BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

BAB II KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM

PERBANDINGAN ANTARA TEORI BELAJAR DISIPLIN MENTAL, BEHAVIORISME DAN KOGNITIFISME

TEORI BELAJAR. Abdur Rohim/

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

Peranan Psikologi Dalam Kegiatan Penyuluhan Pertanian. Tidak bisa kita sangkal lagi bahwa telah sejak lama bidang psikologi, terutama psikologi

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. 3 Aspek-aspek Mengkaji konsep Kegiatan awal: 20 menit a. Tugas Individual: OHP dan

LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN KOMPETENSI DI PERGURUAN TINGGI Oleh Drs. Putu Agustana, M.Si. 16

Landasan dan Prinsip PengembanganKurikulum

MEMELAJARI TEORI-TEORI BELAJAR. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura Ambon

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SOSIOLOGI STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN-FAKULTAS PSIKOLOGI-UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : PSIKOLOGI UMUM 1 KODE MATA KULIAH / SKS = MKK / 3 SKS

TEORI PERILAKU. Disusun: IY

Oleh: Dadang Sukirman Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Sejarah dan Aliran Psikologi

Hakikat belajar dan pembelajaran

Teori Belajar dan Pembelajaran

Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA, DAN PENDIDIKAN

SUMBER-SUMBER PENGEMBANGAN KURIKULUM DALAM KTSP. Oleh: Estu Miyarso

Konsep dan Makna Belajar

LANDASAN DAN PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM.

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

PENGANTAR DAN TEORI ALIRAN BEHAVIOUR

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mengerti fisika secara luas, maka harus dimulai dengan kemampuan

Belajar Menurut Psikologi Daya

PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK

MODUL TEORI BELAJAR, PRINSIP-PRINSIP BELAJAR, DAN MEDIA PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Al-Hadis, melalui kegiatan. bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.

Teori Belajar. Oleh : Putri Siti Nadhiroh Putrinadhiroh.blogs.uny.ac.id

resensi buku psikologi pendidikan

LANDASAN DAN PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

Teori Psikologi Kepribadian Kontemporer

Hakikat Belajar dan Pembelajaran A. Belajar dan Pembelajaran

STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/KEAHLIAN/BK. a b c d e 1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Landasan Pengembangan Kurikulum

MODEL PEMBELAJARAN AFEKTIF

PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI

PEMBELAJARAN KOGNITIF, AFEKTIF DAN PSIKOMOTORIK Oleh : As ari Djohar. Definisi belajar berbeda-beda, menurut pendapat tradisional belajar itu ialah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belum diketahui serta memaksimalkan potensi yang dimiliki seseorang.

Istilah: proses pengembangan kurikulum ;desain implementasi,evaluasi dan penyempurnaan kurikulum. Imlementasi Kurikulum

BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR

Teori Pendidikan dan Teori Belajar dalam Kurikulum. Oleh. Fauzan AlghiFari / / TP-B.

LANDASAN PENDIDIKAN DISUSUN OLEH :

SE S J E A J R A A R H DA D N A N A L A I L R I A R N A N PSI S KO K LOGI G Pertemuan 4

TEORI BELAJAR BEHAVIORISME (TINGKAH LAKU)

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. akumulasi dari berbagai faktor dimulai dari faktor awal proses sampai denga hasil.

Teori Belajar dalam Pembelajaran Matematika

Teori-teori Belajar. Teori Behavioristik. Afid Burhanuddin. Memahami teori-toeri belajar dan implementasinya dalam proses pembelajaran.

SEJARAN DAN ALIRAN PSIKOLOGI. Pertemuan 4

MANAJEMEN PEMBELAJARAN YANG KREATIF PADA MATA PELAJARAN SAINS FISIKA DI SMP NEGERI 3 KARTASURA

LANDASAN SOSIOLOGIS. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi empat bidang :

PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FIP UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, Bandung, 2011, hlm Diah Harianti, Model dan Contoh Pengembangan Diri Sekolah Menengah Pertama,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

BERBAGAI PENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Karya, Bandung, 2008, hlm Kamus Besar Bahasa Indonesia lengkap, CV Mini Jaya Abadi, Jakarta, 2000, hlm. 58.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial,

Oleh : Muh. Mustakim, M.Pd.I

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI

PSIKOLOGI PENDIDIKAN BAGI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh: Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak., CA.

Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya,

KURIKULUM PROGRAM STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN JENJANG MAGISTER (S2) SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

PENGGUNAAN METODE BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN PADA ANAK DIDIK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH 1 DIBAL NGEMPLAK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang : (1) Latar Belakang, (2) Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

KOMPONEN PENTING DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORI. pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Hal ini didukung oleh Suryabrata,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN DENGAN PETA KONSEP BIDANG STUDI MATEMATIKA DI KELOMPOK BELAJAR PAKET B. Misran Rahman ABSTRAK

Hakikat Belajar : Hakikat Mengajar : Hasil Belajar : Karakter Karakter dibangun, bukan diajarkan Karakter Kurikulum berbasis Karakter

Siti Zahara Nasution, S.Kp, MNS 22/04/09

INTERNALISASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK DI PONDOK ASIH SESAMI KECAMATAN BATURETNO KAPUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam pembelajaran dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT

TEORI TEORI BELAJAR. Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. imajinasi, kemudian tercipta suatu pemikiran imajinatif yang akan tercermin lewat

STRUKTUR SIKAP Komponen Kognitif Komponen Afektif Komponen Konatif

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

BAB II KAJIAN TEORI. dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. dasar itu khususnya adalah pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan tentang

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iding Tarsidi, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Menyampah' dari Perspektif Psikologi (2) Marselius Sampe Tondok Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. laku peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu berdasarkan pengalaman dan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini

Transkripsi:

Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan sendirinya, akan berkibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan manusia. Suatu kurikulum itu sama halnya dengan teknologi. Teknologi berkembang dengan kecanggihannya dan banyak memenuhi kebutuhan manusia. Begitu juga halnya kurikulum, kurikulum akan selalu berkembang agar dapat memenuhi kebutuhan suatu lembaga. Ketika kurikulum tidak dikembangkan sesuai dengan meningkatnya kebutuhan suatu lembaga, maka lembaga itu akan mengalami ketertinggalan. Tetapi untuk mengembangkan kurikulum, tidak hanya dirancang sesuai keinginan para pengelola lembaga tertentu, melainkan harus memperhatikan beberapa aspek pengembangan kurikulum. Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata pada tahun 1997 mengemukakan empat landasan utama dalam pengembangan kurikulum, yaitu: landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosial-budaya dan landasan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Dalam makalah ini, kelompok kami akan membahas tentang pengembangan kurikulum berdasarkan landasan psikologis. Rumusan Masalah 1. Bagaimana peran landasan psikologis dalam pengembangan kurikulum suatu lembaga? 2. Mengapa landasan psikologis diperlukan dalam pengembangan isi kurikulum? 3. Apa manfaat dari landasanpsikologis sebagai aspek yang sangat dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum? Tujuan 1. Supaya dapat memahami peranan landasan psikologis dalam pengembangan kurikulum. 2. Agar mengetahui alasan perlunya landasan psikologis dalam mengembangkan isi kurikulum.

3. Agar dapat mengetahui manfaat dari landasan psikologis sebagai salah satu unsur yang dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum. BAB II PEMBAHASAN Landasan Psikologis dalam Pengembangan Kurikulum Pada hakikatnya pengembangan kurikulum itu merupakan usaha untuk mencari bagaimana rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu dalam suatu lembaga. Pengembangan kurikulum di arahkan pada pencapaian nilai-nilai umum, konsep-konsep, masalah dan keterampilan yang akan menjadi isi kurikulum yang disusun dengan fokus pada nilai-nilai tadi. Adapun selain berpedoman pada landasan-landasan yang ada, pengembangan kurikulum juga berpijak pada prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 Bab X tentang kurikulum, pasal 36 ayat 1 bahwa pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Suatu kurikulum diharapkan memberkan landasan, isi dan menjadi pedoman bagi pengembangan kemampuan siswa secara optimal sesuai dengan tuntunan dan tantangan perkembangan masyarakat. Terjadi interaksi antar individu manusia dalam proses pendidikan, yaitu antara pendidik dan peserta didik, juga antara peserta didik dengan orang-orang lainnya. Interaksi yang tercipta dalam situasi pendidikan harus sesuai dengan kondisi psikologis para peserta didik maupun kondisi pendidiknya. Tugas utama yang sesungguhnya dari para pendidik adalah membantu perkembangan peserta didik secara optimal, perkembangan seluruh aspek kehidupannya. Nana Syaodih Sukmadinata pada tahun 1997 mengemukakan bahwa minimal terdapat dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum yaitu psikologi perkembangan (developmental psychology) dan psikologi belajar (psychology of learning). Keduanya sangat diperlukan, baik di dalam merumuskan tujuan, memilih dan menyusun bahan ajar, memilih dan menerapkan metode perkembangan serta teknik-teknik penilaian. 1. Psikologi Belajar (psychology of learning) Psikologi belajar yaitu suatu studi tentang bagaimana individu belajar. Secara sederhana, belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang terjadi melalui pengalaman. Psikologi belajar juga merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam konteks belajar. Psikologi belajar mengkaji tentang hakekat belajar dan teori-teori belajar, serta berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam belajar, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan sekaligus mendasari pengembangan kurikulum. Psikologi belajar digunakan sebagai landasan dalam men-screen tujuan pembelajaran umum/standar kompetensi/sk (tentative general objective) yang sudah dirumuskan untuk merumuskan

precise education (kompetensi dasar/kd), dan menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar yang akan dirumuskan dalam kurikulum. Hilgard dan Bower menambahkan perubahan tersebut terjadi karena individu berinteraksi dengan lingkungannya sebagai reaksi terhadap situasi yang dihadapinya. Perkembangan atau kemajuan yang dialami anak sebagian besar terjadi karena usaha belajar baik melalui proses peniruan, pengingatan, pembiasaan, pemahaman, penerapan maupun pemecahan masalah. Definisi tentang belajar bersumber pada teori-teori belajar tertentu. Menurut Morris L. Bigge dan Maurice P. Hunt (1980, hlm. 226-227) ada tiga kelompok teori belajar, yaitu: a. Kelompok Teori Disiplin Mental Menurut bagan di atas, kelompok teori disiplin mental dari kelahirannya, anak telah memiliki potensi-potensi tertentu. Belajar merupakan upaya untuk mengembangkan potensi-potensi tersebut. Ada beberapa teori yang termasuk kelompok teori disiplin mental yaitu: - Disiplin mental theistik berasal dari Psikologi Daya, menurut teori ini anak telah memiliki sejumlah daya mental seperti daya mengamati, menganggap, mengingat, dan sebagainya. - Disiplin mental humanistik, bersumber kepada psikologi humanisme klasik dari Plato dan Aristoteles yang lebih menekankan keseluruhan, keutuhan. - Teori naturalisme (self actualization), berpangkal dari Psikologi Naturalisme Romantik, tokoh utamanya J.J. Rousseau.

- Teori apersepsi bersumber pada psikologi strukturalisme, tokohnya Herbart. Menurut teori ini anak mempunyai kemampuan untuk mempelajari sesuatu yang akan membentuk massa apersepsi. b. Kelompok Teori Belajar Behaviorisme Berdasarkan bagan di atas, kelompok ini mencakup tiga teori, diantaranya: - Stimulus Respon Bond, bersumber dari psikologi koneksionisme oleh Edward L. Thorndike. Menurut konsep mereka, kehidupan ini tunduk pada stimulus respon/aksi reaksi. - Conditionering, yaitu belajar/pembentukan hubungan antara stimulus dan respons perlu dibantu dengan kondisi tertentu. Tokoh yang popular dalam teori ini adalah Guthrie. - Reinforcement, teori berkembang berkembang dari teori psikologi. Pada reinforcement, kondisi diberikan pada respon. Adapun tokoh utama pada teori ini adalah Skinner. c. Kelompok Cognitive Gestalt Field

Teori Cognitive Gestalt Field bersumber dari psikologi lapangan oleh Kurt Lewin. Teori ini berkenaan dengan bagaimana individu memahami dirinya dan lingkungannya. Teori belajar pertama dari kelompok ini adalah Goal Insight, berkembang dari psikologi Convigurationlism. Menurutnya individu selalu berinteraksi aktif dengan lingkungan, perbuatan individu selalu diarahkan kepada pembentukan hubungan dengan lingkungan. Teori belajar dijadikan dasar bagi proses belajar mengajar, dengan demikian ada hubungan yang erat antara kurikulum dan psikologi belajar. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana kurikulum itu disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya. Dengan kata lain, psikologi belajar berkenaan dengan penentuan strategi kurikulum. 2. Psikologi Perkembangan (developmental psychology) Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi perkembangan dikaji tentang hakekat perkembangan, pentahapan perkembangan, aspek-aspek perkembangan, tugas-tugas perkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang berhubungan perkembangan individu, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan mendasari pengembangan kurikulum, yaitu pada tingkat pendidikan mana atau pada kelas berapa suatu pengalaman belajar tertentu harus diberikan karena harus sesuai dengan perkembangan jiwa anak. Psikologi perkembangan mengkaji karakteristik perilaku individu pada tahap-tahap perkembangan serta pola perkembangan individu. Psikologi perkembangan membahas metode dan teori psikologi perkembangan. 1. Metode dalam psikologi perkembangan; Pengetahuan tentang perkembangan individu diperoleh melalui studi yang bersifat longitudinal, cross sectional psikoanalitik, sosiologik, atau studi kasus. 2. Teori psikologi perkembangan; dikenal ada tiga teori atau pendekatan tentang perkembangan individu, yaitu pendekatan pentahapan (stage approach), pendekatan diferensial (diferential approach), dan pendekatan ipsatif (ipsative approach).

Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi kurikulum yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan taraf perkembangan siswa tersebut. Psikologi Perkembangan membahas tentang perkembangan individu sejak masa konsepsi sampai dengan dewasa (proses belajar dan pematangan) melalui interaksi dengan lingkungan, meliputi : Kemampuan belajar melalui persepsi Mencapai pertimbangan berdasarkan pengalaman Berpikir imajinatif, kreatif, dan mencari sendiri Hal-hal yang harus diperhatikan dalam psikologi perkembangan : Siswa selalu berkembang (developing, changing, becoming, ongoing) dalam situasi opened spiral. Manusia merupakan mahluk unik, memiliki sejumlah kemampuan yang terintegrasi menjadi sesuatu yang khas. Perkembangan siswa dinamis, pada dasarnya perkembangan manusia bersifat unpredictable atau tidak bisa diprediksikan. G. Stanley Hall perkembangan individu merupakan rekapitulasi dari perkembangan spesiesnya. Menurutnya, ada empat tahap perkembangan, yaitu: Masa kanak (0 4 tahun) masa kehidupan sebagai binatang melata & berjalan

Masa anak (4 8 tahun) masa manusia pemburu Masa puber (8 12 tahun) masa manusia belum beradab Masa remaja (12/13 tahun - dewasa) masa manusia beradab Lawrence Kohlberg tahap perkembangan moral Tahap Pra konvensi : menghindari hukuman mendapat ganjaran ; sebagai alat kepentingan pribadi Tahap konvensi : berupaya menjadi orang baik ; mengikuti peraturan / hukum formal Tahap pasca konvensi : menganut norma berdasarkan persetujuan masyarakat Masih berkenaan dengan landasan psikologis, Ella Yulaelawati memaparkan teori-teori psikologi yang mendasari Kurikulum Berbasis Kompetensi. Dengan mengutip pemikiran Spencer, Ella Yulaelawati mengemukakan pengertian kompetensi bahwa kompetensi merupakan karakteristik mendasar dari seseorang yang merupakan hubungan kausal dengan referensi kriteria yang efektif dan atau penampilan yang terbaik dalam pekerjaan pada suatu situasi. Selanjutnya, dikemukakan pula tentang 5 tipe kompetensi, yaitu : a. motif; sesuatu yang dimiliki seseorang untuk berfikir secara konsisten atau keinginan untuk melakukan suatu aksi. b. bawaan; yaitu karakteristik fisik yang merespons secara konsisten berbagai situasi atau informasi. c. konsep diri; yaitu tingkah laku, nilai atau image seseorang; d. pengetahuan; yaitu informasi khusus yang dimiliki seseorang; dan e. keterampilan; yaitu kemampuan melakukan tugas secara fisik maupun mental. Kelima kompetensi tersebut mempunyai implikasi praktis terhadap perencanaan sumber daya manusia atau pendidikan. Keterampilan dan pengetahuan cenderung lebih tampak pada permukaan ciri-ciri seseorang, sedangkan konsep diri, bawaan dan motif lebih tersembunyi dan lebih mendalam serta merupakan pusat kepribadian seseorang. Kompetensi permukaan (pengetahuan dan keterampilan) lebih mudah dikembangkan. Pelatihan merupakan hal tepat untuk menjamin kemampuan ini. Sebaliknya, kompetensi bawaan dan motif jauh lebih sulit untuk dikenali dan dikembangkan. Dalam konteks Kurikulum Berbasis Kompetensi, E. Mulyasa menyoroti tentang aspek perbedaan dan karakteristik peserta didik, Dikemukakannya, bahwa sedikitnya terdapat lima perbedaan dan karakteristik peserta didik yang perlu diperhatikan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, yaitu: perbedaan tingkat kecerdasan, perbedaan kreativitas, perbedaan cacat fisik, kebutuhan peserta didik, dan pertumbuhan dan perkembangan kognitif.

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Pengembangan kurikulum merupakan salah satu usaha untuk mencapai tujuan pendidikan Nasional. Pengembangan kurikulum dilaksanakan karena Pengembangan kurikulum merupakan bagian yang sangat esensial dalam proses pembelajaran. Karena dalam proses pembelajaran itu tedapat empat bagian penting dalam kurikulum meliputi tujuan, isi atau materi, strategi pembelajaran, dan evaluasi. Keempat bagian tersebut saling berkaitan untuk mencapai tujuan pendidikan Nasional. Pengembangan kurikulum tidak dilaksanakan hanya sesuai dengan kehendak seseorang atau suatu pihak, tetapi harus berpijak pada landasanlandasan (filosofis, psikologis, sosiologis, dan IPTEK) dan prinsip-prinsip (umum dan khusus) yang telah ada. Landasan psikologis dijadikan salah satu aspek yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum karena pendidikan selalu mengandung nilai atau norma yang berlaku dalam masyarakat. Nana Syaodih Sukmadinata pada tahun 1997 mengemukakan bahwa minimal terdapat dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum yaitu psikologi perkembangan (developmental psychology) dan psikologi belajar (psychology of learning). Keduanya sangat diperlukan, baik di dalam merumuskan tujuan, memilih dan menyusun bahan ajar, memilih dan menerapkan metode perkembangan serta teknik-teknik penilaian. Pada dasarnya kedua landasan psikologi tersebut sangat diperlukan dalam pengebangan kurikulum yaitu pada langkah merumuskan tujuan pembelajaran, menyeleksi serta mengorganisasi pengalaman belajar. B. SARAN Pada makalah ini, kami telah menjelaskan pengertian landasan pengembangan kurikulum berdasarkan landasan psikologis. Tentunya apa yang telah dipaparkan ada makalah ini masih

perlu koreksi dan penambahan atas kekurangan yang ditemukan pada substansinya. Oleh karena itu, kami senantiasa menerima koreksi serta usulannya agar karya tulis selanjutnya bisa lebih baik. Jika ada yang kurang jelas, maka bisa ditanyakan atau dilihat pada daftar pustaka. Semoga bermanfaat. Amin Daftar Pustaka Nasution, S. (2005). Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/22/landasan-kurikulum/ http://www.psb-psma.org/content/blog/manajemen-pengembangan-kurikulum http://my.opera.com/dhaniklopedia/blog/2010/06/11/makalah-landasan-pengembangankurikulum