PEMBINAAN KELOMPOKTANI MELALUI PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN KOMPOS JERAMI PADA TANAMAN PADI SAWAH

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

III. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

I. PENDAHULUAN. tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR

TINJAUAN PUSTAKA. meramu bahan-bahan kimia (anorganik) berkadar hara tinggi. Misalnya, pupuk urea

VI KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

Kata kunci : kompos, Azolla, pupuk anorganik, produksi

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. RIWAYAT HIDUP... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI...

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

SIKAP PETANI TERHADAP PENGGUNAAN PUPUK KANDANG PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) Oleh :Mukhlis Yahya *) dan Eka Afriani **) ABSTRAK

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

RINGKASAN. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN. besar masyarakat Indonesia. Menurut Puslitbangtan (2004 dalam Brando,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

Lampiran 1. Peta wilayah Provinsi Bali

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

BAB V DAMPAK BANTUAN LANGSUNG PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI DI PROPINSI JAWA TIMUR

I. Pendahuluan. II. Permasalahan

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

EFEKTNITAS PUPUK UREA-ZEOLIT TABLET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PAD1 SAWAH. Oleh NOVALLNA

III. BAHAN DAN METODE

PERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Oryza Sativa L) KULTIVAR PADI HITAM LOKAL CIBEUSI DENGAN PADI CIHERANG

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L. yang

TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PADA USAHATANI PADI SAWAH SYSTEM

PENDAHULUAN. Latar Belakang. penduduk Indonesia. Meskipun sebagai bahan makanan pokok padi dapat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

I. PENDAHULUAN. menjadi suatu keharusan, agar produksi dapat menunjang permintaan pangan yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Oleh: Teti Tresnaningsih 1, Dedi Herdiansah S 2, Tito Hardiyanto 3 1,2,3 Fakultas Pertanian Universitas Galuh ABSTRAK

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. RIWAYAT HIDUP... iii. ABSTRAK... iv. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI...

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

SRI SUATU ALTERNATIVE PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN SAWAH (PADI) YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

Sumber : Nurman S.P. (

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida

III. BAHAN DAN METODE

HUBUNGAN ANTARA PERAN PENYULUH DAN ADOPSI TEKNOLOGI OLEH PETANI TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN TASIKMALAYA

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

Apa yang dimaksud dengan PHSL?

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum

PENGAMATAN PERCOBAAN BAHAN ORGANIK TERHADAP TANAMAN PADI DI RUMAH KACA

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut:

PERANAN PUPUK NPK PADA TANAMAN PADI

BAB I PENDAHULUAN. setiap hari tumbuhan membutuhkan nutrisi berupa mineral dan air. Nutrisi yang

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK

TENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

EVALUASI PENYULUHAN PENGGUNAAN BOKASHI KOTORAN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI RUMPUT GAJAH

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

I. PENDAHULUAN. ini. Beras mampu mencukupi 63% total kecukupan energi dan 37% protein.

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

KAJIAN APLIKASI PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK ORGANIK DAN AN- ORGANIK TERHADAP PRODUKSI PADI SAWAH

PENGUJIAN KERAGAAN KARAKTER AGRONOMI GALUR-GALUR HARAPAN PADI SAWAH TIPE BARU (Oryza sativa L) Oleh Akhmad Yudi Wibowo A

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Limbah Pertanian. menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. padi sawah merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun.

I. PENDAHULUAN. bermata pencarian sebagai petani (padi, jagung, ubi dan sayur-sayuran ). Sektor

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan

BAB I PENDAHULUAN. Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan. (Pannisetum purpureum cv. Mott) dapat mencapai 60 ton/ha/tahun

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keragaan terhadap pertumbuhan jagung. Tanaman jagung

PENGARUH JENIS DAN DOSIS PUPUK ORGANIK PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan memerlukan nutrien berupa mineral, air dan unsur hara untuk

TEKNOLOGI PEMUPUKAN PADI SAWAH LAHAN IRIGASI DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

KUISIONER RESPONDEN. 1. Pendidikan Terakhir (Berikan tanda ( ) pada jawaban) Berapa lama pengalaman yang Bapak/Ibu miliki dalam budidaya padi?

Volume 11 Nomor 2 September 2014

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

Transkripsi:

Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol. 5 No. 1, Mei PEMBINAAN KELOMPOKTANI MELALUI PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN KOMPOS JERAMI PADA TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa.l) DI KECAMATAN JUNTINYUAT KABUPATEN INDRAMAYU PROVINSI JAWA BARAT Oleh: Jajat Sudarjat 1 dan Tri Ratna Saridewi 2 1 Mahasiswa Jurusan Penyuluhan Pertanian, STPP Bogor 2 Dosen Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani tentang pembuatan dan penggunaan pupuk organik pada usahatani padi sawah dan membandingkan pertumbuhan tanaman yang menggunakan pupuk anjuran dan kebiasaan petani, yang meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan dan jumlah daun. Responden ditentukan secara sengaja (purposive sampling) sebanyak 30 orang dari kelompoktani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan dan ketrampilan petani tentang pembuatan dan penggunaan kompos jerami menjadi meningkat. Secara keseluruhan pertumbuhan tanaman yang meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan dan jumlah daun tanaman padi sawah dengan menggunakan kompos jerami lebih baik dibandingkan dengan pemupukan kebiasaan petani. Kata kunci: Pupuk organik, padi sawah, Juntinyuat. PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan pupuk organik pada budidaya padi sawah bertujuan untuk meningkatkan keragaman dan populasi mikroorganisme menguntungkan dalam tanah, yang selanjutnya dapat meningkatkan kesehatan, pertumbuhan, kualitas dan kuantitas produksi tanaman padi secara berkelanjutan. Sebagai sesuatu yang baru, penggunaan pupuk organik belum tepat penerapannya. Oleh karena itu pemerintah harus memotivasi petani untuk menggunakan pupuk organik dalam menanggulanggi kelangkaan pupuk dalam negeri. Berdasarkan Programa Penyuluhan Pertanian BPP Kecamatan Juntinyuat tahun 07 luas areal persawahan mencapai 4.050 ha dengan produksi mencapai 6,79 ton gkp/ha. Kelompoktani yang terdapat di Kecamatan Juntinyuat berjumlah 56 kelompok, terdiri atas 43 kelompoktani pemula, 12 kelompoktani lanjut, 1 kelompoktani madya. Dari 56 kelompoktani yang ada baru 1 kelompoktani telah melaksanakan penggunaan pupuk organik dalam kegiatan usahataninya. Kecenderungan perilaku petani adalah menggunakan pupuk secara berlebihan untuk meningkatkan produksi padinya. Misalnya, pemupukan dengan urea yang mencapai 0 kg per hektar menjadi 0 kg per hektar tanpa diimbangi dengan unsur lainnya. Karena kadar C- organik pada lahan sawah sudah rendah yaitu 1,2-1,9 persen (kurang dari 2 persen), maka penggunaan pupuk N secara intensif akan memicu mineralisasi bahan organik 78

Pembinaan Kelompoktani Melalui Pembuatan... (Jajat Sudarjat & Tri Ratna Saridewi) tanah. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan kadar C-organik dalam tanah. Selain pemupukan, perubahan cara panen juga menyebabkan penurunan kualitas lahan. Dulu petani memanen hanya mengambil bagian atas yang ada bulir gabahnya. Tapi sekarang disabit hingga pangkal akar. Padahal, dalam batang jerami itu terkandung unsur C- organik yang bisa menjadi sumber energi. Para petani di lapangan beranggapan bahwa penggunaan pupuk anorganik yang banyak akan menjadi jaminan untuk menghasilkan produksi yang tinggi selain itu masih rendahnya kesadaran para petani akan kelestarian lingkungan hidup terutama dalam menjaga kesuburan lahan pertanian yang ada. Pada akhirnya petani semakin lama semakin menunjukan ketergantungannya pada bahan-bahan anorganik. Berdasarkan hal tersebut di atas penggunaan pupuk organik sangat membantu upaya pemulihan kesuburan tanah, yang selanjutnya dapat meningkatkan kesehatan, pertumbuhan, kualitas dan kuantitas produksi tanaman padi secara berkelanjutan. Pengembangan pertanian organik cukup memberikan potensi pendapatan petani dan mengurangi ketergantungan petani terhadap bahan kimia dan akan memberikan suatu sistem pertanian alami yang dapat memberikan lingkungan pertanian maupun mutu hasil produk yang lebih baik. Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu dilakukan pembinaan kelompoktani dalam pembuatan dan penggunaan pupuk organik pada usahatani padi sawah. Pupuk organik yang dibuat adalah kompos jerami karena di daerah tersebut banyak jerami sisa budidaya padi. Untuk memudahkan pemahaman petani dalam kegiatan pembinaan maka perlu dilakukan pula pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman secara bersama-sama. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang ditemukan pada usahatani padi sawah di Kecamatan Juntinyuat adalah bagaimana meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani tentang penggunaan pupuk organik pada usahatani padi? Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani tentang pembuatan dan penggunaan pupuk organik pada usahatani padi sawah 2. Membandingkan pertumbuhan tanaman padi sawah yang menggunakan pupuk organik dan kebiasaan petani, yang meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan dan jumlah daun. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Pembinaan kelompoktani dalam penggunaan pupuk organik pada usahatani padi sawah dilaksanakan mulai tanggal 4 Maret 08 sampai dengan 4 Mei 08, yang bertempat di Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat. Sumber Data Data yang diambil terdiri data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari petani (responden) sampel melalui wawancara yang tertulis mengenai kajian pemberdayaan, pelaksanaan pre test dan post test, serta pengamatan langsung terhadap pertumbuhan tanaman padi pada petak belajar. Data sekunder diperoleh dari BPP, kantor kecamatan, kantor desa dan lembaga terkait lainnya. Responden ditentukan secara sengaja (purposive sampling). Jumlah responden ditentukan sebanyak 30 orang dari kelompoktani dari desa 6 desa yaitu di Desa Juntikebon 79

Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol. 5 No. 1, Mei (Sri Bakti), Desa Sambimaya (Kali Tengah dan Tirta Bumi), di Desa Tinumpuk (Sri Gempol dan Sari Bunga), di Desa Juntikedokan (Sri Jati, Sri Widara, dan Sri Maju), di Desa Juntinyuat (Sejahtera), di Desa Segeran Kidul (Tani Mulya), masingmasing diambil sebanyak 3 orang responden. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah tentang pengetahuan petani tentang pembuatan dan penggunaan pupuk organik dari kompos jerami dengan menggunakan M. Dec (Murbandono, 05). Dalam kegiatan tersebut, digunakan petak pembelajaran seluas 80 m 2 untuk penerapan pemupukan dan pengamatan tanaman yang meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan dan jumlah daun. Analisis dan Interpretasi Data Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan analisis tabulasi dengan menghitung jumlah responden berdasarkan kelompok responden dan persentase kelompok responden setiap variabel pertanyaan. Pemberian kriteria penilaian untuk setiap indikator dari masing-masing variabel adalah skor 1 (sangat tidak baik), 2 (tidak baik), 3 (cukup baik), 4 (baik), 5 (sangat baik). Evaluasi Kegiatan Evaluasi kegiatan dilaksanakan untuk mengetahui tingkat kemajuan pengetahuan dan keterampilan anggota kelompoktani sebelum dan sesudah dilakukan kegiatan penyuluhan. Pengambilan data untuk mengetahui tingkat kemajuan pengetahuan dilakukan dengan cara memberikan sejumlah daftar pertanyaan kepada anggota kelompoktani sebelum kegiatan penyuluhan dimulai (pre test) dan setelah kegiatan penyuluhan disebut dengan evaluasi akhir (post test). Soal yang diberikan kepada petani pada evaluasi awal dan evaluasi akhir adalah sama. Sedangkan untuk menilai tingkat keterampilan anggota kelompoktani dilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap pelaksanaan materi yang diberikan kepada anggota kelompoktani. Skor yang digunakan untuk mengukur keberhasilan aspek pengetahuan kegiatan penyuluhan adalah sebagai berikut: Sangat Baik (A) = 76-0 Baik (B) = 51-75 Cukup baik (C) = 26-50 Tidak baik (D) = 0-25 Untuk mengukur tingkat keberhasilan aspek keterampilan dengan memperhatikan kecepatan, ketepatan, ketelitian, dilakukan pada saat pelaksanaan berlangsung dengan melaksanakan penilaian terhadap petani. Adapun skor yang digunakan adalah sebagai berikut: Sangat terampil (A) = 76-0 Terampil (B) = 51-75 Cukup terampil (C) = 26-50 Tidak terampil (D) = 0 25 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik responden 1. Karakteristik responden berdasarkan umur Umur responden kajian dapat di golongkan menjadi 2 golongan yaitu responden berumur 28-55 tahun sebanyak 26 orang (86,70%) dan responden berumur di atas 55 tahun sebanyak 4 orang (13,30%). Berdasarkan data tersebut, sebagian besar responden berumur 28-55 tahun yaitu sebanyak 26 orang. Hal ini menunjukkan bahwa tingginya tenaga kerja produktif di bidang pertanian yaitu sekitar 86,70% yang berpotensi dan memiliki pengalaman dalam berusahatani padi sawah. Untuk lebih jelas mengenai karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada Gambar 1. 80

Pembinaan Kelompoktani Melalui Pembuatan... (Jajat Sudarjat & Tri Ratna Saridewi) KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN UMUR PERSENTASE (%) 90 80 70 60 50 30 0 86,7 13,3 28-55 >55 UMUR Gambar 1. Karakteristik responden berdasarkan umur 2. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan Keadaan pendidikan responden dibagi menjadi 4 golongan yaitu responden lulusan sekolah dasar (SD) sebanyak 15 responden (50%), responden lulusan SLTP sebanyak 6 responden (%), responden lulusan SLTA sebanyak 8 responden (26,7%), dan responden lulusan Perguruan Tinggi 1 responden (3,3%). Dari data tersebut, menunjukkan bahwa sebagian besar petani padi sawah yang ada di Kecamatan Juntinyuat berpendidikan SD yaitu 15 orang (50%). Hal ini akan sangat mempengaruhi penyerapan informasi dan penerapan teknologi. Sehingga petani cenderung melaksanakan kegiatan berdasarkan pengalamannya. Selain itu, dalam kegiatan penyuluhan sangat perlu menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, metode dan alat penyuluhan yang memperjelas inti materi yang disampaikan. Untuk lebih jelas mengenai karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dililihat pada Gambar 2. KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN PERSENTASE (%) 0 90 80 70 60 50 30 0 50 26,7 3,3 SD SLTP SLTA Perguruan Tinggi TINGKAT PENDIDIKAN Gambar 2. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan 81

Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol. 5 No. 1, Mei 3. Karakteristik responden berdasarkan luas garapan Secara umum luas garapan yang dimiliki responden dapat digolongkan menjadi 3 kriteria, yaitu luas garapan 0,1-0,8 ha sebanyak orang (66,66%), luas garapan 0,9-1,5 ha sebanyak 5 orang (16,66%), dan luas garapan di atas 1,5 ha sebanyak 5 orang (16,66%). Dari hasil tersebut, terlihat bahwa sebagian besar petani memiliki lahan seluas 0,1-0,8 ha sebanyak orang atau 66,66% dari jumlah responden. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas luas lahan usaha padi sawah yang dimiliki oleh para petani kurang dari 1 ha. Sedangkan lahan seperti diketahui merupakan modal utama dalam menjalankan suatu kegiatan usahatani. Oleh karena itu diperlukan kelompoktani sebagai wadah bagi para petani dalam menjalankan kegiatan usahataninya. Untuk lebih jelas mengenai karakteristik responden berdasarkan luas lahan garapan dapat dililihat pada Gambar 3. KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN LUAS LAHAN GARAPAN 0 PERSENTASE (%) 80 60 66,66 16,66 16,66 0 0,1-0,8 0,9-1,5 > 1,5 LUAS LAHAN (Ha) Gambar 3. Karakteristik responden berdasarkan luas lahan garapan Pembuatan Kompos Jerami Pengetahuan petani tentang pembuatan dan penggunaan kompos jerami sebelum dilakukan penyuluhan terletak pada kriteria sangat baik 2 orang (%), baik 6 orang (30%), dan cukup baik 12 orang (60%). Setelah dilakukan penyuluhan terjadi perubahan, pada kriteria sangat baik menjadi 11 orang (55%), kriteria baik menjadi 8 orang (%), dan cukup baik menjadi 1 orang (5%), secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 1. Implementasi di lahan usahatani padi sawah para petani belum mempraktekan penggunaan kompos jerami secara optimal. Hal ini disebabkan masih ada anggapan bahwa penggunaan pupuk anorganik dalam jumlah yang besar merupakan suatu jaminan untuk memperoleh produksi yang tinggi. Untuk itu diperlukan sosialisasi mengenai penggunaan pupuk organik dalam rangka mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk anorganik. Berdasarkan evaluasi terhadap ketrampilan petani dalam pembuatan dan penggunaan pupuk kompos jerami dapat diketahui bahwa 2 orang petani (%) termasuk dalam kriteria sangat terampil dan 8 orang petani (80%) termasuk dalam kriteria terampil. Secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2. 82

Pembinaan Kelompoktani Melalui Pembuatan... (Jajat Sudarjat & Tri Ratna Saridewi) Tabel 1. Pengetahuan petani tentang pembuatan dan penggunaan kompos jerami No Kriteria penilaian Tes awal (pre test) Tes akhir (post test) Orang % Orang % 1. Sangat baik 2 11 55 2. Baik 6 30 8 3. Cukup baik 12 60 1 5 4. Tidak baik Jumlah 0 0 Sumber: Data primer (08), diolah. Tabel 2. Keterampilan petani tentang pembuatan dan penggunaan kompos jerami No Kriteria Penilaian Orang % 1. Sangat terampil 2 2. Terampil 8 80 3. Cukup terampil - - 4. Tidak terampil - - Jumlah 0 Sumber: Data primer (08), diolah. Petani yang memperoleh kriteria sangat terampil adalah para petani yang mampu melaksanakan pembuatan kompos jerami dengan tingkat kebenaran mencapai 80%, sedangkan petani yang termasuk terampil yaitu petani yang hanya mampu melaksanakan pembuatan kompos jerami dengan tingkat kebenaran mencapai 60%- 75%. Secara umum para petani mampu untuk mempraktekkan pembuatan kompos jerami, karena teknologi pembuatan kompos jerami merupakan teknologi sederhana. Pengamatan terhadap tanaman Pada kegiatan pembinaan, digunakan petak belajar pada lahan seluas 80 m 2 yang dipupuk dengan komposisi kompos jerami sebanyak 25% kompos jerami dan pupuk anorganik sebanyak 75%. Pengamatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman dilakukan seminggu sekali dengan mengambil sampel dari masing-masing lahan pembelajaran pemupukan dengan teknologi ajuran dan lahan petani secara acak. Adapun parameter yang diambil adalah tinggi tanaman, jumlah anakan, dan jumlah daun. Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan dan jumlah daun. Tinggi tanaman Hasil pengamatan selama 3 minggu tinggi tanaman dengan pemupukan anjuran lebih tinggi dibandingkan dengan pemupukan kebiasaan petani. Hal ini terlihat pada rata-rata tinggi tanaman padi pada minggu terakhir (minggu ke-3) dengan pemupukan anjuran yaitu 39,39 cm sedangkan pemupukan kebiasaan petani 37,94 cm. Hasil pengamatan mingguan pertumbuhan rata-rata tinggi tanaman padi sawah dapat dilihat jelas pada Gambar 4. 83

Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol. 5 No. 1, Mei GRAFIK PERTUMBUHAN TINGGI TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L) 45 TINGGI TANAMAN (CM) 35 30 33,94 33 39,39 37,94 25 27,97 25,63 1 2 3 Pemupukan Anjuran MINGGU Pemupukan Petani Gambar 4. Grafik pertumbuhan rata-rata tinggi tanaman padi sawah (Oryza sativa L) Pada dasarnya kenyataan di lapangan tidak menampakkan perbedaan yang begitu mencolok dalam hal tinggi tanaman. Perbedaan pertumbuhan tinggi tanaman disebabkan karena tidak dilakukan pemupukan dasar dengan pupuk yang menggandung unsur Nitrogen (N), peranan Nitrogen untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan (batang, daun). Pemupukan anjuran menggunakan 25% pupuk organik dan 75% pupuk anorganik, dimana pupuk organik digunakan sebagai pupuk dasar sehingga mampu memenuhi kebutuhan Nitrogen (N) yang dibutuhkan oleh tanaman dalam menunjang pertumbuhan vegetatif tanaman. Pertumbuhan tinggi tanaman padi dengan kebiasaan petani menjadi rendah disebabkan oleh petani yang tidak sepenuhnya menerapkan prinsip pemupukan dengan menggunakan 5 T (tepat dosis, tepat cara, tepat waktu, tepat jenis, dan tepat harga), contohnya untuk lahan 1 hektar padi dianjurkan menggunakan pupuk urea 300 kg tetapi para petani menggunakan urea sebanyak 350 kg karena menurut para petani penggunaan pupuk dalam jumlah yang banyak merupakan jaminan untuk memperoleh produksi yang tinggi tanpa menyadari dampak dari penggunaan pupuk anorganik secara terus-menerus dan dalam jumlah yang banyak bagi kesuburan tanah. Jumlah anakan Hasil pengamatan lapangan sampai pada minggu ke-3 jumlah rata-rata anakan per rumpun pada pemupukan anjuran 13 anakan per rumpun, sedangkan untuk pemupukan dengan kebiasaan petani per rumpun sebanyak anakan. Dari kedua perlakuan pemupukan tersebut jelas terlihat adanya selisih jumlah anakan pada pemupukan menurut kebiasaan petani lebih sedikit dibandingkan dengan pemupukan sesuai anjuran. Hasil pengamatan mingguan pertumbuhan rata-rata jumlah anakan padi sawah dapat dilihat jelas pada Gambar 5. 84

Pembinaan Kelompoktani Melalui Pembuatan... (Jajat Sudarjat & Tri Ratna Saridewi) GRAFIK PERTUMBUHAN JUMLAH ANAKAN PADI SAWAH (Oryza sativa L) Jum lah A nakan (btng) 14 12 8 6 4 2 13 8 7 4 4 1 2 3 MINGGU Pemupukan Anjuran Pemupukan Petani Gambar 5. Grafik pertumbuhan rata-rata jumlah anakan tanaman padi sawah (Oryza sativa L) Adanya perbedaan tersebut akibat tidak diberikannya unsur fosfor yang dibutuhkan tanaman pada fase pertumbuhan. Pupuk SP-36 yang diberikan sebagai pupuk dasar mengandung unsur fosfor (P) yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman, untuk memperbanyak pertumbuhan anakan (Lingga dan Marsono, 06). Pemberian pupuk harus memperhatikan waktu, jenis, dan dosis sehingga pupuk yang diberikan dapat dimanfaatkan dengan optimal oleh tanaman. Dari grafik hasil pengamatan sampai pada minggu ke-3 jumlah daun tanaman padi yang menggunakan pemupukan sesuai anjuran lebih banyak dibandingkan dengan pemupukan kebiasaan petani. Hasil pengamatan mingguan pertumbuhan rata-rata jumlah daun tanaman padi sawah dapat dilihat jelas pada Gambar 6. GRAFIK PERTUMBUHAN JUMLAH DAUN TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L) JUMLAH DAUN (HELAI) 55 50 45 35 30 25 15 52 38 33 29 23 1 2 3 MINGGU Pemupukan Anjuran Pemupukan Petani Gambar 6. Grafik pertumbuhan rata-rata jumlah daun tanaman padi sawah (Oryza sativa L) 85

Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol. 5 No. 1, Mei Jumlah daun Jumlah daun hasil pemupukan anjuran sampai pada minggu ketiga sebanyak 52 helai daun, sedangkan dengan pemupukan kebiasaan petani mencapai 38 helai daun. Perbedaan ini disebabkan pemupukan yang biasa dilakukan oleh para petani tidak memberikan pupuk dasar yang berunsur N seperti halnya pemupukan sesuai anjuran yang telah menggunakan kompos jerami sebagai pupuk dasar, sehingga mempengaruhi pertumbuhan batang dan daun. Berdasarkan data lapangan tersebut bahwa tanaman padi yang dilaksanakan dengan pemupukan sesuai anjuran lebih unggul dalam jumlah anakan, tinggi tanaman dan jumlah daun dibandingkan dengan pemupukan yang biasa dilakukan oleh petani. Hal ini sangat berpengaruh terhadap produksi padi, dikarenakan anakan merupakan pangkal munculnya malai padi dan bulir padi. Diasumsikan semakin banyak anakan yang diproduksi, berarti akan semakin banyak malai yang akan diproduksi dengan makin banyaknya malai yang diproduksi akan berpengaruh terhadap jumlah bulir padi yang dihasilkan, maka akan berpengaruh terhadap hasil akhir dari produksi padi sawah yang akhirnya akan meningkatkan pendapatan petani. Diharapkan untuk selanjutnya para petani mau dan mampu memanfaatkan jerami sebagai kompos jerami untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk kimia, sehingga dosis pupuk dan dampak pencemaran lingkungan akibat penggunaan pupuk kimia dapat secara nyata dikurangi. Yang pada akhirnya akan mewujudkan pertanian organik yang ramah lingkungan dan menciptakan tempat yang nyaman bagi mahluk hidup. KESIMPULAN Berdasarkan hasil Tugas Akhir di Kecamatan Juntinyuat dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Pengetahuan dan ketrampilan petani tentang pembuatan dan penggunaan kompos jerami menjadi meningkat. 2. Secara keseluruhan pertumbuhan tanaman yang meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan dan jumlah daun tanaman padi sawah dengan menggunakan kompos jerami lebih baik dibandingkan dengan pemupukan kebiasaan petani. DAFTAR PUSTAKA Lingga, P. & Marsono. 06. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta: Penebar Swadaya. Murbandono, L.H.S. 05. Membuat Kompos. Jakarta: Penebar Swadaya. Pemerintah Kabupaten Indramayu, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Juntinyuat. Programa Penyuluhan Pertanian BPP Juntinyuat Tahun 07. 86