PRIORITAS PENANGANAN JALAN NASIONAL BERDASARKAN METODE ANALISIS MULTI KRITERIA (STUDI KASUS DI KOTA BANDA ACEH)

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Teknik Sipil ISSN

Jurnal Teknik Sipil ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 11 Pages pp

STUDI PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN RUAS JALAN NASIONAL BIREUEN LHOKSEUMAWE - PANTONLABU

PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA

ANALISIS KONDISI KEMANTAPAN JALAN DENGAN LALU LINTAS HARIAN RATA-RATA PADA JALAN ARTERI SEKUNDER

STUDI PERBANDINGAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN PROVINSI DI SUMATERA BARAT

Dosen, Diploma 4 Perancangan Jalan dan Jembatan, Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Lhokseumawe, Buketrata,

PRIORITAS PENANGANAN PENINGKATAN JALAN PADA RUAS-RUAS JALAN DI KABUPATEN KAPUAS DENGAN METODE AHP

Penentuan Skala Prioritas Penanganan Jalan Kabupaten di Kabupaten Kudus Dengan Metode Analytical Hierarchy Process

PENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN

Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kerusakan Jalan Di Kota Bandung Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai batas antar negara, provinsi ataupun kabupaten. memperhatikan kenyamanan.(sukirman,1999)

PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA

STUDI ALTERNATIF LOKASI LAHAN TERMINAL BUS KOTA SABANG

INVENTARISASI DATA KONDISI JALAN KE DALAM APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)

Perbandingan Nilai Kondisi Permukaan Perkerasan Jalan Lentur Dengan Menggunakan Metode Asphalt Institute Dan Metode PCI

Nany Helfira, Manyuk Fauzi, Ari Sandhyavitri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KAJIAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG JALAN DI JAWA BARAT

EVALUASI KINERJA JALAN PROPINSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KETERBATASAN DANA PENANGANAN JALAN (STUDI KASUS PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR) TESIS

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA DALAM PEMILIHAN TEMPAT KERJA MELALUI METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

PENENTUAN JENIS PEMELIHARAAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA (STUDI KASUS: KECAMATAN JABUNG, KABUPATEN MALANG) Dian Agung 1 Saputro

METODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming.

PENENTUAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JARINGAN JALAN DI KOTA SUKABUMI

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PRIORITAS PERBAIKAN JALAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

Tidak adanya metode khusus yang digunakan oleh Satuan Kerja Sementara Pemeliharaan Jalan Papua Barat dalam menentukan skala prioritas dalam

Penyebaran Kuisioner

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENANGANAN JALAN NASIONAL DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN KEGIATAN PENINGKATAN JALAN KOTA DI KOTA BANDAR LAMPUNG

KAJIAN KRITERIA PENANGANAN JALAN NASIONAL LINTAS TIMUR PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENENTUAN LOKASI TERMINAL BIS ANTAR KOTA DI DAERAH ISTIMEWA JOGJAKARTA (TINJAUAN TERHADAP STAKEHOLDER MAHASISWA PENGGUNA BIS ANTAR KOTA)

EVALUASI KONDISI PERKERASAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI) (STUDI KASUS RUAS JALAN BEUREUNUEN BATAS KEUMALA)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)

Pemanfaatan Metode Analytical Hierarchy Process Untuk Penentuan Kenaikan Jabatan Karyawan

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 3, No. 2 : , September 2016

Kuliah 11. Metode Analytical Hierarchy Process. Dielaborasi dari materi kuliah Sofian Effendi. Sofian Effendi dan Marlan Hutahaean 30/05/2016

MEMILIH METODE ASSESMENT DALAM MATAKULIAH PENERBITAN DAN PEMROGRAMAN WEB MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PENDEKATAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PENENTUAN URUTAN PENGERJAAN PESANAN PELANGGAN (STUDI KASUS: PT TEMBAGA MULIA SEMANAN)

URUTAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN KOTA DI KOTA PONTIANAK DENGAN MENGGUNAKAN PROSES HIRARKI ANALITIK

Jurnal Teknik Sipil ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 11 Pages pp

Sabdo Wicaksono Skripsi, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Gunadarma, Jakarta

Gambar 1.1 Pertumbuhan PDRB Provinsi Sumbar Tahun (%) Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat (2015)

EVALUASI RENCANA PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR DI KOTA BANDA ACEH

PENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DAERAH IRIGASI DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) (185A)

APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK

PENGGUNAAN METODE PROSES HIRARKI ANALITIK DALAM PENENTUAN LOKASI DERMAGA BONGKAR MUAT ANGKUTAN SUNGAI (STUDI KASUS: KOTA PONTIANAK)

BAB II LANDASAN TEORI. negara, atau instansi. Sedangkan transportasi adalah pengangkutan atau

Jalan Ir. Sutami No.36A Surakarta Telp e-jurnalmatriks TEKNIK SIPIL/Maret 2017/243

Jurnal SCRIPT Vol. 3 No. 1 Desember 2015

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

Studi Penentuan Prioritas Peningkatan Ruas Jalan Nasional Di Propinsi Kalimantan Tengah

Studi Penanganan Ruas Jalan Bulu Batas Kota Tuban Provinsi Jawa Timur Menggunakan Data FWD dan Data Mata Garuda

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Bab III Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan perumahan dan

Gambar 3. Kerangka pemikiran kajian

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS

PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALY TICAL HIERARCHY P ROCESS (AHP) Jefri Leo, Ester Nababan, Parapat Gultom

Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN TYPE SEPEDA MOTOR YAMAHA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

Evaluasi Kualitas Proyek Jalan Lingkar Selatan Sukabumi Pada Titik Pelabuhan II Jalan Baros (Sta ) ABSTRAK

IMPLEMENTASI KOMBINASI METODE AHP DAN SAW DALAM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KREDIT PERUMAHAN RAKYAT ABSTRAK

ANALISA PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN PASAR BARU DI KECAMATAN MUARADUA KABUPATEN OKU SELATAN

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015

Techno.COM, Vol. 12, No. 4, November 2013:

PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penentuan Pemilihan Bentuk Outline Tugas Akhir Dengan Menggunakan Model Analytical Hierarchy Process (AHP)

ANALISIS KEMAMPUAN PELAYANAN JARINGAN JALAN LINTAS TIMUR PROVINSI ACEH BERDASARKAN INDIKATOR INDEKS PRASARANA JALAN (IPJ)

PENERAPAN MODEL KEBUTUHAN TRANSPORTASI PADA PENYUSUNAN PROGRAM PENANGANAN JALAN BERBASIS IRMS (STUDI KASUS PROVINSI JAWA BARAT)

BAB III METODE KAJIAN

PROGRAM PEMELIHARAAN JALAN NASIONAL DI PROVINSI SUMATERA UTARA

Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. kerusakan ruas Jalan Pulau Indah, Kupang dari STA 0+00 STA 0+800, maka

ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Penentuan Kriteria Kendaraan di Area Penyimpanan Studi Kasus Tunas Daihatsu Cilegon

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP

ABSTRAK KAJIAN ALOKASI DANA PEMELIHARAAN JALAN NASIONAL RAHMI YULIASIH NIM :

Transkripsi:

ISSN 2302-0253 11 Pages pp. 119-129 PRIORITAS PENANGANAN JALAN NASIONAL BERDASARKAN METODE ANALISIS MULTI KRITERIA (STUDI KASUS DI KOTA BANDA ACEH) Mifa Maulidya 1, M. Isya 2, Sofyan M. Saleh 3 1) Mahasiswa Magister Teknik Sipil Bidang Manajemen Rekayasa Transportasi, Universitas Syiah Kuala Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111. email: mifatoble@yahoo.com 2,3) Dosen Program Studi Magister Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111. Email: mtsunsyiah@yahoo.co.id Abstrak: Transportation is one of the most influential aspects in regional development plan. Transportation can be a liaison between regions and accelerate the process of movement of goods and people. The infrastructure of land transportation that is very essential for the acceleration is road. In order to make the road can accommodate the needs of movement with a certain level of service, there should be an effort to maintain the quality of the road. The purpose of this study is to determine the condition of the national road in the Banda Aceh city as well as what type of treatment that will be used, so it can be determined the priority of road handling. The benefit of this study is to provide an alternative in choosing priority road handling in accordance with current conditions. The method that used to assess the condition of the road and the type of treatment is the Bina Marga method by using Road Condition Survey (SKJ). Prioritization of road handling will be done by using Multi Criteria Analysis (AMK) by making the value of road conditions, type of road handling, LHR volume, and land used activities as the selection criteria. The results of this study were the criteria for road conditions (51.84%) came out as respondent choice in determining the criteria for road handling, while the LHR volume criteria (14.25%) was respondents last choice. The roads segment that became the priority of road handling is Jalan Teuku Umar (14.32%) with the assessment criteria of road segment was medium road conditions, the type of maintenance handling routine, level of LHR high volume and the land use in form of regional trade. Keywords: road condition, type of treatment, multi criteria analysis (AMK), road condition survey(skj) Abstrak: Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang sangat penting bagi kelancaran dalam transportasi, dimana jalan selalu memfasilitasi setiap pergerakan yang terjadi baik pergerakan manusia maupun pergerakan barang. Agar jalan tetap dapat mengakomodasi kebutuhan pergerakan dengan tingkat layanan tertentu maka perlu dilakukan suatu usaha untuk menjaga kualitas layanan jalan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi eksisting jalan nasional yang ada di Kota Banda Aceh, mengetahui jenis penanganan yang akan dilakukan berdasarkan kondisi jalan yang ada serta mengetahui pemilihan prioritas penanganan ruas jalan nasional yang akan diutamakan penanganannya. Metode yang digunakan untuk menilai kondisi jalan dan jenis penanganannya adalah metode Bina Marga dengan melakukan Survey Kondisi Jalan (SKJ). Penentuan prioritas penanganan jalan akan dilakukan dengan menggunakan metode Analisis Multi Kriteria (AMK) dengan menjadikan nilai kondisi jalan, jenis penanganan jalan, volume LHR, aktivitas tata guna lahan sebagai kriteria pilihan. Hasil penelitian ini adalah kriteria kondisi jalan (51,84%) menjadi pilihan responden dalam menentukan kriteria penanganan jalan, sedangkan kriteria volume LHR (14,25%) menjadi pilihan akhir responden. Ruas jalan yang menjadi prioritas penanganan jalan adalah Jalan Teuku Umar (14,32%) dengan kriteria penilaian ruas jalan yaitu kondisi jalan sedang, jenis penanganan pemeliharaan rutin, tingkat volume LHR tinggi dan tata guna lahan berupa daerah perdagangan. Kata kunci: kondisi jalan, jenis penanganan, prioritas penanganan, Analisis Multi Kriteria (AMK), Survei Kondisi Jalan (SKJ) 119 - Volume 3, No. 2, Mei 2014

PENDAHULUAN Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang sangat penting bagi kelancaran dalam transportasi, dimana jalan selalu memfasilitasi setiap pergerakan yang terjadi baik pergerakan manusia maupun pergerakan barang. Agar jalan tetap dapat mengakomodasi kebutuhan pergerakan dengan tingkat layanan tertentu maka perlu dilakukan suatu usaha untuk menjaga kualitas layanan jalan. Demi tercapainya tingkat layanan jalan yang baik, maka perlu dilakukan pemeliharaan agar kondisi jalan tetap selalu pada kondisi yang baik. Selama ini pemeliharaan ruas jalan ditentukan dengan pengamatan secara visual dan melihat dari sejarah penanganan jalan. Penentuan ruas jalan untuk dilakukan perbaikan selama ini dilihat berdasarkan sejarah penanganan yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya. Hal ini disesuaikan dengan ketersediaan anggaran untuk pemeliharaan ruas jalan nasional. Ruas jalan yang akan ditinjau pada penelitian ini adalah delapan ruas jalan nasional yang ada di Kota Banda Aceh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi eksisting jalan nasional yang ada di Kota Banda Aceh, mengetahui jenis penanganan yang akan dilakukan berdasarkan kondisi jalan yang ada serta mengetahui pemilihan prioritas penanganan ruas jalan nasional yang akan diutamakan penanganannya. Metode yang akan digunakan dalam menentukan kondisi jalan dan penanganannya adalah metode Bina Marga, dimana metode ini menilai kondisi jalan berdasarkan survei permukaan. Berdasarkan kondisi jalan dan jenis penanganannya selanjutnya ditentukan prioritas penanganan dengan menggunakan metode Analisis Multi Kriteria. Metode ini didapatkan dari perangkingan terhadap penilaian yang diberikan kepada pihak-pihak (stakeholder) yang berkompeten dibidang penanganan jalan melalui kuisioner. KAJIAN PUSTAKA Dalam kajian pustaka ini diuraikan beberapa teori yang mendukung penelitian yang dikutip dari beberapa referensi yang ada kaitan dengan penelitian. Kondisi jalan Hardiatmo (2007) menjelaskan bahwa penilaian terhadap kondisi perkerasan jalan merupakan aspek yang paling penting dalam hal menentukan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan jalan. Terdapat beberapa sistem penilaian kondisi perkerasan sebagai berikut : 1. Bina Marga; 2. Asphalt Institute; 3. Metode PCI. Penanganan jalan Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan Pemeliharaan Jalan dapat dikatagorikan ke dalam 3 hal yaitu : 1. Pemeliharaan Rutin 2. Pemeliharaan Berkala 3. Rehabilitasi Jalan Survei Kondisi Jalan Volume 3, No. 2, Mei 2014-120

Survey kondisi permukaan jalan dilakukan untuk mendapatkan nilai Surface Distress Index (SDI), untuk setiap penilaian dapat dilihat pada Tabel 1 berikut : Tabel 1. Penilaian Luas Retak Angka Katagori Luas Retak Nilai SDI 1 1 Tidak Ada - 2 < 10 % 5 3 10 30 % 20 4 > 30 % 40 Sumber : Bina Marga, 2011 Nilai SDI berdasarkan katagori lebar retak dapat dilihat pada tabel 2 berikut. Tabel 2. Penilaian Lebar Retak Angka Katagori Lebar Retak Nilai SDI 2 1 Tidak Ada - 2 Halus < 1 mm - 3 Sedang 1 3 mm - 4 Lebar > 3 mm Hasil SDI 1 x 2 Sumber : Bina Marga, 2011 Nilai SDI untuk jumlah lubang yang terdapat pada permukaan jalan per 100 meter dapat dilihat pada tabel 3 berikut. Tabel 3. Penilaian Jumlah Lubang Angka Jumlah Lubang Nilai SDI 3 1 Tidak Ada - 2 < 10 / 100 m Hasil SDI 2 x 15 3 10 50/100 m Hasil SDI 2 x 75 4 > 50/100 m Hasil SDI 2 x 225 Sumber : Bina Marga, 2011 Bekas roda merupakan penurunan permukaan jalan akibat yang diakibatkan oleh kendaraan dengan muatan berlebih. Nilai Surface Distress Index (SDI) untuk tebalnya bekas roda kendaraan yang terdapat pada permukaan jalan dapat dilihat pada tabel 4 berikut. Tabel 4. Penilaian Bekas Roda Angka Penurunan Bekas Nilai Roda X Nilai SDI 4 1 Tidak Ada - - 2 < 1 cm dalam 0,5 Hasil SDI 3 + 5 x 0,5 3 1 3 cm dalam 2 Hasil SDI 3 + 5 x 2 4 > 3 cm dalam 4 Hasil SDI 3 + 5 x 4 Sumber : Bina Marga, 2011 Dari nilai Surface Distress Index (SDI) yang didapatkan selanjutnya dapat dilihat kondisi kerusakan jalan dan jenis penanganannya. Penentuan kondisi jalan berdasarkan jumlah Nilai Surface Distress Index (SDI) yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 5 berikut. Tabel 5. Teknik Surface Distress Index (SDI) Kondisi Jalan SDI Baik < 50 Sedang 50-100 Rusak Ringan 100-150 Rusak Berat > 150 Sumber Bina Marga, 2011 Berdasarkan tipe lapisan permukaan jalan didapatlah kondisi permukaan ruas jalan yang diamati, dimana baik buruknya permukaan jalan dapat dilihat dari nilai International Roughness 121 - Volume 3, No. 2, Mei 2014

Index (IRI) yang diperoleh dari instansi Dinas Pekerjaan Umum. Type Permukaan dan Roughness dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Type Permukaan dan Roughness No. IRI Type permukaan Keterangan 1 <4 Aspal Very Good 2 4-8 Aspal Good - Fair 3 8-12 Aspal Fair - Poor 4 12-16 Aspal Poor - Bad 5 16-20 Aspal Bad 6 20 Aspal Very bad 7 Any Unsealed Unsealed Sumber Bina Marga, 2011 Menentukan nilai kondisi jalan dengan menghubungkan atau mengkombinasikan nilai Surface Distress Index (SDI) dan nilai International Roughness Index (IRI) sehingga diperoleh kondisi jalan. Penentuan kondisi ruas jalan dapat dilihat pada Tabel 2.7 dibawah ini. Tabel 7. Penentuan Kondisi Ruas Jalan IRI SDI (m/km) < 50 50 100 100 150 > 150 < 4 Baik Sedang Sedang Rusak Berat 4 8 Sedang Sedang Rusak Rusak Ringan Berat 8 12 Rusak Berat Rusak Ringan Rusak Berat Rusak Berat > 12 Rusak Rusak Rusak Rusak Berat Berat Berat Berat Sumber Bina Marga, 2011 Menentukan jenis penanganan yang akan dilakukan terhadap kondisi ruas jalan tersebut. Penentuan jenis penanganan diperoleh berdasarkan nilai Surface Distress Index (SDI) dan nilai International Roughness Index (IRI). Jenis penanganan jalan tersebut dapat dilihat pada Tabel 8 dibawah ini. Tabel 8. Penentuan Jenis Penanganan Jalan IRI (m/km) < 4 4 8 8 12 > 12 SDI < 50 50 100 100 150 > 150 Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Berkala Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Rutin Rutin Berkala Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Berkala Berkala Berkala Peningkatan Peningkatan Peningkatan /Rekonstruksi /Rekonstruksi /Rekonstruksi Peningkatan /Rekonstruksi Peningkatan /Rekonstruksi Peningkatan /Rekonstruksi Peningkatan /Rekonstruksi Sumber Bina Marga, 2011 Analisis Multi Kriteria Tamin (2008) menjelaskan bahwa Analisis Multi Kriteria adalah metode yang dikembangkan dan digunakan dalam masalah pengambilan keputusan dan dimaksudkan untuk bisa mengakomodasi aspek-aspek diluar kriteria ekonomi dan finansial serta juga bisa mengikut sertakan berbagai pihak yang terkait dengan suatu proyek secara komprehensif dan scientific (kuantitatif maupun kualitatif). Analisis Multi Kriteria (AMK) menggunakan persepsi stakeholders terhadap kriteria-kriteria atau variable-variabel yang dibandingkan dalam pengambilan keputusan. Pembobotan kriteria Penentuan bobot kepentingan antar kriteria dilakukan dengan membandingkan Volume 3, No. 2, Mei 2014-122

masing-masing kriteria. Dalam penentuan bobot kriteria pendapat kualitatif dari stakeholders digunakan skala penilaian untuk menilai pendapat tersebut dalam bentuk angka (kuantitatif). Menurut Saaty (1993), untuk berbagai permasalahan, skala 1 sampai 9 merupakan skala yang terbaik dalam mengkualifikasikan pendapat. Skala bilangan dari 1 sampai 9. Perbandingan dilakukan berdasarkan kebijakan pembuat keputusan dengan menilai tingkat kepentingan satu elemen terhadap elemen lainnya. Apabila suatu elemen dibandingkan dengan dirinya sendiri maka diberi nilai 1. Penilaian perbandingan berpasangan dapat dilihat pada Gambar 2 sebagai berikut : Wi a ij ; i, j 1,2,... n... 1 W j Prinsip sintesis hasil penilaian adalah mengambil setiap turunan skala rasio prioritasprioritas lokal dalam berbagai level dari suatu hierarki dan menyusun suatu komposisi global dari kumpulan prioritas untuk elemen-elemen dalam hierarki terbawah. Penilaian ini dilakukan untuk setiap sel dalam matriks perbandingan maka akan didapatkan suatu matriks perbandingan baru yang merupakan matriks perbandingan gabungan semua responden. Gambar 2 diatas tersebut diolah dengan melakukan perhitungan pada tiap baris tersebut sehingga didapatkan eigenvektor untuk masing-masing kriteria dengan menggunakan Persamaan 2 berikut ini: A 1 A 1 A 2... A n 1 w1 w2... w1 wn n w i = (a i1 x a i2 x x a ij )... 2 A w2 2 w1 1... w2 wn Gambar 2. Matriks Perbandingan Berpasangan Sumber : Mulyono (2007) Matriks yang diperoleh tersebut merupakan eigenvector yang juga merupakan bobot kriteria. Bobot kriteria (x i ) atau Eigenvektor tersebut ditentukan berdasarkan Persamaan 3 : Vektor pembobotan elemen-elemen operasi A 1, A 2... A n dinyatakan sebagai vektor w, dimana w = (w 1, w 2... w n ) maka nilai intensitas kepentingan elemen operasi A 1 terhadap A 2 adalah w 1 / w 2 sama dengan a 12. Nilai (judgment) perbandingan berpasangan antara w i dan w j ditunjukkan pada Persamaan 1 berikut : x i = (w i / Σ w i )... 3 Nilai eigenvalue yang terbesar (λmaks) diperoleh dari Persamaan 3 ke dalam Persamaan 4. λmaks = Σ (a ij.x ij )... 4 Konsistensi logis menilai intensitas 123 - Volume 3, No. 2, Mei 2014

hubungan diantara elemen-elemen yang didasarkan pada suatu kriteria khusus yang telah menjustifikasi satu sama lain dalam caracara yang logis. Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingatkan secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis. Pengukuran konsistensi dari suatu matriks didasarkan atas suatu eigenvalue maksimum, sehingga inkonsistensi yang biasa dihasilkan matriks perbandingan dapat diminimalkan. Rumus untuk menghitung indeks konsistensi ditunjukkan dalam Persamaan 5. dimana : CI λ maks, n CI = n 1 = indeks konsistensi;... 5 λ maks = nilai eigen maksimum; dan n = ukuran matriks Indeks konsistensi kemudian diubah dalam bentuk rasio inkonsistensi dan membaginya dengan suatu random index (RI). Perbandingan antara CI dan RI untuk suatu matriks didefinisikan sebagai consistency ratio (CR) yang ditunjukkan dalam Persamaan 6. CR = CI 0,1... 6 RI memberikan skor yang dilakukan oleh pakar (expert judgement) yang berkompeten. Dalam hal ini skor diberikan dengan skala antara 0 s/d 10, dimana angka 10 diberikan untuk alternatif atau ruas jalan yang kinerjanya terbaik dalam memenuhi tujuan dari setiap variabel yang mewakili setiap kriteria dalam penentuan orioritas penanganan jalan nasional. Adapun proses skoring untuk variabel kriteria yang terukur secara kuantitatif dilakukan sebagai berikut : - Usulan dengan angka variabel yang terbaik dari suatu kriteria diberi skor maksimum, yakni 10. - Skor untuk alternatif lain (yang lebih rendah) dihitung sebagai proporsi terhadap variabel pada alternatif dengan variabel terbaik menggunakan formulasi berikut : Untuk variabel terbaik adalah angka tertinggi: Skor kriteria X = (Nilai variabel X)/(Nilai variabel terbaik) * 10...7 Untuk variabel terbaik adalah angka terendah: Matriks perbandingan berpasangan dapat diterima jika nilai rasio konsistensi < 0,1. Skor kriteria X = (Nilai variabel terbaik)/(nilai variabel X)* 10...8 Penilaian kinerja tiap kriteria. Menurut Tamin (2008), proses penilaian kinerja suatu usulan terhadap kriteria pengembangan jaringan jalan dilakukan dengan Matrik kinerja alternatif Menurut Saaty (1998), matrik kinerja alternatif (alternative performance matrix) merupakan representasi dari tingkat pemenuhan kriteria dari suatu alternatif yang merupakan Volume 3, No. 2, Mei 2014-124

hasil perkalian dari skor alternatif terhadap variabel kriteria dengan besarnya bobot kinerja. Matrik kinerja alternatif dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini. Tabel 9. Tabel Matrik Kinerja Alternatif Kriteria Kriteria Kriteria.. I II j Kinerja Alternatif 1 S 11 * W 1 S 12 * W 2.. S 1j * W j P 1 Alternatif 2 S 21 * W 2 S 22 * W 2.. S 2j * W j P 2............. Alternatif i S i1 * W 1 S i2 * W 2.. S ij * W j P i Sumber : Saaty (1998) Prioritas untuk setiap alternatif ditentukan oleh besarnya nilai kinerja alternatif yang menunjukkan nilai P i yang terbesar akan diprioritaskan yang lebih utama. METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu kerangka kerja dalam menyusun dan melaksanakan suatu penelitian dengan tujuan mengarahkan proses berpikir untuk menjawab permasalahan yang akan diteliti lebih lanjut. Lokasi Penelitian dilakukan pada ruas jalan nasional yang berada di Kota Banda Aceh. Ruas jalan yang menjadi objek pengamatan ada 8 ruas yaitu : - Jalan Tengku Chikditiro - Jalan T. Imuem Lueng Bata - Jalan Tgk. H. M. Daud Beureueh - Jalan T. Nyak Arief - Jalan Sultan Alaidin Mahmudsyah - Jalan Teuku Umar - Jalan Cut Nyak Dhien - Jalan Iskandar Muda Dalam melaksanakan penelitian ini dilakukan dengan tahapan yang sistematis berupa pengumpulan data baik data primer maupun data sekunder, kemudian melakukan pengkajian terhadap data primer maupun data sekunder tersebut. Data primer diperoleh langsung dari hasil Survei Kondisi Jalan (SKJ) yang dilakukan pada lokasi yang ditinjau. Kemudian pembuatan dan penilaian kondisi jalan melalui kuisioner yang diberikan langsung kepada responden yang telah dipilih. Data sekunder berupa data penunjang yang dikumpulkan melalui studi kepustakaan yang diambil dari instansi Kementerian Pekerjaan Umum. Data yang diperlukan antara lain peta jaringan jalan, International Roughness Index (IRI) dan volume LHR. Kemudian dilakukan pengamatan dengan mengunakan metode Bina Marga yaitu dengan Survei Kondisi Jalan (SKJ), hasil dari survei 125 - Volume 3, No. 2, Mei 2014

kondisi maka didapatkan nilai Surface Distress Index (SDI) dimana berdasarkan nilai tersebut didapatlah kondisi jalan dan jenis penangan untuk setiap ruas jalan yang diamati. Hasil pengolahan data yang diperoleh kemudian dijadikan dasar penilaian responden untuk mendapatkan penilaian intensitas tingkat kepentingan antar kriteria dengan membandingkan tiap kriteria menggunakan matrik perbandingan berpasangan. Kriteria yang menjadi dasar penilaian bagi responden yaitu kondisi jalan, jenis penanganan, volume LHR dan tata guna lahan. Selanjutnya dilakukan penilaian (scoring) prioritas penanganan jalan dengan menggunakan metode Analisis Multi Kriteria (AMK) yaitu dengan merangking kriteria pilihan terhadap ruas jalan yang ditinjau. Konsep penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah ini: Mulai Perumusan Masalah Pemilihan perioritas penanganan jalan Studi Literatur Pengumpulan bahan dari penelitian terdahulu Pengambilan Data dan Penentuan Jumlah Sampel Data Primer : Data Sekunder : Kuisioner Peta Jaringan Jalan Kondisi Jalan Saat ini Kondisi Jalan terdahulu International Roughness Index (IRI) Volume LHR Pengolahan Data Pengolahan Data Pengolahan data menggunakan metode Pengolahan data menggunakan metode Analisis Bina Marga : Multi Kriteria (AMK) : - Menentukan matriks perbandingan - Melakukan Survei Kondisi Jalan (SKJ) berpasangan - Menentukan nilai SDI - Menentukan bobot masing-masing kriteria - Menentukan kondisi jalan - Vektor eigen - Menentukan jenis penangnan - Uji konsistensi CR 0,10 - Penentuan Skoring Alternatif - Penentuan Matrik Kinerja Analisa Data Kondisi Ruas Jalan Jenis Penanganan Prioritas Penanganan : Hasil dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 1. Bagan alir penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Penilaian Kondisi Jalan Penilaian kondisi jalan dilakukan dengan melihat kerusakan yang terdapat pada bagian permukaan jalan. Penilaian ini dilakukan dengan memperhitungkan persentase kerusakan jalan setiap 100 meter di sepanjang ruas jalan yang ditinjau. Kerusakan permukaan yang dinilai adalah retak, lubang, amblas, tambalan, kerusakan pinggir dan bergelombang. Kondisi jalan untuk masing-masing ruas jalan berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel. 10 Kondisi Jalan Kota Banda Aceh NO. NAM A RUAS JALAN 1 Jalan T. Chik Ditiro 4,24 30 Sedang 2 Jalan T. Imuem Lueng Bata 5,49 5 Sedang 3 Jalan Tgk. HM. Daud Beureuh 5,38 0 Sedang 4 Jalan T. Nyak Arief 5,7 9,52 Sedang 5 Jalan Sultan Alaidin Mahmudsyah 5,37 4,44 Sedang 6 Jalan Teuku Umar 6,17 0 Sedang 7 Jalan Cut Nyak Dhien 5,9 1,25 Sedang 8 Jalan Sultan Iskandar Muda 6,1 4,14 Sedang Jalan Nasional pada Kota Banda Aceh memliki kondisi sedang, kondisi ini masih berada pada tingkat pelayanan mantap. Penanganan Jalan NILAI IRI RATA-RATA NILAI SDI RATA-RATA KONDISI JALAN Penanganan pada ruas jalan Kota Banda Aceh diperoleh berdasatkan hasil survey Surface Distress Index (SDI) untuk penilaian kerusakan jalan dan dengan membandingkan nilai IRI yang diperoleh dari PPJN Provinsi Aceh. Penanganan untuk ruas Kota Banda Aceh ini berada pada tingkat pemeliharaan rutin Volume 3, No. 2, Mei 2014-126

dimana nilai (IRI) berada pada batas 4-8 m/km dengan katagori baik sedang (Good-Fair) untuk semua ruas jalan. Sedangkan nilai SDI Pemilihan prioritas penanganan jalan dilakukan dengan menilai setiap kriteria pemilihan. Penilaian ini dilakukan oleh rata-rata untuk masing-masing ruas jalan responden yang berkompeten dibidang jalan bernilai < 50 m/km. Penanganan jalan yang diperoleh untuk masing-masing ruas jalan dapat dan pejabat pengambil keputusan dalam penentuan penanganan jalan. dilihat pada tabel 11 berikut ini : Tabel. 11 Jenis Penanganan Jalan Kota Banda Aceh NO. NAMA RUAS JALAN NILAI IRI RATA-RATA PENANGANAN JALAN NILAI SDI DARI NILAI IRI vs RATA-RATA NILAI SDI 1 Jalan T. Chik Ditiro 4,24 30 Pemeliharaan Rutin 2 Jalan T. Imuem Lueng Bata 5,49 5 Pemeliharaan Rutin 3 Jalan Tgk. HM. Daud Beureuh 5,38 0 Pemeliharaan Rutin 4 Jalan T. Nyak Arief 5,7 9,52 Pemeliharaan Rutin 5 Jalan Sultan Alaidin Mahmudsyah 5,37 4,44 Pemeliharaan Rutin 6 Jalan Teuku Umar 6,17 0 Pemeliharaan Rutin 7 Jalan Cut Nyak Dhien 5,9 1,25 Pemeliharaan Rutin 8 Jalan Sultan Iskandar Muda 6,1 4,14 Pemeliharaan Rutin Tabel. 12 Nilai Priority Vector Kriteria Kondisi Jalan Jenis Penanganan Volume LHR Aktivitas Tata Guna Lahan Jumlah PV Uji Konsistensi Kondisi Jalan 0,523 0,574 0,493 0,483 2,074 0,518 N 4 Jenis Penanganan 0,155 0,170 0,199 0,208 0,732 0,183 RI 0,9 Volume LHR 0,154 0,124 0,146 0,146 0,570 0,143 λmaks 4,010 Aktivitas Tata Guna Lahan 0,168 0,132 0,162 0,162 0,625 0,156 CI 0,003 JUMLAH 1,000 1,000 1,000 1,000 4,000 1,000 CR 0,004 Adapun distribusi pemilihan kriteria penilaian hasil penilaian koresponden dapat Penilaian Responden dilihat pada Gambar 3. Kriteria yang menjadi penilaian prioritas penanganan jalan adalah : - Kondisi Jalan - Jenis Penanganan Jalan - Volume Lalu lintas Harian Rata-rata - Tata Guna Lahan Responden memberikan penilaian tiaptiap kriteria yang dibandingkan, dimana kepentingan antar kriteria berbeda-beda sesuai dengan persepsi dari responden. Dari hasil penilaian responden didapatlah bobot untuk masing-masing kriteria dengan menggunakan matriks perbandingan berpasangan. Tabel. 4.10 Kriteria Pemilihan Responden Gambar 3 Persentase Pemilihan Kriteria Untuk melihat hubungan antar kriteria dimana setiap kriteria harus saling berkaitan dan dapat dinilai secara logis berdasarkan hasil peringkat yang telah diberikan. Hasil dari pengujian terhadap kriteria penentuan prioritas penanganan menunjukkan bahwa penilaian Kriteria Kondisi Jalan Jenis Penanganan Volume LHR Aktivitas Tata Guna Lahan JUMLAH Kondisi Jalan Jenis Penanganan Volume LHR Aktivitas Tata Guna Lahan 1,0000 3,3848 3,3890 2,9748 0,2954 1,0000 1,3664 1,2837 0,2951 0,7319 1,0000 0,8989 0,3213 0,7790 1,1125 1,0000 1,9118 5,8956 6,8679 6,1574 responden telah konsisten dimana nilai Ratio Konsistensi (CR) = 0,004 lebih rendah dari 10%. Dengan demikian hasil penilaian responden dapat dinyatakan konsisten. 127 - Volume 3, No. 2, Mei 2014

Skoring Prioritas Penanganan Skoring untuk memperoleh prioritas penanganan didapat dari hasil penilaian responden terhadap masing-masing ruas jalan berdasarkan ketentuan dari setiap kriteria yang telah ditentukan. Dengan demikian hasil akhir dapat langsung diketahui dari perangkingan terhadap total score dari tiap-tiap ruas jalan. Gambar 4 Persentase Perangkingan Ruas Jalan Dari hasil scoring yang dilakukan responden menunjukkan bahwa ada 4 (empat) ruas yang dianggap memerlukan penanganan, dimana nilai ke 4 (empat) ruas tersebut hanya memiliki perbedaan nilai yang sedikit, yaitu Jalan Teuku Umar (14,32%), Jalan Daud Bereueh (14,31%), Jalan T. Chik Ditiro (14,18%), dan Jalan T. Nyak Arief (13,88%), dan untuk ruas jalan lainnya responden menilai belum perlu dilakukan penanganan. Adapun ruas-ruas jalan yang lain nilainya adalah Jalan Cut Nyak Dhien (12,6%), Jalan Lueng Bata (11,22%), Jalan Sultan Alaidin Mahmudsyah (9,99%) dan Jalan Iskandar Muda (9,50%). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Ruas jalan nasional Kota Banda Aceh dari hasil pengamatan dengan menggunakan metode Bina Marga diperoleh hasil untuk semua ruas jalan yang tinjau adalah berada pada kondisi jalan sedang. Kondisi jalan sedang ini masih berada dalam katagori jalan mantap. 2. Penanganan yang akan dilakukan berdasarkan penilaian kondisi jalan dan nilai International Roughness Index (IRI) pada ruas jalan nasional di Kota Banda Aceh adalah semua ruas-ruas jalan yang diamati hanya memerlukan pemeliharaan rutin. Pemeliharaan rutin dilakukan agar jalan selalu berada pada tingkat pelayanan mantap. 3. Ruas jalan Teuku Umar merupakan ruas jalan yang mendapatkan prioritas penanganan paling tinggi dari hasil penilaian responden yaitu sebesar 14,32% Saran 1. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dalam pemilihan prioritas penanganan ruas jalan, perlu adanya penambahan kriteria-kriteria yang berhubungan dengan penanganan ruas jalan yang akan menjadi bahan pertimbangan selain dari hasil survey kondisi terhadap eksisting jalan. 2. Pemerintah sebaiknya dalam memilih prioritas penanganan untuk setiap ruas Volume 3, No. 2, Mei 2014-128

jalan dalam hal ini jalan nasional yang berada dibawah Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional 1 dalam melakukan evaluasi secara bersama-sama sehingga penilaian akan sangat lebih optimal dan sasaran dalam pembangunan dapat tepat sasaran. 3. Perlu adanya koordinasi antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Dinas Perhubungan mengenai pemberian ijin terhadap kendaraan angkutan barang agat tidak melebihi tonase yang telah diijinkan sehingga kondisi jalan tetap dapat berada pada tingkat pelayanan kondsi mantap selama umur rencana jalan. Perkerasan Jalan Berbasis Pendekatan Sistemik, Desertasi, Program Pasca Sarjana Unversitas Diponegoro, Semarang. Saaty, T.L 1998, Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Sulistyorini, R, 2011 Analisis Multi Kriteria Sebagai Metode Pemilihan Suatu Alternatif Ruas Jalan Di Propinsi Lampung, Fakultas Teknik Universitas Lampung, Lampung. Tamin, O.Z., 2008 Perencanaan, Permodelan, dan Rekayasa Transportasi : Teori, Contoh Soal dan Aplikasi, Institut Teknologi Bandung, Bandung. DAFTAR KEPUSTAKAAN Dirjen Bina Marga, 2006, Peraturan Pemerintah No.34 Tahun 2006, Tentang Jalan, Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia, Jakarta. Dirjen Bina Marga, 2011, Indonesia Integrated Road management Systems (IIRMS). No. SMD- 03/RC, Panduan Survei Kondisi Jalan, Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga. Hardiatmo, H.C., 2007, Pemeliharaan Jalan Raya, Edisi Pertama, Gadja Mada Universitisy Press, Yogyakarta. Isya, M., 2008, Pengembangan Metode Perencanaan Program Penanganan Sistem Jaringan Jalan Nasional dan Provinsi di Era Otonomi Daerah (Studi Kasus Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam), Disertasi Institut Teknologi Bandung, Bandung Mulyono, A.T, 2007, Model Monitoring Dan Evaluasi Pemberlakuan Standar Mutu 129 - Volume 3, No. 2, Mei 2014