BAB I PENDAHULUAN. penting agar masyarakat tahu dan mau serta mampu menerapkan pola perilaku hidup

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi dari ancaman yang merugikannya. perilaku sangat mempengaruhi derajat kesehatan. Termasuk lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat dan upaya penyehatan lingkungan yang setinggitingginya(

Oleh : VIVI MAYA SARI No. BP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atikah Sapta Maritsa, 2013

SUMMARY FAKTOR-FAKTOR PEMANFAATAN JAMBAN OLEH MASYARAKAT DESA TABUMELA KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, serta dapat. menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan di masyarakat adalah jamban. Jamban berfungsi untuk tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kualitas lingkungan dapat mempengaruhi kondisi individu dan

BAB I PENDAHULUAN. 131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu Subsistem dari SKN adalah Subsistem

BAB I PENDAHULUAN. Adanya kebutuhan fisiologis manusia seperti. mencakup kepemilikan jamban sebagai dari kebutuhan setiap anggota keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk dalam kategori

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa. Untuk pembangunan kesehatan diarahkan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN. tentang kesehatan dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan,

BAB I PENDAHULUAN. secara adil serta merata (Depkes RI, 2009). Masalah penyehatan lingkungan

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian sehat sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dalam kelompok penyakit infeksi dan merupakan ancaman besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat

TINJAUAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PEMELIHARAAN JAMBAN KELUARGA DI GAMPONG LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan negara kepulauan terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan perilaku penduduk yang terbiasa buang air besar (BABs) di sembarangan

II. TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

ANALISIS DISTRIBUSI PENYAKIT DIARE DAN FAKTOR RESIKO TAHUN 2011 DENGAN PEMETAAN WILAYAH DI PUSKESMAS KAGOK SEMARANG

PERILAKU MASYARAKAT TENTANG RUMAH SEHAT DI DUSUN NGUMPAK DESA JABON KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. berkelanjutan (sustainable development). Peningkatan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari

Lampiran 1. Kata Kunci : Evaluasi, Program, STBM, Kepemilikan Jamban, Pemanfaatan jamban.

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE) DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini manifestasi dari infeksi system gastrointestinal yang dapat disebabkan berbagai

ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KONTRUKSI SUMUR GALI TERHADAP KUALITAS SUMUR GALI

BAB I PENDAHULUAN. mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi. kesehatan lingkungan. (Munif Arifin, 2009)

STUDI TENTANG MANAJEMEN SISTEM PELAKSANAAN PENAPISAN GIZI BURUK DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Promosi kesehatan merupakan pilar dalam. penyelenggaraan misi meningkatkan kesehatan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. pokok untuk sedini mungkin diatasi (Notoatmodjo, 2003). Pada masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan lingkungan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat,

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, mental dan sosial serta perlindungan dari segala

BAB I PENDAHULUAN. Kerugian akibat water-borne diseaseterjadi pada manusia dan juga berdampak

BAB I PENDAHULUAN yaitu dimana bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan sehat.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Gorontalo, dan memiliki batas-batas administrasi sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan akan pelaksanaan pembangunan kesehatan masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran program Millenium Development Goals (MDGs) adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dihuni. Kualitas lingkungan dapat diidentifikasi dengan melihat aspek-spek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel 343 KK. Adapun letak geografis Kecamatan Bone sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANCASAN WILAYAH PUSKESMAS BAKI I SUKOHARJO

I. PENDAHULUAN. bersifat endemis juga sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah hasil dari proses pembelajaran dengan melibatkan

Oleh : Suharno ABSTRAK

Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013

BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit menular mengutamakan aspek promotif dan preventif dengan membatasi

Oleh: Aulia Ihsani

BAB I PENDAHULUAN. prasarana kesehatan saja, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. umur termasuk murid Sekolah Dasar (SD) (Kepmenkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan WHO tahun 2015 menyebutkan bahwa diare masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk Indonesia (Depkes RI, 2007). dan balita. Di negara berkembang termasuk Indonesia anak-anak menderita

T E S I S KAJIAN PENINGKATAN SANITASI UNTUK MENCAPAI BEBAS BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI KECAMATAN KARANGASEM BALI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survei penjelasan atau explanatory research yang

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebarannya melalui media tanah masih menjadi masalah di dalam dunia kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LIMBUR LUBUK MENGKUANG KABUPATEN BUNGO TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUMEDANG SELATAN Jln. Pangeran Kornel No. 48 Telp Sumedang 45313

HUBUNGAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GIRIWOYO 1 WONOGIRI

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KESEHATAN DI DESA SIMBANG WETAN KECAMATAN BUARAN KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

Transkripsi:

1 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga adalah suatu pemahaman yang penting agar masyarakat tahu dan mau serta mampu menerapkan pola perilaku hidup bersih dan sehat. Tetapi upaya ini tidak bisa dijalankan sendiri oleh pemerintah atau petugas kesehatan karena harus juga dibantu oleh masyarakat secara kesuluruhan. Hal tersebut dikarenakan, tanpa bantuan dari masyarakat itu sendiri, maka setiap usaha yang dilakukan untuk menjadikan masyarakat agar hidup bersih dan sehat itu tidak akan berhasil. Karena pentingnya peran masyarakat itu sendiri agar berperilaku hidup bersih dan sehat. Perilaku hidup bersih anggota masyarakat ikut berkontribusi pada kesehatan seluruh masyarakat. Secara umum, kebanyakan masyarakat masih menganggap perilaku hidup bersih merupakan urusan pribadi yang tidak terlalu penting. Masih ada masyarakat yang tidak memiliki jamban di rumah atau buang air besar sembarangan. Mereka belum melihat bahwa buruknya perilaku terkait sanitasi oleh salah satu anggota masyarakat, juga akan mempengaruhi kualitas kesehatan masyarakat lainnya (Priatna, 2007) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas dasar kesadaran, sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan kegiatan kesehatan seperti berperan aktif dalam kegiatan kesehatan di masyarakat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dapat di lihat dari aspek pengetahuan secara umum

2 tentang bagaimana caranya berperilaku hidup bersih dan sehat oleh masyarakat itu sendiri (DepKes RI, 2007). Masalah kesehatan ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu faktor perilaku dan faktor non perilaku (lingkungan dan pelayanan). Perbaikan lingkungan fisik dan peningkatan lingkungan sosial-budaya, serta peningkatan pelayanan kesehatan merupakan intervensi atau pendekatan terhadap faktor non-perilaku. Sedangkan pendekatan (intervensi) terhadap faktor perilaku adalah promosi atau pendidikan kesehatan (Notoatmodjo, 2005). Oleh sebab itu, upaya untuk memecahkan masalah kesehatan juga ditujukan atau diarahkan kepada kedua faktor tersebut. Salah satu perilaku sehat dalam PHBS adalah menggunakan jamban keluarga untuk membuang kotoran atau tinja manusia, dengan menggunakan jamban keluarga dalam pembuangan kotoran atau tinja manusia, maka akan melindungi keluarga dan juga masyarakat dari ancaman penyakit menular berbasis lingkungan seperti diare, penyakit kulit dan kecacingan. Penyakit berbasis lingkungan tersebut merupakan salah satu penyebab cukup tingginya angka kesakitan dan kematian di Indonesia. Hal ini terkait erat dengan kondisi lingkungan yang belum memadai (Depkes RI, 2004). Rumah hendaknya mempunyai jamban sendiri yang merupakan salah satu hal penting dalam usaha pemeliharaan kesehatan lingkungan, contohnya Jamban keluarga. Jamban keluarga adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan mengumpulkan kotoran atau najis manusia yang lazim disebut WC sehingga kotoran tersebut tersimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak

3 menjadi penyebab penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman (Depkes RI, 2001). Desa Modelidu adalah daerah yang secara geografis berada pada daerah tropis yang memiliki luas wilayah seluas 4.022 Km 2. Yang terdiri dari 2 Dusun. Dimana iklim dan lahannya cukup potensial untuk berkembangbiak vektor dan kuman penyakit serta berpeluang terjadinya masalah perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat yang akhirnya dapat mengancam kesehatan masyarakat (Profil Desa Modelidu, 2013) Berdasarkan fakta atau Endence Based PHBS yang di lihat dari data-data yang di berikan dari desa itu sendiri masih kurang khususnya pada kepemilikan jamban itu sendiri yakni sekitar 6,5 %. Hal itu disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat yakni faktor predisposisi dimana perlunya pengetahuan dan sikap bagi masyarakat agar dapat berperilaku hidup bersih dan sehat. Kemudian faktor pendukung, dalam hal ini adalah masyarakat yang akan lebih mudah untuk berperilaku hidup bersih dan sehat jika fasilitas yang dibutuhkan ada, seperti jamban percontohan. Selain kedua faktor tersebut, ada juga faktor penguat dimana masyarakat akan lebih berperilaku hidup bersih dan sehat apabila orang-orang yang mereka percayai terlebih dahulu berperilaku hidup bersih dan sehat. Gambaran Kepemilikan Jamban Keluarga di Desa Modelidu masih rendah, hal ini dapat dilihat dari persentase Rumah Tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat khususnya Pada Kepemilikan jamban di Desa Modelidu, yaitu: 6,5 %, sedangkan target cakupan dari puskesmas 80%, Sesuai Data yang di ambil dari 104 KK yang ada desa modelidu hanya 2 KK yang memiliki jamban. Hal tersebut dikarenakan masih Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya

4 kepemilikan jamban dan masih rendahnya tingkat ekonomi masyarakat di Desa Modelidu (Profil Desa Modelidu, 2014). Rendahnya kepemilikan jamban menyebabkan pula rendahnya penggunaan jamban keluarga. Perilaku buang air besar pada rumah tangga yang mempunyai jamban keluarga sebagian besar dilakukan di sungai ataupun di semak-semak. Beberapa upaya untuk meningkatkan Perilaku hidup bersih dan sehat khususnya pada kepemilikan jamban keluarga telah dilaksanakan dengan melibatkan berbagai instansi terkait seperti pembangunan sarana sanitasi dasar, pemantauan, promosi kesehatan dan penataan lingkungan, sampai kepada pemberdayaan masyarakat. Namun, upaya tersebut jika tidak didukung oleh masyarakat maka tidak akan berdampak besar terhadap kesehatan. Menurut Notoatmodjo (2005) upaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat mencakup 2 aspek, yaitu pencegahan penyakit (preventif) dan promotif (peningkatan kesehatan) itu sendiri. Upaya kesehatan promotif mengandung makna kesehatan seseorang, kelompok atau individu dan harus selalu diupayakan ketingkat kesehatan yang optimal. Salah satu upaya pemecahan masalah kesehatan yang dapat dilakukan adalah melalui pelatihan-pelatihan kesehatan dan promosi kesehatan. Banyak kegiatan yang telah dilakukan di desa Modelidu selama ini baik yang dilakukan secara langsung oleh petugas kesehatan Puskesmas maupun pihak Dinas Kesehatan Kabupaten. Diantara kegiatan yang sudah pernah dilakukan adalah Pelatihan kader desa dalam kegiatan Hidup bersih dan sehat, pelatihan petugas posyandu, dan pelatihan bidan desa.

5 Green (1980) menyatakan bahwa perilaku manusia itu dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor utama, yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor penguat. Oleh sebab itu, dalam perilaku hidup bersih dan sehat hendaknya dimulai dengan mendiagnosis ketiga faktor penyebab (Determinan) tersebut, kemudian intervensinya juga di arahkan terhadap ketiga faktor tersebut. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan menggambarkan faktor Predisposisi, Pendukung, Penguat pada Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada kepemilikan jamban keluarga di Desa Modelidu. 1.2. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tingkat Kepemilikan Jamban Keluarga di Desa Modelidu masih rendah yaitu 6,5 %. 2. Sebagian besar masyarakat desa Modelidu masih berperilaku buang air besar sembarangan seperti buang air besar di sungai dan di semak-semak. 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan diatas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana Pengaruh faktor Predisposisi, Pendukung, dan Penguat pada Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada kepemilikan jamban keluarga di desa modelidu. 1.4. Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum

6 Untuk mengetahui Pengaruh faktor Predisposisi (Pengetahuan, Sikap), Faktor Pendukung (Sarana), dan Faktor Penguat (Informasi/Pelatihan Kesehatan) pada Kepemilikan Jamban Keluarga di Desa Modelidu. 1.4.2 Tujuan Khusus 1.4.2.1 Untuk mengetahui pengaruh faktor predisposisi pada kepemilikan jamban keluarga bedasarkan pengetahuan. 1.4.2.2 Untuk mengetahui pengaruh faktor predisposisi pada kepemilikan jamban keluarga berdasarkan sikap. 1.4.2.3 Untuk mengetahui pengaruh Faktor Pendukung pada kepemilikan jamban keluarga berdasarkan ketersediaan sarana. 1.4.2.4 Untuk mengetahui Pengaruh Faktor Penguat pada kepemilikan jamban keluarga berdasarkan informasi atau pelatihan kesehatan. 1.5. Manfaat 1. Sebagai masukan bagi perencanaan pelaksanaan program kesehatan lingkungan di Provinsi maupun Kabupaten/Kota yang mendukung kegiatan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat khususnya Desa Modelidu. 2. Sebagai masukan bagi pengembangan ilmu dalam manajemen kesehatan masyarakat terutama yang menyangkut dengan pemberdayaan tenaga kesehatan di masyarakat. 3. Memudahkan bagi seluruh lapisan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat secara mandiri sehingga dapat meningkatkan kesehatan keluarga.