HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

Hubungan Rawat Gabung Dengan Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Post Partum Normal Di Irina D Bawah BLU RSUP Prof. Dr. R. D.

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KECEPATAN PENGELUARAN COLOSTRUM DI WILAYAH PUSKESMAS POLANHARJO KLATEN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

PENGARUH PUTING SUSU LECET TERHADAP PENERAPAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR

HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PROSES PENGELUARAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

BAB I PENDAHULUAN. satupun produk formula yang dapat menyamai keunggulan ASI. ASI. ASI mengikuti pola pertumbuhan dan kebutuhan bayi untuk proses

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI BAYI DI BPM APRI OGAN ILIR

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pada saat janin masih dalam kandungan dan awal masa pertumbuhannya. menghadapi tantangan globalisasi (Depkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) Di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM DI DESA MRANGGEN KECAMATAN JATINOM KLATEN MEILANI YUDI ARINI INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Inisaiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan proses satu jam pertama pasca bayi

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Intensitas kontraksi uterus meningkat secara

1

BAB 1 PENDAHULUAN. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus

BAB 1 PENDAHULUAN. puerperium dimulai sejak dua jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan enam

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaik dan termurah yang diberikan ibu kepada bayinya, dimana pemberian ASI

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM HARI KE-3 DI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN

ST NURRAHMAH, S.ST AKADEMI KEBIDANAN KONAWE. Jl. Letj.DII Panjaitan No.217, Unaaha, Konawe Sulawesi Tenggara. Telp/Fax (0408)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

Sugiarti dan Vera Talumepa

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Sebenarnya bayi manusia

Dinamika Kebidanan vol. 1 no. 2 Agustus 2011

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PENINGKATAN SUHU TUBUH BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI PUJI LESTARI MAWUNG TRUCUK

PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANON SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya yaitu melalui promosi pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

BAB 1 : PENDAHULUAN. kontasepsi, asupan nutrisi. Perawatan payudara setelah persalinan (1-2) hari, dan

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DI SURADADI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah pembangunan sumber

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003).

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

protein, natrium, klorida, dan besi untuk memenuhi kebutuhan bayi yang prematur.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menghasilkan suatu kesepakatan yang tercantum dalam MDG s

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI, DURASI MENYUSUI DENGAN BERAT BADAN BAYI DI POLIKLINIK BERSALIN MARIANI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI DI KELURAHAN GONDORIYO NGALIYAN SEMARANG

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

Hubungan Pengetahuan Inisiasi Menyusu Dini dengan Tehnik Bidan Dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini

PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI PENGGUNA ASI EKSLUSIF DENGAN ASI TIDAK EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi, Abu dan Nur Unbiyati Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA NEONATUS DENGAN IBU PASCA SECTIO CAESAREA DI RUANG MAWAR RSUD dr.doris SYLVANUS, PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN LAKTASI PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH PUSKESMAS LAU BARANDASI MAROS

GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2 Agustus 2011 EFEKTIFITAS MENYUSUI PADA PROSES INVOLUSIO UTERI IBU POST PARTUM 0-10 HARI DI BPS KOTA SEMARANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

Mahakam Midwifery Journal, Vol 2, No. 1, Mei 2017 : ARTIKEL PENELITIAN

PIJAT OKSITOSIN UNTUK MEMPERCEPAT PENGELUARAN ASI PADA IBU PASCA SALIN NORMAL DI DUSUN SONO DESA KETANEN KECAMATAN PANCENG GRESIK.

BAB I PENDAHULUAN. kandungan disertai dengan pemberian air susu ibu (ASI) sejak usia dini, terutama

Naili Nur Meifanna. Kata kunci : motorik halus, ASI, susu formula. Kepustakaan : 30 ( )

PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DI RUMAH SAKIT BERSALIN (RSB) ASIH DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH,

DEWI SUSANTI ( S)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERCEPATAN INVOLUSI UTERI PADA IBU POSTPARTUM PERVAGINAM DI RUANG KEBIDANAN RSUD TOTO KABILA KAB.

PERBEDAAN FREKUENSI MENYUSU ASI EKSKLUSIF SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PIJAT BAYI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA CANDIROTO KECAMATAN KOTA KENDAL KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR PENGARUH KEBERHASILAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang berkualitas agar masyarakat Indonesia dapat melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. Bayi baru lahir memiliki hak untuk segera menyusu dini dengan membiarkan

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

KORELASI LAMA INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) TERHADAP PENGELUARAN ASI DI PUSKESMAS KALIBAGOR KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH KONTRASEPSI SUNTIK TERHADAP PENGELUARAN ASI EKSKLUSIF DI BPS TRIPARYATI KEMALANG KEMALANG KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN PAYUDARA DENGAN PENGELUARAN COLOSTRUM PADA KEHAMILAN TRIMESTER III

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran hidup, sesuai dengan target pencapaian Sustainable Development

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin

PENGARUH KONSUMSI JANTUNG PISANG TERHADAP KELANCARAN ASI PADA IBU NIFAS

Transkripsi:

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG Elda Yusefni (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT Data Dinas kesehatan kota Padang tahun 2012,cakupan inisiasi menyusu dini kota Padang dengan target pencapaian berjumlah 17612 orang bayi, dan sebanyak 3544 bayi yang tidak melakukan Inisiasi Menyusu Dini. Seringkali ibu mengalami kesulitan untuk menyusui bayinya. Salah satu masalah penyebab kegagalan tersebut adalah karena tidak melakukan IMD. Penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Inisiasi Menyusu Dini dengan produksi ASI ibu menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang 2013. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional yang dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang pada Juli -September 2013. Sampel diambil secara purposive sampling yaitu sebanyak 42 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan lembaar checklist. Data dinalisa secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji statistic Chi-square menggunakan komputerisasi. Hasil penelitian didapat lebih dari separoh (52,4%) ibu menyusui memiliki produksi ASI Cukup, lebih dari separoh (59,5%) ibu menyusui melakukan Inisiasi Menyusu Dini. Ada hubungan bermakna Inisiasi Menyusu Dini dengan Produksi Air Susu Ibu Pada Ibu Menyusui Di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang tahun 2013. (p-value = 0,006 (p< 0,05)). Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan tindakan IMD mempengaruhi produksi ASI. Diharapkan kepada petugas kesehatan yang membantu persalinan untuk selalu melakukan Inisiasi Menyusu Dini pada setiap persalinan. Kata kunci : Inisiasi Menyusu Dini, Produksi ASI PENDAHULUAN Salah satu tujuan Millennium development goals (MDGs) 2015 yaitu mengurangi kemiskinan, kelaparan, dan angka kematian bayi. Menurut penelitian Jones (2003) dan Edmond (2006) dalam Roesli (2008) persentase kematian bayi dapat dicegah dengan intervensi yaitu 13% kematian bayi dapat dicegah dengan pemberian ASI, 8,8% dengan inisiasi menyusu dini, 7,5% dengan insecixidetreated materials, 6% dengan pemberian makanan pendamping ASI dan 5% dengan pemberian Zinc. ASI adalah makanan terlengkap untuk bayi, mengandung antibody yang melindungi terhadap penyakit, mudah dicerna dan diserap, meningkatkan jalinan kasih, melindungi terhadap alergi, mengandung asam lemak yang diperlukan otak, menunjang perkembangan motorik. (Arini,2012) dan menunjang perkembangan kepribadian, kematangan spiritual, dan hubungan social yang baik (Utami roesli, 2004 dalam arini 2012). Manfaat ASI bagi ibu sebagai metode kontrasepsi yang efisien, membantu involusi uterus dan mencegah perdarahan

pasca persalinan, penurunan berat badan yang lebih cepat,dan aspek psikologis (Kristiyanasari, 2009). Menurut Roesli, 2008 Upaya pemberian ASI dengan membiarkan bayi merangkak di atas perut Ibu dan mencari puting susu sendiri segera setelah proses kelahiran dikenal dengan Inisiasi Menyusu Dini (IMD/ Early Initiation). Istilah Inisiasi Menyusu Dini sebenarnya sudah ada sejak tahun 1990-an. Pada tahun 1990 Dr. Lennart Righard dan seorang bidan Margareta Alade melakukan penelitian yang melibatkan 72 pasangan ibu-bayi baru lahir. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menunda permulaan menyusu lebih dari satu jam dapat mneyebabkan kesukaran menyusu pada bayi. Pada tahun 1978 Sose dkk CIBA Foundation juga melakukan penelitian dengan hasil menunjukkan bahwa bayi yang diberi kesempatan menyusu dini dengan meletakkan bayi dengan kontak kulit ibu-kulit bayi setidaknya satu jam, hasilnya bayi-bayi tersebut lebih lama disusui. Tahun 2003 Fika dan Syafik dalam Journal Kedokteran Trisakti menuliskan bahwa dari penelitian yang dilakukan di Jakarta menunjukkan bahwa bayi yang diberi kesempatan menyusu dini, hasilnya delapan kali lebih berhasil ASI eksklusif daripada yang tidak diberi kesempatan IMD. Inisiasi menyusui dini dalam satu jam pertama pasca lahir menurunkan 22% resiko kematian bayi usia 0-28 hari. Sebaliknya, Penundaan inisiasi menyebabkan resiko kematian. Bahkan bila inisiasi menyusu terlambat dilakukan (setelah hari pertama), dapat meningkatkan resiko kematian 2-4 kali. Penelitian di RS St.Carolus tahun 2008 pada 276 bayi yang dilakukan inisiasi menyusui dini, didapatkan angka keberhasilan IMD pada kelahiran spontan sebesar 82% sedangkan dengan alat bantuan (ektraksi vakum) sebesar 44% dan pada operasi bedah Caesar 59%. Penelitian ini juga membuktikan bahwa inisiasi menyusu dini akan membantu keberlangsungan pemberian ASI eksklusif, produksi ASI selanjutnya dan lama menyusu (Yohmi, 2010) Menurut Roesli 2008 (dalam Dwitya Wulant), juga menguatkan perlunya inisiasi dengan mengatakan bahwa dalam 30 menit pertama, bayi istirahat dalam keadaan siaga, sesekali melihat ibunya, beradaptasi, dan menyesuaikan diri dengan lingkungan, 40 menit pertama bayi mulai mengeluarkan suara, membuat gerakan menghisap dan memasukkan tangan ke mulut. Untuk itu Inisiasi menyusu dini dapat memberikan kesempatan pada bayi untuk mulai menyusu segera setelah bayi dilahirkan. Maka perlu dipastikan bahwa bayi mendapatkan kesempatan untuk melakukan proses inisiasi menyusui paling tidak satu jam pertama setelah ia lahir. Hal ini akan menunjang proses lancarnya ASI di kemudian hari. Dari data Dinas kesehatan kota Padang tahun 2011 jumlah ibu yang

menyusui dengan bayi 0-1 bulan (ibu nifas) bejumlah 747. Dan laporan yang didapat dari Puskesmas Nanggalo dari ketiga kelurahan, Kelurahan Surau Gadang yang menempati jumlah tertinggi berjumlah 425, Kurao 245 dan Gurun Laweh 77. Peneliti memilih Kelurahan Surau Gadang karena jumlah tertinggi diantara kelurahan lain. Berdasarkan survey awal yang peneliti lakukan pada tanggal 8 Februari di Puskesmas Nanggalo pada 6 orang ibu menyusui (100%) didapatkan 3 (50%) orang ibu mengatakan pada saat anaknya dilahirkan tidak ada dilakukan IMD dan produksi Air Susu Ibu tidak begitu banyak dan 1 (17%) orang ibu mengatakan tidak ada melakukan IMD, setelah anaknya lahir dia langsung dipisahkan dengan anaknya dan besoknya baru bertemu dengan anaknya, dan mengatakan pada saat ini produksi ASI tidak ada sama sekali, anaknya hanya minum susu formula. Sedangkan 2 (33%) orang ibu mengatakan bahwa pada saat melahirkan dilakukan Inisiasi Menyusu Dini langsung di biarkan anaknya merangkak dan mencari puting payudara sendiri selama 1 jam dan ia mengatakan produksi air susunya banyak sekali dan juga terlihat pada baju ibu yang basah disekitar payudara karena air susu banyak. Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Inisiasi Menyusu Dini dengan produksi ASI pada ibu menyusui Di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang 2013 METODE PENELITIAN Merupakan penelitian deskriptik analitik yaitu menggambarkan hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent, dengan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional yaitu pendekatan yang menekankan pada waktu pengukuran data variabel independent (Inisiasi Menyusu Dini) dan variabel dependent (Produksi Air Susu Ibu) yang diteliti secara bersamaan (Nursalam,2003) Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Juni-September 2013 di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo Padang Tahun 2013 Sampel dalam penelitian ini adalah ibu menyusui yang memiliki bayi 3 hari-1 bulan yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo kelurahan Surau Gadang Tahun 2013, yang berjumlah 42 orang. Analisa data secara univariat dan bivariat

HASIL PENELITIAN A. Analisa Univariat Tabel 1. Distribusi Frekuensi berdasarkan Produksi Air Susu Ibu Pada Ibu Menyusui Di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang Tahun 2013 No Produksi ASI Frekuensi (f) Presentase (%) 1 Cukup 22 52,4 2 Kurang 20 47,6 Berdasarkan dari hasil tabel 1 dapat terlihat bahwa dari 42 ibu menyusui lebih dari separoh (52,4%) memiliki produksi Jumlah 42 100,0 ASI Cukup di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang tahun 2013. Tabel 2. Distribusi Frekuensi berdasarkan frekuensi Inisiasi Menyusu Dini pada ibu menyusui di wilayah kerja puskesmas Nanggalo Padang Tahun 2013 No Frekuensi IMD Frekuensi (f) Presentase (%) 1 Tidak dilakukan 17 40,5 2 Dilakukan 25 59,5 Jumlah 42 100,0 Berdasarkan dari hasil tabel 2 dapat terlihat bahwa dari 42 ibu menyusui lebih dari separoh (59,5%) ibu menyusui melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang tahun 2013 Analisa Bivariat Tabel 3. Hubungan Inisiasi Menyusu Dini Dengan Produksi Air Susu Ibu Pada Ibu Menyusui Di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang Tahun 2013 Inisiasi Menyusu Dini Tidak dilakukan Kurang Produksi ASI Cukup Total f % F % F % 13 76,5 4 23,5 17 100 Dilakukan 7 28,0 18 72,0 25 100 Jumlah 20 47,6 28 52,4 42 100 P=0,006

Berdasarkan dari hasil tabel 3 dapat terlihat dari 17 orang ibu menyusui yang tidak melakukan IMD 13 orang sebanyak (76,5%) produksi ASI nya kurang. Sedangkan 25 ibu menyusui yang dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sebanyak 18 orang sebanyak (72,0%) produksi ASI nya cukup di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang tahun 2013. Setelah di Uji Statistik person Chi Square didapatkan p-value = 0,006 (p< 0,05) sehingga ada hubungan antara Inisiasi Menyusu Dini dengan Produksi Air Susu Ibu Pada Ibu Menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang tahun 2013. PEMBAHASAN Produksi Air Susu Ibu Pada Ibu Menyusui Di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang tahun 2013 Berdasarkan hasil penelitian dapat terlihat bahwa dari 42 ibu menyusui lebih dari separoh (52,4%) memiliki produksi ASI Cukup di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang tahun 2013 Produksi Air Susu Ibu cukup dapat diketahui berdasarkan bagaimana responden menjawab pertanyaan yang diberikan. Dari lembar checklist Produksi ASI lebih dari separoh responden menjawab pada saat responden menyusui Air Susu tidak merembes melalui puting (73,81%), lebih dari separoh responden menjawab sebelum responden menyusui payudara terasa tegang (69,00%), lebih dari separoh responden menjawab setelah anaknya menyusui bayi akan tertidur /tenang selama 3 jam (71,40%), lebih dari separoh responden menjawab anaknya berkemih sekitar 8 kali sehari (92,90%). Menurut Salehha (2009) Untuk mengetahui banyaknya produksi ASI adalah dilihat dari ASI yang banyak dapat merembes keluar melalui puting, Sebelum disusukan payudara terasa tegang, setelah menyusu bayi akan tertidur / tenang selama 3-4 jam, bayi lebih sering berkemih, sekitar 8 kali sehari Menurut analisa peneliti Produksi Air Susu Ibu sebahagian besar cukup ini karena faktor dari isapan bayi, apabila bayi lebih sering menyusui produksi ASI akan lebih banyak. Dengan sering dihisap oleh bayi akan merangsang ASI diproduksi lebih banyak. Kosongnya simpanan ASI mengakibatkan semakin besar produksinya untuk mengisi kembali. Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan ibu, apabila makanan yang makanan ibu secara teratur dan cukup mengandung gizi

yang diperlukan akan mempengaruhi produksi ASI, Karena kelenjar pembuat ASI tidak dapat bekerja dengan sempurna tanpa makanan yang cukup. Untuk membentuk produksi ASI yang baik, makanan ibu harus memenuhi jumlah kalori, protein, lemak, dan vitamin serta mineral. A. Hubungan Inisiasi Menyusu Dini Dengan Produksi Air Susu Ibu Pada Ibu Menyusui Di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang Tahun 2013. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa adanya hubungan bermakna antara Inisiasi Menyusu Dini dengan Produksi Air Susu Ibu Pada dengan p- value = 0,006 (p < 0,05). Produksi ASI tidak berlangsung sampai masa sesudah kelahiran bayi ketika kadar hormon esterogen menurun. Penurunan kadar esterogen ini memungkinkan naiknya kadar prolaktin dan produksi ASI. Produksi prolaktin yang berkesinambungan disebabkan oleh menyusunya bayi pada payudara ibu (Sulistyawati, 2009). Dan proses laktasi timbul setelah ari-ari atau plasenta lepas. Plasenta mengandung hormon penghambat prolaktin (hormon plasenta) yang menghambat pembentukan ASI. Setelah plasenta lepas, hormon plasenta tersebut tak ada lagi, sehingga susu pun keluar (Saleha, 2009) Menurut Salehha (2009) Untuk mengetahui banyaknya produksi ASI adalah dilihat dari ASI yang banyak dapat merembes keluar melalui puting, Sebelum disusukan payudara terasa tegang, setelah menyusu bayi akan tertidur / tenang selama 3-4 jam, bayi lebih sering berkemih, sekitar 8 kali sehari Inisiasi Menyusu Dini (IMD/ Early Initiation) membiarkan bayi merangkak di atas perut Ibu dan mencari puting susu sendiri segera setelah proses kelahiran (Roesli, 2008) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah permulaan yang awal sekali. Bayi yang baru keluar dari rahim ibunya, kemudian merangkak di dada sang ibu dengan susah payah untuk mencari air susu dari ibu dari puting ibu (Khasanah, 2011) Inisiasi menyusu dini merupakan kesepakatan dunia dan dilakukan pada bayi dan ibu dalam keadaan stabil pada persalinan normal maupun dengan bantuan alat atau operasi Caesar. Segera susui bayi maksimal setengah jam pertama setelah persalinan (IMD). Hal ini merupakan titik awal yang penting apakah bayi nanti akan cukup mendapatkan ASI atau tidak. Ini didasari oleh peran hormon pembuat ASI, antara lain hormon prolaktin. Hormon prolaktin dalam peredaran darah ibu akan

menurun setelah satu jam persalinan yang disebabkan oleh lepasnya plasenta Sebagai upaya untuk tetap mempertahankan prolaktin dalam darah kadar darah ibu sebelum setengah jam pertama setelah persalinan, segera posisikan bayi untuk mengisap puting susu ibu. Isapan bayi ini akan memberi rangsangan pada hipofisis untuk mengeluarkan hormon oksitosin. hormon oksitosin bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI yang ada pada alveoli, lobus, serta duktus yang berisi ASI yang dikeluarkan melalui puting susu. Keadaan ini akan memaksa hormon prolaktin untuk terus memproduksi ASI. Kosongnya simpanan ASI mengakibatkan semakin besar produksinya untuk mengisi kembali. ASI yang kosong dan hormon prolaktin akan terus tinggi dalam peredaran darah. Menurut analisa peneliti Bila ibu menyusui anak jarang dan berlangsung sebentar maka hisapan anak berkurang dengan demikian pengeluaran ASI berkurang. Segera susui bayi maksimal setengah jam pertama setelah persalinan (IMD). Hal ini merupakan titik awal yang penting apakah bayi nanti akan cukup mendapatkan ASI atau tidak. Ini didasari oleh peran hormon pembuat ASI, antara lain hormon prolaktin. Hormon prolaktin dalam peredaran darah ibu akan menurun setelah satu jam persalinan yang disebabkan oleh lepasnya plasenta. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian Kurang dari separoh (47,6%) ibu menyusui diantaranya memiliki Produksi Air Susu kurang. Kurang dari separoh (40,5%) ibu menyusui tidak melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang tahun 2013. Terdapat hubungan antara Inisiasi Menyusu Dini dengan Produksi Air Susu Ibu Pada Ibu Menyusui Di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang tahun 2013. Diharapkan kepada petugas kesehatan yang membantu persalinan untuk meningkatkan, diharapkan kepada petugas kesehatan yang membantu persalinan untuk selalu melakukan Inisiasi Menyusu Dini pada setiap persalinan. Dilakukan nya Inisiasi Menyusui Dini mempengaruhi produksi ASI selanjutnya. Sebagai bahan Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi para ibu maupun tim kesehatan lain tentang IMD dan cara pelaksanaannya dan manfaatnya..

DAFTAR PUSTAKA Arikunto. 2002. Proses Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta Arini H.2012. Mengapa Seorang Ibu Harus Menyusui. Jogjakarta: Flashbooks Dinas kesehatan kota Padang 2011.Profil Kesehatan Kota Padang 2011, Dinas Kesehatan Kota Padang. Hidayat. 2007. Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika Khasanah, Nur. 2011. Panduan Lengkap Seputar Asi Dan Susu Formula.Jogjakarta: Flashbooks Kristiyanasari, Weni. 2009. ASI Menyusui & Sadari.Jogjakarta: Nuha Medika Mitayani. 2010. Mengenal Bayi Baru Lahir Dan Penatalaksanaan. Padang: Baduose Media Notoatmodjo, 2005, Metodologi Penenitian Kesehatan. Jakarta:Pt Rineka Cipta Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika