BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
III. KEGIATAN KERJA PRAKTEK

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTEK

BAB II LANDASAN TEORI. seorang tersebut Aryono Prihandito (1988) yang mengungkapkan Peta

Jurnal Geodesi Undip April 2014

BAB III PELAKSANAAN PEKERJAAN. Badan Pertanahan Nasional Kota Bandar Lampung : 1. Surat izin mahasiswa untuk melakukan Kerja Praktek dari Dekan

BAB I PENDAHULUAN. dalam data spasial (persil) maupun data tekstualnya. memiliki sebagian data digital (database) pertanahan namun kwalitasnya

II. LANDASAN TEORI. 2.1 Update. Merupakan suatu proses memperbaharui, memperbaiki, serta menambahkan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Pera ngkat Lunak. program aplikasi dengan baik adalah sebagai berikut:

3 MEMBUAT DATA SPASIAL

DIGITASI on screen Using Autodeskmap software.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

Instruksi Kerja Laboratorium Pedologi dan Sistem Informasi Sumberdaya Lahan INSTRUKSI KERJA. PROGRAM ArcGIS 9.3

BAHAN AJAR ON THE JOB TRAINING

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 1. Processor Pentium III 1 Ghz

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

Bab 8. Peran Karakteristik Sosio-Demografi di Daerah Terhadap Praktik Inisiasi Menyusu Dini dan Praktik ASI Eksklusif. Gambaran Lokasi Penelitian

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. aplikasi sistem informasi geografis ini adalah : a. Spesifikasi perangkat keras minimum : memori 64 MB.

Oleh: Faisal Achsan Asyari Dosen pembimbing: 1. Ir. Yuwono MT 2. Dr. Ir. M. Taufik

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

PANDUAN APLIKASI KKP PROSEDUR LAYANAN PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) a. Processor Intel Pentium 4. b. Hard Disk Drive 50 Gb

C. Prosedur Pelaksanaan

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB VI. Ringkasan Modul. Mengedit Data Vektor Membuat Setting Snap Menambah Feature Linier Menambahkan Feature Titik Menggunakan Koordinat Absolut

BAB IV BASIS DATA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI DAERAH PENELITIAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB II GAMBARAN PEMERINTAHAN KABUPATEN KENDAL Kondisi Geografis Kabupaten Kendal

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan sistem informasi ini adalah sebagai berikut : a. Processor Pentium III 1 Ghz

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

User Manual DIVIPOS Free Version 1.0 versi 1.0

Kata Kunci : Landreform, Pengukuran, Pemetaan

APLIKASI LAYANAN PERTANAHAN ONLINE

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

PANDUAN CARA MENGHITUNG LUAS INDONESIA DALAM SISTEM PROYEKSI UTM MENGGUNAKAN SOFTWARE ARCGIS 9.3

BAB IV. Ringkasan Modul:

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ARAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) DI KABUPATEN KENDAL

SeminarTugas akhir BEN PRAYOGO HILLMAN ( )

MEMBUAT PETA POTENSI LONGSOR DAN RAWAN BANJIR BANDANG MENGGUNAKAN ArcGIS 10.0

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. a. Surat permohonan kerja praktik dari Fakultas Teknik Universitas. lampung kepada CV.

BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Bab III Pembentukan Kadaster Tiga Dimensi (3D) untuk Kepentingan Pendaftaran Tanah Terhadap Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun (HMASRS)

DASAR-DASAR PENGETIKAN DAN EDITING Oleh Ade Sobandi Hendri Winata Rasto

BAB 3 KOREKSI KOORDINAT

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. a. Spesifikasi perangkat keras minimum: 3. Harddisk dengan kapasitas 4, 3 GB

MICROSOFT ACCESS. Tombol Office/menu Tittle bar Close.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. perangkat keras yang dibutuhkan sebagai berikut: a. Processor Intel Pentium 4 atau lebih tinggi;

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS & MANAJEMEN ASET

Pengenalan Hardware dan Software GIS. Spesifikasi Hardware ArcGIS

MODUL 2 REGISTER DAN DIGITASI PETA

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan aplikasi SIG ini dengan baik adalah sebagai berikut :

INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dua, yaitu perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software).

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Masukkan CD Program ke CDROM Buka CD Program melalui My Computer Double click file installer EpiInfo343.exe

Bab III Pelaksanaan Penelitian

Modul ArcInfo. Gambar 1 Tampilan cara mengaktifkan Arcinfo. ArcInfo merupakan salah satu perangkat lunak GIS yang telah banyak

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak. aplikasi dengan baik adalah sebagai berikut:

Perumusan Masalah Bagaimana kondisi perubahan tutupan lahan yang terjadi di daerah aliran sungai Ciliwung dengan cara membandingkan citra satelit

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi Pencatatan Penjualan Secara manual Pada Toko Buku Penuntun Palembang

MICROSOFT POWERPOINT. Pendahuluan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

MODUL MICROSOFT OFFICE POWERPOINT 2010 KKL STMIK AMIKOM PURWOKERTO

Membuat File Database & Tabel

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pengenalan Dasar ArcGIS 10.2 JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Membuat File Database & Tabel

5 BEKERJA DENGAN FEATURES

STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN PADA PELAKSANAAN LANDREFORM DI INDONESIA. Ali Pebriadi

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. program aplikasi dengan baik adalah : a. Processor Intel Pentium 1.66 GHz atau yang setara. b. Memori sebesar 512 MB

SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. dari Sistem Informasi Geografi(SIG) ini adalah sebagai berikut:

DIGITASI PETA RASTER. A. Digitasi Secara On Screen Digitizing MapInfo

PEMBUATAN MODEL SISTEM INFORMASI PROSEDUR DAN BIAYA PENDAFTARAN SERTIFIKAT TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB 4 DIGITASI. Akan muncul jendela Create New Shapefile

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. mempersiapkan kebutuhan system (baik hardware maupun software), persiapan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTEK INDERAJA TERAPAN

BAB III METODE PENELITIAN

ARCVIEW GIS 3.3. Gambar 1. Tampilan awal Arcview 3.3

3. Pilih A new existing map, klik ceckbox Do not show this dialog again dan akhiri dengan klik Button OK. Maka layar ArcMap akan terbuka.

KATA PENGANTAR. Ikatlah ilmu dengan menuliskannya.

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. Persiapan

MODUL VI MS POWERPOINT 2007

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Bab VI Digitasi. Tujuan pembelajaran dari bab ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1. Latar belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 TINJAUAN UMUM

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Ruang Lingkup Penelitian

Pengenalan Microsoft Excel 2007

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. terdapat pada bab sebelumnya dan juga evaluasi terhadap program tersebut.

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 56 TAHUN 2011

Sistem Basis data Spasial dengan Software GIS Nafizah PRAKTIKUM

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Pada pelaksanaan tugas akhir ini peralatan yang digunakan terdiri atas : a. Komputer / laptop minimum dengan spesifikasi sebagai berikut : 1. Sistem Operasi : Windows XP (SP2) (32 or 64 bit) 2. Processor : Intel Pentium 4 or AMD Athlon dual-core processor, 3 GHz or faster 3. Memory : 3 GB or more RAM 4. Disk Space : 5GB for installation 5. Graphics Card : 1,280 x 1,024 display with true color, 1,600 x 1,200 or greater recommended b. Software 1. Microsoft Office Word 2007 2. Microsoft Office Excel 2007 3. AutoCAD 3D 2009 4. AutoCAD 2004 5. Software KKP c. Printer Printer ini digunakan sebagai alat pencetakan hasil pengolahan data dan laporan tugas akhir. 3.1.2 Bahan Adapun bahan atau data - data yang digunakan dalam tugas akhir ini antara lain : a. Peta Administrasi Kabupaten Kendal b. Peta Bidang Tanah c. Data Tekstual d. Data Spasial e. Data GeoKKP 20

3.2 Deskripsi Daerah Penelitian 3.2.1 Kondisi Fisik Kabupaten Kendal Kabupaten Kendal merupakan satu dari 35 kabupaten/kota yang berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis Kabupaten Kendal terletak pada posisi 109 40 BT - 110 18 BT dan 6 32 LS - 7 24 LS dengan luas wilayah keseluruhan sekitar 1.002,23 atau 100.223 hektar, dengan ketinggian diatas permukaan laut berkisar antara 0 2.579 meter. Batas wilayah Kabupaten Kendal secara administratif dapat diuraikan sebagai berikut : Sebelah Utara : Laut Jawa Sebelah Timur : Kota Semarang Sebelah Selatan : Kabupaten Temanggung Sebelah Barat : Kabupaten Batang Kabupaten Kendal terbagi atas 20 Kecamatan, 265 Desa dan 20 Kelurahan. Tabel 3.1 Pembagian Kecamatan Kabupaten Kendal Plantungan Sukorejo Pageruyung Patean Singorojo Limbangan Boja Kaliwungu Kaliwungu Selatan Brangsong Pegandon Ngaampel Gemuh Ringinarum Weleri Rowosari Kangkung Cepiring Kota Kendal Patebon (www.kendalkab.go.id) Tabel 3.2 Banyaknya Kelurahan, Dukuh, RW, RT Kabupaten Kendal No Kecamatan Kel/Desa Dukuh RW RT 1 Plantungan 12 55 61 248 2 Sukorejo 18 79 82 440 3 Pageruyung 14 75 75 271 4 Patean 14 48 48 203 5 Singorojo 13 68 89 349 6 Limbangan 16 64 74 238 7 Boja 18 97 112 458 21

Lanjutan Tabel 3.2 8 Kaliwungu 9 33 68 288 9 Kaliwungu Selatan 8 60 60 254 10 Brangsong 12 44 76 255 11 Pegandon 12 47 58 211 12 Ngampel 12 44 55 221 13 Gemuh 16 50 78 314 14 Ringinarum 12 41 55 261 15 Weleri 16 48 199 421 16 Rowosari 16 72 84 347 17 Kangkung 15 45 60 334 18 Cepiring 15 40 53 323 19 Patebon 18 77 83 413 20 Kota Kendal 20 16 82 351 Jumlah 286 1.103 1.453 6.206 (BPS Kabupaten Kendal) Secara umum, wilayah Kabupaten Kendal terbagi menjadi 2 (dua) daerah dataran, yaitu daerah dataran rendah (pantai) dan daerah dataran tinggi (pegunungan). Wilayah Kabupaten Kendal bagian utara merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0-10 meter dpl, dengan suhu berkisar 27 C, yang meliputi Kecamatan Weleri, Rowosari, Kangkung, Cepiring, Gemuh, Ringinarum, Pegandon, Ngampel, Patebon, Kendal, Brangsong dan Kaliwungu. Wilayah Kabupaten Kendal bagian selatan merupakan daerah dataran tinggi yang terdiri atas tanah pegunungan dengan ketinggian antara 10-2.579 meter dpl, suhu berkisar 25 C, meliputi Kecamatan Plantungan, Pageruyung, Sukorejo, Patean, Boja, Limbangan, Singorojo dan Kaliwungu Selatan. 22

Tabel 3.3 Luas wilayah Kabupaten Kendal No Kecamatan Luas / Area ( ) Persentase (%) 1 Plantungan 48,82 4,87 2 Sukorejo 76,01 7,58 3 Pageruyung 51,43 5,13 4 Patean 92,94 9,27 5 Singorojo 119,32 11,91 6 Limbangan 71,72 7,16 7 Boja 64,09 6,39 8 Kaliwungu 47,73 4,76 9 Kaliwungu Selatan 65,19 6,50 10 Brangsong 34,54 3,45 11 Pegandon 31,12 3,11 12 Ngampel 33,88 3,38 13 Gemuh 38,17 3,81 14 Ringinarum 23,50 2,34 15 Weleri 30,28 3,02 16 Rowosari 32,64 3,26 17 Kangkung 38,98 3,89 18 Cepiring 30,08 3,00 19 Patebon 44,30 4,42 20 Kota Kendal 27,49 2,74 Jumlah 1002,23 100,00 (Kendal Dalam Angka 2012) 23

Tabel 3.4 Luas penggunaan tanah Kabupaten Kendal No Rincian Luas ( ) Presentase (%) 1 Tanah Sawah / Wet Land 259,16 25,86 2 Tanah Pekarangan / Home Compounds 152,37 15,20 3 Tanah Tegalan / Arable Upland 217,97 21,75 4 Tambak & Kolam / Brackish & Pond 32,36 3,23 5 Hutan / Forest 170,47 17,01 6 Perkebunan / Estates 78,64 7,85 7 Lain lain / Others 91,26 9,11 Jumlah 1002,23 100,00 (Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Kendal) Gambar 3.1 Peta Administrasi Kabupaten Kendal 24

3.2.2 Kepadatan Penduduk Kabupaten Kendal Penduduk merupakan salah satu aspek dasar dalam meningkatnya pembangunan, karena penduduk merupakan subyek dan obyek dari pembangunan. Besar kecilnya jumlah penduduk suatu daerah sangat dipengaruhi perkembangan dan pembangunan daerah tersebut. Dengan meningkatnya pembangunan suatu daerah maka meningkat pula kegiatan pendaftaran tanah. Jumlah penduduk Kabupaten Kendal tahun 2011 tercatat sebanyak 976.803 jiwa terdiri dari 483.523 (49,50 %) laki-laki dan 493.280(50,50 %) perempuan. Penduduk terbesar ada di Kecamatan Boja 71.417 jiwa atau 7,31 % dari total penduduk yang ada di Kabupaten Kendal. Sedangkan kecamatan yang jumlah penduduknya paling sedikit adalah Kecamatan Plantungan dengan jumlah penduduk 33.858 jiwa atau 3,47 % dari total penduduk di Kabupaten Kendal. Pertumbuhan penduduk pada tahun 2011 sebesar 0,74 %. Pertumbuhan penduduk terjadi di semua kecamatan di Kabupaten Kendal. Jumlah penduduk menurut kelompok umur terbanyak berada pada strata 10 14 tahun, dengan jumlah jiwa 88.155. Sedangkan jumlah penduduk terendah berada pada strata 75 tahun ke atas berjumlah 18.044 jiwa. Dilihat dari piramida penduduk Kabupaten Kendal maka kelompok umur usia produktif lebih besar jika dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif. Persebaran penduduk yang tidak merata mengakibatkan beberapa kecamatan mengalami kepadatan penduduk yang cukup tinggi seperti Kecamatan Weleri dan Kota Kendal. Pada kedua kecamatan tersebut kepadatan penduduk mencapai 2.060 dan 2.056 jiwa setiap kilometer persegi ( ). 25

Tabel 3.5 Jumlah Penduduk Kabupaten Kendal Tahun 2009-2011 No Kecamatan 2009 2010 2011 1 Plantungan 33.803 33.824 33.858 2 Sukorejo 57.613 57.941 58.595 3 Pageruyung 35.218 35.609 36.002 4 Patean 49.673 51.414 51.612 5 Singorojo 49.768 50.306 51.070 6 Limbangan 34.339 34.546 34.668 7 Boja 68.347 71.338 71.417 8 Kaliwungu 53.829 54.092 54.897 9 Kaliwungu Selatan 48.111 46.042 46.287 10 Brangsong 46.962 47.594 48.086 11 Pegandon 37.365 37.715 38.054 12 Ngampel 35.220 35.331 35.371 13 Gemuh 49.570 50.096 50.482 14 Ringinarum 37.335 37.938 38.359 15 Weleri 61.170 61.837 62.408 16 Rowosari 50.184 50.802 51.137 17 Kangkung 48.396 48.648 48.975 18 Cepiring 51.070 51.152 51.258 19 Patebon 60.938 57.602 57.746 20 Kota Kendal 55.651 55.800 56.521 Jumlah 964.568 969.627 976.803 (BPS Kabupaten Kendal) 26

3.2.3 Data Sertipikat Setiap Kecamatan Berikut adalah sajian data sertipikat tiap kecamatan : Tabel 3.6 Data buku sertipikat tiap kecamatan No. Kecamatan HM HGB HPakai Wakaf Jumlah (Bidang) 1 Plantungan 4040 12 45 14 4111 2 Sukorejo 11644 200 77 44 11965 3 Pageruyung 3999 16 77 27 4119 4 Patean 6648 20 56 22 6746 5 Singorojo 6975 14 73 29 7091 6 Limbangan 7785 31 99 25 7940 7 Boja 16032 1542 96 58 17728 8 Kaliwungu 14986 904 70 62 16022 9 Kaliwungu Selatan 7040 2495 54 28 9617 10 Brangsong 12427 412 68 42 12949 11 Pegandon 7778 96 130 49 8053 12 Ngampel 13275 12 129 62 13478 13 Gemuh 16782 105 408 40 17335 14 Ringinarum 12791 15 113 59 12975 15 Weleri 18860 796 789 64 20509 16 Rowosari 13057 26 124 50 13257 17 Kangkung 10692 67 94 37 10890 18 Cepiring 9690 416 141 44 10291 19 Patebon 15401 883 217 89 16591 20 Kota Kendal 21094 682 540 96 22416 Jumlah 230.996 8.742 3400 945 244.083 Persentase 56,78 % 2,15 % 0,84 % 0,23 % 60 % Catatan : Jumalah tanah yang belum tersertipikat masih ± 40% Jumlah. = ± 406.805 (100%) 27

3.3 Metode Pelaksanaan Penelitian 3.3.1 Analisis Permasalahan Salah satu permasalahan yang dihadapi Kantor Pertanahan dalam penerbitan sertipikat adalah keakuratan data pendaftaran tanah. Faktor keakuratan data sangat berpengaruh dalam menunjang kinerja Kantor Pertanahan, mulai dari data pemohon hingga peta pendaftaran tanah. Dengan adanya data yang akurat maka dapat meminimalisir permasalah atau sengketa pertanahan. Untuk menyikapi hal ini, Badan Pertanahan Nasional melakukan terobosan dengan membuat sistem yang dinamakan GeoKKP. Sistem ini diharapkan dapat meminimalisir kesalahan kesalah yang terjadi di bidang pertanahan. Dalam kasus ini penulis ingin mengetahui seberapa besar pengaruh sistem GeoKKP dalam menunjang kinerja Kantor Pertanahan dengan cara mengkaji proses atau tahapan penerbitan sertipikat sebelum adanya GeoKKP dengan sesudah adanya GeoKKP. Langkah langkah penelitian dapat dilihat pada diagram alir metodologi penelitian dihalaman selanjutnya (29). 28

Mulai Persiapan Pengumpulan Data dan Studi Literatur Data Tekstual Data Spasial Pembangunan Basis Data Pertanahan Tahapan Penerbitan Sertipikat Setelah adanya GeoKKP Tahapan Penerbitan Sertipikat Sebelum adanya GeoKKP Analisis Data Kualitatif Kendala yang dihadapi Penerbitan Sertipikat menggunakan GeoKKP Kesimpulan Selesai Gambar 3.2 Diagram Alir Metodologi Pelaksanaan Penelitian 29

3.3.2 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitis. deskriptif dalam arti bahwa dalam penelitian penulis bermaksud untuk menggambarkan dan melaporkan secara rinci, sistematis dan menyeluruh mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan tahapan penerbitan sertipikat melalui sistem GeoKKP dalam upaya meningkatkan kualitas data pendaftaran tanah. Sedangkan analitis adalah mengandung makna mengelompokkan, menghubungkan data-data yang diperoleh baik dari segi teori maupun dari segi praktik yang kemudian akan dianalisis guna memperoleh gambaran yang utuh dan menyeluruh tentang masalah-masalah yang diteliti. Jadi penelitian deskriptif analitis adalah suatu metode penelitian untuk memperoleh gambaran mengenai keadaan, dengan cara memaparkan data yang diperoleh sebagaimana adanya, yang kemudian dianalisis dan menyusun beberapa kesimpulan. 3.3.3 Jenis Data Adapun jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. 1. Data Primer Pengambilan data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya melalui teknik wawancara langsung kepada obyek obyek yang erat hubungannya dengan penelitian ini, meliputi : - Proses atau tahapan penerbitan sertipikat sebelum adanya GeoKKP. - Proses atau tahapan penerbitan sertipikat setelah adanya GeoKKP. 2. Data Sekunder Pengambilan data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi kepustakaan yang dilakukan dengan cara mempelajari sumber sumber bacaan yang berhubungan dengan penelitian, meliputi : - Data Tekstual pendaftaran tanah - Data Spasial pendaftaran tanah - Data GeoKKP - Data Administrasi Wilayah 30

3.3.4 Teknik Pengumpulan Data Sesuai data yang dipergunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder, maka penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data kualitatif,metode pengumpulan datanya adalah : 1. Dokumentasi Merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen yang didapat adalah dokumen dari Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal berupa SPOPP penerbitan sertipikat sebelum dan sesudah adanya GeoKKP dan data spasial dan tekstual pendaftaran tanah. 2. Pengamatan Pengamatan dalam istilah sederhana adalah proses peneliti dalam melihat suatu penelitian. Yaitu pengamatan langsung bagaimana proses pendaftaran tanah yang terjadi di Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal. 3. Wawancara Wawancara yaitu tanya jawab langsung dengan pejabat Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal untuk mengetahui apa saja kendala kendala yang ada dalam menerapkan sistem GeoKKP 4. Studi Pustaka Yaitu mengumpulkan dan membaca peraturan peraturan yang berkaitan dengan pendaftaran tanah. - PP No. 24 Tahun 1997 - PMNA/Ka. BPN No. 3 Tahun 1997 - KepRes No. 34 Tahun 2003 - PerPres No. 10 Tahun 2006 - Peraturan Ka. BPN No. 1 Tahun 2010 31

3.3.5 Teknik Analisa Data Analisis data kualitatif adalah proses kegiatan yang meliputi mencatat, mengorganisirkan, mengelompokkan dan mensintesiskan data, selanjutnya memakai setiap kategori data, mencari dan menemukan pola, hubungan hubungan dan memaparkan temuan temuan dalam bentuk deskripsi naratif, bagan, maupun gambar gambar yang bisa dimengerti dan dipahami oleh orang lain. Langkah langkah yang dilakukan dalam tahapan kegiatan analisis data adalah : 1. Data yang telah terkumpul dipisahkan kemudian diklasifikasikan menjadi data kualitatif yang digambarkan dengan kata kata dan kalimat kalimat dipisahkan menurut sifat dan jenisnya. 2. Selanjutnya data yang telah didapat yaitu data SPOPP sebelum dan sesudah adanya GeoKKP dikaji atau dianalisis. 3. Untuk mengetahui kendala kendala yang dihadapi dalam penerbitan sertipikat menggunakan sistem GeoKKP dilakukan pengamatan langsung di lapangan dan wawancara petugas kantor pertanahan. 3.4 Pembangunan Basis Data & Pemanfaatan Aplikasi GeoKKP Pembangunan basis data pertanahan dilakukan terhadap dokumen hasil kegiatan pendaftaran tanah sejak pendaftaran tanah tersebut diselenggarakan, sehingga terbentuk basis data pertanahan yang terintegrasi tekstual maupun spasialnya. Pembangunan basis data pertanahan dilakukan dengan tahapantahapan sebagai berikut : 3.4.1 Inventarisasi Buku Tanah, GSSU dan Peta Pendaftaran Pada tahapan ini, Kantor Pertanahan melakukan pengumpulan data buku tanah, GSSU dan peta pendaftaran baik secara fisik maupun digital. Dari kegiatan ini dihasilkan jumlah, tipe dan nomor HAT buku tanah setiap desa/kelurahan yang menjadi satuan tata usaha pendaftaran tanah, jumlah, tipe dan nomor GSSU setiap desa/kelurahan/tahun serta jumlah peta pendaftaran dan cakupan wilayahnya. 32

Hasil inventarisasi ini menjadi acuan dalam pelaksanaan pembangunan basis data pertanahan, baik secara kuantitas maupun kualitas. 3.4.2 Entri Buku Tanah, GSSU Tekstual dan Digitalisasi GSSU Spasial Pada tahapan ini, dilakukan pemasukan data buku tanah dan surat ukur tekstual ke dalam basis data Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP) melalui Aplikasi KKP. Hal ini dilakukan terhadap seluruh buku tanah dan GSSU hasil inventarisasi. Dalam proses ini juga dilakukan scanning dan digitasi GSSU Spasial menggunakan Aplikasi GeoKKP. 3.4.3 Digitalisasi Peta Pendaftaran Pada tahapan ini, dilakukan scanning dan digitasi peta pendaftaran tanah. Scanning dilakukan menggunakan scanner dengan ketelitian fotogrametri. Digitasi dilakukan menggunakan perangkat lunak AutoCAD Map 3D, sesuai standar data spasial yang berlaku di lingkungan BPN RI. 3.4.4 Validasi Buku Tanah, GSSU Tekstual dan editing GSSU Spasial Tahapan ini merupakan pengendalian atas kualitas entri buku tanah dan surat ukur tekstual serta geometri bidang tanah hasil digitasi GSSU Spasial. Dilakukan dengan membandingkan data dan informasi buku tanah fisik serta GSSU tekstual fisik dan Buku Tanah digital serta GSSU Tekstual digital hasil entri. Pada tahapan ini juga dilakukan penyuntingan jika diperlukan dan pemeriksaan keterhubungan antara Buku Tanah dan GSSU Tekstual baik fisik maupun digital. Penyuntingan geometri bidang tanah atas GSSU Spasial dilakukan dengan membandingkan panjangan dan luasan GSSU Spasial hasil digitasi terhadap GSSU spasial fisik. Beda panjangan dan luasannya harus tidak lebih dari 5%. 3.4.5 Standarisasi, Overlay dan Validasi Peta Pendaftaran Tahapan ini merupakan proses penyesuaian peta pendaftaran hasil digitasi dan peta pendaftaran digital terhadap standar yang berlaku di lingkungan BPN RI. Penyesuaian terhadap standar dilakukan terhadap kesesuaian proyeksi dan sistem koordinat, kesesuaian layer, entitas dan anotasi, kesesuaian satuan gambar/wilayah serta kesesuaian struktur data spasial/topologi. Pada tahapan ini juga dilakukan overlay seluruh peta pendaftaran, edge matching serta pembagian 33

satuan wilayahnya berdasar batas wialayah kelurahan/desa. Sebagai validasi dilakukan juga kontrol kualitas atas peta pendaftaran digital yang dihasilkan. Standarisasi dilakukan terhadap Peta Pendaftaran dalam bentuk file format.dwg. Standarisasi dilakukan terhadap : a. Sistem Proyeksi dan Koordinat Sistem proyeksi yang digunakan adalah Transverse Mercator 3 (TM-3 ) dengan karakteristik sebagai berikut : - Meridian sentral zone TM-3 terletak 1,5 derajat di timur dan barat meridian sentral zone UTM yang bersangkutan - Besaran faktor skala di meridian sentral yang digunakan dalam Zone TM- 3 adalah 0,9999 - Titik nol semu yang digunakan mempunyai koordinat (X) = 200.000 m barat dan (Y) = 1.500.000 m selatan. - Model matematik bumi sebagai bidang referensi adalah spheroid pada datum WGS-1984 dengan parameter a = 6.378.137 meter dan f = 1 / 298,25722357. Tahap pertama dalam standarisasi adalah penyesuaian sistem proyeksi dan koordinat yang digunakan yaitu TM-3. Untuk melakukan pemeriksaan terhadap sistem koordinat yang digunakan sesuai langkah berikut : - Aktifkan AutoCAD Map 3D 2009. Kemudian buka file yang akan diproses standarisasi. - Tekan menu standarisasi > Menu TM3 > Gambar Lembar sehingga tampil dalam command line : Klik sebuah titik : (klik pada bagian kiri bawah gambar) Klik Titik Lain Yang Berseberangan : (klik pada bagian kanan atas gambar) Masukkan Skala [10000/2500/1000/500/250]: (isikan skala gambar misal : 2500) - Jika tergambar kotak dan tampil nomor lembar sesuai lembar TM-3, maka gambar tersebut sudah terletak dalam sistem proyeksi dan koordinat TM-3. Jika hasilnya nil, maka gambar tersebut tidak terletak dalam sistem proyeksi dan koordinat TM-3. 34

Untuk mengubah sistem proyeksi dan koordinat peta pendaftaran menjadi sistem proyeksi dan koordinat TM-3 yang sebenarnya, dilakukan transformasi koordinat dengan tahapan sebagai berikut : - Siapkan Titik Dasar Teknik beserta koordinatnya dalam sistem proyeksi dan koordinat TM-3. - Tentukan Titik Dasar Teknik dalam peta pendaftaran. Dari menu Pemetaan > Gambar Titik Dasar Teknik > Orde 4 (atau pilih yang sesuai), sehingga tampil dalam command line : Masukkan Identitas Titik : (isikan nomor titik dasar teknik misal : 11.22.333) Masukkan Koordinat : (Klik pada gambar letak titik dasar teknik) - Lakukan transformasi koordinat dengan menekan menu Map > Tools > Transform, sehingga tampil dalam command line : [Select/Layer]<Layer>: (isikan S untuk memilih objek) Select objects: (isikan ALL untuk memilih seluruh objek) Select objects: (tekan ENTER) First source point: (klik pada titik tengah titik dasar teknik) First destination point: (isikan koordinat titik dasar teknik dalam format X,Y) Second source point: (klik pada titik tengah titik dasar teknik) Second destination point: (isikan koordinat titik dasar teknik dalam format X,Y) - Lakukan pemeriksaan sistem proyeksi dan koordinat TM-3 dengan menggambar lembar dan kotaknya melalui menu Standarisasi > Menu TM3 > Gambar Lembar. 35

b. Penamaan Layer, Tipe entitas dan Anotasi Pada tahapan ini dilakukan standarisasi layer, tipe entitas dan anotasi bidang tanah sehingga sesuai dengan ketentuan dalam standar dxf BPN RI. Yang perlu diperhatikan adalah layer sebagai berikut : Tabel 3.7 Penamaan layer, tipe entitas dan anotasi No Nama Layer Deskripsi Entitas 1 010500 Batas Kelurahan Polyline 2 020100 Batas Persil Polyline 3 030100 Batas Sungai Polyline 4 040100 Batas Jalan Polyline 5 080105 Nama Desa Text 6 080301 Nama Sungai Text 7 080401 Nama Jalan Text 8 080201 NIB Text 9 080202 Nomor SU Text 10 080203 Nomor Hak Text Dalam kegiatan pembangunan basis data spasial, akan banyak ditemui entitas yang tidak sesuai dengan layer maupun tipe entitas standarnya, sehingga diperlukan pemilihan entitas dimaksud untuk dilakukan penyesuaian. Penyesuaian atas entitas terpilih dapat berupa pemecahan entitas, pemindahan layer, perubahan tipe entitas, warna dan lain-lain. Untuk menyesuaikan entitas dengan standarnya, telah disiapkan tool pemilihan entitas berdasarkan nama layer, warna entitas, nama blok entitas, tipe objek entitas, content teks tertentu atau kombinasinya, dengan penggunaan sebagai berikut : - Buka file peta pendaftaran yang akan dilakukan proses penyesuaian standarnya. - Isikan perintah ssd pada command line sehingga tampil kotak dialog Pilih Objek. 36

Pemilihan Berdasar Layer Pemilihan Berdasar Warna Pemilihan Berdasar Blok Pemilihan Berdasar Tipe Entitas Pemilihan Entitas Text Content Tertentu Samping Karakteristik Memilih entitas di seluruh area Memilih entitas di seluruh area gambar tertentu - Tekan tombol Petik, kemudian pilih entitas yang akan dipindahkan ke layer standar. Sehingga akan tertandai kriteria dasar pemilihan entitas. Memilih entitas pada Layer persil Memilih entitas dengan warna by Layer Memilih entitas dengan tipe objek Polyline - Tekan tombol Select untuk melakukan pemilihan entitas di seluruh area gambar, sehingga terpilih entitas yang sesuai dengan kriteria pemilihan. - Untuk memindahkan entitas ke layer standarnya telah disiapkan toolbar Standarisasi. 37

Misalnya pada contoh entitas terpilih adalah garis batas bidang tanah, maka untuk memindahkan entitas tersebut ke layer standarnya, tekan tombol (Jadikan Batas Bidang) atau dari Menu Standarisasi > Jadikan Objek Linier > Unsur Kadastral > Batas Bidang. c. Struktur Data Spasial Struktur data spasial yang dipakai adalah data spasial dengan topologi. Topologi didefinisikan sebagai aturan geometri dalam suatu ruang yang menjamin integritas data spasial. Tidak semua entitas pada peta digital memiliki topologi, tetapi semua entitas adalah bagian dari topologi. Sebagai contoh, teks NIB yang tersimpan pada layer NIB tidak mempunyai topologi tetapi digunakan sebagai centroid pada topologi persil. Beberapa tipe entity yang dipakai sebagai element topologi antara adalah titik, garis/polyline, luasan/area dan teks. Jadikan Batas Bidang Tanah Jadikan Batas Jalan Jadikan Batas Perairan Jadikan Teks NIB Jadikan Nama Jalan Jadikan Nama Sungai Jadikan Teks Nomor Jadikan Teks GS / SU Jadikan Teks Bebas Pada tahapan ini dilakukan pembangunan Topologi Bidang Tanah berdasarkan NIB sebagai Centroid, Nomor GS/SU sebagai Centroid dan Nomor Hak sebagai Centroid. Peta pendaftaran hasil tahapan 1 sampai dengan 4 sering kali masih mengandung kesalahan sehingga belum siap untuk dibangun topologinya. Beberapa kesalahan yang sering terjadi antara lain: 1. Duplikasi objek. Setiap objek dalam satu layer tidak boleh kongruen (sama dan sebangun) pada posisi yang sama. 2. Segment yang sangat pendek. Segmen yang sangat pendek sering kali menimbulkan tampilan yang kurang indah (jagged/bergerigi). Dengan pertimbangan tertentu, segmen ini sebaiknya dihilangkan. 3. Objek grafik yang berupa garis/polyline, luasan/area selalu memiliki node dan vertek pada suatu layer yang sama, setiap garis yang bersilangan harus berpotongan pada satu vertek. 38

4. Tidak ada dangling lines. Dangling lines adalah suatu kondisi dimana sebuah garis tidak kontinyu. Ketidakkontinyuan tersebut bisa disebabkan oleh overshoot atau undershoot. 5. Beberapa centroid dalam satu luasan / area. Setiap poligon harus memiliki satu satu centroid pada layer yang sama, tidak boleh lebih. Centroid tersebut bisa berupa titik (label) ataupun teks (anotasi). Pada kondisi tertentu, misalnya centroid persil yang berupa teks NIB, teks tersebut harus unik. Namun adakalanya teks tersebut tidak unik seperti teks yang menjelaskan penggunaan lahan, karena penggunaan lahan bisa saja sama untuk beberapa luasan/area. 6. Node clustering. Jarak antar setiap node dalam suatu peta digital harus harus dibatasi dengan toleransi tertentu. Beberapa node yang berdekatan melebihi tolerasi disebut dengan cluster. 7. Pseudo Node. Pesudo node adalah node yang menghubungkan dua garis atau polyline. 8. Sliver Polygon. Sliver poligon adalah poligon yang memanjang dengan luas yang sangat kecil. 9. Kesederhanaan bentuk. Objek objek yang terlalu rumit sebaiknya disederhanakan dengan tetap memperhatikan tingkat keakurasian informasi yang akan ditampilkan. Objek garis yang terlalu rumit seringkali menimbulkan ukuran data menjadi besar dan proses refreshing gambar di komputer menjadi lambat. Untuk melakukan pembangunan topologi, dilakukan 2 (dua) tahapan, yaitu : 1. Clean Up, yaitu melakukan proses pembersihan entitas yang salah dan penandaan entitas yang salah jika memerlukan penanganan perbaikan oleh pengguna. 2. Pembangunan Topologi, yaitu pembuatan Topologi bidang tanah dengan NIB, Nomor GSSU dan Nomor Hak sebagai centroid. Untuk melakukan proses Clean Up file peta pendaftaran dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : 39

1. Buka File peta pendaftaran yang akan dilakukan proses Clean Up. Untuk proses Clean Up dan topologi telah disiapkan toolbar TOOL seperti berikut : Tombol Buat Topologi Bidang Seleksi Tomnol Buat Topologi Bidang Tombol Clean Batas Hidrologi Tombol Clean Batas Jalan Tombol Clean Batas Bidang 2. Untuk melakukan proses Clean Up Batas Bidang Tanah, tekan tombol Clean Batas Bidang, atau dari menu Standarisasi > Clean Up... > Unsur Kadastral > Batas Bidang. Sehingga tampil kotak dialog Clean Report. Tekan tombol ReClean hingga jumlah kesalahannya konstan. Jumlah Kesalahan Jenis Kesalahan yang ditemukan Tombol ReClean 3. Jika tampil kotak dialog Clean Report seperti dibawah ini, simpan terlebih dahulu file peta pendaftaran, kemudian restart AutoCAD 3D Map 2009. Buka kembali fila peta pendaftaran yang telah tersimpan tersebut, kemudian lakukan kembali proses Clean Up hingga tercapai jumlah kesalahan yang konstan. Jumlah Kesalahan Sudah 0 3.4.6 Pemetaan Bidang Tanah Pada tahapan ini dilakukan pemetaan indeks grafis (Graphical Index Mapping/GIM) atas GSSU Spasial digital ke dalam Peta Pendaftaran digital. GIM dapat dilakukan melalui metode tetangga terdekat (nearest neighborhood) dan atau identifikasi lapangan. Berikut adalah penggambaran bidang tanah yang telah diukur langsung dilapangan : 40

1. Aktifkan AutoCAD Map 3D 2009 2. Gambar bidang tanah yang telah diukur dan dipetakan di dalam surat ukur oleh petugas ukur 3. Buat topologi bidang 4. Setelah tergambar lakukan Clean Up Batas Bidang Tanah untuk menghilangkan kesalahan, tekan tombol Clean Batas Bidang, ->clean batas bidang 5. Jika sudah 0 kemudian di simpan, lalu close 6. Kemudian ploting peta -> Open bidang tanah yang sudah digambar -> Salin - > Sukses Save Ploting Peta Info Berkas Selesai Tutup 6. Bidang tanah sudah masuk dalam data base 3.4.7 Impor GSSU Spasial dan Bidang Tanah Pada tahapan ini dilakukan impor GSSU Spasial digital dan Peta Pendaftaran digital ke dalam basis data GeoKKP. Hasil kegiatan ini adalah keterhubungan antara GSSU Spasial dan Peta Pendaftaran dengan Buku Tanah dan GSSU tekstual, sehingga didapatkan basis data pertanahan yang terintegrasi baik tekstual maupun spasial dalam satu Sistem Informasi dan Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS). 41

Impor bidang tanah dilakukan terhadap peta pendaftaran yang telah dilakukan validasi peta pendaftaran. Sebelum melakukan impor peta pendaftaran, dilakukan cek link terlebih dahulu. Untuk melakukan cek link terhadap file peta pendaftaran dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Aktifkan AutoCAD Map 3D 2009. Login ke dalam aplikasi GeoKKP dengan mengisikan username dan password pada kotak Otentifikasi Petugas. Sehingga tampil layar utama Aplikasi GeoKKP seperti berikut : Task Pane BPN Pane 2. Buka file peta pendaftaran yang telah dilakukan validasi. 3. Isikan perintah ceklink pada command prompt sehingga tampil di layar autocad seperti berikut. 42

4. Pada layar AutoCAD ditampilkan status link bidang tanah pada peta pendaftaran dengan data tekstual yang tersimpan dalam basis data KKP. 5. Untuk menghapus pewarnaan dan mengakhiri status ceklink, isikan perintah ctm pada command prompt. Untuk melakukan Impor bidang tanah atas peta pendaftaran yang telah dilakukan ceklink dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Tutup file peta pendaftaran sehingga kembali ke layar kosong AutoCAD. 2. Buat file baru di AutoCAD dari menu File > New... kemudian pilih acad.dwt sebagai template. Kemudian tekan tombol Open. 3. Tampilkan menu BPN Map Pane dengan menekan menu Pemetaan > Tampilkan BPNMap Pane seperti berikut. 43

4. Tekan Tab Import Peta untuk menampilkan menu impor peta. Menu Pilih Kecamatan Menu Pilih Desa / Kelurahan Menu Pilih Zone TM-3 Tab Import Peta Menu Pilih entitas yang akan di impor Menu Pilih Direktori Menu Mulai Proses Impor Menu Pilih File dwg 5. Dari menu Import Peta, pilih Kecamatan, Desa/Kelurahan, Zone TM-3, Feature/entitas yang akan diimpor ke dalam basis data. 6. Tekan tombol Load DWG untuk memilih file peta pendaftaran yang akan diimpor. 44

Pilih file peta pendaftaran kemudian tekan tombol Open. Sehingga tampil file peta pendaftaran di layar autocad. 7. Tekan tombol Import untuk memulai proses impor Bidang Tanah. Jika proses impor berhasil, ditandai dengan tampilnya kotak dialog seperti berikut. 8. Tekan tombol OK untuk menutup kotak Perhatian. 3.4.8 Editing Basis Data KKP Pada tahapan ini dilakukan editing terhadap basis data hasil impor bidang tanah. Editing dilakukan terhadap data tekstual maupun data spasial, dengan membandingkan data digital dengan dokumen fisiknya. Editing basis data spasial adalah penyuntingan/pengubahan basis data GeoKKP atas bidang tanah sehingga sesuai dengan dokumen fisik peta pendaftaran dan standar yang telah ditetapkan oleh BPN RI. Editing basis data meliputi : 1. Editing Anotasi Bidang Tanah Editing anotasi bidang tanah dilakukan terhadap anotasi bidang tanah yang tidak standar atau tidak sesuai dengan dokumen fisik atau penambahan terhadap bidang tanah yang belum lengkap anotasinya. Editing anotasi bidang tanah dilakaksanakan sebagai berikut : 45

a. Aktifkan AutoCAD Map 3D 2009. Pada kotak Otentifikasi Petugas, isikan username dan password petugas pemetaan. b. Lakukan prosedur Load Peta atas bidang tanah yang akan dilakukan editing. c. Tutup BPN Map Pane kemudian tampilkan BPN Pane dari menu Pemetaan > Tampilkan BPN Pane. d. Klik Tab Edit Feature untuk menampilkan menu Edit Feature, kemudian aktifkan mode Edit Data dengan menekan tanda panah di bagian kanan atas. e. Pilih bidang tanah yang akan diubah anotasinya. f. Klik tombol Update Feature ( ) untuk menampilkan kotak Link Bidang Tanah Tekstual. g. Ubah pada anotasi yang salah dan tidak sesuai standar. h. Tekan tombol update feature untuk menyimpan perubahan. 46

2. Editing Geometri Bidang Tanah Editing geomteri bidang tanah dilakukan terhadap bidang tanah yang salah ukuran, bentuk maupun letaknya. Editing geomteri bidang tanah dilakukan dengan langkah sebagai berikut : a. Load Peta atas bidang tanah yang akan dilakukan editing geometri. b. Gambarkan bidang tanah yang sudah benar baik ukuran, bentuk maupun letaknya atas bidang tanah yang akan dilakukan editing. Penggambaran ini dapat dilakukan di layer LBLAI (layer bebas) dan merupakan polyline tertutup. Bidang Tanah Yang akan diedit Bidang Tanah yang sudah benar, baik ukuran, bentuk dan letaknya c. Pilih bidang tanah yang akan dilakukan editing geometri. d. Klik kanan pada bidang tanah terpilih kemudian pilih Check-out Feature. 47

Jika bidang tanah sudah dalam mode check-out maka grip bidang tanah akan tampil. e. Klik kanan lagi pada bidang tanah terpilih kemudian pilih update feature from geometri. f. Pilih bidang tanah yang sudah benar baik ukuran, bentuk maupun letaknya. g. Tekan <Enter> sehingga pada layer AutoCAD Map tampil seperti berikut : Erase the selected object after operating [Yes/No]<Yes>: Isikan Y kemudian tekan <Enter>. 48

h. Pilih bidang tanah yang sudah benar, kemudian klik kanan dan pilih Check In feature. 3. Insert Bidang Tanah Tunggal Insert bidang tanah tunggal digunakan untuk memasukkan satu bidang tanah ke dalam basis data GeoKKP. a. Lakukan prosedur Load Peta untuk Desa/Kelurahan letak bidang tanah yang akan dimasukkan ke dalam basis data GeoKKP. b. Tutup BPNMap Pane kemudian tampilkan BPN Pane dari menu Pemetaan > Tampilkan BPN Pane. c. Klik Tab Edit Feature untuk menampilkan menu Edit Feature, kemudian aktifkan mode Edit Data dengan menekan tanda panah di bagian kanan atas. d. Gambar bidang tanah menggunakan tool penggambaran bidang tanah. Lengkapi anotasinya, baik Nomor Hak, Nomor Surat Ukur maupun NIB. e. Lakukan proses Clean Up dan pembuatan Topologi Bidang Tanah. 49

f. Tekan tombol Tentukan Titik Di Dalam Bidang ( ), kemudian klik area di dalam bidang tanah yang akan di insert, sehingga tampil kotak Link Bidang Tanah Tekstual. g. Tekan tombol Insert Feature untuk menyimpan bidang tanah ke dalam basis data GeoKKP. 4. Hapus Bidang Tanah Tunggal Hapus bidang tanah tunggal digunakan untuk menghapus satu bidang tanah dari basis data GeoKKP. 50

a. Load Peta atas Desa/Kelurahan letak bidang tanah yang akan dihapus. b. Pilih bidang tanah yang akan dihapus. c. Klik kanan pada bidang tanah terpilih kemudian pilih Check-out Feature. Jika bidang tanah sudah dalam mode check-out maka grip bidang tanah akan tampil. d. Tekan tombol Erase pada perintah standar AutoCAD Map, sehingga bidang tanah hilang dari layar AutoCAD Map. e. Tampilkan Task Pane dari menu Pemetaan > Tampilkan Task Pane. f. Klik Kanan pada layer Batas Bidang Tanah, kemudian Pilih Check In Feature. 51

3.4.9 Validasi Basis Data Spasial Pada tahapan ini dilakukan validasi terhadap basis data hasil impor bidang tanah. Validasi dilakukan dengan menyesuaikan dokumen fisik terhadap basis data spasial yang terintegrasi. INVENTARISASI BUKU TANAH, GSSU DAN PETA PENDAFTARAN ENTRI BUKU TANAH ENTRI GSSU TEKSTUAL DIGITALISASI GSSU SPASIAL DIGITALISASI PETA PENDAFTARAN VALIDASI BUKU TANAH DAN GSSU TEKSTUAL EDITING GSSU SPASIAL STANDARISASI DAN VALIDASI PEMETAAN BIDANG TANAH IMPOR GSSU SPASIAL IMPOR BIDANG TANAH VALIDASI BASIS DATA SPASIAL Gambar 3.3 Diagram Alir Pembangunan Basis Data Berikut tahapan dalam validasi basis data spasial : 1. Open AutoCAD Map 3D 2009 -> Pilih sistem koordinat yang akan dipakai -> Oke 52

2. Kemudian cari berkas yang akan dicari, dengan cara meng input nomor berkas 3. Cek definisi persil sudah sesuai apa belum dengan yang ada didokumen fisik 4. Proses integrasi sukses. 5. Kemudian editing informasi berkas, klik informasi berkas 6. Akan muncul tampilan seperti berikut 53

7. Sesuaikan dengan dokumen fisik agar data ter update 8. Proses berkas spasial sudah selesai Tampilan bidang tanah yang sudah ter update dan terintegrasi dengan data base kantor pertanahan : 54