BAB V KONSEP PERENCANAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB 6 KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

ENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Main Entrance. Pusat Perbelanjaan. Apartemen 1 Unit Kamar Tidur

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Bab V Konsep Perancangan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Batu convention and exhibition center merupakan salah satu

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih


BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

Pencapaian pejalan kaki dalam hal ini khususnya para penumpang kendaraan ang

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMAN 54 JAKARTA

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

Pelabuhan Teluk Bayur

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

BAB V KONSEP RANCANGAN

Transformasi pada objek

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Berdasarkan dari tema yang di angkat yaitu Green Architecture maka

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM...

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB II TINJAUAN OBJEK

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu :

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1.

BAB VI HASIL PERANCANGAN. digunakan adalah menggabungkan dari aspek-aspek mendasar seperti tema,

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB V KONSEP. Gambar 5. 1 Konsep Dasar. Sumber: dokumentasi pribadi, 2015

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

Transkripsi:

BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Konsep Dasar Dari Entertainment Centre Perancangan Entertainment Centre ini menggunakan konsep bentuk menjadikan ekspresi yang mengarah kepada arsitekturalnya, tentunya dengan penyesuaian fungsi-fungsi ruang yang ada. Untuk itu konsep Form Follow Function dijadikan dasar sebagi konsep perancangan. 58

5.1.1. Perencanaan Entertainment Centre Ditinjau dari Indonesia merupakan sebuah negara berkembang yang sangat kompleks dengan segala kebutuhan dan berbagai macam usaha untuk memenuhinya. Pada dasarnya, kebutuhan hidup manusia dapat dibedakan menjadi tiga golongan utama yaitu sandang, pangan, dan papan. Tingkat perekonomian Indonesia sendiri pada tahun 2002 kemarin mengalami pertumbuhan dari 3.5% - 4% naik menjadi 4% - 5 di tahun 2003. Dalam ilmu ekonomi, tingkat perekonomian suatu bangsa dapat menjadi indikator akan tingkat kemapanan dan kesejahteran rakyatnya. Tingkat perekonomian yang baik akan mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sebaik mungkin, tidak hanya pemenuhan akan kebutuhan pokoknya yang bersifat fisik namun juga pemenuhan akan kebutuhan batiniahnya. hiburan merupakan salah satu hasrat manusia untuk dipenuhi selain kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan. Indonesia, terutama kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Bali dan Surabaya dewasa ini telah dijamuri berbagai macam fasilitas hiburan dan rekreasi yang tumbuh dengan suburnya; bioskop, teater, tempat pertunjukkan musik, tempat karaoke, pub atau cafe, children dan game centre, juga restaurant, baik yang bersifat lokal ataupun franchise dari luar negeri. Sumber : http://etd.eprints.ums.ac.id/1023/1/d300000082.pdf. 5.1.2. Kriteria Perencanaan Dalam perencanaan Entertainment Centre ini, kriteria utama yang ditetapkan adalah: 1. Dapat mengintegrasikan antar ruang pada setiap aktifitas pergerakan yang terjadi, yaitu mudah dicapai dari ruang satu ke ruang lainnya. 2. Perencanaan untuk interior maupun eksterior ruang harus dapat mengakomodasi sistem peralatan dari fungsi yang ada. 3. Dapat memberikan sebuah informasi secara cepat tentang ruang-ruang berdasarkan fungsi dan kegunaannya. 4. Dapat menunjukkan bahwa fungsinya Entertainmet Centre memiliki nilai Behavior modifer dan Aesthetic function terhadap lingkungan masyarakat sekitar. 59

5. Dapat menciptakan sebuah komunitas tertentu untuk selalu berkunjung ke entertainment centre untuk melakukan pertemuan atau bersosialisasi. 5.2. Konsep Masa Bangunan 5.2.1. Perletakan Masa Bangunan Konsep gubahan masa bangunan Entertainment Centre. Gubahan masa bangunan diambil dari prinsip fungsi Entertainment Centre dan karakteristik tapak yang memanjang, sehingga konsep masa mengacu pada bentuk tapak dan fungsi ruang didalamnya. Public area Gubahan masa dari tampak Gambar 5.1. Konsep Gubahan Masa 5.2.2. Konsep Perletakan Zoning Pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam mengatur penzoningan didalam tapak adalah: Alur sesuai fungsi kegiatan dan aktivitasnya Keadaan situasi didalam tapak Pencapaian sirkulasi kendaraan didalam tapak Penataan ruang luar yang ingin dicapai Keterkaitan dengan fungsi yang ada di sekitar tapak 60

Dari konsep perletakan penataan massa bangunan, penulis mencoba mengilustrasikan perletakan masa bangunan dengan mempertimbangkan beberapa hal yang telah dijelaskan diatas. ZONA ENTERTAINMENT BIOSKOP LIVE MUSIC, KARAOKE ZONA GAME CENTRE, CAFÉ, PUB, RESTAURANT, Gambar 5.2. Konsep Perletakan Zoning 5.3. Konsep Ruang Berdasarkan identifikasi bangunan dan fungsinya sebagai Entertainment Centre, maka konsep ruang yang digunakan berbentuk dari fungsi masingmasing ruang. Dibawah ini adalah contoh bentuk masa bangunan yang mengikuti fungsi didalamnya / Form Follow Function. Gambar 5.3. Konsep Ruang Form Follow Function 5.4. Konsep Sirkulasi 61

5.4.1. Konsep Sirkulasi Ruang Dalam Secara Horizontal Berfungsi untuk menghubungkan antara ruang yang satu dengan ruang yang lain pada lantai yang sama, pemilihan sistem sirkulasi didasarkan kepada: Konsep sirkulasi ruang dalam secara horizontal menggunakan sistem double loaded karena ruang-ruang yang dibentuk atau dibuat berhadapan agar koordinasi menjadi lebih mudah. Dari beberapa kriteria pemilihan konsep sistem sirkulasi maka dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk konsep sirkulasi yang sesuai adalah menggunakan sistem Linier atau Grid sesuai dengan kebutuhan akan fungsinya yang bersifat emergency dan sistem kerja yang cepat. Gambar 5.4. Siste, Sirkulasi Horizontal 5.4.2. Konsep Sirkulasi Ruang Dalam Secara Vertikal Jenis sirkulasi vertikal yang akan digunakan adalah ramp, tangga escalator, dan elevator / lift pada bangunan ini sangat diperlukan untuk mempermudah dan mempercepat sirkulasi dari satu lantai ke lantai yang lain. Jenis Keuntungan Kerugian Tangga Tidak perlu waktu tunggu Tidak efektif untuk Dapat menghadapi bangunan yang lebih kemiringan yang curam dari 4 lantai Cocok untuk keadaan darurat 62

Efektif digunakan pada waktu sibuk Ramp Tidak melelahkan karena kemiringannya yang tidak securam tangga Efisien untuk dimanfaatkan sebagai ruang pada sisinya Eskalator Menghemat tenaga dari waktu pemakainya Efektif digunakan untuk mempercepat dan memudahkan hubungan antar bagian Tidak memerlukan waktu tunggu Lift Memudahkan pengangkutan barang Efisien tenaga dan ruang Mempercepat hubungan antar bagian secara vertikal Mempermudah sirkulasi bagi orang cacat Membutuhkan ruang yang cukup luas untuk penempatannya Biaya operasional cukup mahal Membutuhkan ruang yang luas Biaya operasionalnya mahal Memerlukan waktu tunggu Kapasitasnya sekali angkut terbatasi Konsep sirkulasi secara vertikal pada bagian ini menggunakan beberapa jenis, yaitu lift, tangga, dan ramp kecuali eskalator. Karena penggunaan eskalator tidak sesuai dengan kebutuhan dari fungsi gedung itu sendiri. Pada gedung ini sangat dibutuhkan adanya sebuah lift bagi pengguna yang membutuhkan kecepatan waktu, tangga dibutuhkan sebagai sirkulasi alternatif, dan ramp yang digunakan bila membawa sebuah alat tertentu sesuai dengan kebutuhannya. 5.4.3. Konsep Sirkulasi Ruang Luar 63

Konsep sirkulasi ruang luar antar gedung dirancang mengikuti kebutuhan hubungan antar ruang dan lebih tepatnya dengan menggunakan konsep linier dan radial. Konsep ini dianggap lebih menyatu terhadap situasi tapak karena dapat menyesuaikan dengan segala kegiatan dan aktifitasnya. Dibawah berikut ini adalah konsep sirkulasi ruang luar antara ruang sirkulasi pedestrian dengan area parkir mobil. Gambar 5.5. Konsep Sirkulasi Ruang Luar 5.4.4. Konsep Ruang Terbuka Tapak membutuhkan ruang terbuka sebagai tempat berinteraksi dengan alam / berkumpul / bersosialisasi, dan berdiskusi maupun peristiwa lainnya (bersenda gurau), jadi konsep yang digunakan adalah mencerminkan keterbukaan ruang dalam berekspresi. 64

Gambar 5.6. Konsep Ruang Terbuka 5.5. Konsep Struktur Bangunan Jenis struktur yang dipakai berdasarkan pertimbangan dalam mendesain sebuah Entertainment Centre ini adalah : Struktur yang cepat pengerjaannya mengingat bangunan ini adalah bangunan publik yang sangat mempertimbangkan dampak pembangunannya pada kegiatan eksplorasi alam. Struktur yang dapat memenuhi kriteria dari segala alat-alat yang digunakan dalam sebuah ruangan agar menyatu dan fungsional. Struktur yang fleksibel dengan penataan ruang-ruang di dalamnya. Struktur yang dapat menciptakan atau mendukung kontinuitas ruang dengan modul yang sesuai dengan ruang gerak manusia. Struktur yang memiliki nilai estetika yang baik untuk diekspresikan. Dari segala kriteria diatas alternatif pemilihan sistem struktur disesuaikan terhadap maksud dan tujuan serta harus dipertimbangkan segala keuntungan dan kerugian. Untuk itu, sistem struktur yang digunakan adalah sistem struktur portal dan rangka ruang dengan kombinasi struktur lainnya, karena menimbang dari beberapa kebutuhan ruang serta aktifitasnya. 5.6. Konsep Perencanaan Utilitas Bangunan 5.6.1. Konsep Pengudaraan / Penghawaan Untuk mencapai kenyamanan dalam bangunan perlu diperhatikan sistem pengudaraan yang baik. Cara mendapatkan 65

ja AC Central pengudaraan yang baik adalah melalui pengudaraan alam, dapat diperoleh dengan : memberikan bukaan pada daerah-daerah yang diinginkan dan memberikan ventilasi yang sifatnya berhadapan dan sejajar. Ruang-ruang service menggunakan ventilasi alam yang berasal dari bukaanbukaan pada bangunan yang sengaja dibuat. Pengkondisian udara buatan menggunakan pendingan ruangan berupa AC split maupun AC central yang terdiri dari unit outdoor sebagai kondensor dan unit indoor sebagai evaporatornya. Penggunaan pendingan ruangan dalam hal ini digunakan pada ruang-ruang tertentu seperti: ruang kantor pengelola, ruang operator, ruang server, ruang kontrol CNSS, dan sebagian besar ruangan ini membutuhkan pendingan ruangan karena menyangkut kebutuhan yang mutlak. 5.6.2. Konsep Penerangan / Pencahayaan Dalam merencanakan suatu bangunan hal yang tak boleh luput diperhatikan salah satunya adalah hal penerangan / pencahayaan. Sumber penerangan dapat berasal dari pemanfaatan sinar matahari dan penerangan buatan ( Lampu ). Pemanfaatan cahaya matahari sebagai penerangan alami dalam bangunan berguna sebagai: a) Menghemat energi dan biaya operasional bangunan b) Menciptakan ruang yang sehat mengingat sinar matahari mengandung ultraviolet yang memberikan efek psikologis bagi manusia dan memperjelas kesan ruang. c) Mempergunakan cahaya alam sejauh mungkin ke dalam bangunan, baik sebagai sumber penerangan langsung maupun tidak langsung. Cahaya matahari memang sering dimanfaatkan oleh banyak orang untuk memberikan penerangan di dalam ruangan tetapi masalahnya penerangan hanya bisa didapat pada jam-jam tertentu saja, mengingat matahari selalu berpindah-pindah tiap jamnya. Untuk itu pada bangunan entertainment centre ini akan digunakan Solar 66

Tracking Skylights yaitu suatu kaca yang akan memantukan cahaya matahari ke dalam ruangan. Kehebatannya, kaca-kaca yang ditaruh diatas itu dapat mengikuti arah sinar matahari sehingga dipastikan ruangan akan selalu mendapatkan sinar matahari yang sama, kecuali malam tentunya. Sumber : www.otakku.com/2008/02/05/solar-tracking-skylights/ 5.6.3. Konsep Sistem Keamanan dan CCTV Sistem keamanan pada bangunan yang akan direncanakan sangatlah penting dan termasuk faktor utama dalam perencanaan, karena hampir seluruh komponen didalamnya menggunakan teknologi komputerisasi. Dalam hal ini rawan tindakan kriminal sebagai antisipasi dalam hal keamanan. Untuk itu disetiap ruangan secara tersembunyi diletakkan sebuah kamera yang dapat merekam setiap kegiatan ataupun kejadian. CCTV (Closed Circuit Television) adalah suatu alat yang berfungsi untuk memonitor suatu ruangan melalui layar televisi / monitor, yang menampilkan gambar dan rekaman kamera yang dipasang di setiap sudut ruangan secara tersembunyi. Dalam sistem ini, peralatan yang diperlukan adalah : Kamera Monitor Televisi Kabel extension CCTV / Kabel Koaxial BNC-RCA Jack Standalone DVR (digital video recorder), dan Ruang kontrol 5.6.4. Konsep Sistem Pencegahan Kebakaran 67

Sistem pencegahan kebakaran dapat berfungsi dengan baik jika dalam perencanaan bangunan tersebut memperhatikan klasifikasi yang telah dibuat oleh pemerintah sesuai dengan segala peralatan dan kebutuhan yang digunakan pada Entertainment Centre ini, maka klasifikasi dalam merencanakan sebuah sistem pencegahan kebakaran dibagi menjadi : Kelas A Struktur utamanya harus tahan api sekurang-kurangnya tiga jam. Bangunan kelas A ini biasanya merupakan bangunan untuk kegiatan umum seperti : terminal, hotel, pertokoan, perkantoran, rumah sakit, bangunan industri, pusat hiburan (Entertainment Centre), serta tempat rekreasi. Kelas B Struktur utamanya harus tahan terhadap api sekurang-kurangnya dua jam. Bangunan-bangunan tersbut meliputi : perumahan bertingkat, asrama, sekolahan, dan tempat ibadah. Kelas C Bangunan-bangunan dengan ketahanan api dari struktur utamanya selama satu jam biasanya bangunan-bangunan yang tidak bertingkat dan sederhana. Kelas D Bangunan-bangunan yang tidak tercakup kedalam kelas A,B,C dan diatur terendiri seperti instalasi nuklir dan gudang-gudang senjata atau mesin. Berdasarkan klasifikasi yang telah diuraikan, maka bangunan Entertainment Centre ini direncanakan masuk dalam klasifikasi kelas A.\ Dalam perencanaan fasilitas umum harus dipikirkan juga letak tangga kebakaran. Tangga kebakaran harus dilengkapi pintu tahan api, minimum 2 jam dengan arah bukaan kearah ruangan tangga dan dapat menutup kembali dengan otomatis. Dilengkapi lampu dan tanda petunjuk serta ruangan tangga yang bebas asap. Tangga kebakaran dalam ruang efektif mempunyai jarak maksimum 25meter dengan lebar tangga minimum 1,2 meter dan tidak boleh menyempit kearah bawah, serta tidak diperbolehkantangga berbentuk pointer atau tangga melingkar. Peralatan yang diperlukan dalam pencegahan kebakaran berdasarkan standart peraturan Dinas Pemadam Kebakaran: 68

Sistem pencegah api (fire protection system) yang terdiri dari detector asap dan panas. Fire Ring Main, jaringan pipa pencegah kebakaran dipasang sekeliling area yang akan dilindungi. Fire Pump, untuk memompa tekanan air yang diperlukan untuk memadamkan api, sumber energi berasal dari generator. Hydrant dibagi menjadi 3 macam yaitu: hydrant piller yang diletakkan di sisi jalan, Fire House Box yang diletakkan di masing-masing zona kebakaran, dan Fire Extinguiser (tabung pemadam kebakaran) yang diletakkan di dalam bangunan.