WORKSHOP DIREKTOR DIKLAT

dokumen-dokumen yang mirip
ITEM AND TEST ANALYSIS (ITEMAN)*)

PENILAIAN BERBASIS KOMPUTER (ITEM AND TEST ANALYSIS, ITEMAN) DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

ANALISIS BUTIR SOAL A. PENDAHULUAN

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S. (2013). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Pt Rineka Cipta.

PENGANTAR AUTHENTIC ASSESSMENT (Penilaian Otentik) Oleh Ngadimun Hd

PETUNJUK PENGGUNAAN PROGRAM ITEMAN. Oleh: Estina Ekawati

askapep13.wordpress.com Analisis Butir Soal Pilihan Ganda dengan Program ITEMAN Diambil dari Materi Kuliah Dr. Sumadi,M.Pd.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV KUALITAS INSTRUMEN PENGUKURUAN DALAM PEMBELAJARAN

MANUAL ITEM AND TEST ANALIYSIS (ITEMAN) PEDOMAN PENGGUNAAN ITEMAN

KUALITAS INSTRUMEN PENGUKURUAN DALAM PEMBELAJARAN

PEMANFAATAN PROGRAM ITEMAN 3.0 UNTUK ANALISIS BUTIR SOAL LOMBA CERDAS CERMAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TINGKAT SMA SEDERAJAT

BAB III METODE PENELITIAN

Pertemuan Ke-7. Uji Persyaratan Instrumen : Validitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penyajian data yang akurat dan objektif, dan menarik kesimpulan berdasarkan

ANALISIS BUTIR SOAL DENGAN TEORI TES KLASIK

BAB IV DESKRIPSI ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

SOAL 4 1. Transaksi penyerahan jasa kepada pelanggan dicatat di sisi kredit akun pendapatan jasa, sebab tejadinya penghasilan mengakibatkan.

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seperangkat soal Latihan Ujian

BAB IV EFEKTIVITAS PERMAINAN BAHASA SHUNDUQ AL-ASY YA (KOTAK BARANG) TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA ARAB

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER MATERI KETENTUAN QURBAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

EFEK PEMUSATAN DATA TERHADAP PARAMETER ITEM BERBASIS CLASICAL TEST THEORY (CTT)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Pembelajaran model pembelajaran PQ4R adalah model rangkaian kegiatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis menyajikan analisis dari hasil penelitian yang telah

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 2 Gadingrejo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu pendekatan metode penelitian digunakan untuk memecahkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Salatiga. Penelitian ini

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Analisis Instrumen (Soal)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

pengecoh terdapat 19 butir soal yang perlu untuk direvisi.

BAB III METODE PENELITIAN. yang sudah terdaftar dengan kelasnya masing-masing, sehingga tidak

BAB III METODE PENELITIAN. berupa deskriptif dari gejala yang diamati, berupa angka-angka atau koefisien

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS HASIL TEST. Classical Theory Test. Tingkat Kesukaran(

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan bulan. September 2013 di MTs Islamiyah Palangka Raya.

BAB II KAJIAN TEORITIK. dipisahkan dari kegiatan mengajar.

BAB III METODE PENELITIAN

UJI INSTRUMEN SOAL KOGNITIF

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS BUTIR SOAL ISMUBA (AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB) KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 5

KUALITAS TES UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMP PADA SUB RAYON II KOTA KENDARI TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Muhammad Idris 1), Arvyaty 2)

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

Validitas dan Reliabilitas

BAB 5 VALIDITAS EVALUASI HASIL BELAJAR

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS BUTIR SOAL DENGAN TEORI TES KLASIK: SEBUAH PENGANTAR. Oleh: Djunaidi Lababa*

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 23

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen. Pada penelitian ini peneliti melakukan satu macam perlakuan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ingin peneliti ketahui. Dan jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berbeda dengan metode eksperimen. Metode kuasi eksperimen ini merupakan

BAB IV HASIL PENELITIAN. beberapa guru PAI yang belum tersertifikasi dan guru PAI yang sudah. dan 15 item untuk penilaian kompetensi professional.

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 19 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inquiry tantangan (challenge inquiry) merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tingkat eksplantasinya, penelitian ini tergolong penelitian komparatif

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimen kuasi. Dalam penelitian, yang menjadi fokus adalah pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang untuk mengungkapkan ada tidaknya hubungan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN UMUM MATA PELAJARAN FIQIH MADRASAH IBTIDAIYAH KELAS IV (STUDI KASUS DI MADRASAH IBTIDAIYAH WAHID HASYIM)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

Transkripsi:

WORKSHOP DIREKTOR DIKLAT ANALISIS BUTIR SOAL TERHADAP INSTRUMEN EVALUASI KEGIATAN DIKLAT Oleh: Mutaqi, MPd., MT Kerjasama UDIKLAT PT PLN (PERSERO) SEMARANG DAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FT UNY YOGYAKARTA TAHUN 007 1

ANALISIS BUTIR SOAL TERHADAP INSTRUMEN EVALUASI KEGIATAN DIKLAT *) Oleh: Mutaqin **) Salah satu ciri pembakuan (standardisasi) dari tes prestasi adalah adanya langkah ujicoba data analisis butir soal. Jawaban (respon) siswa merupakan data empirik yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mengukur apakah suatu butir soal dapat berfungsi seperti yang diharapakan. Terdapat bebeberapa macam metode pengukuran untuk menganalisis butir soal. Metode umum yang dipakai adalah dengan pendekatan item respon theory (IRT). Salah satu program (soft ware) komputer yang digunakan adalah program : Item and Test Analysis (ITEMAN). Analisis terhadap butir soal (soal obyektif), yang antara lain meliputi: tingkat kesukaran butir soal, daya pembeda soal, reliabilitas tes, kesalahan pengukuran, varians dan deviasi standar 1. Tingkat kesukaran Butir soal Pada analisis butir soal secara klasikal, tingkat kesukaran (p) dapat diperoleh dengan beberapa cara, antara lain : dengan skala kesukaran linier, skala bivariat, atau proporsi menjawab benar. Cara yang paling mudah dan paling umum digunakan adalah skala ratarata atau proporsi menjawab benar (proportioan correct) atau juga disebut tingkat kesukaran soal (p). Tigkat kesukaran soal adalah bahwa proporsi peserta tes yang menjawab benar pada soal yang dianalisis dibandingkan dengan jumlah peserta tes seluruhnya yang menjawab dan skor maksimum. Persamaannya adalah sebagai berikut : p = S m B N Keterangan : p = prporsi menjawab benar apada butir soal tertentu B = banyaknya peserta tes menjawab benar pada soal tertentu N = jumlah peserta tes yang menjawab S m = skor maksimum peserta pada item tertentu Tingkat kesukaran (p) sebenarnya merupakan nilai rata-rata dari kelompok peserta tes. Oleh karena itu tingkat kesukaran sebenarnya adalah rerata dari suatu distribusi skor kelompok dari suatu soal. Tingkat kesukaran ini dihitung atas dasar nilai rata-rata, atau sering disebut kesukaran rata-rata. *) Disampaikan pada Workshop Direktur Diklat di UDIKLAT PT PLN (PERSERO) Semarang, 9 April 007 **) Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY

Tingkat kesukaran ini sebenarnya meruapakan ukuran kemudahan soal. Makin tinggi indeks tingkat kesukaran (p) maka makin mudah soal tersebut, dan sebaliknya. Besarnya tingkat kesukaran (p) besarnya antara 0 s.d 1. Pengelompokan tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel berikut : Proportion correct Kategori Soal p > 0,70 Mudah 0.30 p 0,70 Sedang p < 0,30 sukar No Nama siswa Nomor Item 1 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Andi 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 5 Badu 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 4 3 Cici 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 6 4 Dono 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7 5 Eko 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 3.......................... 36 Lulu 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8 x 36 19 3 0 17 18 15 16 18 0 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Tingkt Kesukaran (p) 1,00 0.58 0639 0.555 0.47 0.500 0.417 0.444 0.500 0.00 Skro Total Suatu soal kadang-kadang dikategorikan kedalam kestrim sukar, yaitu apabila p mendekati nol, dan ekstrim mudah yaitu apabila p mendekati satu. Oleh karena itu apabila kita akan memasukkan soal analisis tingkat kesukaran ke dalam bank soal, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi tingkat kesukaran soal, antara lain : 1) Soal yang ekstrim mudah atau soal ekstrim yang sukar tidak memberikan informasi yang berguna bagi sebagian besar peserta tes. Oleh sebab itu hal seperti ini kemungkinan distribusi jawaban alternatif jawaban ada yang tidak memenuhi syarat. ) Sekalipun soal terlalu sulit atau terlalu mudah, apabila setiap pengecoh (distribusi jawaban) pada soal tersebut menunjukkan kondisi : * distribusi jawaban merata atau disebut jawaban logis * daya bedanya negatif (kecuali kunci), maka soal-soal tersebut masih memenuhi syarat untuk diterima. 3

3) Kalipun soal terlalu sulit atau terlalu mudah, namun apabila memiliki daya pembeda dan statistik pengecoh memenuhi kriteria, maka soal tersebut dapat dipilih dan diterima sebagai salah satu alternatif untuk disimpan sebagai bank soal. 4) Apabila soal ekstrim mudah atau ekstrim sukar, serta daya pembeda dan statistik pengecohnya belum memenuhi kriteria, maka soal tersebut perlu direvisi dan ujicoba lagi.. Daya pembeda soal. Daya pembeda atau daya beda suatu soal berfungsi untuk menentukan dapat tidaknya suatu soal membedakan kelompok dalam aspek yang diukur sesuai dengan perbedaan yang ada pada kelompok itu. Tujuan dari pengujian daya pembeda adalah untuk melihat kemampuan butir soal dalam membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Ada beberapa cara yang digunaka untuk menentukan daya pembeda, antara lain dengan menggunakan indeks korelasi. Persamaan yang dipakai adalah dengan : Korelasi Point Biserial Korelasi point biserial maupun biserial adalah korelasi product moment yang diterapkan pada data, variabel-variabel yang dikorelasikan sifatnya masing-masing berbeda satu sama lain. Variabel soal bersifat dikotomi, sedangkan variabel skor total atau sub skor total bersifat dikotonum. Variabel soal dinamakan dikotomi karena skor-skor yang terdapat pada soal hanya ada dua alternatif, misalnya satu dan nol. Sepertihalnya pada bentuk soal pilihan ganda, soal yang benar diberi nilai satu dan yang salah diberi nilai nol. Variabel skor total atau sub skor total peserta tes bersifat dikotonum atau non dikotomi, yang diperoleh dari jumlah jawaban yang benar. Korelasi point biserial digunaka persamaan : D = JKa JKb nka D = JKa JKb nkb Keterangan : D = Daya Pembeda Jka = Jumlah peserta tes yang menjawab Benar Kelompok Atas Jkb = Jumlah peserta tes yang menjawab Benar Kelompok Bawah nka = Jumlah peserta tes Kelompok Atas nka = Jumlah peserta tes Kelompok Bawah 4

b) Korelasi Biserial Korelasi biserial dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan : r M = M p τ bis. S τ p y Keterangan : r bis = koefisien korelasi biserial M p = mean skor tes dari peserta tes yang memiliki jawaban benar pada butir soal M Γ = mean skor total S Γ = deviasi standar p= proporsi peserta tes yang jawabannya benar pada butir soal y= ordinat p dalam distribusi normal Nilai korelasi point biserial selalu lebih rendah dibandingkan dengan nilai korelasi biserial. Koefisien point biserial merupakan kombinasi hubungan antara soal dengan kriteria dan taraf kesukaran. 3. Reliabilitas Tes Reliabilitas tes (test reliability) adalah suatu hal yang sangat penting pada alat pengukuran yang standar. Reliabilitas dihubungkan dengan pengertian adanya ketepatan suatu tes dalam pengukurannya. Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh orang yang sama ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dari suatu pengukuran ke pengukuran lainnya. Reliabilitas mengarah pada konsistensi atau kemantapan hasil dari dua pengukuran terhadap hal yang sama. Hasil pengukuran itu diharapkan akan sama apabila pengukuran itu diulangi. Dengan perangkat tes yang reliabel, apabila tes itu kita berikan dua kali pada orang yang sama tetapi dalam waktu selang yangb erbeda, sepanjang tidak ada perubahan kemampuan, maka skor yang diperoleh akan konstan. Reliabilitas dan validitas merupakan hal yang penting dalam suatu tes. Reliabilitas mendukung validitas. Suatu tes mungkin saja reliabel, tetapi belum tentu valid. Akan tetapi sebaliknya, tes yang valid sudah biasanya reliabel. Reliabilitas memiliki dua konsistensi. Pertama adalah konsistensi internal, yakni tingkat sejauhmana soal itu homogen baik dari tingkat segi kesukaran maupun bentuk soalnya. Kedua, konsistensi eksternal, yaitu tingkat sejauhmana skor yang dihasilkan tetap sama sepanjang kemampuan seseorang yang diukur 5

belum berubah. Apabila hasil skor tes pertama sama dengan hasil skor kedua, maka tes tersebut dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi, atau terdapat korelasi yang tinggi. Konsistensi skor tes yang diperoleh disebut relibilitas. Dengan kata lain reliabilitas tes adalah tingkat sejauhmana skor deviasi seseorang tetap konsisten dengan pengulangan tes yang sama. Salah satu cara untuk menghitung indeks reliabilitas tes, digunakan dengan persamaan koefien alpha atau sering disebut Cronbach s Alpha. Koefisien alpha dihitung dengan rumus ; α R i = (1 σ ) R σ 1 x dimana R adalah jumlah butir soal dalam tes, σ i adalah varian butir soal dan σ x adalah varian tes soal (skor total). Un tuk soal yang bersifat dikotomi (seperti pilihan ganda) varian butir soal diperoleh dengan rumus : σ i = p i.q i Dimana pi adalah tingkat kesukaran soal dan q i adalah (1-p i ). 4. Kesalahan Pengukuran Kesalahan pengukuran (standard error of measurement) membantu pemakai tes dalam memahami kesalahan yang bersifat randam (acak) yang mempengaruhi skor seseorang peserta tes dalam pelaksanaan tes. Kesalahan pengukuran dihitung dengan rumus : σ Ε = σ x 1 p x dimana σ x adalah deviasi standar dari skor total dan p x adalah koefisien reliabilitas. 5. Varian dan Deviasi Standar Varian (variance) dan deviasi standar (stnadard deviation) merupakan ukuran viriabilitas distribusi skor yang cukup stabil. Statistik varian dan deviasi standar didasarkan pada konsep yang sederhana tentang skor deviasi. Untuk setiap tes dengan skor mentah X, skor deviasi x didefinisikan sebagai berikut ; X = X-μ Dimana μ adalah mean skor dari kelompok peserta tes. Skor deviasi merupakan perbedaan (selisih) antara skor seseorang dengan mean skor kelompok. Apabila skor 6

mentah lebih rendah dari dari mean, maka skor deviasi mempunyai tanda negatif. Sebaliknya apabila skor mentah lebih besar dari mean, maka skor deviasi mempunyai tanda positif. Statistik deviasi untuk sekumpulan skor diperoleh dengan menghitung rata-rata skor deviasi kuadrat. Hal ini dinyatakan dalam rumus : σ ( X µ ) x = statistik deviasi standar merupakan akar dari varian : σ x = N ( x µ) N Perlu diingat bahwa statistik varian dan deviasi didasarkan pada skor deviasi. Semakin besar nilai absolut skor deviasi, semakin besar pula varian dan deviasi standarnya. 7

Contoh Input Data: 045 0 n 10 dacbdbcdadbadbdbcabdacbdadcbdaadcbdadbcbcdab 44444444444444444444444444444444444444444444 yyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyy 410111001 dcbabababdbdbadbdcacadacabdbcbacdabdbcacabdc 41011100 acabdbcbacdabdbcacabdcadbdcacadacabdbcbacddc 410111003 cbacdabdbcacabdcadbdcacaddabdbcacabdcadbdcac 410111004 bcbacdabdbcacabdcadbdcacacaddabdbcacabdcaccd (...dan seterusnya..) 410111048 cadbdcacacaddabdbcacabbdcabdcacacaddabdbcaca 410111049 cbacdabdbcacabdcadbdcacadacaddabdbcacabddbdd 410111050 abdcadbdcacacaddabdbcacaadbdcadabdbcacabacab Contoh Hasil Analisis: MicroCAT (tm) Testing System Copyright (c) 198, 1984, 1986, 1988 by Assessment Systems Corporation Item and Test Analysis Program -- ITEMAN (tm) Version 3.00 Item analysis for data from file LATIHCB.DAT Page 1 Item Statistics Alternative Statistics --------------------------------- ----------------------- Seq. Scale Item Item Item-Scale N per Alter- Proportion No. -Item Mean Var. Correlation Item native Endorsing Key ---- ----- ------ ------ ----------- ----- ------ ---------- --- 1 0-1 3.475 0.51 0.467 59 1 0.017 + 0.000 3 0.559 4 0.339 5 0.085 0-.797 0.670 0.459 59 1 0.034-0.10 3 0.54 4 0.71 5 0.051 3 0-3 3.390 0.509 0.6 59 1 0.000 + 0.051 3 0.593 4 0.71 5 0.085 4 0-4.949 0.658 0.74 59 1 0.051 + 0.186 3 0.54 4 0.03 5 0.017 5 0-5.458 0.553 0.39 59 1 0.017-0.017 3 0.458 4 0.44 8

5 0.085 6 0-6 4.07 0.716 0.305 58 1 0.000 + 0.034 3 0.169 4 0.339 5 0.441 Other 0.017 MicroCAT (tm) Testing System Copyright (c) 198, 1984, 1986, 1988 by Assessment Systems Corporation Item and Test Analysis Program -- ITEMAN (tm) Version 3.00 Item analysis for data from file LATIHCB.DAT Page Item Statistics Alternative Statistics --------------------------------- ----------------------- Seq. Scale Item Item Item-Scale N per Alter- Proportion No. -Item Mean Var. Correlation Item native Endorsing Key ---- ----- ------ ------ ----------- ----- ------ ---------- --- 7 0-7 3.46 0.641 0.70 57 1 0.017 + 0.119 3 0.49 4 0.88 5 0.051 Other 0.034 8 0-8 3.780 0.511 0.561 59 1 0.000 + 0.034 3 0.88 4 0.54 5 0.136 9 0-9 3.76 0.683 0.05 58 1 0.068-0.88 3 0.49 4 0.119 5 0.017 Other 0.017 10 0-10.898 0.498 0.356 59 1 0.017-0.119 3 0.644 4 0.186 5 0.034 9

MicroCAT (tm) Testing System Copyright (c) 198, 1984, 1986, 1988 by Assessment Systems Corporation Item and Test Analysis Program -- ITEMAN (tm) Version 3.00 Item analysis for data from file TPM.DAT Page 3 Missing-data option: Compute statistics on all available item responses There were 50 examinees in the data file. Scale Statistics ---------------- Scale: 0 ------- N of Items 10 N of Examinees 50 Mean 3.44 Variance 0.059 Std. Dev. 0.44 Skew -0.95 Kurtosis 0.343 Minimum.500 Maximum 3.800 Median 3.300 Alpha -0.005 SEM 0.44 Mean P N/A Mean Item-Tot. 0.318 Mean Biserial N/A 10