Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin. Kata kunci: Hasil belajar, model pembelajaran ARIAS, konsep zat.

dokumen-dokumen yang mirip
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, DAN SATISFACTION)

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 3 no.2, Juni

PENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA ELAS X-1 SMA NEGERI 12 BANJARMASIN MELALUI PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA POKOK BAHASAN GERAK MELINGKAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA ELAS X-1 SMA NEGERI 12 BANJARMASIN MELALUI PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA POKOK BAHASAN GERAK MELINGKAR

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT)

Aidha Yuliandary, Zainuddin, dan Mustika Wati Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL INQUIRY-DISCOVERY LEARNING (IDL) TERBIMBING

Suci Puspa Melati, M. Arifuddin Jamal, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin,

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 1 SMA KORPRI BANJARMASIN MELALUI PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING PADA MATERI AJAR USAHA-ENERGI

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN PEMUAIAN ZAT MELALUI PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERINTEGRASI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA PEMBELAJARAN IPA SMP POKOK BAHASAN PEMUAIAN ZAT

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS XI IPA 3 MAN 3 BANJARMASIN MELALUI PENGAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MEDIA VIRTUAL

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. and Satisfaction) ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (classroom

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN LANGSUNG DENGAN METODE PROBLEM SOLVING

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 2 Ogowele Pada Pokok Bahasan Perkembangbiakan Pada Hewan Melalui Penerapan LKS Bergambar

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN PEMUAIAN ZAT MELALUI PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING

ABSTRAK. Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA SMA UNTUK TOPIK SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran multi model (Numbered Head Together dan Problem Based

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS DALAM UPAYA DALAM MATERI AJAR PENGGABUNGAN FOTOGRAFI DIGITAL

Nina Selvizia, Zainuddin, dan Abdul Salam Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM Banjarmasin

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Kata kunci: Perangkat pembelajaran, keterampilan berkomunikasi, pembelajaran diskusi kelas

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS BERBANTUAN MEDIA MOVIE MAKER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 18 BANDA ACEH

Andriani, Mestawaty, AS.A. dan Ritman Ishak Paudi. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Emiliani Indah Safputri, Zainuddin, dan Mastuang Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM Banjarmasin

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI BUNYI UNTUK SISWA SMP MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia. Kebutuhan itu

Novi Arrum Mustika SMP Negeri 2 Bungkal. Erika Eka Santi M.Si Universitas Muhammadiyah Ponorogo

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DI SMPN 13 BANJARMASIN

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di kelas VII yang berjumlah 19 orang yang terdiri dari 5 orang siswa laki-laki dan

Siti Nurkhayani, Zainuddin, dan Syubhan Annur Prodi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin,

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN LANGSUNG DENGAN METODE PROBLEM SOLVING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI IPA I SMAN 5 KENDARI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM. Oleh : Rimba Hamid dan Aceng Haetami ABSTRAK

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan bidang ilmu yang memiliki kedudukan penting

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 JUAI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS X PMIA 3 DI SMAN 3 BANJARMASIN

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD NEGERI NO.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Pardasuka Kabupaten Pringsewu semester

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII A SMP PGRI BAGELEN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTORIAL RIDDLE

PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs AL-MAARIF 01 SINGOSARI

PENINGKATAN MINAT, KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA POKOK BAHASAN ZAT DAN WUJUDNYA DI SMP NEGERI 15 BANJARMASIN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVELOPMENT

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL ARIAS UNTUK MATERI KELILING DAN LUAS LINGKARAN KELAS VIII SMP. Wahyu Hidayat

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL KONTEKSTUAL MELALUI COOPERATIVE LEARNING DI KELAS VIII 1 SMP NEGERI 2 PEDAMARAN OKI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan,

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA

BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA PERSIKLUS DAN ANALISIS DATA AKHIR

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 1 Tomini Pada Konsep Gerak

Oleh: KOMAROSIDAH Guru SD Negeri Buahkapas Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

ABSTRAK. Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda Halang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas yang menyajikan materi pemahaman konsep

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

Transkripsi:

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII-A SMP MUHAMMADIYAH 1 BANJARMASIN PADA MATERI AJAR KONSEP ZAT DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, DAN SATISFACTION) Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin Abstrak: Rendahnya hasil belajar siswa, menyebabkan perlu dilakukan penelitian dengan tujuan meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII-A SMP Muhammadiyah 1 Banjarmasin melalui model pembelajaran ARIAS pada materi ajar konsep zat. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 3 siklus dimana setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian adalah 37 siswa kelas VII-A SMP Muhammadiyah 1 Banjarmasin. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes hasil belajar, dan angket. Sedangkan teknik analisis data secara deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya: (1) keterlaksanaan RPP dengan model pembelajaran ARIAS dimana pada siklus I sebesar 76,67% (baik), pada siklus II sebesar 90,83% (sangat baik), dan pada siklus III sebesar 95,00% (sangat baik). (2) peningkatan ketuntasan hasil belajar secara klasikal setiap siklus 66,67%; 81,82%; dan 87,88%. (3) aktivitas siswa pada sikus I secara umum berkategori kurang aktif, siklus II berkategori cukup aktif, dan siklus III berkategori aktif. (4) respon siswa meliputi attention, relevance, confidance, satisfactioan berkategori baik. Kata kunci: Hasil belajar, model pembelajaran ARIAS, konsep zat. PENDAHULUAN Pembelajaran IPA bukan hanya untuk menguasai sejumlah pengetahuan sebagai produk IPA, tetapi juga harus menyediakan ruang yang cukup untuk tumbuh berkembangnya sikap ilmiah, berlatih melakukan proses pemecahan masalah, dan penerapan IPA dalam kehidupan nyata. Pembelajaran IPA terpadu merupakan salah satu Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 26

model implementasi kurikulum yang diharapkan dapat diaplikasikan di SMP/MTs. Dalam Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMP/MTs dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis kreatif dan mandiri. Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran pada kelas VII-A SMP Muhammadiyah 1 Banjarmasin diperoleh bahwa aktivitas belajar kelas tergolong sangat ramai, siswa tidak begitu serius mengikuti pembelajaran, siswa cenderung pasif berinteraksi dengan guru dan teman, susah untuk mengemukakan pendapat maupun bertanya selama proses pembelajaran berlangsung, dan pengetahuan yang diterima siswa dari guru tidak dapat diterima dengan baik. Hal ini berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, terlihat dari belum tercapainya ketuntasan klasikal berdasarkan nilai raport. Data nilai raport tersebut diperoleh bahwa ketuntasan klasikal yang tercapai baru 20,69%. Hasil ini masih dibawah Standar Ketuntasan Minimum sekolah (SKM 65). Salah satu model pembelajaran yang diduga cocok untuk mengatasi permasalahan yang muncul dikelas VII-A SMP Muhammadiyah 1 Banjarmasin adalah model pembelajaran ARIAS. Model pembelajaran ARIAS adalah model yang berusaha untuk menanamkan rasa yakin atau percaya diri pada siswa, berusaha menarik dan memelihara minat atau perhatian siswa serta diadakan evaluasi dan pada akhirnya ingin menumbuhkan rasa bangga pada siswa dengan memberikan penguatan. Model pembelajaran ARIAS berisi lima komponen yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan dalam Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 27

kegiatan pembelajaran yaitu assurance, relevance, interest, assessment, dan satisfaction. Dengan diterapkan pembelajaran ARIAS dapat membuat siswa secara aktif memperhatikan materi yang disampaikan (memfokuskan perhatian siswa dalam pembelajaran), mendorong siswa mempelajari sesuatu yang ada relevansinya dengan kehidupan mereka, menumbuhkan sikap percaya atau yakin akan berhasil, dan menumbuhkan rasa bangga pada diri siswa. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Sa adah (2010), Zulfarisna (2009), Jamiah (2008), dan Ningsih (2005) menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model ARIAS dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian tidakan kelas ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan keterlaksanaan RPP; (2) Mendeskripsikan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran; (3) Mendeskripsikan aktivitas siswa; (4) Mendeskripsikan respon siswa pada materi ajar konsep zat di kelas VII-A SMP Muhammadiyah 1 banjarmasin dengan model pembelajaran ARIAS (assurance, relevance, interest, assessment, dan satisfaction). METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena penelitian ini berupaya mengatasi masalah yang ada dalam kelas VII-A SMP Muhammadiyah 1 Banjarmasin. Masalah dalam kelas ini adalah rendahnya ketuntasan hasil belajar siswa terhadap pelajaran IPA Fisika, di mana melalui proses ini diinginkan terjadinya perbaikan, peningkatan, dan perubahan pembelajaran yang lebih baik agar hasil pembelajaran tercapai. Penelitian ini terdiri atas 3 siklus, masing-masing siklus dirancang untuk satu kali pertemuan. Adapun prosedur penelitian tiap siklus di awali dari tahap perencanaan, Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 28

pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Instrumen penelitian yang digunakan, yaitu (1) lembar observasi keterlaksanaan RPP, (2) lembar observasi aktivitas siswa, (3) tes hasil belajar siswa, dan (4) angket respon siswa terhadap pembelajaran pada pertemuan terakhir. Hasil penelitian ini dianalisis secara deskriptif kualitatif untuk melihat peningkatan keterlaksanaan RPP, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembelajaran ini dilaksanakan dengan cara membagi siswa menjadi 6 kelompok dengan anggota kelompoknya masing-masing 6-7 siswa. Sebelum dilaksanakan diskusi kelompok, guru terlebih dahulu mengucapkan salam, memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan manfaat materi dalam kehidupan seharihari. Membagi hand out dan menyampaikan garis besar materi, selanjutnya menjelaskan aturan main pembelajaran ARIAS, membagi siswa dalam kelompok-kelompok secara heterogen, meminta siswa melakukan penyelidikan mengacu pada LKS, sambil mengarahkan selama beraktivitas dengan membantu kelompok yang mengalami kesulitan, membimbing siswa mempresentasiakan hasil kerja kelompok dan meminta kelompok lain menanggapi Memberikan umpan balik tentang kebenaran jawaban dan memberikan penguatan kepada siswa yang hasil kerjanya sudah bagus, membimbing siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran dan menjawab masalah awal pembelajaran, memberikan penghargaan kepada kelompok yang berprestasi. Selanjutnya meminta siswa mengerjakan THB dan mengingatkan siswa untuk mempelajari materi selanjutnya. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 29

Keterlaksanaan RPP Keterlaksanaan RPP ini diamati oleh 2 orang pengamat, dari pengamat inilah terlihat bagaimana keterlaksanaan skenario RPP model pembelajaran ARIAS. Keterlaksanaan RPP dapat dilihat pada Tabel 1. berikut ini: Tabel 1. keterlaksanaan RPP siklus I, II, dan III No Aspek yang diamati Siklus I Siklus II Siklus III P1 P2 P1 P2 P1 P2 1 Pendahuluan 3,00 3,33 3,33 3,67 4,00 3,67 2 Inti 2,72 3,43 3,43 3,86 3,43 4,00 3 Penutup 2,80 3,20 3,40 4,00 3,80 4,00 Keterangan: P1 = Pengamat 1; P2 = Pengamat 2 Pada siklus 1 menunjukkan bahwa masih ada beberapa aspek atau tahapan pembelajaran yang belum berjalan dengan baik. Pengamat menilai aspek pendahuluan secara umum berkategori baik, namun pada aspek mengecek kehadiran siswa berkategori cukup aktif, karena untuk pertemuan pertama seharusnya peneliti mengabsen siswa secara menyeluruh agar lebih mengenal dan akrab dengan siswa bukan hanya sekedar menanyakan siapa yang tidak hadir. Pada kegiatan inti secara umum berkategori cukup baik. Ada empat aspek yang berkategori cukup yaitu menyajikan garis besar materi, menjelaskan aturan main pembelajaran, membimbing siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok dan memberikan umpan balik. Hal ini karena ketika menyajikan garis besar materi harus dihubungkan dalam kehidupan sehari-hari, memberikan contoh permasalahan yang ada dalam keseharian akan lebih mudah dipahami siswa, kurangnya penguasaan kelas oleh peneliti dalam menegur siswa yang ribut membuat diskusi kelompok menjadi ribut, peneliti harus lebih memotivasi untuk membuat siswa antusias dalam diskusi. Persentase rata-rata Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 30

keterlaksanaan RPP pada siklus I adalah 76,67 dengan reliabilitas sebesar 91,30. Pada pelaksanaan siklus II menunjukkan bahwa masih ada beberapa aspek atau tahapan pembelajaran yang belum berjalan dengan baik. Pengamat menilai aspek pendahuluan secara umum baik. Pada kegiatan inti secara umum berkategori baik, namun pada aspek membimbing siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok dan meminta kelompok lain menanggapi masih cukup, hal ini membuat peneliti harus lebih membangun interaksi antar kelompok dan lebih memfokuskan perhatian siswa kepada kelompok yang maju. Sedangkan pada kegiatan penutup secara umum berkategori baik. Pada siklus II ini kekurangan langkah-langkah pembelajaran yang terjadi pada siklus I sudah bisa diperbaiki dan suasana pembelajaran sudah mengarah kepada pembelajaran ARIAS. Persentase keterlaksanaan RPP pada siklus II adalah 90,83 dengan reliabilitas sebesar 93,58. Pada siklus III semua aspek atau tahapan pembelajaran ARIAS berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada nilai rata-rata dan kategori yang diberikan pengamat, dimana pengamat menilai aspek pendahuluan, inti, dan penutup secara umum baik. Pada siklus III ini tidak ada langkah-langkah pembelajaran yang terlewati dan suasana pembelajaran sudah mengarah kepada pembelajaran ARIAS. Persentase keterlaksanaan RPP pada siklus III adalah 95,00 dengan reliabilitas sebesar 96,49. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa keterlaksanaan RPP pada siklus I, II, dan III mengalami peningkatan dan rata-rata berkategori baik, peneliti yang bertindak sebagai guru telah mampu beradaptasi dengan siswa dan mengelola pembelajaran dengan baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan RPP dengan pembelajaran ARIAS meningkat setiap siklusnya, dimana pada siklus I Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 31

sebesar 76,67% (baik), siklus II sebesar 90,83% (sangat baik), dan siklus III sebesar 95,00% (sangat baik). Hasil Belajar Siswa Ketuntasan hasil belajar siswa adalah tingkatan ketercapaian indikator (TPK), yang diukur dengan menggunakan tes hasil belajar yang dilakukan setiap akhir pembelajaran, dinyatakan dengan tuntas ( 65%) dan tidak tuntas (< 65%). Ketuntasan hasil belajar secara klasikal dapat dilihat pada Tabel 2. berikut ini Tabel 2. Ketuntasan klasikal siswa Siklus Persentase Rata-rata I 66,67 II 81,82 III 87,88 Pada siklus I hasil evaluasi ketuntasan belajar siswa dapat dikatakan belum tuntas. Untuk TPK 1 menyebutkan pengertian zat persentase ketuntasan 100,00. untuk TPK 2 menjelaskan perbedaan sifat-sifat zat menurut bentuk dan volume persentase ketuntasan 80,28. TPK 3 menjelaskan macam-macam peristiwa perubahan wujud zat persentase ketuntasan 60,74. TPK 5 memberikan contoh peristiwa perubahan wujud zat dalam kehidupan sehari-hari persentase ketuntasan 50,05. dan TPK 6 menjelaskan perbedaan sifat zat dari susunan dan gerak partikel persentase ketuntasan 62,13. Terdapat 3 TPK yang tidak tuntas yaitu TPK 3, 5, dan 6. Kegiatan TPK ini menggunakan soal pemahaman (C 2 ). Hal ini karena pengaruh kebiasaan siswa sebelumnya gurulah yang lebih aktif. Ketika guru menjelaskan kurangnya perhatian siswa, untuk menjamin hasil belajar yang baik siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Kurangnya kesiapan siswa dalam belajar, kurangnya latihan-latihan Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 32

yang diberikan berupa soal penerapan, jenis soal yang biasa diberikan berupa pilihan ganda dan guru biasanya hanya memberikan jawaban tanpa menekankan pada alasan dari jawaban tersebut, membuat lemahnya daya analisis siswa terhadap soal yang sedikit rumit. Inilah beberapa alasan ketika peneliti memberikan soal pemahaman C 2 banyak siswa yang tidak bisa menjawab yang berakibat pada hasil belajar yang rendah. Pada siklus II hasil evaluasi ketuntasan belajar siswa belum tuntas walaupun siswa sudah aktif dalam proses pembelajaran. TPK 1 membedakan peristiwa kohesi dan adhesi besarta contonya persentase ketuntasan 75,82. TPK 3 mendefinisika peristiwa kapilaritas dan tegangan permukaan ada 2 soal persentase ketuntasan 90,00 dan 80,30. TPK 4 menganalisis data/gambar persentase ketuntasan 49,33. TPK 5 memberikan contoh kapilaritas dalam keseharian persentase ketuntasan 95,45. Terdapat 1 TPK yang tidak tuntas yaitu TPK 4 menganalisis data/gambar yang merupakan soal analisis (C 4 ). Hal ini terjadi karena siswa masih sulit menganalisis soal yang sedikit rumit dan kurangnya fasilitas belajar, siswa hanya menggunakan 2 buku panduan 1 dari sekolah dan 1 dari peneliti, sedang untuk meningkatkan pemahaman dan analisis siswa pada soal yang rumit siswa harus banyak latihan mengerjakan soal. Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus III dapat dikatakan tuntas. Hal ini dilihat dari ketuntasan belajar siswa secara klasikal yang naik sebesar 6,06% dari siklus 2, dimana dari 33 siswa yang mengikuti ada 29 siswa yang tuntas secara individual. Untuk TPK 3 menjelaskan hubungan antara massa jenis massa dan volume persentase ketuntasan 77,88. TPK 4 menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan konsep massa jenis ada 3 soal persentase ketuntasan masing-masing Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 33

soal 93,94; 80,17; dan 82,64. TPK 5 menjelaskan kegunaan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari persentase ketuntasan 51,64. Pada TPK 5 untuk soal pemahaman siswa belum tuntas hal ini karena ketika peneliti menjelaskan kegunaan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari hanya memperlihatkan gambar sambil menjelaskan sehingga siswa sulit memahami dan waktu pembelajaran juga mempengaruhi. Pada siklus tiga ini siswa sudah aktif dalam proses pembelajaran dan siswa sudah bisa menyelesaikan soal-soal yang diberikan tetapi masih ada beberapa siswa yang masih kesulitan dalam menyelesaikan soal pemahaman (C 2 ). Diperoleh kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran ARIAS dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dimana ketuntasan secara klasikal pada siklus I sebesar 66,67% (tidak tuntas), siklus II sebesar 81,82% (tidak tuntas), dan siklus III sebesar 87,88% (tuntas). Ini sesuai dengan penelitian Zulfarisna (2009) yang menunjukkan dengan model pembelajaran ARIAS dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas XI SMA Padang, dan Jamiah (2008) menunjukan bahwa pembelajaran dengan model ARIAS dapat meningkatkan kualitas hasil belajar. Aktivitas Siswa Aktivitas siswa adalah aspek bekerjasama yang muncul pada saat proses pembelajaran yang meliputi membaca, mendengarkan penjelasan guru, kerjasama dalam kelompok, menyampaikan pendapat kepada guru atau teman, mengajukan pertanyaan, mengerjakan soal. Diamati dengan lembar observasi aktivitas siswa, dan disimpulkan dengan kategori tidak aktif, kurang aktif, cukup aktif, dan aktif. Aktivitas siswa pada model pembelajaran ARIAS diamati dengan menggunakan instrumen lembar aktivitas siswa. Aspek-aspek Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 34

yang diamati pada aktivitas siswa ini yaitu diskusi dalam kelompok, menyampaikan pendapat, mengajukan pertanyaan, mendengarkan penjelasan dan mengerjakan soal. Hasil analisis aktivitas siswa persiklus dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran Aspek Aktivitas Siswa Siklus I Siklus II Siklus III Diskusi dalam Cukup Aktif Cukup Aktif Aktif kelompok Menyampaikan Kurang Aktif Cukup Aktif Cukup Aktif pendapat Mengajukan Kurang Aktif Cukup Aktif Aktif pertanyaan Mendengarkan penjelasan guru Kurang Aktif Cukup Aktif Aktif Mengerjakan soal Cukup Aktif Aktif Aktif Tabel 3. menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada siklus satu secara umum kurang aktif. Hal ini dikarenakan siswa terbiasa dengan model pembelajaran terdahulu, dimana siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru dan bersifat pasif sehingga siswa masih ragu-ragu dalam melakukan aspek-aspek aktivitas siswa, kebiasaan terdahulu yang hanya sebagian siswa saja yang menegerjakan soal dan siswa yang lain hanya meniru juga terlihat waktu diskusi yang mana hanya siswa pintar saja yang menegrjakan soal. Kondisi kelas yang ribut dan kurangnya penguasaan kelas. Aktivitas siswa pada siklus dua secara umum berkategori cukup aktif. Penilaian pengamat pada aspek yang diamati sedikit meningkat dari siklus satu. Hal ini dikarenakan siswa mulai terbiasa melakukan diskusi, mulai paham arti sebuah diskusi sehingga mereka berusaha bekerjasama dalam kelompoknya, lebih percaya diri dalam menyampaikan pendapat dan mengajukan pertanyaan. Aktivitas siswa pada siklus tiga secara umum penilaian Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 35

pengamat berkategori aktif ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa dalam kelompok dari setiap siklus, walaupun pada aspek menyampaikan pendapat kepada guru/teman tidak mengalami peningkatan yaitu berkategori cukup aktif. Sebenarnya siswa sudah bisa mengungkapkan pendapat apa yang mereka pahami dan merespon ketika guru memberikan pertanyaan tapi hanya sebagian siswa saja. Penelitian Sa adah (2010) model pembelajaran ARIAS dapat meningkatkan aktifitas siswa dari pada menggunakan pembelajaran konvensional. Penelitian Zulfarisna (2009) pembelajaran dengan model ARIAS dapat meningkatkan aktifitas siswa. Penelitian Jamiah (2008) menunjukan bahwa pembelajaran dengan model ARIAS dapat meningkatkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Berdasarkan data aktifitas siswa dari siklus I, II, III dan penelitian sebelumnya dapat disimpulkan dengan menggunakan pembelajaran ARIAS dapat meningkatkan aktivitas siswa. Respon Siswa Angket respon siswa digunakan untuk mengetahui pendapat siswa terhadap ketertarikan, perasaan senang, serta kemudahan memahami komponen-komponen: materi pelajaran, format materi ajar, gambar-gambarnya, suasana belajar dan cara guru mengajar serta pendekatan pembelajaran yang digunakan (Trianto, 2009). Angket ini berisi mengenai respon siswa terhadap pembelajaran fisika. Angket respon diisi oleh semua siswa setelah kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran ARIAS selesai dilaksanakan. Hasil respon siswa dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan hasil analisis respon siswa diperoleh gambaran secara umum bahwa siswa memberikan respon positif. Adanya respon siswa yang baik terhadap pembelajaran yang diberikan oleh guru Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 36

disebabkan siswa sudah mulai terbiasa dengan pembelajaran, dan siswa merasa mengerti terhadap materi pembelajaran sehingga siswa merasa mudah dalam menjawab butir soal yang ditandai dengan meningkatnya ketuntasan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil angket respon, didapatkan bahwa persentase dari pertanyaan positif sebesar 81,36% dan untuk pernyataan negatif sebesar 63,33%. Semua aspek attention, relevance, confidence, satisfaction dalam kategori aktif berarti guru dapat membuat siswa antusias terhadap materi pelajaran, guru melakukan hal-hal yang berbeda dari biasanya dan menarik, rasa ingin tahu siswa tergerak oleh pertanyaan yang dikemukakan, siswa yakin pembelajaran ini akan bermanfaat, isi materi pembelajaran ini sesuai dengan harapan dan tujuan siswa, siswa berperan aktif dalam pembelajaran, siswa yakin dapat mengetahui pembelajaran ini dengan baik, tantangan yang diberikan pada pembelajaran ini sesuai, siswa merasa pembelajaran ini memberikan banyak kepuasan, siswa senang bekerja dalam pembelajaran ini, dan siswa merasa bahwa nilai dan penghargaan yang diperoleh dari pembelajaran ini sesuai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa respon siswa dalam hal minat terhadap pembelajaran dengan aspek ARCS dalam kategori baik. Tabel 4. Respon siswa terhadap model pembelajaran ARIAS Aspek yang Diamati Respon Siswa Rerata Persentase Kategori Pernyataan positif 4,07 81,36 Baik Pernyataan negatif 3,17 63,66 Baik KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa: (1) Keterlaksanaan RPP model pembelajaran ARIAS meningkat setiap siklusnya, dimana pada siklus I sebesar 76,67% (baik), Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 37

siklus II sebesar 90,83% (sangat baik), dan siklus III sebesar 95,00% (sangat baik). (2) Penerapan pembelajaran ARIAS dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dimana ketuntasan secara klasikal pada siklus I sebesar 66,67% (tidak tuntas), siklus II sebesar 81,82% (tidak tuntas), dan siklus III sebesar 87,88% (tuntas). (3) Peningkatan aktivitas siswa (berdiskusi/kerjasama dalam kelompok, menyampaikan pendapat kepada guru atau teman, mengajukan pertanyaan, mendengarkan penjelasan guru, mengerjakan soal) selama proses pembelajaran ARIAS. Pada sikus I secara umum aktivitas siswa berkategori kurang aktif dengan reliabilitas 92,22%, siklus II berkategori cukup aktif dengan reliabilitas 93,87%, dan siklus III berkategori aktif dengan reliabilitas 99,57 %. (4) Respon siswa dalam hal minat terhadap model pembelajaran ARIAS berkategori baik. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Iif K, Sofan Amri, Tatik Elisah. 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Prestasi pustaka: Jakarta. Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional. Jamiah. 2008. Peningkatan Kualitas Hasil dan Proses Pembelajaran Matematika melalui Model Pembelajaran ARIAS pada Mahasiswa S-1 PGSD FKIP UNTAN Pontianak. Jurnal Penelitian. http://www.google.com. Diakses tanggal 24 November 2012 Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 38

Kiranawati. 2007. Model Pembelajaran ARIAS. http://gurupkn.wordpress. Diakses tanggal 4 juni 2012. Ningsih. 2005. Efektivitas Model Pembelajaran ARIAS Berbasis Contextual Teaching and Learning dalam Meningkatkan Pencapaian Kompetensi Dasar Sains pada Siswa SMP Kota Pontianak. Jurnal Penelitian. http://www.google.com. Diakses tanggal 24 November 2012. Sa adah. 2010. Penerapan Model ARIAS dalam Pembelajaran TIK. Jurnal Penelitian. http://www.google.com. Diakses tanggal 24 November 2012 Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Zulfarisna. 2009. Penggunaan Model ARIAS untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI. I.A5 SMA Negeri 1 Padang Panjang pada Kompetensi Fungsi Komposisi. Jurnal Penelitian. http://www.google.com. Diakses tanggal 24 November 2012 Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 39