Tentang Permohonannya.

dokumen-dokumen yang mirip
P U T U S A N No. Reg.02 P/HUM/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa dan memutus perkara

P U T U S A N 322 K/TUN/2005 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

Hal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2002 TENTANG GRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

P U T U S A N 463 K/TUN/2005 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

P U T U S A N NOMOR : 163 K/TUN/2004

P U T U S A N No. 98 K/TUN/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

P U T U S A N No. 483 K/TUN/2001

P U T U S A N NOMOR : 80 K/TUN/2005

PUTUSAN NOMOR : 230 K/AG/2007 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

P U T U S A N NOMOR 000/Pdt.G/2015/PTA.Btn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR : 103/C/PK/PJK/2007

P U T U S A N NOMOR : 47/C/PK/PJK/2007

P U T U S A N No. 177 K/TUN/2002

P U T U S A N No. 158 K/TUN/2005 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR BERACARA DALAM PEMBUBARAN PARTAI POLITIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

P U T U S A N NOMOR : 370/PDT/2013/PT-MDN

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

P U T U S A N No. 54 K / TUN / 2004

Nomor : 35/Pdt.G/2012/PTA Bdg.

PUTUSAN NOMOR : 103 K/AG/2007

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2002 TENTANG GRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KETETAPAN Nomor 10/PUU-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 37/PUU-X/2012 Tentang Peraturan Perundang-Undangan Yang Tepat Bagi Pengaturan Hak-Hak Hakim

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

P U T U S A N Nomor : 06/Pdt.G/2010/MS-Aceh BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

PUTUSAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. M e l a w a n

P U T U S A N No. 219 K/TUN/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

P U T U S A N Nomor : 33/B/2012/PT.TUN-MDN

PUTUSAN Nomor 6 /Pdt.G/2011/PTA Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN NOMOR : 102 K/AG/2007

PUTUSAN Nomor 48/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N NOMOR 0000/Pdt.G/2016/PTA.Btn

P U T U S A N No. 237 K/TUN/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2002 TENTANG GRASI

P U T U S A N NOMOR : 46/C/PK/PJK/2007

P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2013/PTA. Btn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

P U T U S A N. Perkara Nomor 007/PUU-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

P U T U S A N. Nomor : 125/Pdt.G/2011/MS-Aceh

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

P U T U S A N No. 25 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

P U T U S A N No. 190 K/Pdt.Sus/2008

SALINAN P U T U S A N Nomor : 72/Pdt.G/2011/PTA.Bdg.

PUTUSAN Perkara Nomor 007/PUU-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN. Nomor : xxxx/pdt.g/2011/ms-aceh BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2002 TENTANG GRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR : 02/PDT/2014/PT-MDN

PUTUSAN NOMOR : 226 K/AG/2007 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

P U T U S A N Nomor 000/Pdt.G/2016/PTA. Btn. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

P U T U S A N. Nomor 14/Pdt.G/2012/PTA. Smd. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 66/Pdt.G/2013/MS-Aceh.

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

SALINAN P U T U S A N

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Mahkamah Agung tentang Pedoman Beracar

P U T U S A N NOMOR : 320/PDT/2012/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR : 167/PDT/2012/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN NOMOR : 322 K/AG/2007

SALINAN PUTUSAN Nomor 49/Pdt.G/2010/PTA Btn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor 30/Pdt.G/2016/PTA Plg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2012 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL KEPANITERAAN MAHKAMAH KONSTITUSI

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

SALINAN P E N E T A P A N Nomor : 042/Pdt.P/2011/PA. Skh.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

P U T U S A N No. 83 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara

P U T U S A N Nomor <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR : 272/PDT/2012/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR : 262/PDT/2012/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N 353 K / TUN / 2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

KETETAPAN. Nomor 13/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N. Nomor 38/Pdt.G/2014/MS-Aceh. putusan sebagai berikut dalam perkara antara : m e l a w a n. Terbanding ;

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 8/PUU-XVI/2018 Tindakan Advokat Merintangi Penyidikan, Penuntutan, dan Pemeriksaan di Sidang Pengadilan

PENETAPAN Nomor 49/Pdt.P/2015/PA.Lt DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

I. PEMOHON Tomson Situmeang, S.H sebagai Pemohon I;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 19/PUU-XIII/2015 Batas Waktu Penyerahan/Pendaftaran Putusan Arbitrase Internasional

P U T U S A N Nomor : xxxx/pdt.g/2011/ms-aceh BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PUTUSAN NOMOR 0003/Pdt.G/2017/PTA.Bdg

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 94/PUU-XII/2014 Pemilihan Pimpinan DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

PUTUSAN. menjatuhkan putusan atas perkara yang diajukan oleh :

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106 TAHUN 2013 TENTANG

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 18/PUU-IX/2011 Tentang Verifikasi Partai

Transkripsi:

P U T U S A N No. 42 P/HUM/TH.2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa dan memutus perkara permohonan keberatan Hak Uji Materiil dalam tingkat pertama dan terakhir terhadap Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera No. SE.06/Pres.Kab/6/1967 tanggal 28 Juni 1967 tentang Masalah Cina terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah mengambil putusan sebagai berikut dalam perkara permohonan Keberatan Hak Uji Materiil yang diajukan oleh : Drs. EDDY SADELI, SH., tempat/tanggal lahir Jakarta 01 Januari 1940, agama Buddha, pekerjaan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Tionghoa di Indonesia, bertempat tinggal di Jalan Kali Besar Timur No. 3, Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat, sebagai PEMOHON ; m e l a w a n PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, berkedudukan di Jalan Veteran No. 9 Jakarta Pusat, sebagai TERMOHON ; Mahkamah Agung tersebut ; Telah membaca dan meneliti surat permohonan keberatan Hak Uji Materiil Pemohon dan surat-surat lain yang bersangkutan ; Menimbang, bahwa dengan surat permohonan tertanggal 1 Nopember 2006 yang diterima di Kepaniteraan Mahkamah Agung RI tanggal 9 Nopember 2006 dengan register No. 42 P/HUM/TH. 2006, telah mengajukan permohonan keberatan yang ditujukan kepada Pemerintah Republik Indonesia/Presiden Republik Indonesia terhadap Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera a quo dengan alasan-alasan sebagai berikut : Tentang Permohonannya. Bahwa Pemohon adalah suatu organisasi masyarakat Tionghoa yang didirikan pada tanggal 01 Agustus 2002 dengan maksud tujuan untuk memperkenalkan sumbangsih etnis Tionghoa kepada masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia sebagai pengabdian kepada Tanah Air sebagaimana tertuang dalam Akta No. 1 tanggal 1 Agustus 2002 tentang Pendirian Lembaga yang dibuat di hadapan Tio Jeffrens Marannella, SH., Notaris/PPAT di Jakarta ; Bahwa Pemohon pada tanggal 3 Oktober 2006 telah mengajukan Permohonan Pengujian terhadap Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera No. SE. 06/Pres.Kab/6/1967 tanggal 28 Juni 1967 tentang Masalah Cina ke Hal. 1 dari 6 hal. Put. No. 42 P/HUM/TH.2006

Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Konstitusi berpendapat melalui surat penjelasan No. 281/PAN.MK/X/2006 tertanggal 9 Oktober 2006 (terlampir) bahwa oleh karena Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera No. SE.06/Pres.Kab/6/1967 tanggal 28 Juni 1967 tentang Masalah Cina merupakan suatu produk peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang maka Pemohon dapat mengajukan Permohonan Pengujian terhadap Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera No. SE.06/Pres.Kab/6/1967 tanggal 28 Juni 1967 tentang Masalah Cina ke Mahkamah Agung ; Bahwa berdasarkan pasal 11 ayat (2) huruf b Undang-Undang RI No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman jo. Pasal 31 ayat (1) Undang- Undang RI No. 5 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang RI No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung yang menyebutkan pengujian peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang merupakan kewenangan Mahkamah Agung ; Bahwa berdasarkan alasan tersebut di atas maka sudah tepat kiranya Pemohon mengajukan Permohonan Pengujian terhadap Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera No. SE.06/Pres.Kab/6/1967 tanggal 28 Juni 1967 tentang Masalah Cina ke Mahkamah Agung ; Bahwa mengenai alasan-alasan sebagai dasar Permohonan Pengujian terhadap Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera No. SE.06/Pres.Kab/6/1967 tanggal 28 Juni 1967 tentang Masalah Cina yang ingin Pemohon sampaikan adalah sebagai berikut : a. Bahwa isi Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera No. SE.06/Pres.Kab/6/ 1967 tanggal 28 Juni 1967 tersebut di atas adalah mengenai pengganti istilah Tionghoa/Tiongkok menjadi istilah Cina ; b. Bahwa Surat Edaran tersebut bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, yaitu : 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (baik yang asli maupun hasil amandemen). Bahwa pasal 26 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan : Yang menjadi warga Negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga Negara. Penjelasan pasal 26 ayat (1) : Orang-orang bangsa lain, misalnya orang peranakan Belanda, peranakan Tionghoa, dan peranakan Arab, yang bertempat tinggal di Hal. 2 dari 6 hal. Put. No. 42 P/HUM/TH.2006

Indonesia mengakui Indonesia sebagai tanah airnya dan bersikap setia kepada Negara Republik Indonesia dapat menjadi warga Negara. Bahwa pasal 26 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 tersebut menggunakan kata istilah Tionghoa dan bukan Cina sebagai istilah sebutan untuk suku Tionghoa, sehingga berdasarkan ketentuan pasal 26 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 (berikut penjelasannya) tersebut di atas, maka Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera No. SE.06/Pres.Kab/6/1967 tanggal 28 Juni 1967 tersebut jelas telah bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ; 2. Konstitusi Republik Indonesia Serikat Tahun 1950. Pasal 100 ayat (1) Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) 1950 menyatakan : Golongan-golongan kecil Tionghoa, Eropa dan Arab akan mempunyai wakil dalam Dewan Perwakilan Rakyat dengan berturut-turut sekurangkurangnya 9, 6 dan 3 anggota ; 3. Undang-Undang dasar (UUD) Sementara Republik Indonesia Tahun 1950. Pasal 58 ayat (1) Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia Tahun 1950 menyatakan : Golongan-golongan kecil Tionghoa, Eropa dan Arab akan mempunyai wakil dalam Dewan Perwakilan Rakyat dengan berturut-turut sekurang-kurangnya 9, 6 dan 3 anggota ; c. Bahwa selain bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, Surat Edaran sebagaimana dimaksud juga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, diantaranya : 1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia ; 2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 29 Tahun 1999 tanggal 29 Mei 1999 tentang Pengesahan Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial 1956 ; 3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 39 Tahun 1999 tanggal 23 september 1999 tentang Hak Asasi Manusia ; 4. Ketetapan MPR Republik Indonesia No. III/MPR/2000 tanggal 18 Agustus 2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang- Undangan ; d. Bahwa di dunia ini terdapat 2 (dua) macam diskriminasi, yakni : diskriminasi kultural dan diskriminasi struktural. Diskriminasi kultural terjadi karena Hal. 3 dari 6 hal. Put. No. 42 P/HUM/TH.2006

terdapat hubungan sosial antara individu dengan individu, individu dengan kelompok masyarakat, kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat. Sedangkan diskriminasi struktural adalah diskriminasi yang dilakukan oleh Negara (Pemerintah) terhadap kelompok masyarakat minoritas yang menjadi warga Negaranya karena factor ekonomis, politis dan lain-lain untuk mempertahankan kekuasaannya atau karena untuk mendapatkan bantuan keuangan dari Negara lain ; e. Bahwa Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera No. SE.06/Pres.Kab/6/1967 tanggal 28 Juni 1967 tentang Masalah Cina tersebut termasuk diskriminasi yang bersifat struktural. Kebencian terhadap satu golongan etnis tertentu dijelmakan dalam bentuk peraturan Negara. Hal semacam ini pernah terjadi di Negara-negara : Afrika Selatan : dengan regime apartheidnya ; Regime Nazi Jerman : dengan anti Yahudinya ; Amerika Serikat : dengan politik pemisahan kulit putih dan kulit hitam (segregation policy) ; Australia : dengan peraturan White Colour yang anti Aborigin ; f. Bahwa peraturan-peraturan yang bersifat diskriminasi struktural pada negara-negara tersebut di atas telah lama dicabut oleh Pemerintahnya masing-masing, hanya tinggal Negara Republik Indonesia yang belum mencabut peraturan yang bersifat diskriminasi struktural tersebut ; g. Bahwa Surat Edaran tersebut sangat menyakitkan hati masyarakat Tionghoa yang jumlahnya lebih dari 5 % (lima persen) dari jumlah penduduk Indonesia yang juga merupakan bagian dari anak bangsa Indonesia ; Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Pemohon mohon kepada Mahkamah Agung Republik Indonesia agar berkenan untuk memberikan putusan sebagai berikut : 1. Mengabulkan permohonan Pemohon untuk seluruhnya ; 2. Menyatakan bahwa Surat Edaran No. SE.06/Pres.Kab/6/1967 tanggal 28 Juni 1967 tentang Masalah Cina bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ; 3. Menyatakan bahwa materi muatan ayat, pasal dan/atau bagian dari Surat Edaran No. SE.06/Pres.Kab/6/1967 tanggal 28 Juni 1967 tentang Masalah Cina tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat ; 4. Memerintahkan Panitera Mahkamah Agung untuk menyampaikan putusan ini kepada Presiden Republik Indonesia (Termohon) untuk mencabut Surat Edaran No. SE.06/Pres.Kab/6/1967 tanggal 28 Juni 1967 tentang Masalah Hal. 4 dari 6 hal. Put. No. 42 P/HUM/TH.2006

Cina tersebut dalam jangka waktu 1 (satu) bulan setelah putusan Mahkamah Agung dibacakan ; Menimbang, bahwa Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera No. SE.06/Pres.Kab/1967 berlaku sejak tanggal 28 Juni 1967, sedangkan permohonan Hak Uji Materiil diajukan pada tanggal 2 Nopember 2006, sehingga keberatan Hak Uji Materiil ini diajukan setelah 14.021 (empat belas ribu dua puluh satu) hari semenjak Surat Edaran a quo berlaku. Oleh karena itu permohonan keberatan Hak Uji Materiil a quo diajukan melebihi tenggang waktu 180 hari sebagaimana ditentukan dalam pasal 2 ayat (4) PERMA No. 1 Tahun 2004 tentang Hak Uji Materiil ; Menimbang, bahwa oleh karena permohonan keberatan Hak Uji Materiil diajukan melebihi tenggang waktu yang ditentukan maka permohonan keberatan Hak Uji Materiil dari Pemohon haruslah di tolak ; Menimbang, bahwa oleh karena permohonan Hak Uji Materiil Pemohon ditolak, maka Pemohon dihukum untuk membayar biaya perkara ; Mengingat Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2004, PERMA No. 1 Tahun 2004 dan peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan ; M E N G A D I L I Menolak permohonan Hak Uji Materiil dari Pemohon : Drs. EDDY SADELI, SH. tersebut ; Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) ; Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada hari Kamis tanggal 15 Nopember 2007 oleh Prof. DR. H. Ahmad Sukardja, SH. Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, H. Imam Soebechi, SH., MH. dan Marina Sidabutar, SH., MH. Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim- Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh Matheus Samiaji, SH., MH. Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak ; Hakim Hakim Anggota : K e t u a : ttd. ttd. H. Imam Soebechi, SH., MH. Prof. DR. H. Ahmad Sukardja, SH. ttd. Marina Sidabutar, SH., MH. Hal. 5 dari 6 hal. Put. No. 42 P/HUM/TH.2006

Biaya Biaya : Panitera Pengganti : 1. M e t e r a i.. Rp. 6.000,- ttd. 2. R e d a k s i. Rp. 1.000,- Matheus Samiaji, SH., MH. 3. Administrasi. Rp. 993.000,- Jumlah = Rp. 1.000.000,- ============ Untuk Salinan MAHKAMAH AGUNG R.I. a.n. Panitera Panitera Muda Tata Usaha Negara, ASHADI, SH. NIP. 220000754 Hal. 6 dari 6 hal. Put. No. 42 P/HUM/TH.2006