KAJIAN USAHA TANI PEKARANGAN DI KELURAHAN BOBOSAN KABUPATEN BANYUMAS YARD FARM ASSESSMENT IN VILLAGES BOBOSAN DISTRICT BANYUMAS

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN

MEMANFAATKAN PEKARANGAN PEROLEH RUPIAH

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap

KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI

BADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN Disampaikan pada : Pertemuan Sinkronisasi Kegiatan dengan Kabupaten/Kota

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan

padi-padian, umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, dan pangan dari hewani yaitu

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Ruang Lingkup Penelitian... 9

AGUS PRANOTO

Leo Amran 1), Eliza 2), Suardi Tarumun 2) Hp: ;

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

Kontribusi Pemanfaatan Lahan Pekarangan terhadap Pemenuhan Gizi Keluarga dan Pengeluaran Pangan Rumah Tangga

GUBERNUR SUMATERA BARAT

KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHATANI SAYURAN Asep Irfan Fathurrahman 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AYAM KAMPUNG DI DISTRIK SEMANGGA KABUPATEN MERAUKE. Ineke Nursih Widyantari 1) ABSTRACT

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI

I. PENDAHULUAN. rumah tangga. Menurut (Hanafie, 2010) ketahanan pangan bagi suatu negara

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 1 Tahun

ANALISIS KOMPARATIF MONOKULTUR UBIKAYU DENGAN TUMPANGSARI UBIKAYU-KACANG TANAH DI BANYUMAS

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN

Daftar Pertanyaan Wawancara

Perkembangan m-krpl Di Kabupaten Dompu Dan Dukungan Penyuluh Pertanian Lapangan

ANALSIS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA PADA KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) DI KOTA PEKANBARU

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DAN PERKEMBANGANNYA DI SULAWESI TENGAH BPTP Sulawesi Tengah

Diah Rina K. Seminar Dosen Fakultas Pertanian UMY 21 Mei 2016

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha mencapai tujuan organisasi. Partisipasi menurut Kamus Besar Bahasa

PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KELURAHAN PAAL V KOTA JAMBI MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI PENDAHULUAN

Endang Sri Sudalmi, JM Sri Hardiatmi Fakultas Pertanian UNISRI Surakarta. Kata kunci: biaya, penerimaan, pendapatan usahatani

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Pekarangan Sebagai Pendongkrak Pendapatan Ibu Rumah Tangga di Kabupaten Boyolali

Model Kawasan Rumah Pangan Lestari Mendukung Usaha Diversifikasi Pangan Di Sulawesi Selatan

LAPORAN SPEKTRUM DISEMINASI MULTI CHANEL (SDMC) MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) BPTP BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. dengan Presiden Republik Indonesia pada tahun , yang bertujuan untuk

PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI DESA TAGAWITI KECAMATAN ILE APE KABUPATEN LEMBATA

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAYAM CABUT (AMARANTHUS TRICOLOR) SECARA MONOKULTUR DI LAHAN PEKARANGAN

IV. METODE PENELITIAN

PROGRAM DAN KEGIATAN BIDANG KONSUMSI DAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN TAHUN 2017

Habitat Volume XXV, No. 1, Bulan April 2014 ISSN:

PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA. Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

sebelumnya berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Selatan dan Dinas Pertanian, dan Peternakan berkunjung ke Desa Marga Kaya.

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

Hasil rata-rata (Rp/PT) , , ,04

STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU ABSTRAK PENDAHULUAN

EFISIENSI USAHA PEMBIBITAN ITIK MODERN DAN TRADISIONAL PADA SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN LEBONG

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Sosial, Budaya dan Ekonomi Masyarakat di Desa Kalimulyo

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

Suheli, M. dkk., Analisis Kelayakan Usahatani...

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL): Sebagai Solusi Pemantapan Ketahanan Pangan 1 Oleh: Handewi Purwati Saliem 2

MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) KABUPATEN LUWU TIMUR

PERAN WANITA TANI DALAM PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN UNTUK TANAMAN PANGAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

II. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN. Pertanian. Konsumsi Pangan. Sumber Daya Lokal.

POTENSI PERTANIAN PEKARANGAN*

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR

POLA PENATAAN LAHAN PEKARANGAN BAGI KELESTARIAN PANGAN DI DESA SEBORO KRAPYAK, KABUPATEN PURWOREJO

III KERANGKA PEMIKIRAN

KEGIATAN M-KRPL KABUPATEN BARRU

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO

IPTEKS BAGI WILAYAH (IbW) KOTA SUNGAI PENUH. Trias Novita, Hanibal dan M. Sugihartono Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

KERAGAAN USAHATANI MINA PADI

OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN DI DESA BABAKAN, KECAMATAN CISAAT, KABUPATEN SUKABUMI

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Proses experiential learning yang dilakukan oleh anggota KWT dalam

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/KPTS/KN.210/K/02/2016 TENTANG

Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI DALAM PROGRAM PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (P2KP) DI KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

22 Siti Masithoh et al Pemanfaatan lahan pekarangan

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PADI

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui M-KRPL di Kabupaten Cianjur

BAB III MATERI DAN METODE. sangat baik, karena produk yang dihasilkan mempunyai nilai gizi yang tinggi yang

Desy Nofriati, Defira Suci Gusfarina, Syafri Edi

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN PANGAN DAN GIZI KELUARGA MELALUI RUMAH HIJAU DI KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI.

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR HJ. SARI INTAN DI DESA POTOYA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

PENDAHULUAN Latar Belakang

BUDIDAYA SAYURAN. Paramita Cahyaningrum Kuswandi Program Pengabdian Masyarakat Jur. Pend. Biologi FMIPA UNY 2014

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN. peningkatan produksi pangan dan menjaga ketersediaan pangan yang cukup dan

Analisis pola kemitraan usaha peternakan ayam pedaging sistem closed house di Plandaan Kabupaten Jombang

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI MENDUKUNG USAHA DIVERSIFIKASI PANGAN DI KABUPATEN SOPPENG

ANALISIS PENDAPATAN PETANI TOMAT PADA LAHAN SAWAH DI DESA TOSURAYA SELATAN KECAMATAN RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA. Welson Wangke Benu Olfie L.

Transkripsi:

Agros Vol.17 No.2, Juli 2015: 207-213 ISSN 1411-0172 KAJIAN USAHA TANI PEKARANGAN DI KELURAHAN BOBOSAN KABUPATEN BANYUMAS YARD FARM ASSESSMENT IN VILLAGES BOBOSAN DISTRICT BANYUMAS Indah Widyarini, Irene Kartika Eka W, Ratna Satriani 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman ABSTRACT This study aims to determine the income earned by member of KWT Mekar Sari which doing farming activities utilization of the yard on Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) and determine the efficiency of farming with the approach of the R/C ratio. The method used is a case study. Research targets are members of KWT Mekar Sari grant recipients KRPL activities in the Bobosan Village, for 20 people. The analytical method used is the analysis of costs, revenues and earnings, and the R/C ratio. The results showed that the benefit from KRPL activity doing by members of KWT Mekar Sari are the yard becomes more productive and family food needs are met well. Farm yard area carried out by members of KWT Mekar Sari consists of vegetables farming, fruit and TOGA as chili, banana and ginger, while poultry is chicken, and the cultivation of carp, tilapia, pomfret, glue, tawes, and catfish. Total cost per month for the farming IDR 1.814.750,00, total revenues amounted to IDR 3.365.183,00 and total income IDR 1.550.433,00. The utilization of the yard has been efficient and profitable is evident from the R/C ratio of 1.85, which means each 100,000.00 cost incurred will provide revenue of IDR 185.000,00. Key-words: yard, farming, income. INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan anggota KWT Mekar Sari dari usaha tani pemanfaatan pekarangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dan mengetahui efisiensi usaha tani dengan pendekatan R/C rasio. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Sasaran penelitian adalah anggota KWT Mekar Sari penerima dana bantuan kegiatan KRPL di Kelurahan Bobosan Kabupaten Banyumas sejumlah 20 orang. Metode analisis yang digunakan adalah analisis biaya, penerimaan dan pendapatan, serta R/C rasio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan KRPL memberikan manfaat bagi anggota KWT Mekar Sari, yaitu pekarangan menjadi lebih produktif serta kebutuhan pangan keluarga terpenuhi dengan baik. Usaha tani lahan pekarangan yang dilakukan oleh anggota KWT Mekar Sari terdiri dari usaha tani sayuran, buah, dan TOGA seperti cabai, pisang, dan jahe, sedangkan ternak ayam terdiri ayam kampung jantan dan betina, dan budidaya ikan gurame, mujair, bawal, patin, melem, tawes, dan lele. Total biaya per bulan untuk usaha tani sebesar Rp 1.814.750,00, total penerimaan sebesar Rp 3.365.183,00, dan total pendapatan sebesar Rp 1.550.433,00. Kegiatan pemanfaatan pekarangan sudah efisien dan menguntungkan, terbukti dari nilai R/C rasio sebesar 1,85 yang artinya setiap Rp100.000,00 biaya yang dikeluarkan akan memberikan penerimaan sebesar Rp185.000,00. Kata kunci: pekarangan, usaha tani, pendapatan 1 Alamat penulis untuk korespondensi: Indah Widyarini, Irene Kartika Eka W, Ratna Satriani. Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman. Email: indahwidyarini.iw@gmail.com

208 Agros Vol.17 No.2, Juli 2015: 207-213 PENDAHULUAN Perwujudan program ketahanan pangan di tingkat rumah tangga mulai diterapkan pemerintah melalui program diversifikasi pangan. Program ini telah lama dilaksanakan di Indonesia, namun demikian hasil yang dicapai belum seperti yang diharapkan, sehingga pada tahun 2009 presiden mengeluarkan instruksi melalui Peraturan Presiden Nomor 22 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) Berbasis Sumberdaya Lokal. Upaya ini ternyata masih belum mampu untuk meningkatkan konsumsi masyarakat selain pada pangan utama, yaitu beras. Hal itu diindikasikan oleh skor Pola Pangan Harapan (PPH) yang belum sesuai harapan dan belum optimalnya pemanfaatan sumber bahan pangan lokal dalam mendukung penganekaragaman konsumsi pangan (Badan Ketahanan Pangan 2010). Bentuk keberlanjutan program P2KP Berbasis Sumber Daya Lokal, pada tahun 2013 program tersebut dimodifikasi menjadi kegiatan optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Melalui kegiatan besar ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat untuk membentuk pola konsumsi pangan yang baik. Di samping itu perlu dijalin kerjasama kemitraan dengan pihak swasta, antara lain bisa berupa Coorporate Social Responsibility (CSR) atau Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), baik di bidang pangan maupun bidang lain. Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) adalah kegiatan pengembangan model rumah pangan yang dibangun dalam suatu kawasan (dusun, kelurahan, kecamatan, dan seterusnya) dengan prinsip pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, serta peningkatan pendapatan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan melalui partisipasi masyarakat. Kegiatan KRPL dapat memacu masyarakat untuk mewujudkan kemandirian desa dalam mengoptimalkan berbagai tanaman pangan. Terkait dengan ketahanan pangan nasional, target kegiatan KRPL adalah: 1. peningkatan ketersediaan pangan bagi keluarga, 2. peningkatan akses pangan keluarga, 3. peningkatan diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal bagi keluarga, dan 4. peningkatan nilai gizi pangan keluarga. Kelurahan Bobosan merupakan satu-satunya kelurahan dalam kota administratif Purwokerto Utara yang menerapkan KRPL. Awal penerapan kegiatan dilakukan melalui penyuluhan yang diberikan oleh Badan Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan (BP2KP) Mei 2013 pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Mekar Sari dan kemudian berlanjut hingga tahun 2014. Sebelum menerapkan KRPL, kehidupan anggota KWT Mekar Sari sebagian besar sudah melakukan pemanfaatan pekarangan, namun pengembangan pertanian belum secara optimal dilakukan. Anggota belum melakukan optimalisasi pekarangan yang bertujuan untuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya seperti penghematan hingga peningkatan pendapatan. Masyarakat hanya menanam tanaman turun-temurun seperti pohon mangga, pohon pisang, dan lain-lain. Tanaman sayuran masih sangat jarang diusahakan, padahal kegunaannya sangat penting dalam kebutuhan pangan dan pemenuhan gizi. Seiring dengan perkembangan KRPL, kehidupan anggota mengalami perubahan, baik dari aspek sosial, ekonomi, maupun

Kajian Usaha Tani (Indah Widyarini, Irene Kartika Eka W, Ratna Satriani) 209 lingkungan. Pengembangan kegiatan KRPL menumbuhkan dan meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat. Selain itu, berperan penting dalam peningkatan nilai tambah dari hasil produksi pekarangan, memengaruhi pengeluaran rumah tangga serta membuat pekarangan lebih produktif. Kegiatan KRPL KWT Mekar Sari memiliki empat pilar kegiatan, yaitu kebun bibit, kebun sekolah, pemanfaatan pekarangan, dan peningkatan pemahaman pola pangan, namun dalam hal ini peneliti hanya terfokus pada satu pilar kegiatan saja, yaitu pemanfaatan pekarangan karena ditinjau dari segi kegiatan dan anggaran pembiayaan paling besar bila dibandingkan dengan kegiatan KRPL lain serta melibatkan paling banyak anggota, sehingga akan berpengaruh pada pendapatan yang diperoleh anggota. Pemanfaatan pekarangan dilakukan melalui upaya pemberdayaan wanita untuk mengoptimalkan pekarangan sebagai sumber pangan dengan membudidayakan berbagai jenis tanaman sesuai kebutuhan keluarga seperti aneka umbi, sayuran, buah, serta budidaya ternak dan ikan demi menunjang ketersediaan sumber karbohidrat, vitamin, mineral, protein, dan lemak untuk keluarga dengan lokasi yang saling berdekatan sehingga dapat membentuk sebuah kawasan yang kaya akan sumber pangan lokal. Selain itu, dapat memicu pengembangan usaha rumah tangga di bidang pangan sebagai bentuk peningkatan ekonomi keluarga setelah kebutuhan gizi keluarga terpenuhi. Kegiatan pemanfaatan pekarangan dengan konsep KRPL dilaksanakan melalui pendampingan oleh penyuluh pendamping P2KP kelurahan dan pendamping P2KP kabupaten atau kota, serta dikoordinasikan bersama dengan aparat kabupaten atau kota. Pengembangan KRPL merupakan pembelajaran bagi masyarakat untuk bersama-sama mengelola suatu aset yang dimiliki meskipun sempit. Lahan yang sempit memiliki potensi sangat penting bagi pemilik. Lahan pekarangan dalam KRPL ditanami bahan pangan seperti umbiumbian, sayuran, buah serta bahan pangan hewani yang berasal dari ikan, unggas, dan ternak kecil serta kotoran ternak yang digunakan sebagai pupuk kompos. Anggota dapat memenuhi kebutuhan ekonomi dan gizi keluarga dari hasil pekarangan. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dirumuskan tujuan penelitian ini adalah:. 1. Mengetahui besarnya pendapatan usaha tani dari kegiatan pemanfaatan pekarangan yang dilakukan anggota KWT Mekar Sari dari kegiatan KRPL. 2. Mengetahui tingkat efisiensi usaha tani kegiatan pemanfaatan pekarangan KRPL anggota KWT Mekar Sari. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, dilaksanakan di KWT Mekar Sari Kelurahan Bobosan Kabupaten Banyumas. Sasaran penelitian adalah anggota KWT Mekar Sari penerima bantuan kegiatan KRPL berjumlah 20 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner, observasi langsung serta studi pustaka. Data yang diambil adalah data primer dan sekunder. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Analisis biaya, penerimaan, dan pendapatan usaha tani pemanfaatan pekarangan a. Analisis biaya usaha tani pemanfaatan pekarangan TC = TFC+TVC Keterangan: TC = Total Cost (total biaya) TFC = Total Fixed Cost (biaya tetap)

210 Agros Vol.17 No.2, Juli 2015: 207-213 TVC = Total Variable Cost (biaya variabel) b. Analisis penerimaan usaha tani pemanfaatan pekarangan TR = Y x Py Keterangan: TR = Total Revenue (total penerimaan) Y = Jumlah produk yang dihasilkan (output) Py = Harga jual produk c. Analisis pendapatan usaha tani pemanfaatan pekarangan Pd = TR-TC Keterangan: Pd = Pendapatan usaha tani TR = Total penerimaan TC = Total Biaya 2. Analisis efisiensi usaha tani dengan pendekatan Revenue Cost Ratio (R/C rasio) Nilai R/C dapat menunjukkan apakah suatu usaha efisien atau tidak dengan melihat usaha tersebut untung atau tidak. Rasio penerimaan atas biaya mencerminkan seberapa besar pendapatan yang diperoleh setiap satu satuan biaya yang dikeluarkan dalam KRPL. Rumus dari analisis R/C rasio adalah sebagai berikut. R/C rasio = Penerimaan (R) Biaya (C) Pengambilan keputusan sebagai berikut. a. Apabila nilai R/C lebih dari satu, maka usaha tani tersebut dikatakan sudah efisien dan menguntungkan karena setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan lebih besar dari satu rupiah. b. Apabila nilai R/C sama dengan 1, maka usaha tani tersebut dikatakan belum efisien atau impas karena setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar satu rupiah juga. c. Apabila nilai R/C kurang dari satu, maka usaha tani tersebut dikatakan tidak efisien dan tidak menguntungkan karena setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan lebih kecil dari satu rupiah. HASIL DAN PEMBAHASAN Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di Desa Bobosan yang dilaksanakan oleh KWT Mekar Sari merupakan kelurahan pertama di Kecamatan Purwokerto Utara sebagai percontohan dan dilaksanakan secara swadaya. KWT Mekar Sari berdiri sejak 26 Februari 2013 setelah sebelumnya mengalami pemberhentian kegiatan karena para anggotanya sulit untuk berkumpul dan karena kesibukan dari ketua. Kelurahan Bobosan mendapat bantuan KRPL sebesar Rp 47.000.000,00 pada Mei 2013, setelah itu pertemuan kembali diadakan untuk membahas kelanjutan dari KWT. Pembahasan dilanjutkan pada penerapan kegiatan KRPL di Kelurahan Bobosan dengan dibantu oleh penyuluh dari Kecamatan Purwokerto Utara. Setelah pertemuan tersebut, hingga saat ini kegiatan KWT terus berjalan dan setiap bulan rutin dilakukan pertemuan pada minggu kedua. Kegiatan KRPL KWT Mekar Sari diawali satu RW, yaitu RW IV sebanyak 46 anggota. Sosialisasi dilaksanakan melalui perkumpulan semi formal untuk mengenalkan penganekaragaman sayuran di pekarangan dengan mengajak perangkat desa dan tokoh masyarakat yang berpengaruh. Hasilnya masyarakat sangat responsif dan antusias dengan adanya kegiatan KRPL. Sebelum dana kegiatan turun, pengurus yang baru terbentuk beberapa bulan, berswadaya mengumpulkan iuran untuk membeli benih di Desa Bantarwuni untuk kemudian disemai pada

Kajian Usaha Tani (Indah Widyarini, Irene Kartika Eka W, Ratna Satriani) 211 kebun bibit desa sebelum bibit dibagikan ke masyarakat. Pelaksanaan pemanfaatan pekarangan baru mulai berjalan Mei 2103. Pelaksanaan KRPL KWT Mekar Sari mempunyai kepengurusan yang didasarkan atas inisiatif masyarakat. Sub-sub kegiatan KRPL di KWT Mekar Sari adalah Kebun Bibit Desa (KBD), kebun sekolah, pemanfaatan pekarangan serta peningkatan pemahaman pola pangan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA). Ciri khas dalam pengembangan KRPL adalah setiap desa atau kelurahan memiliki KBD. Kegiatan di KBD adalah persemaian tanaman sayuran dan buah di atas rak-rak kayu yang dibuat sendiri oleh masyarakat seperti tempat persemaian pada umumnya, menggunakan karung beras tipis sebagai dasar, sedangkan media tanam menggunakan sekam dan tanah. Setelah benih disemai, bibit dipindahkan ke dalam polybag kecil berisi campuran tanah dan pupuk kandang. Pada saat awal kegiatan KRPL berjalan, pengurus membagikan polybag berisi bibit secara gratis ke anggota serta menjual ke masyarakat di luar Kelurahan Bobosan. Setiap anggota diberi bibit sebanyak lima polybag kecil untuk setiap jenis sayuran seperti cabai, terong, caisim, brokoli, kangkung, selada bangkok, pakcoy, seledri, bayam sedangkan untuk bibit buahbuahan adalah bibit jambu citra, sirsak, pisang, jeruk nipis, dan jambu merah. Pengurus memberikan bibit ternak meliputi ayam kampung sepasang, yaitu jantan dan betina, sedangkan bibit ikan terdiri dari lele, mujaer, dan gurame. Seiring berjalannya waktu, masyarakat membeli bibit tanaman per polybag dengan harga Rp 250,00, kemudian hasil dari penjualan masuk ke kas KBD dan uang digunakan untuk membeli perlengkapan KBD serta untuk memenuhi kebutuhan bibit di pekarangan anggota. Pemanfaatan pekarangan dilakukan melalui upaya pemberdayaan wanita untuk mengoptimalkan pekarangan sebagai sumber pangan dengan berusaha tani berbagai jenis tanaman sesuai kebutuhan keluarga seperti aneka umbi, sayuran, buah, serta ternak ayam, dan ikan demi menunjang ketersediaan sumber karbohidrat, vitamin, mineral, protein, dan lemak untuk keluarga. Lokasi anggota saling berdekatan sehingga dapat membentuk sebuah kawasan yang kaya akan sumber pangan lokal. Kegiatan optimalisasi pemanfaatan pekarangan dimulai bersamaan dengan terbentuknya kembali KWT Mekar Sari. Awal kegiatan dimulai dengan 46 anggota aktif, seiring berjalannya waktu, keaktifan serta partisipasi anggota mulai berkurang dan kemudian terus mengalami penurunan, hingga anggota yang aktif memanfaatkan pekarangannya tersisa 20 jiwa, termasuk pengurus. Kegiatan pemanfaatan pekarangan dengan konsep KRPL dilaksanakan melalui pendampingan oleh penyuluh pendamping kelurahan dan kabupaten atau kota, serta dikoordinasikan bersama dengan aparat kabupaten atau kota. Jenis tanaman yang dimanfaatkan tidak jauh berbeda jenisnya dengan di kebun bibit, seperti cabai, terong, tomat, dan lain sebagainya. Jenis bibit ayam yang diberikan saat awal kegiatan adalah sepasang ayam kampung jantan dan betina, namun tidak semua anggota memperolehnya. Bibit ayam dan ikan hanya diberikan kepada anggota yang bersedia merawat. Usaha tani ayam dan ikan sudah menjadi bagian kegiatan masyarakat sebelum adanya kegiatan KRPL. Kebun sekolah adalah halaman atau lahan yang ada di sekitar sekolah dengan batas penguasaan yang jelas, dapat dimanfaatkan untuk usaha tani berbagai jenis tanaman, ternak atau ikan. Pelaksanaan

212 Agros Vol.17 No.2, Juli 2015: 207-213 kebun sekolah bekerjasama dengan KWT Mekar Sari sejak Mei 2013. Kebun sekolah dipilih di SD Bobosan 3 karena lokasinya sangat berdekatan dengan kegiatan KRPL, jarak kebun sekolah ke KBD sekitar lima meter dan 15 meter dari demplot (wilayah percontohan). Kegiatan terdiri dari usaha tani tanaman serta ikan. Tanaman yang ada di kebun sekolah adalah terong, cabai, seledri, kembang kol, kangkung darat, serta tomat, sedangkan ikan adalah mujaer. Kegiatan kebun sekolah tidak hanya berusaha tani, terdapat juga kegiatan penyuluhan yang diberikan oleh penyuluh kecamatan setiap minggu di hari Sabtu. Kegiatan B2SA pada KWT Mekar Sari dilakukan sejak awal kegiatan KRPL diterapkan. B2SA diwujudkkan dalam bentuk penyuluhan serta kegiatan seperti praktik pembuatan diversifikasi pangan dari bahan makanan lokal seperti umbi dibuat menjadi egg roll serta jamur yang didiversifikasi menjadi nugget. Kegiatan dilakukan oleh anggota KWT setiap minggu ke dua setiap bulan. Penyuluh didatangkan dari kecamatan hingga provinsi. Kegiatan ini menarik antusias yang besar dari anggota karena menghasilkan produk baru. Perhitungan analisis usaha tani dalam penelitian ini menggunakan perhitungan dengan menggunakan data riil yang sebenarnya dikeluarkan oleh petani seperti biaya pembelian bibit, pupuk, pestisida, dan pakan ternak. Biaya-biaya seperti tenaga kerja dalam keluarga, penyusutan alat dan lain-lain tidak diperhitungkan. Tenaga kerja yang terlibat dalam KRPL KWT Mekar Sari adalah tenaga kerja dalam keluarga, sehingga tidak terdapat biaya yang dianggarkan untuk pembayaran biaya tenaga kerja, hal ini juga dikarenakan kegiatan pemanfaatan pekarangan merupakan pekerjaan sampingan. Rata-rata luas lahan anggota KWT Mekar Sari adalah 68,6 m 2. Tabel 1 menunjukkan bahwa usaha tani anggota KWT dalam pemanfaatan pekarangan selama tiga bulan memperoleh pendapatan bersih sebesar Rp 4.651.300,00. Dua responden tidak semua melakukan ketiga usaha tani tersebut, namun usaha tani sayuran, buah, dan TOGA terdiri dari 19 responden, usaha tani ayam enam responden, dan ikan empat responden. Pendapatan paling besar berasal dari usaha tani sayuran, buah, dan TOGA Tabel 1. Biaya, penerimaan, dan pendapatan usaha tani pemanfaatan pekarangan anggota KWT Mekar Sari selama tiga bulan Jenis usaha tani Total biaya (Rp) Total penerimaan (Rp) Total pendapatan (Rp) R/C rasio Usaha tani sayuran, 3,60 1.020.250,00 3.669.050,00 2.648.800,00 buah, dan TOGA Usaha tani ikan 3.879.000,00 5.472.500,00 1.593.500,00 1,41 Usaha tani ayam 545.000,00 954.000,00 409.000,00 1,75 Total 5.444.250,00 10.095.550,00 4.651.300,00 1,85 Rata-rata per responden 90.833,00 504.777.50 232.565,00 -

Kajian Usaha Tani (Indah Widyarini, Irene Kartika Eka W, Ratna Satriani) 213 sebesar Rp 2.648.800,00 karena banyaknya jenis tanaman yang ditanam. Hal ini yang menyebabkan usaha tani sayuran, buah, dan TOGA memberikan kontribusi paling besar bagi pendapatan rumah tangga. Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui total biaya per bulan untuk usaha tani sebesar Rp 1.814.750,00, total penerimaan sebesar Rp 3.365.183,00, dan total pendapatan sebesar Rp 1.550.433,00. Tabel 1 juga menunjukkan nilai R/C rasio yang diperoleh adalah 1,85 atau lebih dari satu. Hal ini berarti kegiatan pemanfaatan pekarangan menguntungkan, karena penerimaan lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan. Nilai R/C rasio 1,85 berarti untuk setiap Rp 100.000,00 biaya total yang dikeluarkan pada pemanfaatan pekarangan akan memberikan penerimaan total sebesar Rp185.000,00. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Total biaya per bulan untuk usaha tani pemanfaatan pekarangan KRPL sebesar Rp 1.814.750,00, total penerimaan sebesar Rp 3.365.183,00 dan total pendapatan sebesar Rp 1.550.433,00. 2. Pemanfaatan pekarangan KRPL KWT Mekar Sari sudah efisien dan menguntungkan dibuktikan dengan nilai R/C rasio sebesar lebih besar dari satu. SARAN 2. Setiap anggota yang sudah memanfaatkan pekarangan diharapkan memaksimalkan hasil dari kegiatan tersebut agar diperoleh penambahan pendapatan. 3. Anggota diharapkan dari hasil pemanfaatan pekarangan tidak sertamerta hanya dikonsumsi sendiri tetapi juga dijual, agar menambah pendapatan. DAFTAR PUSTAKA Kementerian Pertanian. 2011. Pedoman Umum Model Kawasan Rumah Pangan Lestari. Kementerian Pertanian. Jakarta. Kementerian Pertanian. 2012. Pedoman Umum Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP). Kementerian Pertanian. Jakarta. http://www.deptan.go.id/pedum2012/bkp/3.%20pedump2kpbkp-2012.pdf, diakses 20 Februari 2014. Purwanto dan D.P Utami. 2012. Keragaan Usaha tani Padi Sawah Petani Gurem Di Desa Mlaran Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo. Jurnal Surya Agritama Volume I Nomor 1 Maret 2012. Purworejo. Soekartawi. 2002. Analisis Usaha tani. UI Press: Jakarta. Suharti, S. 2014. Pemanfaatan Pekarangan (On-line). http://www.cybex.deptan. go.id, diakses 23 Juni 2014. 1. Anggota diharapkan tetap aktif mengikuti kegiatan KRPL sub kegiatan pemanfaatan pekarangan, supaya KRPL tetap berjalan dan terus dapat memberi manfaat bagi anggota.