Muhimmatul Khoiroh 1), dan Alia Damayanti 2)

dokumen-dokumen yang mirip
Muhimmatul Khoiroh Dosen Pembimbing: Alia Damayanti, S.T., M.T., Ph.D

Oleh Yuliana Suryani Dosen Pembimbing Alia Damayanti S.T., M.T., Ph.D

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

EVALUASI PERUBAHAN EMISI GAS NOX DAN SO 2 DARI KEGIATAN TRANSPORTASI DI KAMAL BANGKALAN AKIBAT PENGOPERASIAN JEMBATAN SURAMADU

Studi Kontribusi Kegiatan Transportasi Terhadap Emisi Karbon di Surabaya Bagian Timur. Oleh: Fitri Arini

Prediksi Emisi Karbondioksida Dari Kegiatan Transportasi Di Kecamatan Tampan Febrian Maulana 1), Aryo Sasmita 2), Shinta Elystia 3)

STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP EMISI KARBON DI SURABAYA BAGIAN BARAT Oleh : Wima Perdana Kusuma

PENGARUH KEGIATAN CAR FREE DAY (CFD) DI KOTA PEKANBARU UNTUK PENGURANGAN EMISI KARBON DARI KEGIATAN TRANSPORTASI

STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP EMISI KARBON DI SURABAYA BAGIAN TIMUR

PREDIKSI JUMLAH KARBON YANG TIDAK TERSERAP OLEH PEPOHONAN AKIBAT PENEBANGAN HUTAN DAN EMISI KENDARAAN PADA RENCANA RUAS JALAN TIMIKA-ENAROTALI

Kampus USU Medan Staf Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli, Jl. Raya Parapat km 10,5 Sibaganding-Parapat

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK (FES) UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DARI SEKTOR INDUSTRI DAN TRANSPORTASI DI WILAYAH KABUPATEN SIDOARJO

EFEKTIVITAS JALUR HIJAU DALAM MENYERAP EMISI GAS RUMAH KACA DI KOTA MANADO Jovino Fains Momongan¹, Pierre H. Gosal², &Veronica A.

Evaluasi Perubahan Emisi Gas NO x dan SO 2 dari Kegiatan Transportasi di Kamal-Bangkalan Akibat Pengoperasian Jembatan Suramadu

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dengan tajam, sementara itu pertambahan jaringan jalan tidak sesuai

TINGKAT POLUSI UDARA DARI EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN VOLUME LALU LINTAS (Studi Kasus : Simpang Empat Bersinyal Kota Lhokseumawe)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian membantu peneliti dalam langkah-langkah memperoleh

ANALISIS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR AKIBAT VOLUME LALU LINTAS DI RUAS JALAN (STUDI KASUS JALAN SLAMET RIYADI SURAKARTA)

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DARI SEKTOR TRANSPORTASI DI KOTA MALANG

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

GREEN TRANSPORTATION

BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS

Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Tugas Akhir. Pemodelan Spasial Beban Sumber Emisi Gas Rumah Kaca di Kecamatan Driyorejo. Dimas Fikry Syah Putra NRP

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

EMISI KENDARAAN PADA RUAS JALAN PROVINSI DI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup lainnya (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41. Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

INVENTARISASI DAN PENENTUAN KEMAMPUAN SERAPAN EMISI CO2 OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN SIDOARJO, JAWA TIMURM

Efisiensi Program Car Free Day Terhadap Penurunan Emisi Karbon

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil survei, perhitungan dan pembahasan dapat diperoleh

PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI UNTUK KENDARAAN BERMOTOR DI PERKOTAAN: ASPEK PEMODELAN

Studi Kebutuhan Hutan Kota Sebagai Penyerap CO₂ Di Kota Tobelo Tahun Oleh : Ronald Kondo Lembang, M.Hut Steven Iwamony, S.Si

PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI UNTUK KENDARAAN BERMOTOR DI PERKOTAAN: ASPEK PEMODELAN

ESTIMASI BESAR KONSENTRASI KARBON MONOKSIDA BERDASARKAN KEGIATAN TRANSPORTASI DENGAN MODEL DFLS

BAB I PENDAHULUAN. konstan meningkat sebesar 5,64 % (BPS, 2012). Perkembangan pada suatu wilayah

Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Buangan Gas CO2 pada Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung

Neny Fidayanti Universitas Palangkaraya ABSTRACT

ESTIMASI SEBARAN KERUANGAN EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dan pemukiman. Sebagaimana kota menurut pengertian Bintarto (1977:9)

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin menurun untuk mendukung kehidupan mahluk hidup. Menurut

4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011

PENGARUH PROGRAM CAR FREE DAY TERHADAP PENURUNAN BEBAN PENCEMAR CO DAN NO 2

ANALISA KECUKUPAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN PENYERAPAN EMISI CO 2 PEMENUHAN KEBUTUHAN O 2 DI KOTA PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK DARI SEKTOR TRANSPORTASI UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DI KABUPATEN SUMENEP-JAWA TIMUR

PENGARUH RENCANA PEMBANGUNAN TRANSPORTASI MASSAL TERHADAP EMISI GAS BUANG KARBON MONOKSIDA DI SURABAYA

KONTRIBUSI SEKTOR TRANSPORTASI DARAT TERHADAP TINGKAT EMISI CO2 DI EKOREGION KALIMANTAN. Disusun Oleh :

Rhaptyalyani Fakultas Teknik Univeristas Sriwijaya Jl. Raya Prabumulih- Palembang km 32 Indralaya, Sumatera Selatan.

PEMETAAN DISTRIBUSI KONSENTRASI KARBON DIOKSIDA (CO 2 ) DARI KONTRIBUSI KENDARAAN BERMOTOR DI KAMPUS ITS SURABAYA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-251

Kajian Tentang Kontribusi Jawa Timur Terhadap Emisi CO 2 Melalui Transportasi dan Penggunaan Energi

I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan sebuah pusat kota, sekaligus ibu kota Provinsi

DISPERSI GAS KARBON MONOKSIDA (CO) DARI SUMBER TRANSPORTASI DI KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor transportasi berjalan sangat cepat. Perkembangan di bidang industri

STUDI BIAYA EMISI CO AKIBAT ADANYA RENCANA PENGEMBANGAN TRANSPORTASI MASSAL CEPAT (TREM) DI SURABAYA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. (natural sources) seperti letusan gunung berapi dan yang kedua berasal dari

Wisnu Wisi N. Abdu Fadli Assomadi, S.Si., M.T.

BAB V Hasil dan Pembahasan

TINGKAT KEMAMPUAN PENYERAPAN TANAMAN HIAS DALAM MENURUNKAN POLUTAN KARBON MONOKSIDA

Winardi 1 Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Tanjungpura Pontianak

Kusumawati, PS.,Tang, UM.,Nurhidayah, T 2013:7 (1)

Analisis Emisi Gas Rumah Kaca (CO2) Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) di Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

menanggulangi pencemaran. Proyeksi pencemaran udara dilakukan dengan menggunakan proyeksi eksponential serta analisis deskdriptif.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Bagi masyarakat, transportasi merupakan urat nadi kehidupan sehari-hari

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

INVENTARISASI EMISI SUMBER BERGERAK DI JALAN (ON ROAD) KOTA DENPASAR

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2015) ISSN: ( Print)

TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar magister dari Institut Teknologi Bandung

ANALISIS PENERAPAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DARI KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN ESTIMASI BEBAN EMISI (Studi Kasus : DKI JAKARTA)

PAPER SIMULASI KECUKUPAN LUASAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA BOGOR BERDASARKAN EMISI CO2 DARI KEGIATAN TRANSPORTASI

Persebaran Spasial Produksi Emisi Karbon Dioksida (CO 2 ) dari Penggunaan Lahan Permukiman di Kawasan Perkotaan Gresik Bagian Timur

BAB I PENDAHULUAN. oleh Negara Negara yang telah maju maupun oleh Negara yang sedang

INVENTARISASI SERAPAN KARBON OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA MALANG, JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang sarana transportasi.sektor transportasi merupakan salah satu sektor

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RENCANA JALAN TOL TENGAH DI JL. AHMAD YANI SURABAYA BUKAN MERUPAKAN SOLUSI UNTUK PENGURANGAN KEMACETAN LALU-LINTAS

IV. METODE PENELITIAN

Analisis Emisi Gas Rumah Kaca (CO2) Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) di Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari Pengambilan data

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di

BAB I PENDAHULUAN. ini dalam mendukung perkembangan kemajuan kota-kota besar di dunia, namun

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kota sebagai pusat pemukiman, industri dan perdagangan

Kata kunci: Emisi Karbon, Daya Serap Vegetasi,Kecamatan Genteng, dan Ruang Terbuka Hijau.

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah No 66 Tahun 2014 pada pasal 1 ayat 9 yang menyatakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PROFIL VOLUME LALU LINTAS DAN KUALITAS UDARA AMBIEN PADA RUAS JALAN IR. SOEKARNO SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah maka akan bertambah pula taraf hidup masyarakat di daerah tersebut. Hal

ANALISIS KADAR CO dan NO 2 SERTA KELUHAN KESEHATAN PEDAGANG ASONGAN DI TERMINAL AMPLAS TAHUN 2014 SKRIPSI. Oleh : IRMAYANTI NIM.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan

ANALISIS BEBAN PENCEMAR UDARA SO 2 DAN HC DENGAN PENDEKATAN LINE SOURCE MODELING (STUDI KASUS DI JALAN MAGELANG YOGYAKARTA)

Transkripsi:

ANALISIS KEMAMPUAN JALUR HIJAU JALAN SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) PUBLIK UNTUK MENYERAP EMISI KARBON MONOKSIDA (CO) DARI KENDARAAN BERMOTOR DI KECAMATAN SUKOLILO SURABAYA GREEN LINE STREET CAPABILITY ANALYSIS AS GREEN OPEN SPACE (RTH) TO ABSORB CARBON MONOXIDE (CO) EMISSIONS FROM MOTOR VEHICLES IN SUKOLILO DISTRICT SURABAYA Muhimmatul Khoiroh 1), dan Alia Damayanti 2) Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman, Surabaya Indonesia Email: 1) muhimmatul27@gmail.com; 2) damayantialia@gmail.com Abstrak: Peningkatan jumlah penduduk disuatu wilayah akan berdampak pada pertumbuhan sektor transportasi yang cepat, terutama jumlah kendaraan bermotor. Hal ini menyebabkan jumlah total emisi yang dihasilkan juga semakin meningkat. Sehingga perlu dilakukan analisis kemampuan vegetasi dalam menyerap emisi karbon monoksida (CO) yang ada di Kecamatan Sukolilo, khususnya vegetasi pada jalur hijau Jl. Arif Rahman, Jl. Nginden Semolo dan Jl. Kertajaya Indah.. Dalam penelitian ini, dilakukan analisa kemampuan vegetasi dalam menyerap emisi CO. Data jumlah total emisi CO diperoleh dari survei kendaraan bermotor dengan metode traffic counting dan daya serap RTH diperoleh dari survei vegetasi eksisting dengan metode observasi di kecamatan Sukolilo. Waktu survey kendaraan bermotor dilakukan pada jam puncak yaitu pada pukul 06.00-08.00; 11.00-13.00; 16.00-18.00; 19.00-21.00. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa daya serap vegetasi Jl. Arif Rahman adalah 3.400,43 ton/tahun, Jl. Nginden Semolo 144,71 ton/tahun dan Jl. Kertajaya Indah 123,15 ton/tahun. Sedangkan beban emisi dari ketiga jalan tersebut adalah 3.428,83 ton/tahun, 1.709,41 ton/tahun dan 4.077,25 ton/tahun. Dari ketiga jalan tersebut RTH eksisting belum mampu menyerap emisi CO yang ada. Kata kunci: Emisi Karbon, Daya serap vegetasi, dan Ruang Terbuka Hijau. Abstract: Increasing the number of population in a region will causes a rapid growth of transportation sector, especially on the number of motor vehicle. It also causes in line increase of the amount of emissions produced. So it is necessary to analyze the ability of vegetation to absorb carbon monoxide (CO) emission in Sukolilo district, especially vegetation that in Arif Rahman street, Nginden Semolo street and Kertajaya Indah Street. In this study will be conducted the analysis of the ability of vegetation to absorb carbon monoxide (CO) emissions. The total amount of CO emissions data was obtained from a survey of motor vehicle with traffic counting method and the absorbency of green open space was obtained from existing vegetation survey with observation method in Sukolilo district. A motor vehicles survey were conducted at the peak hour at 06.00-08.00; 11.00-13.00; 16.00-18.00; 19.00-21.00. The results of data processing showed that the absorptive capacity of vegetation in Arif Rahman street was 3.400,43 ton/year, Nginden Semolo street was 144,71 ton/year and Kertajaya Indah Street was 123,15 ton/year. While the issuance of the third street was 3.428,83 ton/year 1.709,41 ton/year and 4.077,25 ton/year. From this study resulted that the exsisting green line street can not to absorb the CO emissions. Keywords: Carbon Emission, Absorptive Capacity of Vegetation, and Open Green Space. PENDAHULUAN Daerah perkotaan merupakan daerah yang mempunyai peran dan fungsi utama sebagai pusat pemukiman penduduk, pusat pelayanan dan distribusi jasa pemerintahan, pusat pendidikan serta pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Seiring meningkatnya permintaan akan pemanfaatan lahan kota, mengakibatkan perubahan konfigurasi alami lahan perkotaan dan berbagai bentuk ruang terbukanya. Kedua hal ini umumnya merugikan keberadaan Ruang

Terbuka Hijau (RTH) yang sering dianggap sebagai lahan cadangan non ekonomis. Di lain sisi, kemajuan alat dan pertambahan jalur transportasi serta sistem utilitas, sebagai bagian dari peningkatan kesejahteraan warga kota, juga telah menambah jumlah bahan pencemar dan menimbulkan berbagai ketidaknyamanan di lingkungan perkotaan. Untuk mengatasi kondisi lingkungan kota seperti ini sangat diperlukan RTH karena dapat berfungsi meningkatkan kualitas lingkungan dan menjaga kelangsungan kehidupan yang relatif lebih murah, aman, sehat dan nyaman (BAPPEKO Surabaya, 2008). Dengan volume kendaraan bermotor yang besar, emisi CO yang dihasilkan akibat dari kendaraan bermotor juga akan semakin besar seiring dengan terus meningkatnya volume kendaraan bermotor setiap tahunnya. Jumlah total emisi CO dari sektor transportasi di Kota Surabaya mencapai 5.269.460 ton CO/tahun (BLH Surabaya, 2012). Untuk menjaga kondisi lingkungan Kota Surabaya tetap seimbang maka diperlukan adanya RTH, khususnya RTH jalur hijau jalan. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan jalur hijau jalan dalam menyerap emisi CO yang dihasilkan dari kendaraan bermotor di Kecamatan Sukolilo, khususnya jalur hijau Jl. Arif Rahman, Jl. Nginden Semolo, dan Jl. Kertajaya Indah. METODE Data yang digunakan pada penelitian ini adalah jumlah dan jenis kendaraan bermotor yang beroperasi di Kecamatan Sukolilo khususnya pada jalur hijau Jl. Arif Rahman, Jl. Nginden Semolo dan Jl. Kertajaya Indah. Pada pengambilan data jumlah kendaraan bermotor ini dilakukan dengan metode survei traffic counting. Counting adalah pengukuran jumlah kendaraan pada setiap ruas jalan. Pada penelitian ini dilakukan secara manual counts. Lokasi dipilih pada ruas jalan yang tidak memiliki hambatan (belokan, persimpangan,dll) sehingga kecepatan kendaraan yang melewatinya stabil. Pemilihan lokasi sampling dilakukan di Jl. Arif Rahman, Jl. Nginden Semolo dan Jl. Kertajaya Indah, masing-masing diambil 2 titik sampling pada tiap jalan. Periode waktu dan jadwal perhitungan kendaraan di lokasi dilakukan pukul 06.00 08.00, 11.00-13.00, 16.00-18.00, dan 19.00-21.00. Pengamatan di lapangan dilakukan pada masing-masing bahu jalan dan dihitung sendiri-sendiri untuk setiap arah. Jenis kendaraan bermotor yang dihitung pada saat survey adalah Bis Kecil, Bis Sedang, Bis Besar, Angkot, Taksi, Mobil, Truk Kecil, Truk Sedang, Truk Besar dan Sepeda Motor. Pengumpulan data primer vegetasi dilaksanakan dengan observasi langsung RTH jalur hijau sepanjang Jl. Arif Rahman, Jl. Nginden Semolo dan Jl. Raya Kertajaya Indah yang selanjutnya akan di klasifikasikan berdasarkan jenis vegetasi, manfaat dan daya serapnya. Data hasil survei kendaraan pada setiap ruas jalan yang akan dianalisa adalah total jumlah kendaraan yang yang melintasi setiap jalan, baik dari arah masuk maupun keluar jalan. Perhitungan beban emisi akan dihitung berdasarkan persamaan berikut: Keterangan : Q = Jumlah emisi (gr/jam) Ni = Jumlah kendaraan bermotor tipe-i (kendaraan/jam) FEi = Faktor emisi kendaraan bermotor tipe-i (gr/liter) Ki = Konsumsi bahan bakar kendaraan bermotor tipe-i (liter/100 km) L = Panjang jalan (km) (1)

Nilai faktor emisi dengan tipe bahan bakar dan jenis kendaraan yang digunakan untuk menghitung emisi dapat dilihat pada Tabel 1. Sedangkan untuk konsumsi bahan bakar yang telah disesuaikan dengan jenis kendaraannya dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 1. Faktor emisi kendaraan bermotor berdasarkan tipe bahan bakar No. Tipe kendaraan/ bahan bakar Faktor Emisi CO (gr/liter) Bensin : 1. Kendaraan penumpang 462.63 2. Kendaraan niaga kecil 295.37 3. Kendaraan niaga besar 281.14 4. Sepeda motor 427.05 Diesel : 5. Kendaraan penumpang 11.86 6. Kendaraan niaga kecil 15.81 7. Kendaraan niaga besar 35.57 8. Lokomotif 24.11 Sumber: Jinca dkk. 2009 Tabel 2. Konsumsi energi spesifik kendaraan bermotor No. Jenis kendaraan Konsumsi energi spesifik (liter/100km) 1. Mobil penumpang: a. Bensin 11,79 b. Diesel / solar 11,36 2. Bus besar a. Bensin 23,15 b. Diesel / solar 16,89 3. Bus sedang 13,04 4. Bus kecil a. Bensin 11,35 b. Diesel / solar 11,83 5. Bemo, Bajaj 10,99 6. Taksi a. Bensin 10,88 b. Diesel / solar 06,25 7. Truck besar 15,82 8. Truck sedang 15,15 9. Truck kecil a. Bensin 08,11 b. Diesel / solar 10,64 10. Sepeda motor 2,66 Sumber : Jinca dkk. 2009 Emisi karbon total merupakan penjumlahan dari nilai emisi karbon tiap jenis kendaraan di Kecamatan Sukolilo Surabaya. Dengan melakukan pendekatan matematis, secara sederhana debit emisi yang dapat direduksi oleh RTH di kawasan jalur hijau Jalan di Kecamatan Sukolilo Surabaya adalah:

S (2) Keterangan : A = Total emisi CO B = Total daya serap CO oleh tumbuhan (Velayati, 2012) Tumbuhan memerlukan CO 2 dalam proses fotosintesis sebagai sumber energi. Sehingga dalam penelitian ini dilakukan konversi dari CO menjadi CO 2 untuk mempermudah perhitungan daya serap karbon pada tumbuhan. Gas CO melalui proses alamiah di atmosfer dapat teroksidasi menjadi CO 2. CO 2 merupakan salah satu dari gas-gas pembentuk gas rumah kaca (GRK) oleh karena itu keberadaan CO secara tidak langsung dapat menyebabkan efek rumah kaca. Konversi dari CO ke CO 2 menggunakan persamaan : Keterangan : K = Emisi CO 2 M = Massa CO (kg/tahun) Mr = CO sebesar 28; CO 2 sebesar 44 (3) Perhitungan kemampuan daya serap vegetasi adalah dengan mengkalikan jumlah pohon jenis tertentu dengan daya serapnya. Emisi CO yang dihasilkan dari kendaraan bermotor akan teroksidasi menjadi CO 2. Berdasarkan penelitian Kusminingrum (1997) terdapat beberapa jenis tanaman yang dapat menyerap CO. Namun jenis yang ditelitinya sangat sedikit. Dibandingkan dengan penelitian Dahlan (2007) yang menemukan 31 jenis vegetasi yang mampu menyerap CO 2. Dalam penelitian ini digunakan data penelitian terdahulu dari Dahlan. Penelitian yang dilakukan pada 2007-2008 memberikan hasil bahwa trembesi (Samanea saman) terbukti sebagai vegetasi yang menyerap paling banyak CO 2. Dalam setahun, trembesi mampu menyerap 28.488,39 kg CO 2. HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan Emisi Perhitungan jumlah kendaraan bermotor dilaksanakan selama tiga hari yaitu selasa 15 April 2014, Rabu 17 April 2014 dan Kamis 17 April 2014 dengan tujuan untuk mengetahui jumlah kendaraan rata-rata yang dapat mewakili dari jumlah kendaraan setiap harinya. Hasil survei rata-rata jumlah kendaraan pada masing-masing ruas jalan dapat dilihat pada Tabel 3. Waktu/ Jenis Kendaraan Tabel 3. Hasil survei traffic counting Rata-Rata per jam Jl. Arif Rahman Jl. Nginden Semolo Jl. Kertajaya Indah Bus Kecil 1 2 1 Bus Sedang 0 0 1 Bus Besar 2 1 1 Angkot 11 2 14 Taksi 20 0 70

Waktu/ Jenis Kendaraan Jl. Arif Rahman Rata-Rata per jam Jl. Nginden Semolo Jl. Kertajaya Indah Mobil 1.069 1.017 1.983 Truk Kecil 11 7 28 Truk Sedang 10 0 16 Truk Besar 4 10 4 Sepeda Motor 2.663 5.187 3.322 Pada Tabel 3 diperoleh bahwa kendaraan bermotor yang paling dominan melintasi ketiga ruas jalan tersebut adalah sepeda motor dan mobil. Panjang jalan yang digunakan pada penelitian ini adalah Jl. Arif Rahman sebesar 2,8 km, Jl. Nginden Semolo sebesar 1,1 km, dan Jl. Kertajaya Indah sebesar 2 km. Perhitungan beban emisi CO pada tiap jenis jalan dihitung dengan persamaan (1). Data yang dibutuhkan adalah data jumlah kendaraan ratarata (kendaraan/jam), faktor emisi (g/liter), konsumsi bahan bakar (liter/100 km) dan panjang jalan. Nilai faktor emisi CO dan konsumsi energi kendaraan dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Setelah dilakukan perhitungan dengan persamaan (1), didapatkan hasil total emisi dari masing-masing jalan adalah sebagai berikut: Jenis Kendaraan Tabel 4. Beban emisi karbon monoksida Beban Emisi CO rata-rata Jl. Arif Rahman Jl. Nginden Jl. Kertajaya Semolo Indah Bus Kecil 0,02 0,03 0,01 Bus Sedang 0,01-0,04 Bus besar 0,11 0,02 0,02 Angkot 13,27 0,79 11,90 Taksi 24,86 0,02 60,45 Mobil 1.410,96 527,11 1.868,82 Truk Kecil 1,03 0,27 1,86 Truk Sedang 1,31-1,47 Truk Besar 0,48 0,55 0,35 Sepeda Motor 731,91 560,01 652,06 Total 2.183,97 1.088,80 2.596,98 Setelah didapatkan jumlah emisi CO, dilakukan konversi dari CO ke CO 2 dengan menggunakan persamaan (3) yang bertujuan untuk mempermudah tumbuhan dalam menyerap karbon untuk selanjutnya dilakukan proses fotosintesis. Berikut adalah perhitungan dari konversi CO ke CO 2 Konsentrasi Emisi CO 2 (K) = [(2.183,97 ton/tahun)/28) x 44] = 3.428,83 ton/tahun

Perhitungan Daya Serap Tanaman Keberadaan vegetasi yang ada pada sepanjang jalur hijau jalan diharapkan mampu memberikan fungsi yang sesuai dengan kegiatan transportasi yang ada. Jumlah jenis dan jumlah total individu vegetasi didapatkan dengan melakukan survei langsung pada ketiga jalur hijau jalan. Hasil survei jenis dan jumlah vegetassi dapat dilihat pada Tabel 5. Nama Jalan Tabel 5. Hasil survei vegetasi eksisting Jumlah Jenis Jumlah Daya serap Vegetasi Vegetasi pohon Daya serap semak Jl. Arif Rahman 20 632 3.400,415 0,010759 Jl. Nginden Semolo 10 459 144,700 0,012720 Jl. Kertajaya Indah 9 278 123,144 0,081058 Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa daya serap terbesar terdapat pada Jl. Arif Rahman, karena terdapat jumlah jenis vegetasi terbanyak dibandingkan dengan Jl. Nginden Semolo dan Jl. Kertajaya Indah serta didominasi oleh pohon trembesi dan pohon angsana. Analisa Beban Emisi Karbon dan Daya Serap RTH Setelah diperoleh total beban emisi CO 2 dan daya serap CO 2, maka untuk mengetahui kemampuan jalur hijau jalan dalam menyerap emisi yang dihasilkan adalah dengan menghitung sisa emisi. Perhitungan sisa emisi Jl. Arif Rahman, Jl. Nginden Semolo dan Jl. Kertajaya Indah menggunakan persamaan (2). Total daya serap CO 2 dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Total daya serap karbon dioksida kecamatan sukolilo tahun 2014 No Jalan Daya Serap CO 2 Beban Emisi CO 2 Sisa Emisi 1 Jl. Arif Rahman 3.400,43 3.428,83 28,41 2 Jl. Nginden Semolo 144,71 1.709,41 1.564,70 3 Jl. Kertajaya Indah 123,15 4.077,25 3.954,10 Berdasarkan Tabel 6, dapat disimpulkan bahwa dari ketiga jalur hijau jalan belum mampu menyerap emisi CO yang dihasilkan dari kendaraan bermotor secara maksimal karena masih terdapat sisa emisi pada masing-masing jalan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diatas, maka diperoleh kesimpulan bahwa daya serap vegetasi Jl. Arif Rahman adalah 3.400,43 ton/tahun, Jl. Nginden Semolo 144,71 ton/tahun dan Jl. Kertajaya Indah 123,15 ton/tahun. Dari ketiga jalan tersebut RTH eksisting belum mampu menyerap emisi CO yang ada karena masih terdapat sisa emisi dari emisi yang dihasilkan. SARAN Pada penelitian selanjutnya, untuk pengambilan data primer kendaraan bermotor sebaiknya menggunakan

sistem duplo agar data yang didapatkan lebih akurat dibandingkan dengan sistem single. Perhitungan emisi CO sebaiknya lebih spesifik lagi, karena emisi CO tidak hanya dihasilkan dari kegiatan transportasi saja. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Badan Lingkungan Hidup dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya yang telah memberikan data dan informasi tentang kualitas udara dan jenis vegetasi di Kota Surabaya, Khususnya Kecamatan Sukolilo serta semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini baik langsung di lapangan maupun secara tidak langsung. DAFTAR PUSTAKA BAPPEKO Surabaya. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Unit Pengembangan Satelit : Laporan Pendataan dan Identifikasi Tahun 2008. Surabaya, 2008. Jinca, M.Y. Pencemaran Udara Karbon monoksida dan Nitrogenoksida akibat kendaraan bermotor pada ruas jalan padat lalu lintas di Kota Makassar. Simposium. Surabaya. (2009) Kusminingrum, Nanny. Pengaruh Tanaman Jalan Terhadap Baku Mutu Lingkungan Jalan. Pusat Penelitian Bangunan Jalan dan Jembatan. Jakarta, 1997. Velayati, L.H. Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Berdasarkan Serapan Gas CO 2 di Kota Pontianak. Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura. Pontianak, 2012.