ANALISA PENGARUH LAJU ALIRAN PARTIKEL PADAT TERHADAP SUDU-SUDU TURBIN REAKSI PADA SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP MENGGUNAKAN CFD

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

INVESTIGASI KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA DESAIN HELICAL BAFFLE PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD)

ANALISIS CASING TURBIN KAPLAN MENGGUNAKAN SOFTWARE COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS/CFD FLUENT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Prosedur Penggunaan Software Ansys FLUENT 15.0

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SIMULASI NUMERIK ALIRAN 3D UNTUK KONDISI QUASI STEADY DAN UNSTEADY PADA TURBIN UAP AKSIAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PRESENTASI TUGAS AKHIR. Oleh: Zulfa Hamdani. PowerPoint Template NRP :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian Numerik Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Jumlah Sudu dan Kecepatan Angin

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

SIMULASI DUA DIMENSI KARAKTERISTIK ALIRAN PADA BLADE UNTUK DESAIN NOZZLE DAN BLADE TURBIN UAP TIPE IMPULS SATU TINGKAT

BAB III ANALISA KONDISI FLUIDA DAN PROSEDUR SIMULASI

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) B-26

STUDI NUMERIK : MODIFIKASI BODI NOGOGENI PROTOTYPE PROJECT GUNA MEREDUKSI GAYA HAMBAT

STUDI NUMERIK PENGARUH GEOMETRI DAN DESAIN DIFFUSER UNTUK PENINGKATAN KINERJA DAWT (DIFFUSER AUGMENTED WIND TURBINE)

ANALISA PENGARUH SUDUT CONVERGING DUCT PADA PERFORMANSI CONSTANT PRESSURE THERMO VAPOR COMPRESSOR MENGGUNAKAN CFD

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Besaran dan peningkatan rata-rata konsumsi bahan bakar dunia (IEA, 2014)

ANALISA PENGARUH POSISI KELUARAN NOSEL PRIMER TERHADAP PERFORMA STEAM EJECTOR MENGGUNAKAN CFD

STUDI NUMERIK VARIASI INLET DUCT PADA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR

Analisa Unjuk Kerja Heat Recovery Steam Generator (HRSG) dengan Menggunakan Pendekatan Porous Media di PLTGU Jawa Timur

BAB IV PROSES SIMULASI

STUDI NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN OBSTACLE BENTUK PERSEGI PADA PIPA TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN DAN PERPINDAHAN PANAS.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SIDANG TUGAS AKHIR FITRI SETYOWATI Dosen Pembimbing: NUR IKHWAN, ST., M.ENG.

(Studi Kasus PT. EMP Unit Bisnis Malacca Strait) Dosen Pembimbing Bambang Arip Dwiyantoro, ST. M.Sc. Ph.D. Oleh : Annis Khoiri Wibowo

oleh : Ahmad Nurdian Syah NRP Dosen Pembimbing : Vivien Suphandani Djanali, S.T., ME., Ph.D

SIMULASI NUMERIK ALIRAN FLUIDA PADA TINGKAT PERTAMA TURBIN UAP MENGGUNAKAN CFD FLUENT

SIMULASI NUMERIK ALIRAN FLUIDA PADA TINGKAT PERTAMA KOMPRESOR DALAM INSTALASI TURBIN GAS DENGAN DAYA 141,9MW MENGGUNAKAN CFD FLUENT 6.3.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept, 2012) ISSN: B-38

ROTASI Volume 8 Nomor 1 Januari

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K ABSTRAK ABSTRACT

ANALISA NUMERIK ALIRAN DUA FASA DALAM VENTURI SCRUBBER

SIDANG TUGAS AKHIR KONVERSI ENERGI

Studi Numerik Distribusi Temperatur dan Kecepatan Udara pada Ruang Keberangkatan Terminal 2 Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya

MAKALAH KOMPUTASI NUMERIK

Studi Numerik 2D dan Uji Eksperimen tentang Karakteristik Aliran dan Unjuk Kerja Helical Savonius Blade dengan Variasi Overlap Ratio 0,1 ; 0,3 dan 0,5

Analisis Aliran Fluida Dinamik Pada Draft Tube Turbin Air

STUDI NUMERIK DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN KECEPATAN UDARA PADA RUANG KEDATANGAN TERMINAL 2 BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA

Kaji Numerik Optimasi Kinerja Rotor Savonius Dua Bilah dan Tiga Bilah

Prosiding SNaPP2015 Sains dan Teknologi ISSN EISSN Subagyo

PENGARUH SUDUT PUNTIR SUDU PADA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE SEMICIRCULAR BLADE APLIKASI ALIRAN DALAM PIPA

SIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA POMPA HIDRAM DENGAN TINGGI AIR JATUH 2.3 M DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK CFD

STUDI NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN BODI PENGGANGGU TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN FLUIDA MELINTASI SILINDER UTAMA

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Stress Analysis Pada Sudu Tetap Turbin Uap Bab III Metodologi BAB III METODOLOGI

RANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SUMBU VERTIKAL DI DESA KLIRONG KLATEN Oleh Bayu Amudra NIM:

BAB IV ANALISA DATA. Kecepatan arus ( m/s) 0,6 1,2 1,6 1,8. Data kecepatan arus pada musim Barat di Bulan Desember dapt dilihat dari tabel di bawah.

BAB II TINJAUN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

SIMULASI FLUIDIZED BED DRYER BERBASIS CFD UNTUK BATUBARA KUALITAS RENDAH

Studi Numerik Karakteristik Aliran dan Perpindahan Panas pada Heat Recovery Steam Generator

STUDI SIMULASI TENTANG PENGARUH RASIO DIAMETER DAN JUMLAH SUDU TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN CROSS FLOW DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS FLUENT

tudi kasus pengaruh perbandingan rusuk b/a = 12/12, 5/12, 4/12, 3/12, 2/12, 1/12, 0/12 dengan Re = 3 x 10 4.

TUGAS SARJANA BIDANG KONVERSI ENERGI SIMULASI NATURAL VENTILATION PADA BANGUNAN RUMAH TIPE 36 DENGAN MENGGUNAKAN CFD

IRVAN DARMAWAN X

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) B36

SIMULASI AERODINAMIS DAN TEGANGAN PROPELER PESAWAT TIPE AIRFOIL NACA M6 MELALUI ANALISA KOMPUTASI DINAMIKA MENGGUNAKAN MATERIAL PADUAN (94% Al-6% Mg)

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak

PENGARUH JUMLAH SUDU TERHADAP UNJUK KERJA SAVONIUS WATER TURBINE PADA ALIRAN AIR DALAM PIPA

Jurnal e-dinamis, Volume 3, No.3 Desember 2012 ISSN

Bab 4 Perancangan dan Pembuatan Pembakar (Burner) Gasifikasi

SKRIPSI SIMULASI ALIRAN FLUIDA YANG MELEWATI KATUP TEKAN BERBENTUK PLAT DATAR PADA POMPA HIDRAM DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM FLUENT

FORMULASI PENGETAHUAN PROSES MELALUI SIMULASI ALIRAN FLUIDA TIGA DIMENSI

SIMULASI PERPINDAHAN PANAS GEOMETRI FIN DATAR PADA HEAT EXCHANGER DENGAN ANSYS FLUENT

Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo

ANALISIS PENGARUH PENAMBAHAN ELLIPTICAL BULB TERHADAP HAMBATAN VISKOS DAN GELOMBANG PADA KAPAL MONOHULL DENGAN PENDEKATAN CFD

SIMULASI PENGARUH VARIASI KECEPATAN INLET TERHADAP PERSENTASE PEMISAHAN PARTIKEL PADA CYCLONE SEPARATOR DENGAN MENGGUNAKAN CFD ABSTRAK

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: B-169

SIMULASI ALIRAN UDARA DALAM RAM-AIR INTAKE PADA SEPEDA MOTOR SPORT DENGAN MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC

OPTIMALISASI DESAIN TURBIN PLTA PICO- HYDRO UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI DAYA DENGAN BANTUAN SOFTWARE CFD DAN KONSEP REVERSE ENGINEERING

BAB III METODOLOGI DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI EKSPERIMEN DAN NUMERIK TENTANG ALIRAN BOUNDARY LAYER YANG MELINTASI BUMP DENGAN RADIUS KELENGKUNGAN YANG KECIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Simulasi Pola Aliran dalam Tangki Berpengaduk menggunakan Side-Entering Impeller untuk Suspensi Padat-Cair

BAB IV PEMODELAN POMPA DAN ANALISIS

Simulasi Kincir Angin Savonius dengan Variasi Pengarah

SIMULASI TURBIN AIR POROS HORISONTAL (HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE/HAWT) DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI FLOW SIMULATION SOLIDWORKS SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENELITIAN KARAKTERISTIK AERODINAMIKA AEROFOIL SUDU SKEA NELAYAN NILA 80

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS

SIMULASI EFEK TURBO CYCLONE TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN UDARA PADA SALURAN UDARA SUATU MOTOR BAKAR MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS

Lampiran A: Gambar Bagian- bagian dari Alat Penukar Kalor Berdasarkan Standar TEMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PERHITUNGAN PARAMETER PENSTOCK

SIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA POMPA HIDRAM DENGAN VARIASI PANJANG PIPA PEMASUKAN DAN VARIASI TINGGI TABUNG UDARA MENGGUNAKAN CFD

SIMULASI TURBIN CROSSFLOW DENGAN JUMLAH SUDU 18 SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK PICOHYDRO

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

SECOND ORDER UPWIND DIFFERENCING SCHEME OF K- TURBULENCE MODEL FOR AIR AND EGR FLOW MIXTURES IN INTAKE MANIFOLD OF DIESEL ENGINE

EFEKTIVITAS STEAM EJECTOR TINGKAT PERTAMA DI PLTP LAHENDONG UNIT 2

BAB 3 PEMODELAN 3.1 PEMODELAN

BAB 4 MODELISASI KOMPUTASI dan PEMBAHASAN

Jurnal Teknik Mesin S-1, Vol. 2, No. 4, Tahun 2014 Online:

Analisa Efisiensi Isentropik dan Exergy Destruction Pada Turbin Uap Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap

ANALISIS CFD DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN KELEMBABAN RELATIF PADA PROSES DEHUMIDIFIKASI SAMPLE HOUSE DENGAN KONSENTRASI LIQUID DESSICANT 30%

Studi Numerik Pengaruh Panjang Rectangular Obstacle terhadap Perpindahan Panas pada Staggered Tube Banks

ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3

Transkripsi:

ANALISA PENGARUH LAJU ALIRAN PARTIKEL PADAT TERHADAP SUDU-SUDU TURBIN REAKSI PADA SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP MENGGUNAKAN CFD *Hariri Dwi Kusuma 1, MSK. Tony SU 2. 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro 2 Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp. +62247460059 *Email: hriri.dwi.kusuma@gmail.com ABSTRACT A good quality of steam is essentially needed on power plant system. The main function of this steam is to rotate steam turbine and to couple generator for produce electric. The use of the steam bean is very risky because of the relatively high velocity fluid that comes out of the previous step due to the narrowing of the flow. High velocity may cause huge turbulence which affects the rate of erosion in steam turbine blade. The purpose of this study is to determine the effect of effect of mass flow rate of solid particle of the fluid toward the erosion rate in the blade using CFD. Variations of the mass flow rate of solid particle are 1 kg/s, 1,2 kg/s, 1,4 kg/s, 1,6 kg/s, 1,8 kg/s, and 2 kg/s. Simulation results shows that the increased mass flow rate of solid particle affects to the increasing the erosion rate. Keyword: CFD, Erosion Steam Turbine, Erosion Rate, Solid Particle 1. PENDAHULUAN Kebutuhan terhadap energi merupakan hal mendasar yang dibutuhkan dalam usaha meningkatkan taraf hidup masyarakat. Seiring dengan meningkatnya taraf hidup serta kuantitas dari masyarakat, maka semakin meningkat juga kebutuhan akan energi. Pada saat ini kebutuhan energi berhubungan langsung dengan tingkat kehidupan masyarakat serta kemajuan industrialisasi di suatu negara. Dalam hal ini, energi listrik yang menjadi salah satu bentuk energi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan, karena energi listrik dapat dengan mudah dan efisien diubah ke bentuk energi yang lainnya. Mesin-mesin konversi energi yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik diantaranya yaitu turbin uap. Dimana turbin uap merupakan kelompok pesawat-pesawat konversi. Dengan mengubah energi potesial uap menjadi energi kinetik pada nosel (turbin impuls) dan sudu-sudu gerak (turbin reaksi) dan diubah menjadi energi mekanik pada poros turbin. Dan dengan bantuan roda gigi reduksi dihubungkan dengan mekanisme yang digerakkan. Tergantung dengan mekanisme yang digerakan, turbin uap dapat digunakan pada berbagai bidang industri, untuk transportasi, dan untuk pembangkit tenaga listrik. Pada unit instalasi tenaga uap pembangkit, uap keluaran dari turbin tidak langsung dibuang ke udara bebas tetapi dimanfaatkan kembali untuk proses perebusan air di Boiler melalui proses kondensasi, sehingga siklus uap yang bekerja adalah siklus tertutup. Karena, uap seluruhnya digunakan untuk menggerakkan turbin, sehingga dapat menghasilkan daya listrik yang cukup besar, dimana nantinya daya listrik tersebut akan didistribusikan kepada masyarakat melalui PLN selaku Perusahaan Listrik Negara yang melayani kebutuhan listrik masyarakat. Dari pemaparan di atas jelas bahwa sistem pembangkit tenaga uap adalah suatu hal yang sangat vital dalam proses produksi listrik. Di dalam sistem ini, turbin adalah salah satu alat yang sangat berpengaruh pada kinerja dari keseluruhan sistem. Karena untuk mengerakkan turbin dibutuhkan dorongan dari steam yang diproduksi pada boiler. Maka dari itu kualitas uap yang diproduksi pada boiler haruslah memenuhi standar kerja yang dibutuhkan agar tidak terjadi korosi erosi pada turbin. Erosi dari sudu turbin uap telah menjadi salah satu masalah penting dalam sistem pembangkit listrik. Hal itu membuktikan bahwa tabrakan partikel padat telah membawa masalah erosi berat pada sudu turbin uap, menyebabkan tingginya biaya pemeliharaan dan perbaikan serta masalah keamanan dan efisiensi yang rendah pada pembangkit listrik [1]. Banyak faktor yang mengontrol laju erosi, seperti kecepatan partikel padat atau laju aliran massa partikel padat, diameter partikel padat, sudut dampak dan distribusi partikel padat dapat dipelajari pada kondisi aliran yang berbeda dari sistem. Banyak contoh-contoh praktis dapat ditemukan ketika perubahan kondisi aliran telah sangat meningkatkan atau menurunkan erosi. Secara umum di mana arah aliran berubah dengan cepat, erosi biasanya jauh lebih parah daripada di garis lurus, meskipun juga telah dilaporkan bahwa turbulensi lokal karena permukaan yang kasar atau misalignment dapat meningkatkan tingkat kerusakan erosi [1]. Studi eksperimental tentang perilaku dinamis dari partikel padat dalam aliran uap geometri yang kompleks memerlukan peralatan khusus dan metodologi untuk mengejar tujuan ini. Juga, proses erosi merupakan masalah yang kompleks untuk mendapatkan rumus matematika untuk menjelaskan beberapa faktor yang mengontrol laju erosi dari sudu. Penelitian ini menyajikan studi numerik dari proses erosi, menerapkan Computational Fluid Dynamics (CFD) diawali dengan desain sudu turbin uap secara manual mengacu pada jurnal, Kemudian dilanjutkan dengan komputasi JTM (S-1) Vol. 2, No. 4, Oktober 2014:488-495 488

numerik aliran fluida yang melewati sudu turbin reaksi secara dua dimensi dengan mempertimbangkan parameter yang berbeda seperti laju aliran massa partikel dan kondisi kualitas aliran uap, dalam turbin uap tingkat tekanan rendah (LP Turbin) dari 200 MW untuk menentukan tingkat erosi. Identifikai profil sudu dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Profil sudu, identifikasi posisi dari leading edges dan tekanan rendah (suction) dan sisi tekanan tinggi [2]. Gambar 2. Penelitian Alfonso Campos-Amezcua [1]. Penelitian mengenai laju erosi di sudu turbin pernah dilakukan oleh Alfonso Campos-Amezcua [1]. Akan tetapi, model benda (geometri) yang digunakan hanya terdiri dari 1 sudu yang terlihat pada Gambar 2. Selain itu, simulasi yang dilakukan oleh Alfonso Campos-Amezcua menggunakan bantuan perangkat lunak CFD. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari variasi laju aliran partikel padat pada steam terhadap laju erosi. 2. PEMODELAN DAN PROSES SIMULASI Bab ini berisi tentang data-data penting penelitian, peralatan yang digunakan dan lokasi penelitian. Metode penelitian yang digunakan dijelaskan secara singkat (dapat dibuat dalam bentuk diagram alir). Metode baru atau metode yang dimodifikasi tersebut harap dijelaskan secara rinci. 2.1 Model Model benda yang digunakan dalam simulasi ini disesuaikan mendekati keadaan sesungguhnya di lapangan yang merupakan skema sudu reaksi turbin uap. Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa sudu reaksi turbin uap dimodelkan dalam bentuk dua dimensi. Hal ini bertujuan untuk mempermudah proses simulasi pada FLUENT sekaligus menyederhanakan pemodelan di GAMBIT. Penyajian model dalam bentuk 2-D sudah cukup mewakili untuk analisa laju erosi di sudu turbin reaksi. JTM (S-1) Vol. 2, No. 4, Oktober 2014:488-495 489

Gambar 3. Sudu Turbin Reaksi casecade. 2.2 Langkah Pengerjaan a. Preprocessing Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam melakukan proses analisa dengan menggunakan CFD. Dalam tahapan ini dilakukan dua hal, yaitu membangun permodelan benda dengan menggunakan software CAD, pembuatan mesh yang sesuai, kemudian menentukan kondisi batas. Dari sini dapat dihasilkan suatu domain komputasi yang selanjutnya diekspor ke FLUENT 6.3.26. Pada tugas akhir ini pembuatan model simulasi pipa injektor uap menggunakan GAMBIT 2.3.16 (Geometry And Mesh Building Intelligent Toolkit) sebagai preprocessing. b. Solving Merupakan tahapan utama dari simulasi dengan CFD, yaitu dengan melakukan iterasi atau perhitungan terhadap kondisi kondisi-kondisi batas yang telah ditentukan dalam tahapan preprocessing. Dalam proses ini data-data mengenai karakteristik kondisi batas dan material atau jenis fluida yang digunakan dimasukkan ke dalam program. c. Postprocessing Postprocessing adalah langkah terakhir dalam analisis CFD. Hal yang dilakukan pada langkah ini adalah mengolah dan menginterpretasi data hasil simulasi CFD yang bisa berupa data, gambar, grafik ataupun animasi. Untuk memperjelas sistematika tahapan-tahapan dalam upaya pencapaian hasil yang diharapkan dari penelitian ini, maka disusun diagram alir umum seperti digambarkan pada Gambar 4. JTM (S-1) Vol. 2, No. 4, Oktober 2014:488-495 490

Mulai A Data geometri sudu turbin uap Penentuan kondisi batas Pembuatan Geometri dan meshing Iterasi Numerik Pendefinisian bidang batas pada geometri Tidak Kriteria Konvergensi Pengecekan mesh < 10-6 Mass flow rate < 0,2 Tidak Quality Mesh (EquiAngleSkew) < 0,85 Ya Ya Penentuan model solver : Pressure based Laju erosi Selesai Ya Discrete phase model 2 fasa Penentuan Model viscous: K-Epsilon Penentuan Material: Water vapor + Solid particle Penentuan Operating Condition A Gambar 4. Diagram alir prosedur simulasi. Dalam penelitian ini, memberikan beberapa batasan masalah yang diharapkan dapat memberikan hasil yang maksimal, diantaranya a. Jenis aliran fluida adalah aliran-dalam dan bersifat inkompresibel. b. Fluida yang digunakan adalah saturated steam dengan SQ = 0,7 0,95. c. Fluida steam merupakan model aliran homogen. d. Solid yang digunakan adalah bijih besi karat dengan densitas sebesar 2900 kg/m³. e. Material sudu adalah alloy steel berdensitas 8030 kg/m³. f. Kecepatan steam adalah 241,98 m/s. g. Kecepatan bijih besi karat sama dengan kecepatan steam. h. Laju aliran bijih besi karat bervariasi yaitu 1 kg/s, 1,2 kg/s, 1,4 kg/s, 1,6 kg/s, 1,8 kg/s, dan 2 kg/s. i. Analisa hanya dilakukan pada sudu reaksi dan membahas tentang laju erosi. j. Lingkungan dianggap isolasi sempurna dan beroperasi secara adiabatis. k. Simulasi dilakukan pada jenis aliran steady. l. Desain turbin berpedoman pada jurnal. m. Erosi terjadi pada sudu turbin reaksi (power plant system). JTM (S-1) Vol. 2, No. 4, Oktober 2014:488-495 491

2.3 Pembuatan Model dan Penentuan Kondisi Batas Sebuah sudu mempunyai dimensi seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 1. Geometrinya dimodelkan dalam bentuk 2D untuk keefektifan dan efesien. Fluida steam dan sand masuk dari inlet secara bersamaan dengan kecepatan yang sama. Kualitas uap dan laju aliran massa partikel padat divariasikan. Adapun batas-batas daerah asalnya (domain) dapat dilihat pada Gambar 5 di bawah ini. Velocity Inlet Periodic Wall Wall Rotor Periodic Wall Pressure Outlet Gambar 5. Domain komputasi. Tabel 1. Karakteristik nilai dari Sudu Turbin Reaksi casecade. Geometri Dimensi Blade axial chord 23,06 mm Blade pitch 21,8 mm Stagger angle 45,32 mm Inlet flow angle 0,0 0 Outlet flow angle 71,0 0 Solidity 1,5 Span or blade height 26 mm Aspect Ratio 1,1 Throat 7,1 mm 2.4 Penggenerasian Mesh Berhubung daerah yang paling diinginkan adalah daerah sudu bagian dinding maka dibuat mesh dengan ukuran lebih kecil pada daerah dekat sudu dibandingkan dengan bagian lainya. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan hasil simulasi yang lebih teliti pada permukaan (dinding) sudu. Bentuk mesh tersebut dapat dilihat pada Gambar 6. Sedangkan jenis meshing dapat dilihat pada Tabel 2. JTM (S-1) Vol. 2, No. 4, Oktober 2014:488-495 492

Gambar 6. Grid terstruktur pada domain. Tabel 2. Jenis Meshing yang digunakan pada Geometri Jenis Meshing Mesh Faces Elements Tri Type Pave Jumlah elements 18540 Kualitas mesh 0,81 Interval count Wall = 100 inlet = 35 Outlet = 35 Periodic Wall = 92 2.5 Solver dan Model Turbulensi Proses simulasi menggunakan metode solusi Pressure Based 2D dan model turbulensi yang digunakan adalah model k-epsilon standard wall function dan menggunakan metode Discrete Phase Model (DPM) dalam pada proses simulasi. 2.6 Pendefinisian Material Fluida merupakan saturated steam dengan properti fluida seperti terlihat pada Tabel 3. Sedangkan solid yang digunakan adalah bijih besi (steel) dengan sifat seperti terlihat pada Tabel 4. Kualitas Uap Tabel 3. Spesifikasi Fluida. Densitas rata-rata Viskositas rata-rata (kg/m 3 ) (kg/ms) 0,7 272,18 5,88E-05 0,75 227,49 5,14E-05 0,8 182,81 4,41E-05 0,85 138,13 3,67E-05 0,9 93,45 2,94E-05 0,95 48,77 2,20E-05 Tabel 4. Spesifikasi bijih besi. Properties Nilai Densitas 2900 kg/m 3 Diameter 50 µm Kecepatan Laju Aliran 241,98 m/s 2 kg/s 2.7 Proses Iterasi Adapun kontrol solusi yang digunakan pada komputasi ini dapat dilihat pada Tabel 5 [3]. Tabel 5. Kontrol Solusi. Setup CFD FLUENT Value Pressure Momentum Turbulent kinetic energy Turbulent dissipation rate Pressure 0,3 Turbulent kinetic energy 0,8 Turbulent dissipation rate 0,8 Momentum 0,7 Discrete Phase Sources 0,5 Standard Kriteria konvergensi 1e-04 Second order upwind Second order upwind Second order upwind 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil simulasi kasus ini meneliti pengaruh laju aliran partikel padat terhadap laju erosi pada sudu. Laju aliran massa partikel padat juga divariasikan yaitu, 1 kg/s, 1,2 kg/s, 1,4 kg/s, 1,6 kg/s, 1,8 kg/s dan 2 kg/s. Hasil ini nantinya akan diverifikasi dengan jurnal Erosion-fatigue of steam turbine blades. Sedangkan hasil simulasi yang berupa trend JTM (S-1) Vol. 2, No. 4, Oktober 2014:488-495 493

data grafik hubungan laju aliran partikel padat dan laju erosi akan dibandingkan dengan penelitian Alfonso Campos- Amezcua [1]. 3.1 Hasil Simulasi Gambar 7. Erosi terjadi pada pressure surface sudu. Gambar 8. Grafik hubungan antara laju aliran massa partikel padat terhadap laju erosi. Gambar 7 menunjukkan kontur laju erosi yang dihasilkan dari variasi laju aliran massa partikel padat pada steam yang diterapkan pada kasus kedua. Pada gambar tersebut memperlihatkan bahwa erosi terjadi pada pressure surface sudu atau sisi tekanan tinggi bagian dari sudu yang sama dengan kondisi pada kasus pertama. Gambar 8 mengilustrasikan hubungan antara laju aliran massa partikel padat pada steam terhadap laju erosi berbanding lurus. Dari gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi laju aliran massa partikel padat pada steam maka laju erosi yang dihasilkan semakin besar. Dapat dilihat bahwa laju erosi pada grafik dimana laju aliran massa partikel padat tertinggi 2 kg/s merupakan laju erosi tertinggi. Saat laju aliran massa partikel padat cukup tinggi, laju aliran massa partikel akan mendekati kecepatan fluida. Erosi terburuk terjadi saat laju aliran massa partikel padat fluida berada pada nilai tertinggi yaitu 2 kg/s. Peningkatan kecil pada laju aliran massa partikel padat dapat mengakibatkan peningkatan laju erosi yang cukup besar. JTM (S-1) Vol. 2, No. 4, Oktober 2014:488-495 494

Grafik pada Gambar 8 memiliki trend grafik yang sama dengan penelitian Alfonso Campos-Amezcua [1] seperti terlihat pada Gambar 9 di bawah ini. Gambar 9. Grafik hubungan antara solid particle mass flow rate terhadap laju erosi maksimum pada penelitian Alfonso Campos-Amezcua [1]. Gambar 9 memperlihatkan trend grafik yang sama dengan kasus kedua. Akan tetapi, partikel padat yang digunakan pada fluida injeksi berbeda. Pada grafik dalam Gambar 9 di atas merupakan hasil prediksi menggunakan CFD. Hasil simulasi kasus kedua ditampilkan dalam bentuk tabel seperti yang terlihat pada tabel 8. Tabel 6 di bawah ini berisi laju erosi yang dihasilkan dari variasi Laju aliran massa partikel pada steam. Tabel 6. Hasil simulasi kedua. Laju aliran massa partikel Laju erosi Kg/s Kg/m²s mm/year 1 3,90E-05 153,06 1,2 4,64E-05 182,10 1,4 5,46E-05 214,28 1,6 6,24E-05 244,90 1,8 7,02E-05 275,52 2 7,79E-05 306,13 Dari kasus di atas semuanya menunjukkan bahwa daerah tererosi berada pada pressure surface sudu atau sisi permukaan tekanan tinggi dari sudu. Hal tersebut sesuai dengan hasil simulasi pada penelitian Alfonso Campos- Amezcua [1] seperti terlihat pada Gambar 2. 4. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan dan dibahas maka dapat disimpulkan bahwa a. Peningkatkan laju aliran partikel padat pada steam berpengaruh pada peningkatan laju erosi. b. Pada kecepatan steam yang sama 241,98 m/s dengan laju aliran partikel yang berbeda yaitu 1 kg/s, 1,2 kg/s, 1,4 kg/s, 1,6 kg/s, 1,8 kg/s, dan 2 kg/s diperoleh laju erosi masing-masing sebesar 153,06 mm/year, 182,10 mm/year, 214,28 mm/year, 244,9 mm/year, 275,52 mm/year dan 306,13 mm/year. 5. REFERENSI [1] Amezcua, Alfonso C., 2007, Numerical investigation of the solid particle erosion rate in a steam turbine nozzle, Thermal Engineering, 27, 2394 2403. [2] Azevedo, C.R.F., Sinatora, A., 2009, Erosion-fatigue of steam turbine blades: Engineering Failure Analysis, Material Engineering, 10.1016. [3] FLUENT V6.2.16 User s Guide, Fluent Inc., Canterra Resource Park, 10 Covendish Court, Lebanon NH03766, EUA, 2003. JTM (S-1) Vol. 2, No. 4, Oktober 2014:488-495 495