PENGARUH FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PPKN MURID KELAS V SDN 53 SAWERIGADING 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

HUBUNGAN ANTARA AGILITY DENGAN KEMAMPUAN DRIBBLING PADA PERMAINAN BOLA BASKET SISWA KELAS XI SMKN 1 MA ARIF JATIREJO MOJOKERTO SKRIPSI

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Aturan tersebut dapat kita lihat aplikasinya dalam jalur pendidikan formal yang

Oleh MOCH. RIZKI FAUZI NPM :

BAB I PENDAHULUAN. gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan.

HUBUNGAN ANTARA AGILITY DENGAN KEMAMPUAN DRIBBLING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET SISWA KELAS VIII SMPN 2 MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK),

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

III. METODOLOGI PENELITIAN. langkah-langkah pengkajian dengan menggunakan metode penelitian agar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Melalui pendidikan, dapat diperoleh hal-hal baru yang dapat

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (2001: ix) perpustakaan adalah kuil tempat belajar, dan belajar telah membebaskan lebih

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

Kata Kunci : Minat, Hasil Belajar, Variabel, Uji Signifikansi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ery Nurkholifah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

Oleh: Nur Salim Dosen Jurusan PPKN Universitas Nusantara PGRI Kediri

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XII SMK NASIONAL BERBAH TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

Sri Andayani 5. Kata kunci: model pembelajaran TAI (Team-Assisted-Individualization), hasil belajar. Guru SDN Gadingrejo 01 Umbulsari Jember

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia. Selain itu pendidikan. pembentukan anak-anak sekolah yang merupakan generasi penerus.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi pada saat ini pembelajaran terus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN TERHADAP PRESTASI LOMPAT JANGKIT PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 DLANGGU KABUPATEN MOJOKERTO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : SOBACHUL FAUZI NPM :

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: PENGARUH PERSEPSI SISWA PADA GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN CREATIVE THINKIN MODEL PPKn UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia. dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju,

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah, agar pendidikan dapat

PERAN PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QURAN SEBAGAI MUATAN LOKAL DALAM UPAYA MEMBENTUK KARAKTER KEPRIBADIAN SISWA STUDI DI SMP TRI BHAKTI NAGREG

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan.peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

HUBUNGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK SDN 1 SELAT TENGAH. Oleh: ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE CERAMAH KELAS V. Nurul Hamsi SD Negeri Sumber V Kecamatan Sumber Kabupaten Probolinggo

KORELASI DISIPLIN DAN PRESTASI MAHASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar peserta didik (Syah, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

UPAYA KADER PKK DALAM MENINGKATKAN GIZI KELUARGA MELALUI PENYULUHAN PENCAPAIAN KELUARGA SEHAT DAN SEJAHTERA DI POSYANDU

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 50 METER DAN KELINCAHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut dalam meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya. Maka upaya

PENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP KETERAMPILAN DAN SIKAP PRAKTIK SISWA KELAS XII PADA MATA PELAJARAN POWER TRAIN DI SMK N 1 WADASLINTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Penjaskesrek.

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan institusi yang mendidik para mahasiswa untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Penjaskesrek.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa di mana pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan membentuk manusia seutuhnya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

Hubungan Antara Pemberian Motivasi Belajar Dari Orangtua Dengan Prestasi Belajar IPS/ Sejarah Bagi Peserta Didik

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN PRESTASI LEMPAR CAKRAM SISWA KELAS XI SMA PGRI PURI KABUPATEN MOJOKERTO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PPKn OLEH:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha pendidik untuk memimpin anak didik secara

III. METODOLOGI PENELITIAN. korelasional, untuk menjelaskan hubungan antara konsep-konsep atau. Ilmiah Remaja Terhadap Pembentukan Sikap Ilmiah Siswa.

BAB I PENDAHULUAN. berkurang apalagi tuntas, hal ini dikarenakan perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH SUMBER BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKN SISWA KELAS VII DI MTSN NGAWI SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di era globalisasi seperti saat ini. (Rudiono, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses untuk membantu. manusia dalam mengembangkan dirinya hingga mampu menghadapi setiap

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

Kontribusi Motivasi Berprestasi dan Pemanfaatan Sumber Belajar Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa Mata Pelajaran Fisika Kelas X SMA N 1 Karangayar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan

LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI PESERTA DIDIK PADA PAKET C KELAS TIGA DI SKB KOTA GORONTALO

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI. kelas dan ruang serbaguna yang memiliki luas 324 m 2.

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1 PENGARUH FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PPKN MURID KELAS V SDN 53 SAWERIGADING 1 Hasnah 2 SDN 53 Sawerigading ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fasilitas belajar terhadap prestasi belajar PPKn murid SDN 53 Sawerigading. Berdasarkan hasil pengujian hiptesis pada bab tiga di atas di mana hipotesis nihil yang diajukan menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang positif antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) murid kelas V SDN 53 Sawerigading Ada pengaruh yang positif antara fisilitas belajar dengan prestasi belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) murid kelas V SDN 53 Sawerigading. Besarnya koefisien korelasi antara kedua variable tersebut di atas yaitu 0.2602 dengan koefisien determinasinya sebesar 6.77%. hal ini berarti bahwa keeratan hubungan antara kedua variable ini adalah rendah yaitu 6.77% dengan kata lain bahwa fasilitas belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) pada murid kelas V SDN 53 Sawerigading. Jadi dengan adanya ketergantungan prestasi belajar bahwa setiap perubahan yang terjadi pada variable (X) akan diikuti oleh perubahan variable (Y) dan selebihnya ditentukan oleh faktor-faktor lain seperti motivasi, konsentrasi, intelegensi di samping itu tempat belajar lingkungan baik di rumah maupun di masyarakat. Kata Kunci : Pengaruh, fasilitas belajar, prestasi belajar PPKn Kehadiran lembaga pendidikan merupakan masalah yang penting bagi setiap bangsa yang sedang membangun untuk mewujudkan aspirasi-aspirasi nasional, cita-cita bangsa dan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993, dengan ketetapan MPR RI Nomor II/MPR/1993 sebagai berikut: Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani. Pendidikan nasional juga harus menumbuhkan jiwa pratriotik dan mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial, serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi masa depan, menciptakan iklim belajar mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan budaya belajar di kalangan masyarakat terus dikembangkan agar tumbuh sikap dan prilaku yang kreatif, inovatif dan keinginan untuk maju (TAP MPR No. II/MPR/1993). Tujuan pendidikan nasional tersebut dapat terwujud apabila setiap potensi dan kemampuan yang dimiki dapat dikembangkan. Hal tersebut dapat dilakukan melalui proses pendidikan. Dnegan demikian dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan kebutuhan yang mendasar bagi kelangsungan hidup manusia. 1 Disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan Karakter di Gedung SCC Palopo pada Sabtu, 03 Mei 2014 2 Staf Pengajar SDN 53 Sawerigading

Hasnah Persoalan mutu pendidikan adalah persoalan yang sering dipertanyakan pada kurun waktu sekarang ini, yang terutama pada jenjang pendidikan merupakan kebutuhan yang mendasar bagi kelangsungan hidup manusia. Persoalan mutu pendidikan adalah persoalan yang sering dipertanyakan pada kurun waktu sekarang ini, yang terutama pada jenjang pendidikan formal khususnya pada jenjang penddikan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Hal ini menunjukkan arti bahwa tujuan pendidikan secara keseluruhan belum tercapai. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan secara terpadu, dan terencana. Keadaan tersebut sungguh merupakan suatu tantangan bagi para ahli dan pakar pendidikan yang ada di Indonesia. Mereka sangat membutuhkan sumbangan pikiran dari berbagai pihak yang terkait dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan khususnya peningkatan mutu prestasi belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN). Usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah di dalam meningkatkan mutu pendidikan telah ditempuh berbagai macam cara seperti penyempurnaan kurikulum, buku paket, penataran guru-guru, secara regional maupun secara nasional. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar termasuk prestasi belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN), demikian banyaknya akan tetapi dalam penelitian ini yang hanya diselidiki adalah fasilitas belajar yang dimiliki oleh murid. Fasilitas belajar yang kurang lengkap bagi seorang murid, sudah jelas tidak akan memperoleh prestasi belajar yang baik. Jika alat-alat yang digunakan itu dalam belajar tidak lengkap, maka akan menjadi penghalang bagi perserta didik dalam proses belajar. Akibatnya dalam konsentrasi pemusatan pemikiran untuk belajar sangat kurang sehingga prestasi belajarnya juga kurang. FASILITAS BELAJAR Fasilitas adalah segala yang memudahkan untuk bertempat tinggal, berpergian dan sebagainya. Pada pokoknya fasilitas belajar perlu mendapat perhatian yang serius, karena fasilitas belajar mempunyai peranan penting didalam peningkatan kuantitas dan kualitas ppendidikan, seperti yang dikemukakan oleh Onny S. Prijino dan A.M.W. Praharka yang dikutip oleh Herlina Garay menyatakan bahwa: Terlaksananya pembangunan pendidikan yang hanya memecahkan masalah-masalah kuantitas dan kualitas jelas memerlukan fasilitas (dalam Herlina Gara, 1991:23). Kemudian dari pada itu hartono Kasmadi yang dikutip oleh Alimuddin menyatakan bahwa : Aktivitas sebagai sumber belajar biasanya selaras dengan kombinasi sumber belajar lainnya. Aktivitas yang direncanakan sebagai sumber belajar lebih banyak merupakan teknik khusus memberikan fasilitas belajar. (dalam Alimuddin 1987 : 24). Tanpa fasilitas belajar yang lengkap jelaslah dapat berpengaruh terhadap diri murid, terutama pada prestasi belajarnya, dan sebaliknya jika fasilitas belajar lengkap dapat pula menunjang proses kegiatan dan keberhasilan dalam belajar. Belajar dan Prestasi Belajar Masalah belajar adalah masalah yang selalu menarik perhatian untuk dikaji. Murid yang berhasil dalam belajarnya dengan memperoleh suatu nilai yang cukup baik, biasanya disebut sebagai murid yang mempunyai prestasi belajar yang baik. Prestasi adalah segala pekerjaan yang berhasil. Prestasi menunjukkan kecakapan tentang manusia dan bangsa itu dalam mencapai cita-citanya (Adinegoro 1983:298). Selain itu pula dikatakan bahwa : Prestasi berasal dari bahasa Belanda yang diartikan apa yang telah diciptakan sesuati hasil yang menyenangkan hati diperoleh dengan jalan keuletan kerja (Habiyeb, 1977:274). Berdasarkan pengertian yang dikemukakan di atas, peneliti berpendapat bahwa prestasi adalah suatu hasil yang telah dicapai dari suatu usaha yang dilakukan secara maksimal, ulet dan bersungguh-sungguh. Sedangkan belajar berarti berusaha atau mengusahakan diri untuk mendapatkan sesuatu perubahan sikap. Dalam Hal 181 dari 214

Pengaruh Fasilitas Belajar terhadap Prestasi Belajar PPKn proses pendidikan kegiatan belajar merupakan kegiatan utama. Pada dasarnya proses belajar membawa perubahan pada diri seorang murid atau si pelajar dalam bentuk penguasaan. Dengan demikian orang yang belajar akan memperoleh suatu perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini peneliti akan mengemukakan beberapa pengertian tentang belajar. 1. Belajar adalah suatu perubahan dalam pengalaman ataupun tingkah laku sebagai hasil observasi yang bertujuan aktivitas yang penuh pikiran dan disertai reaksi-reaksi emosi yang penuh motivasi, di mana hasil perubahan itu lebih memuaskan. 2. Belajar adalah suatu usaha untuk menguasai suatu kecakapan, baik jasmani dan rohani dengan jalan mengemukakan materi yang telah diperoleh maupun yang sedang diperoleh untuk selanjutnya diorganisir yang kemudian menjadi miliknya yang utuh. Sehubungan dengan pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa belajar itu adalah: a. Suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh seorang dengan sengaja dan bertujuan. b. Belajar merupakan suatu keaktifan c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan menunjukkan suatu peningkatan pyang mengarah kepada kesempurnaan. Berdasarkan pengertian tentang prestasi dan belajar di atas, maka dapatlah dirumuskan pengertian prestasi belajar sebagai berikut: Prestasi belajar adalah hasil maksimal yang dicapai setelah melakukan kegiatan belajar dan hal ini dapat dilihat dari daftar nilai dari semua bidang studi atau mata pelajaran yang diperoleh setiap murid atau murid setelah mengikuti ujian atau test. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian ex-post factor yang bersifat korelasional. Dan penelitian ini yaitu variabel bebas dicarikan hubungannya dengan variabel terkait. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh murid kelas V SDN 53 Sawerigading. Sasaran penelitian ini adalah seluruh murid kelas V SDN 53 Sawerigading yang sekaligus juga berbagai obyek penelitian. Jumlah murid kelas V SDN 53 Sawerigading yang terdaftar dalam tahun ajaran 2010/2011 sebanyak 26 orang murid. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi, wawancara, angket. Data yang diperoleh dari variabel penelitian tersebut diatas dianalisis dengan teknik analisis Korelasi Product Moment. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Setelah Koefisien Korelasi (r xy) diketahui, maka langkah selanjutnya yang dilakukan adalah pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan pada bab-bab terdahulu diterima atau tidak. Untuk maksud tersebut, maka hipotesis alternative (Ha) yang diajukan, diubah menjadi hipotesis nihil (Ho) sebagai syarat analisis statistic parametik, hipotesis tersebut diubah menjadi Tidak ada pengaruh positif antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) murid kelas V SDN 53 Sawerigading. Kriteria Pengujian yang digunakan adalah: Jika r-hitung > r-tabel dengan N = 75 pada taraf kepercayaan 5% (0,05) maka hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan diterima sebaiknya hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan diterima sebaliknya hipotesis nihil (Ho) ditolak. Sedang jika r-hitung < r-tabel dengan N = 75 pada taraf kepercayaan 5% (0.05) maka hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan ditolak sebaliknya hipotesis nihl (Ho) diterima. Dari hasil pengolahan data diperoleh koefisien korelasi (r xy) sebesar 0.2602. Hal ini berarti bahwa 0.2602 > 0.227 dengan N = 75 pada taraf kepercayaan 5% atau (0.05) jadi dapat dikatakan bahwa r-hitung lebih besar dari pada r- tabel. Hal 182 dari 214

Hasnah Berdasarkan hasil pengujian hipotesis tersebut di atas maka hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang positif antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) murid kelas V SDN 53 Sawerigading ditolak pada taraf kepercayaan 5% (0.05) sebaliknya hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa Ada pengaruh yang positif antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) murid kelas V SDN 53 Sawerigading diterima. Interpretasi Nilai r Setelah pengujian hipotesis selesai maka langkah selanjutnya yang dilakukan adalah interpretasikan nilai r xy yang diperoleh dengan mencocokkan pada tabel interpretasi nilai r (lihat tabel no. 3 halaman 44). Dengan koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0.2602 yang apabila dicocokkan dengan tabel tersebut maka koefisien korelasi tersebut tergolong RENDAH Untuk menentukan koefesien determinasi (penentu) ditemukan oleh r 2 x 100 jadi koefisien determinasi antara variable peneltiian ini sebesar (0.2602) 2 x 100 = 0.06770 x 100 = 6.77%. hal ini berarti bahwa keeratan hubungan yang terjadi antara kedua variable di atas sebesar 6.77%. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada bab tiga di atas di mana hipotesis nihil yang diajukan menyatakan bahwa Tidak ada pengaruh yang positif antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) murid kelas V SDN 53 Sawerigading ditolak berart bahwa hipotesis alternative yang menyatakan bahwa Ada pengaruh yang positif antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) murid SDN 53 Sawerigading. b. Besarnya koefisien korelasi anara kedua variable tersebut di atas yaitu 0.2602 dengan koefisien determinasinya sebesar 6.77%. hal ini berarti bahwa keeratan hubungan antara kedua variable ini adalah rendah yaitu 6.77% dengan kata lain bahwa fasilitas belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) pada murid kelas V SDN 53 Sawerigading. Jadi dengan adanya ketergantungan prestasi belajar bahwa setiap perubahan yang terjadi pada variable (X) akan diikuti oleh perubahan variable (Y) dan selebihnya ditentukan oleh faktor-faktor lain seperti motivasi, konsentrasi, intelegensi di samping itu tempat belajar lingkungan baik di rumah maupun di masyarakat. 2. Saran-Saran a. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada umumnya perlu adanya usaha dan upaya yang intensif dari berbagai pihak utama orang tua siswa untuk membangkitkan minat, motivasi serta menciptakan kondisi rumah tangga yang memungkinkan siswa belajar dengan baik sehingga dapat meraih prestasi belajar yang lebih tinggi. b. Diharapkan kepada guru, utamanya guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) pada murid kelas V SDN 53 Sawerigading agar senantiasa dapat menyisihkan sebagian waktunya untuk memberukan petunjuk tentang fasilitas belajar yang perlu dimilik oleh siswa berdasarkan kebutuhan masing-masing bidang studi. c. Kepada para peneliti lain agar dapat menyelidiki faktor-faktor yang berkaitan dengan faktor-faktor yang diselidiki dalam penelitian ini agar diperoleh wawasan yang lebih luas dalam meningkatkan prestasi belajar murid SD di Kabupaten Luwu pada umumnya dan SDN 53 Sawerigading pada khususnya. Hal 183 dari 214

Pengaruh Fasilitas Belajar terhadap Prestasi Belajar PPKn DAFTAR PUSTAKA Abdullah. Abd. Hafid. 1961. Pengelolaan Kelas FIP IKIP Ujung Pandang Abdullah. Ambon Enre. 1973. Tingkat Prestasi Belajar Ditinjau Dari Faktor Motif Berprestasi dan Kecendrungan Umum Siswa Kelas III SMA Negeri pada Beberapa Daerah di Sulawesi Selatan. (Disertasi). Abimayu. Abu. 1979. Teori Belajar dan Implementasinya Dalam Proses Belajar Mengajar. FIP IKIP Ujung Pandang. Adinegoro. 1983. Ensiklopedi Ilmu Dalam Bahasa Indonesia. Penerbit Bulan Bintang. Ahmadi. Abu. 1979. Didaktik metodik. Penerbit Bulan Bintang. Alimuddin. 1987. Pengaruh Fasilitas Belajar dan Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika pada SMP Sinjai (Skripsi S1) FPMIPA IKIP Ujung Pandang. Arikunto. Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Cetakan Keenam Penerbit Bina Aksara. Jakarta. Habyeb. 1977. Kamus Populer. Cetakan ke 15 Penerbit Centra Jakarta. Hadi. Sutrisno.1980. Statistic II. Cetakan III. Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM Yogyakarta. Makkulau. Andi Cs. 1984. Makalah Penataran Penelitian Tingkat Dasar Bagi Tenaga Dosen IKIP Ujung Pandang. Latihan Penelitian IKIP Ujung Pandang. Orah. TH,J. 1978. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah FIP IKIP. Ujung Pandang. ahabuddin, dkk. 1963. Dasar-Dasar Kependidikan. Bagian Penelitian FIP IKIP Ujung Pandang. Singarimbun. Masri. 1986. Metode Penelitian Survey. LP3IS. Jakarta Sudjana. 1984. Metode Statistika. Edisi III. Penerbitan Transito. Bandung Sumidjo. SH. 1989. Bimbingan Belajar Dalam Rangka Penerapan SKS dan Pola Belajar Yang Efisien Penerbit Armico, Bandung. Surahmad. Winarno. 1975. Dasar dan Teknik Research. Penerbit Tarsito Bandung. Hal 184 dari 214