BAB I PENDAHULUAN. Seluruh dunia kini menghadapi era baru yang ditandai kecenderungan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Astri Nuraeni Kusumawardani, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli barang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses tawar-menawar. Pada pasar tradisional terdapat kios-kios atau gerai,

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional, terutama dalam aspek-aspek seperti: peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terjadi. Pada umumnya, semua pasar tradisional yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor penyabab penurunan pertumbuhan ekonomi dunia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. seperti Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Hal ini tentunya membuat jumlah

USAHA RUMAH MAKAN. bisnis rumah makan, Sebelum anda menginvestasikan. waktu anda untuk belajar tentang

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS : GAGAH PRAYOGI : / S1-SI-2F STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS BERJUALAN MAKANAN ALA GEROBAK. DISUSUN OLEH : Nama : Rizqi Bayu Satrio NIM : Kelas : S1. SI.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza,

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian sebagai penyedia bahan baku untuk sektor industri. Produksi sektor

Bab 5. Jual Beli. Peta Konsep. Kata Kunci. Jual Beli Penjual Pembeli. Jual Beli. Pasar. Meliputi. Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah

BAB I PENDAHULUAN. dan Perdagangan Nomor 23/MPP/KEP/1/1998 tentang Lembaga-lembaga

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor-sektor yang dapat memperlihatkan tingkat pertumbuhan

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI APRIL TAHUN 2017 INFLASI 0,38 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. mall, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya; Pasar Tradisional adalah

PERENCANAAN BISNIS WARUNG MINI. Disusun Oleh : Shandy Eksani Putra ( ) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI REGULER

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam bidang ritel yang saat ini tumbuh dan berkembang pesat seiring

BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR

JURNAL EKONOMI Volume 22, Nomor 1 Maret 2014 ANALISIS SUMBER MODAL PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DI KOTA PEKANBARU. Toti Indrawati dan Indri Yovita

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan

PERMOHONAN DUKUNGAN DANA PEMERINTAH PUSAT

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI AGUSTUS TAHUN 2017 INFLASI 0,31 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. sukses di tengah ketatnya persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini dampak kehadiran pasar modern terhadap keberadaan

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan industri tekstil di Indonesia terus menunjukan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang terjadi saat ini menimbulkan persaingan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

LAMPIRAN Pertanyaan mengenai Soto Sedeep di Semarang Responden : Habib Ibnu Alwan No.

BAB V GAMBARAN UMUM UPTD PASAR BARU BOGOR

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini persaingan bisnis antar industri ritel sangat ketat, baik di pasar

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, usaha kecil dan menengah semakin

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari profit orientied kepada satisfied oriented agar mampu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan pasar dengan penemuan-penemuan barunya dan menetukan harga

BAB I PENDAHULUAN. pertanian haruslah merupakan tujuan utama dari setiap pemerintah sedang berkembang.

LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah


PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang bergerak di bidang marketing dihadapkan pada berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pembeli berinteraksi. Pasar juga menjadi salah satu tempat dimana. menjadi pasar tradisional dan pasar modern.

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi dan dunia bisnis, mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BANYUWANGI JULI 2014 INFLASI 0,24 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Daerah No.10 Tahun 1998, pedagang di sektor informal adalah

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan strategi masing-masing dalam mendapatkan konsumen yang diharapkan akan

PASAR TRADISIONAL DENGAN KONSEP MODERN DI KABUPATEN PEMALANG

PENERAPAN PENDEKATAN EKOLOGI TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN PASAR UJUNG BERUNG KOTA BANDUNG 1

I. PENDAHULUAN. di Indonesia. Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (1990) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

Revitalisasi Pasar Tradisional, Jumlah Kunjungan, Pendapatan Pedagang, dan Pendapatan Pasar

Harga Pokok Penjualan 1,864,574,370 2,072,033,539 2,247,407,250 2,595,729,053 3,237,358,520

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Soal Jawab tentang Kewirausahaan

BAB III ANALISIS SISTEM. Pasar Simpang didirikan pada tahun 1949 berawal dari inisiatif warga simpang

KEADAAN UMUM WILAYAH. ke selatan dengan batas paling utara adalah Gunung Merapi.


BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipungkiri. Selama ini masyarakat memenuhi berbagai kebutuhan

BAB IV GAMBARAN UMUM

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) JAWA TIMUR TRIWULAN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN JUNI 2015 INFLASI 0,46 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. perhatian perencanaan pembangunan, terutama di negara sedang berkembang, dan

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. tentang latar belakang berdirinya pasar ini, pasar Gorong ini sudah ada

BAB V KONDISI PASAR TRADISIONAL DI KOTA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)


BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dewasa ini yang menuju era globalisasi dan perdagangan


BAB I PENDAHUALAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan dibidang perekonomian selama ini telah banyak

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. Entrepreneur (Wirausahawan) secara umum adalah orang-orang yang

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI JUNI 2016 INFLASI 0,66 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. merambah, tidak saja di Kota Jakarta, tetapi kota-kota lain di luar. apakah pasar tradisional akan tetap eksis di era munculnya

BAB I PENDAHULUAN. para peritel asing. Salah satu faktornya karena penduduk Indonesia adalah negara

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seluruh dunia kini menghadapi era baru yang ditandai kecenderungan globalisasi akibat adanya perkembangan IPTEK. Globalisasi mengakibatkan setiap negara, bahkan setiap usaha bisnis menghadapi persaingan secara global, dimana perusahaan tidak hanya bersaing dengan perusahaan sejenis di negaranya saja tetapi juga perusahaan-perusahaan pendatang dari negara lain. Pasar merupakan tempat bertemunya antara pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi jual-beli aneka barang yang didalamnya terdapat berbagai macam jenis usaha guna memperoleh laba agar kelangsungan hidup pedagang terjamin. Oleh karena itu pasar tradisional maupun pasar modern memiliki peran yang strategis dalam pertumbuhan ekonomi, pemerataan dan stabilitas nasional. Pasar dan segala perangkat jaringan kerjanya adalah mitra masyarakat yang terpercaya, karena perkembangan dunia usaha sekarang ini menentukan kesigapan dari semua unsur usaha khususnya industri perdagangan dalam memberikan pelayanan dan fasilitas yang baik dan memadai. Perkembangan dan peningkatan mutu pelayanan pasar dari tahun ke tahun semakin menjadi perhatian masyarakat, Peranan pasar sebagai tempat bertransaksi menjadi sangat penting bagi dunia, Hal ini dapat dilihat dari persaingan yang tinggi di antara sekian banyaknya pasar-pasar yang ada

2 sehingga menyebabkan tumbuhnya berbagai jenis usaha industri perdagangan baik yang masih tradisional maupun modern. Berkembangnya perekonomian dunia saat ini mengakibatkan banyak sekali pasar modern yang bermunculan dan saling berkompetisi untuk mendapatkan konsumen dan memberikan pelayanan yang terbaik. Hal ini menyebabkan pasar tradisional tumbuh sangat lambat dibandingkan dengan pasar modern.. Berdasarkan Tabel 1.1, mengenai perbandingan pertumbuhan pasar tradisional dan pasar modern. TABEL 1.1 PERBANDINGAN PERTUMBUHAN PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN Jenis Pasar Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Pasar tradisional 1.618.160 1.790.000 1.693.340 Pasar modern 5.796 7.606 10.481 Jumlah 1.623.956 1.797.606 1.703.821 Sumber: AC Nielsen, Marketing 05/VII/MEI 2007 Tabel 1.1 menjelaskan pasar tradisional dari Tahun 2005-2006 mengalami kenaikan 9,6% di Tahun 2005 pertumbuhannya sebesar 1.618.160 menjadi 1.790.000 di Tahun 2006, sedangkan Tahun 2007 pasar tradisional mengalami penurunan 5,4% menjadi 1.693.340 dikarenakan, pemerintah menginginkan perubahan pasar tradisional menjadi pasar modern serta banyaknya pasar tradisional yang mengalami musibah kebakaran dan penggusuran. Pasar modern dari Tahun 2005-2007 mengalami peningkatan sebesar 5.796 menjadi 10.481 atau mengalami 3,78% dikarenakan, pasar modern lebih mudah mendapatkan izin dari pemerintah selain itu

3 selera konsumen yang ingin praktis dan cepat menyebabkan pasar modern mengalami pertumbuhan sangat besar. Setiap usaha tidak akan lepas dari peningkatan dan penurunan volume penjualan. Meski demikian baik menurunnya ataupun meningkatnya volume penjualan yang dihadapi harus dapat diatasi, sehingga segala sesuatunya dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Volume penjualan yang mengalami penurunan dapat disebabkan oleh selera konsumen yang terus berubah, bahan baku yang terus naik harganya, persaingan usaha yang semakin kompetitif, dan kondisi perekonomian yang tidak stabil. Oleh karena itu, seorang wirausaha harus dapat menerapkan jiwa kewirausahaan yang sangat tinggi agar volume penjualan dapat meningkat. Pedagang pasar tradisional merupakan salah satu usaha yang rentan terjadinya penurunan volume penjualan, penurunan yang paling besar terjadi terutama di kotakota besar seperti Kota Bandung. TABEL 1.2 PERBANDINGAN JUMLAH PEDAGANG PASAR TRADISIONAL KOTA BANDUNG Pasar Tradisional Jumlah Pedagang Tahun 2006 Jumlah Pedagang Tahun 2007 Pasar Induk Caringin 1.236 968 Pasar Induk Gede Bage 699 413 Pasar Ujung Berung 876 727 Pasar Ciroyom 545 344 Pasar Sederhana 331 251 Pasar Astana Anyar 357 278 Pasar Cicadas 391 342 Pasar Kiara Condong 264 189

4 Pasar Haur Geulis 203 155 Pasar Geger Kalong Tengah 291 143 Pasar Sarijadi 246 136 Pasar Sadang Serang 254 167 Pasar Andir 239 120 Pasar Pamoyanan 231 187 Pasar Cibogo 102 50 Jumlah 6265 4470 Sumber: Dinas Pasar Kota Bandung Tahun 2007 Berdasarkan Tabel 1.2 di atas dapat diketahui bahwa tingkat pertumbuhan pasar tradisional Geger Kalong Tengah dari Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2007 cenderung Turun dari 291 pedagang menjadi 143 pedagang. Pasar tradisional Geger Kalong Tengah merupakan salah satu pasar tradisional yang mengalami penurunan jumlah pedagang yang cukup tinggi, sedangkan yang mengalami penurunan jumlah pedagang yang paling tinggi adalah pasar induk caringin, pada Tahun 2006 jumlah pedagang yaitu 1.236, dan tahun 2007 yaitu 968. Volume penjualan pedagang pasar Geger Kalong Tengah Bandung mengalami banyak penurunan, hal ini di sebabkan karena setiap pedagang tidak mempunyai jiwa seorang wirausahawan. Mereka lebih banyak mementingkan keuntungan dan tidak memikirkan masa depan usahanya. Berubahnya selera konsumen terhadap pasar tradisional menyebabkan jumlah pedagang tradisional semakin sedikit, hal ini di akibatkan oleh kualitas produk yang semakin menurun seperti banyaknya komoditi pasar tradisional yang tidak mengutamakan desain kemasan produk yang menarik, serta pedagang tradisional banyak yang kurang peduli terhadap kemasan produk yang di jual kepada pembeli.

5 Penurunan volume penjualan yang paling tinggi dihadapi oleh pedagang pasar tradisional disebabkan oleh lokasi atau lingkungan tempat pedagang melakukan usaha dimana, lokasi atau lingkungan pedagang sangat kotor, hal ini menyebabkan penurunan para pembeli yang datang berbelanja di pasar tradisional sehingga mengakibatkan pedagang tradisonal khususnya di pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung akan mengalami kemunduran usaha karena ditinggalkan oleh para pembelinya. TABEL 1.3 PERBANDINGAN JUMLAH PEMBELI PEDAGANG BERDASARKAN LOKASI USAHA PADA PASAR TRADISONAL GEGER KALONG TENGAH BANDUNG No Jenis Pedagang Lokasi Rata-rata A B C D E F G Pembeli (Per Hari) 1 Sayuran 1-3 3-6 2-7 3-5 2-5 1-6 1-7 70 2 Daging 4-5 - - 6-7 - - - 65 3 Sembako 6-8 2-1-2 6-9 7-8 8 90 4 Buah-buahan 9 1 - - 7 - - 40 5 Peralatan Rumah Tangga - - - - - - - - 6 Pakaian - - - 7 - - - 20 7 Assesoris - - 9 8 - - - 20 8 Ikan - 7-8 - - - - 9-10 55 9 Makanan Ringan 10 9-10 10 10 10 - - 75 10 Perhiasan - - 1-1 - Tambahan 20 Los Depan 1 Sayuran 11-15 12-17 13-17 - - - - 60 2 Daging - - - 12-15 11-16 13-15 11-14 50 3 Sembako - 11 11-12 11-11-12 15-18 55 4 Buah-buahan 16-18 - - - - - - 25 5 Peralatan Rumah Tangga - 18 - - - - - 20 6 Pakaian - - 18 16-17 - - - 15 7 Assesoris - - - 18 - - - 20 8 Ikan - - - 19-20 - 16-17 19 40

6 9 Makanan Ringan 19-20 - - - 17-19 18-20 20 50 10 Perhiasan - - - - - - - - Los Tengah 1 Sayuran 21 21-23 21 - - - - 35 2 Daging - - - 21 21 - - 40 3 Sembako - - - - - 21-22 - 40 4 Buah-buahan 22-23 24-25 22-23 22-23 - - - 20 5 Peralatan Rumah Tangga 24 - - - - - - 15 6 Pakaian - - - - - - - - 7 Assesoris - - - - - - - - 8 Ikan 25-24-25 - - - - 15 9 Makanan Ringan - - - - - - - - 10 Perhiasan - - - - - - - - Los Belakang Sumber: Dinas Pasar Kota Bandung Tahun 2007 Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa pedagang yang berada di lokasi depan dan dekat dengan masuk keluarnya konsumen memiliki banyak pembeli atau pelanggan. Banyaknya kios pedagang yang berada di depan pintu masuk, disebabkan karena lokasi kios yang berada di belakang sangat sepi sekali pembelinya sehingga banyak sekali pedagang yang pindah ke lokasi depan pasar. Apabila di lihat dari jumlah pengunjung antara pedagang yang lokasinya di depan, tengah dan belakang sangat berbeda sekali. Pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung sebagai salah satu pasar tradisional di Kota Bandung saat ini belum ada perubahan yang begitu berarti dalam perubahan perubahan lokasi usaha. Tabel 1.4 menyajikan data jumlah pedagang pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung.

7 TABEL 1.4 KOMPOSISI JUMLAH PEDAGANG PASAR TRADISIONAL GEGER KALONG TENGAH BANDUNG Komoditi Jenis Komoditi Jumlah Pedagang Sayuran Bayam, selada, sawi, brokoli, 46 dan sebagainya Daging Ayam 15 Sapi 6 Sembako Beras, minyak kelapa, gula, dan 23 Buah-buahan sebagainya. Jeruk, apel, melon, semangka, mangga, dan sebagainya. 14 Peralatan Rumah Tangga Piring, gelas, sendok, mangkok, panci, kompor, wajan, ember, dan sebagainya Pakaian Baju, celana, kaos dalam, dan 4 sebagainya Assesoris Kalung, gelang, anting, dll. 3 Ikan Tawar 5 Laut 3 Asin 4 Makanan Ringan Kacang garing, snack chiki, dll. 15 Perhiasan Emas 2 Perak 1 Jumlah 143 Sumber: Dinas Pasar Kota Bandung Tahun 2007 Tabel 1.4 menjelaskan bahwa jumlah pedagang pasar tradisional Geger Kalong Tengah tahun 2007 sebanyak 143 pedagang, sedangkan pedagang yang paling banyak di pasar tradisonal Geger Kalong Tengah adalah pedagang sayuran sebanyak 46 pedagang, pedagang sayuran pasar tradisional Geger Kalong Tengah kebanyakan tidak menyadari dan kurang peduli terhadap kualitas barang yang mereka tawarkan kepada pembeli, sehingga kebanyakan pembeli lebih memilih untuk berbelanja di pasar modern karena semua produk yang di tawarkan semuanya memiliki kualitas yang sangat menarik dan higienis. 2

8 Perkembangan pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung tidak akan mengalami perubahan apabila pedagangnya tidak dapat merubah semua keinginan yang di harapkan oleh para pembeli, sehingga memungkinkan para pedagang akan banyak yang mengalami kerugian. Persaingan pedagang yang ada di pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung ini membuat konsumen memiliki kebebasan dalam memilih kios yang menyediakan barang kebutuhan sesuai dengan keinginan. Di lain pihak, pedagang harus mengambil langkah untuk menjaga konsumen yang sudah ada dan mencoba untuk mempengaruhi konsumen baru agar mau membeli barang kebutuhan dari kiosnya. Mengingat segala akibat yang akan terjadi pada pedagang pasar tradisional maka, setiap pedagang harus memikirkan lokasi tempat usaha mereka agar dapat menarik para pembeli untuk datang membeli dagangannya. Lokasi usaha yang dekat dengan pintu masuk akan memudahkan para pembeli dan juga dapat menarik perhatian mereka. Setiap pembeli pasti akan melewati pintu masuk pasar tradisional. untuk itu pedagang yang lokasinya dekat dengan pintu masuk pasar, mereka akan selalu ramai didatangi oleh pembelinya karena dengan dekatnya lokasi usaha dengan pintu masuk maka akan banyak pembeli yang mengetahui dan melihat barang-barang dagangan mereka. Begitu pun dengan pedagang yang lokasi usahanya berada di belakang pasar, mereka akan sepi di datangi oleh konsumennya. Persaingan yang semakin tinggi membuat margin keuntungan masing-masing kios yang ada di pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung semakin menurun.

9 Selain itu, para pedagang yang berada di luar area pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung sangat banyak sekali dan harga dagangannya pun di bawah pedagang pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung, sehingga membuat persaingan semakin tinggi. Biaya-biaya operasional dalam pengelolaan kios semakin tinggi dimana, biaya-biaya seperti kebersihan dan keamanan, listrik, gaji, dan sewa kios mengalami kenaikan. Lokasi usaha yang dapat dilihat dari tepi jalan mempunyai kelebihan dimana, kios pedagang dapat terlihat oleh para pembeli karena lokasinya yang sangat strategis. selain merupakan akses keluar masuknya pembeli juga akan menjadi daya tarik tersendiri oleh pejalan kaki yang melewati jalan raya. Pedagang pasar tradisional harus dapat bersaing dengan pedagang yang lainnya karena lokasi usaha yang berada didepan tentunya akan banyak sekali persaingannya dibandingkan dengan lokasi usaha yang berada dibelakang pasar. Tentunya pedagang harus lebih dapat menarik pembelinya dengan cara apapun agar dapat mempertahankan pembelinya. Lokasi strategis yang dimiliki oleh pasar tradisional Geger kalong Tengah Bandung haruslah di manfaatkan oleh pedagang karena lokasinya yang mudah dijangkau oleh para pembeli, juga dengan banyaknya kendaraan transportasi yang tersedia seperti becak dan ojek membuat pembeli merasa tenang dalam berbelanja tanpa memikirkan kendaraan transportasi yang akan mereka gunakan. Selain kendaraan transportasi yang banyak juga pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung berada di pinggir jalan yang dapat terlihat oleh para pejalan kaki. Bagi

10 pembeli yang membawa kendaraannya sendiri tidak perlu cemas memarkir kendaraannya karena sudah disediakan oleh pihak pengelola pasar, bahkan tempat parkir disediakan dapat menampung lebih banyak kendaraan. Menyadari hal tersebut pedagang pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung sebagai seorang wirausahawan harus terus berupaya untuk meningkatkan dan mempertahankan pembelinya dari tahun ke tahun. pedagang harus mempunyai jiwa kewirausahaan. TABEL 1.5 SIFAT PEDAGANG PASAR GEGER KALONG TENGAH BANDUNG BERDASARKAN JENIS KOMODITI Jenis Pedagang Sifat Pedagang Alasan Sayuran Selalu berpikir panjang Pedagang takut barang dagangannya tidak habis dalam satu hari Daging Berani mengambil resiko Pedagang selalu menyediakan barang dagangannya dalam jumlah yang sangat banyak Sembako Mampu memimpin Bawahannya dapat bekerja dengan baik bawahannya Buah-buahan Selalu berpikir panjang Pedagang takut barang dagangannya tidak habis dalam satu hari Peralatan Rumah Tangga Percaya diri Pedagang mempunyai keyakinan bahwa barang dagangannya akan laku Pakaian Percaya diri Pedagang mempunyai keyakinan bahwa barang dagangannya akan laku Assesoris Percaya diri Pedagang mempunyai keyakinan bahwa barang dagangannya akan laku Ikan Berani mengambil resiko Pedagang selalu menyediakan barang dagangannya dalam jumlah yang sangat banyak Makanan Ringan Selalu berpikr panjang Pedagang takut barang dagangannya tidak habis dalam satu hari Perhiasan Selalu berpikir panjang Pedagang takut barang dagangannya tidak habis dalam satu hari

11 Bedasarkan tabel di atas dapat di ketahui bahwa setiap pedagang mempunyai sifat yang berbeda berdasarkan jenis barang dagangannya. Walaupun demikian setiap pedagang mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing sesuai dengan sifatnya. percaya diri merupakan salah satu sikap yang paling utama yang harus dimiliki oleh setiap pedagang pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung karena pedagang yang tinggi percaya dirinya tidak akan mudah terpengaruh oleh pedagang yang lainnya. Pribadi pedagang yang percaya diri termasuk ke dalam pribadi independen yang sudah mencapai tingkat maturity atau kepribadiannya sudah dewasa. Oleh karena itu kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan, optimisme, individualitas, dan ketidaktergantungan terhadap pedagang yang lain.keberanian yang tinggi dalam mengambil resiko dan perhitungan yang matang serta diikuti dengan optimisme harus disesuaikan dengan kepercayaan diri karena, setiap pedagang yang ingin tinggi percaya dirinya harus mempunyai kemampuan dan kemandirian dalam membuka dan menjalani setiap usahanya. Pedagang yang berorientasi pada tugas dan hasil akan melahirkan suatu pandangan bahwa pedagang harus terlebih dahulu memikirkan prestasinya dalam berdagang baru kemudian memikirkan prestisenya. Karena untuk memulai suatu usaha diperlukan niat dan tekad yang kuat agar prestasi yang diharapkan oleh pedagang akan bertambah, sehingga usahanya semakin maju dan berkembang. Setiap usaha tidak akan pernah lepas dari segala resiko yang merugikan, oleh karena itu setiap pedagang harus mempunyai keberanian dalam mengambil segala

12 resiko dalam segala usahanya. Pedagang yang pernah mengalami kerugian akan mempunyai motivasi tersendiri dibandingkan dengan pedagang yang tidak pernah mengalami kerugian. karena usaha yang sukses adalah usaha yang di mulai dari bawah dimana, usaha tersebut banyak mengalami segala rintangan dan hambatan. Jiwa kepemimpinan sangat dibutuhkan sekali oleh pedagang pasar tradisional Geger Kalong Tengah agar pedagang dapat menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan atau lokasi tempat pedagang melakukan usaha, sehingga setiap pedagang yang satu dengan yang lainnya tidak saling mengikuti. Seorang wirausaha tentunya mempunyai sifat yang berbeda antar satu sama lainnya. Pedagang yang berjiwa pemimpin akan memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai. Karena itu, perbedaan bagi seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan merupakan sumber pembaharuan untuk menciptakan nilai yang lebih diantara pedagang yang lainnya.dimana pedagang tersebut selalu bergaul untuk mencari peluang, terbuka untuk menerima kritikan dan saran yang kemudian hari dijadikan peluang. Banyak hasil produk baik makanan dan minuman yang berbeda dan dipandang baru oleh konsumennya. Berorientasi pada masa depan harus dimiliki oleh setiap pedagang karena sebuah usaha bukan didirikan hanya untuk sementara, melainkan untuk selamanya. Sedangkan untuk mempertahankan pembelinya, seorang wirausaha dituntut untuk berkreativitas dalam pelaksanaan tugasnya sehingga menimbulkan suatu kemampuan dalam menciptakan suatu produk yang baru. Bagi kalangan pedagang, tingkat

13 kreativitas akan sangat menunjang sekali kemajuan perdagangannya karena seorang pembeli menginginkan adanya produk-produk komoditi yang baru. Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana Pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Lokasi Usaha Terhadap Volume Penjualan Pada Pedagang Pasar Tradisional Geger Kalong Tengah Bandung (Survei pada pedagang pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung). 1.2 Identifikasi Masalah Arah dan aksentuasi permasalahan yang telah diuraikan berkaitan dengan fenomena jiwa pedagang dalam berwirausaha, dan lokasi usaha pedagang pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung serta penurunan penjualan produk komoditi pedagang. Jumlah volume penjualan yang dialami oleh pedagang dari waktu ke waktu selalu mengalami naik turun, keadaan ini tentunya akan berpengaruh terhadap laba pedagang. Oleh karena itu peneliti melihat faktor-faktor apa yang menyebabkan naik turunnya volume penjualan. Semakin tingginya persaingan antar pasar tradisional mengakibatkan pasarpasar tradisional yang ada harus benar-benar tanggap. Jiwa kewirausahaan dan lokasi usaha terhadap volume penjualan sangat dibutuhkan sekali demi terciptanya peningkatan penjualan. Karena volume penjualan di pengaruhi oleh jiwa kewirausahaan dan lokasi usaha, sehingga jiwa kewirausahaan tertanam dalam

14 pedagang pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung sebagai tolak ukur keunggulan daya saing dan lokasi usaha merupakan strategi pedagang dalam mendapatkan pelanggannya karena dengan adanya lokasi usaha yang strategis akan meningkatkan volume penjualan yang diinginkan setiap pedagang. Melihat kondisi tersebut, maka masing-masing pasar tradisional itu berusaha untuk memperlihatkan kelebihannya. Peneliti hanya memilih dua faktor yang mempengaruhi volume penjualan, yaitu jiwa kewirausahaan dan lokasi usaha sebagai variabel bebas atau independent untuk diteliti. Hal ini disebabkan karena keterbatasan biaya, tenaga dan waktu dalam melakukan penelitian. Dalam rangka meningkatkan volume penjualan maka setiap pedagang pasar tradisional Geger kalong Tengah Bandung harus memiliki sikap dan perbuatan yang mencerminkan seorang wirausaha yang sukses dan memiliki lokasi usaha yang strategis dimana, lokasi tersebut berada didepan pasar yaitu tempat keluar masuknya pembeli ataupun pengunjung pasar. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan penelitian yang diuraikan di atas, maka penulis mengidentifikasikan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran jiwa kewirausahaan pedagang pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung. 2. Bagaimana gambaran lokasi usaha pedagang pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung.

15 3. Bagaimana gambaran volume penjualan pedagang pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung. 4. Seberapa besar pengaruh jiwa kewirausahaan dan lokasi usaha terhadap volume penjualan pada pedagang Pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan penelitian di atas maka dirumuskan beberapa tujuan penelitian untuk memperoleh hasil temuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui gambaran jiwa kewirausahaan meliputi percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, pengambilan resiko, kepemimpinan dan berorientasi pada masa depan pada pedagang pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung. 2. Untuk mengetahui Bagaimana gambaran lokasi usaha meliputi akses, vasibilitas, lalu lintas, tempat parkir, ekspansi, dan persaingan pada pedagang pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung. 3. Untuk mengetahui gambaran volume penjualan meliputi keuntungan penjualan, jumlah produk yang terjual, efektivitas penjualan, dan target penjualan pada pedagang pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung. 4. Untuk mengetahui Seberapa besar pengaruh jiwa kewirausahaan dan lokasi usaha terhadap volume penjualan pada pedagang Pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung.

16 1.5 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut : 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek teoritis (keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu kewirausahaan, khususnya pada bidang industri pasar tradisional, melalui pendekatan serta metode-metode yang digunakan terutama dalam upaya menggali jiwa kewirausahaan, lokasi usaha dan volume penjualan, sehingga diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi para akademisi dalam mengembangkan teori kewirausahaan, lokasi usaha dan volume penjualan khususnya. 2. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan dalam aspek praktis (guna laksana) yaitu untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi industri perdagangan dalam menerapkan jiwa kewirausahaan terhadap pedagang pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung 3. Hasil penelitian ini diharapkan juga sebagai informasi atau acuan dan sekaligus untuk memberikan rangsangan dalam melakukan penelitian selanjutnya tentang jiwa kewirausahaan dan lokasi usaha mengingat masih banyak faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat volume penjualan pedagang pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung itu sendiri yang belum terungkap dalam penelitian ini.