PENINGKATAN MENARASIKAN TEKS WAWANCARA DENGAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VII.4 SMPN 6 BUKITTINGGI

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh Rita Arianti Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Rokania

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMAN 1 KINALI

KEMAMPUAN SISWA KELAS VII.D SMP NEGERI 6 GUNUNG TALANG DALAM MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK PEMODELAN; PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG SISWA KELAS VII SMP 26 SAROLANGUN

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 3 Nomor 2 Edisi Mei 2018 ( )

KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI SISWA KELAS VII SEMESTER II MTs SWASTA SAWAHLUNTO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 FEBRI HARIANITA ABSTRACK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS BERBANTUAN MIND MAPPING SISWA KELAS VII.2 SMP NEGERI 2 KAMANG MAGEK KABUPATEN AGAM

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BRAINSTORMING

KEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS VII SMPNEGERI 1 SIBERUT SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI ARTIKEL ILMIAH

Abstract. Pendahuluan

ABSTRACT. Kata kunci: korelasi, keterampilan membaca pemahaman teks laporan hasil observasi, dan keterampilan menulis teks laporan hasil observasi

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI

KEMAMPUAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENENTUKAN FAKTA DAN OPINI PADA TEKS BERITA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN E JURNAL ILMIAH

KORELASI KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS VII MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI MODEL STAD SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERDISKUSI DENGAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER SISWA KELAS VIII F SMPN 1 PADANG PANJANG

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA MELALUI TEKNIK PERMAINAN TEKA-TEKI SILANG DI KELAS VII.A SMPN 2 SUNGAI PENUH

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SEMEN PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN JURNAL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 16 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL ARTIKEL E JURNAL

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS RANGKUMAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 11 PADANG

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu keterampilan dalam berbahasa. Berdasarkan

KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LEMBAH MELINTANG KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL

HUBUNGAN MINAT BACA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 11 PADANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS III SD N PENCAR 2, SLEMAN ARTIKEL JURNAL

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG

Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh : Fatmi Latifah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

PENGARUH STRATEGI POINT TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII SMPN 3 TALAMAU

KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENIRU MODEL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN PENGGUNAAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN SISWA KELAS VIII SMP N 20 PADANG DALAM MENULIS SURAT DINAS E JURNAL ILMIAH

KEMAMPUAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG MENULIS KEMBALI DONGENG YANG DIPERDENGARKAN E- JURNAL ILMIAH NUZUL FITRIA NIM.

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMPN 1 PADANG GELUGUR KABUPATEN PASAMAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK COPY THE MASTER ARTIKEL ILMIAH

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA DENGAN TEKNIK PETA PIKIRAN KELAS VII SMP NEGERI 2 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS VII

Oleh: Herni Febri Ariastanti Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

KEMAMPUAN MENULIS SINOPSIS NOVEL SISWA KELAS VIII SMP N 1 SUNGAI RUMBAI KABUPATEN DHARMASRAYA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN ARTIKEL E JURNAL

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SUTERA ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK MELENGKAPI PARAGRAF TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LUBUK BASUNG

PENINGKATAN MENULISKAN KEMBALI DONGENG DENGAN TEKNIK CIRC SISWA KELAS VII.D SMPN 1 TANJUNG EMAS KABUPATEN TANAH DATAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MEDIA TAJUK RENCANA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAPURANTAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA APRESIATIF DENGAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA PEMBANGUNAN LABOLATORIUM UNP

Kata kunci: paragraf deskripsi, metode pembelajaran di luar ruang kelas

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

KEMAMPUAN MENULIS SINOPSIS NOVEL REMAJA MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

Oleh: Teguh Priyambodo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadaiyah Purworejo

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

ARTIKEL ILMIAH SYAFRI YULLANDA NIM

TAHUN AJARAN 2015/2016

PENERAPAN TEKNIK PEMODELAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SURAT RESMI SISWA KELAS VIII SMP

KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DALAM BENTUK AUTOBIOGRAFI SISWA KELAS X SMA ADABIAH PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN E JURNAL

KETERAMPILAN MENULIS KARANGANNARASI SISWA KELAS X SMAN1 SITIUNG KABUPATEN DHARMASAYADENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BAGAN JURNAL ILMIAH

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARTIKULASI DI SD NEGERI 06 ULAKAN TAPAKIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN STRATEGI BUKU BERGAMBAR MINIM KATA SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 IMOGIRI, BANTUL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV MELALUI MODEL DIRECT WRITING ACTIVITIES DI SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS BERDASARKAN TEKS WAWANCARA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI THINK TALK WRITE

Kata Kunci : Model pembelajaran kooperatif TPS, Kemampuan membaca pemahaman, Penelitian tindakan kelas.

KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN DALAM BENTUK PARAGRAF DESKRIPSI SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMPN 3 X KOTO SINGKARAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS VII.B DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA I)

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERDEKLAMASI MELALUI METODE DEMONSTRASI LANGSUNG PADA SISWAKELAS VIIA SMP NEGERI 3 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MEDIA KARIKATUR PADA SISWA KELAS XI SMK BATIK PERBAIK PURWOREJO TAHUN AJARAN 2013/2014

Oleh: Mukhlisotun Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Panggih Cahyani Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PADANG

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 PADANG ARTIKEL ILMIAH

Oleh: Mame Bagja Melani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SIAWA KELAS X5 DENGAN MENGGUNAKAN METODE SRT (SEARCH REWRITE AND TEST

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG TEKS DESKRIPSI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 PADANG

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 16 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POSTER

Oleh: Laili Nurul Fathimah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Keywords: Writing Skills, Expository Narrative Paragraphs, Visual Media

KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK NOVEL DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 PADANG

ABSTRACT. Kata kunci: membaca, membaca apresiatif cerpen, menulis teks cerpen

Keywords: speaking skill, continous story telling technique, elementary school

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN KEMAMPUAN BERCERITASISWA KELAS VII SMP N 1 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SUGESTIF MELALUI MEDIA FILM KARTUN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 43 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KETERAMPILAN MEMBACA TEKS DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 30 PADANG ARTIKEL MIA JULITA SARI NPM

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGHUBUNGKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 13 PADANG

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE SQ3R TERHADAP PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN ARTIKEL ILMIAH SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENYUSUN TEKS CERITA FABEL SISWA SMP NEGERI 1 PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN DENGAN MENGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN ARTIKEL ILMIAH

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMP NEGERI 13 PONTIANAK

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK PEMODELAN BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 15 PADANG

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED TEACHING

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 1 PASAMAN DENGAN TEKNIK PEMODELAN E-JURNAL ILMIAH LINDA OKTAVIA SARI NPM

SKILL EXPOSITORY ESSAY WRITING NARRATIVE TECHNIQUE USING REKA PICTURE STORY GRADE X SMAN 1 TARUSAN DISTRICT SOUTH COAST. By:

PENGARUH PENGGUNAAN METODE SIRE TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 26 PADANG ARTIKEL ILMIAH ROZA YULIANA NPM

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang

Transkripsi:

PENINGKATAN MENARASIKAN TEKS WAWANCARA DENGAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VII.4 SMPN 6 BUKITTINGGI Oleh: Venny Jayanty 1, Wirsal Chan 2, Ellya Ratna 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang email: vennychaniago012@yahoo.com ABSTRACT The purpose of this study were to describe: (1) the process of narrating review text skill. (2) the improvement of the students skill in narrating a review text for students of VII.4 grade at SMP Negeri 6 Bukittinggi. The research data was collected by qualitative data were observation note, field note, questioner, and review, and quantitative data was collected based on test. Research finding of the process of narrating review text skill by modeling technic of students of VII.4 grade at SMP Negeri 6 Bukittinggi was run well. The average of student s tests score increased from pre sickle until the second sickle, in pre sickle is 54.78, in the first sickle was 79.1, and in the second sickle was 90.5. Kata kunci: peningkatan; narasi; teks wawancara; pemodelan A. Pendahuluan Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa untuk berkomunikasi secara tidak langsung dengan orang lain (Tarigan, 2008:3). Salah satu bentuk keterampilan menulis adalah menarasikan teks wawancara. Menarasikan teks wawancara merupakan kegiatan menyampaikan informasi yang terdapat dalam teks wawancara secara tidak langsung kepada orang lain atau pembaca. Dalam Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Bahasa Indonesia, menarasikan teks wawancara termasuk ke dalam Standar Kompetensi (SK) menulis, yaitu mengungkapkan berbagai informasi dalam bentuk narasi dan pesan singkat. Berdasarkan SK tersebut, menarasikan teks wawancara ini dirinci dalam Kompetensi Dasar, yaitu mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan memperhatikan cara penulisan kalimat langsung dan tak langsung. KD tersebut harus dikuasai oleh siswa kelas VII SMP pada semester genap. Dalam KD tersebut, siswa difokuskan untuk menarasikan teks wawancara secara tertulis. Artinya siswa akan mengubah teks wawancara menjadi narasi tertulis berupa paragraf-paragraf. Teks wawancara sendiri adalah bentuk penyajian informasi berupa tanya jawab secara tertulis yang diperoleh dari kegiatan. Wawancara merupakan suatu alat yang digunakan oleh seseorang untuk mendapatkan informasi tentang suatu hal, yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab secara lisan antara pewawancara dan narasumber (Arief dan Munaf, 2003:192). Menarasikan teks wawancara merupakan kegiatan mengubah teks wawancara menjadi teks narasi. Menurut Keraf (2005:136), narasi merupakan suatu bentuk wacana yang sasaran 1 Mahasiswa penulis skripsi Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, wisuda periode September 2012 2 Pembimbing I, Dosen FBS Universitas Negeri Padang 3 Pembimbing II, Dosen FBS Universitas Negeri Padang 230

Peningkatan Kemampuan Menarasikan Teks Wawancara Venny Jayanty, Wirsal Chan, dan Ellya Ratna utamanya adalah tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu. Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca tentang suatu peristiwa yang telah terjadi. Narasi berusaha menjawab pertanyaan apa yang terjadi. Menarasikan teks wawancara bertujuan untuk menyampaikan informasi yang terdapat dalam teks wawancara kepada pembaca. Supaya informasi tersebut dapat dipahami oleh orang lain, dipilihlah jenis narasi yang sesuai untuk menarasikan teks wawancara. Jenis narasi yang digunakan untuk menarasikan teks wawancara adalah narasi ekspositoris. Menurut Keraf (2005:136), narasi ekspositoris merupakan narasi yang bertujuan untuk menggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Sasaran utamanya adalah para pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Narasi menyampaikan informasi mengenai berlangsungnya suatu peristiwa. Keraf (2005:137) menyatakan bahwa narasi ekspositoris mempersoalkan tahap-tahap kejadian, rangkaian-rangkaian perbuatan kepada para pembaca atau pendengar. Runtun kejadian atau peristiwa yang disajikan itu dimaksudkan untuk menyampaikan informasi untuk memperluas pengetahuan atau pengertian pembaca. Narasi ekpositoris bertujuan untuk menyampaikan informasi mengenai suatu peristiwa kepada pembaca atau pendengar. Teks wawancara adalah bentuk penyajian informasi berupa tanya jawab secara tertulis antara pewawancara dan narasumber (http://www.crayonpedia. org/mw/cara_mengubah_teks_wawancara _dan_implementasinya_7.2). Untuk menyampaikan informasi tersebut kepada orang lain, teks wawancara perlu diubah menjadi narasi. Berdasarkan wawancara informal dengan Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 6 Bukittinggi pada Kamis 15 Februari 2012, dalam menarasikan teks wawancara siswa cenderung mengalami kesulitan. Hal itu terlihat dari rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap menarasikan teks wawancara. Tingkat pencapaian siswa terhadap keterampilan menarasikan teks wawancara < 70% karena KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan adalah 70. Hasil menarasikan teks wawancara siswa rendah karena tidak memenuhi unsur sebuah narasi teks wawancara yang ditetapkan. Narasi teks wawancara benar apabila memiliki unsur sebagai berikut. Pertama, memperluas pengetahuan pembaca. Kedua, menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian. Ketiga, didasarkan pada penalaran. Keempat, menggunakan bahasa informatif (Keraf, 2005:136-137). Keempat unsur tersebut dijadikan sebagai indikator penilaian menarasikan teks wawancara siswa, dan ditambah dengan unsur yang kelima yaitu memperhatikan EYD, karena keterampilan menulis tidak terlepas dari rambu-rambu penulisan yang telah ditetapkan dalam EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Rendahnya keterampilan menarasikan teks wawancara siswa dikarenakan empat faktor berikut. Pertama, siswa tidak terlatih menarasikan teks wawancara. Kedua, siswa kurang memahami tujuan dan manfaat menarasikan teks wawancara. Ketiga, teknik pembelajaran yang diterapkan masih bersifat konvensional dan cenderung monoton. Keempat, guru belum menemukan dan memilih teknik pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan keterampilan menarasikan teks wawancara siswa. Teknik pembelajaran yang secara teoretis tepat untuk meningkatkan proses menarasikan teks wawancara siswa adalah teknik pemodelan. Sanjaya (2006:267) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan teknik pemodelan adalah teknik pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Teknik ini menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran bagi siswa. Melalui teknik pemodelan, siswa bisa memahami sendiri bagaimana cara menarasikan teks wawancara berdasarkan model yang diamati. Suamiati dan Asra (2007:16) menyatakan bahwa teknik pemodelan adalah teknik yang menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran. Siswa akan lebih mudah memahami dan menerapkan proses dan hasil belajar jika dalam pembelajaran guru menyajikan dalam bentuk suatu model. Siswa akan mampu mengamati dan mencontoh apa yang ditujukan guru. Oleh karena itu, guru hendaknya menunjukkan hal-hal penting dan mudah diterima siswa. 231

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 1 No. 1 September 2012; Seri B 87 - Nuryatin (2010:34) menyatakan bahwa pemodelan dapat diartikan sebagai upaya pemberian model (contoh) yang berhubungan dengan materi dan aktivitas pembelajaran yang dilakukan siswa. Pemodelan harus dilakukan secara terencana agar memberikan sumbangan pada pemahaman dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga hasil belajar mengalami peningkatan. Pemodelan dikatakan efektif apabila siswa menjadi lebih paham terhadap materi yang dipelajari, terlibat dengan lebih antusias, memberikan variasi situasi, biaya, dan waktu lebih efisien. Menurut Tarigan (1986:194), penerapan teknik pemodelan dalam pembelajaran keterampilan menulis, yaitu guru mempersiapkan suatu karangan model yang akan dijadikan sebagai contoh. Model tersebut diperlihatkan kepada siswa untuk menyusun karangan baru. Karangan siswa yang ditulis tidak persis sama dengan karangan model. Struktur karangan memang sama tetapi berbeda dalam isi. Menurut Tarigan (1986:194), langkah-langkah teknik pemodelan dalam pembelajaran keterampilan menulis adalah sebagai berikut. Pertama, guru mempersiapkan sebuah tulisan yang akan dijadikan sebagai contoh (model). Kedua, guru memperlihatkan model tulisan kepada siswa. Ketiga, guru memberikan penjelasan atau pengarahan tentang model. Keempat, siswa diminta untuk mencermati model, memperhatikan struktur dan isi tulisan. Kelima, siswa menyusun tulisan baru yang disesuaikan dengan struktur tulisan tetapi berbeda pada isi. Melalui langkah-langkah ini siswa dapat menarasikan teks wawancara. Dengan demikian, teknik pemodelan ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menarasikan teks wawancara sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses dan hasil peningkatan menarasikan teks wawancara dengan teknik pemodelan siswa kelas VII.4 SMP Negeri 6 Bukittinggi. B. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru atau peneliti untuk memperbaiki atau meningkatkan proses pembelajaran dengan mengubah pendekatan, metode, strategi, atau cara yang berbeda dari biasanya (Arikunto, 2009:3). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Menurut Nazir (2009:54), metode deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan, menggambarkan atau melukiskan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, serta hubungan antarfenomena yang diselidiki. Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan proses dan hasil peningkatan menarasikan teks wawancara dengan teknik pemodelan siswa kelas VII.4 SMP Negeri 6 Bukittinggi. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui empat tahap dalam siklus. Pelaksanaan penelitian pada setiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII.4 SMP Negeri 6 Bukittinggi yang terdaftar pada tahun ajaran 2011/2012 semester genap. Data diperoleh secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh berdasarkan lembar observasi atau hasil pengamatan, catatan lapangan dan wawancara antara guru (peneliti) dengan siswa. Data kuantitatif terdiri atas angket dan tes. Penganalisisan data yang dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan secara kualitatif dan kuantitatif. Penganalisan secara kualitatif yaitu menganalisis data kualitatif yang diperoleh dari lembar observasi, catatan lapangan, dan hasil wawancara dengan metode deskriptif. Penganalisisan secara kuantitatif yaitu mengolah data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes siswa. C. Pembahasan Hasil penelitian ini terbagi atas dua pembahasan, yaitu (1) proses menarasikan teks wawancara siswa dengan teknik pemodelan dan (2) hasil menarasikan teks wawancara siswa dengan teknik pemodelan. 232

Peningkatan Kemampuan Menarasikan Teks Wawancara Venny Jayanty, Wirsal Chan, dan Ellya Ratna 1. Proses Menarasikan Teks Wawancara dengan Teknik Pemodelan Siswa Kelas VII.4 SMP Negeri 6 Bukittinggi Temuan penilitian pada prasiklus menunjukkan bahwa siswa masih kesulitan dalam menarasikan teks wawancara. Hal itu terlihat dari rendahnya perolehan rata-rata nilai siswa yang belum mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu 70. Penerapan teknik pemodelan pada siklus I dapat memudahkan siswa menarasikan teks wawancara. Perencanaan dilakukan berdasarkan obeservasi awal kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran sudah terlaksana sesuai perencanaan. Indikator yang telah dicapai oleh siswa antara lain menentukan pokok teks wawancara, mengembangkan pokok-pokok teks wawancara menjadi narasi, dan menarasikan teks wawancara. Berdasarkan hasil pengamatan oleh observer, keberhasilan tindakan guru dan aktivitas belajar siswa dalam menarasikan teks wawancara dengan teknik pemodelan tergolong baik, namun ada beberapa deskriptor yang belum tercapai dengan baik. Pada tahap refleksi ada beberapa faktor kendala saat proses pembelajaran, baik dari siswa maupun guru. Faktor tersebut antara lain siswa tidak memperhatikan materi yang disampaikan, kemudian guru kurang tegas mengendalikan aktivitas siswa. Selanjutnya pada siklus II, menarasikan teks wawancara lebih diarahkan pada indikator yang belum tercapai pada siklus I dan memantapkan proses menarasikan teks wawancara dengan teknik pemodelan. Hal itu terlihat dalam perencanaan pelaksanaan pembelajaran. Pada tahap pelaksanaan, terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa, hal itu terlihat dari sikap antusias siswa dalam menarasikan teks wawancara dengan teknik pemodelan. Pada tahap pengamatan, tindakan yang dilaksanakan oleh guru telah berhasil meningkatkan proses menarasikan teks wawancara, sehingga aktivitas siswa juga meningkat. Pada tahap refleksi, keberhasilan teknik pemodelan dalam menarasikan teks wawancara tergolong baik dan telah memenuhi deskriptor. Berdasarkan lembar observasi, proses menarasikan teks wawancara pada siklus I terlaksana sesuai deskriptor yang telah ditetapkan. Berdasarkan catatan lapangan, aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan menarasikan teks wawancara dengan teknik pmodelan memperlihatkan bahwa siswa mulai bersungguh-sungguh mengikuti pelajaran, tidak ada lagi siswa yang sibuk dengan aktivitas sendiri, semuanya memperhatikankan penjelasan guru tentang langkah-langkah menarasikan teks wawancara dengan teknik pemodelan. Pada siklus II, proses menarasikan teks wawancara semakin ditingkatkan dengan fokus tindakan memantapkan materi dan memperbaiki kekurangan yang terdapat pada siklus I. Berdasarkan proses pembelajaran keterampilan menarasikan teks wawancara siswa dan respon siswa terhadap pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik pemodelan dapat memudahkan siswa memahami menarasikan teks wawancara. Dengan memperhatikan model narasi teks wawancara, siswa bisa memahami sendiri langkah-langkah menarasikan teks wawancara. Selain itu, penggunaan teknik pemodelan juga dapat membantu guru untuk memudahkan siswa menarasikan teks wawancara. Dengan teknik pemodelan, guru hanya memberi pengarahan sesuai model menarasikan teks wawancara. Siswa disuruh memperhatikan teks wawancara, kemudian guru hanya sedikit menjelaskan bagaimana menarasikan teks wawancara seperti yang terdapat pada model. 2. Hasil Menarasikan Teks Wawancara dengan Teknik Pemodelan Siswa Kelas VII.4 SMP Negeri 6 Bukittinggi Peningkatan menarasikan teks wawancara siswa dilakukan dengan memberikan tes pada setiap siklus yang dilaksanakan. Setelah hasil tes dinilai berdasarkan indikator menarasikan teks wawancara, hasil tes diolah menggunakan rumus persentase menurut Abdurrahman dan Ratna (2003:264). N = Smax 233

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 1 No. 1 September 2012; Seri B 87 - Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh rata-rata setiap indikator sebagai berikut. Pertama, memperluas pengetahuan pembaca pada prasiklus 53,15%, pada siklus I 84,40% dan pada siklus II 95,87%. Kedua, menyampaikan informasi suatu kejadian 55,28%, pada siklus I 92,72% dan pada siklus II 100%. Ketiga, didasarkan pada penalaran, 53,12%, pada siklus I 75,03% dan pada siklus II 88,65%. Keempat, menggunakan bahasa informatif 53,09%, pada siklus I 80,25% dan pada siklus II 88,65%. Kelima, EYD 56,31, pada siklus I 65,72% dan pada siklus II 83,5%. Peningkatan rata-rata nilai tersebut dapat dilihat pada gambar berikut. 120 100 80 60 40 20 Keterangan : = Prasiklus = Siklus I = Siklus II A = Memperluas pengetahuan B = Menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian secara kronologis C = Didasarkan pada penalaran D = Menggunakan bahasa informatif E = Penggunaan huruf kapital dan tanda baca (EYD 0 Gambar 1. Histogram Rata-rata Nilai Menarasikan Teks Wawancara Siswa pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Selanjutnya menghitung rata-rata nilai dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Nurgiyantoro, 2011:219). = A B C D E Indikator Penilaian Berdasarkan perhitungan tersebut rata-rata nilai menarasikan teks wawancara siswa pada prasiklus 54,78, pada siklus I 79,1 dan pada siklus II 90,5. Artinya, rata-rata nilai menarasikan teks wawancara siswa mengalami peningkatan hingga mencapai KKM yang telah ditetapkan. Nilai menarasikan teks wawancara siswa selanjutnya dikelompokkan berdasarkan pedoman konversi skala sepuluh menurut Nurgiyantoro (2011:253). Gambaran tentang menarasikan teks wawancara siswa pada prasiklus dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Kualifikasi Nilai Menarasikan Teks Wawancara Siswa pada Prasiklus Aspek yang dinilai No. Kualifikasi Nilai A B C D E Total N % N % N % N % N % N % 1. Sempurna 1 3,12 2 6,25 2 6,25 3 9,37 2 6,25 0 0,00 2. Baik sekali 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 2 6,25 3. Baik 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 4. Lebih dari cukup 17 53,12 18 56,25 15 46,87 13 40,62 18 56,25 5 15,62 5. Cukup 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 7 21,87 6. Hampir cukup 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 9 28,12 7. Kurang 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 7 21,87 8. Kurang sekali 14 43,75 12 37,5 15 46,87 16 50 12 37,5 2 6,25 9. Buruk 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 10. Buruk sekali 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 Jumlah 32 100 32 100 32 100 32 100 32 100 32 100 234

Peningkatan Kemampuan Menarasikan Teks Wawancara Venny Jayanty, Wirsal Chan, dan Ellya Ratna Keterangan: A : Memperluas pengetahuan pembaca B : Menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian secara kronologis C : Didasarkan pada penalaran D : Menggunakan bahasa informatif E : Penggunaan huruf kapital dan tanda baca (EYD) N : Jumlah siswa yang mendapat kualifikasi nilai tertentu Gambaran tentang menarasikan teks wawancara siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2. Kualifikasi Menarasikan Teks Wawancara pada Siklus I Aspek yang dinilai No. Kualifikasi Nilai A B C D E Total N % N % N % N % N % N % 1. Sempurna 21 65,62 26 81,25 17 53,12 18 56,25 7 21,87 5 15,62 2. Baik sekali 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 14 43,75 3. Baik 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 3,12 4. Lebih dari cukup 7 21,90 4 12,50 10 31,25 9 28,12 17 53,12 4 12,5 5. Cukup 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 2 6,25 6. Hampir cukup 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 2 6,25 7. Kurang 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 2 6,25 8. Kurang sekali 4 12,50 2 6,25 5 15,62 5 15,62 8 25,00 2 6,25 9. Buruk 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 10. Buruk sekali 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 Jumlah 32 100 32 100 32 100 32 100 32 100 32 100 Keterangan: A : Memperluas pengetahuan pembaca B : Menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian secara kronologis C : Didasarkan pada penalaran D : Menggunakan bahasa informatif E : Penggunaan huruf kapital dan tanda baca (EYD) N : Jumlah siswa yang mendapat kualifikasi nilai tertentu Gambaran tentang menarasikan teks wawancara siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3. Kualifikasi Nilai Menarasikan Teks Wawancara pada Siklus II No. Kualifikasi Nilai Aspek yang dinilai Total A B C D E N % N % N % N % N % N % 1. Sempurna 28 87,5 32 100 20 62,5 20 62,5 16 50 11 34,37 2. Baik sekali 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 34,37 3. Baik 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 18,75 4. Lebih dari cukup 4 12,5 0 0 12 37,5 12 37,5 16 50 4 12,5 5. Cukup 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6. Hampir cukup 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7. Kurang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8. Kurang sekali 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9. Buruk 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10. Buruk sekali 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Jumlah 32 100 32 100 32 100 32 100 32 100 32 100 235

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 1 No. 1 September 2012; Seri B 87 - Keterangan: A : Memperluas pengetahuan pembaca B : Menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian secara kronologis C : Didasarkan pada penalaran D : Menggunakan bahasa informatif E : Penggunaan huruf kapital dan tanda baca (EYD) N : Jumlah siswa yang mendapat kualifikasi nilai tertentu Rata-rata hasil tes siklus II lebih tinggi dari rata-rata hasil tes siklus I dan rata-rata hasil tes siklus I jauh lebih tinggi dari rata-rata hasil tes prasiklus. Pada prasiklus nilai rata-rata menarasikan teks wawancara siswa adalah 54,78 berada pada kualifikasi hampir cukup. Pembelajaran pada prasiklus tersebut belum menerapkan teknik pemodelan. Setelah melihat hasil tes siswa pada prasiklus, guru menerapkan teknik pemodelan pada siklus I, kemudian diperoleh nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 79,1 yang berada pada kualifikasi lebih dari cukup, tetapi belum seluruh siswa yang mencapai KKM, yaitu 70. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata keterampilan menarasikan teks wawancara siswa meningkat menjadi 90,5 yang berada pada kualifikasi baik sekali. Dalam menarasikan teks wawancara semua siswa sudah tuntas mencapai KKM. D. Simpulan dan Saran Berdasarkan analisis data kualitatif, proses menarasikan teks wawancara siswa kelas VII.4 SMP Negeri 6 Bukittinggi dengan teknik pemodelan terlaksana dengan baik pada siklus II. Hal itu terlihat dari peningkatan aktivitas belajar siswa dari prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan analisis data kuantitatif, teknik pemodelan dapat meningkatkan hasil menarasikan teks wawanca siswa VII.4 SMP Negeri 6 Bukittinggi. Peningkatan tersebut terlihat dari rata-rata hitung pada setiap siklus yaitu, pada prasiklus sebesar 54,78, siklus I 79,1, dan siklus II 90,5. Temuan ini sangat penting bagi guru yang akan memperbaiki dan meningkatkan proses menarasikan teks wawancara. Teknik pemodelan cocok diterapkan dalam menarasikan teks wawancara dengan tujuan untuk meningkatkan proses dan hasil menarasikan teks wawancara siswa. Dalam pembelajaran menarasikan teks wawancara, guru lebih mengutamakan peningkatan proses belajarar siswa. Jika proses tersebut meningkat, maka hasil pembelajaran keterampilan menarasikan teks wawancara juga mengalami peningkatan. Catatan: artikel ini disusun berdasarkan hasil penelitian untuk penulisan skripsi penulis dengan Pembimbing I Drs. Wirsal Chan, dan Pembimbing II Dra. Ellya Ratna, M.Pd. Daftar Rujukan Abdurrahman dan Ellya Ratna. 2003. "Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia". Buku Ajar. Padang: FBSS UNP. Arif, Ermawati dan Yarni Munaf. 2003. "Pengajaran Keterampilan Berbicara". Buku Ajar. Padang: FBSS UNP Arikunto, Suharsimi dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. http://www.crayonpedia.org/mw/cara_mengubah_teks_wawancara_ke_bentuk_narasi_dan_im plementasinya_7.2 (diunduh 21 Desember 2011) Keraf, Gorys. 2005. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 236

Peningkatan Kemampuan Menarasikan Teks Wawancara Venny Jayanty, Wirsal Chan, dan Ellya Ratna Nazir, Mohd. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Nurgiyantoro, Burhan. 2011. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE. Nuryatin, Agus. 2010. Mengabadikan Pengalaman dalam Cerpen. Rembang: Yayasan Adhigama. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sumiati dam Asra. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima. Tarigan, Djago, dan H.G. Tarigan. 1986. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa Bandung. 237