MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK B2 TK MADANI PALU

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL ANAK MELALUI METODE KERJA KELOMPOK DI KELOMPOK A TK ALKHAIRAAT TOAYA

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERCOBAAN SAINS SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B2 TK GAMALIEL PALU

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

MENINGKATKAN DISIPLIN ANAK DENGAN METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK SION TATURA PALU

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DI KELOMPOK A TK PERTIWI DONGGALA

MENINGKATKAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI PEMBIASAAN DI KELOMPOK B PAUD NEGERI PEMBINA PALU

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK EL. ROY BALEURA KECAMATAN LORE TENGAH

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA KELOMPOK B DI TK UMMAHAT DDI

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN AFEKSI SOSIAL EMOSIONAL MELALUI STRATEGI SALING TUKAR ALAT MAINAN PADA ANAK KELOMPOK A. TK AISYIYAH DEMANGAN SAMBI BOYOLALI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL WARNA MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DI KELOMPOK A TK PERTIWI DONGGALA

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

ARTIKEL PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

MENINGKATKAN NILAI AGAMA PADA ANAK MELALUI METODE TANYA JAWAB DI KELOMPOK B TK PERTIWI DONGGALA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI SINGING GAME DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA DONGGALA

PERANAN FINGER PAINTING TERHADAP KEMAMPUAN ANAK MENGENAL KONSEP WARNA DI KELOMPOK B TK NURUL ISLAM LAMBARA KECAMATAN TAWAELI

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN PADA KELOMPOK B TK NEGERI MODEL TERPADU MADANI PALU

OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS. Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) UMN Al Washliyah

MENINGKATKAN PENGEMBANGAN MORAL ANAK MELALUI METODE BERCERITA PADA KELOMPOK B TK GPID 2 PALU SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

PERANAN METODE BERCERITA DALAM MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI MORAL PADA ANAK DI KELOMPOK B2 TK PERTIWI PALU ABSTRAK

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR DI KELOMPOK B TK PGRI TARIPA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK KASAR ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK AL-HIDAYAH TALISE PALU UTARA

HUBUNGAN PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TAVANJUKA. Widhi adyanita 1

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI TK PKK OTI KECAMATAN SINDUE TOBATA KABUPATEN DONGGALA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL HURUF HIJAIYAH MELALUI KARTU HURUF DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT BALAMOA

PENINGKATAN KREATIVITAS MEWARNAI GAMBAR MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B1 TK NEGERI PEMBINA PALU UTARA

HUBUNGAN KEGIATAN MONTASE DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO PALU

MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK A TK PUTRA BANGSA BERDIKARI KECAMATAN PALOLO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK B TK TERATAI SUNJU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN DASAR KONGNITIF ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK TERATAI SUNJU

MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK MELALUI METODE KERJA KELOMPOK PADA KELOMPOK A DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL TOBOLI

Meningkatkan Perilaku Sosial Anak melalui Metode Kerja Kelompok pada Kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Toboli

HUBUNGAN KEGIATAN MELIPAT KERTAS (ORIGAMI) DENGAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK A TK MELATI TONDO KECAMATAN MANTIKULORE

MENINGKATKAN PERILAKU MORAL ANAK MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT I KALEKE KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL ANGKA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK GENERASI BANGSA PALOLO

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK PKK KAVAYA MARANA KEC. SINDUE

MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK MELALUI METODE KARYAWISATA DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT TOAYA VUNTA KABUPATEN DONGGALA FATMAH 1 ABSTRAK

PENGARUH METODE BERCERITA MENGGUNAKAN BUKU CERITA BERGAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN ANAK BERBICARA DI TK BETHEL KECAMATAN LORE SELATAN ABSTRAK

PENGARUH KEGIATAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK PERMATAKU DESA LENJU KECAMATAN SOJOL UTARA KABUPATEN DONGGALA.

MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK A TK KARYA THAYYIBAH MATANA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANAK MELALUI METODE KERJA KELOMPOK PADA KELOMPOK B TK ANATA PURA PETIMBE

PERANAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DI KELOMPOK B TK PGRI BAIYA

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat

UPAYA MENGEMBANGKAN PERILAKU SOPAN MELALUI PEMBIASAAN PADA ANAK KELOMPOK B1 DI TK ALKHAIRAAT TONDO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT BERMAIN BALOK PADA KELOMPOK B DI TK KEMBANG JAYA OMU

MENINGKATKAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA KELOMPOK B DI TK BUNGAMPUTI

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B TK PEMBINA PALU

MENINGKATKAN PEMAHAMAN ANAK MENGENAL MACAM- MACAM MAKANAN BERGIZI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA KELOMPOK B2 TK BUNDA HATI KUDUS PALU

PENINGKATAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI PERMAINAN MONTASE DI RA DARUL ULUM PGAI PADANG

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B2 DI TK SAMPOROA DHARMA WANITA PERSATUAN KOTA PALU. Ari Okta Pratiwi 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK MELALUI PERMAINAN PESAN BERANTAI DI TK TAUFIQ PERGURUAN ISLAM BAYUR. Mulyati ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

MENINGKATKAN PEMAHAMAN ANAK MENGENAL KONSEP WAKTU MELALUI METODE TANYA JAWAB DI KELOMPOK B TK AL-HIDAYAH TALISE

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK ALKHAIRAAT SUMARI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN

PENGGUNAAN PEWARNA TUMBUH-TUMBUHAN UNTUK MENGEMBANGKAN KREATIVITAS MENGGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK TUNAS RIMBA PALU. Ria Rezikita Darwis 1 ABSTRAK

Jurnal Pesona PAUD, Vol. I. No.1.Wani

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK ALKHAIRAAT PAKULI

Penerapan Metode Bermain Balok untuk Meningkatkan Kreatifitas Anak di PAUD Negeri Pembina Palu Utara

PENGARUH PERCOBAAN SAINS SEDERHANA TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 1 PALU

Mengenalkan Konsep Huruf Dengan Metode Permainan Kartu Huruf Pada Anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan adalah usaha sadar dan

PENGARUH PERMAINAN LOMPAT TALI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK DI KELOMPOK B RA AL-MUHAJIRIN PALU ABSTRAK

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. orang lain dalam proses interaksi. Interaksi sosial menghasilkan banyak bentuk

ARTIKEL PENELITIAN. Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan S.Pd. Pada Program Studi PG-PAUD FKIP UNP Kediri

PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN KREATIVITAS SENI MELIPAT KERTAS (ORIGAMI) PADA ANAK TK AL-KHAIRAAT BOBO KECAMATAN DOLO BARAT

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK AISYIYAH PARIGI

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DI TK SIS ALJUFRI 1 TATURA PALU

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI IMITASI DALAM GERAK TARI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG FIRMAWATI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL HURUF MELALUI PERMAINAN MENGURAIKAN KATA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM. Pebriani.

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan selanjutnya (PKBTK, 2004:4). Didalam Undang-Undang. dijelaskan bahwa pendidikan pra sekolah (Taman Kanak-Kanak) adalah

BAB III. Penelitian ini dilaksanakan di TK Berlian Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo.

KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN

MENINGKATKAN PENERAPAN NILAI AGAMA DAN MORAL MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK KARYA THAYYIBAH NUPABOMBA KABUPATEN DONGGALA NURLAELA 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. TK Patriotik terletak di Jalan Makam H. Nani Wartabone Desa Bube Baru

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP PERKEMBANGAN MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL IV PALU. Siti Gamar H.

RINANGGA KURNIA RIANTI

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

JURNAL PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kemampuan Kerjasama Anak Usia Dini.

PENGARUH PERMAINAN KARTU ANGKA TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK DI KELOMPOK B3 RA DEPAG 1 PALU BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Pendidikan Taman Kanak-Kanak memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN ANAK DI KELOMPOK B1 RAUDHATUL ATHFAL AL IKHLAS PALU. Yayan Hidayanti 1 ABSTRAK

ARTIKEL PENELITIAN. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Pada Program Studi PG-PAUD

MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL ANAK MELALUI METODE KERJA KELOMPOK DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA DOLO LISTIAWATI*) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

Transkripsi:

MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK B2 TK MADANI PALU Rawania 1 ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah kurangnya guru yang menggunakan metode bermain peran, sehingga pembelajaran membosankan bagi anak. Disamping itu tidak banyak pengaruhnya bagi peningkatan interaksi sosial anak. Rancangan penelitian tindakan kelas ini mengacu pada model John Elliot yang dilakukan dalam dua siklus, dengan setiap siklus melalui 4 tahap dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Yang menjadi subjek penelitian adalah seluruh anak kelompok B2 TK Negeri Model Terpadu Madani Palu yang berjumlah 20 orang, terdiri dari 9 laki-laki dan 11 perempuan. Jenis data adalah data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas guru dan anak. Adapun faktor yang diteliti meliputi: (1) input yaitu jumlah anak dan guru yang mengajar di TK Madani Palu; (2) Proses yaitu selama pembelajaran berlangsung; dan (3) Output yaitu peningkatan interaksi sosial melalui metode bermain peran. Cara pengambilan data melalui (1) observasi dengan menggunakan lembar observasi; (2) Tanya jawab melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru saat mengajar; (3) Dokumentasi berupa foto-foto kegiatan saat pembelajaran berlangsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan anak kelompok B2 dalam berinteraksi sosial melalui metode bermain peran mengalami peningkatan, yakni pada siklus I tingkat perkembangan kemampuan yang dicapai subyek penelitian terdapat 25 % yang memiliki kemampuan baik, 61,67 % yang memiliki kategori cukup dan 13,33 % yang memiliki kategori kurang. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II diketahui bahwa hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan anak yaitu terdapat 51,67 % yang memiliki kategori baik, 40 % yang memiliki kategori cukup dan 8,33 % yang memiliki kategori kurang. Kata Kunci : Interaksi Sosial, Metode Bermain Peran PENDAHULUAN Bermain adalah dunia kerja anak usia pra sekolah dan menjadi hak setiap anak untuk bermain, tanpa dibatasi usia. Melalui bermain anak dapat memiliki berbagai manfaat bagi perkembangan, aspek ini saling menunjang satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. Apabila salah satu aspek tidak diberikan kesempatan untuk berkembang, maka akan terjadi ketimpangan 1 Mahasiswa Program Studi PG PAUD, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako, No. Stambuk: A 450 07 350. 520

karena bermain adalah aktivitas yang menyenangkan dan merupakan kebutuhan yang sudah melekat dalam diri setiap anak. dengan demikian anak dapat belajar berbagai keterampilan dengan senang hati tanpa merasa terpaksa atau dipaksa untuk mempelajarinya. Peran pendidik sangat diperlukan dalam pengembangan potensi anak TK. Pengembangan potensi anak TK sebagai generasi penerus bangsa dapat diupayakan melalui pembangunan diberbagai bidang yang didukung oleh atmosfer masyarakat belajar. Upaya pengembangan tersebut harus dilakukan melalui kegiatan belajar yang membuat anak senang. Dengan metode serta strategi pembelajaran seperti itu anak memiliki kesempatan untuk menggali potensi dirinya. Proses pembelajaran di TK hendaknya diselenggarakan secara menyenangkan, inspiratif, menantang, memotivasi anak untuk berpartisipasi aktif memberi kesempatan untuk berkreasi dan kemandirian sesuai dengan tahap perkembangan fisik dan psikis anak. Oleh karena itu upaya meningkatkan interaksi sosial anak sangat penting. Pendidikan merupakan suatu proses sosial yang tidak dapat terjadi tanpa interaksi antar pribadi. Belajar merupakan proses pribadi dan juga proses sosial ketika anak berhubungan dengan anak lainnya dalam membangun pengertian dan pengetahuan bersama. Sebagai salah satu upaya mengembangkan ketrampilan sosial anak TK, guru dapat menggunakan metode bermain peran. Dengan metode bermain peran diharapkan dapat mengembangkan interaksi sosial anak tentunya dengan menggunakan strategi, materi dan media yang menarik sehingga mudah diikuti oleh anak, karena dengan bermain peran anak akan memiliki kesempatan menjadi pribadi yang lain dari dirinya, maupun tokoh yang diinginkan. Bermain peran mulai tampak sejalan dengan tumbuhnya kemampuan anak untuk berpikir simbolik. Dalam bermain peran bersama teman-teman sebaya akan menjadi tonggak penting dalam perkembangan sosial anak. Melalui kegiatan sosial diharapkan sifat egosentrisme anak akan semakin berkurang, dan anak secara bertahap berkembang menjadi mahluk sosial yang dapat bergaul dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Kegiatan bermain peran ditandai dengan adanya interaksi dengan orang di sekeliling anak, sehingga akhirnya anak mampu terlibat dalam kerjasama dalam bermain. Metode bermain peran adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui pengembangan dan penghayatan anak didik. Bermain peran termasuk salah satu jenis bermain aktif, yang diartikan sebagai pemberian atribut tertentu terhadap benda, situasi dan anak memerankan tokoh yang ia pilih. Apa yang dilakukan anak ditampilkan dalam setiap tingkah laku yang nyata dan dapat diamati dan biasanya melibatkan penggunaan bahasa. Ia melakukan impersonalisasi terhadap karakter yang 521

dikaguminya/ditakutinya baik yang ia temui dalam kehidupan sehari-hari maupun dari tokoh yang ia tonton di film. Misalnya peran sebagai pedagang. Anak harus mampu berperan sebagai pedagang sebagaimana yang ia lihat di sekitarnya, misalnya di pasar. Ataupun sebagai pembeli. Melalui peran sebagai pedagang, ia harus dapat berinteraksi dengan orang-orang yang datang untuk membeli dagangannya. Sebagai pedagang harus mampu menawarkan dagangannya sehingga pembeli tertarik untuk membeli dagangannya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Septianawi, 2012 online) menyatakan bahwa perkembangan sosial adalah suatu proses perubahan yang berlangsung secara terus menerus menuju pendewasaan yang memerlukan adanya komunikasi dengan masyarakat. Perkembangan sosial bagi anak sangat diperlukan karena anak merupakan manusia yang tumbuh dan berkembang yang akan hidup di tengah-tengah masyarakat. Pada masa kanak-kanak merupakan awal kehidupan sosial yang berpengaruh bagi anak, dimana anak akan belajar mengenal dan menyukai orang lain melalui aktifitas sosial. Apabila pada masa kanak-kanak ini anak mampu melakukan hubungan sosial dengan baik akan memudahkan bagi anak dalam melakukan penyesuaian sosial dengan baik dan anak akan mudah diterima sebagai anggota kelompok sosial di tempat mereka mengembangkan diri (Hurlock, 1998). Menurut Munandar (Septianawi, 2012 online), masa pra sekolah merupakan masa-masa untuk bermain dan mulai memasuki taman kanak-kanak. Waktu bermain merupakan sarana untuk tumbuh dalam lingkungan dan kesiapannya dalam belajar formal maupun informal. Pada tahap perkembangan anak usia pra sekolah ini, anak mulai menguasai berbagai keterampilan fisik, bahasa dan anak pun mulai memiliki rasa percaya untuk mengeksplorasi kemandiriannya (Hurlock, 1997). Menurut D. Hendropuspeto (Abdullah Idi, 2010:82) mengatakan bahwa Interaksi sosial bersifat positif dapat menciptakan terjadinya kerjasama yang pada akhirnya mempermudah terjadinya asimilasi (pembauran). Proses sosial adalah aspek dinamis dari kehidupan masyarakat, didalamnya terdapat suatu proses hubungan antara manusia satu dengan lainnya. Proses hubungan tersebut berupa interaksi sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari secara terusmenerus. Interaksi sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara dua belah pihak, antara individu dengan individu atau kelompok lainnya dalam mencapai suatu tujuan. Proses sosial merupakan siklus perkembangan struktur sosial yang menunjukkan bagaimana prasangka dan diskriminasi dapat dieliminasi sedemikian rupa dan konflik nilai dapat terjaga dalam batasan 522

yang dapat dikerjakan pada sutu masyarakat di mana bagian masyarakat menjaga hubungan kelompok primer di antara individu-individu dengan beragam latar belakang. Menurut Abdullah Idi (2010:88), interaksi sosial yang kelihatannya sederhana sebenarnya merupakan suatu proses yang cukup kompleks, yang didasari berbagai faktor-faktor psikologik antara lain: 1. Faktor imitasi adalah dorongan untuk menirui orang lain. G. Tarde (Abdullah Idi, 2010:88) menyatakan bahwa imitasi ini merupakan faktor satu-satunya yang melandasi interaksi sosial. 2. Faktor sugesti adalah dorongan bagi seseorang untuk melakukan atau bersikap seperti apa yang diharapkan oleh pemberi sugesti. Dalam sugesti, orang dengan sengaja secara aktif memberikan pandangan, pendapat, saran, norma, dan sebagainya, agar orang lain dapat menerima dan melakukan apa yang diberikan. 3. Faktor identifikasi adalah faktor yang mendorong untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain. Orang cenderung untuk identik terhadap orang lain yang dihormati bernilai tinggi, dikagumi, dan sebagainya. 4. Faktor simpati adalah faktor perasaan rasa tertarik kepada orang lain. Simpati tersebut berkembang dalam hubungannya terhadap orang lain. Dengan addanya simpati, maka akan terjalin saling pengertian yang mendalam atau menimbulkan rasa sosial bagi yang simpati. Manfaat dari bermain peran adalah membantu penyesuaian diri anak. Dengan memerankan tokoh-tokoh tertentu ia belajar tentang aturan-aturan atau perilaku apa yang bisa diterima oleh orang lain, baik dalam berperan sebagai pedagang, ibu, ayah, guru, murid, dokter, polisi, dan seterusnya. Anak juga belajar untuk memandang suatu masalah dari kacamata tokoh-tokoh yang ia perankan sehingga diharapkan dapat membantu pemahaman sosial pada diri anak. Manfaat lain dari kegiatan bermain peran adalah anak dapat memperoleh kesenangan dari kegiatan yang dilakukan atas usaha sendiri, belajar menjadi pengikut, dalam artian mau memerankan tokohtokoh yang tertentu yang ditetapkan oleh teman mainnya dan tidak hanya memerankan tokoh yang diinginkan oleh anak. Perkembangan bahasa juga dapat ditingkatkan karena adanya penggunaan bahasa didalam kegiatan bermain ini. Mau tidak mau ia akan mendengar informasi baru dari teman mainnya sehingga perbendaharaan kata makin luas. Demikian pula halnya jika berperan sebagai pedagang. Dimana anak memerankan tokoh sebagai penjual dan pembeli yang sedang melakukan interaksi sosial. Sebagai pedagang anak harus mampu memenawarkan dagangannya kepada pembeli sehingga pembeli bersimpati dan tertarik untuk membeli dagangannya. Demikian pula halnya sebagai seorang pembeli harus punya kemampuan untuk menawar harga yang telah dipatok oleh penjual. 523

Metode pembelajaran bermain perlu diberikan kepada anak mulai dari pendidikan anak usia dini untuk membekali mereka dengan kemampuan berfikir logis, analistis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Metode pembelajaran bermain merupakan suatu metode pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap anak yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang, rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dri ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. Metode pembelajaran bermain mengutamakan kerjasama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan metode pembelajaran bermain adalah hasil belajar akademik anak meningkat dan anak dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan sosial. Bermain peran memberikan kesempatan bagi anak untuk memahami dunia, berhubungan dengan orang lain dalam cara-cara sosial, mengekspresikan dan mengontrol emosi, serta membangun kemampuan simboliknya. Bermain peran merupakan konteks kurikulum pembelajaran pada anak usia tiga hingga enam tahun. Kemudian untuk mendukung perkembangan kognitif, bermain peran menyajikan fungsi-fungsi penting dalam perkembangan fisik, sosial dan emosional anak. Anak mengekspresikan dan menampilkan gagasan, pemikiran dan perasaan mereka ketika terlibat dalam permainan. Ketika anak bermain peran anak dapat belajar untuk melakukan kompromi atas perasaaannya, untuk berinteraksi dengan orang lain, menyelesaikan konflik, dan mencapai pemahaman atas kemampuannya dan kesemuanya dapat dilaksanakan dengan mengembangkan imajinasi dan kreativitas mereka. Dengan bermain peran, anak akan belajar tentang aturan-aturan atau perilaku apa yang bisa didterima oleh orang lain. Anak juga belajar untuk memandang suatu masalah dari kacamata tokoh-tokoh yang diperankan sehingga diharapkan dapat membantu pemahaman sosial pada diri anak. Perkembangan bahasa juga dapat ditingkatkan karena adanya penggunaan bahasa di dalam kegiatan bermain peran ini. HIPOTESIS TINDAKAN Berdasarkan permasalahan yang ada pada penelitian ini maka dapat dikemukakan hipotesis tindakan sebagai berikut: Melalui metode bermain peran, interaksi sosial anak dapat meningkat pada kelompok B2 TK Negeri Model Terpadu Madani Palu. 524

METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di kelas TK Negeri Model Terpadu Madani Palu dengan jumlah anak 20 orang, yang terdiri dari 9 orang laki-laki dan 11 orang perempuan, yang terdapat dalam satu kelas yaitu kelas B2. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, dimana alur pelaksanaan dalam penelitian ini dimuali dari (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Perencanaan yaitu: 1) membuat skenario tindakan pembelajaran dalam penelitian ini adalah membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH), 2) menyediakan lembar observasi aktivitas guru dan lembar penilaian hasil belajar anak, dan 3) menentukan kriteria keberhasilan tindakan yaitu: = Berkembang Sangat Baik (BSB) = Berkembang Sesuai Harapan (BSH) = Mulai berkembang (MB) = Belum Berkembang (BB) HASIL PENELITIAN 1. Pra Tindakan Tabel 1 Hasil Pra Tindakan Aspek yang diamati No Kategori A B C % F % F % f % 1 BSB 4 20 2 10 3 15 15 2 BSH 9 45 12 60 11 55 53,33 3 MB 7 35 6 30 6 35 31,67 4 BB - - - - - - - Jumlah 20 100 20 100 20 100 100 525

2. Siklus I Tabel 2 Hasil Siklus I Aspek yang diamati No Kategori A B C % F % F % f % 1 BSB 7 35 4 20 4 20 25 2 BSH 11 55 14 70 12 60 61,67 3 MB 2 10 2 10 4 20 13,33 4 BB - - - - - - - Jumlah 20 100 20 100 20 100 100 3. Siklus II Tabel 3 Hasil Siklus II Aspek yang diamati No Kategori A B C % f % F % F % 1 BSB 13 65 10 50 8 35 51,67 2 BSH 5 25 9 45 10 50 40 3 MB 2 10 1 5 2 15 8,33 4 BB - - - - - - - Jumlah 20 100 20 100 20 100 100 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pra tindakan, dapat dilihat bahwa dari 20 anak yang menjadi subjek penelitian pada kemampuan anak berkomunikasi melalui tokoh yang diperankan terdapat 4 anak (20%) yang masuk kategori berkembang sangat baik, 9 anak (45%) yang masuk kategori berkembang sesuai harapan, 7 anak (35%) yang masuk kategori mulai berkembang dan tidak ada 526

anak yang masuk kategori belum berkembang. Pada kemampuan anak berinteraksi dengan sesama teman terdapat 2 anak (10%) yang masuk kategori berkembang sangat baik, 12 anak (60%) yang masuk kategori berkembang sesuai harapan, 6 anak (30%) yang masuk kategori mulai berkembang dan pada kemampuan anak untuk tampil di hadapan huru dan temannya terdapat 3 anak (15%) yang masuk kategori berkembang sangat baik, 11 anak (55%) yang masuk kategori berkembang sesuai harapan, 6 anak (30%) yang masuk kategori mulai berkembang serta tidak ada anak yang masuk kategori belum berkembang. Melihat hasil tersebut maka dilakukan tindakanperbaikan pada siklus I. Berdasarkan hasil penelitian tindakan pada siklus I, dapat dilihat bahwa dari 20 anak yang menjadi subjek penelitian pada kemampuan anak berkomunikasi melalui tokoh yang diperankan terdapat 7 anak (35%) yang masuk kategori berkembang sangat baik, 11 anak (55%) yang masuk kategir berkembang sesuai harapan, dan terdapat 2 anak (10%) yang masuk kategori mulai berkembang. Selanjutnya pada kemampuan anak berinteraksi dengan sesama teman, terdapat 4 anak (20%) yang masuk kategori berkembang sangat baik, 14 anak (70%) yang masuk kategori berkembang sesuia harapan, 2 anak (10%) yang masuk kategori mulai berkembang. Demikian pula pada kemampuan anak untuk tampil di hadapan guru dan temannya, terdapat 4 anak (20%) yang masuk kategori berkembang sangat baik, 12 anak (60 %) yang masuk kategori berkembang sesuai harapan dan 4 anak (20%) yang masuk kategori mulai berkembang. Dan pada sesmua aspek yang diamati tidak ada anak masuk kategori belum berkembang. Dengan demikian terjadi peningkatan interaksi sosial anak dari pra tindakan ke siklus I, sehingga dapat disimpulkan bahwa belum tercapainya indikator kinerja yang ditetapkan. Untuk itu akan dilakukan perbaikan pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian tindakan siklus II, maka dapat dilihat bahwa dari 20 anak yang menjadi subjek penelitian, pada kemampuan anak berkomunikasi melalui tokoh yang diperankan terdapat 13 anak (65%) yang masuk kategori berkembang sangat baik, 5 anak (25%) yang masuk kategori berkembang sesuai harapan, 2 anak (10%) yang masuk kategori mulai nerkembang. Pada kemampuan anak berinteraksi dengan sesama teman terdapat 10 anak (50%) yang masuk kategori berkembang sangat baik, 9 anak (45%) yang masuk kategori berkembang sesuai harapan, 1 anak (5%) yang masuk kategori mulai berkembang. Selanjutnya pada kemampuan anak tampil dihadapan guru dan temannya terdapat 8 anak (40%) yang masuk kategori berkembang sangat baik, 10 anak (50%) yang masuk kategori berkembang sesuai harapan, 2 anak 527

(10%) yang masuk kategori mulai berkembang. Dengan demikian, dari semua aspek yang diamati tidak ada anak yang masuk kategori belum berkembang. Melihat persentase yang diperoleh pada siklus II telah mencapai indikator kinerja yang telah ditentukan, maka penelitian tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan dari metode bermain peran dapat meningkatkan interaksi sosial anak di kelompok B2 TK Negeri Model Terpadu Madani Palu. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan hasil penelitian dari siklus I ke siklus II, yaitu pada kemampuan anak berkomunikasi melalui tokoh yang diperankan, yang memiliki kategori berkembang sangat baik meningkat sebesar 30% dari 35% menjadi 65%, yang memiliki kategori berkembang sesuai harapan dari 55% turun sebesar 30% menjadi 25%, sedangkan yang memiliki kategori mulai berkembang hanya 10%. Pada kemampuan anak berinteraksi dengan sesama teman, yang memiliki kategori berkembang sanagt baik dari 20% meningkat sebesar 30% menjadi 50%, yang memiliki kategori berkembang sesuai harapan dari 70% turun menjadi 45% dan yang memiliki kategori mulai berkembang juga turun sebesar 5% dari 10% menjadi 5%. Demikian pula halnya pada kemampuan anak untuk tampil dihadapan guru dan temannya, yang memiliki kategori berkembang sanagt baik dari 20% meningkat sebesar 20% menjadi 40%, sementara yang memiliki kategori berkembang sesuai harapan turun dari 60% menjadi 50%, sedangkan yang memiliki kategori mulai berkembang dari 20% turun sebesar 10% hinggan menjadi 10%. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disarankan: 1. Untuk mengoptimalkan kemampuan dan hasil belajar anak didik, guru hendaknya memperbaiki kualitas mengajar yang dilaksanakan dengan menggunakan berbagai metode yang bervariasi serta mengelola sumber belajar yang ada seefektif mungkin sehingga akan tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. 2. Untuk meningkatkan kemampuan interaksi sosial anak, dapat sesering mungkin menggunakan metode bermain peran, karena pada hamper setiap pembelajaran dapat digunakan indikator bermain peran sebagaimana yang terdapat dalam silabus pembelajaran PAUD. 528

DAFTAR PUSTAKA Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. (2005). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi. Departemen Pendidikan Nasional. Hurlock Elizabeth B, Tanpa Tahun. Perkembangan Anak. Terjemahan oleh dr. Med. Meitasari Tjandrasa. 1978. Jakarta: Erlangga.. Tanpa Tahun. Perkembangan Anak. Terjemahan oleh dr. Med. Meitasari Tjandrasa. 1990. Jakarta: Erlangga. Tanpa Tahun. Psikologi Perkembangan. Terjemahan oleh Dra. Istiwidayanti. Meitasari Tjandrasa. 1980. Jakarta: Erlangga. Idi Abdullah. (2010). Sosiologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pres. Ismail. (2003) Media Pembelajaran (Model-model Pembelajaran). Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu PAUD. Septianawi. (2010). Perkembangan Sosial Anak. (Online) Sudjiono, Anas. (1991). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pres. Sunendar Tatang. (2009). Penelitian Tindakan Kelas (Part II) (Online). (http://pristiadiutomo.blog.plasa.com/2009/03/20/pentingnya-penelitian -tindakan-kelas/ Tedjasaputra Mayke S. (2001). Bermain, Mainan dan Permaianan untuk Pendidikan Usia Dini. Jakarta: Grasindo. Usman H.B., dkk. (2001). Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA. Palu. Yuliati Rani, Tanpa tahun. Permainan yang Meningktakan Kecerdasan Anak. Jakarta: Niaga Swadaya. Zubair ZR. Agus. (2008). Mengenal Dunia Bermain Anak. Yogyakarta: Banyu Media. 529