INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN

dokumen-dokumen yang mirip
ELECTRONIC CONTROL SYSTEM AGUS DWI PPUTRA ARI YUGA ASWARA ASTRI DAMAYANTI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB III PROSES ANALISIS SISTEM EFI YAMAHA VIXION. Mulai. Pembuatan Engine Stand. Proses Perbaikan. Pengujian Engine Stand.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Proses Analisis Sistem EFI Yamaha Vixion.

Sistem PGM-FI A. Latar Belakang

LAYOUT ENGINE DAN KOMPONENNYA

1. EMISI GAS BUANG EURO2

TEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION

PEMANFAATAN ON BOARD DIAGNOSTIC (OBD) PADA KENDARAAN BERBASIS ENGINE MANAGEMENT SYSTEM. Oleh : Sutiman Otomotif, FT UNY

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Teknologi Injeksi Pada Sepeda Motor (Konstruksi Dasar Injection Suzuki Fl 125 FI)

DuFI (Durux Fuel Injection)

BAB III METODE PENELITIAN. Lab Pratikum Teknik Mesin Vokasi, Universitas Muhammadiyah. Tempat Pengambilan Data dan Pengujian :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. memperbaiki kerusakan pada Honda Beat PGM-FI. Adapun diperoleh hasil

KONTROL SISTEM BAHAN BAKAR PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) Oleh Sutiman, M.T

PERANGKAT UJI KOMPETENSI ENGINE MANAGEMENT SYSTEM dan gdi Disiapkan Oleh : Eko Winarso,S.Pd.M.M

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

Engine Tune Up Engine Conventional

Letak sensor EFI pada toyota Avanza dan Daihatsu Xenia tak sensor pada Avanza/ Xenia tak Sensor dan Injektor Mesin Avanza/xenia

SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SEPEDA MOTOR HONDA (HONDA PGM-FI)

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

Mesin Diesel. Mesin Diesel

PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR

MODUL PRAKTEK SISTEM KELISTRIKAN BODI

ELEKTRONIC FUEL INJECTION

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Informasi Pendiagnosaan Sendiri Sistem EFI atau PGM-FI

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

SISTEM ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) SMK MUH 2 AJIBARANG 2009/2010

BAB III METODE PENELITIAN

ELECTRONIC FUEL INJECTION

Gambar 3. Posisi katup ISC pada engine

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Dalam tugas akhir yang berjudul troubleshooting sistem EPI (Electronic

TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING SISTEM EPI ( ELECTRONIC PETROL INJECTION ) PADA MESIN SUZUKI CARRY FUTURA 1.5 G15A

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tegangan dari Batteray, kemudian ECU memberi tegangan kepada sesmor sesuai

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )

BAB III ANALISIS PERANCANGAN SISTEM

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN STUDI PUSTAKA KONDISI MESIN DALAM KEADAAN BAIK KESIMPULAN. Gambar 3.1. Diagram alir metodologi pengujian

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada.

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin,

BAB I PENDAHULUAN...1

LAMPIRAN A Pohon Keputusan

IDENTIFIKASI SYSTEM EFI. Electronic Fuel Injection. M. Azam Sakhson SMKN3 Jombang

D. LANGKAH KERJA a. Langkah awal sebelum melakukan Engine Tune Up Mobil Bensin 4 Tak 4 silinder

- 1 - (1/1) Komponen. Lokasi

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

TWIN Tips. Technical & Warranty Information Tips Mengatur Engine Speed Idle. Edisi XIII Juli 2015

BAB II KAJIAN TEORI. Ali Imron (2013) dalam tugas akhir yang berjudul troubleshooting sistem

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

CASE BY CASE DIAGNOSTIC & OUTPUT ERROR CODE PROBLEM PADA SCANNER ELECTRONIC CONTROL UNIT KENDARAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam proses pengambilan data pada media Engine Stand Toyota Great

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan )

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

MAKALAH PENERAPAN OPEN LOOP DAN CLOSE LOOP SYSTEM OLEH: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3

CAR AIR CONDITIONER PT. HANINDO AUTOMOTIVE CONSULTANT

BAB III ANALISIS SISTEM KONTROL ELEKTRONIK

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

WAITING FOR CONNECTING. MODE STANDAR Pada mode ini nyalakan kunci kontak, kemudian di layar akan muncuk sbb : 0 RPM 105 F

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Engine Managemenet System mobil Toyota Great Corolla

SISTEM BAHAN BAKAR. Injektor membuat injeksi bahan bakar ke dalam intake manifold sesuai dengan sinyal yang diberikan oleh komputer.

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

DASAR-DASAR MESIN & SISTEM BAHAN BAKAR

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

Berikut adalah istilah-istilah pada mesin dan bagian-bagian mesin yang dirasa perlu kita ketahui :

Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat

Periksa apakah laju aliran oksigen di setiap outlet sudah tepat. Nyalakan mesin dan periksa apakah terdapat kebocoran oli

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

VARIABLE VALVE TIMING inteligent ( VVT i ) OLEH TC DAIHATSU - WILAYAH JAWA BARAT

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PAKAR ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN MESIN PADA MOBIL NISSAN GRAND LIVINA. Dosen Pengampu : Betha Nurina Sari, M. Kom.

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Persiapan Alat Dan Bahan. Persiapan satu Unit kendaraan. Pengecekan. Pembongkaran Evaporator.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR AC PADA TOYOTA FORTUNER

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

Transkripsi:

INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-1 BAB 6-1 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN DAFTAR ISI Informasi Umum... 6-1-2 Kebersihan dan Perawatan... 6-1-2 Informasi Umum Perawatan Mesin... 6-1-2 Hal-Hal yang Harus Diperhatikan pada Sistim Bahan Bakar... 6-1-3 Membuang Tekanan Bahan Bakar... 6-1-3 Memeriksa Kebocoran Bahan Bakar... 6-1-3 Diagnosa... 6-1-4 Uraian Umum Diagnosa Mesin... 6-1-4 Uraian Sistim Diagnosa On-Board... 6-1-4 Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Mendiagnosa Mesin... 6-1-7 Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi... 6-1-8 Form Pemeriksaan Masalah Customer (Contoh)... 6-1-10 Memeriksa Lampu Check Engine (MIL)... 6-1-11 Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC)... 6-1-11 Menghapus Diagnostic Trouble Code (DTC)... 6-1-12 Tabel Diagnostic Trouble Code (DTC)... 6-1-12 Table Fail-safe... 6-1-14 Memeriksa Secara Visual... 6-1-15 Dasar Pemeriksaan Mesin... 6-1-16 Diagnosa Gejala Pada Mesin... 6-1-17 Data Scan Tool... 6-1-23 Memeriksa ECM dan Sirkuitnya... 6-1-28 Tabel A-1 Memeriksa Sirkuit Lampu Check Engine Lampu Tidak Menyala saat Kunci Kontak ON (Mesin Mati)... 6-1-40 Tabel A-2 Memeriksa Sirkuit Lampu Check Engine Lampu Menyala Terus Setelah Mesin Hidup... 6-1-42 Tabel A-3 Memeriksa Sirkuit Power dan Ground ECM MIL Tidak Menyala saat Kunci Kontak ON dan Mesin Tidak Hidup saat Distarter... 6-1-43 DTC P0031 Sirkuit HO2S Heater Control Rendah (Bank 1, Sensor 1) DTC P0032 Sirkuit HO2S Heater Control Tinggi (Bank 1, Sensor 1)... 6-1-45 DTC P0107 Input Sirkuit Manifold Absolute Pressure Rendah... 6-1-47 DTC P0108 Input Sirkuit Manifold Absolute Pressure Tinggi... 6-1-47 DTC P0112 Input Sirkuit Intake Air Temperature Sensor 1 Rendah... 6-1-49 DTC P0113 Input Sirkuit Intake Air Temperature Sensor 1 Tinggi... 6-1-51 DTC P0117 Sirkuit Engine Coolant Temperature Rendah... 6-1-53 DTC P0118 Sirkuit Engine Coolant Temperature Tinggi... 6-1-55 DTC P0122 Sirkuit Throttle Position Sensor A Rendah... 6-1-57 DTC P0123 Sirkuit Throttle Position Sensor A Tinggi... 6-1-59 DTC P0134 Terdeteksi Tidak Ada Aktivitas O2 Sensor (HO2S) (Bank 1, Sensor 1)... 6-1-61 DTC P0335 Sirkuit Crankshaft Position Sensor A... 6-1-63 DTC P0340 Sirkuit Camshaft Position Sensor A (Bank 1)... 6-1-65 DTC P0500 Vehicle Speed Sensor A... 6-1-67 DTC P0601/P0602 Internal Control Module Memory Check Sum Error / Control Module Programming Error... 6-1-69 Table B-1 Memeriksa Sirkuit Fuel Injector... 6-1-70 Table B-2 Memeriksa Fuel Pump dan Sirkuitnya... 6-1-71 Table B-3 Memeriksa Tekanan Bahan Bakar... 6-1-73 Table B-4 Memeriksa Idle Air Control System... 6-1-75 Table B-5 Memeriksa Sirkuit Sinyal A/C (Kendaraan dengan Sistim A/C)... 6-1-77 Table B-6 Memeriksa Sirkuit Sinyal Electric Load... 6-1-79 Special Tool... 6-1-80 6-1

6-1-2 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN Informasi Umum Kebersihan dan Perawatan Mesin pada kendaraan merupakan susunan komponenkomponen yang mempunyai ukuran sangat presisi dengan toleransi hingga 1/1.000 milimeter, sehingga diperlukan kecermatan dan kebersihan saat melakukan perawatan. Dalam bagian ini ada hal-hal yang harus diperhatikan saat perawatan di bagian mesin, terutama bagian yang harus mendapat pelumasan. Di bawah ini dijelaskan prosedur perawatan pada bagian mesin : Saat memasang, gunakan oli yang bersih untuk melumasi komponen yang bergesekan. Komponen seperti valve, piston, piston ring, connecting rod, rod bearing dan crankshaft journal bearing saat dilepas harus sesuai dengan urutan pada prosedur melepas dan dikembalikan ke posisi semula saat memasang. Kabel terminal battery harus dilepas sebelum melakukan perbaikan pada mesin. Pada buku pedoman perbaikan ini keempat cylinder mesin diberi nomor : No.1 (1), No.2 (2), No.3 (3) dan No.4 (4) mulai dari sisi pulley crankshaft ke arah sisi flywheel. Informasi Umum Perawatan Mesin Informasi mengenai perawatan mesin ini harus diperhatikan dengan baik untuk mencegah kerusakan yang dapat mempengaruhi kemampuan mesin. Saat mengangkat mesin untuk perbaikan, jangan mendongkrak di bagian oil pan, hal ini dapat menyebabkan oil pan penyok sehingga menghambat jalannya pelumasan oli ke bagian mesin lainnya. Sistem kelistrikan mesin adalah 12 Volt, jika terjadi hubungan singkat (koslet) dapat mengakibatkan kerusakan komponen. Untuk mencegah hal tersebut, lepas kabel negatif battery sebelum melakukan perbaikan. Ketika melepas air cleaner, air intake hose, throttle body, atau Intake manifold, tutuplah lubang intake manifold. Hal ini untuk mencegah masuknya benda/kotoran kecil yang dapat mengakibatkan kerusakan fatal saat mesin dihidupkan.

INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-3 Hal-Hal yang Harus Diperhatikan pada Sistim Bahan Bakar Lihat Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan di Bab 6C. 1 Membuang Tekanan Bahan Bakar Setelah kondisi mesin dingin, lakukan langkah berikut ini untuk membuang tekanan bahan bakar. 1) Tuas transmisi pada posisi Netral tarik rem tangan dan ganjal roda. 2) Lepaskan cover bagian dalam glove box. 3) Lepaskan braket ECM. 4) Lepaskan relay fuel pump (1) dari main relay assy. 5) Buka tutup tangki bahan bakar untuk membuang tekanan dalam tangki dan kemudian pasang kembali. 6) Hidupkan mesin dan biarkan hingga mati dengan sendirinya (hingga bahan bakar habis). Kemudian, starter mesin 2-3 kali selama 3 detik untuk membuang tekanan yang terdapat di saluran. Seluruh sambungan bahan bakar kini aman untuk perbaikan. 7) Selesai perbaikan, pasang kembali relay fuel pump. Memeriksa Kebocoran Bahan Bakar Setelah melakukan perbaikan pada sistim bahan bakar, periksa untuk kebocoran, sbb.: 1) ON-kan kunci kontak selama 3 detik (untuk mengoperasikan fuel pump), kemudian putar ke posisi OFF. 2) Ulangi Langkah 1) sebanyak 3 atau 4 kali hingga terasa tekanan pada saluran bahan bakar, dengan cara memegang selang. 3) Pada kondisi ini, periksa kebocoran bahan bakar pada komponen atau sistim bahan bakar.

6-1-4 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN Uraian Umum Diagnosa Mesin Diagnosa Kendaraan ini dilengkapi dengan sistim kontrol mesin dan emisi yang dikontrol oleh ECM. Sistim kontrol mesin dan emisi pada kendaraan ini dikontrol oleh ECM. ECM memiliki sistim On-Board Diagnostic yang mendeteksi tidak berfungsinya sistim dan ketidak-normalan pada komponen emisi gas buang mesin. Ketika mendiagnosa masalah pada mesin, perhatikan Diagnosa Sistim On-Board dan Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Mendiagnosa Masalah dan lakukan diagnosa sebagaimana pada Memeriksa Sistim Mesin dan Kontrol Emisi. Terdapat hubungan antara mekanisme mesin, sistim pendingin mesin, sistim pengapian, sistim gas buang, dll. dengan sistim kontrol mesin dan emisi pada struktur dan cara kerjanya. Jika terjadi masalah pada mesin, meskipun lampu check engine tidak ON, lakukan diagnosa sesuai Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi. Uraian Sistim Diagnosa On-Board 2 1 3 ECM mendiagnosa masalah yang dapat terjadi pada komponen berikut saat kunci kontak ON serta mesin hidup dan menunjukkan hasilnya melalui nyala lampu check engine (1). Heated oxygen sensor ECT Sensor TP Sensor IAT Sensor MAP Sensor CMP Sensor CKP Sensor VSS CPU (Central Processing Unit) ECM ECM dan lampu check engine bekerja sebagai berikut. Lampu check engine menyala ketika kunci kontak diputar ke posisi ON (mesin dalam keadaan mati) dengan kondisi terminal switch diagnosa tidak digroundkan tanpa memperhatikan mesin dan sistim kontrol emisi. Hal ini hanya untuk memeriksa lampu check engine dan sirkuitnya. Jika mesin dan sistim kontrol emisi bebas dari masalah setelah mesin hidup (saat mesin hidup), lampu check engine akan OFF. Ketika ECM mendeteksi adanya masalah pada kedua sistim di atas, lampu check engine akan ON saat mesin hidup untuk mengingatkan pengemudi. (Jika ECM mendeteksi adanya 3 driving cycle yang berkelanjutan hal itu berarti normal, akan tetapi, lampu check engine (1) akan tetap OFF meskipun DTC tersimpan dalam memori ECM.) Selama ada yang mengaktifkan (ON) lampu check engine (1) saat kerusakan terdeteksi, 2 driving cycle detection logic digunakan untuk mencegah pendeteksian yang keliru untuk beberapa DTC.

INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-5 Saat ECM mendeteksi adanya kerusakan diagnostic trouble code (DTC) akan disimpan dalam memori ECM. DTC dapat diperiksa dengan menggunakan SUZUKI scan tool (2). Untuk penjelasan yang lebih rinci mengenai prosedur memeriksa DTC, lihat Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC). Untuk menghapus DTC, lihat petunjuk pada Menghapus Diagnostic Trouble Code (DTC). Warm-up Cycle Warm up cycle artinya pengoperasian kendaraan dari suhu coolant mencapai minimal 22 C (40 F) saat mesin mulai hidup hingga mencapai suhu coolant minimal 71 C (160 F). Driving Cycle Satu Driving Cycle adalah satu periode mulai dari mesin dihidupkan sampai mesin dimatikan. 2 Driving Cycle Detection Logic Kerusakan yang terdeteksi pada driving cycle pertama disimpan dalam memory ECM (dalam bentuk pending DTC) tetapi lampu check engine tidak langsung menyala pada saat ini. Baru menyala saat kerusakan yang sama terdeteksi kedua kalinya pada driving cycle berikutnya. Pending DTC Pending DTC artinya DTC terdeteksi dan disimpan sementara selama 1 driving cycle dan terdeteksi kembali pada 2 driving cycle detection logic. Freeze Frame Data ECM menyimpan data kondisi mesin dan pengendaraan (dalam bentuk data seperti pada gambar) di dalam memory ECM saat kerusakan terdeteksi. Data seperti itu disebut Freeze frame data. Oleh karena itu, mudah sekali untuk melihat kondisi mesin dan pengendaraan (misalnya, apakah mesin sudah cukup panas atau belum, apakah kendaraan berhenti atau jalan, apakah campuran bahan bakar kaya/kurus) saat kerusakan terdeteksi dengan cara melihat freeze frame data. ECM juga dapat menyimpan freeze frame data dari 3 kerusakan berbeda yang terdeteksi. Dengan menggunakan fungsi ini, jumlah kerusakan yang terdeteksi bisa diketahui. Hal tersebut sangat membantu dalam mendiagnosa masalah. Menghapus Freeze Frame Data Freeze frame data akan terhapus bersamaan dengan terhapusnya DTC.

6-1-6 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN Data Link Connector (DLC) DLC (1) terletak di bagian bawah panel instrumen tempat duduk pengemudi. Serial data line (K line ISO 9141) (3) digunakan SUZUKI scan tool (Tech 2) untuk berkomunikasi dengan ECM. 2. B + (terminal positif battery) 4. ECM ground (Signal Ground) 5. Vehicle body ground (Chassis Ground) 1 2 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 1 3 4 5

Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Mendiagnosa Mesin INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-7 Jangan melepas socket dari ECM, kabel battery, kabel ground ECM dari mesin atau main fuse sebelum mencatat informasi diagnosa (DTC, freeze frame data, dll.) yang tersimpan dalam memori ECM. Dengan melakukan pemutusan tersebut akan menghapus informasi dalam memori ECM. Waktu yang dibutuhkan untuk menghapus DTC: Temperatur luar Di atas 0 C (32 F) Di bawah 0 C (32 F) Waktu untuk memutus power ke ECM 30 detik atau lebih Tidak tercatat. Cari tempat yang temperaturnya lebih tinggi dari 0 C (32 F). Informasi diagnosa yang tersimpan dalam memori ECM dapat dihapus dengan menggunakan SUZUKI scan tool, sama halnya seperti untuk memeriksa. Sebelum menggunakan scan tool, baca buku petunjuk pemakaiannya dengan seksama untuk mendapatkan pemahaman mengenai fungsi yang tersedia dan bagaimana menggunakannya. Baca dengan seksama Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Perbaikan Sirkuit Kelistrikan pada Bab 0A sebelum memeriksa dan amati apa yang tertulis di Bab itu. Penggantian ECM Ketika mengganti ECM, periksa kondisi berikut ini. Mengabaikan pemeriksaan tersebut akan menyebabkan kerusakan pada ECM. Besarnya tahanan semua relay, actuator harus sesuai spesifikasi. MAP sensor dan TP sensor dalam kondisi baik dan tidak ada sirkuit power sensor-sensor ini yang short ke ground.

6-1-8 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi Lihat halaman berikut untuk masing-masing langkah. Langkah Tindakan Ya Tidak 1 Analisa Keluhan Customer 1) Lakukan analisa keluhan customer sesuai Analisa Keluhan Customer. Apakah analisa keluhan customer telah dilakukan? Lanjut Ke langkah 2. Lakukan analisa keluhan customer 2 Memeriksa, Menyimpan dan Menghapus Diagnostic Trouble Code (DTC) 1) Periksa DTC sesuai Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC). Apakah muncul DTC? 3 Memeriksa Secara Visual 1) Lakukan memeriksa secara visual sesuai Memeriksa Secara Visual. Apakah kondisinya rusak? 4 Memeriksa Secara Visual 1) Lakukan memeriksa secara visual sesuai Memeriksa Secara Visual. Apakah kondisinya rusak? 5 Konfirmasi Gejala Masalah 1) Konfirmasikan gejala masalah sesuai Konfirmasi Gejala Masalah. Apakah gejalanya dapat diikenali? 6 Periksa Kembali dan Simpan DTC 1) Periksa kembali DTC sesuai Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC). Apakah muncul DTC? 7 Periksa Kembali dan Simpan DTC 1) Periksa kembali DTC sesuai Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC). Apakah muncul DTC? 8 Dasar Pemeriksaan Mesin dan Tabel Diagnosa Mesin 1) Periksa dan perbaiki sesuai Dasar Pemeriksaan Mesin dan Diagnosa Gejala Mesin. Apakah pemeriksaan dan perbaikan selesai? 9 Perbaikan DTC 1) Periksa dan perbaiki sesuai tabel flow diagnosa DTC, Apakah pemeriksaan dan perbaikan selesai? 10 Pemeriksaan Masalah Sesaat (Terkadang Muncul) 1) Periksa masalah sesaat sesuai Memeriksa Masalah Sesaat. Apakah kondisinya rusak? Print DTC atau catat dan hapus, lihat Menghapus Diagnostic Trouble Code (DTC), dan kemudian lanjut ke langkah 3. Perbaiki atau ganti komponen yang rusak, dan kemudian lanjut ke langkah 11. Lanjut ke langkah 4. Lanjut ke langkah 5. Lanjut ke langkah 8. Lanjut ke langkah 6. Lanjut ke langkah 7. Lanjut ke langkah 9. Lanjut ke langkah 8. Lanjut ke langkah 11. Perbaiki atau ganti komponen yang rusak, kemudian lanjut ke langkah 11. Lanjut ke langkah 10. Periksa dan perbaiki komponen yang rusak, kemudian lanjut ke langkah 11. Lanjut ke langkah 11.

INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-9 Langkah Tindakan Ya Tidak 11 Tes Akhir 1) Hapus DTC jika ada. 2) Lakukan tes akhir, lihat Tes Akhir. Apakah muncul gejala masalah, DTC atau kondisi tidak normal? Lanjut ke langkah 6. Selesai Langkah 1. Analisa Keluhan Customer Catat data masalah (kerusakan, keluhan) dan kronologis kejadiannya sesuai pembicaraan dengan customer. Untuk ini, gunakan form pemeriksaan untuk mengumpulkan informasi dan hal-hal penting yang diperlukan untuk analisa dan diagnosa yang akurat. Langkah 2. Memeriksa, Menyimpan dan Menghapus Diagnostic Trouble Code (DTC) Pertama-tama, periksa DTC sesuai Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC). Jika DTC muncul, cetak atau catat dan kemudian hapus sesuai Menghapus Diagnostic Trouble Code (DTC). DTC menunjukkan kerusakan pada sistim tetapi tidak menunjukkan waktu kejadiannya, apakah terjadi baru saja atau terjadi beberapa waktu lalu dan kondisi telah kembali normal. Untuk menentukan masalah yang terjadi, periksa gejala yang terjadi sesuai langkah 4 dan cocokkan dengan DTC yang muncul sesuai langkah 5. Lakukan diagnosa sesuai DTC yang muncul, kesalahan menghapus DTC pada langkah ini akan mengaburkan hasil diagnosa, atau kesulitan dalam melakukan perbaikan. Langkah 3. dan 4. Memeriksa Secara Visual Sebagai langkah awal, lakukan memeriksa bagian-bagian yang berhubungan dengan fungsi mesin. Langkah 5. Konfirmasi Gejala Masalah Berdasarkan informasi pada Langkah 1. Analisa Keluhan Customer dan Langkah 2. Memeriksa, Menyimpan dan Menghapus Diagnostic Trouble Code (DTC), konfirmasikan gejala masalah. Dan juga, konfirmasikan DTC sesuai Prosedur Konfirmasi DTC dari masing-masing DTC. Langkah 6. dan 7. Periksa Kembali dan Simpan DTC Lihat Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC) untuk prosedur memeriksa. Langkah 8. Dasar Pemeriksaan Mesin dan Tabel Diagnosa Mesin Lakukan pemeriksaan berdasarkan Dasar Pemeriksaan Mesin. Pertama setelah didapatkan flow table, periksa komponen kemungkinan penyebab kerusakan lihat Diagnosis Masalah Mesin dan berdasarkan gejala yang ada pada kendaraan (keluhan customer, analisa keluhan, identifikasi masalah, dasar pemeriksaan mesin) dan perbaiki atau ganti komponen yang rusak. Langkah 9. Perbaikan DTC (Lihat Tabel Flow masing-masing DTC Diagnosa) Berdasarkan DTC yang muncul pada langkah 5 lihat tabel flow diagnosa DTC, tentukan penyebab masalahnya, misalnyaa sensor, switch, wire harness, konektor, actuator, ECM atau komponen lain dan perbaiki atau ganti komponen yang rusak. Langkah 10. Pemeriksaan Masalah Sesaat (Terkadang Muncul) Periksa komponen yang mudah sekali terjadi masalah sesaat (terkadang muncul) (seperti, wire harness, konektor, dll.), lihat Masalah Masalah Sesaat (Terkadang Muncul) dan Sambungan yang Kendur di Bab 0A dan sirkuit yang berhubungan dengan DTC yang tersimpan di langkah 2. Langkah 11. Tes Akhir Konfirmasikan gejala masalah yang telah diperbaiki dan mesin telah bebas dari kondsi abnormal. Jika muncul DTC masalah yang telah diperbaiki, hapus DTC segera, lakukan prosedur konfirmasi DTC dan pastikan DTC yang sama tidak muncul lagi.

6-1-10 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN Form Pemeriksaan Masalah Customer (Contoh) Nama: Tgl. Terbit: Model: No. Rangka: Tgl. Pencatatan: Tgl. Masalah: Km.: Sulit dihidupkan Tidak dapat Di-crank Tidak ada pengapian awal Tidak ada pengapian Sulit dihidupkan pada saat: ( Dingin Hangat Selalu) Lain - lain Tidak dapat idle Tidak dapat fast idle Putaran idle tidak normal ( Tinggi Rendah) ( rpm.) Tidak stabil Menyendat ( rpm. hingga rpm.) Lain-lain Pengendaraan tidak nyaman Percepatan kurang Pengapian cepat / Pengapian lambat Tidak bertenaga Menyentak Bunyi tidak normal Lain - lain Mesin Mati saat: Segera setelah di-start Pedal gas ditekan Pedal gas dilepas Ada beban A/C Kelistrikan P/S Lain-lain Lain-lain LAIN-LAIN: KONDISI LINGKUNGAN / KENDARAAN SAAT TERJADI MASALAH Kondisi Lingkungan Cuaca Suhu Frekwensi Jalan Biasa Berawan Hujan Salju Selalu Lain-lain Panas Hangat Sejuk Dingin ( F/ C) Selalu Selalu Terkadang ( kali/ hari,bulan) Hanya Sekali Pada kondisi tertentu Kota Desa Jalan Tol Pegunungan ( Turun / Naik) Jalan Aspal Kerikil Lain-lain Kondisi Kendaraan Kondisi Mesin Kondisi Kendaraan Dingin Pemanasan Panas Selalu Selain saat start Segera setelah start Dipacu tanpa beban Putaran Mesin ( rpm.) Selama pengendaraan: Kecepatan tetap Percepatan Perlambatan Berbelok ke kanan Berbelok ke kiri Saat pindah gigi (posisi ) Berhenti Kecepatan kendaraan ( Km/jam) Lain-lain Kondisi Lampu Cek Engine Selalu ON Terkadang ON Selalu OFF Kondisi baik DTC Pemeriksaan pertama Pemeriksaan kedua : Tidak ada Kode Normal DTC Kode Masalah ( ) : Tidak ada Kode Normal DTC Kode Masalah ( ) CATATAN: Diatas adalah contoh form standar. Lakukan modifikasi sesuai kondisi dan karakteristik masingmasing daerah.

INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-11 Memeriksa Lampu Check Engine (MIL) 1 1) ON-kan kunci kontak (kondisi mesin mati) dan periksa lampu check engine (1). Jika lampu check engine tidak menyala, lanjut ke Tabel Flow Diagnosa A-1. 2) Hidupkan mesin dan pastikan lampu check engine mati. 3) Jika lampu check engine menyala dan tidak ada DTC pada ECM, lanjut ke Tabel Flow Diagnostic A-2. Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC) 1) Siapkan SUZUKI scan tool. 2) Dengan kunci kontak OFF, hubungkan ke data link connector (DLC) (1) di bagian bawah instrument panel pengemudi. Special tool (A): SUZUKI scan tool (A) 1 3) Putar kunci kontak ke posisi ON dan pastikan lampu check engine menyala. 4) Perhatikan DTC yang muncul kemudian cetak atau catat. Lihat buku petunjuk scan tool untuk lebih jelasnya. Jika komunikasi antara scan tool dan ECM tidak ada, periksa scan tool dengan menghubungkannya ke ECM pada kendaraan lain. Jika komunikasi baik, berarti scan tool dalam kondisi baik. Kemudian, periksa data link connector dan serial data line (sirkuit) pada kendaraan dimana scan tool tidak dapat berkomunikasi. 5) Selesai memeriksa, putar kunci kontak ke posisi OFF dan lepas scan tool dari data link connector.

6-1-12 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN Menghapus Diagnostic Trouble Code (DTC) 1) Hubungkan SUZUKI scan tool ke data link connector dengan cara yang sama saat melakukan pemeriksaan DTC. 2) Kunci kontak pada posisi ON. 3) Hapus DTC. 4) Selesai menghapus DTC, putar kunci kontak ke posisi OFF dan lepas scan tool dari data link connector. CATATAN: DTC yang tersimpan di dalam memory ECM akan terhapus pada kondisi berikut. Hati-hati jangan mengapus DTC yang belum dicatat. Ketika power ECM terputus (dengan melepas kabel battery, melepas fuse atau melepas connector ECM) Ketika kerusakan yang sama (DTC) tidak dideteksi setelah 40 putaran engine. Waktu yang diperlukan untuk menghapus DTC: Suhu ruang Di atas 0 C (32 F) Di bawah 0 C (32 F) Waktu untuk memutus power ECM 30 detik atau lebih Tidak spesifik. lakukan di daerah dengan suhu di atas 0 C (32 F). Tabel Diagnostic Trouble Code (DTC) No. DTC P0031 P0032 P0107 P0108 P0112 Bagian Sirkuit HO2S Heater Control Rendah (Bank 1, Sensor 1) Sirkuit HO2S Heater Control Tinggi (Bank 1, Sensor 1) Input Sirkuit Manifold Absolute Pressure Rendah Input Sirkuit Manifold Absolute Pressure Tinggi Sirkuit Intake Air Temperature Sensor 1 Rendah Kondisi Kerusakan (DTC akan muncul saat mendeteksi:) Tegangan output HO2S-1 heater lebih kecil dari spesifikasi untuk jangka waktu tertentu saat HO2S-1 bekerja. (1 driving cycle detection logic) Tegangan output HO2S-1 heater lebih besar dari spesifikasi untuk jangka waktu tertentu saat HO2S-1 bekerja. (1 driving cycle detection logic) Tegangan output MAP sensor lebih kecil dari spesifikasi selama 0.5 detik (1 driving cycle detection logic) Tegangan output MAP sensor lebih besar dari spesifikasi selama 0.5 detik (1 driving cycle detection logic) Tegangan output IAT sensor lebih kecil dari spesifikasi selama 0.5 detik (1 driving cycle detection logic) DTC 1 driving cycle 1 driving cycle 1 driving cycle 1 driving cycle 1 driving cycle MIL 1 driving cycle 1 driving cycle 1 driving cycle 1 driving cycle 1 driving cycle

INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-13 No. DTC P0113 P0117 P0118 P0122 P0123 P0134 P0335 P0340 Sirkuit Intake Air Temperature Sensor 1 Tinggi Sirkuit Engine Coolant Temperature Rendah Sirkuit Engine Coolant Temperature Tinggi Sirkuit Throttle Position Sensor A Rendah Sirkuit Throttle Position Sensor A Tinggi Terdeteksi Tidak Ada Aktivitas pada Sirkuit O2 Sensor (Bank 1, Sensor 1) Sirkuit Crankshaft Position Sensor A Sirkuit Camshaft Position Sensor A (Bank 1) P0500 Vehicle speed sensor A P0601 P0602 Bagian Internal Control Module Memory Check Sum Error Control Module Programming Error Kondisi Kerusakan (DTC akan muncul saat mendeteksi:) Tegangan output IAT sensor lebih besar dari spesifikasi selama 0.5 detik (1 driving cycle detection logic) Tegangan output ECT sensor lebih kecil dari spesifikasi selama 0.5 detik (1 driving cycle detection logic) Tegangan output ECT sensor lebih besar dari spesifikasi selama 0.5 detik (1 driving cycle detection logic) Tegangan output TP sensor lebih kecil dari spesifikasi selama 0.5 detik (1 driving cycle detection logic) Tegangan output TP sensor lebih besar dari spesifikasi selama 0.5 detik (1 driving cycle detection logic) Tegangan output HO2S kurang dari 0.4V selama 40 detik setelah warming up mesin. (2 driving cycle detection logic) Sinyal output CKP sensor tidak masuk selama 2 detik meskipun sinyal motor starter masuk saat mesin distarter. (1 driving cycle detection logic) Jumlah pulsa sinyal output CMP sensor kurang atau sama dengan 3 selama 6 putaran crankshaft. Sinyal output CMP sensor tidak masuk di antara 75 BTDC dan 5 BTDC sudut crankshaft sebelum langkah kompresi selama 6 putaran crankshaft. (1 driving cycle detection logic) Sinyal speedometer tidak masuk selama 4 detik meskipun kendaraan berjalan dengan fuel cut saat deselerasi. (1 driving cycle detection logic) Data write error atau check sum error (1 driving cycle detection logic, monitoring sekali / 1 driving cycle) Data programming error (1 driving cycle detection logic tetapi MIL tidak menyala) DTC 1 driving cycle 1 driving cycle 1 driving cycle 1 driving cycle 1 driving cycle 2 driving cycle 1 driving cycle 1 driving cycle 1 driving cycle 1 driving cycle 1 driving cycle MIL 1 driving cycle 1 driving cycle 1 driving cycle 1 driving cycle 1 driving cycle 2 driving cycle 1 driving cycle 1 driving cycle 1 driving cycle 1 driving cycle Tidak ada

6-1-14 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN Table Fail-safe Saat DTC di bawah ini terdeteksi, ECM memasuki mode fail-safe selama kerusakan berlangsung dan berakhir saat ECM mendeteksi keadaan telah normal kembali. No. DTC Bagian yang Terdeteksi Cara Kerja Fail-Safe P0107 Input sirkuit manifold absolute rendah P0108 P0112 P0113 P0117 P0118 P0122 P0123 Input sirkuit manifold absolute pressure tinggi Input sirkuit intake air temperature rendah Input sirkuit intake air temperature sensor tinggi Input sirkuit engine coolant temperature rendah Input sirkuit engine coolant temperature tinggi Input sirkuit throttle position sensor rendah Input sirkuit throttle position sensor tinggi Engine control bekerja pada tekanan barometric 101 kpa. Engine control bekerja berdasarkan tekanan pada manifold absolute pressure sesuai pembukaan throttle dan putaran mesin. ECM menghentikan IAC feed back control. Engine control bekerja pada suhu IAT 20 C (68 F). ECM menghentikan IAC feed back control. Engine control is sudah dilakukan on the basis of 80 C (176 F) engine coolant temperature. Radiator cooling fan operates continuously. ECM menghentikan IAC feed back control. Engine control bekerja pada posisi throttle 20. P0335 Sirkuit crankshaft position sensor Engine control bekerja dengan hanya menggunakan CMP sensor. Fuel cut bekerja saat putaran mesin lebih dari 4000 r/min. P0340 Sirkuit camshaft position sensor Engine control bekerja dengan hanya menggunakan CKP sensor. Fuel cut bekerja saat putaran mesin lebih dari 4000 r/min. P0500 Vehicle speed sensor ECM menghentikan IAC feed back control

INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-15 Memeriksa Secara Visual Periksa secara visual komponen dan sistim berikut. Pemeriksaan Bab Referensi Oli mesin jumlah, kebocoran Bab 0B Engine coolant jumlah, kebocoran Bab 0B Bahan bakar jumlah, kebocoran Bab 0B Filter udara kotor, tersumbat Bab 0B Battery jumlah, karat pada terminal Bab 0B Water pump belt tension, rusak Bab 0B Kabel throttle play, memasang Bab 6E-1 Selang vacuum air intake system lepas, kendur, rusak, bengkok Sambungan kabel/harness lepas, gesek Fuse terbakar Bab 8 Komponen memasang Baut kendur Komponen rusak Komponen lain yang dapat diperiksa secara langsung Periksa juga hal-hal berikut saat mesin hidup, jika mungkin Lampu check engine tidak berfungsi cara kerja Bab 6-1 Lampu pengisian battery cara kerja Bab 6H Lampu peringatan tekanan oli cara kerja Bab 8 (Bab 6-1 untuk pemeriksaan) Engine coolant temp. meter cara kerja Bab 8 Fuel level meter cara kerja Bab 8 Udara masuk dari sistim air intake Sistim exhaust kebocoran gas buang, bunyi tidak normal Komponen lain yang dapat diperiksa secara visual

6-1-16 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN Dasar Pemeriksaan Mesin Pemeriksaan ini sangat penting untuk melakukan perbaikan ketika ECM tidak mendeteksi adanya DTC dan adanya kejanggalan saat memeriksa langsung. Perhatikan tabel flow berikut ini dengan seksama. Langkah Tindakan Ya Tidak 1 Apakah Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi sudah dilakukan? Lanjut ke langkah 2. Lanjut ke Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi. 2 Periksa apakah tegangan. battery Lanjut ke langkah 3. Charge atau ganti battery. 11 V atau lebih? 3 Apakah mesin bisa distarter? Lanjut ke langkah 4. Lanjut ke Diagnosa di Bab 6G. 4 Apakah mesin bisa hidup? Lanjut ke langkah 5. Lanjut ke langkah 7. 5 Periksa idle speed/iac duty mesin sesuai Memeriksa Idle Speed/Idle Air Control (IAC) Duty di Bab 6E11. Apakah sesuai spesifikasi? 6 Memeriksa ignition timing sesuai Memeriksa dan Penyetelan Ignition Timing di Bab 6F. Apakah hasil memeriksa sesuai spesifikasi? 7 Periksa supply bahan bakar berikut. 1) Periksa apakah jumlah bahan bakar pada tangki cukup?. 2) Putar kunci kontak ke posisi ON selama 2 detik dan kemudian OFF. Apakah tekanan balik (suara) dapat dirasakan pada selang bahan bakar saat kunci kontak di-onkan? 8 Periksa kerja fuel pump. 1) Apakah suara fuel pump terdengar dari lubang pengisian bahan bakar sekitar 2 detik setelah kunci kontak ON dan kemudian berhenti? 9 Memeriksa pengapian busi lihat Tes Pengapian Busi di Bab 6F. Apakah kondisinya baik? 10 Periksa fungsi fuel injector lihat Memeriksa Fuel Injector di Bab 6E1. Apakah kondisinya baik? Lanjut ke langkah 6. Lanjut ke Diagnosa Gejala Mesin. Lanjut ke Diagnosa Gejala Pada Mesin. Periksa komponen yang terhubung dengan ignition control, lihat Bab 6F. Lanjut ke langkah 9. Lanjut ke langkah 8. Lanjut ke Tabel B-3 Memeriksa Tekanan Bahan Bakar. Lanjut ke langkah 10. Lanjut ke Diagnosa Gejala Mesin. Lanjut ke Tabel B-2 Memeriksa Fuel Pump dan Sirkuitnya. Lanjut ke Diagnosa di Bab 6F. Lanjut ke Tabel B-1 Memeriksa Sirkuit Fuel Injector.

Diagnosa Gejala Pada Mesin INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-17 Lakukan perbaikan dengan melihat petunjuk pada tabel berikut bila ECM tidak dapat mendeteksi DTC dan tidak ada kerusakan ditemui pada pemeriksaan langsung (visual) dan dasar pemeriksaan mesin sebelumnya. Kondisi Kemungkinan Penyebab Referensi Mesin susah hidup (Mesin bisa Busi rusak Melepas dan Memasang Busi di Bab 6F. distarter) Kabel busi bocor Melepas dan Memasang Kabel Busi di Bab 6F. Sambungan kabel busi kendur atau lepas Melepas dan Memasang Kabel Busi di Bab 6F. Ignition coil rusak Memeriksa Ignition Coil Assy. (termasuk Ignitor) di Bab 6F. Selang atau pipa bahan bakar tersumbat Tabel Flow Diagnosa B-3. Fuel pump tidak berfungsi Tabel Flow Diagnosa B-3. Air masuk dari gasket intake manifold atau gasket throttle body Melepas dan Memasang Throttle Body dan Intake Manifold di Bab 6A. Sistim idle air control rusak Tabel Flow Diagnosa B-4. Sensor ECT atau MAP rusak Engine Coolant Temperature (ECT) Sensor Memeriksa atau Manifold Absolute Pressure (MAP) Sensor Memeriksa di Bab 6E-1. ECM rusak Kompresi rendah Periksa Kompresi di Bab 6A. Busi kendur atau rusak Melepas danmpemasang Busi di Bab 6F. Kompresi bocor dari dudukan valve Memeriksa Cylinder Head dan Valve di Bab 6A. Valve stem bengkok Memeriksa Cylinder Head dan Valve di Bab 6A. Valve spring lemah atau rusak Memeriksa Cylinder Head dan Valve di Bab 6A. Kompresi bocor dari gasket cylinder head Memeriksa Cylinder Head dan Valve di Bab 6A. Ring piston bengkok atau rusak Memeriksa Pistons, Piston rings, Connecting Rods dan Cylinders di Bab 6A. Piston, ring atau cylinder aus Memeriksa Pistons, Piston rings, Connecting Rods dan Cylinders di Bab 6A. PCV valve tidak berfungsi Memeriksa SIstim PCV di Bab 6E-1. Fuel injector rusak Memeriksa Fuel Injector di Bab 6E-1. Crankshaft timing belt pulley rusak Melepas dan Memeriksa Timing Belt dan Tensioner di Bab 6A. Sensor CMP sensing rotor rusak Komponen Rocker Arm, Rocker Arm Shaft dan Camshaft di Bab 6A.

6-1-18 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN Kondisi Kemungkinan Penyebab Referensi Tekanan oli rendah Viskositas oli tidak standar Penggantian Oli Mesin dan Oil Filter di Bab 0B. Oil strainer tersumbat Membersihkan Oil Pan dan Oil Pump Strainer di Bab 6A. Fungsi oil pump terganggu Membersihkan Oil Pan dan Oil Pump Strainer di Bab 6A. Oil pump relief valve aus Membersihkan Oil Pan dan Oil Pump Strainer di Bab 6A. Celah antar komponen terlalu besar Bunyi tidak normal pada mesin Valve lash tidak tepat Memeriksa Valve dan Cylinder Head di Bab 6A. Catatan: Sebelum memeriksa bunyi Valve stem dan guide aus Memeriksa Valve dan Cylinder Head di Bab 6A. pada bagian mekanik, pastikan: Valve spring lemah atau patah Memeriksa Valve dan Cylinder Head di Bab 6A. busi dan bahan bakar yang Valve tertekuk atau terlipat Memeriksa Valve dan Cylinder Head di Bab 6A. digunakan sesuai spesifikasi. Piston, ring dan cylinder bore aus Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston ring, Connecting Rod dan Cylinder di Bab 6A. Bearing rod aus Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston ring, Connecting Rod dan Cylinder di Bab 6A. Starter pin aus Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston ring, Connecting Rod dan Cylinder di Bab 6A. Mur-mur rod kendur Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston ring, Connecting Rod dan Cylinder di Bab 6A. Tekanan oli rendah Tekanan Oli Rendah pada tabel Bearing aus Memeriksa Main Bearing di Bab 6A. Crankshaft journal aus Memeriksa Crankshaft di Bab 6A. Baut bearing cap kendur Memeriksa Main bearing di Bab 6A Crankshaft thrust play terlalu besar Memeriksa Crankshaft di Bab 6A. Mesin overheat Thermostat tidak berfungsi Memeriksa Thermostat di Bab 6B. Water pump tidak berfungsi dengan baik Memeriksa Water Pump di Bab 6B. Radiator bocor atau tersumbat Memeriksa Radiator di Bab 6B. Grade oli mesin tidak standar Penggantian Oli Mesin dan Oil Filter di Bab 0B. Oil filter atau oil strainer tersumbat Memeriksa Tekanan Oli di Bab 6A. Oil pump tidak berfungsi dengan baik Memeriksa Oil Pressure di Bab 6A. Kontrol sistim radiator fan rusak Tabel Flow Diagnosa B-7. Rem bergesekan Tabel Diagnosa di Bab 5. Clutch selip Tabel Diagnosa di Bab 7C. Gasket cylinder head rusak Memeriksa Valve dan Cylinder Head di Bab 6A.

INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-19 Kondisi Kemungkinan Penyebab Referensi Bahan bakar boros Sambungan kabel busi bocor atau kendur Melepas dan Memasang Kabel Busi di Bab 6F. Busi rusak (celah tidak standar, timbunan karbon terlalu banyak dan elektroda hangus, Melepas dan Memasang Busi di Bab 6F. dll.) Putaran idle tinggi Putaran idle atau mesin tidak dapat idle pada tabel ini. Kerja sensor TP, ECT atau MAP kendur Memeriksa Throttle Position (TP) Sensor, Memeriksa Sensor Engine Coolant Temperature (ECT) atau Memeriksa Sensor Manifold Absolute Pressure (MAP) di Bab 6E-1. Fuel injector rusak Tabel Flow Diagnosa B-1. ECM rusak Tekanan rendah Tekanan Rendah pada tabel. Dudukan valve kendur Memeriksa Valve dan Cylinder Head di Bab 6A. Rem bergesekan Tabel Diagnosa di Bab 5. Clutch selip Tabel Diagnosa di Bab 7C. Thermostat tidak berfungsi dengan baik Memeriksa Thermostat di Bab 6B. Tekanan ban tidak sesuai Perawatan Ban di Bab 3F. Oli sangat boros Gasket cylinder head rusak Memeriksa Valve dan Cylinder Head di Bab 6A. Oil seal camshaft bocor Melepas dan Memasang Rocker Arm, Rocker Arm Shaft dan Camshaft di Bab 6A. Piston ring lengket Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston ring, Connecting Rod dan Cylinder di Bab 6A. Piston dan cylinder aus Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston ring, Connecting Rod dan Cylinder di Bab 6A. Piston ring groove dan ring aus Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston ring, Connecting Rod dan Cylinder di Bab 6A. Lokasi piston ring gap tidak tepat Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston ring, Connecting Rod dan Cylinder di Bab 6A. Valve stem seal aus atau rusak Membongkar dan Merakit Valve dan Cylinder Head di Bab 6A. Valve stem aus Memeriksa Valve dan Cylinder Head di Bab 6A.

6-1-20 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN Kondisi Kemungkinan Penyebab Referensi Mesin tersendatsendat Busi rusak atau celah busi tidak standar Melepas dan Memasang Busi di Bab 6F. (Terkadang tidak ada respon saat Kabel busi bocor Melepas dan Memasang Kabel Busi di Bab 6F. pedal gas ditekan di Tekanan bahan bakar tidak sesuai spesifkasi Tabel Flow Diagnosa B-3. semua kecepatan. Seringkali saat pertama kali kendaraan akan berjalan dari kondisi Kerja sensor TP, ECT atau MAP kendur Memeriksa Sensor Throttle Position (TP), Memeriksa Sensor Engine Coolant Temperature (ECT atau Memeriksa Sensor Manifold Absolute Pressure (MAP) di Bab 6E-1. berhenti) Fuel injector rusak Tabel Flow Diagnosa B-1. Rusak ECM Mesin overheat Mesin overheat pada tabel ini. Tekanan rendah Tekanan Rendah pada tabel ini. Hentakan (Tenaga mesin berubah-ubah tanpa ada perubahan tekanan pada pedal gas) Ada ledakan (Pada mesin terjadi letupan saat pembukaan throttle) Kabel busi bocor atau kendur Busi rusak (timbunan carbon, gap dan elektroda terbakar dll.) Variable fuel pressure Selang bahan bakar terjepit atau rusak Fuel pump rusak (fuel filter tersumbat) Sensor MAP tidak berfungsi Fuel injector rusak ECM rusak Busi rusak Kabel busi kendur Engine overheat Fuel filter atau salurannya tersumbat Intake manifold atau gasket throttle body bocor Sensor ECT atau MAP tidak berfungsi Fuel injector rusak ECM rusak Timbunan karbon terlalu banyak Melepas dan memasang Kabel Busi di Bab 6F. Melepas dan Memasang Busi di Bab 6F. Tabel Flow Diagnosa B-3. Memeriksa Sensor Manifold Absolute Pressure (MAP) di Bab 6E-1. Tabel Flow Diagnosa B-1. Melepas dan Memasang Busi di Bab 6F. Melepas dan Memasang Kabel Busi di Bab 6F. Overheat di tabel ini. Tabel Flow Diagnosa B-1 atau Tabel Flow Diagnosa B-2. Melepas dan Memasang Throttle Body dan Intake Manifold di Bab 6A. Memeriksa Sensor Engine Coolant Temperature (ECT) atau Memeriksa Sensor Manifold Absolute Pressure (MAP) di Bab 6E-1. Tabel Flow Diagnosa B-1. Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston ring, Connecting Rod dan Cylinder di Bab 6A.

INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-21 Kondisi Kemungkinan Penyebab Referensi Mesin tidak bertenaga Busi rusak Melepas dan Memasang Busi di Bab 6F. Ignition coil dengan ignitor rusak Memeriksa Ignition Coil Assy. (termasuk Ignitor) di Bab 6F. Kabel busi kendur atau lepas Melepas dan Memasang Kabel Busi di Bab 6F. Selang atau pipa tersumbat Tabel Flow Diagnosa B-3 Fuel pump tidak berfungsi Tabel Flow Diagnosa B-2 Udara masuk dari gasket intake manifold atau gasket throttle body Melepas dan Memasang Throttle Body dan Intake Manifold di Bab 6A. Mesin overheat Mesin overheat pada tabel ini. Penyetelan kabel gas tidak tepat Penyetelan Kabel Gas di Bab 6E-1. TPS, ECT atau MAP tidak berfunsi Memeriksa Sensor Throttle Position (TP), Memeriksa Sensor Engine Coolant Temperature (ECT) atau Meme-riksa Sensor Manifold Absolute Pressure (MAP di Bab 6E-1. Fuel injector rusak Tabel Flow Diagnosa B-1. ECM rusak Rem bergesekan Tabel Diagnosa di Bab 5. Kopling selip Tabel Diagnosa di Bab 7C. Tekanan rendah Memeriksa Rendah di Bab 6A. Tekanan bahan bakar tidak sesuai spesifikasi Tabel Flow Diagnosa B-3. Putaran idle mesin tidak standar Busi rusak Melepas dan Memasang Busi di Bab 6F. Kabel busi bocor Melepas dan Memasang Kabel Busi di Bab 6F. Ignition coil dengan ignitor rusak Memeriksa Ignition Coil Assy. (termasuk Ignitor) di Bab 6F. Tekanan bahan bakar tidak sesuai spesifikasi Tabel Flow Diagnosa B-3. Gasket Manifold, throttle body, atau cylinder head bocor Sistim idle air control rusak Tabel Flow Diagnosa B-4. Fuel injector rusak Tabel Flow Diagnosa B-1. Sensor ECT, TP atau MAP tidak bekerja Memeriksa Sensor Throttle Position (TP), Memeriksa Sensor Engine Coolant Temperature (ECT) atau Memeriksa Sensor Manifold Absolute Pressure (MAP) di Bab 6E-1. ECM rusak Sambungan selang vacuum kendur PCV valve tidak berfungsi Memeriksa Sistim PCV di Bab 6E-1. Mesin overheat Mesin overheat pada tabel ini. Tekanan rendah Memeriksa Tekanan di Bab 6A.

6-1-22 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN Kondisi Kemungkinan Penyebab Referensi Emisi hydrocarbon (HC) atau carbon Busi rusak Melepas dan Memasang Busi di Bab 6F. monoxide (CO) berlebihan Kabel busi bocor Melepas dan Memasang Kabel Busi di Bab 6F. Ignition coil dengan ignitor rusak Memeriksa Ignition Coil Assy. (termasuk Ignitor) di Bab 6F. Kompresi rendah Memeriksa Kompresi di Bab 6A. Catalytic converter terkontaminasi timbal Periksa dari kemungkinan tidak adanya filler neck restrictor. Sistim evaporative emission control rusak Memeriksa Sistim Evaporative Emission Control di Bab 6E-1. Tekanan bahan bakar tidak sesuai spesifikasi Tabel Flow Diagnosa B-3. Closed loop system (A/F feed back compensation) gagal TP sensor rusak Throttle Position (TP) Sensor Inspection di Bab 6E-1. ECT sensor atau MAP sensor lemah Memeriksa ECT Sensor atau Memeriksa Manifold Absolute Pressure (MAP) Sensor di Bab 6E-1. Injector rusak Tabel Flow Diagnosa B-1. ECM rusak Mesin tidak pada temperatur kerja normal Saringan udara tersumbat Vacuum bocor Emisi nitrogen oxides (NOx) berlebihan Ignition timing tidak tepat Memeriksa Ignition Timing di Bab 6F. Catalytic converter terkontaminasi timbal Periksa dari kemungkinan tidak adanya filler neck restrictor. Tekanan bahan bakar tidak sesuai spesifikasi Tabel Flow Diagnosa B-3. Closed loop system (A/F feed back compensation) gagal TP sensor rusak Throttle Position (TP) Sensor Inspection di Bab 6E-1. ECT sensor atau MAP sensor lemah Memeriksa ECT Sensor atau Memeriksa Manifold Absolute Pressure (MAP) Sensor di Bab 6E-1. Injector rusak Tabel Flow Diagnosa B-1. ECM rusak

Data Scan Tool INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-23 Data di bawah ini adalah nilai standar pada kondisi pengendaraan normal dengan menggunakan SUZUKI scan tool, yang dapat digunakan sebagai referensi. Meski kendaraan dalam kondisi baik, dalam beberapa kasus hasil pemeriksaaan mungkin tidak sesuai dengan spesifikasi. Karenanya, kondisi abnormal kendaraan tidak dapat didasarkan hanya pada data ini semata. Kondisi pada tabel di bawah ini dapat diperiksa dengan menggunakan scan tool yang dideteksi oleh ECM dan output dari ECM berupa perintah-perintah dan pada beberapa kasus dimana mesin atau actuator tidak beroperasi sebagaimana ditunjukkan oleh scan tool. Gunakan timing light untuk memeriksa waktu pengapian. CATATAN: Ketika memeriksa data dengan kondisi mesin pada putaran idle atau tinggi, pindahkan tuas transmisi (M/T) ke posisi netral dan tarik rem tangan secara penuh. Jika mengindikasikan tidak ada beban, matikan A/C (jika dilengkapi), semua beban kelistrikan dan switch lainnya. Data Scan Tool COOLANT TEMP (ENGINE COOLANT TEMP.) INTAKE AIR TEMP Kondisi Kendaraan Pada putaran idle sesuai spesifikasi setelah pemanasan Pada putaran idle sesuai spesifikasi setelah pemanasan Kondisi Normal / Nilai Standar 80 100 C, 176 212 F 5 C (23 F) + suhu di sekitar hingga 40 C (104 F) + suhu di sekitar. Desired idle speed ±50 r/min ENGINE SPEED Pada putaran idle tanpa beban setelah pemanasan DESIRED IDLE Pada putaran idle dan semua komponen (DESIRED IDLE SPEED) kelistrikan OFF setelah pemanasan 750 r/min IAC FLOW DUTY Pada putaran idle dan tanpa beban setelah (IDLE AIR CONTROL pemanasan FLOW DUTY) 5 30% IGNITION ADVANCE (IGNITION TIMING Pada putaran idle sesuai spesifikasi tanpa beban ADVANCE FOR NO.1 setelah pemanasan 8 16 BTDC CYLINDER) Pada putaran idle sesuai spesifikasi tanpa beban INJ PULSE WIDTH 2.0 4.0 msec setelah pemanasan (FUEL INJECTION PULSE Pada putaran mesin 2500 r/min tanpa beban WIDTH) 2.0 3.6 msec setelah pemanasan BATTERY VOLTAGE Kunci kontak ON/mesin mati 10 14 V THROTTLE POSITION Kunci kontak ON/ Pedal gas tidak ditekan 4 19% (ABSOLUTE THROTTLE setelah panas POSITION) mesin dimatikan Pedal gas ditekan penuh 60 90% TP SENSOR VOLT (THROTTLE POSITION SENSOR OUTPUT VOLTAGE) SHORT FT B1 (SHORT TERM FUEL TRIM) LONG FT B1 (LONG TERM FUEL TRIM) Kunci kontak ON/ setelah panas mesin dimatikan Pedal gas tidak ditekan Pedal gas ditekan penuh Pada putaran idle sesuai spesifikasi setelah pemanasan Pada putaran idle sesuai spesifikasi setelah pemanasan 0.2 0.95 V Kurang dari 4.8 V 20 +20% 15 +15%

6-1-24 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN MAP (INTAKE MANIFOLD ABSOLUTE PRESSURE) Pada putaran idle sesuai spesifikasi tanpa beban setelah pemanasan, sistim A/C tidak bekerja 20 40 kpa VEHICLE SPEED Kendaraan dalam keadaan diam 0 km/h O2S B1 S1 (HEATED Pada putaran idle sesuai spesifikasi setelah OXYGEN SENSOR-1) pemanasan 0.1 0.95 V O2S B1 S1 ACT Pada putaran idle sesuai spesifikasi setelah (HEATED OXYGEN pemanasan SENSOR-1 SIGNAL) ACTIVE BAROMETRIC PRES Menampilkan barometric pressure TOTAL FUEL TRIM B1 Pada putaran idle sesuai spesifikasi setelah pemanasan 25 +25% CANIST PRG DUTY (EVAP CANISTER PURGE FLOW DUTY) FUEL SYSTEM (FUEL SYSTEM STATUS) FUEL PUMP FUEL CUT Data Scan Tool CLOSED THROTTLE POS (CLOSED THROTTLE POSITION) A/C SWITCH (jika dilengkapi A/C) A/C MAG CLUTCH (jika dilengkapi A/C) A/C COND FAN (A/C CONDENSER COOLING FAN CONTROL RELAY) (jika dilengkapi A/C) BLOWER FAN STARTER SW (STARTER SWITCH) Kondisi Kendaraan Pada putaran idle sesuai spesifikasi setelah pemanasan, sistim A/C tidak bekerja Pada putaran idle sesuai spesifikasi setelah pemanasan Selama 2 detik setelah kunci kontak ON atau mesin hidup Mesin mati dan kunci kontak ON Saat mesin dalam kondisi fuel cut Selain kondisi fuel cut Throttle valve pada posisi idle Throttle valve terbuka lebih besar dari posisi idle Mesin hidup setelah pemanasan, sistim A/C tidak bekerja Mesin hidup setelah pemanasan, sistim A/C bekerja Switch A/C dan switch motor blower ON Mesin hidup Switch A/C dan switch motor blower OFF Swich blower fan ON dan switch A/C atau defroster ON saat mesin hidup. Mesin hidup Swich blower fan dan/atau switch A/C atau defroster OFF. Swich blower fan pada Kunci kontak ON posisi 1 atau lebih Swich blower fan OFF Kunci kontak pada posisi START (mesin distarter) Kunci kontak pada posisi selain START Kondisi Normal / Nilai Standar 0% CLSD ON OFF ON OFF ON OFF OFF ON ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF

INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-25 Data Scan Tool ELECTRIC LOAD BRAKE SWITCH Kondisi Kendaraan Kunci kontak ON/lampu besar, clearance light dan/atau motor blower OFF Kunci kontak ON/lampu besar dan/atau clearance light ON Pedal rem tidak diinjak Kunci kontak ON Pedal rem diinjak Kondisi Normal / Nilai Standar OFF ON OFF ON Definisi Data Scan Tool COOLANT TEMP (ENGINE COOLANT TEMPERATURE, C, F) Dideteksi oleh engine coolant temp. sensor. INTAKE AIR TEMP ( C, F) Dideteksi oleh intake air temp. sensor. ENGINE SPEED (rpm) Komputerisasi berdasarkan pulsa dari crankshaft position sensor. DESIRED IDLE (DESIRED IDLE SPEED, rpm) Desired Idle Speed adalah putaran idle sesuai parameter internal ECM yang menunjukkan putaran idle yang diinginkan ECM. Jika mesin tidak hidup, besarannya tidak valid. IAC FLOW DUTY (IDLE AIR (SPEED) CONTROL DUTY, %) Parameter ini menunjukkan besar arus pada putaran IAC valve (rata-rata pembukaan valve) yang mengontrol jumlah udara langsung (bypass) (putaran idle). IGNITION ADVANCE (IGNITION TIMING ADVANCE FOR NO.1 CYLINDER, ) Waktu pengapian cylinder No.1 berdasarkan perintah dari ECM. Waktu pengapian secara aktual harus diperiksa dengan menggunakan timing light. INJ PULSE WIDTH (FUEL INJECTION PULSE WIDTH, msec) Menunjukkan waktu injector drive (pembukaan valve) berdasarkan pulsa dari ECM (tetapi waktu injector drive cylinder NO.1 untuk multiport fuel injection). BATTERY VOLTAGE (V) Parameter ini menunjukkan tegangan positif battery yang masuk dari main relay ke ECM. THROTTLE POS (ABSOLUTE THROTTLE POSITION, %) Saat posisi TP sensor tertutup penuh, pembukaan throttle mengindikasikan 4 19% dan 60 90% pada posisi terbuka penuh. TP SENSOR VOLT (THROTTLE POSITION SENSOR OUTPUT VOLTAGE, V) TP Sensor membaca informasi pembukaan throttle valve dalam bentuk voltage. SHORT FT B1 (SHORT TERM FUEL TRIM, %) Pengurangan jumlah bahan bakar sebagai koreksi pemasukan campuran udara/bahan bakar dalam waktu yang pendek. Nilai 0 menunjukkan tidak adanya koreksi, lebih dari 0 menunjukkan adanya koreksi pengayaan, dan kurang dari 0 menunjukkan koreksi pengurangan. LONG FT B1 (LONG TERM FUEL TRIM, %) Pengurangan jumlah bahan bakar sebagai koreksi pemasukan campuran udara/bahan bakar dalam waktu yang panjang. Nilai 0 menunjukkan tidak adanya koreksi, lebih dari 0 menunjukkan adanya koreksi pengayaan, dan kurang dari 0 menunjukkan koreksi pengurangan.

6-1-26 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN MAP (MANIFOLD ABSOLUTE PRESSURE, mmhg, kpa) Nilai yang menunjukkan berapa banyak koreksi yang dibutuhkan untuk menjaga campuran bahan bakar/udara (sesuai pembacaan C.O tester). Hal tersebut dideteksi oleh MAP sensor. VEHICLE SPEED (km/h) Berdasarkam komputerisasi dari sinyal pulsa combination meter. O2S SENSOR B1 S1 (HEATED OXYGEN SENSOR-1, V) Mengindikasikan tegangan output HO2S-1 yang terpasang pada exhaust manifold (sebelum catalyst). O2S B1 S1 ACT (HEATED OXYGEN SENSOR-1 SIGNAL BANK 1, SENSOR 1, ACTIVE / INACTIVE) Parameter ini menunjukkan kondisi aktivasi HO2S-2 AKTIF: Aktivasi INACTIVE: Pemanasan atau stop. BAROMETRIC PRESS (kpa, in.hg) Parameter ini menunjukkan pengukuran tekanan udara barometric dan digunakan untuk koreksi jumlah penginjeksian bahan bakar dan IAC valve control. TOTAL FUEL TRIM B1 (%) Total pengurangan bahan bakar berdasarkan penghitungan pengurangan jumlah bahan bakar dalam waktu pendek (Short Term Fuel Trim) dan pengurangan jumlah bahan bakar dalam waktu panjang (Long Term Fuel Trim). Jumlah tersebut menunjukkan seberapa banyak koreksi yang dibutuhkan untuk menjaga campuran udara/bahan bakar sesuai stoichiometric. CANIST PRG DUTY (EVAP CANISTER PURGE FLOW DUTY, %) Parameter ini menunjukkan waktu rata-rata saat valve ON (valve membuka) sesuai putaran EVAP canister purge valve yang mengontrol jumlah EVAP purge. FUEL SYSTEM (FUEL SYSTEM STATUS, OPEN / CLSD / OP DC / OP SF / CL O2) Air/fuel ratio feedback loop status ditampilkan berikut ini. OPEN: Open-loop belum mencapai kondisi close loop. CLSD (CLOSED): Close-loop menggunakan oxygen sensor sebagai feedback fuel control. OP DC (OPEN-DRIVE CONDITION): Open-loop sesuai kondisi pengendaraan (Power enrichment, dll.). OP SF (OPEN SYSTEM FAULT): Open-loop terdeteksi kerusakan sistim. CL O2 (CLOSED-ONE HO2S): Closed loop, tetapi gagal dengan setidaknya satu oxygen sensor-atau menggunakan single oxygen sensor untuk fuel control. FUEL PUMP (ON/OFF) ON terdisplay saat ECM mengaktifkan fuel pump melalui fuel pump relay switch. FUEL CUT (ON/OFF) ON: Bahan bakar terputus (output signal ke injector dihentikan) OFF: Bahan bakar tidak terputus CLOSED THROTTLE POSITION (ON/OFF) Parameter ini membaca ON saat throttle valve menutup penuh, atau OFF saat tidak menutup penuh. A/C SWITCH (ON/OFF) ON: Perintah untuk menghidupkan A/C dikirim dari ECM ke A/C amplifier. OFF: Perintah untuk menghidupkan A/C tidak dikirim. A/C MAG SWITCH (A/C COMPRESSOR RELAY, ON/OFF) Parameter ini menunjukkan berfungsinya A/C switch. A/C COND FAN (A/C CONDENSER COOLING FAN CONTROL RELAY, ON / OFF) ON: Perintah ON dikeluarkan ke A/C condenser cooling fan relay. OFF: Tidak ada perintah yang dikeluarkan.

INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-27 BLOWER FAN (ON/OFF) Parameter ini menunjukkan berfungsinya blower motor switch. STARTER SW (STARTER SWITCH, ON / OFF) Parameter ini menunjukkan kondisi output starting motor relay. ON: Starting motor relay ON OFF: Starting motor relay OFF ELECTRIC LOAD (ON/OFF) ON: Sinyal ON lampu besar, clearance light, dan/atau rear defogger. OFF: Semua beban kelistrikan di atas OFF. BRAKE SW (ON/OFF) Parameter ini menunjukkan berfungsinya switch lampu rem.