005 0.0019 0.002 0.0017 0.0001 0.0002 0.0011 0.0124 0.0068

Lampiran 3. Nilai Indeks Pencemaran Rata-rata Nilai Parameter Fisika Kimia Perairan No. Parameter Satuan Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Baku mutu Fisika 1. Suhu o C 28,244 29,2 31,1333 24-32 2. Kekeruhan NTU 3,1022 5,65333 1,69778 5 3 Padatan tersuspensi Kimia mg/l 13,333 39 19,2222 25 4. ph - 8,0444 7,88889 7,63333 6.5-8.5 5. Salinitas 28,889 25 23,6667 34-35 6. DO mg/l 8.2778 8.16667 8.08889 6 7. BOD5 mg/l 1.36 1.6 1.11 25 8 COD mg/l 12,248 14,6733 14,6411 40 9 NO2 mg/l 0,2009 0,16314 0,18578 0.003 10 NH3 mg/l 0,0013 0,00158 0,0055 0.3 Baku mutu air laut untuk kehidupan biota air laut (KepMen/LH/No.51 Thn.2004) Contoh perhitungan di Stasiun 1 Suhu C i = 28.24 Lix rata-rata = (24+32) / 2 = 28 => C i > L Ci/Lix baru = (28.24 28) / (32-28) = 0.24 / 4 = 0.06 Kekeruhan Ci = 3 Lix = 5 Ci/Lix = 3/5 = 0.6 Padatan tersuspensi Ci = 13.33 Lix = 25 Ci/Lix = 13.33/25 = 0.5332 ph Ci = 8.04 Lix rata-rata = (6.5+8.5) / 2 = 7.5 => Ci > Lix Ci/Lix baru = (8.04 7.5) / (8.5-7.5) = 0.54 ix rata-rata rata-rata

Lampiran 3. Lanjutan Salinitas Ci = 28.9 Lix rata-rata = (34+35) / 2 = 34.5 => Ci < Lix Ci/Lixrata-rata = (28.9 34.5) / (34-34.5) = 11.2 Ci/Lix baru = 1.0+2 log(11.2) = 3.09 DO Do maks = 7.83 Lix = 6 Ci baru = (7.83-8.28) / (7.83-6) = -0.245 Ci/Lix baru = -0.245/6 = 0.041 BOD Ci = 1.36 Lix = 25 Ci/Lix = 1.36/25 = 0.0544 COD Ci = 12.25 Lix = 40 Ci/Lix = 0.30625 NO2 Ci = 0.2009 Lix = 0.003 Ci/Lix = 66.97 Ci/Lix baru = 1.0+2 log(66.97) = 4.64 rata-rata NH 3 Ci = 0.0013 Lix = 0.3 Ci/Lix = 0.0004 Stasiun 1 No Parameter Ci Lix Ci/Lix Ci/Lix baru 1 Suhu ( o C) 28.24 24-32 0.06 0.06 2 Kekeruhan (NTU) 3 5 0.6 0.6 3 Padatan Tersuspensi (mg/l) 13.33 25 0.53 0.53

4 ph 8.04 6.5-8.5 0.54 0.54 Lampiran 3. Lanjutan 5 Salinitas ( ) 28.9 34-35 11.2 3.09 6 DO (mg/l) 8.28 6-0.041-0.041 7 BOD 5 (mg/l) 1.36 25 0.054 0.054 8 COD (mg/l) 12.25 40 0.31 0.31 9 NO 2 (mg/l) 0.2009 0.003 66.7 4.64 10 NH 3 (mg/l) 0.0013 0.3 0.0004 0.0004 Ci/Lix Rata-rata 0.97834 Ci/Lix Maks 4.64 (Ci/Lix)R^2 0.95715 (Ci/Lix)M^2 21.5296 IP 3.35 Stasiun 2 No Parameter Ci Lix Ci/Lix Ci/Lix baru 1 Suhu ( o C) 29.2 24-32 0.3 0.3 2 Kekeruhan (NTU) 5.65 5 1.13 1.13 3 Padatan Tersuspensi (mg/l) 39 25 1.56 1.38 4 ph 7.89 6.5-8.5 0.39 0.39 5 Salinitas ( ) 25 34-35 19 3.5 6 DO (mg/l) 8.17 6-0.031-0.031 7 BOD 5 (mg/l) 1.6 25 0.064 0.064 8 COD (mg/l) 14.67 40 0.36 0.36 9 NO 2 (mg/l) 0.16 0.003 53.5 4.46 10 NH 3 (mg/l) 0.00158 0.3 0.00052 0.00052 Ci/Lix Rata-rata 1.155352 Ci/Lix Maks 4.46 (Ci/Lix)R^2 1.334838 (Ci/Lix)M^2 19.8916 IP 3.25

Lampiran 3. Lanjutan Stasiun 3 No. Parameter Ci Lix Ci/Lix Ci/Lix baru 1 Suhu ( o C) 31.13 24-32 0.78 0.78 2 Kekeruhan (NTU) 1.69 5 0.338 0.338 3 Padatan Tersuspensi (mg/l) 19.2 25 0.768 0.768 4 ph 7.63 6.5-8.5 0.13 0.13 5 Salinitas ( ) 23.67 34-35 21.66 3.67 6 DO (mg/l) 8.08 6-0.075-0.075 7 BOD 5 (mg/l) 1.11 25 0.04 0.04 8 COD (mg/l) 14.64 40 0.366 0.366 9 NO 2 (mg/l) 0.18 0.003 60 4.55 10 NH 3 (mg/l) 0.0055 0.3 0.018 0.018 Ci/Lix Rata-rata 1.0585 Ci/Lix Maks 4.55 (Ci/Lix)R^2 1.12042225 (Ci/Lix)M^2 20.7025 IP 3.3

Lampiran 4. Kelimpahan Moluska Volume Paralon = 3,14 x 5 2 cm x 30cm = 2355cm / 1.000.000 = 0,002355 m Volume seluruh biota = 0,002355 x 3 = 0,007065 Konversi jumlah biota = 1 / 0,007065 = 141,5428167 Kelimpahan (K) Anadara = 141,5428167 x 23 = 3255 ind/m 3 STASIUN 1 3 I No TAKSA Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 plot 1 plot 2 plot 3 plot 1 plot 2 plot 3 plot 1 plot 2 plot 3 K Bivalvia 1 Anadara 2 4 2 2 3 2 4 2 2 3255 2 Anomalocardia 0 3 Anodontia 2 1 1 1 2 1 1132 4 Donax 2 4 6 7 7 3680 5 Ensis 0 6 Geloina 15 8 2 21 10 2 18 12 4 13022 7 Gafrarium 1 1 1 2 708

Lampiran 4. Lanjutan No TAKSA Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 plot 1 plot 2 plot 3 plot 1 plot 2 plot 3 plot 1 plot 2 plot 3 K 8 Heterodonax 2 2 2 6 1699 9 Hiatula 3 3 3 1274 10 Mactra 2 3 1 1 3 1 3 7 2 3255 11 Mactrellona 3 1 2 849 12 Periploma 0 13 Serripes 0 14 Solen 0 15 Sunetta 1 1 2 566 16 Tellina 7 8 7 9 4388 II Gastropoda 17 austrocochlea 0 18 Cerithidea 1 1 1 1 2 1 991 19 Composodrillia 0 20 Cantharus 0 21 Engina 0 22 Gussonea 0 23 Macroschisma 0 24 Murex 1 1 1 1 1 708 25 Natica 0 26 Neverita 0 27 Terebralia 0

Lampiran 4. Lanjutan Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 No TAKSA K plot 1 plot 2 plot 3 plot 1 plot 2 plot 3 plot 1 plot 2 plot 3 28 Turbo 0 Jumlah 35527 I STASIUN 2 No TAKSA Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 plot 1 plot 2 plot 3 plot 1 plot 2 plot 3 plot 1 plot 2 plot 3 K Bivalvia 1 Anadara 5 2 5 2 8 7 4105 2 Anomalocardia 1 142 3 Anodontia 0 4 Donax 5 1 849 5 Ensis 0 6 Geloina 1 2 425 7 Gafrarium 1 2 425 8 Heterodonax 2 8 4 1982 9 Hiatula 0 10 Mactra 3 6 1 3 1840 11 Mactrellona 0 12 Periploma 0 13 Serripes 0

Lampiran 4. Lanjutan No TAKSA Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 plot 1 plot 2 plot 3 plot 1 plot 2 plot 3 plot 1 plot 2 plot 3 K 14 Solen 1 1 283 15 Sunetta 5 7 1699 16 Tellina 3 17 19 5520 II Gastropoda 17 austrocochlea 1 142 18 Cerithidea 1 1 1 3 849 19 Composodrillia 0 20 Cantharus 0 21 Engina 1 1 283 22 Gussonea 0 23 Macroschisma 2 1 2 708 24 Murex 2 283 25 Natica 1 142 26 Neverita 1 142 27 Terebralia 0 28 Turbo 1 142 Jumlah 17270

Lampiran 4. Lanjutan STASIUN 3 No TAKSA Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 K plot 1 plot 2 plot 3 plot 1 plot 2 plot 3 plot 1 plot 2 plot 3 I Bivalvia 1 Anadara 1 8 11 22 12 10 18 14 13588 2 Anomalocardia 1 2 4 991 3 Anodontia 0 4 Donax 1 1 6 1132 5 Ensis 2 283 6 Geloina 10 13 12 17 8 14 10474 7 Gafrarium 3 4 9 15 4 9 13 8068 8 Heterodonax 2 23 3539 9 Hiatula 2 2 17 3 12 5096 10 Mactra 10 5 30 7 22 10474 11 Mactrellona 0 12 Periploma 6 8 19 4 6 15 8209 13 Serripes 10 1415 14 Solen 2 11 2 3 2548 15 Sunetta 1 25 11 1 18 9 9200 16 Tellina 4 40 74 4 25 34 7 26610 II Gastropoda 17 austrocochlea 0 18 Cerithidea 3 7 1415 19 Composodrillia 1 2 425

Lampiran 4. Lanjutan No TAKSA Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 K plot 1 plot 2 plot 3 plot 1 plot 2 plot 3 plot 1 plot 2 plot 3 20 Cantharus 3 7 1415 21 Engina 5 1 1 1 1 3 1699 22 Gussonea 4 12 3 2 2972 23 Macroschisma 0 24 Murex 1 1 283 25 Natica 1 2 425 26 Neverita 0 27 Terebralia 2 283 28 Turbo 0 Jumlah 110544

Lampiran 5. Kelimpahan Relatif Kelimpahan Relatif Anadara = (23 / 250) x 100% = 9,2% TAKSA Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 jumlah ind (%) jumlah ind (%) jumlah ind (%) Bivalvia Anadara 23 250 9.2 29 141 20.57 96 781 12.29 Anomalocardia 0 250 0 1 141 0.709 7 781 0.896 Anodontia 8 250 3.2 0 141 0 0 781 0 Donax 26 250 10.4 6 141 4.255 8 781 1.024 Ensis 0 250 0 0 141 0 2 781 0.256 Geloina 92 250 36.8 3 141 2.128 74 781 9.475 Gafrarium 5 250 2 3 141 2.128 57 781 7.298 Heterodonax 12 250 4.8 14 141 9.929 25 781 3.201 Hiatula 9 250 3.6 0 141 0 36 781 4.609 Mactra 23 250 9.2 13 141 9.22 74 781 9.475 Mactrellona 6 250 2.4 0 141 0 0 781 0 Periploma 0 250 0 0 141 0 58 781 7.426 Serripes 0 250 0 0 141 0 10 781 1.28 Solen 0 250 0 2 141 1.418 18 781 2.305 Sunetta 4 250 1.6 12 141 8.511 65 781 8.323

Lampiran 5. Lanjutan Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 TAKSA jumlah jumlah ind (%) jumlah ind (%) ind (%) Tellina 31 250 12.4 39 141 27.66 188 781 24.07 Gastropoda austrocochlea 0 250 0 1 141 0.709 0 781 0 Cerithidea 6 250 2.4 6 141 4.255 10 781 1.28 Composodrillia 0 250 0 0 141 0 3 781 0.384 Cantharus 0 250 0 0 141 0 10 781 1.28 Engina 0 250 0 2 141 1.418 12 781 1.536 Gussonea 0 250 0 0 141 0 21 781 2.689 Macroschisma 0 250 0 5 141 3.546 0 781 0 Murex 5 250 2 2 141 1.418 2 781 0.256 Natica 0 250 0 1 141 0.709 3 781 0.384 Neverita 0 250 0 1 141 0.709 0 781 0 Terebralia 0 250 0 0 141 0 2 781 0.256 Turbo 0 250 0 1 141 0.709 0 781 0 Jumlah 250 9.2 141 0.467

Lampiran 6. Frekuensi Kehadiran Moluska Frekuensi Kehadiran Anadara di Stasiun 1 = (3 / 3) x 100% No I TAKSA = 100% Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 FK (%) FK (%) plot 1 plot 2 plot 3 plot 1 plot 2 plot 3 plot 1 plot 2 plot 3 Bivalvia FK (%) 1 Anadara * * * 100 * * * 100 * * * 100 2 Anomalocardia 0 * 33.3 * * 66.7 3 anodontia * * 66.7 * * * 100 0 4 Donax * * * 100 * * 66.7 * * 66.7 5 Ensis 0 0 * 33.3 6 geloina * * * 100 * 33.3 * * * 100 7 gafrarium * * 66.7 * 33.3 * * * 100 8 heterodonax * * 66.7 * * 66.7 * * 66.7 9 hiatula * 33.3 0 * * 66.7 10 mactra * * * 100 * * 66.7 * * 66.7 11 mactrellona * 33.3 0 0 12 periploma 0 0 * * * 100 13 serripes 0 0 * 33.3 14 Solen 0 * 33.3 * * 66.7 15 sunetta * 33.3 * 33.3 * * * 100 16 Tellina * * 66.7 * * 66.7 * * * 100

Lampiran 6. Lanjutan No TAKSA Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 FK (%) FK (%) plot 1 plot 2 plot 3 plot 1 plot 2 plot 3 plot 1 plot 2 plot 3 FK (%) II Gastropoda 17 austrocochlea 0 * 33.3 0 18 cerithidea * * 66.7 * * * 100 * * 66.7 19 composodrillia 0 0 * 33.3 20 cantharus 0 0 * 33.3 21 engina 0 * * 66.7 * * * 100 22 gussonea 0 0 * * * 100 23 macroschisma 0 * 33.3 0 24 murex * * 66.7 * 33.3 * 33.3 25 Natica 0 * 33.3 * * 66.7 26 neverita 0 * 33.3 0 27 terebralia 0 0 * 33.3 28 Turbo 0 * 33.3 0

Lampiran 7. Foto Moluska yang Ditemukan Anadara Anomalocardia Anodontia Donax Ensis Gelonia Gafrarium Heterodonax Hiatula Mactra Mactrellona Periploma Serripes Solen Sunetta

Tellina Austrocochlea Cerithidea Composodrillia Cantharus Engina Gussonea Macroschisma Murex Natica Neverita Terebralia Turbo

Lampiran 8. Keanekaragaman, Keseragaman, dan Dominansi Contoh Perhitungan Keanekaragaman Moluska Stasiun 1 H = (23/274) Ln(23/274) + (0/274) Ln(0/274) + (8/274) Ln(8/274) + (26/274) Ln(26/274) + (0/274) Ln(0/274) + (92/274) Ln(92/274) + (5/274) Ln(5/274) + (12/274) Ln(12/274) + (9/274) Ln(9/274) + (23/274) Ln(23/274) + (6/274) Ln(6/274) + (0/274) Ln(0/274) + (0/274) Ln(0/274) + (4/274) Ln(4/274) + (31/274) Ln (31/274) + (0/274) Ln(0/274) + (6/274) Ln(6/274) + (0/274) Ln(0/274) + (0/274) Ln(0/274) + (0/274) Ln(0/274) + (0/274) Ln(0/274) + (0/274) Ln(0/274) + (5/274) Ln(5/274) + (0/274) Ln(0/274) + (0/274) Ln(0/274) + (0/274) Ln(0/274) + (0/274) Ln(0/274) = 2,08 Keseragaman Moluska Stasiun 1 E = 2,08 / Ln (250) = 0,4 Dominansi Moluska Stasiun 1 λ = (23/274) 2 + (0/274) 2 + (8/274) 2 + (26/274) 2 + (0/274) 2 + (92/274) 2 + (5/274) 2 + (12/274) 2 + (9/274) 2 + (23/274) 2 + (6/274) 2 + (6/274) 2 + (0/274) 2 + (0/274) 2 + (0/274) 2 + (4/274) 2 + (0/274) 2 + (0/274) 2 + (6/274) 2 + (0/274) 2 + (0/274) 2 + (0/274) 2 + (0/274) 2 + (0/274) 2 + (5/274) 2 + (0/274) 2 + (0/274) 2 + (0/274) 2 + (0/274) 2 = 0,19

Jumlah individu Keanekaragaman (H') Keseragaman (E) Dominansi (C) No TAKSA stasiun 1 stasiun 2 stasiun 3 1 Anadara 23 29 96 2 Anomalocardia 0 1 7 3 anodontia 8 0 0 9 donax 26 6 8 10 ensis 0 0 2 11 geloina 92 3 74 12 gafrarium 5 3 57 13 heterodonax 12 14 25 14 hiatula 9 0 36 15 mactra 23 13 74 16 mactrellona 6 0 0 17 periploma 0 0 58 2.08 2.19 2.48 0.4 0.4 0.4 0.19 0.15 0.11 20 serripes 0 0 10 21 solen 0 2 18 23 sunetta 4 12 65 24 tellina 31 39 188 27 austrocochlea 0 1 0 28 cerithidea 6 6 10 29 composodrillia 0 0 3 30 cantharus 0 0 10 31 engina 0 2 12 32 gussonea 0 0 21

Lampiran 8. Lanjutan Jumlah individu No Taksa stasiun 1 stasiun 2 stasiun 3 36 macroschisma 0 5 0 37 murex 5 2 2 38 natica 0 1 3 39 neverita 0 1 0 42 terebralia 0 0 2 43 turbo 0 1 0 Jumlah 250 141 781

Lampiran 9. Foto Penelitian