PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI METODE SIMULASI DIKELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 29 SAOK LAWEH KEC. KUBUNG KAB. SOLOK

Transkripsi

1 Peningkatan Hasil Belajar Pkn Melalui Metode Simulasi Dikelas VI Sekolah Dasar Negeri 29 Saok Laweh Kec. Kubung Kab. Solok PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI METODE SIMULASI DIKELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 29 SAOK LAWEH KEC. KUBUNG KAB. SOLOK Risma, S.Pd Kepala Sekolah Dasar Negeri 29 Saok Laweh Kecamatan Kubung Kab. Solok Diterima : 12 Desember 2015, Direvisi : 22 Januari 2016, Disetujui : 12 Februari 2016 ABSTRAK Penelitian ini di latar belakangi kurang efektifnya metode pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran PKN, pada materi memahami tugas dan wewenang MPR dan DPR. Untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran pada materi tersebut, maka digunakan metode Simulasi untuk membantu siswa dalam mempelajari tugas dan wewenang MPR dan DPR. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), yang terdiri atas empat tindakan dalam dua siklus, penelitian ini menggunakan empat tahap tindakan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah kelas VI SD Negeri 29 Saok Lawe Kec.Kubung Kab.Solok. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi, wawancara, dan catatan lapangan. Instrumen penelitian berupa tes hasil belajar, lembar observasi, pedoman wawancara, dan lembar pencatatan lapangan Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Perencanaan pembelajaran Pendidikan dan Kewarganegaraan di kelas VI dengan menggunakan metode Simulasi dituangkan dalam bentuk RPP. (2) Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Simulasi dilakukan dalam tiga tahapan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. (3) Hasil belajar siswa mengalami peningkatan menggunakan metode Simulasi. Pada siklus I pertemuan I siswa yang mencapai ketuntasan 50% (4 siswa) dengan rata-rata hasil belajar siswa 61,88%. Pada pertemuan II rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebanyak 7,5% menjadi 69,38% dengan ketuntasan 63% (5 siswa). Pada siklus II terlihat hasil belajar siswa sudah mencapai kriteria ketuntasan yang diharapkan. Pada pertemuan I ketuntasan siswa mencapai 75% (6 siswa) dengan rata-rata hasil belajar siswa 79,38%. Pada pertemuan II rata-rata hasil belajar

2 Jurnal Cendikia : Kajian Pendidikan dan Pembelajaran PGRI Kabupaten Solok ISSN : siswa mengalami peningkatan sebanyak 7,5% menjadi 86,88% dengan persentase ketuntasan 100%. Disarankan dalam setiap pembelajaran guru hendaknya lebih selektif dalam memilih, menggunakan metode yang sesuai dengan materi, dan dapat menarik dan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Kata Kunci : Hasil Belajar, Pkn, Metode Simulasi

3 Peningkatan Hasil Belajar Pkn Melalui Metode Simulasi Dikelas VI Sekolah Dasar Negeri 29 Saok Laweh Kec. Kubung Kab. Solok PENDAHULUAN Pendidikan Kewarganegaraan merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan dunia dengan kemajuaan yang mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin pendidikan dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan di bidang ilmu dan pengetahuan,analisis, teori peluang dan teknologi. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan yang kuat sejak dini (Permendiknas Nomor 22 tahun 2006: 416) Pendidikan Kewarganegaraan perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari usia dini untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Standar kompetensi dan kompetensi dasar Pendidikan Kewarganegaraan disusun sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan tersebut di atas. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan materi Pendidikan Kewarganegaraan dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain. Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model pembelajaran dan mengunakan multi metode pembelajaran dalam menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusi, Pembelajaran harus dirancang secara interaktif. Berdasarkan pengalaman mengajar di kelas VI SD Negeri 29

4 Jurnal Cendikia : Kajian Pendidikan dan Pembelajaran PGRI Kabupaten Solok ISSN : Saok Laweh ditemukan beberapa menunjuk pada aktivitas atau proses fenoma, diantaranya masih kurangnya yang dilakukan oleh siswa. Hasil minat siswa dalam pembelajaran belajar adalah perubahan perilaku siswa Pendidikan Kewarganegaraan, akibat belajar. Perubahan perilaku khususnya Tugas dan wewenang MPR,DPR. Dari 23 siswa hanya lancar disebabkan karena siswa mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang mengahapal dan menjawab Tugas dan diberikan dalam proses belajar wewenang MPR dan DPR sebanyak mengajar. Pencapaian itu didasarkan 13 orang. Berdasarkan pencapaian atas tujuan pengajaran yang telah KKM (68) hanya beberapa orang saja ditetapkan. Hasil itu dapat berupa yang tuntas. perubahan dalam aspek kognitif, Di samping itu, fenomena lain yang teramati adalah masalah aktivitas belajar siswa. Sebagian besar siswa tidak mau bertanya dan kelihatan tidak peduli dengan materi pembelajaran. afektif maupun psikomotorik. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa dalam menuntut suatu pelajaran Akibat rendahnya aktifitas yang menunjukkan taraf kemampuan belajar siswa, berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, dari data hasil ulangan harian siswa sebagian besar siswa tidak tuntas dalam pembelajaran PKN. siswa dalam mengikuti program belajar pada waktu tertentu sesuai kurikulum yang ditentukan Berdasarkan kenyataan di atas maka perlu ditemukan solusi yang tepat Hasil belajar Menurut Purwanto untuk meningkatkan hasil belajar (2011:46) hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VI SD Negeri 29 Saok Laweh. Solusi membentuknya, yaitu hasil dan untuk memecahkan permasalahan belajar. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat peneliti memilih mentode simulasi. Metode simulasi adalah metode dalam dilakukannya suatu aktivitas atau konteks penelitian ini yang dimaksud proses yang mengakibatkan berubahnya dengan metode simulasi ini adalah input secara fungsional. Belajar memberikan tugas-tugas secara

5 Peningkatan Hasil Belajar Pkn Melalui Metode Simulasi Dikelas VI Sekolah Dasar Negeri 29 Saok Laweh Kec. Kubung Kab. Solok trerstruktur kepada siswa, dengan menggunakan. Simulasi berasal dari kata Simulate artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah. Simulation juga berarti tiruan atau perbuatan yang purapura saja. Simulasi sebagai metode penyajian adalah suatu usaha untuk memperoleh pemahaman akan hakikat suatu prinsip atau keterampilan tertentu melalui proses kegiatan atau latihan dalam situasi tiruan (tidak sesungguhnya). Dengan simulasi memungkinkan siswa mampu menghadapi kenyataan yang sesungguhnya atau mempunyai kecakapan bersikap dan bertindak sesuai dengan situasi. Langkah-langkah penggunaan metode simulasi : 1. Persiapan 2. Menentukan topik dan tujuan, dimana menentukan topik dan tujuan simulasi, akan lebih baik bila dilakukan bersama siswa 3. Pelaksanaan simulasi 4. Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK) 5. Merumuskan petunjuk simulasi, dimana guru menguraikan secara garis besar situasi yang akan disimulasikan, menjelaskan peranan-peranan yang akan disimulasikan, dan proses simulasi yang didalamnya terdapat pemilihan para pelaku atau pemeran, setelah itu barulah pemberian kesempatan bertanya 6. Evaluasi, sesuai dengan tujuan dan isi pokok bahasan, seyelah itu dilakukanya latihan ulang. Metode simulasi ini memiliki keunggulan keistimewaan dengan demikian penggunaan metode simulasi diyakini dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VI SDNegeri 29 Saok Laweh Berdasarkan uraian di atas Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk mendeskripsikan Peningkatan Hasil Belajar PKN melalui Metode Simulasi Dikelas VI Sekolah Dasar Negeri 29 Saok Laweh Kec. Kubung Kab. Solok METODE Penelitian ini dilihat dari aspek kedekatan metodelogi menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK), hal ini dipilah atas dasar masalah dan tujuan penelitan yang

6 Jurnal Cendikia : Kajian Pendidikan dan Pembelajaran PGRI Kabupaten Solok ISSN : memerlukan berbagai informasi dan tindak lanjut yang terjadi di lapangan. Penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat tercapai. Peningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran PKN dengan Metode Simulasi Dikelas VI Sekolah Dasar Negeri 29 Saok Laweh Kec. Kubung Kab. Solok. Rancanan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam beberapa siklus dimana dalam masing-masing siklus tersebut terdiri atas beberapa tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan refleksi. Pengumpulan data dalam penelitan ini menggunakan metode observasi, wawancara dan tes hasil belajar. Data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi akan dianalisis engan teknik dekriptif-kualitatif sedangakan data postest akan dianalisis dengan teknik deskriptif-kuantitatif HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan pada sikus I terdiri dari tahap perencanan, pelaksanaan, evaluasi dan refleksi. keempat tahap tersebut telah dilakukan dalam tiap kali pertemuan. Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua pemberian materi disertai tes akhir siklus. Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran menunjukkan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran melalui metode simulasi belum sepenuhnya tampak. Meskipun sudah dijelaskan, tetapi masih ada siswa yang belum mengerti atau paham dalam metode simulasi. Disamping itu masih ada siswa yang belum mampu menyebutkan tugas dan Tanggung jawab DPR dan MPR yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawab dengan benar. Kemampuan guru dalam mengorganisasikan siswa untuk praktek pada siklus ke-1 berada pada kategori sedang. Artinya bahwa ketika guru dalam mengorganisasikan siswa untuk praktek, masih ada siswa yang tidak teratur Pembelajaran pada siklus I dikatakan berhasil apabila keterampilan

7 Peningkatan Hasil Belajar Pkn Melalui Metode Simulasi Dikelas VI Sekolah Dasar Negeri 29 Saok Laweh Kec. Kubung Kab. Solok simulasi siswa yang memperoleh nilai 70 (KKM) mencapai 70%. Dari data diperoleh sebanyak 9 siswa atau 65% dari 23 siswa memperoleh nilai 70 (KKM). Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi belum berhasil Tindakan siklus II dilaksanakan dua 2 pertemuan, yaitu selama tanggal 16 Oktober Alokasi waktu pada masing-masing pertemuan adalah 2 x 35 menit. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran menunjukkan siswa dalam mengikuti pembelajaran melalui metode simulasi sudah sepenuhnya menunjukkan perubahan dari siklus sebelumnya. Siswa mengerti dan paham bagaimana membuat tugas dan tanggung jawab DPR dan MPR dengan menggunkan metode simulasi. Siswa mampu mengembangkan bagan berdasarkan pengalaman, kemudian siswa dapat menuangkan pikirannya tersebut ke dalam bentuk simulasi. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah sepenuhnya dapat memjelaskan tugas dan tanggung jawab DPR dan MPR dengan metode simulasi. Sehingga nilai yang diperoleh siswa pada siklus II telah menunjukkan perubahan yang cukup berarti dengan nilai rata-rata kelas mencapai 73,6. Siswa yang memperoleh nilai <65 (KKM) ada 3 siswa atau 15% dan siswa yang memperoleh nilai 65 (KKM) yaitu 20 siswa atau 85%. Pembelajaran pada siklus II dikatakan berhasil apabila keterampilan simulasi siswa yang memperoleh nilai 65 (KKM) mencapai 75%. Dari data diperoleh sebanyak 20 siswa atau 85% dari 23 siswa memperoleh nilai 65 (KKM). Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi sudah berhasil PEMBAHASAN Peningkatan keaktifan siswa pada proses pembelajaran dengan Metode Simulasi berpengaruh pada hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 29 Saok Laweh. Peningkatan terlihat dari perhitungan nilai hasil Simulasi yang diperoleh siswa pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan dan

8 Jurnal Cendikia : Kajian Pendidikan dan Pembelajaran PGRI Kabupaten Solok ISSN : setelah dilaksanakan tindakan siklus I dan silkus II, yang masing-masing siklusnya dilaksanakan dua kali pertemuan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini: Tabel 1.1 Rekapitulasi Nilai Rata-rata Hasil Simulasi Siswa Kelas VI SD Negeri 29 Saok Laweh pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II Setelah Dilaksanakan Kondisi No. Pkn Tindakan Awal Siklus I Siklus II 1 Nilai rata-rata 61,75 67,75 73,6 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM 65 mengalami peningkatan yang signifikan. Nilai ratarata Simulasi siswa pada kondisi awal sebelum tindakan adalah 61,75. Pada siklus I mengalami peningkatan yaitu nilai rata-rata Simulasi siswa menjadi 67,75. Dan pada akhir pelaksanaan siklus II nilai rata-rata Simulasi siswa adalah 73,6. Peningkatan tersebut membuktikan bahwa Metode Simulasi tepat untuk membantu meningkatkan keterampilan siswa khususnya untuk Simulasi. Hal ini dapat direfleksikan bahwa pembelajaran Simulasi yang dilaksanakan oleh guru dapat dinyatakan berhasil. Peningkatan nilai rata-rata hasil Simulasi siswa kelas VI SD Negeri 29 Saok Laweh melalui Metode Simulasi dapat disajikan pada gambar 11 berikut ini: Grafik 1.1 Peningkatan Nilai Rata- Rata Hasil Belajar Siswa Kelas VI SD N 29 Saok Laweh Pada kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II siklus I Siklus II Secara garis besar perbandingan antara jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar Pendidikan dan Kewarganegaraan pada kondisi awal sebelum tindakan, siklus I, dan siklus II ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:

9 Peningkatan Hasil Belajar Pkn Melalui Metode Simulasi Dikelas VI Sekolah Dasar Negeri 29 Saok Laweh Kec. Kubung Kab. Solok Tabel 1.2 Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri 29 Saok Laweh pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II No. Ketuntasan Kondisi Awal Siklus I Siklus II Jml % Jml % Jml % 1 Tuntas Tidak Tuntas Berdasarkan tabel di atas yaitu tabel rekapitulasi ketuntasan belajar siswa kelas VI SD Negeri 29 Saok Laweh, terlihat adanya peningkatan pada ketuntasan belajar siswa pada tugas dan tanggung jawab DPR dan MPR yaitu pada kondisi awal jumlah siswa yang tuntas sebanyak 4 siswa atau 20%, kemudian pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 19 siswa atau 65%, dan pada siklus II menjadi 20 siswa atau 85%. Data dari tabel rekapitulasi ketuntasan belajar siswa kelas VI SD Negeri 29 Saok Laweh pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II di atas dapat disajikan dalam bentuk gambar yaitu grafik peningkatan ketuntasan siswa kelas VI SD Negeri 29 Saok Laweh pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II dapat diuraikan sebagai berikut. 100 Grafik Peningkatan Ketuntasan Kemampuan MenSimulasi Siswa Kelas VI SD Negeri 29 Saok Laweh pada kondisi awal, Siklus I dan Sikus II Kondisi Awal Siklus I Siklus II

10 Jurnal Cendikia : Kajian Pendidikan dan Pembelajaran PGRI Kabupaten Solok ISSN : Berdasarkan grafik1.2 di atas dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan nilai siswa kelas lingkungan yang terdiri dari atas enam macam kemampuan yang disusun dari mulai yang sederhana VI SD Negeri 29 Saok Laweh sampai kepada yang paling Kecamatan Kubung Kabupaten Solok kompleks yaitu: pengetahuan, yaitu dengan menggunakan metode pemahaman, aplikasi, analisis, Simulasi. sintesis, evaluasi, dan kreatif Hal ini terjadi karena bepikir. pembelajaran melalui Metode Simulasi b. Domain afektif mencakup dapat mempermudah siswa dalam kemampuan-kemampuan menuangkan pikiran / gagasannya. emosional dalam mengalami dan Selain itu, siswa menjadi lebih aktif menghayati sesuatu hal yang dalam proses pembelajaran, khususnya meliputi lima macam kemampuan, dalam pembelajaran Pendidikan dan yaitu: penerimaan, respon, Kewarganegaraan pada pokok materi penilaian, organisasi, dan Tugas dan Tanggung jawab DPR dan MPR. mewatak. c. Domain psikomotor yaitu Sesuai dengan tujuan dalam kemampuan-kemampuan motorik penelitian ini, bahwa peneliti ingin menggiatkan dan melihat apakah terjadi peningkatan dan mengetahui peningkatan hasil belajar mengkoordinasikan gerakan, yang terdiri dari: presepsi, kesiapan, siswa setelah penerapan metode peniruan, mekanisme, respon yang Simulasi. Hasil belajar yang diteliti di kompleks, adaptasi, dan sini adalah ranah kognitif, ranah naturalisme. psikomotor dan aspek afektif. Hal ini Pembelajaran PKN melalui metode sesuai dengan yang diungkapkan Simulasi yang dikembangkan di sini Bloom (Sudjana, 2009: 22), bahwa dimulai dengan pemberian pengalaman tujuan pembelajaran dibagi dalam konkrit dengan metode simulasi, dalam tiga kawasan (domain), yaitu: kemudian pengalaman ini direfleksikan a. Domain kognitif mencakup menjadi pemahaman. Proses refleksi ini kemampuan intelektual mengenai menjadi dasar proses konseptualisasi

11 Peningkatan Hasil Belajar Pkn Melalui Metode Simulasi Dikelas VI Sekolah Dasar Negeri 29 Saok Laweh Kec. Kubung Kab. Solok atau prinsip-prisip yang mendasari pengalaman. Berdasarkan pemahaman dari hasil konseptualisasi inilah siswa diarahkan untuk mengaplikasikannya dalam pengalaman langsung. Hal ini sesuai dengan pendapat Udin (2006:166) menjelaskan bahwa prosedur pembelajaran PKN melalui metode Simulasi terdiri dalam empat tahapan, yaitu: 1) tahap pengalaman nyata; 2) tahap observasi-refleksi; 3) tahap konseptualisasi; dan 4) tahap implementasi SIMPULAN Kemampuan simulasi siswa melalui diskusi kelompok pada mata pelajaran Pendidikan dan Kewarganegaraan mengalami peningkatan. Faktor- faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam di dalam kelas adalah sebagai berikut : 1. Seringnya berlatih dan diberikan kesempatan berbicara dapat.meningkatkan kemampuan berbicara siswa disaat mensimulasikan. 2. Latihan berbicara dalam mensimulasikan meningkatkan keberanian berbicara siswa di depan kelas. 3. Tampil berbicara di depan kelas menimbulkan rasa percaya diri pada siswa. 4. Semakin sedikit jumlah anggota dalam bersimulasi akan memberi peluang yang lebih besar kepada siswa untuk leluasa berbicara. SARAN Berdasarkan simpulan di atas maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Pembelajaran Pendidikan dan Kewarganegaraan dengan menggunakan metode simulasi terutama pada aspek berbicara layak dipertimbangkan oleh guru untuk menjadi pembelajaran alternatif yang dapat digunakan sebagai referensi dalam memilih model pembelajaran. 2. Bagi peneliti yang ingin menerapkan metode pembelajaaran ini, dapat melakukan penelitian serupa pada mata pelajaran yang lain. 3. Bagi guru-guru yang ingin menerapkan metode simulasi kelompok disarankan

12 Jurnal Cendikia : Kajian Pendidikan dan Pembelajaran PGRI Kabupaten Solok ISSN : memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Agar lebih kreatif dalam merancang pembelajaran yang sesuai dengan situasi anak, sekolah dan lingkungan sekitar. b. Perlu memberikan perhatian, bimbingan dan motivasi belajar secara sungguh-sungguh kepada peserta didik yang berkemampuan kurang dan pasif dalam kelompok, karena peserta didik yang demikian sering mengantungkan diri pada temannya. Kepada kepala sekolah dan pejabat terkait agar dapat memberikan perhatian kepada guru terutama dalam meningkatkan proses dan hasil pembelajaran. DAFTAR RUJUKAN Depdiknas Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Depdiknas Sudjana, Nana dan Ulung Laksmana Menyusun Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Sinar Baru Algensindo Purwanto, N Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Syaiful Bahri Djamarah, Azwan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. PT Rineka Cipta Udin S. Winataputra, dkk. (2006) Materi Pembelajaran PKn SD. Jakartra: Universitas Terbuka