Proses Penyakit Menular

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR DAN AGEN YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT & CARA PENULARAN PENYAKIT

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

AGENT AGENT. Faktor esensial yang harus ada agar penyakit dapat terjadi. Jenis. Benda hidup Tidak hidup Enersi Sesuatu yang abstrak

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai spektrum penyakit dari tanpa gejala atau infeksi ringan

Biosecurity. Biosecurity: Pandangan Baru Terhadap Konsep Lama. Perspektif Saat Ini

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan epidemiologi Avian Influenza

Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta, 5 Maret 2016 Universitas Esa Unggul Jakarta Kelas 11 Paralel

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tinjauan Mengenai Flu Burung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 3

I. PENDAHULUAN. Ikan mas (Cyprinus carpio L) merupakan salah satu jenis ikan air tawar

KONSEP PENYEBAB PENYAKIT

KONSEP PENYAKIT MENURUT EPIDEMIOLOGI. Desy Indra Yani

Global Warming. Kelompok 10

MODUL 2 DASAR DASAR FLU BURUNG, PANDEMI INFLUENZA DAN FASE FASE PANDEMI INFLUENZA MENURUT WHO

TINJAUAN PUSTAKA Instalasi Karantina Hewan

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. influenza tipe A termasuk dalam famili Orthomyxoviridae. Virus AI tergolong

Pertanyaan Seputar "Flu Burung" (Friday, 07 October 2005) - Kontribusi dari Husam Suhaemi - Terakhir diperbaharui (Wednesday, 10 May 2006)

RABBIT FEVER?? Francisella tularensis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Anjing Anda Demam, Malas Bergerak dan Cepat Haus? Waspadai Leptospirosis

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. unggas yang dibudidayakan baik secara tradisional sebagai usaha sampingan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit zoonosis yang ditularkan oleh virus Avian Influenza tipe A sub tipe

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang 70% alamnya merupakan perairan

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi (Wibowo, 2014). Hal ini disebabkan

KONSEP HOST-AGENT-ENVIRONMENT

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 2

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61/Permentan/PK.320/12/2015 TENTANG PEMBERANTASAN PENYAKIT HEWAN

Deteksi Antibodi Terhadap Virus Avian Influenza pada Ayam Buras di Peternakan Rakyat Kota Palangka Raya

AGEN, HOST, DAN LINGKUNGAN SERTA HUBUNGANNYA

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ini tersebar di berbagai penjuru dunia. Di Indonesia, penyakit ini bersifat

BIOLOGICAL HAZARD. Hazard : Bahaya atau resiko Tidak semua toksik hazard Terdiri dari bentuk-bentuk yang bervariasi dari energi dan sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kajian ilmiah terhadap kejadian penyakit yang disebabkan oleh agen yang

Vaksinasi adalah imunisasi aktif secara buatan, yaitu sengaja memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Virus family Orthomyxomiridae yang diklasifikasikan sebagai influenza A, B, dan C.

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN

Riwayat Alamiah Penyakit PERTEMUAN 6 IRA MARTI AYU FIKES/ KESMAS

II MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN PENYAKIT DBD

DAFTAR ISI. PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan Penelitian... 2 Manfaat Penelitian... 2 Hipotesis... 2

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN LALU LINTAS TERNAK DAN PEREDARAN BAHAN ASAL HEWAN DI KABUPATEN BULUKUMBA

FLU BURUNG AVIAN FLU BIRD FLU. RUSDIDJAS, RAFITA RAMAYATI dan OKE RINA RAMAYANI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan dampak terhadap berbagai aspek kehidupan bangsa terutama di

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pembibit adalah ayam penghasil telur tetas fertil yang digunakan

Mengukur Kemunculan dan Risiko Penyakit

Sehat merupakan kondisi yang ideal secara fisik, psikis & sosial, tidak terbatas pada keadaan bebas dari penyakit dan cacad (definisi WHO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Panduan Peserta Mengenai panduan ini

Pertanyaan Seputar Flu A (H1N1) Amerika Utara 2009 dan Penyakit Influenza pada Babi

BAB I PENDAHULUAN. relatif mudah, dapat memanfaatkan berbagai jenis bahan sebagai makanannya,

BAB 1 PENDAHULUAN. kepercayaan, kita dihadapkan lagi dengan sebuah ancaman penyakit dan kesehatan,

METODE PENELITIAN. Kerangka Konsep. Kerangka konsep yang dibangun dalam penelitian ini digambarkan sebagai. berikut :

Wahai Burungku, Ada Apa Denganmu (naskah ini disalin sesuai aslinya untuk kemudahan navigasi)

BAB II TINJAUAN TEORI. sehat, baik itu pasien, pengunjung, maupun tenaga medis. Hal tersebut

Selama ini mungkin kita sudah sering mendengar berita tentang kasus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang umum menghuni usus

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Salah Satu Manajemen Perkandangan pada Peternakan Ayam Broiler.

- 1 - BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB VIII INFEKSI NOSOKOMIAL

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil

1. Penyakit Tetelo (ND=Newcastle Disease) Penyebab : Virus dari golongan paramyxoviru.

KESEHATAN IKAN. Achmad Noerkhaerin P. Jurusan Perikanan-Untirta

INFO TENTANG H7N9 1. Apa virus influenza A (H7N9)?

BAB III VIRUS TOKSO PADA KUCING

Flu burung adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A. Umumnya tipe ini ditemukan pada burung dan unggas. Kasus penyebaran :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PARASITOLOGI DAN ENTOMOLOGI KESEHATAN

I. PENDAHULUAN. Salah satu ikan air tawar yang terus dikembangkan di Indonesia yaitu ikan mas.

COXIELLA BURNETII OLEH : YUNITA DWI WULANSARI ( )

LAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA

I. PENDAHULUAN. Produk yang dihasilkan oleh itik yang bernilai ekonomis antara lain: telur, daging,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling utama untuk mempertahankan kehidupan (Volk dan Wheeler, 1990).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pernafasan bagian atas; beberapa spesiesnya mampu. memproduksi endotoksin. Habitat alaminya adalah tanah, air dan

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENYAKIT AVIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. ke manusia. Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Industri Peternakan unggas dibagi menjadi 4 sektor yaitu sektor 1 merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat sangat dinamis. Mikroba sebagai makhluk hidup memiliki cara

FLU BURUNG. HA (Hemagglutinin) NA (Neoraminidase) Virus Flu Burung. Virus A1. 9 Sub type NA 15 Sub type HA. 3 Jenis Bakteri 1 Jenis Parasit

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI E.5 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KONSEP PENYAKIT TUMBUHAN

Penyebaran Avian Flu Di Cikelet

I. PENDAHULUAN. Besarnya permintaan terhadap produk perikanan ini disebabkan oleh pergeseran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler pembibit merupakan ayam yang menghasilkan bibit ayam

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Selama tiga dekade ke belakang, infeksi Canine Parvovirus muncul sebagai salah

Transkripsi:

Proses Penyakit Menular Bagaimana penyakit berkembang? Spektrum penyakit Penyakit Subklinis (secara klinis tidak tampak) Terinfeksi tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit; biasanya terjadi perubahan patologik pada beberapa jaringan Penyakit klinis Masa inkubasi: Waktu yang dibutuhkan dari paparan ke munculnya gejala klinis Uji diagnosis biasanya digunakan untuk meneguhkan penyebab spesifik 1

Spektrum penyakit dalam populasi Infeksi tidak tampak secara klinis Gejala ringan Gejala sedang Gejala parah Kematian/Penyembuhan Epidemiologi membantu para peneliti menvisualisasikan etiologi penyakit melalui model Segitiga epidemiologi dan causal web adalah 2 model yang diketahui paling baik 2

Segitiga epidemiologi menggambarkan hubungan antara tiga faktor kunci dalam kemunculan penyakit atau luka Segitiga Epidemiologi Agen Inang Lingkungan Agen adalah faktor yang keberadaan atau ketiadaannya, kelebihan atau kekurangannya adalah penting bagi munculnya suatu penyakit 3

Kelompok umum dari agen penyakit mencakup: Mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur dan protozoa Bahan kimia seperti benzena, oksigen, dan pestisida Energi fisik seperti listrik dan radiasi Banyak penyakit dan luka memiliki multi agen Faktor-terkait terkait agen untuk pembentukan dan perkembangan penyakit 1. Rentang inang: Rentang inang yang sempit lebih mudah dikendalikan Rentang inang yang luas lebih sulit dikendalikan Contoh: FMD, avian influenza, brucellosis 4

Faktor-terkait terkait agen untuk pembentukan dan perkembangan penyakit 2. Kemampuan untuk bertahan hidup di lingkungan Resistensi terhadap faktor lingkungan - sulit dikontrol Bentuk siklus kehidupan yang rumit - lebih mudah dikendalikan Ketergantungan inang - rapuh -- lebih mudah dikontrol Faktor-terkait terkait agen untuk pembentukan dan perkembangan penyakit 3. Infektifitas 4. Patogenisitas 5. Virulensi Paparan vs. Infektifitas vs. Patogenisitas vs. Virulensi 5

Paparan Paparan: Terminologi umum (untuk agen infeksius) yang mengindikasikan bahwa suatu agen adalah agen yang potensial di dalam proses penularan penyakit Kontaminasi Kontaminasi: Kehadiran agen penyakit pada permukaan luar tubuh atau makanan Infeksi Infeksi: masuknya, serta bertumbuhkembangnya agen penyakit di dalam tubuh individu Infektivitas Infektivitas: Kemampuan agen penyakit untuk menyebabkan infeksi, berhubungan dengan dosis infeksius dan patogenitas agen 6

Patogenisitas: Kemampuan agen menimbulkan penyakit klinis atau penyakit yang tampak (persentase hewan terinfeksi di tempat terjadinya penyakit). Tinggi vs. rendah vs. nonpatogenik. Patogen Oportunis: Agen-agen yang biasanya tidak patogenik tetapi dapat menimbulkan penyakit pada inang yang lemah (immunocompromised) Virulensi: Kemampuan agen untuk menimbulkan penyakit yang parah dan sering menyebabkan kematian; patogenisitas dan virulensi biasanya berkaitan 7

Faktor-terkait terkait agen untuk pembentukan dan perkembangan penyakit 6. Faktor lainnya: Antigenic shift dan drift Reseptor untuk kolonisasi Kesukaan akan jaringan Segitiga Epidemiologi Agen Inang Lingkungan Lingkungan meliputi semua faktor eksternal, selain agen, yang dapat mempengaruhi status kesehatan 8

Faktor lingkungan dikategorikan sebagai berikut: Faktor pengelolaan tempat pemeliharaan, pergerakan udara, kondisi kebersihan, praktek all-in all-out vs. produksi yang berkelanjutan Faktor lingkungan fisik cuaca, musim, kondisi lahan, dan polusi Faktor lingkungan biologis tanah, manusia, dan tanaman berperan sebagai reservoir infeksi; dan tanaman serta hewan lainnya sebagai sumber obat dan antigen Segitiga Epidemiologi Agen Inang Lingkungan 9

Inang adalah resipien atau korban penyakit yang aktual maupun potensial Kerentanan inang dipengaruhi oleh beberapa karakter individu : Umur Pekerjaan/peruntukan Status sosial-ekonomi Bangsa Jenis kelamin Kerentanan genetis Klasifikasi Faktor Inang Intrinsik Umur, jenis kelamin, bangsa, genetik, kekebalan tubuh Tidak dapat diubah, kecuali kekebalan tubuh, Ekstrinsik Makanan, pergerakan, pekerjaan Dapat diubah 10

Dari sudut pandang segitiga epidemiologi, inang, agen, dan lingkungan dapat berada bersama secara harmonis Penyakit muncul hanya jika ada interaksi atau perubahan keseimbangan di antara ketiga elemen tersebut Sehingga, gangguan/manipulasi terhadap ikatan ke-3 3 faktor ini dapat dimanfaatkan untuk mencegah atau membantu pengendalian penyakit 11

Penyebab yang dibutuhkan dan yang mencukupi Komponen penyebab Semua faktor penyebab (Inang, Agen, Lingkungan) Penyebab yang mencukupi Satu rangkaian komponen penyebab yang mampu menimbulkan penyakit Ketika semua penyebab yang mencukupi ada, penyakit AKAN muncul Penyebab yang dibutuhkan Komponen penyebab yang DIBUTUHKAN untuk munculnya suatu penyakit Penyebab yang dibutuhkan dan penyebab mencukupi bagi timbulnya penyakit Penyebab Penyebab mencukupi#1mencukupi#2 Penyebab mencukupi#3 E D A C B H G A F B J I A F C 10 Komponen Penyebab (A, B,C, D, E,... J) 3 Penyebab mencukupi (1, 2, 3) 1 Penyebab yang dibutuhkan (A) Contoh: Avian Influenza pada unggas Contoh Agen (Penyebab yang dibutuhkan) Strain atau sub tipe HN Inang Status kekebalan Imunitas turunan (mis. spesies) Vaksinasi vs. tidak vaksinasi; sebelumnya paparan Lingkungan Tempat pemeliharaan dan praktek peternakan, kepadatan unggas 12

Penyebab mencukupi untuk Penyakit AI Subtipe patogenik tinggi; inang tidak imun; spesies unggas yang rentan; tempat pemeliharaan mendukung penularan Subtipe patogenik tinggi dan (inang yang kebal atau spesies unggas resisten atau tempat pemeliharaan menghalangi penularan) AI klinis Tidak ada penyakit klinis Virus patogen perlu tetapi tidak cukup Cara penularan penyakit menular: 1. Penularan Vertikal Penularan dari satu generasi ke generasi berikutnya Langkah pengendalian perlu mempertimbangkan pemisahan atau isolasi Tidak ada bukti bahwa anak ayam terinfeksi terlahir dengan AI, meskipun telur yang terinfeksi dikeluarkan oleh sebagian induk yang terinfeksi 13

2. Penularan Horisontal Penularan dari satu individu ke individu yang lain Tiga tipe dari penularan horisontal adalah: a) Penularan melalui kontak Langsung Tidak Langsung contohnya AI (melalui leleran hidung dan mata, feses) Kelangsungan hidupnya di dalam feses tergantung pada temperatur dan tingkat kelembaban; juga pada daging mentah Inang reservoir Populasi hewan (termasuk unggas) di mana virus AI tinggal tanpa menyebabkan penyakit (parah) tetapi dapat menularkan ke hewan rentan lainnya. Spesies apa yang menjadi reservoir untuk virus AI patogenik tinggi? 14

b) Sarana: Mekanis pemindahan secara fisik contohnya AI - truk, kotak telur, pekerja pelayanan, alat-alat yang terkontaminasi Biologis mendukung penggandaan dan/atau pertumbuhan contohnya anjing, kucing, tikus besar dan tikus?? c) Vektor: Biasanya merujuk pada keterlibatan invertebrata dalam penularan Nyamuk Kutu Tungau Penularan agen infeksius Rantai kejadian Reservoir Inang baru Jalur keluar Cara penularan Jalur masuk 15

Jalur Masuk dan Lolos Jalur Masuk: jalur dimana organisme masuk ke dalam tubuh Jalur Keluar (Lolos): jalur dimana organisme infeksi akan meninggalkan inang atau reservoir Jika jalan masuk dan keluar sama (berbeda) maka periode inkubasi pendek (panjang) 16