BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu Dan Tempat Penelitian. B. Alat dan Bahan

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

BAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini yaitu di industri tahu yang ada di Kecamatan Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini termasuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah terapan.

Bab III Metodologi Penelitian

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2015 di Balai Besar

BAB III METODE PENELITIAN. (eksperimen sungguhan) dengan desain pretest-posttes dengan kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian ini termasuk eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

Stasiun I Padang Lamun, Pulau Tarahan. Stasiun II Karang, Pulau Tarahan. Stasiun III Dermaga, Pulau Panjang. Stasiun IV Pemukiman, Pulau Panjang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di

Peralatan : 1. Labu digesti, sebaiknya gunakan tabung kultur borosilikat dengan tutup (model TFE-lined screw)

3 METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Desember sampai dengan Mei tahun 2014/2015.

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sederhana Natar-Lampung Selatan.

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

Desikator Neraca analitik 4 desimal

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian. bio.unsoed.ac.id. Lengkap (RAL). Perlakuan yang dicobakan terdiri atas 4 macam, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilaksanakan di Hotel Mutiara Kota Gorontalo di mana

BAB III METODE. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Metode

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai

PENGAMBILAN SAMPEL AIR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dimulai pada bulan Juli 2013 sampai dengan bulan November

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengelolaan Limbah Hasil Pertanian

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo dan pengambilan sampel air limbah dilakukan pada industri tahu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

METODE PENELITIAN. Sokaraja dengan kondisi lingkungan dominan pemukiman penduduk

Oleh : Putri Paramita ( )

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4.

PEMANFAATAN BIJI KELOR (MORINGA OLEIFERA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENJERNIHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEKSTIL KULIT

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

PENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

Air dan air limbah Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri (modifikasi azida)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pulp Cara uji kadar selulosa alfa, beta dan gamma

LAMPIRAN I PROSEDUR ANALISA TSS

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Pacet-

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan bersifat eksperimen karena terdapat suatu

BAB III METODE PENELITIAN. adanya kontrol (Nazir, 2003:63). Eksperimen yang dilakukan berupa uji hayati cara

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3

BAB 3 METODE PERCOBAAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. penelitian dapat dilihat pada Lampiran 6 Gambar 12. dengan bulan Juli 2016, dapat dilihat Lampiran 6 Tabel 5.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

Lampiran 1. Pohon Industri Turunan Kelapa Sawit

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. lokasi PT Ricry Kelurahan Meranti Pandak Pekanbaru. Air sumur, tahi ayam dan Moina sp.

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian ini termasuk ke dalam

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

BAB III METODE PENELITIAN

Lokasi penelitian bertempat di Laboratorium Teknofisikokimia Puslitbang. Indonesia Batang Jawa Tengah, yaitu limbah cair tekstil

Jurnal Kependidikan Kimia Hydrogen Vol. 1 Nomor 1, Juli 2013 ISSN:

BAB V METODOLOGI. Tabel 3. Alat yang digunakan dalam praktikum No Nama Alat Jumlah

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. dicatat volume pemakaian larutan baku feroamonium sulfat. Pembuatan reagen dan perhitungan dapat dilihat pada lampiran 17.

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan. No. Alat Ukuran Jumlah. Sendok. 1 buah. Ember. 1 buah. Pipet.

Transkripsi:

28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen karena dilakukan manipulasi terhadap variabel dan adanya kontrol (Nazir, 1938). B. Desain Penelitian Pada penelitian ini digunakan desain percobaan rancangan acak lengkap (RAL) karena dilakukan di dalam laboratorium dimana kondisi cuaca dapat dikontrol (Nazir, 1938:234). Semua sampel dapat ditempatkan dimana saja karena kondisi di dalam labotarorium dianggap homogen. Penelitian ini terdiri atas satu kontrol dan enam perlakuan, yaitu dengan penambahan serbuk biji Sesbania sesban sebagai biokoagulan. Konsentrasi optimum yang digunakan dalam penelitian inti adalah 295 mg, 305 mg, 315 mg, 325 mg, 335 mg, 345 mg, konsentrasi ini didapat dari rentang konsentrasi kasar. Volume limbah cair industri batik tiap-tiap perlakuan sebanyak 500 ml, maka konsentrasi biji Sesbania sesban yang digunakan adalah 590 mg/l, 610 mg/l, 630 mg/l, 650 mg/l, 670 mg/l, dan 690 mg/l. Penentuan banyaknya pengulangan pada rancangan acak lengkap (RAL) (Gomes,1995) didasarkan atas nilai minimal derajat yaitu minimal sama dengan 20, maka banyaknya sampel yang digunakan pada penelitian inti adalah 24 sampel dengan pengulangan sebanyak empat kali. Banyaknya pengulangan diperoleh dengan rumus sebagai berikut: berikut: T (r-1) 20 6 (r-1) 20 6r 26 r 4,33 keterangan : t = perlakuan ; r = replikasi = (Gomes, 1995). Jumlah kelompok percobaan atau plot disusun secara acak yaitu sebagai 28

29 A1 C1 A2 F3 D1 B3 G1 B4 D4 E2 B1 C3 G4 E3 C2 G3 A3 E4 D3 D2 F2 F4 E1 G2 F1 B2 A4 A4 Keterangan : A : kontrol ( 0 mg/l) B : konsentrasi biji Sesbania sesban 590 mg/l C : konsentrasi biji Sesbania sesban 610 mg/l D : konsentrasi biji Sesbania sesban 630 mg/l E : konsentrasi biji Sesbania sesban 650 mg/l F : konsentrasi biji Sesbania sesban 670 mg/l G : konsentrasi biji Sesbania sesban 690 mg/l C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh limbah cair industri batik yang diambil dari pabrik batik Komar yang berada di jalan Cibeunying. 2. Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 24 buah sampel limbah cair industri batik. Jumlah volume masing-masing tiap perlakuan yaitu sebanyak 500 ml yang dimasukan ke dalam beker glass yang diberi serbuk biji Sesbania sesban sebagai biokoagulan. Konsentrasi optimum yang digunakan adalah 590 mg/l, 610 mg/l, 630 mg/l, 650 mg/l, 670 mg/l, 690 mg/l, dan satu kontrol 0 mg/l, masing-masing dengan empat kali pengulangan. Variabel terikat Variabel bebas Variabel kontrol D. Lokasi dan Waktu Penelitian : Kekeruhan, COD, BOD, TSS, dan, kesadahan : Konsentrasi biji Sesbania sesban : Jumlah volume sampel limbah cair industri batik dan derajat keasaman. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret hingga Juni 2013. Analisis sifat fisik dan kimiawi meliputi turbiditas, TSS, BOD, COD, ph dilakukan di laboratorium Ekologi dan Fisiologi Jurusan Pendidikan FPMIPA UPI, sedangkan untuk uji kesadahan dilakukan di Balai Kesehatan Hasan Sadikin.

30 E. Alat dan Bahan Penelitian Penelitian ini menggunakan sampel limbah cair industri batik yang didapat dari industri batik Komar yang berada di jalan Cibeunying, materi utama yang berfungsi sebagai biokoagulan adalah serbuk biji Sesbania sesban. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Tabel 3.1 Alat yang digunakan dalam penelitian No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah 1. Mortal & Alu - 1 pasang 2. Saringan - 1 buah 3. Mechanicel stirrer Ika Lbortechnik Staifen RW-16 B 2 unit 4. ph meter Uchida KT-1A 1 unit 5. Gunting - 1 buah 6. Kertas saring Whatman 42 30 biji 7. Kertas label 500 MI 1 pak 8. Microturbidimeter Hanna-HI 93703 1 unit 10. Erlenmeyer 250 ml 10 buah 11. Stopwatch - 1 buah 12. Pipet tetes - 10 buah 13. Batang pengaduk - 1 buah 14. Gelas ukur 100 ml 5 buah 15. Oven Sibata SPF-450 1 unit 16. Desikator - 1 unit 17. Cawan petri - 10 buah 18. Botol BOD - 25 buah 19. Waterbath - 1 unit 20. Labu ukur 100 ml - 7 buah 21. Labu elenmeyer 250 ml - 7 buah 22. Peralatan refluks yang - 1 unit terdiri dari labu elemeyer, pendingin leibig 30 cm 23. Timbangan analitik - 1 unit 24. DO meter - 1 unit

31 Tabel 3.2 Bahan yang digunakan dalam penelitian No. Nama bahan Jumlah 1. NaOH 0,2 M 50 ml 2. H 2 SO 4 pekat 500 ml 3. Buffer ph 4 50 ml 4. Buffer ph 7 50 ml 5. Sodium sulfite anhydrous 2 gram 6. Aquades 2 liter 7. Air limbah batik 20 liter 8. HgSO 4 0,48 gram 9. Boraks 0,10 gram 10. K 2 Cr 2 O 7 3,064 gram 11. Fero ammonium sulfat 2 gram 0,1 N 12. Biji Sesbania sesban 100 gram 13. Ag 2 SO 4 5 gram 14. Indikator feroin 25 ml 15. Alkali iodida-azida 30 ml 16. N 2 S 2 O 3 0,025 N 50 ml 17. MnSO 4 30 ml 18. Amilum 25 ml F. Prosedur Pelaksanaan Terdapat beberapa tahapan kerja dalam penelitian ini yaitu tahap persiapan, prapenelitian, penelitian inti, pengolahan data, analisis data, dan penyusunan. a) Persiapan 1. Semua alat yang digunakan dipersiapkan dan dibersihkan. 2. Pengambilan biji Sesbania sesban di lapangan daerah Cihideung dan pembuatan serbuk biji Sesbania sesban, tahapannya yaitu: Biji Sebania sesban yang digunakan adalah biji yang sudah kering dengan ciri-ciri berwarna cokelat dan memiliki tekstur biji yang keras. Biji Sesbania sesban direndam selama 12 jam kemudian ditiriskan dan dikeringkan di dalam oven sampai kandungan airnya hilang, pada suhu berkisar 80-100 0 C, hal ini bertujuan agar memudahkan pembuatan serbuk biji Sesbania sesban. Biji yang sudah kering dihaluskan menggunakan alu dan mortal kemudian disaring dengan menggunakan saringan, hasil

32 saringan ini berupa serbuk biji Sesbania sesban yang halus. Biji Sesbania sesban dalam bentuk serbuk yang halus sudah dapat digunakan sebagai biokoagulan dan ditimbang terlebih dahulu menggunakan timbangan digital (tipe HM-200) sesuai konsentrasi optimum yang telah ditentukan pada pra penelitian. Gambar 3.1 Pembuatan serbuk biji Sesbania sesban Sumber : Dokumentasi pribadi 3. Pengambilan sampel limbah cair batik diambil dari industri batik Komar yang berada di jalan Cibeunying. Gambar 3.2 Pewarnaan dan perebusan kain batik di pabrik Komar Sumber : Dokumentasi pribadi b) Tahap Pra Penelitian (Jar Test) Jar tes merupakan metode standar yang dilakukan untuk menguji proses koagulasi (Gozan et al., 2006; Kemmer, 2002). Data yang dihasilkan dengan melakukan jar test antara lain konsentrasi optimum, pengendapan optimum, dan ph optimum.

33 1. Analisis sifat fisik dan kimiawi limbah cair industri batik Analisis limbah yang dilakukan mencakup turbiditas, ph, BOD, COD, TSS, dan kesadahan. 2. Penentuan ph optimum proses koagulasi-flokulasi dengan biji Sesbania sesban Aktivitas koagulasi-flokulasi dengan menggunakan biokoagulan efektif pada ph asam (Lestari, 2005). Rentang ph yang digunakan untuk menentukan ph optimum adalah 1; 1,5; 2; 2,5; 3; 3,5; 4; 4,5; dan 5. Pada tahap ini variabel yang berpengaruh adalah konsentrasi koagulan (Sesbania sesban), lamanya pengadukan dan pengendapan dibuat tetap. Menentukan ph optimum dilakukan dengan cara 210 mg serbuk biji Sesbania sesban dimasukan ke dalam beker glass dengan volume limbah 500 ml. Sampel kemudian ditentukan tingkat keasamannya dengan menambahkan H 2 SO 4 2M dan NaOH 0,2 M hingga ph yang diinginkan tercapai. Sampel kemudian diaduk dengan menggunakan mecahinel stirer dengan menggunakan dua kombinasi yang mengacu pada penelitian sebelumnya, yaitu (Aryani, 2006), untuk pengadukan lambat 40 rpm selama 15 menit, dan untuk pengadukan cepat 156 rpm selama 10 menit, dan (Mardiyana, 2009) untuk pengadukan lambat 40 rpm selama 20 menit dan untuk pengadukan cepat 168,89 rpm selama 10 menit, hal ini dilakukan untuk mencari pengadukan mana yang paling optimum. Sampel kemudian diendapkan selama 3 jam untuk menunjang proses sedimentasi. Nilai ph optimum berdasarkan nilai efektivitas turbiditas yang dihasilkan. 3. Penentuan kecepatan pengadukan optimum Menentukan pengadukan optimum dilakukan dengan mengkombinasikan pengadukan cepat dan pengadukan lambat. Menentukan pengadukan optimum di lakukan dengan dua cara yang mengacu pada penelitian sebelumnya yaitu (Aryani, 2006) dan (Mardiyana, 2009). Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengadukan mana yang paling optimum. Pengadukan cepat 156 rpm selama 15 menit dan untuk pengadukan lambat 40 rpm selama 10 menit (Aryani, 2006). Pengadukan cepat 168,89 rpm selama 20 menit dan untuk pengadukan lambat 40 rpm selama 20 menit (Mardiyana, 2009). Hasil setelah analisis menunjukan

34 bahwa pengadukan optimum yang paling baik mengacu pada (Aryani, 2006). Sampel di endapakan selama tiga jam. Pengadukan cepat pada kecepatan 300-400 rpm akan menyebabkan restabilisasi koloid karena menghambat terjadinya proses tumbukan, sedangkan pengadukan lambat dengan kecepatan lebih dari 75 rpm akan mengakibatkan pemutusan ikatan jembatan antar partikel karena pengadukan yang terlalu cepat (Hadiana, 2003). 4. Penentuan rentang konsentrasi optimum Menentukan rentang konsentrasi untuk penelitian inti ditentukan dari rentang konsentrasi kasar yang telah ditentukan pada pra penelitian dan nantinya dicari rentang konsentrasi halus. Pada tahap ini variabel yang berpengaruh seperti ph, cepat lambatnya pengadukan, dan waktu pengendapan. Rentang konsentrasi untuk penelitian berdasarkan nilai efektivitas penurunan turbiditas yang dihasilkan. c) Penelitian Inti 1. Analisis sifat fisik dan kimiawi sampel air limbah cair industri batik 1.1. Kekeruhan Untuk mengukur kekeruhan digunakan alat Mikroturbidimeter, sampel air dimasukan kedalam beker glass sampai mencapai volume yang diinginkan volume air limbah ini sebanyak 500 ml. Beker glass yang telah diisi sampel air limbah batik di ukur kekeruhannya menggunakan mikroturbidimeter, setelah itu nilai pada layar dibaca. Kalibrasi mikroturbidimeter ini menggunakan air lalu biasanya kalibrasi selama delapan jam atau menunggu layar sampai menunjukan angka nol setelah itu mikroturbidimeter dapat digunakan. 1.2. Derajat keasaman (ph) Penentuan ph merupakan salah satu yang terpenting dan sering digunakan dalam pengujian kimia air. Secara praktis setiap tahap dari pengolahan air limbah misalnya netralisasi asam basa, penguapan, koagulasi dan kontrol korosi tergantung dari ph (Gozan, 2006). Penelitian

35 ini untuk mengukur nilai ph digunakan alat ph meter dengan spesifikasi Uchida KT-1A. Pengukuran ph meter dilakukan dengan cara memasukan 500 ml sampel limbah cair industri batik yang akan di ukur ke dalam beker glass setelah itu derajat keasaman diukur menggunakan ph meter lalu angka pada layar dibaca. Kalibrasi ph meter ini menggunakan larutan buffer 4 dan buffer 7, perlakuan di ulang sebanyak tiga kali agar mendapat hasil yang konstan. 1.3.Kesadahan Pengukuran kesadahan limbah cair industri batik dilakukan di Balai Lingkungan Kesehatan (BLK) yang berada di rumah sakit Hasan Sadikin. Pengukuran kesadahan di BLK dilakukan dengan metode pemeriksaan SNI. No. 06-6989.73.2009. Metode tritasi dengan Etilen Diamine Tetra Asetat (EDTA), prinsip dari kesadahan ini adalah kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam air dapat membentuk senyawa komplek dengan Etilen Diamine Tetra Asetat (EDTA) pada suatu ph tertentu. Untuk mengetahui titik akhir titrasi digunakan indikator logam yaitu EBT (Eichrome Black T). Prosedur pelaksanaan kesadahan adalah air sampel sebanyak 100 ml dimasukan ke dalam labu erlemeyer. Tambahkan 5 ml buffer ph 10 dikocok hingga homogen. Tambahkan 50 mg indikator EBT. Sampel dititrasi dengan EDTA 0,01 M, perubahan warna sampel menjadi biru merupakan titik akhir titrasi catat jumlah EDTA yang digunakan. 1.4. Biochemical Oxygen Demand (BOD) Pengukuran BOD menggunakan metode Alkali-Iodida-Azida (idiometri). Sampel dimasukan kedalam BOD 250 ml diusahakan jangan ada gelembung dan hindari terjadinya turbulensi. Sampel diperiksa kadar oksigen terlarut 0 hari dan 5 hari. Pemeriksaan oksigen terlarut pada 0 hari sampel di dalam botol BOD di tambahkan 1 ml larutan MnSO 4 dan 1 ml alkali-iodid-azida, botol ditutup dan dikocok beberapa saat hindari gelembung udara, ketika endapan mulai turun tambahkan 1 ml H 2 SO 4

36 pekat botol ditutup dan dikocok sampai homogen. Dua ratus ml larutan ditritrasi dengan larutan N 2 S 2 O 3 0,025 N sampai warna kuning muda, tambahkan beberapa tetes larutan kanji dan tritrasi kembali hingga warna biru hilang, tetes larutan kanji dan titrasi N 2 S 2 O 3 dicatat. Botol yang lain disimpan dalam inkubator pada suhu 20 0 C selama 5 hari, setelah 5 hari periksa kadar oksigen terlarut sama seperti pada pemeriksaan kadar BOD pada 0 hari. Rumus DO DO (ppm) = V Na 2 S 2 O 3 x N Na 2 SO 3 x 8 x 1000 V sampel Rumus BOD : 5 X [ kadar { DO(0 hari) - DO (5 hari) }] ppm. 1.5. Chemical Oxygen Demand (COD) Pengukuran COD merujuk pada (APHA,AWWA, WPCF, 1985) dengan menggunakan metode refluks terbuka Chemical Oxygen yaitu dengan oksidasi bahan organik dengan reflux potassium dichromat dan asam sulfat pekat atau senyawa organik dalam air dioksidasi oleh larutan kalium dikromat dalam suasana asam, kelebihan kalium dikromat dioksidasai oleh fero ammonium sulfat dengan indikator feroin. Pengukuran COD dilakukan dengan cara 20 ml air sampel dimasukan kedalam gelas elemeyer ditambah 0,4 gram serbuk HgSO 4, 10 ml K 2 Cr 2 O 7 0,25 N, dan 30 ml pereaksi H 2 SO 4 pekat, refluks selama 2 jam pada suhu 105 o C. Sampel didinginkan kemudian sampel diencerkan hingga volume sampel 140 ml. Sampel dititrasti dengan larutan fero ammonium sulfat 0,1 N dan 2-3 tetes indikator feroin. Perubahan sampel menjadi coklat merupakan titik akhir titrasi, fero ammonium sulfat yang digunakan dicatat dalam ml. Rumus : COD (mg O 2 /L) = (A-B) C 8000 ml sampel

37 A = volume (ml) fero amonium sulfat untuk blanko B = volume (ml) fero amonium sulfat untuk sampel C = normalitas fero ammonium sulfat 1.6. Total Suspended Solid (TSS) Pengukuran TSS merujuk pada (APHA,AWWA, WPCF, 1985) dengan metode pengeringan pada suhu 103-105 0 C. Basahi kertas saring secukupnya dengan aquades, kertas saring dipanaskan dalam oven pada suhu 105 0 C selama satu jam dan didinginkan di dalam desikator lalu ditimbang menggunakan timbangan analitik, lakukan pengulangan hingga mendapat berat konstan (B gram), 100 ml sampel disaring dengan menggunakan kertas saring dengan whatman grade 42 dengan diameter 90 mm dan memiliki pori 2 µm. Kertas saring dan residu dipanaskan dalam oven selama 1 jam pada suhu 105 0 C dinginkan dalam desikator lalu ditimbang menngunakan timbangan analitik lakukan pengulangan hingga mendapat berat konstan. TSS (mg/l) = (A-B) 10 3 C A= berat filter dan residu setelah pemanasan 105 0 C (mg) B= berat filter kering sesudah pemanasan 105 0 C (mg) C= volume sampel (ml) G. Pengolahan Data Data-data yang telah diperoleh seperti turbiditas (NTU), BOD (mg/l), COD (mg/l), dan TSS (mg/l) dihitung efektifitasnya dengan menggunakan rumus: Efektifitas (%) = B-A x 100 B A : Hasil turbiditas, BOD, COD, TSS sesudah pengolahan B : Hasil turbiditas, BOD, COD, TSS sebelum pengolahan (Sumber : Sofyani, 1999).

38 H. Analisis Data Uji statistik menggunakan software SPSS 20.0 for windows. Data normal dan homogen dilanjutkan dengan uji parametrik yaitu uji Anova, jika hasil signifikan maka pengujian dilanjutkan menggunakan uji Tukey HSD a dengan nilai α = 0,05. Data tidak normal menggunakan uji non parametrik yaitu uji Kruskal-Wallis, jika hasil signifikan maka dilanjutkan uji Tukey HSD a dengan nilai α = 0,05

39 Alur Penelitian Persiapan Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan Pengambilan biji Sesbania sesban dan pembuatan serbuk biji Sesbania sesban Pembuatan larutan untuk uji kimiawi (ph) Pengambilan sampel limbah cair industri batik di pabrik Komar Pra-penelitian Mencari ph, konsentrasi Sesbania sesban, dan pengadukan optimum Analisis sifat fisik dan kimiawi awal sampel limbah cair industri batik Penelitian inti Pembuatan larutan untuk uji kimiawi (COD, BOD, dan ph) Uji kesadahan dilakukan di Balai Kesehatan Hasan Sadikin (BLK) Pengontakan limbah cair industri batik dengan serbuk biji Sesbania sesban dengan konsentrasi biji yang berbeda dari hasil prapenelitian Analisis data Penyusunan skripsi Gambar 3.2 Rancangan Alur Penelitian