BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis prosedur pembiayaan Mudharabah Muqayyadah di Bank

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Dana Berputar (PDB) pada Bank Syariah. Dalam menyalurkan dana pembiayaan, Bank Syariah Mandiri memiliki

BAB IV ANALISIS 1. Landasan Teori A. Definisi Produk Pembiayaan Modal Kerja

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Nomor 10 Tahun Menurut Pasal 1 ayat 2

BAB 5 PENUTUP. ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: pembiayaan oleh PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah :

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DAN PENANGANANNYA DI KOSPIN JASA LAYANAN SYARIAH PEMALANG

BAB IV PEMBAHASAN. prosedur pembiayaan griya di BSM Kantor Area Padang dapat diuraikan. 1. Tahap permohonan dan pengajuan persyaratan.

BAB IV. PEMBIAYAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) MIKRO ib PADA BRISYARIAH KANTOR CABANG PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, ada

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis penyebab dan penanganan pembiayaan murabahah bermasalah. Analisis pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh setiap

BAB IV. ANALISIS TENTANG PEMBERIAN PEMBIAYAAN GRIYA ib HASANAH

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. 1. Prosedur Pembiayaan Musyārakah Pada Bank Negara Indonesia. Syariah Kantor Cabang Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Sektor perbankan memiliki peran sangat vital antara lain sebagai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah untuk Pertanian di KSPPS TAMZIS Cabang Batur

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal

BAB II PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PEMBERIAN KREDIT. E. Latar Belakang dan Pengertian Prinsip Kehati-Hatian

BAB V PEMBAHASAN. A. Peran Account Officer dalam Maganalisis permohonan pembiayaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pemberian Pembiayaan Oleh Account Officer Kepada Nasabah

PERBANDINGAN PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT KUPEDES DENGAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH

BAB IV PEMBAHASAN. Angsuran ringan dan tetap hingga jatuh tempo pembiayaan. Bisa untuk membeli rumah baru, bekas dan renovasi rumah

BAB V PENUTUP. Analisis terhadap Penyelesaian Pembiayaan Mud{a>rabah bermasalah pada

BAB 1 PENDAHULUAN. membutuhkan ketersediaan dan peran serta lembaga keuangan. Kebijakan

BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

BAB IV PEMBAHASAN. A. Prosedur pemberian pembiayaan murabahah pada Bank Syariah

BAB II PEMBERIAN PEMBIAYAAN PADA BANK ISLAM

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. bank. Kebijaksanaan tersebut tertuang dalam Undang-Undang No.7 Tahun

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

BAB V PEMBAHASAN. A. Prosedur Pemberian Pembiayaan Murabahah di LKS ASRI. Tulungagung dan BMT HARUM Tulungagung

BAB IV ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PADA PEMBIAYAAN USAHA SEKTOR MIKRO DI BNI SYARIAH KC MIKRO RUNGKUT SURABAYA

BAB III PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah dengan Jaminan Hak. Tanggungan di BPRS Suriyah Semarang

BAB IV PENERAPAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN PENSIUN

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Character terhadap Tingkat Pengembalian Angsuran. Pembiayaan Murabahah pada BMT As-Salam Kras-Kediri Tahun 2015

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BMT Walisongo Mijen Semarang dilandasi dengan prinsip kehati-hatian

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN DEBITUR PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ANKASA KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.

BAB IV. A. Analisis Penerapan Referensi dalam Pembiayaan Mud{a<rabah di Koperasi. Penerapan referensi yang dilakukan di Koperasi BMT Nurul Jannah

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN PADA PELAKSANAAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan prinsip kehati-hatian. Penerapan prinsip kehati-hatian tersebut ada

BAB I PENDAHULUAN. Subagyo, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, 2002, hlm. 127.

BAB III PELAKSANAAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN. 1. Sejarah Berdiri BMT Fajar Mulia Ungaran

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pengertian pembiayaan mikro dan prosedur pembiayaan mikro. menambah modal usaha nasabah dengan harapan agar usahanya lebih

2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi BAB IV. mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan atau perkreditan adalah dengan menerapkan prinsip Know Your

BAB IV ANALISIS MEKANISME PEMBIAYAAN MIKRO PADA BANK BRI SYARIAH. pembiayaan/penilaian pembiayaan yang dilakukan yaitu analisis 5C (Character,

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Risiko Pembiayaan dengan Akad Murabahah di BTM Wiradesa

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di suatu negara termasuk Indonesia sangat bergantung

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

Analisis Akuntansi Pembiayaan Mudharabah Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah, Tbk KCI Citarum

BAB III PEMBAHASAN. Penerapan Aspek 5C dan 1S pada Pembiayaan Murabahah di KJKS. Baituttamwil Tamzis Cabang Pasar Induk Wonosobo (PIW)

BAB5 PENUTUP. Hasil dari pembahasan yang dijelaskan pacta bab sebelumnya telah. pembiayaan tidak semua nasabah memahami dengan benar maksud dari akad

BAB IV ANALISIS PROSEDUR MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA JAMINAN PADA GADAI EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) CABANG PEKALONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. nasabahnya. Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal tentang pembiayaan

BAB IV PEMBAHASAN Syarat dan Ketentuan Pembiayaan Mikro Syariah Di KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang Kejajar Wonosobo.

BAB V PENUTUP. penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : pembiayaan dan rekening koran yang memiliki fungsi yang berbeda yakni

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis Mekanisme Pembiayaan Bai u Bithaman Ajil di BMT Matra

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan bank sebagai lembaga intermediasi yang menghimpunan dana dari

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS

BAB IV MANAJEMEN PEMBIAYAAN

Condition for Economic dan Syariah, serta monitoring pembiayaan. Hal ini BAB IV

DAFTAR ISI 1. BAB I KEBIJAKAN UMUM BAB II PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERKREDITAN ATAU PEMBIAYAAN... 14

BAB I PENDAHULUAN. 2015, h Gita Danupranata, Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah, Jakarta: Salemba. Empat, 2013, h. 103.

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENANGANAN PEMBIAYAAN MACET DAN EKSEKUSI JAMINAN PRODUK KPR AKAD MURA>BAH}AH DI BNI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akad Mudharabah Pada PembiayaanPertanian Di KSPPS

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya. Pertumbuhan ini dapat dilihat dari semakin banyaknya bankbank

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENALTI PADA PENGAMBILAN SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO) SEBELUM JATUH TEMPO DI BMT SYIRKAH

BAB IV ANALISIS PRODUK PEMBIAYAAN BSM CICIL EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI PEMALANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh. multiguna untuk biaya umroh yang diserahkan kepada nasabah diharapkan

BAB IV PEMBAHASAN. perorangan maupun badan usaha non badan hukum dengan total exposure. a. Ketentuan Umum dalam melakukan penilaian agunan adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan yang ditumbuhkan dari peran masyarakat secara luas, tidak ada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV MEKANISME PENILAIAN BARANG JAMINAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA KSPPS BINAMA SEMARANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Masalah

RINGKASAN SKRIPSI ABSTRAK

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengembangkan dan memperbesar usaha-usaha mereka, baik secara

BAB IV ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH BERMASALAH DI BMT NU SEJAHTERA CABANG KENDAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis prosedur pembiayaan Mudharabah Muqayyadah di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan Bank Syariah Mandiri merupakan bank komersial yang menggunakan prinsip syariah. Sebagai bank komersial Bank Syariah Mandiri memiliki berbagai produk yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan dalam kegiatan usahanya. Bank Syariah Mandiri memiliki produk yang bersifat menghimpun dana (funding) dan produk yang berupa penyaluran dana (lending). Selain pembiayaan dengan prinsip jual beli (murabahah) yang bersifat konsumtif, pembiayaan mudharabah BSM merupakan alternative untuk meningkatkan profitabilitas bagi Bank Syariah Mandiri karena bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat. Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang benar-benar halal, aman, dan menguntungkan karena keuntungan yang konkret dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan. Bank Syariah Mandiri mempunyai beberapa cara dan tahapantahapan yang harus ditempuh oleh peminjam dan tujuan pinjaman pada dasarnya jenis pinjaman produktif merupakan pembiayaan mudharabah di mana modal 100% berasal dari shahibul maal dan diolah nasabah (mudharib) untuk mendapatkan keuntungan dan dibagihasilkan menurut kesepakatan bersama. 94

95 Berdasarkan data yang diperoleh dari BSM Pekalongan.Nasabah yang mengajukan pembiayaan mudharabah ini adalah rata-rata instasi yaitu Koperasi,BMT,BTM Meliputi: KJKS Bahtera, BMT Matra dan BMT Bojong.Adapun pembiayaan mudharabah yang diajukan sifatnya produktif, artinya kegiatan produksi yang bisa menghasilkan usaha kembali baik untuk nasabah (mudharib) maupun BSM Pekalongan (shahibul maal) biasanya dilakukan untuk modal kerja dan investasi. Untuk mengajukan pembiayaan mudharabah muqayyadah di BSM Pekalongan ada beberapa tahapan yang harus dperhatikan oleh nasabah, yakni: 1. Pengajuan pembiayaan oleh nasabah. 2. Investigasi, adalah kegiatan untuk mengenali permohonan pembiayaan 3. Pengumpulan data melalui pemenuhan persyaratan oleh pemohon berupa dokumen-dokumen yang mendukung permohonan. 4. Menggali informasi dari pihak lain, melalui Interbank Checking, Daftar Hitam Nasional (DHN), Negative List, dan Trade Checking 5. Solisitasi, adalah kegiatan menggali informasi lebih dalam melalui kunjungan langsung kepada usaha nasabah dan karakter nasabah atas pengajuan pembiayaan. 6. Analisis pembiayaan, adalah usulan berbentuk proposal yang dibuat oleh account officer, berisikan analisis atas segala aspek mengenai permohonan pembiayaan, untuk dimintakan persetujuan dari komite pembiayaan.

96 7. Pemutusan Pembiayaan, adalah tahap diputuskannya persetujuan suatu permohonan oleh komite pembiayaan. Selanjutnya dilakukan pembuatan surat penegasan persetujuan kepada pemohon pembiayaan. 8. Dokumentasi, adalah tahap pemenuhan dokumen-dokumen terkait pembiayaan secara menyeluruh untuk disimpan oleh bank di bawah tanggung jawab bagian legal dan administrasi pembiayaan, yaitu dokumen: a. Dokumen legalitas dan permohonan b. Dokumen analisis pembiayaan c. Dokumen persetujuan pembiayaan d. Dokumen akad pembiayaan dan berkas-berkas yang melampirinya. e. Dokumen jaminan dan pengikatannya f. Dokumen penutupan asuransi 9. Realisasi pembiayaan adalah tahap pencairan pembiayaan setelah seluruh persyaratan dipenuhi dan dokumen jaminan diserahkan kepada bank. 10. Pelaksanaan Kewajiban adalah tahapan dimana pemohon pembiayaan telah menjadi nasabah BSM Pekalongan yang mempunyai kewajiban untuk membayar angsuran atau bagi hasil sebagai konsekuensi atas pembiayaan yang diterimanya. 58 Secara ringkas skema berikut menggambarkan proses pembiayaan mudharabah muqayyadah sejak permohonan diterima hingga disetujui dan dilaksanakan pencairan fasilitas pembiayaan. Perhatikanlah Gambar : 58 Wawancara pribadi dengan Zidni bagian Marketing Pembiayaan Tgl.27 Agustus 2014

97 Gambar 2.2 Proses pembiayaan mudharabah di BSM Pekalongan Pengajuan Pembiayaan oleh Nasabah Pemenuhan Data dan Dokumen Trade Checkin, BI Checking, Negative List DHN On The Spot : Survei Usaha dan Survei Jaminan Analisis Pembiayaan Penyusunan Usulan Pembiayaan Persetujuan Komite Pembiayaan Penerbit Surat Penegasan Persetujuan Pembiayaan (SP3) Pemenuhan syarat SP3 1.penandatanganan akad 2.pengikatan jaminan 3.pencairan pembiayaan

98 Dalam proses pengajuan pembiayaan di BSM Cabang Pekalongan di awali dengan permohonan pembiayaan yang dilakukan oleh pihak nasabah terhadap bank. Untuk itu, ada beberapa tahapan yang harus di lakukan oleh nasabah sebagai pintu masuk untuk menjadi nasabah yang berhubungan langsung dengan bank dalam rangka untuk mendapatkan pembiayaan. Pada tahapan ini nasabah tentunya berhubungan langsung dengan account officer. Seorang account officer dituntut untuk mendapatkan informasi dan menggalinya dari nasabah sesuai dengan kebutuhan nasabah sehingga bisa melihat peluang bahwa proses pembiayaan dapat dilanjutkan. Setelah proses pencairan pembiayaan, ada beberapa pengawasan yang dilakukan oleh BSM Pekalongan terhadap nasabah selama berlangsungnya pembiayaan: 59 1) Pengawasan pemenuhan persyaratan pembiayaan mutlak dilakukan untuk melengkapi hal-hal yang belum dipenuhi nasabah terkait persyaratan dan ketentuan yang berlaku seperti : dokumen perizinan yang telah jatuh tempo, perubahan akta perusahaan dan lain-lain 2) Pengawasan penguasaan jaminan dan penutupan asuransi 3) Pengawasan atas pemanfaatan pembiayaan yang di berikan, dengan demikian dapat dipastikan bahwa tidak akan terjadi penggunaan penyelewengan pembiayaan (side streaming) 59 Wawancara Pribadi dengan Doni A.E.P Marketing Pembiayaan Mikro di BSM Pekalongan, Tanggal 9 September 2014

99 4) Pengawasan melalui kunjungan kepada nasabah untuk mengetahui kendala yang di alami nasabah dalam usahanya, sehingga bank dapat memantau dan memberikansaran. 5) Pada dasarnya, BSM melakukan pengawasan terhadap usaha nasabah hanya dengan bentuk melakukan pengecekan sekali-kali, dan dalam hal keuangan biasanya dalam jangka tri wulan, enam bulan sekali, atau setidaknya setahun sekali. 60 B. Analisis Penerapan Prudential Banking Principles di BSM Cabang Pekalongan ditinjau dari UU No.10 Tahun 1998 terkait Pengawasan Bank Prinsip kehati-hatian atau dikenal juga dengan prudential banking merupakan suatu prinsip yang penting dalam praktik dunia perbankan di Indonesia sehingga wajib diterapkan atau dillaksanakan oleh bank dalam menjalankan kegiatan usahanya.tujuan dari penerapan prinsip kehati-hatian ini adalah untuk menjaga keamanan, kesehatan, dan kestabilan sistem perbankan. BSM Cabang pekalongan merupakan salah satu lembaga keuangan yang menerapkan prinsip kehati-hatian (prudential banking) didalam memberikan pembiayaan. Dengan diterapkannya prinsip kehati-hatian khususnya dalam pembiayaan mudharabah muqayyadah dengan risiko yang cukup tinggi, yaitu: 1. Side streaming, nasabah menggunakan dana itu tidak seperti yang disebut dalam akad. 60 Ibid

100 2. Lalai dan kesalahan nasabah yang disengaja 3. Penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila dia tidak jujur. Dalam hal ini Bank Syariah perlu memperhatikan pelaksanaan prudential banking principles dalam pembiayaan Mudharabah Muqayyadah. Bank Syariah harus lebih selektif dalam hal pengikatan barang jaminan dan monitoring penggunaan dana. Karena lemahnya pengawasanakan berpengaruh pada tingkat keuntungan bank syariah. Dalam praktik perbankan syariah, di mana bank syariah selaku mudharib terhadap dana simpanan masyarakat harus mengelola dana tersebut secara sehat dan sesuai dengan prinsip kehati-hatian dalam bentuk pemberian pembiayaan sehingga tidak mengalami kerugian usaha yang tidak diharapkan. Hal itu sangat penting, karena kelalaian dan kecerobohan bank syariah dalam memberikan pembiayaan akan membawa dampak langsung kepada kesuksesan maupun kegagalan usaha bank syariah dan yang pada akhirnya mempengaruhi pendapatan bank maupun nasabah kreditur. Prinsip kehati-hatian (prudential banking) merupakan suatu prinsip yang dijadikan pedoman bagi BSM Cabang Pekalongan di dalam menjalankan kegiatan usahanya dalam rangka melindungi dana masyarakat yang telah dipercayakan, khususnya dalam pembiayaan mudharabah muqayyadah. Sebelum memberikan pembiayaannya biasanya BSM Cabang Pekalongan melakukan analisis terlebih dahulu prosedur pembiayaan sebelum pembiayaan itu disetujui. Dengan demikian prinsip kehati-hatian (prudential banking) sangatlah diperlukan sebagai bentuk penerapan secara konsisten

101 terhadap semua persyaratan dan diharapkan agar dapat mencegah atau meminimalisir risiko yang kemungkinan timbul. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis pembiayaan di bank syariah adalah : 61 Adapun beberapa analisis pembiayaan yang dapat diterapkan oleh para pengelola bank syariah di dalam kaitannya dengan pembiayaan yang dilakukan,kelayakan nasabah dianalisa dengan menggunakan analisis standar 6C, yaitu : 1) Pendekatan karakter (character), artinya bank mencermati dengan sungguh-sungguh terkait dengan karakter nasabah 2) Pendekatan jaminan (collateral), artinya bank dalam memberikan pembiayaan selalu memperhatikan kuantitas dan kualitas jaminan yang dimiliki peminjam. Jaminan nasabah dapat dilihat dari: 62 a) Collateral valuation Ketepatan dalam menilai harga jaminan, kesesuain dengan pembiayaan. b) Liquidity Proses likuidasi cepat apabila terjadi masalah pembiayaan, mudah diuangkan, dan milik sendiri. c) Depreciability Penyusutan/kadar jaminan, lebih baik jika harga tetap. 265 61 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta :UPP AMP YKPN, 2002, hlm.260-62 Ibid, hlm. 100-101

102 d) Marketability Pasar/kemudahan dalam menjual. Strategis, jalan memadai, kondisi tanah dan bangunan e) Controllability Pengawas jaminan.lokasi jelas, batas-batas, legalitas, penguasaan dokumen. 3) Pendekatan kemampuan nasabah (capacity), artinya bank menganalisis kemampuan nasabah dalam menjalankan usahanya melalui survey langsung ke tempat usaha nasabah. 4) Pendekatan studi kelayakan (condition), artinya bank memperhatikan kelayakan dan prospek usaha nasabah. Kelayakan nasabah dapat dilihat atau dinilai dengan cara sebagai berikut: 63 a) Penghasilan nasabah setelah dikurangi tanggungan atau bisa dilihat dari kelancaran usahanya. b) Legalitas lengkap serta bebas dari pembiayaan bermasalah seperti surat yang dijadikan agunan. c) Agunan atau jaminan, objek jaminan harus dapat mengcover besarnya pembiayaan yang diajukan. 5) Pendekatan kondisi keuangan dan modal nasabah (capital), artinya bank mencermati kondisi keuangan nasabah terkait dengan kemampuannya dalam melunasi pinjaman yang diterima. 63 Ranny Fahryanti Wulaningsih, Standar Penilaian Proposal Pembiayaan Murabahah dan Implikasinya di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pekalongan, Pekalongan: STAIN, 2011,TA, Tidak Diterbitkan, hlm.93.

103 6) Constraint artinya hambatan-hambatan yang mungkin menganggu proses usaha. Tingkat risiko pembiayaan pada BSM Pekalongan di tetapkan mengikuti ketentuan dalam Nota Analisa Pembiayaan (NAP), dimana tiaptiap aspek yang di analisa di tetapkan nilai risikonya (risk scoring), aspek 5+1C tersebut yang akan menjadi standar penilaian dan aspek lain yang ditetapkan BSM Pekalongan. Persetujuan pembiayaan didasarkan atas rekomendasi yang terdaftar dalam NAP. Jika hasil dari analisa yang di usulkan disetujui, maka NAP nya harus disertakan (dilampirkan) dalam kertas kerja/working paper penetapan risiko pembiayaan nasabah dimaksud. Sedangkan jika usulan di tolak, maka tidak perlu membuat penetapan tingkat risiko. 64 Gambar 2.3 Penerapan Prudential Banking Principles di BSM Cabang Pekalongan ditinjau dari UU No.10 Tahun 1998 terkait Pengawasan Bank Prudential Banking Principles di BSM Cabang Pekalongan Kebijakan pokok pembiayaan BSM Pekalongan Dasar Penerapan Prinsip Kehati-hatian a. Qs. Al Maidah (5): 49) b. Hadist nabi yang berbunyi: Sikap hati-hati itu datang dari Allah, sebaliknya sifat ceroboh itu datang dari syetan. c. Undang-undang No.10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan pasal 2 dan pasal 8. d. Peraturan Bank Indonesia lainnya yang mengatur 64 Doni.A.E.P., Opcit

104 Isi dari UU No.10 Tahun 1998 prinsip kehati-hatian. e. Kualitas pembiayaan merupakan salah satu factor dalam penilaian kesehatan bank. f. Pelampauan dan pelanggaran Batas Maksimum Pemberian Pembiayaan langsung mengurangi nilai kesehatan bank, selain penurunan tingkat kesehatan Bank, untuk pelanggaran BMPK juga diancam sanksi pidana. 65 Bunyi : Pasal 2: Perbankan Indonesia dalam usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Pasal 8: 1. Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, Bank Umum wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas itikad dan kemampuan serta kesanggupan debitur-debitur untuk melunasi utangnya atau mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan. 2. Bank Umum wajib memiliki dan menerapkan pedoman perkereditan atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. 65 Wawancara pribadi dengan M.Zidni Ilma bagian Pelaksana Marketing Mikro Pembiayaan, Tanggal 27 Agustus 2014

105 Pasal 29,poin 3 dan 4 Yang berbunyi : 3) dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah dan melakukan kegiatan usahanya lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank. 4)untuk kepentingan nasabah, bank wajib menyediakan informasi mengenai kemungkinan timbulnya risiko kerugian sehubungan dengan transaksi nasabah yang dilakukan melalui bank. 66 Kesimpulan BSM Cabang Pekalongan telah menerapkan Prudential Banking Principles sesuai dengan kebijakan pembiayaan yang dikeluarkan terkait Dasar Prinsip Kehati-hatian, selain itu BSM Pekalongan menggunakan landasan UU N0.10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Jadi, dalam pegajuan pembiayaan mudharabah muqayyadah BSM Pekalongan telah mematuhi prosedur sehingga risiko yang relative kecil dapat diketahui diawal pengajuan pembiayaan guna menghindari pembiayaan macet. 66 Permadi Gandapradja, Dasar dan Prinsip Pengawasan Bank (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2004), hlm. 172