Pengintegrasian PRB dalam Pembangunan Daerah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II VISI, MISI DAN LANDASAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

ALOKASI PUPUK UREA UNTUK KOMODITI HORTIKULTURA TAHUN 2015 Satuan: Ton

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.

PENERAPAN KERANGKA KERJA BERSAMA SEKOLAH AMAN ASEAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA

KONDISI TEKTONIK INDONESIA

BNPB. Penyusunan RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DI DAERAH

LATAR BELAKANG DAN KONDISI UMUM

10/14/14. Peran Forum/Platform PRB dalam Rencana Nasional Penanggulangan Bencana Sugeng Triutomo Tenaga Ahli BNPB/IABI

KOMISI PEMILIHAN UMUMM PROVINSI SUMATERA BARAT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 81 TAHUN 2015 TENTANG

Hasil yang diharapkan Hasil yang dicapai Peserta. Rekomendasi Dokumentasi

Peran Kelembagaan dalam Mitigasi Bencana di Indonesia. Oleh: Rudi Saprudin Darwis

NOTULENSI PERTEMUAN. : Information Sharing on Rehabilitation and Reconstruction for Permanent Houses

PERAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DALAM PENGUATAN KOORDINASI PENANGGULANGAN BENCANA DAN PENGANGGARAN BTT

KERANGKA ACUAN LOKAKARYA NASIONAL PERAN MASYARAKAT DAN LEMBAGA MASYARAKAT DALAM PENGURANGAN RISIKO BENCANA DI INDONESIA Jakarta, 6 Maret 2013

Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional

Finalisasi RENCANA AKSI PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PESISIR SELATAN (PESSEL) TAHUN KALENDER : JANUARY - DECEMBER 2016

LAPORAN SINGKAT KOMISI VIII DPR RI

PROGRES IMPLEMENTASI 6 SASARAN RENCANA AKSI KORSUP KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana,

PENGALAMAN LKKS BEKERJA SAMA DENGAN BAZNAS PROVINSI SUMATERA BARAT DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN

Deklarasi Dhaka tentang

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANDA ACEH

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia sangatlah beragam baik jenis maupun skalanya (magnitude). Disamping

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan YME, yang dalam dirinya

3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara

Kerangka Acuan Kegiatan Konferensi Nasional Sekolah Aman 2015 Latar Belakang

No.1087, 2014 BNPB. Badan Penanggulangan Bencana. Daerah. Pembentukan. Pedoman KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

xvii Damage, Loss and Preliminary Needs Assessment Ringkasan Eksekutif

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

PENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan menjadi suatu permasalahan dalam pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. strategis secara geografis dimana letaknya berada diantara Australia dan benua Asia

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG PANDUAN PENILAIAN KAPASITAS DAERAH DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INTEGRASI RPB dalam PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. letaknya berada pada pertemuan lempeng Indo Australia dan Euro Asia di

KERANGKA ACUAN 1. LATAR BELAKANG PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. hidrologis serta demografis. Dampak dari terjadinya suatu bencana akan

PENGANTAR LOKAKARYA MANAJEMEN KEDARURATAN DAN PERENCANAAN KONTINJENSI. Painan, 29 November 3 Desember 2005 BAKORNAS PBP KABUPATEN PESISIR SELATAN

Sosialisasi Dan Lokakarya Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana

Perencanaan Partisipatif Kelompok 7

DAFTAR ISI. COVER DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI... iii. MOTTO... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

Sumatera Barat. Jam Gadang

BAB I PENDAHULUAN. Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Kerentanan berkaitan erat dengan kesenjangan (inequality) yang dihasilkan

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 72 TAHUN 2010 TENTANG

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Latar Belakang. Sejumlah peraturan negara mengamanatkan penyelenggaraan penanggulangan bencana yang efektif:

PERAN KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia akhir-akhir ini. Berdasarkan data Wahana Lingkungan Hidup (WALHI)

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1.LatarBelakangMasalah

KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

KONSULTAN HUBUNGAN MASYARAKAT/ANALIS MEDIA untuk ditempatkan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB)

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA BARAT

PENTINGNYA ISU GENDER PADA PENANGGULANGAN BENCANA. Rosilawati Anggraini UNFPA

LKKS SUMATERA BARAT DAN INSTANSI TERKAIT DALAM MEWUJUDKAN SENTRA KULAKAN WARUNG POSDAYA (SENKUDAYA)

MODUL 1: PENGANTAR TENTANG KETANGGUHAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RESIKO BENCANA. USAID Adapt Asia-Pacific

REVIEW UPAYA REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI TAHUN dan INA DRI

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN KENDAL

+ Latar Belakang. n Indonesia merupakan negara rawan bencana. n Terdapat ruang rusak berat SD/SMP. n Terdapat ruang kelas MI dan MTs.

Rapat Koordinasi Tanggap Darurat Mentawai PUSDALOPS Meeting Room BPBD Provinsi Sumatera Barat Padang, 29 Oktober 2010.

I. Permasalahan yang Dihadapi

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 5 SERI E

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

Negara yang tangguh. UNDP Indonesia Mendukung Upaya Konvergensi API-PRB Di tingkat Nasional Bengkulu, 13 Oktober Outline Presentasi

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

HASIL RUMUSAN KOMISI A BIDANG REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI

KESIAPSIAGAAN KOMUNITAS SEKOLAH UNTUK MENGANTISIPASI BENCANA ALAM DI KOTA BENGKULU LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA (LIPI), 2006 BENCANA ALAM

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan dan struktur penulisan penelitian.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi masyarakat baik secara material maupun non material. Kehilangan

KERANGKA ACUAN. Front Line Responder Training PENDIDIKAN DALAM SITUASI DARURAT

PENGEMBANGAN FRAMEWORK KAJIAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGANTISIPASI BENCANA ALAM TIM PENELITI LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STANDAR MINIMAL PENGINTEGRASIAN GENDER

KERANGKA ACUAN KONFERENSI NASIONAL SEKOLAH AMAN Jakarta, Desember 2010

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

TAHAPAN PENGEMBANGAN KLA

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 2015

SFDRR : Peta Jalan/road map Penerapan Kerangka Sendai untuk PRB. Prof. Sudibyakto Ketua Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI)

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN:

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI

RANCANGAN (disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA

Indeks Keamanan Manusia Indonesia (IKMI) Dimensi, Variabel, dan Indikator

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2013

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO.23/2014 DAN PENGARUSUTAMAAN PRB DI DAERAH

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 Tambahan Le

Transkripsi:

Kerangka Acuan Pelatihan Sistem Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Daerah dan Integrasi Jender dalam Pengurangan Resiko Bencana Diselenggarakan oleh BPBD Sumatera Barat dan UNDP-RISE Pendahuluan Provinsi Sumatera Barat adalah daerah yang memiliki resiko bencana tinggi. Kondisi geografis, geologis, hidrologis, klimatologis dan demografis Sumatera Barat membuat ancaman-ancaman bencana berkorelasi dengan kerentanan wilayah mengindikasikan resiko bencana yang tinggi. Resiko bencana yang tinggi membuat Sumatera Barat potensial mengalami kehancuran dan kehilangan aset-aset penghidupan wilayahnya ketika bencana terjadi. Meskipun demikian, sebesar apa pun skala kerusakan yang mungkin ditimbulkan oleh bencananya, kerusakan dan kerugiannya dapat dikurangi. Perspektif ini dikenal sebagai perspektif pengurangan resiko bencana yang dikerangkai oleh Hyogo Framework of Action 2005 2015 for The Disaster Resilient Nations and Community. Kerangka aksi ini menginspirasi pembentukan sistem penanggulangan bencana di Indonesia yang tertuang dalam UU 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (PB). Pengintegrasian PRB dalam Pembangunan Daerah Prioritas pertama dari Kerangka Aksi Hyogo adalah memastikan Pengurangan Resiko Bencana (PRB) menjadi prioritas lokal dan nasional dengan dukungan kelembagaan yang kuat sebagai landasan implementasinya. Dengan demikian pengintegrasian PRB dalam perencanaan dan pembangunan daerah menjadi isu yang sangat strategis dalam membangun sistem PB di Indonesia. Sebagaimana

dinyatakan dalam UU 24/2007 yang memandatkan pemerintah daerah untuk memadukan PRB dalam pembangunan daerah. Integrasi jender dalam penanggulangan bencana adalah konsep yang secara umum mudah untuk diterima namun sangat terbatas implementasinya. Di Indonesia, sebagaimana di negara-negara lain, kesenjangannya terletak pada kesadaran dan kapasitas yang terbatas, tidak terintegrasinya jender secara sistematis dalam kebijakan kunci Penanggulangan Bencana, ketersediaan petunjuk teknis dan data terpilah jenis kelamin dan usia serta adanya dokumentasi praktek baik di lapangan. Pengarusutamaan jender dalam PB mensyaratkan penginstitusian jender dalam risk assessment, peringatan dini, tanggap darurat, pemulihan dan pencegahan dengan menggunakan indikator minimal untuk memastikan bahwa proses dan hasil PB tidak berkontribusi terhadap lebih parahnya kesenjangan jender. ISDR dan UNDP (2009) menunjukkan melalui penelitian di 141 negara bahwa jumlah korban perempuan dalam bencana alam selalu lebih besar dari laki-laki, menandakan bahwa kerentanan setiap orang berbeda sesuai dengan struktur sosial dan pengalaman pra bencana. Risiko bencana tidaklah pernah netral jender. Undang-Undang Nomor 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana pasal 26, mencantumkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan perlindungan sosial dan rasa aman, khususnya bagi kelompok masyarakat rentan, termasuk perempuan dan laki-laki. BPBD Sumatera Barat, Recovery Network dan UNDP-RISE berencana untuk mengadakan pelatihan dua hari mengenai Jender dalam Pengurangan Risiko Bencana untuk lembaga pemerintah dan nonpemerintah sebagai tindak lanjut dari pentingnya integrasi jender dalam fase rahabilitasi dan rekonstruksi di Sumatera Barat. Sasaran Pelatihan akan diselenggarakan dua kali untuk dua kelompok sasaran yang berbeda: Hasil 1. Staf program (laki-laki atau perempuan) dari : BPBD (perwakilan dari masing-masing komponennya), TPT (termasuk yang mewakili bagian data, perumahan, sosial ekonomi, pelatihan); Bappeda (bagian perencanaan) dan SKPD terkait dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi antara lain: dinas pendidikan, dinas sosial, dinas kesehatan, dinas PU, dinas pertanian/perikanan, UKM, dll. 2. Pengambil keputusan dan staf program (laki-laki atau perempuan) dari lembaga non pemerintah dan UN. **Daftar Peserta terlampir Pada akhir pelatihan, mitra belajar akan: Memahami tentang konsepsi pengurangan risiko dan bencana dan penanggulangan bencana Memahami sistem penyelenggaraan PB di daerah. Memahami strategi pengintegrasian PRB dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah. Memahami mengapa perlu perspektif jender dalam penanggulangan (pengurangan risiko) bencana (PB/PRB) Memahami perangkat analisis jender dan minimal standar jender dalam PB/PRB

Memahami isu SEA (sexual exploitaion and abuse) dan kekerasan berbasis jender Metode pelatihan Pelatihan menggunakan pendekatan pendidikan orang dewasa berupa diskusi, studi kasus, latihan, simulasi dan penayangan film dokumenter. Topik yang dibahas Konsepsi pengurangan risiko bencana/penanggulangan bencana Sistem penyelenggaraan PB Daerah Strategi pengintegrasian PRB dalam perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah. Advokasi PRB bagi masyarakat di yang beresiko bencana tinggi (untuk training NGO) Kelembagaan PB Daerah (untuk training Pemerintah) perspektif jender dalam penanggulangan (pengurangan risiko) bencana (PB/PRB) Kerangka kerja jender dalam penanggulangan bencana Isu-isu jender dalam penanggulangan bencana termasuk SEA dan kekerasan berbasis jender Standar minimal integrasi perlindungan/kekerasan berbasis jender dalam PB perangkat analisis jender dalam PB/PRB Standar minimal integrasi jender dalam PB dan pemakaiannya dalam program Data terpilah jenis kelamin dan indikator sensitif jender Tempat dan Waktu: Pelatihan untuk non pemerintah: Padang, 1 2 Juli 2010 Pelatihan untuk pemerintah: Padang, 5 6 Juli 2010 Ketentuan Peserta: 1. Peserta adalah bagian program/perencanaan (termasuk menejemen data dan monitoringevaluasi) dan pengambil keputusan (laki-laki dan perempuan), sehingga diharapkan sesudah pelatihan akan mampu melakukan tindak lanjut di organisasi masing-masing. 2. Peserta diminta untuk membawa dokumen program/proyek yang bisa di review dan direvisi dalam pelatihan ini dan laporan program yang berisi data kuantitatif program sesuai dengan indikator program (misalnya data jumlah penerima manfaat,dll) Fasilitator Fasilitator pelatihan adalah : 1. Rinto Andriono, DRR adviser untuk Recovery Network/UNDP 2. Sinta Dewi, Eksternal Fasilitator untuk isu Jender Penyelenggara Penyelenggara pelatihan adalah Recovery Network

Untuk kepentingan pendaftaran peserta dan informasi lebih lanjut mengenai pelatihan ini bisa menghubungi: Elnie Flong : elnie_starsflong@yahoo.com (0812 6954 897) atau Nanda: Octrina.lamtiur@undp.org (0811 9301 556) Agenda: Hari 1 Waktu Kegiatan Narasumber / fasilitator 08.00-08.30 Pendaftaran Panitia 08:30-9.15 Pembukaan, Perkenalan dan Orientasi Fasilitator 09.15 10.00 Kerangka PRB dan PB Fasilitator 10:00-10:15 Rehat Panitia 10.15-11.00 Lanjutan Fasilitator 11.00 12.30 Sistem Penyelenggaraan PB Daerah Fasilitator 12.30-13.30 Rehat Panitia 13.30-15.00 Strategi pengintegrasian PRB dalam perencanaan dan Fasilitator penganggaran pembangunan daerah. 15.00-15.15 Rehat Fasiitator 15.15-16.45 Konsep Dasar Jender / Mengapa jender penting/ isu jender dalam PB. 16.45 17.00 Evaluasi Hari 2 Waktu Kegiatan Narasumber / fasilitator 08.30-10.00 SEA dan Kekerasan Berbasis Bender Fasilitator Standar minimal perlindungan 10:00-10:15 Rehat Panitia 10:15-12:00 Kerangka kerja jender dalam PB dan Perangkat analisis Fasilitator jender 12:00-13:00 Makan Siang Panitia 13:00-14:30 Integrasi jender dalam program dan budget: standar Fasilitator minimal jender 14:30-15:00 Rehat Panitia 15:00-16:45 Rencana tindak lanjut Fasilitator 16:45-17:00 Evaluasi Panitia

*Lampiran 1 Daftar Undangan DRR + Jender Training untuk Pemerintah Padang, 5-6 Juli 2010 No. Instansi / Lembaga Jumlah Peserta* 1 TPT RR, BNPB 2 2 Pusat Studi Bencana UNAND 2 3 Badan Kesbang Pol Linmas 2 4 Bappeda 2 5 BPBD Sumbar 4 6 BPBD/Kesbang/Bappeda : Kota Pariaman 2 7 BPBD/Kesbang/Bappeda : Kab. Pesisir Selatan 2 8 BPBD/Kesbang/Bappeda : Kota Padang Panjang 2 9 BPBD/Kesbang/Bappeda : Kota Payakumbuh 2 10 BPBD/Kesbang/Bappeda : Kota Sawah Lunto 2 11 BPBD/Kesbang/Bappeda : Kota Solok 2 12 BPBD/Kesbang/Bappeda : Kab. Solok 2 13 BPBD/Kesbang/Bappeda : Kab. Dhamasraya 2 14 BPBD/Kesbang/Bappeda : Kab. Sijunjung 2 15 BPBD/Kesbang/Bappeda : Kab. Tanah Datar 2 16 BPBD/Kesbang/Bappeda : Kab. Lima Puluh Kota 2 17 BPBD/Kesbang/Bappeda : Kab. Pasaman 2 18 BPBD/Kesbang/Bappeda : Kab. Pasaman Barat 2 19 BPBD : Kota Padang 2 20 BPBD : Kota Bukittinggi 2 21 BPBD : Kab. Agam 2 22 BPBD : Kab. Solok Selatan 2 23 BPBD : Kab. Padang Pariaman 2 24 BPBD : Kab. Kep. Mentawai 2 Total 50 *Catatan: Bagi instansi yang mengirimkan perwakilan, diharapkan untuk mengirimkan perwakilannya dengan komposisi separuh laki-laki, separuh perempuan (Mis: 2 peserta : 1 laki-laki, 1 perempuan).

**Lampiran 2 Daftar Undangan DRR + Jender Training untuk non Pemerintah Padang, 1-2 Juli 2010 No. Lokasi Kegiatan & Instansi / Lembaga Jumlah Peserta 1 Kab. Agam : SurAid 1 2 Kab. Agam : ArcheNova 1 3 Kab. Agam : Walhi 1 4 Kota Padang : Terre des Hommes 1 5 Kota Padang : Caritas / Karina 1 6 Kota Padang : GTZ 1 7 Kota Padang : PLAN International 1 8 Kota Padang : PokJa Jender SumBar 1 9 Kota Padang : Aceh People s Forum 1 10 Kota Padang : LBH SumBar 1 11 Kota Padang : World Relief 1 12 Kota Padang : World Vision Indonesia 1 13 Kota Padang : UNDP 1 14 Kota Padang : UNDP / SC-DRR 1 15 Kota Padang : UNRCO Recovery Network 1 16 Kota Padang : PKPU Sumbar 1 17 Kota Padang : Rumah Zakat 1 18 Kota Padang : Yayasan Citra Mandiri 1 19 Kota Padang : Pusat Studi Antar Komunitas 1 20 Kota Padang : KPMM 1 21 Kota Padang : Bank Indonesia 1 22 Kota Padang : Jemari Sakato 1 23 Kota Padang : Pusat Studi UNP 1 24 Kota Padang :Pusat Save the Children 1 25 Kab. Padang Pariaman : Island Aid 1 26 Kab. Padang Pariaman : Handicap International 1 27 Kab. Padang Pariaman : Cipta Fondasi Komunitas 1 28 Kab. Padang Pariaman : Mercy Corps 1 29 Kab. Padang Pariaman : Habitat for Humanity Indonesia 1 30 Kab. Padang Pariaman : Yakkum 1 31 Kab. Padang Pariaman : ARI 1 32 Kab. Padang Pariaman : HHF 1 33 Kab. Padang Pariaman : Bina Swadaya 1 34 Kab. Padang Pariaman : CARE 1 35 Kab. Padang Pariaman : CordAid 1 36 Kab. Padang Pariaman : UN-Habitat 1 37 Kab. Padang Pariaman : PMI - IFRC 1 38 Kab. Padang Pariaman : AusAid (Coffey International Development) 1 39 Kab. Padang Pariaman : JICA 1 40 Kab. Padang Pariaman : Ibu Foundation 1 41 Kab. Padang Pariaman : TV One 1 42 Kab. Padang Pariaman : Patamuan Institute 1 43 Kab. Padang Pariaman : Lumbung Derma 1 44 Kab. Padang Pariaman : Q-Bar 1 45 Kab. Padang Pariaman : Swiss Labour Assistance 1 46 Kab. Padang Pariaman : Build Change 1 47 Kab. Padang Pariaman : Caritas Switzerland 1 48 Kab. Pasaman : Mitra Peduli 1 49 Kab. Pasaman Barat : Idep Foundation 1 50 Kab. Pesisir Selatan : PKBI 1 Total 50 *Partisipasi perempuan sangat diharapkan.