PENGGUNAAN PENDEKATAN PRAGMATIK DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI SATAP 6

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan. terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN BAGI SISWA KELAS V SDN 2 NGALI KECAMATAN BELO KABUPATEN BIMA TAHUN

Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indoneia melalui Metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) Yamini 1

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN METODE KARYA WISATA

I. PENDAHULUAN. sekolah meliputi empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan

RANGKUMAN NASKAH INOVASI METODE PEMBELAJARAN

Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar

Oleh: Yekti Indriyani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT SEDERHANA MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS III SD N 181/VII GURUH BARU II.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA WIDYA KUTOARJO

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENDEKATAN PRAGMATIK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencapaian tujuan belajar tercermin dari kemampuan belajar siswa yang

Kata Kunci: keterampilan bercerita, media film kartun, metode talking stick.

METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN

Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMP NEGERI 13 PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Marfuah, 2013

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1. Oleh: Sri Sudarminah 2

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode dapat diartikan sebagai suatu cara kerja untuk mencapai suatu tujuan.

Oleh: Rini Subekti Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) DI KELAS IX-7 SMP NEGERI 3 BERASTAGI

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA BERBAHASA JAWA DENGAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIIA SEMESTER II SMP NEGERI 4 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN

BAB III. terdiri dari 15 laki-laki dan 10 perempuan. Adapun permasalahan dalam penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

Oleh: Dani Kristanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mali:

Oleh: Liana Sulistiana Program Studi Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Peningkatan Ketrampilan Siswa Membaca Nyaring Melalui Metode Latihan Terbimbing Pada Siswa Kelas III SDN Paranonge

BAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun

Ahmad Nurhamid Guru Mapel Bahasa Jawa pada SMP Negeri 1 Toroh

BAB I PENDAHULUAN. 1..1Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak terlepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa adalah

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 20 Ampana pada Pembelajaran IPA melalui Metode Inquiry

BAB I PENDAHULUAN. lain. Untuk menjalin hubungan tersebut diperlukan suatu alat komunikasi. Alat

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE COPY THE MASTER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SRUWENG TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

Muhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia

PENERAPAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LKS UNTUK MEMPERBAIKI KEMAMPAUN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII-2 SMP NEGERI 4 MEDAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENANGKAP MAKNA TEKS CERITA PENDEK SECARA LISAN MELALUI MEDIA PAPERCRAFT DAN TEKNIK URAI KEJADIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia demi

Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN TEKS YANG DIDENGAR MELALUI MEDIA AUDIO PADA KELAS VI SDN 02 WANARATA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII-A MTS NEGERI MODEL PALOPO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas VI SDN 2 Galumpang Dalam Bercerita Melalui Metode Diskusi

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM TENTANG CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS di MAN 2 PROBOLINGGO

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI METODE SIMULASI DIKELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 29 SAOK LAWEH KEC. KUBUNG KAB. SOLOK

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu

Oleh: Muhammad Agus Sigit Sasmito Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK. Widayati

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana

Peningkatan Kemampuan Siswa Menulis Karangan Sederhana Melalui Media Gambar Seri Di Kelas IV SDN Ginunggung

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas guru. Sebaik apapun

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

Bahmid. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN

Desi Rusnita SDN 08 Kepahiang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 22 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB V PENUTUP. Penelitian yang berjudul Kemampuan Berbicara Argumentatif Anak

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PENGALAMAN PRIBADI DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS VIII-D SMP NEGERI 2 KARANGANYAR KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan-kebijakan tersebut. Di awal kemerdekaan republik ini, dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbahasa meliputi empat aspek dasar, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENULIS SURAT MELALUI METODE DISKUSI DI KELAS V SD NEGERI 1 MLESE KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia seutuhnya, pembangunan di bidang pendidikan. pendidikan banyak menghadapi berbagai hambatan dan tantangan.

Penerapan Metode Bermain Peran Pada Materi Drama Anak Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 3 SDN Gio

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif dalam interaksi

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di kelas VII yang berjumlah 19 orang yang terdiri dari 5 orang siswa laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI METODE SINEKTIK UNTUK SISWA KELAS V SD NEGERI JLABAN

BAB II KURIKULUM, PRAGMATIK, DAN APLIKASINYA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBEJARAN BONEKA KAUS KAKI BERBASIS LESSON STUDI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR

Endang Srininsih SMP NEGERI 4 MATARAM

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

PENGGUNAAN PENDEKATAN PRAGMATIK DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI SATAP 6 Yuli Fitriani SMP Negeri Satap 6 Tanjung Jabung Timur, Dusun Makmur Parit XI yulifitriani_id@yahoo.com Abstrak: Strategi pembelajaran mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar. Penggunaan pendekatan pragmatik dalam pembelajaran menceritakan pengalaman yang paling mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif digunakan untuk memotivasi siswa terampil berbicara. Keterampilan berbicara tersebut tentu harus memperhatikan kelancaran berbicara, pilihan kata (diksi), struktur kalimat, kelogisan (penalaran), kontak mata. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan berbicara setelah pendekatan pragmatik digunakan dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia. Kata kunci: Pendekatan Pragmatik, Keterampilan Berbicara Aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting peranannya dalam upaya melahirkan generasi masa depan yang cerdas, kritis, kreatif, dan berbudaya adalah keterampilan berbicara. Dengan menguasai keterampilan berbicara, peserta didik akan mampu mengekspresikan pikiran dan perasaannya secara cerdas sesuai konteks dan situasi pada saat dia sedang berbicara. Harus diakui secara jujur, keterampilan berbicara di kalangan siswa SMP, belum seperti yang diharapkan. Berdasarkan hasil observasi di lapangan menunjukkan fenomena bahwa keterampilan berbicara siswa SMP berada pada tingkat yang rendah; diksi (pilihan kata)-nya payah, kalimatnya tidak efektif, struktur tuturannya rancu, alur tuturannya pun tidak runtut dan kohesif. Berdasarkan hasil observasi, keterampilan berbicara siswa kelas VII SMP Negeri Satap 6 Tanjung Jabung Timur. hanya 18,7% (6 siswa) dari 32 siswa yang dinilai sudah terampil berbicara dalam situasi formal di depan kelas, sedangkan 81,3% (26 siswa) belum. Indikator yang digunakan untuk mengukur keterampilan siswa dalam berbicara, di antaranya kelancaran berbicara, ketepatan pilihan kata (diksi), struktur kalimat, kelogisan (penalaran), dan kontak mata. Dalam beberapa penelitian ditemukan bahwa pengajaran bahasa Indonesia telah menyimpang jauh dari misi sebenarnya. Guru lebih banyak berbicara tentang bahasa (talk about the language) daripada melatih menggunakan bahasa (using language). Jika kondisi pembelajaran semacam itu dibiarkan berlarut-larut, bukan tidak mungkin keterampilan berbicara di kalangan siswa SMP akan terus berada pada aras yang rendah. Dalam konteks demikian, diperlukan pendekatan pembelajaran keterampilan berbicara yang inovatif dan kreatif, sehingga proses pembelajaran bisa berlangsung aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Siswa tidak hanya diajak untuk 323

324, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 2, November 2014 belajar tentang bahasa secara rasional dan kognitif, tetapi juga diajak untuk belajar dan berlatih dalam konteks dan situasi tutur yang sesungguhnya dalam suasana yang dialogis, interaktif, menarik, dan menyenangkan. Salah satu pendekatan pembelajaran yang diduga mampu mewujudkan situasi pembelajaran yang kondusif; aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan adalah pendekatan pragmatik. Melalui pendekatan pragmatik, siswa diajak untuk berbicara dalam konteks dan situasi tutur yang nyata dengan menerapkan prinsip pemakaian bahasa secara komprehensif. Dalam pendekatan pragmatik, guru berusaha memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan berbahasa di dalam konteks nyata dan situasi yang kompleks. Guru juga memberikan pengalaman kepada siswa melalui pembelajaran terpadu dengan menggunakan proses yang saling berkaitan dalam situasi dan konteks komunikasi alamiah senyatanya. Melalui penggunaan pendekatan pragmatik dalam pembelajaran keterampilan berbicara, para siswa SMP akan mampu menumbuhkembangkan potensi intelektual, sosial, dan emosional yang ada dalam dirinya, sehingga kelak mereka mampu berkomunikasi dan berinteraksi sosial secara matang, arif, dan dewasa. Selain itu, mereka juga akan terlatih untuk mengemukakan gagasan dan perasaan secara cerdas dan kreatif, serta mampu menemukan dan menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya dalam menghadapi berbagai persoalan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Adapun tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk memaparkan peningkatan keterampilan berbicara para siswa kelas VII SMP Negeri Satap 6 Tanjung Jabung Timur setelah pendekatan pragmatik digunakan dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia. KETERAMPILAN BERBICARA DAN PENDEKATAN PRAGMATIK Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Kridalaksana, ed. 1996:144) dijelaskan bahwa berbicara adalah berkata; bercakap; berbahasa, atau melahirkan pendapat (dengan perkataan, tulisan, dsb.) atau berunding. Pendekatan Pragmatik dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara di SMP Menurut Halliday (1975) siswa itu belajar berbahasa, belajar melalui bahasa, dan belajar tentang bahasa. Pengembangan bahasa pada anak memerlukan kesempatan menggunakan bahasa. Oleh karena itu, kita membutuhkan lingkungan pendidikan yang memberikan kesempatan yang banyak atau kaya bagi siswa untuk menggunakan bahasa di dalam cara-cara yang fungsional (Gay Su Pinnel dan Myna L. Matlin, 1989:2). METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan campuran (mixing methods), yakni memadukan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Metode dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan dua siklus. Masing-masing siklus meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII SMP Negeri Satap 6 Tanjung Jabung Timur yang terdiri atas 32 siswa, dengan rincian 12 orang siswa laki-laki dan 20 orang siswa perempuan. Penelitian dilakukan pada bulan September-Oktober. Adapun materi pelajaran yang akan mendapatkan tindakan adalah menceritakan pengalaman pribadi yang paling mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif. Pengumpulan data dilakukan dengan tes dan non tes. Teknik tes digunakan untuk mengetahui tingkat keterampilan siswa dalam menceritakan pengalaman yang mengesankan kepada orang lain. Aspek-aspek yang dinilai, yaitu kelancaran

Fitriani, Penggunaan Pendekatan Pragmatik, 325 berbicara, ketepatan pilihan kata (diksi), struktur kalimat, kelogisan (penalaran), dan kontak mata. Teknik nontes yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut: a. Observasi (pengamatan): teknik ini digunakan oleh kolaborator untuk mengobservasi pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti. b. Wawancara: teknik ini digunakan oleh peneliti dan kolaborator untuk mengetahui respon siswa secara langsung dalam berbicara dengan menggunakan pendekatan pragmatik. Wawancara terutama dilakukan kepada siswa yang menonjol karena kelebihan atau kekurangannya. c. Jurnal: teknik ini digunakan oleh peneliti setiap kali selesai mengimplementasikan tindakan. Jurnal tersebut dijadikan sebagai bahan refleksi diri bagi peneliti. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik tabulasi data secara kuantitatif berdasarkan hasil tindakan yang dilaksanakan pada setiap siklus. Hasil tindakan pada setiap siklus dibandingkan dengan hasil tes awal untuk mengetahui persentase peningkatan keterampilan siswa kelas VII SMP Negeri Satap 6 Tanjung Jabung Timur dalam menceritakan pengalaman yang mengesankan. Pada setiap siklus dideskripsikan jumlah skor yang diperoleh semua siswa, daya serap, dan rata-rata skor untuk aspek (1) kelancaran berbicara, (2) ketepatan pilihan kata (diksi), (3) struktur kalimat, (4) kelogisan (penalaran), dan (5) kontak mata. Selain itu, juga dideskripsikan jumlah skor, jumlah nilai, rata-rata nilai, dan tingkat daya serap, dan ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus. Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis data dari siklus I sampai siklus berikutnya. Hasil analisis tersebut kemudian dibandingkan, dari perbandingan tersebut akan diketahui apakah penerapan dengan penggunaaan pendekatan pragmatik dalam berbicara dapat meningkat atau tidak. Penelitian dinyatakan berakhir jika hasil analisis data menunjukkan pengingkatan yang signifikan sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan, yaitu 70% (22 siswa) dari 32 siswa klas VII SMP Negeri Satap 6 Tanjung Jabung Timur terampil berbicara berdasarkan aspek kelancaran berbicara, ketepatan pilihan kata (diksi), struktur kalimat, kelogisan (penalaran), dan kontak mata. HASIL DAN PEMBAHASAN Peningkatan Proses Pembelajaran Keterampilan Berbicara Cerpen Melalui Pendekatan Pragmatik Kegiatan pembelajaran yang dilakukan di saat prasiklus menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan latihan dalam menulis pengalaman yang paling mengesankan, kemudian menceritakannya di depan kelas. Proses pembelajaran menjadi tidak menyenangkan dan kurang bermanfaat bagi siswa. Siswa cenderung bercanda dan melakukan aktivitas di luar konteks pembelajaran. Selain itu, minat dan keaktifan siswa dalam pembelajaran ini menjadi sangat minim sehingga berakibat tujuan pembelajaran tidak tercapai. Dalam pembelajaran menceritakan pengalaman yang paling mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif dibutuhkan strategi yang tepat agar siswa dapat lebih berani berbicara. Pada siklus I, merupakan tahap penyampaian materi dan memberikan contoh pengalaman pribadi yang mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif. Setelah memberikan contoh, guru menjelaskan hal-hal yang menarik dari contoh yang telah disampaikan. Dalam kegiatan inti juga, guru

326, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 2, November 2014 mengajukan kepada siswa untuk menanggapi hal-hal yang menarik dari contoh pengalaman yang ada di LKS. Setelah selesai menyampaikan materi dan memberikan contoh, pada tahap ini, guru menyimpulkan materi pelajaran dan memberikan tugas untuk menulis sebuah pengalaman pribadi yang paling mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif. Berdasarkan tabel 1 diperoleh data jumlah skor untuk setiap aspek penilaian kemampuan berbicara yaitu menceritakan pengalaman yang paling mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif diperoleh: jumlah skor dengan (1) aspek kelancaran berbicara 433, (2) aspek pilihan kata (diksi) dengan jumlah skor 410, (3)aspek struktur kalimat dengan jumlah skor 423, (4) aspek kelogisan (penalaran) dengan jumlah skor 447 dan (5) aspek kontak mata diperoleh skor 413 dengan jumlah skor keseluruhan 2126. Maka dapat diketahui bahwa kemampuan berbicara siswa dalam menceritakan pengalaman pribadi yang mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif tanpa menggunakan metode pendekatan pragmatik adalah normal. Berdasarkan kategori kemampuan siswa, angka ini masih berada pada skala normal. 1. Kemampuan siswa kategori tinggi sebanyak 6 orang dengan jumlah persentase 18,7% x 100 = 18,7 2. Kemampuan siswa kategori normal sebanyak 23 orang dengan jumlah persentase 71,9% x 100 = 71,9 3. Kemampuan siswa kategori rendah sebanyak 3 orang dengan jumlah persentase 9,4% x 100 = 9,4 Pada siklus II, penulis menggunakan media audio untuk lebih meningkatkan kegiatan atau proses pembelajaran agar siswa menjadi lebih berminat, lebih memperhatikan dan lebih aktif dari siklus I. Hasil dari penggunaan media audio ini dapat meningkatkan kemampuan berbicara yaitu menceritakan pengalaman yang paling mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif. Berdasarkan tabel 2 diperoleh data jumlah skor untuk setiap aspek penilaian kemampuan berbicara yaitu menceritakan pengalaman yang paling mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif diperoleh: jumlah skor dengan aspek kelancaran berbicara 535, aspek pilihan kata (diksi) dengan jumlah skor 456, aspek struktur kalimat dengan jumlah skor 474, aspek kelogisan (penalaran) dengan jumlah skor 494 dan aspek kontak mata diperoleh skor 525 dengan jumlah skor keseluruhan 2484. Maka dapat diketahui bahwa kemampuan berbicara siswa dalam menceritakan pengalaman pribadi yang mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif dengan menggunakan metode pendekatan pragmatik adalah tinggi. Berdasaran kategori kemampuan siswa, angka ini sudah berada skala tinggi. Dengan tabel 2 juga dapat dirincikan: a) Kemampuan siswa kategori tinggi sebanyak 6 orang dengan jumlah persentase 78,1% x 100 = 78,1 b) Kemampuan siswa kategori normal sebanyak 23 orang dengan jumlah persentase 21,9% x 100 = 21,9

Fitriani, Penggunaan Pendekatan Pragmatik, 327 Tabel 1. Analisis Keterampilan Berbicara (Menceritakan Pengalaman yang Paling Mengesankan dengan Menggunakan Pilihan Kata dan Kalimat Efektif) sebelum Menggunakan Pendekatan Pragmatik. Nama Aspek Yang Dinilai Nilai Akhir Kategori Penilaian No Siswa 1 2 3 4 5 Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 001 10 15 10 15 17 67 6,7 Normal 2 002 17 15 15 15 10 72 7,2 Normal 3 003 10 10 15 12 15 62 6,2 Normal 4 004 10 12 12 14 16 64 6,4 Normal 5 005 10 5 10 10 10 45 4,5 Rendah 6 006 13 10 10 5 10 48 4,8 Rendah 7 007 15 15 15 15 12 72 7,2 Normal 8 008 15 10 10 15 10 60 6,0 Normal 9 009 15 17 15 15 14 76 7,6 Tinggi 10 010 15 15 18 14 15 77 7,7 Tinggi 11 011 15 10 15 15 15 70 7,0 Normal 12 012 15 15 15 15 15 75 7,5 Tinggi 13 013 10 10 5 10 10 45 4,5 Rendah 14 014 15 13 10 10 10 58 5,8 Normal 15 015 17 10 10 15 15 67 6,7 Normal 16 016 15 10 10 15 10 60 6,0 Normal 17 017 15 15 15 15 10 70 7,0 Normal 18 018 15 15 15 15 15 75 7,5 Tinggi 19 019 15 10 14 15 15 69 6,9 Normal 20 020 12 12 15 10 10 59 5,9 Normal 21 021 14 14 12 12 10 62 6,2 Normal 22 022 15 15 10 10 10 60 6,0 Normal 23 023 15 14 15 18 12 74 7,4 Normal 24 024 10 10 15 15 10 60 6,0 Normal 25 025 15 15 16 15 10 71 7,1 Normal 26 026 15 16 15 16 15 77 7,7 Tinggi 27 027 15 10 15 15 15 70 7,0 Normal 28 028 10 10 15 15 14 64 6,4 Normal 29 029 15 18 10 15 15 73 7,3 Normal 30 030 10 15 15 15 15 70 7,0 Normal 31 031 10 15 16 18 15 74 7,4 Normal 32 032 15 14 15 18 18 80 8,0 Tinggi Jumlah 433 410 423 447 413 2126 212,6 Rata-rata 13,5 12,8 13,2 14.0 12,9 66,4 6,64

328, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 2, November 2014 Tabel 2. Analisis Keterampilan Berbicara (Menceritakan Pengalaman yang Paling Mengesankan dengan Menggunakan Pilihan Kata dan Kalimat Efektif) dengan Menggunakan Pendekatan Pragmatik. No Nama Aspek Yang Dinilai Nilai Kategori Jumlah Siswa 1 2 3 4 5 Akhir Penilaian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 001 15 15 10 15 18 73 7,3 Normal 2 002 15 15 15 20 15 80 8,0 Tinggi 3 003 15 15 15 10 15 70 7,0 Normal 4 004 20 15 15 15 20 85 8,5 Tinggi 5 005 18 15 13 15 15 76 7,6 Tinggi 6 006 17 15 15 17 10 74 7,4 Normal 7 007 18 15 15 15 15 78 7,8 Tinggi 8 008 18 15 15 15 18 81 8,1 Tinggi 9 009 15 15 15 15 18 78 7,8 Tinggi 10 010 18 15 15 15 18 81 8,1 Tinggi 11 011 17 15 15 15 18 80 8,0 Tinggi 12 012 18 15 15 15 15 78 7,8 Tinggi 13 013 17 10 10 18 15 70 7,0 Normal 14 014 18 10 15 17 15 75 7,5 Tinggi 15 015 18 15 15 15 20 83 8,3 Tinggi 16 016 18 15 15 15 15 78 7,8 Tinggi 17 017 15 15 15 15 18 78 7,8 Tinggi 18 018 18 15 15 17 17 82 8,2 Tinggi 19 019 15 15 17 15 18 80 8,0 Tinggi 20 020 18 13 15 10 15 71 7,1 Normal 21 021 18 15 15 17 17 82 8,2 Tinggi 22 022 15 15 17 15 17 79 7,9 Tinggi 23 023 15 15 15 17 18 80 8,0 Tinggi 24 024 15 10 15 15 15 70 7,0 Normal 25 025 15 15 16 15 15 76 7,6 Tinggi 26 026 18 15 15 15 20 83 8,3 Tinggi 27 027 15 15 15 15 15 75 7,5 Tinggi 28 028 18 10 15 15 15 73 7,3 Normal 29 029 15 18 15 15 15 78 7,8 Tinggi 30 030 17 15 15 15 17 79 7,9 Tinggi 31 031 15 15 16 18 15 79 7,9 Tinggi 32 032 18 15 15 18 18 84 8,4 Tinggi Jumlah 535 456 474 494 525 2484 248,4 Rata-rata 16,7 14,3 14,8 15,4 16,4 77,6 7,76 Berdasarkan tabel tersebut di atas diketahui bahwa keterampilan berbicara dalam menceritakan pengalaman pribadi dengan menggunakan kata (diksi) dan kalimat yang efektif dengan menggunakan

Fitriani, Penggunaan Pendekatan Pragmatik, 329 metode pendekatan pragmatik dapat dikategorikan dengan nilai tinggi. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa upaya meningkatkan keterampilan berbicara dengan menggunakan pendekatan pragmatik pada siswa kelas VII SMP Negeri Satap 6 Tanjung Jabung Timur mengalami peningkatan yang signifikan dari siklus I ke siklus selanjutnya sebagaimana yang terlihat pada tabel berikut: Tabel 3. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Berbicara tanpa dan dengan Penggunaan Pendekatan Pragmatik pada Masing-Masing Siklus. Kemampuan Individual Ratarata No Siklus Tinggi Sedang Rendah Ket Siswa 1 2 3 4 5 6 7 1 Pembelajaran tanpa penggunaan pendekatan 6 23 3 66,4 Normal pragmatik (Siklus I) 2 Pembelajaran dengan penggunaan pendekatan pragmatik (Siklus II) 25 7 0 77,6 Tinggi PEMBAHASAN Peningkatan siswa dalam keterampilan berbicara terutama dalam pelajaran menceritakan pengalaman pribadi yang mengesankan dengan menggunakan kata (diksi) dan kalimat yang efektif tampak setelah diadakan tindakan pada setiap siklus. Dengan membandingkan sebelum hingga akhir penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan pragmatik dapat meningkatkan proses pembelajaran dan kemampuan siswa dalam berbicara. Penelitian lain yang sejalan dengan penelitian ini adalah Peningkatan Keterampilan Berbicara dengan Teknik Bermain Peran bagi Siswa Kelas V SDN 2 Ngali Kecamatan Belo Kabupaten Bima Tahun 2012-2013 oleh Wirman Valkinz. Dalam penelitian ini dilakukan dua tindakan, yaitu tindakan siklus I dan tindakan siklus II. Dalam setiap tindakan dilakukan dua kali pertemuan, setiap pertemuan selama 2x35 menit. Berdasarkan hasil pembelajaran pada siklus I dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan teknik bermain peran yang diterapkan belum dipahami siswa, sehingga perlu dirancang lagi tindakan siklus II. Rancangan pembelajaran dengan menggunakan teknik bermain peran pada tindakan siklus II ini dapat diketahui keterampilan siswa dalam berbicara meningkat. Dalam siklus II keterlibatan guru pada kegiatan pembelajaran di kelas dikurangi mengingat siswa yang diajar mulai terbiasa Guru hanya menyiapkan skenario dialog untuk tiap kelompok dalam kelas itu. Hasil rekapitulasi nilai evaluasi produk akhir dalam siklus II menunjukkan bahwa sudah ada peningkatan pada seluruh siswa pada tingkat akademik kemampuan rendah sampai tingkat akademik kemampuan tinggi. Berdasarkan uraian di atas dan temuan penelitian dapat dikatakan bahwa penggunaan teknik bermain peran dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas V SDN 2 Ngali kecamatan Belo Kabupaten Bima. Peningkatan tersebut terdapat pada aspek proses dan hasil pembelajaran. Proses meningkatkan keterampilan berbicara siswa dengan menggunakan teknik bermain peran, baik tindakan siklus I maupun siklus

330, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 2, November 2014 II dilaksanakan dalam tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir dalam pembelajaran. Metode dan media yang digunakan pada penelitian di atas berbeda dengan metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini. Meskipun demikian, hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan kemampuan siswa dalam berbicara. Hal ini berarti bahwa metode apapun yang digunakan dalam pembelajaran di kelas memungkinkan guru lebih memiliki kreativitas dan inovasi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pendekatan pragmatik dirasakan sangat relevan pada saat sekarang karena mendukung program pemerintah dalam menumbuhkan dan meningkatkan karakter kebangsaan terutama karakter jujur dan mensyukuri apa yang telah dianugrahkan Tuhan kepada mereka (PermendikbudNomor 68 Tahun 2013). Dengan demikian, pendekatan pragmatik mampu menjawab tuntutan kurikulum baik pada saat sekarang maupun pada saat yang akan datang. Pendekatan pragmatik baik digunakan karena (1) pembelajaran lebih menyenangkan bagi siswa dan guru, (2) siswa lebih aktif dan kreatif, (3) emosional siswa lebih tergali 4) mengurangi hal-hal yang bersifat verbalistik dan abstrak, (5) menimbulkan respon positif dari siswa yang lamban atau kurang cakap, dan (6) guru lebih dimudahkan dengan pemilihan bahan ajar seperti audio dan ilustrasi yang dekat dengan kehidupan siswa. Walaupun pendekatan pragmatik baik digunakan, namun ada beberapa DAFTAR RUJUKAN Chaniago, Sam Mukhtar; Mukti U.S, Maidar Arsyad. 1997. Pragmatik. Jakarta: Universitas Terbuka. kelemahan yang perlu diperhatikan. Kelemahan tersebut adalah (1) tidak semua siswa memiliki kesiapan mental untuk mengungkapkan ide yang sesuai dengan ilustrasi yang diberikan guru, (2) tidak semua guru bersedia mengenali minat dan emosional siswa, dan (3) tidak ada interaksi antar siswa karena siswa disibukkan untuk menceritakan pengalamannya. PENUTUP Simpulan Berdasarkan paparan yang telah dikemukakan di atas, simpulan penelitian ini adalah, penggunaan pendekatan pragmatik dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada sisea kelas VII SMP Negeri Satap 6 Tanjung Jabung Timur dan dinilai meningkat. Penggunaan pendekatan pragmatik dalam meningkatkan keterampilan berbicara terlihat pada kemampuan individu siswa dari kemampuan tinggi 18,7% pada siklus I menjadi 78,1% pada siklus II. Peningkatan kemampuan kelompok siswa dari IPK 66,4 dengan kategori normal menjadi 77,6 dengan kategori tinggi pada siklus II. Saran Berdasarkan simpulan di atas, disarankan kepada guru mata pelajaran bahasa Indonesia tingkat SMP, agar dalam pembelajaran berbicara khususnya menceritakan pengalaman pribadi yang mengesankan dengan penggunaan pendekatan pragmatik karena telah terbukti dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Djamarah, Syaiful Bahri & Azwan Zain, 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Halliday, M.A.K. 1975. Language as Social Semiotic: Towards a General Sociolinguistics Theo-

Fitriani, Penggunaan Pendekatan Pragmatik, 331 ry. In Adam Makkai & Valerie Becker Makkai (eds), The First LACUS Forum. Columbia, South Carolina: Hornbeam Press. 17-46. Hariwijaya, dkk. 2008. Pedoman Penulisan Ilmiah Proposal dan Skripsi. Yogyakarta. Kridalaksana, Harimurti (Ed.). 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Kusnandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Leech, Geoffrey N. 1983. Prinsip-prinsip Pragmatik. Terjemahan M.D.D. Oka. Jakarta: UI Press. Lubis, Hamid Hasan. 1993. Analisis Wacana Pragmatik. Bandung: Angkasa Maksun. 2005. Metode Penelitian Bahasa. Mataram: Raja Wali Pers. Tarigan, Henry Guntur. 1985. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa