ANALISIS KANDUNGAN MERKURI (Hg) PADA KRIM PAGI DAN KRIM MALAM DI KLINIK KECANTIKAN YOGYAKARTA MIKKI Vol 04/No.01/Februari/2016 Puteri Puspitasyari*, Eva Runi Khristiani**, Novita Sekarwati*** 1,2,3 Prodi Kesehatan Lingkungan STIKES Wirahusada Yogyakarta ABSTRACT Mercury is a toxic metal that, even in low concentrations, can impair fertility, suppress the immune system, kidney damage, nerve damage, and disrupt the workings of the brain. In accordance Annex I to Regulation Head POM No. HK.00.05.42.1018 of 2008 on Cosmetic Ingredients, stated that Mercury and its compounds are included in the list are prohibited except Cosmetic Mercury in the compound as listed in Annex IV List of permitted preservatives Used In Cosmetics, phenyl mercury salts and thiomersal (NN) with The maximum level of 0.007% (calculated as Hg).The purpose of the work of writing Scientific is determine the content of mercury (Hg) and to compare in the cream morning and night cream in Yogyakarta Beauty Clinic. This type of research is to use the method of Reaction Colour / MA PPOMN 53 / K0 / 13, that the results will be analyzed descriptively. Based on the results of 8 samples taken in cosmetic beauty clinic A, B, C, and D in the area of Yogyakarta, the sample consist of 4 cream morning and 4 nigh the result is saturation of mercury (Hg)but still less than 0,007 ppm and this is safe to use. Keywords: Krim, Merkuri (Hg), kosmetik PENDAHULUAN Kosmetik berasal dari kata Yunani kosmetikos yang berarti keterampilan menghias, mengatur. Defenisi kosmetik dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No. HK.00.05.42.1018 adalah setiap bahan atau sediaan dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik (BPOM RI, 2008). Penggunaan kosmetik harus disesuaikan dengan aturan pakainya. Misalnya harus sesuai jenis kulit, warna kulit, iklim, cuaca, waktu penggunaan, umur, dan jumlah pemakaiannya sehingga tidak menimbulkan efek yang tidak diinginkan. Kosmetik sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan. Kosmetik yang kini beredar di pasarana dalah kosmetik yang diproduksi secara pabrik (laboratorium), dimana telah dicampur dengan zat-zat kimia untuk mengawetkan kosmetik tersebut agar tahan lama, sehingga tidak cepat rusak. Di Indonesia, wanita dengan kulit wajah yang putih bersih selalu menjadi icon iklan produk perawatan wajah dan tubuh di media cetak dan elektronik. Keinginan seseorang untuk bisa tampil cantik dan memiliki kulit yang putih bersih telah membuat seseorang bersikap konsumtif dan melakukan berbagai cara, salah satunya dengan memakai krim pemutih. Produk pemutih kulit salah satu jenis produk kosmetik yang mengandung bahan aktif yang dapat menekan atau menghambat pembentukan melanin sehingga akan memberikan warna kulit yang lebih putih (Wurdiyanto, 2007) 233
Beberapa bahan aktif yang banyak digunakan antara dalam kosmetik lain hidroquinon, merkuri, dan kombinasi hidroquinon dengan asam retinoat. Merkuri dapat menyebabkan perubahan warna kulit yang akhirnya dapat menyebabkan bintik-bintik hitam pada kulit, iritasi kulit, hingga alergi, serta pemakaian dalam dosis tinggi bisa menyebabkan kerusakan otak secara permanen, ginjal, dan gangguan perkembangan janin, bahkan pemakaian dalam jangka pendek dalam kadar tinggi bisa menimbulkan muntah-muntah, diare, kerusakan paru-paru. Penggunaan merkuri dalam waktu lama menimbulkan dampak gangguan kesehatan hingga kematian pada manusia dalam jumlah yang cukup besar (Wurdiyanto, 2007). Untuk bahan kosmetik, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melarang penggunaan merkuri meskipun dengan konsentrasi kecil. Jumlah klinik kecantikan yang terdapat di wilayah Yogyakarta ada 13 Klinik kecantikan yaitu Natasya, Navagreen, Larissa, Lbc, Erha, Harmoni, Rcsm, Miracle, Klinik Estetika, Jelita, Nindya, Shizen dan Golden. Dari 13 klinik kecantikan tersebut akan dilakukan penelitian pada 4 klinik kecantikan dengan kriteria paling ramai dikunjungi, sangat terkenal di dalam kota maupun diluar kota Yogyakarta dan melihat kandungan merkuri pada harga krim murah dan harga krim mahal di klinik kecantikan A, B, C dan D. Sehingga, dari latar belakang permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Analisis kandungan Merkuri (Hg) pada Krim pagi dan Krim malam di Klinik Kecantikan Yogyakarta. METODE Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui kandungan Merkuri (Hg) pada Krim pagi dan Krim malam di Klinik Kecantikan Yogyakarta.Sampel yang digunakan adalah 8 kosmetik dengan kriteria paling ramai dikunjungi, sangat terkenal di dalam kota maupun diluar kota Yogyakarta dan melihat kandungan merkuri (Hg) pada harga krim murah dan harga krim mahal di klinik kecantikan A, B, C dan D di Yogyakarta. Peralatan dan bahan yang digunakan antara lain Spektrofotometer Serapan Atom AA-6300, Neraca listrik, Gelas kimia, Labu erlemeyer, Labu ukur, Pipet,Volume, Batang pengaduk, Corong, Penangas listrik, Kertas saring, Asam nitrat, Asam klorida, Kalium iodida, Akuades dan 8 sampel krim kosmetik. Cara kerja yang pertama adalah Pembuatan Larutan Uji Sampel ditimbang dengan teliti sebanyak 2 g, ditambahkan air sebanyak 25 ml, setelah itu tambahkan dengan campuran 10 ml larutan asam klorida dan asam nitrat, lalu uapkan sampai hampir kering. Pada sisa penguapan tambahkan akuades sebanyak 10 ml, lalu dipanaskan sebentar, didinginkan dan disaring. Untuk Analisis Kualitatif yaitu Sejumlah 1 ml larutan uji ditambahkan 1-2 tetes larutan KI 0,5 N, lalu diperhatikan dengan saksama, lihat hasinya, jika positif maka akan terjadi endapan yang berwarna merah orange. Cara kerja yang kedua yaitu Pembuatan Larutan Induk / Baku Merkuri (Hg) Ditimbang 1000 mg Hg dilarutkan dalam 1 L akuades sehingga konsentrasinya 1000 mg Hg/L. Kemudian diambil 10 ml dari 1000 mg Hg/L, diencerkan pada labu 100 ml. Dipipet 10 ml dari 100 mg Hg/L, diencerkan pada labu 100 ml sehingga menjadi 10 mg Hg/L. Selanjutnya Pembuatan Kurva Kalibrasi Merkuri Dipipet 1 ml, 2 ml, 3 ml, 7 ml, dan 10 ml dan diencerkan pada labu 100 ml sehingga konsentrasinya adalah 0.1 mg Hg/L, 0.2 mg Hg/L, 0.3 mg Hg/L, 0.7 mg Hg/L dan 1 mg Hg/L. Setelah itu ukur dengan Spektrofotometer 234
Serapan Atom kemudian baca absorbansi dengan panjang gelombang 253,75 mm. Preparasi Sampel dan Prosedur Ditimbang 2 g sampel dalam bentuk padatan, kemudian larutkan dengan asam nitrat pekat sebanyak 5-10 ml dalam erlemeyer.tambahkan volume larutan menjadi 100 ml dengan akuades. Setelah semua logam larut, masukkan larutan tersebut ke dalam labu takar isi 100 ml. Dari larutan tersebut, pipet sebanyak 10 ml dan masukan ke dalam labu takar yang lain. Lalu tambahkan volumenya hingga 100 ml dengan larutan HNO 0,1 N. Pipet larutan sebanyak 0,1 ml dan masukan ke dalam 3 masing-masing labu takar yang sudah dinomori terlebih dahulu. Tambahkan ke dalamnya larutan HNO 0,1 N hingga volume masing-masing 100 3 ml. Lalu tambahkan larutan HCl Sampai Menghasilkan ph 2-3. Nyalakan instrumen pengukur Spektrofotometer Serapan Atom dan selanjutnya atur panjang gelombang resonansi merkuri, yaitu 253,75 mm Tuangkan sejumlah larutan sampel yang telah diberi perlakuan di dalam wadah reaksi Masukkan larutan sampel ke dalam wadah (tungku) alat Spektrofotometer Serapan Atom AA-6300, lalu letakkan pipa di atas wadah yang telah berisi sampel. Catat hasil pengukuran larutan sampel tersebut dan hitung pengukuran. HASIL Hasil penelitian yang telah dilakukan pemeriksaan di BPOM Yogyakarta adalah sebagai berikut : Tabel 1 Hasil Pengujian Merkuri (Hg) Di Klinik A Pengulangan Kode Jenis Krim Ciri ciri Krim Hasil Keterangan 1 A1 Krim Pagi Krim berwarna putih, berbau Negatif 2 harum Kurang dari 1 A2 Krim Malam Krim berwarna putih, berbau Negatif 0,007 ppm 2 harum krim malam dengan hasil Laboratorium negatif di klinik A. Tabel 2 Hasil Pengujian Merkuri (Hg) Di Klinik B Pengulangan Kode Jenis Krim Ciri-ciri Krim Hasil Keterangan 1 B2 Krim Pagi Krim berwarna putih Negatif Kurang dari 2 kekuningan tidak berbau 0,007 ppm 1 B2 Krim Malam Krim berwarna krem Negatif 2 berbau normal krim malam dengan hasil Laboratorium negatif di klinik B. 235
Tabel 3 Hasil Pengujian Merkuri (Hg) Di Klinik C Pengulangan Kode Jenis Krim Ciri ciri Krim Hasil Keterangan 1 Kurang dari C1 Krim Pagi Krim berwarna putih tidak berbau Negatif 2 0,007 ppm 1 Krim warna putih kekuningan C2 Krim Malam Negatif 2 tidak berbau krim malam dengan hasil Laboratorium negatif di klinik C. Tabel 4 Hasil Pengujian Merkuri (Hg) Di Klinik D Pengulangan Kode Jenis Krim Ciri ciri Krim Hasil Keterangan 1 D1 Krim Pagi Krim berwarna krim, bau normal Negatif Kurang dari 2 0,007 ppm 1 D2 Krim Malam Krim warna kuning, berbau harum Negatif 2 krim malam dengan hasil Laboratorium negatif di klinik D. PEMBAHASAN Merkuri adalah logam beracun yang, bahkan dalam konsentrasi rendah, dapat mengganggu kesuburan, menekan sistem imunitas, merusak ginjal, menyebabkan kerusakan saraf, dan mengganggu kerja otak. Krim pemutih ( Whitening Cream) yang mengandung merkuri (Hg) tidak aman digunakan karena Merkuri dan senyawanya termasuk dalam Daftar Kosmetik yang Dilarang. Sesuai Lampiran I Peraturan Kepala Badan POM No. HK.00.05.42.1018 Tahun 2008 tentang Bahan Kosmetik, dinyatakan bahwa Merkuri dan senyawanya termasuk dalam Daftar Kosmetik yang Dilarang kecuali Merkuri dalam senyawa seperti yang tercantum dalam Lampiran IV Daftar Bahan Pengawet yang diizinkan Digunakan Dalam Kosmetik, garam Fenil Merkuri dan Thiomersal (NN) dengan kadar maksimum 0,007% (dihitung sebagai Hg) jika dicampur dengan senyawa merkuri lain yang diijinkan, maka konsentrasi maksimum Hg tetap 0,007%, dengan batasan hanya digunakan sebagai pengawet untuk sediaan tata rias mata dan pembersih tata rias mata dan mencantumkan peringatan penandaan kemasan mengandung senyawa fenil merkuri dan mengandung tiomersal. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.445/Menkes/Per/V/1998, melarang penggunaan merkuri, sebab merkuri inorganik dalam krim pemutih (yang mungkin tak mencantumkannya pada labelnya) bisa menimbulkan keracunan bila digunakan untuk waktu lama. Walau tidak seburuk efek merkuri gugusan yang tertelan (yang dari makan ikan tercemar), tetap menimbulkan efek buruk pada tubuh. Kendati cuma dioleskan ke permukaan kulit, merkuri mudah diserap masuk kedalam darah, lalu memasuki sistem saraf tubuh. Manifestasi gejala keracunan merkuri akibat pemakaian krim kulit muncul sebagai gangguan sistem saraf, seperti tremor, insomnia, kepikunan, gangguan 236
penglihatan, gerakan tangan abnormal (ataxia), gangguan emosi, dan depresi. Proses penelitian ini dilakukan pada bulan mei sampai bulan juli, sampel penelitian ini diambil di 4 klinik kecantikan di Yogyakarta, dengan kriteria paling ramai dikunjungi, sangat terkenal di dalam kota maupun diluar kota Yogyakarta dan melihat kandungan merkuri pada harga krim murah dan harga krim mahal. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, pada krim pagi di klinik A dengan kode sampel A1, pengujian pertama dan pengujian kedua negatif kandungan merkuri (Hg), krim malam dengan kode sampel A2, pengujian pertama dan pengujian kedua hasilnya negatif kandungan Merkuri (Hg). Pada krim pagi di klinik B dengan kode sampel B1, pengujian pertama dan pengujian kedua negatif kandungan Merkuri (Hg), krim malam dengan kode sampel B2, pengujian pertama dan pengujian kedua negatif kandungan Merkuri (Hg). Pada krim pagi di klinik C dengan kode sampel C1, pengujian pertama dan pengujian kedua negatif kandungan Merkuri (Hg), krim malam dengan kode sampel C2, pengujian pertama dan pengujian kedua negatif kandungan Merkuri (Hg). Krim pagi di klinik D dengan kode sampel D1, pengujian pertama dan pengujian kedua negatif kandungan Merkuri (Hg), krim malam dengan kode sampel D2, pengujian pertama dan pengujian kedua negatif kandungan Merkuri (Hg). Berdasarkan hasil pengujian kandungan merkuri di klinik kecantikan A, B, C dan D yaitu ada kandungan merkuri (Hg) tetapi masih dibawah 0,007 ppm. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pemeriksaan merkuri (Hg) yang dilakukan oleh Laboratorium Bpom bahwa Terdapat kandungan merkuri (Hg) pada krim pagi dan krim malam di klinik kecantikan A, B, C dan D Yogyakarta. Serta Perbandingan antara krim pagi dan krim malam menunjukkan hasil yang sama yaitu terdapat kandungan merkuri (Hg) kurang dari 0,007 ppm. SARAN Bagi peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini sebaiknya Perlu dilakukan pemeriksaan menggunakan Analisis Kuantitatif data, sehingga dapat mengetahui berapa ppm krim kosmetik baik yang mengandung merkuri maupun tidak mengandung merkuri dan Perlu dilakukan penyempurnaan dari proses pemilihan sampel kosmetik. RUJUKAN 1. Anief, M, 2000, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta 2. Badan pengawas Obat dan Makanan, 2007, kosmetik mengandung bahan berbahaya dan zat warna yang dilarang, Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. No.HK.00.01.432.6081 3. Djajadisastra, Joshita dan Juheini, 2005,Teknologi Kosmetik, Universitas Indonesia, http://repository.ui.ac.id/dokumen/lihat/863.pdf. diakses tanggal 27 Januari 2015 4. Departemen kesehatan RI, 1995, farmakope indonesia, edisi keempat, Direktorat jendral pengawasan obat dan makanan 237
5. Departemen kesehatan RI, 1978, formularium nasional, edisi kedua, D i r e k t o r a t jendral pengawasan obat dan makanan 6. Departemen kesehatan RI, 1979, farmakope indonesia, edisi ketiga, D i r e k t o r a t jendral pengawasan obat dan makanan 7. Effionora Anwar, 2012, Eksipien Dalam Sediaan Farmasi Karakterisasi dan Aplikasi, Penerbit PT. Dian Rakyat, Jakarta 8. Gianti, 2013, Analisis Kandungan Merkuri Dan Hidroquinon Dalam KosmetikKrim Racikan Dokter, Http://repository.uinjkt.ac.id Diakses tanggal 27 Januari 2015 9. H Bangun, 2014, Tinjauan Pustaka Merkuri Kosmetik, 2013,Http://repository.usu. ac.id. Diakses tanggal 30 Januari 2015 10. Kissi Parengkuan, Fatimawali, Gayatri Citraningtyas, 2013, Analisis Kand u ngan Merkuri pada Krim Pemutih Yang Beredar Dikota Manado, Http://download. portalgaruda.org. Diakses tanggal 27 Januari 2015 11. Kusantati, Herni, 2008, Tata Kecantikan Kulit untuk SMK Jilid I, Jakarta. http:/www. cosmetology.co.id/cdk/files/19152/pdf. Diakses tanggal 28 Januari 2015 12. L Syafnir, 2011, Pengujian kandungan merkuri dalam sediaan kosmetik dengan Spektrofotometri serapan atom Http://prosiding.lppm.unisba.ac.id. Diakses tanggal 1 juli 2015 13. Nurhayati, 2013, Analisis Merkuri Dalam Sediaan Krim A dan B (tidak terdaftar) Yang Dibeli Melalui Internet (secara online), Http://journal.ubaya.ac.id. Diakses tanggal 27 Januari 2015 14. Palar, Heryanto, 2004, Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta 15. Purnamawati, Sri Suriani, 2009, Perilaku Pekerja Perempuan Penyapu Jalan Terhadap Kosmetik Pemutih di Kota Medan, Tesis, Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara Medan 16. Panji, 2008, Bahaya Kosmetik Bermekuri, Http://www.wartamedika.com. Diakses tanggal 27 januari 2015 17. Rieger, M.M, (2000), Harry s Cosmeticologi. Eight Edition. New York Chemical Publishing Co. Inc, Halaman 359 18. Sehat Kabau, 2012, Hubungan Antara Pemakaian Jenis Kosmetik Dengan Kejadian Akne Vulgaris, Http://eprints.undip.ac.id. Diakses tanggal 27 Januari 2015 19. Scote et al, 1985, The Prentice Hall Text Book Of Cosmetology. New Jersey ; Prentice Hall Inc. Englewood Cliff s 238