Salah satu pelayanan yang mendasar bagi pemerintah daerah adalah pelayanan di bidang kesehatan. Untuk meningkatkan pemberian pelayanan kesehatan kepad

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis Pengaruh Pajak Daerah,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pemerintahan Kota/Kabupaten

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Retribusi Daearah dari tahun 2011 sampai variable (independent variable) tehadap variabel terikat (dependent

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sasaran penelitian ini berkaitan dengan obyek yang akan ditulis, maka

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis data serta pengujian hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 DESAIN PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di lakukan dikantor Dinas Pendapatan Pengelolaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range,

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kepada pemerintah pusat. Penulis melakukan pengambilan data

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menguji hipotesis (hypothesis testing) yang telah dirumuskan

sebuah penelitian tentang: pengaruh laba akuntansi, arus kas opera- sional, ukuran perusahaan, tingkat pertum- buhan perusahaan terhadap harga saham

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pajak Reklame, dan Pajak Parkir dari tahun 2010 sampai dengan 2014.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengemukakan definisi metode penelitian sebagai berikut: mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jadwal penelitian dilaksanakan mulai Maret 2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis data, penulis menggunakan alat bantu komputer seperti paket

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak terdaftar di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di pojok BEI Fakultas Ekonomi Universitas Islam

BAB III METODE PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Barat tahun 2007 sampai dengan 2012.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan peundang-undangan. Hal tersebut

BAB III METODELOGI PENELITIAN. yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical atau

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 sampai Maret 2014

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) TERHADAP PDRB PADA PROVINSI DKI JAKARTA

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri. Alasan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Indonesia. Teknik sampling pada penelitian ini adalah menggunakan purposive

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari Pajak Daerah, Retribusi

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. tertinggi, standar deviasi, varian, modus, dan sebagainya.

BAB III DESAIN PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

40 variabel independen yaitu pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor dan pajak bahan bakar kendaraan bermotor, dan variabel depend

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka

BAB III METODE PENELITIAN. Tulungagung, Jl. A. Yani Timur No. 37 Tulungagung. yaitu karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. datanya didominasi dalam bentuk angka dan analisis data yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. akan menghasilkan kesimpulan yang dapat digeneralisasikan. 1 Penelitian ini

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Jawa Tengah terletak di antara B.T B.T dan 6 30 L.S --

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di Kota Gorontalo. dilaksanakan dari bulan Januari 2014 sampai dengan Maret 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh promosi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rentang waktu selama 9 tahun yaitu periode Data diperoleh

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Juli Adapun data penelitian diperoleh dengan melakukan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang berada di Jl.Perdagangan No.09 Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir, Propinsi Riau pada 10 Maret 2013 sampai selesai.

BAB III METODE PENELITIAN. misalnya berupa laporan-laporan, buku-buku, jurnal penelitian yang berkaitan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN. Untuk perhitungan validitas dan reliabilitas instrumen item masing-masing

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (BEI). S edangkan waktu yang digunakan dalam melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. populasi disebut parameter populasi dan ukuran-ukuran pada sampel disebut. sampel merupakan bagian dari populasi.

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif menekankan analisis pada data-data numeric atau angka yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dari penelitian ini adalah CV.Nusaena Konveksi yang beralamat di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA. tingkat kebenaran hipotesis penelitian yang telah dirumuskan. Dalam analisis data

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode melalui website :

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah biaya dana

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT DELTOMED DI WONOGIRI

BAB III METODE PENELITIAN. logika matematika dan membuat generalisasi atas rata-rata.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. deskriptif yaitu : N merupakan jumlah data yang akan diolah dalam penelitian

BAB lll METODE PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

Pengaruh Desentralisasi Fiskal dan Kinerja Keuangan terhadap Alokasi Belanja Modal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN

Berikut sebuah penelitian:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 32 Provinsi di Seluruh

Pengaruh Faktor Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian Pocari Sweat Pada Mahasiswa Universitas Gunadarma. Destri Andini,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Analisis Pengaruh Produk Domestik Bruto, Jumlah Penduduk, Jumlah Puskesmas terhadap Realisasi Penerimaan Retribusi Pelayanan Kesehatan (Studi Kasus Di Kota Bekasi) Wallensy Septi Pratiwi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Salah satu pelayanan yang mendasar bagi pemerintah daerah adalah pelayanan di bidang kesehatan. Untuk meningkatkan pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat diperlukan penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang memadai dan mampu menjangkau. Upaya penyediaan sumber pembiayaan untuk pelayanan kesehatan antara lain dilakukan melalui penarikan retribusi pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh produk domestik regional bruto, jumlah penduduk dan jumlah puskesmas terhadap realisasi penerimaan retribusi pelayanan kesehatan di Puskesmas Kota Bekasi. Penelitian menggunakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik dan Dinas Kesehatan Kota Bekasi dan alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. Dalam Penelitian ini disimpulkan bahwa produk domestik regional bruto, jumlah penduduk dan jumlah puskesmas mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan retribusi pelayanan kesehatan masyarakat di Kota Bekasi. Kata Kunci : PDRB, Jumlah Penduduk, Jumlah Puskesmas, Retribusi Pelayanan Kesehatan Pendahuluan Otonomi Daerah dapat dilaksanakan secara nyata dan bertanggung jawab seperti yang diterapkan pemerintah pusat terhadap pemerintah daerah perlu ditindak lanjuti dengan melaksanakan serangkaian kegiatan guna memenuhi kebutuhan daerah dengan cara menggali potensi daerah dan pengelolaan keuangan daerah yang berorientasi kepada kepentingan dan kebutuhan masyarakat (Yulianto, 2005). Sumber-sumber pembayaran diutamakan dari dalam negeri (daerah) sendiri baik berupa tabungan pemerintah maupun tabungan masyarakat. Sumber-sumber pembiayaan dari luar negeri merupakan pelengkap saja (Yulianto, 2005). Tabungan pemerintah merupakan kelebihan penerimaan dalam daerah, meliputi penerimaan pemerintah yang berasal dari pajak daerah dan atau retribusi daerah. Penerimaan daerah perlu terus diupayakan adanya peningkatan pendapatan asli daerah dengan menggali sumber-sumber dana yang ada sehingga dapat menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat yang semakin meningkat kuantitas dan kualilasnya (Yulianto, 2003). Pendapatan asli daerah merupakan sumber pendapatan murni daerah yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lainlain pendapatan asli daerah yang sah. Semua pendapatan daerah itu mempunyai peranan penting dalam keuangan daerah yang merupakan salah satu tolok ukur di dalam pelaksanaan otonomi daerah yang luas, nyata, dan bertanggung jawab secara proporsional. Pada hakikatnya retribusi daerah lebih beraneka ragam dan bervariasi antara daerah yang satu dengan yang lain. Semakin maju suatu daerah akan semakin banyak fasilitas atau jasa yang perlu disediakan untuk pemenuhan kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat sehingga semakin banyak pula jasa-jasa retribusi yang dapat dipungut oleh daerah.

Salah satu pelayanan yang mendasar bagi pemerintah daerah adalah pelayanan di bidang kesehatan. Untuk meningkatkan pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat diperlukan e2

penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang memadai dan mampu menjangkau segenap komponen masyarakat sesuai dengan kemampuan ekonominya dan penyediaan sumber-sumber pendapatan asli daerah yang hasilnya memadai. Untuk menilai sejauh mana pembangunan bidang ekonomi yang telah dilaksanakan maka sangat diperlukan adanya alat untuk mengukur tingkat keberhasil an pembangunan tersebut. Pendapatan regional adalah suatu indikator berupa data agregat yang sampai saat ini banyak negara termasuk Indonesia masih memakai data tersebut untuk mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi, baik secara nasional maupun regional. PDRB merupakan data statistik untuk memberikan gambaran-gambaran keadaan ekonomi baik di masa lalu maupun sekarang dan sebagai eva evaluasi, perencanaan, dan sasaran yang akan dicapai masa mendatang. Kerangka Teori Menurut Badan Pusat Statistik Kota Bekasi (2007), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu wilayah atau daerah pada suatu periode tertentu, biasanya satu tahun, tanpa memperhitungkan kepemilikan. Menurut Badan Pusat Statistik Kota Bekasi (2007), jumlah penduduk yang biasa digunakan sebagai pembagi dalam perhitungan PDRB agar diperoleh pendapatan per kapita adalah jumlah penduduk pertengahan tahun. Jumlah penduduk tersebut merupakan rata-rata jumlah penduduk pada tahun yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan penduduk pertengahan tahun adalah jumlah penduduk pada akhir tahun ditambah penduduk awal tahun dibagi dua. Puskesmas adalah pusat pelayanan kesehatan yang ditujukan bagi masyarakat. Menurut Yulianto (2005), jaringan puskesmas merupakan fakor-faktor yang dapat mempengaruhi pemerataan pelayanan kesehatan. Menurut Yulianto (2005), retribusi pelayanan kesehatan merupakan realisasi penerimaan retribusi kesehatan masyarakat yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat maupun di Balai Pengobatan. Metode Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dikumpulkan dari Badan Pusat Statistik Kota Bekasi dan Dinas Kesehatan Kota Bekasi. Data-data sekunder ini terdiri dari data PDRB Kota Bekasi Atas Dasar Harga Konstan 2000 antara tahun 2003-2006, jumlah penduduk, jumlah puskesmas, retribusi pelayanan kesehatan Kota Bekasi antara tahun 2003-2006. Dalam penelitian ini digunakan alat analisis regresi linier sederhana dengan variabel bebas PDRB, jumlah penduduk, dan jumlah puskesmas. Uji Asumsi Klasik Uji Autokorelasi Menurut Santosa dan Ashari (2005) menyatakan bahwa asumsi autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana variabel dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Maksud korelasi dengan diri sendiri adalah bahwa nilai dari variabel dependen tidak berhubungan dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai periode sebelumnya atau nilai periode sesudahnya. Menurut Alhusin (2003) Rumus Uji Durbin Watson sebagai berikut: (en. en-1) 2 d =

Uji Heteroskedastisitas Menurut Santosa dan Ashari (2005) menyatakan bahwa asumsi heterokedastisitas adalah asumsi 8 dalam regresi di mana varians dari residual tidak sama sama untuk satu pengamatan ke pengamatan lain. Uji Multikolinieritas Menurut Priyatno (2008), multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Uji Statistik Uji Ketepatan Parameter Penduga (Estimate) Menurut Setiaji (2004), uji t digunakan untuk menguji apakah pertanyaan hipotesis benar. Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien Determinasi (R 2 ) Menurut Setiaji (2008), koefisien determinasi (R 2 ) pada intinya digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel bebas dalam menerangkan variabel yang terikat. Rumus R 2 yang digunakan adalah: (Y Ŷ) 2 R 2 = (Y Ÿ) 2 PEMBAHASAN Analisis Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Gambar 4.1 Grafik Histogram pada variabel PDRB terhadap RPK e4

Gambar 4.2 Grafik P-P Plot pada variabel PDRB terhadap RPK Dari grafik output tersebut dapat disimpulkan bahwa garis retribusi pelayanan kesehatan mengikuti bentuk distribusi normal dengan bentuk histogram yang hampir sama dengan bentuk 2 distribusi normal. Dari grafik P-P Plots, suatu data akan terdistribusi normal jika nilai probabilitas yang diharapkan adalah sama dengan nilai probabilitas pengamatan. Pada grafik P-P Plots, kesamaan antara nilai propabilitas harapan dan pengamatan ditunjukan dengan garis diagonal yang merupakan perpotongan antara garis propabilitas harapan dan probabilitas pengamatan. Dari grafik terlihat bahwa nilai P-P Plot tidak menyimpang jauh dari garis diagonal, sehingga bisa diartikan bahwa distribusi data 0 produk domestik regional bruto adalah normal. Gambar 3 Grafik Histogram pada variabel JPd terhadap RPK Gambar 5 Grafik P-P Plot pada variabel JPs terhadap RPK

Dari grafik output tersebut dapat disimpulkan bahwa garis retribusi pelayanan kesehatan mengikuti bentuk distribusi normal dengan bentuk histogram yang hampir sama dengan bentuk 2 08 distribusi normal. Dari grafik P-P Plots, suatu data akan terdistribusi normal jika nilai probabilitas yang diharapkan adalah sama dengan nilai probabilitas pengamatan. Pada grafik P-P Plots, kesamaan antara nilai propabilitas harapan dan pengamatan ditunjukan dengan garis diagonal yang merupakan perpotongan antara garis propabilitas harapan dan probabilitas pengamatan. Dari grafik terlihat bahwa nilai P-P Plot tidak menyimpang jauh dari garis diagonal, sehingga bisa diartikan bahwa distribusi data 06 jumlah penduduk adalah normal. Gambar 5 Grafik Histogram pada variabel JPs terhadap RPK Gambar 6 Grafik P-P Plot pada variabel JPs terhadap RPK

Gambar 7 Grafik P-P Plot pada variabel JPs terhadap RPK

Dari grafik output tersebut dapat disimpulkan bahwa garis retribusi pelayanan kesehatan mengikuti bentuk distribusi normal dengan bentuk histogram yang hampir sama dengan bentuk distribusi normal. Dari grafik P-P Plots, suatu data akan terdistribusi normal jika nilai probabilitas yang diharapkan adalah sama dengan nilai probabilitas 2pengamatan. Pada grafik P-P Plots, kesamaan antara nilai propabilitas harapan dan pengamatan ditunjukan dengan garis diagonal yang merupakan perpotongan antara garis propabilitas harapan dan probabilitas pengamatan. Dari grafik terlihat bahwa nilai P-P Plot tidak menyimpang jauh dari garis diagonal, sehingga bisa diartikan bahwa distribusi data jumlah puskesmas adalah normal. 2. Uji Autokorelasi. Tabel 1 Uji Autokorelasi pada variabel 0 PDRB,JPd dan JPs terhadap RPK Variabel Durbin Kesimpulan Watson PDRB 0,845 Tidak terjadi autokorelasi JPd 1,388 Tidak terjadi autokorelasi JPs 1,061 Tidak terjadi autokorelasi Sumber: BPS dan Dinas Kesehatan Kota Bekasi, data diolah Berdasarkan tabel 1 dapat diperoleh kesimpulan bahwa nilai Durbin Watson untuk keseluruhan variabel berada di antara 0 sampai 4, artinya seluruh variabel tidak terjadi gej ala autokorelasi. -2 3. UJI Heteroskedastisitas Gambar 7 Uji Heteroskedastisitas PDRB terhadap RPK Dari hasil tersebut terlihat bahwa penyebaran residual adalah tidak teratur. Hal tersebut dapat dilihat pada plot yang terpencar dan tidak membentuk pola tertentu. Dengan hasil demikian, kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa tidak terjadi gej ala homokedastisitas sehingga memenuhi asumsi heterokedastisitas.

Gambar 8 Uji Heteroskedastisitas JPd terhadap RPK Dari hasil tersebut terlihat bahwa penyebaran residual adalah tidak teratur. Hal tersebut dapat -2 dilihat pada plot yang terpencar dan tidak membentuk pola tertentu. Dengan hasil demikian, kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa tidak terjadi gej ala homokedastisitas sehingga memenuhi asumsi heterokedastisitas. Gambar 9 Uji Heteroskedastisitas JPs terhadap RPK Dari hasil tersebut terlihat bahwa penyebaran residual adalah tidak teratur. Hal tersebut dapat dilihat pada plot yang terpencar dan tidak membentuk pola tertentu. Dengan hasil demikian, kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa tidak terjadi gej ala homokedastisitas sehingga memenuhi asumsi heterokedastisitas. 4. Uji Multikolinearitas Tabel 2 Uji Multikolinearitas pada variabel PDRB,JPd dan JPs terhadap RPK Variabel VIF Kesimpulan PDRB 0,003 Tidak terjadi multikolinearitas JPd 0,000 Tidak terjadi multikolinearitas JPs 0,000 Tidak terjadi multikolinearitas Sumber: BPS dan Dinas Kesehatan Kota Bekasi, data diolah Dengan menggunakan uji multikolinearitas dapat diketahui nilai variance inflation factor (VIF) pada variabel produk domestik regional bruto, jumlah penduduk dan jumlah puskesmas terhadap

realisasi penerimaan retribusi pelayanan kesehatan masing-masing dipeoleh nilai VIF sebesar 0,003; 0,000; 0,042. Nilai VIF lebih kecil dari 5 menunjukan tidak adanya gejala multikolinearitas. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tidak adanya gej ala multikolinearitas pada model regresi. Analisis Uji Statistik 1. Uji Determinasi Tabel 4.3 Uji Determinasi pada PDRB, JPd, JPs terhadap RPK Variabel R R Square Adjusted R Square Standard Error of the Estimate PDRB 0,416 0,173 0,155 125107696,204 JPd 0.839 0,704 O,697 74920960,67436 JPs 0,613 0,375 0,362 108745004,01757 Sumber: BPS dan Dinas Kesehatan Kota Bekasi, data diolah Berdasarkan tabel diatas diketahui nilai R pada variabel PDRB, JPd dan JPs masing-masing diperoleh sebesar 0,146; 0.839 dan 0,613 Angka R square atau koefisien determinasi yang diperoleh masing-masing variabel adalah sebesar 0,173; 0,704; 0,375. Dari hasil tersebut diketahui bahwa 17,3% perubahan atau variasi diperoleh dari variabel PDRB, 70,4% perubahan atau variasi diperoleh dari variabel JPd dan 37,5% perubahan atau variasi diperoleh dari variabel JPs. Persentase yang dipengaruhi atau dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini masing-masing sebesar 82,7%; 29,6% dan 62.5%. 2. U j i t Tabel 3 Uji t pada PDRB, JPd, JPs terhadap RPK Variabel T Signifikansi PDRB 3,106 0,003 JPd 10,448 0,000 JPs 5,258 0.000 Sumber: BPS dan Dinas Kesehatan Kota Bekasi, data diolah Hasil uji t menunjukkan bahwa t hitung untuk PDRB sebesar 3,106 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,003, t hitung untuk JPd sebesar 10,448 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 dan t hitung untuk JPs sebesar 5,258 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000. Nilai t tabel untuk uji t sebesar 2,015 yang diperoleh dari alpha 0,0025. Nilai t hitung yang diperoleh lebih besar dari t tabel dan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 sehingga kesimpulan yang dapat diambil adalah menolak Ho yang berarti koefisien konstanta signifikan secara statistik. Nilai t hitung dan variabel independen yang terbesar adalah JPd kemudian PDRB dan JPs. Artinya bahwa variabel yang mempunyai pengaruh yang paling kuat adalah jumlah penduduk yang di ikuti variabel PDRB dan jumlah puskesmas.

Persamaan Regresi Untuk mengetahui pengaruh hubungan PDRB, JPd, JPs terhadap realisasi penerimaan retribusi pelayanan kesehatan (Y) secara parsial, maka digunakan analisis regresi linier sederhana yang dapat dirumuskan yaitu: Y = a + b1 X1 Dimana : Y = R P K a = Konstanta X1 = Variabel independen b = Koefisien Regresi Hasil perhitungan penulis menggunakan perhitungan komputer dengan perangkat lunak SPSS 15.0 (Statistical Program for Social science) dibawah operasi Windows. Berdasarkan tabel coefficient, diperoleh persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut: Y = a + b PDRB Y= 194522872,364 + 0,0000595 Dari persamaan di atas dapat dijelaskan konstanta sebesar 194522872,364 artinya jika PDRB nilainya adalah 0, maka RPK nilainya positif sebesar 194522872,364. Koefisien regresi 0,0000595 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda +) Rp. 1,- PDRB akan meningkatkan RPK sebesar 0,0000595. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara PDRB dengan RPK, semakin tinggi PDRB maka semakin meningkatkan realisasi penerimaan retribusi pelayanan kesehatan. Y = a + b JPd Y= 6520257,302 + 149 1,325 Dari persamaan di atas dapat dijelaskan konstanta sebesar 6520257,302 artinya jika JPd nilainya adalah 0, maka RPK nilainya positif sebesar 6520257,302. Koefisien regresi 1491,325 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda +) Rp. 1,- JPd akan meningkatkan RPK sebesar 149 1,325. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara JPd dengan RPK, semakin tinggi JPd maka semakin meningkatkan realisasi penerimaan retribusi pelayanan kesehatan. Y = a + b JPs Y= 119978167,227 + 50607877,678 Dari persamaan di atas dapat dijelaskan konstanta sebesar 119978167,227 artinya jika JPs nilainya adalah 0, maka RPK nilainya positif sebesar 119978167,227. Koefisien regresi 50607877,678 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda +) Rp. 1,- JPs akan meningkatkan RPK sebesar 50607877,678. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara JPs dengan RPK, semakin tinggi JPs maka semakin meningkatkan realisasi penerimaan retribusi pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa PDRB, JPd dan JPs secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap realisasi penerimaan retribusi pelayanan kesehatan. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh positif dan signifikan terhadap realisasi penerimaan retribusi pelayanan kesehatan dengan koefisien determinasi sebesar 0,173 maka apabila PDRB naik 1% akan menaikkan penerimaan retribusi pelayanan kesehatan sebesar 17,3%. Kondisi ini menggambarkan bahwa struktur ekonomi daerah mempunyai peranan cukup penting dalam kebijakan fiskal. Untuk itu, apabila tingkat perekonomian tumbuh dengan baik maka derajat perekonomian masyarakat akan semakin baik sehingga dapat meningkatkan pendapatan Pemerintah Daerah dengan

adanya penerimaan realisasi retribusi pelayanan kesehatan. Jumlah penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap realisasi penerimaan retribusi pelayanan kesehatan dengan koefisien determinasi sebesar 0,704 maka apabila jumlah penduduk naik 1% akan menaikkan penerimaan retribusi pelayanan kesehatan sebesar 70,4%. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat telah memiliki kesadaran yang cukup tinggi dalam menjaga kesehatan dan kebersihan. Jumlah puskemas berpengaruh positif dan signifikan terhadap realisasi penerimaan retribusi pelayanan kesehatan dengan koefisien determinasi sebesar 0,375 maka apabila jumlah puskesmas naik 1% akan menaikkan penerimaan retribusi pelayanan pelayanan kesehatan sebesar 37,5%. Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya puskesmas mempengaruhi penerimaan retribusi pelayanan kesehatan. Adanya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan yang cukup tinggi mengakibatkan masyarakat memilih memeriksakan diri ke puskesmas sebagai salah satu fasilitas kesehatan. PENUTUP Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDRB) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap realisasi penerimaan retribusi pelayanan kesehatan. 2. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan Jumlah penduduk (JPd) berpengaruh positif dan signifikan terhadap realisasi penerimaan retribusi pelayanan kesehatan. 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jumlah puskesmas (JPs) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap realisasi penerimaan retribusi pelayanan kesehatan. Pengujian variabel PDRB, JPd dan JPs secara parsial memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap RPK. Dengan demikian kesemua faktor tersebut akan menyebabkan penambahan positif terhadap RPK jika bernilai positif dan sebaliknya. DAFTAR PUSTAKA Dinas Kesehatan Kota Bekasi. 2007. Jumlah Puskesmas, Bekasi. Djokomoeljanto. 2004. Analisis Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten Boyolali, Jurnal Retribusi Pelayanan Kesehatan, Wonogiri. Fisher, R. C. 1996. State and Local Public Finance. Chicago: Irwin. Kota Bekasi. 2007. Jumlah Penduduk 2003-2006. Bekasi: BPS.. 2003. Jurnal Profil Kota Bekasi. Bekasi.. 2007. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2003-2006. Bekasi: BPS. Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Jakarta: Mediakom. Peraturan Pemerintah tahun 2000 tentang Retribusi Daerah, Jakarta. Santoso, Budi, Purbayu dan Ashari. 2005. Analisis Statistik Dengan Microsof Ecell dan SPSS. Yogyakarta: Andi Offset.

Santoso, Singgih. 2001. Buku Latihan SPSS. Edisi Kedua. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.. 2006. Menggunakan SPSS untuk Statistik Parametik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Setiaji, Bambang. 2004. Panduan Riset dengan Pendekatan Kuantitatif. Surakarta: UMS Sumodiningrat, Gunawan. 1999. Ekonometrika Pengantar. Yogyakarta: BPFE. Sutanto, A. 2002. Analisis Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten Wonogiri, Jurnal Retribusi Pelayanan Kesehatan, Wonogiri. Uyanto, Stanislaus, S. 2006. Pedoman Analisis Data. Yogyakarta: Graha Ilmu. Wahyudin, M dan Sugiharno, E. 2001. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi PAD, Jurnal Manajemen Daya Saing, Pekalongan. Yulianto, Sigit. 2005. Analisis Retribusi Pelayanan Kesehatan, Jurnal Retribusi Pelayanan Kesehatan, Wonogiri.