BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tyas Kusuma Dewi, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan

BAB. I PENDAHULUAN. Undang Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat 1 dan Undang Undang Nomor

2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional di bidang kesehatan saat ini dihadapkan pada beban ganda, di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Prevention (CDC) memperkirakan jumlah penderita hipertensi terus

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. jantung koroner (untuk pembuluh darah jantung) dan hipertrofi/left ventricle

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup banyak mengganggu masyarakat. Pada umumnya, terjadi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat di negara maju maupun negara berkembang telah

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB I PENDAHULUAN. kearah perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kanan/left ventricle hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan target organ di otak

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN. kualitas makanan sehari-hari. Namun, akhir-akhir ini muncul berbagai. garam yang mampu memicu penyakit hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP, 140

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

I. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. A DENGAN MASALAH UTAMA KARDIOVASKULER : HIPERTENSI KHUSUSNYA NY. S DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GROGOL SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan darah adalah tenaga pada dinding pembuluh darah arteri saat

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 1,2 milyar. Pada tahun 2000 diperkirakan jumlah lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya


BAB I PENDAHULUAN. masalah utama di negara berkembang dan negara maju. Menurut WHO dan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai hal yang menyusahkan, bahkan membahayakan jiwa. Namun di era

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kaum lanjut usia, namun juga telah diderita usia dewasa bahkan usia remaja.

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan

Stikes Muhammadiyah Gombong

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HERNAWAN TRI SAPUTRO J

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dipompa dari jantung ke jaringan. Tekanan darah berubah-ubah sepanjang hari,

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang menuju masyarakat industri. Perubahan kearah. pada gilirannya dapat memacu terjadinya perubahan pola penyakit.

BAB 1 PENDAHULUAN. akhirnya mengubah gaya hidup manusia. Konsumsi makanan cepat saji, kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN. oleh penyakit infeksi sekarang menuju ke angka kejadian penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. terkadang tidak disadari penderitanya sebelum memeriksakan tekanan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi. Darah tinggi merupakan pembunuh tersembunyi yang penyebab awalnya tidak diketahui atau tanpa gejala sama sekali. Hipertensi bisa menyebabkan berbagai komplikasi terhadap beberapa penyakit lain, bahkan penyebab timbulnya penyakit jantung, stroke dan ginjal. Hipertensi merupakan masalah yang besar dan serius dan cenderung meningkat dimasa yang akan datang karena tingkat keganasannya yang tinggi berupa kecacatan permanen dan kematian mendadak. Kehadiran hipertensi pada kelompok dewasa muda akan sangat membebani perekonomian keluarga, karena biaya pengobatan yang mahal dan membutuhkan waktu yang panjang bahkan sampai seumur hidup. Meningkatnya arus globalisasi disegala bidang dengan perkembangan teknologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan gaya hidup pada masyarakat. Perubahan gaya hidup, sosial ekonomi, industralisasi dapat memacu meningkatnya penyakit seperti hipertensi. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke dan ginjal. Disebut sebagai pembunuh diam-diam karena orang hipertensi tidak menampakkan gejala (Brunner & Suddarth, 2002: 896). Hipertensi adalah gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal yaitu 140/90 mmhg. Kecenderungan peningkatan prevalensi menurut peningkatan usia. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa sebagai proses degeneratif, hipertensi hanya ditemukan pada golongan orang dewasa. Banyak penderita hipertensi diperkirakan sebesar 15 juta penduduk Indonesia yang kontrol hanya 4%. Terdapat 50% penderita hipertensi tidak menyadari

2 dirinya sebagai penderita hipertensi. Terdiri dari 70% adalah hipertensi ringan dan 90% hipertensi esensial, hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya (www.health.kompas.com). Sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdeteksi dan tidak diketahui penyebabnya. Keadaan ini tentu sangat berbahaya yang menyebabakan kematian dan berbagai komplikasi seperti stroke. Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit stroke dan tuberkulosis mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31,7%. Pada kelompok umur 25-34 tahun sebesar 7% naik menjadi 16% pada kelompok umur 35-44 tahun dan kelompok umur 65 tahun atau lebih menjadi 29% (Survey Kesehatan Nasional, 2007 dalam Eka 2011: 3). Hipertensi merupakan penyakit kronis serius yang bisa merusak organ tubuh, hampir 1 miliar orang atau 1 dari 4 orang dewasa menderita hipertensi. Setiap tahun hipertensi menjadi penyebab 1 dari setiap 7 kematian (7 juta per tahun) disamping menyebabkan kerusakan jantung, otak dan ginjal. Di negara berkembang penyakit yang menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa berkembang lainnya ada di dunia. Diperkirakan sekitar 80 % kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, di perkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini (Zamhir, 2006 dalam Eka, 2011: 3). Prevalensi hipertensi di Indonesia pada tahun 2005 adalah 8.3% (pengukuran standar WHO yaitu pada batas tekanan darah normal 140/90 mmhg). Pada tahun 2010 prevalensi penderita hipertensi di indonesia mencapai 21% (pengukuran standart Depkes yaitu pada batas tekanan darah normal 139 / 89 mmhg). Selanjutnya akan diestimasi akan meningkat menjadi 37 % pada tahun 2015 dan menjadi 42 % pada tahun 2025 (Zamhir, 2006 dalam Eka, 2011: 3).

3 Kasus hipertensi di beberapa Provinsi di Indonesia sudah melebihi rata-rata nasional, dari 33 Provinsi di Indonesia terdapat 8 Provinsi yang kasus penderita hipertensi melebihi rata rata nasional yaitu : Sulawesi Selatan (27%), Sumatera Barat (27%), Jawa Barat (26%), Jawa Timur (25%), Sumatera Utara 24%, Sumatera Selatan (24%), Riau (23%), dan Kalimantan timur (22%). Sedangkan dalam perbandingan kota di Indonesia kasus hipertensi cenderung tinggi pada daerah urban seperti : Jabodetabek, Medan, Bandung, Surabaya, dan Makassar yang mencapai 30 34%. (Zamhir, 2006 dalam Eka, 2011: 4). Meningkatnya kasus hipertensi menjadi masalah yang cukup besar. Pemerintah mengadakan penanggulangan hipertensi bekerjasama dengan Perhimpunan Hipertensi Indonesia atau Indonesian Society of Hypertension (InaSH) membuat kebijakan berupa pedoman penanggulangan hipertensi sesuai kemajuan tekhnologi dan kondisi daerah (local area specific), memperkuat logistik dan distribusi untuk deteksi dini faktor resiko penyakit jantung dan hipertensi, mengembangkan SDM dan sistem pembiayaan serta memperkuat jejaring serta memonitoring dan evaluasi pelaksanaan. Penanggulangan hipertensi dan pencegahan juga dilakukan berbagai upaya seperti pemerintah Indonesia melakukan pencegahan dan penanganan penyakit tidak menular termasuk hipertensi dengan dibentuk Direktoral Pengendalian Penyakit Tidak Menular berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan no. 1575 tahun 2005 dalam melaksanakan pencegahan dan penanggulangan penyakit jantung dan hipertensi (Depkes, 2010). Peran pemerintah sangat penting didukung juga oleh tingkat pengetahuan keluarga maupun pasien dalam tindakan pencegahan komplikasi hipertensi diharapkan dapat mengontrol tekanan darah yaitu mengurangi konsumsi garam, membatasi lemak, olahraga teratur, tidak merokok dan tidak minum alkohol, menghindari kegemukan atau obesitas. Pengetahuan dalam pencegahan komplikasi hipertensi dilatarbelakangi oleh tiga faktor yaitu faktor predisposisi meliputi pengetahuan, sikap,

4 kepercayaan, nilai, tradisi keluarga, faktor pendukung meliputi ketersediaan sumber fasilitas, faktor pendorong meliputi sikap, perilaku petugas kesehatan, anggota keluarga dan teman dekat. Pengetahuan atau kognitif merupakan faktor dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior). Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007: 144). Menurut Mustaida (2000), terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan penderita hipertensi dengan terkontrolnya tekanan darah. Peningkatan pengetahuan penderita hipertensi tentang penyakit akan mengarah pada kemajuan berfikir tentang perilaku kesehatan yang lebih baik sehingga berpengaruh terhadap terkontrolnya tekanan darah. Penelitian Mardiyati (2009), menunjukkan bahwa penderita hipertensi mempunyai sikap yang buruk dalam menjalani diet hipertensi hal tersebut disebabkan oleh faktor pengetahuan penderita hipertensi. Sikap merupakan suatu tindakan aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi dari perilaku. Menurut Notoatmodjo (2007: 145), perilaku seseorang adalah penyebab utama menimbulkan masalah kesehatan,tetapi juga merupakan kunci utama pemecahan. Perilaku merupakan faktor kedua terjadi perubahan derajat kesehatan masyarakat. Berdasarkan profil data kesehatan Kota Bandung tahun 2011 bahwa kasus hipertensi di Kelurahan Sukarasa setiap tahunnya meningkat, dimana pada tahun 2007 sebanyak 1067 penderita, pada tahun 2008 sebanyak 1224 dan terus meningkat pada tahun 2009 dengan jumlah penderita sebanyak 1339, bahkan pada tahun 2010 menjadi peringkat pertama dari 10 penyakit terbesar di Puskesmas Sukarasa, seperti pada tabel berikut :

5 Tabel 1.1 Tabel 10 penyakit terbesar di Puskesmas Sukarasa tahun 2010 Pering kat Jenis Penyakit Jumlah Kasus I Hipertensi 1451 II ISPA 1243 III Infeksi Jamur 1130 IV Penyakit lain saluran nafas 1093 V Infeksi lain pada usus 893 VI Alergi 836 VII Diare 792 VIII Penyakit otot, tulang, jaringan 478 pengikat IX Kecelakaan lalu lintas 209 X Ulkus Peptikum 166 Sumber: Profil data kesehatan Kota Bandung tahun 2011 Berdasarkan hasil obeservasi, dari berbagai kegiatan yang dilakukan, antusias masyarakat (penderita hipertensi) yang menjadi target program masih sangat kurang. Hal ini dapat disimpulkan dari jumlah kehadiran para penderita hipertensi pada kegiatan posbindu 3 tiga kelurahan yang pernah diikuti yang hanya dihadiri 8 12 orang, pada kegiatan senam sehat penderita hipertensi hanya diikuti oleh 10 12 peserta. Bulan Februari 2013 yang lalu peneliti melakukan pendataan di tiap RW di kelurahan Sukarasa dan RW 02 Sukarasa menjadi RW yang memiliki kasus hipertensi tertinggi yaitu 70% dari warga yang didata merupakan penderita hipertensi dan 5% diantaranya terkena komplikasi jantung dan stroke. Berdasarkan studi pendahuluan kepada 10 warga RW 02 Sukarasa pada tanggal 15 April 2013 bertempat di RW 02 Sukarasa didapatkan hasil bahwa tujuh orang diantaranya tahu apa itu hipertensi tapi mereka sendiri tidak mengetahui penyebab, komplikasi dan cara penurunan faktor resiko hipertensi seperti apa. Untuk menurunkan angka

6 komplikasi dan kematian akibat hipertensi, maka pengetahuan tentang hipertensi di RW 02 Sukarasa penting diteliti sebagai dasar menetapkan intervensi untuk penderita hipertensi di RW 02 Sukarasa sehingga tidak menimbulkan komplikasi lain ataupun kematian. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran pengetahuan warga tentang hipertensi di RW 02 Sukarasa berdasarkan umur? 2. Bagaimana gambaran pengetahuan warga tentang hipertensi di RW 02 Sukarasa berdasarkan jenis kelamin? 3. Bagaimana gambaran pengetahuan warga tentang hipertensi di RW 02 Sukarasa berdasarkan pekerjaan? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran pengetahuan warga tentang hipertensi di RW 02 Sukarasa. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran pengetahuan warga berdasarkan umur b. Mengetahui gambaran pengetahuan warga berdasarkan jenis kelamin c. Mengetahuai gambaran pengetahuan warga berdasarkan pekerjaan D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat di manfaatkan sebagai sumber informasi dan sebagai referensi untuk meningkatkan pendidikan kesehatan tentang hipertensi. b. Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dan sekaligus menambah wawasan mengenai hipertensi agar mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

7 2. Manfaat Praktis a. Bagi praktek keperawatan Hasil penelitian diharapkan digunakan sebagai masukan bagi profesi keperawatan dalam memberikan promosi kesehatan terkait penatalaksanaan di masyarakat agar penderita hipertensi tidak mengalami komplikasi ataupun kematian. b. Bagi petugas kesehatan Sebagai acuan dalam proses perbaikan program-program kesehatan untuk menghindari terjadinya komplikasi dan kematian akibat hipertensi khususnya di RW 02 Sukarasa. c. Bagi peneliti Sebagai bahan acuan dalam melakukan penelitian-penelitian lebih lanjut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang penyakit hipertensi. E. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan yang digunakan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut : 1. BAB I Pendahuluan, berisi tentang: latar belakang penelitian, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. 2. BAB II Kajian Pustaka, berisi tentang: pengetahuan, hipertensi, jenisjenis hipertensi, faktor resiko hipertensi, tanda gejala hipertensi, pencegahan hipertensi. 3. BAB III Metodologi penelitian berisi tentang: lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, Instrumen penelitian, proses perkembangan instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisa data. 4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang: hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian. 5. BAB V Penutup, berisi tentang: kesimpulan dan saran.