Kuliah ke-10 Desentralisasi Ekonomi
Essentials of Decentralization Improved economic efficiency, Some on grounds of cost efficiency, Some in terms of improved accountability, and Some in terms of increased resource mobilization
Why do so? Decentralization is sufficient to ensure that there will be efficiency-producing interjurisdictional competition in service provision (Tiebout, 1956) People vote with their feet Empirical evidence from a number of countries supports the proposition that locally controlled services are likely to be provided at lower costs than centrally provided ones (Campbell, Peterson, and Brakarz, 1991)
Always prevails? No It does not occur in general but rather in a particular country: Choice of type (Deconcentration, Delegation, Devolution) Local capacity Indonesia? Sisi pengeluaran vs. pemungutan. (UU 33/2004 dan 32/2004) Measurements: Macro stability Micro efficiency
Mechanism & Technical Q s
SISTEM TRANSFER DI INDONESIA
Kebijakan fiskal daerah harus sejalan dan mendukung dengan keempat kebijakan makro nasional. Seluruh kebijakan makro, terutama Kebijakan Fiskal mempengaruhi Kebijakan Transfer ke Daerah Interrelasi Kebijakan Makro Kebijakan Fiskal Kebijakan Neraca Pembayaran Kebijakan Moneter Kebijakan Sektor Riil APBN Transfer Ke Daerah APBD 7
PRINSIP PENGATURAN WEWENANG DAN PENUGASAN Kewenangan Pusat DILAKSANAKAN INSTANSI PUSAT ATAU INSTANSI VERTIKAL DI DAERAH UU 32 Th 2004 WEWENANG PEMERINTAH PUSAT Desentralisasi DISERAHKAN KEPADA DAERAH Dekonsentrasi DILIMPAHKAN KEPADA GUBERNUR SELAKU WAKIL PEMERINTAH PUSAT Tugas Pembantuan DITUGASKAN KEPADA DAERAH PROVINSI/ KABUPATEN/KOTA 8
Alur Belanja APBN ke Daerah Pemerintah Pusat Daerah MONEY FOLLOWS FUNCTION AND CAPACITY PENDAPATAN Belanja Pemerintah Pusat Melalui Angg K/L Mendanai kewenangan 6 Urusan Mendanai kewenangan di luar 6 Urusan Dana VerDkal di Daerah Dana Dekonsentrasi Dana Tgs Pembantuan PNPM dan Jamkesmas Melalui Angg Non K/L Subsidi dan Bantuan APBN BELANJA Masuk APBD Hibah Transfer Ke Daerah Mendanai kewenangan Daerah (Desentralisasi) Dana Perimbangan Dana Otsus dan Penyesuaian 9 PEMBIAYAAN Pinjaman
Belanja APBN 2010 (Triliun Rupiah) Sumber : APBN-P 2010 Belanja Pusat di Pusat; 443.46; 39.38% Total Belanja = 1.126,15 Bantuan ke Masyarakat; 35.37; 3.14% Belanja Pusat di Daerah; 126.38; 11.22% Subsidi; 176.33; 15.66% Transfer ke Daerah; 344.61; 30.60% Dana ke Daerah = 682,69(60,6%) Melalui Angg.K/L dan APP Melalui Angg. Transfer ke Daerah Melalui APP (Subsidi) (Program Nasional) (Masuk APBD) Melalui Angg. K/L PNPM 10,42(0.93%) BBM 88,89(7.89%) DBH 89,61(7.96%) Dana Dekon 11,93(1.06%) BOS 19,84(1.76%) Listrik 55,10(4.89%) DAU 203,60(18.08%) Dana TP 7,64(0.68%) Jamkes 5,1(0.45%) Pangan 13,92(1.24%) DAK 21,13(1.88%) Dana Vertikal 106,8(9.48%) Pupuk 18,41(1.63%) OTSUS 9,09(0.81%) Penyesuaian 21,15(1.88%) *) APP = Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan Total 35,37(3.14%) Total 176,33(15.66%) Total 344,61(30.06%) Total 126,38(11.22%) 10
Belanja APBN 2011 (Triliun Rupiah) Sumber : APBN 2011 Bantuan ke Masyarakat; 19,34; 1.57% Belanja Pusat di Pusat; 477,24; 38.81% Total Belanja = 1.229,56 Belanja Pusat di Daerah; 171,62; 13.96% Subsidi; 168,38; 13.69% Transfer ke Daerah; 392,98; 31.96% Dana ke Daerah = 752,32 (61,19 %) Melalui Angg.K/L dan APP Melalui Angg. Transfer ke Daerah Melalui APP (Subsidi) (Program Nasional) (Masuk APBD) Melalui Angg. K/L PNPM 12,99(1.15%) BBM 95,91(8.52%) DBH 83,5(7.42%) Dana Dekon 24,43(2.17%) Jamkes 6,35(0.56%) Listrik 40,7(3.61%) DAU 225,5(20.03%) Dana TP 12,93(1.15%) Pangan 15,26(1.36%) DAK 25,2(2.24%) Dana VerGkal 134,25(11.92%) Pupuk 16,37(1.45%) OTSUS 10,4(0.93%) Benih 0,12(0.01%) Penyesuaian 48,2(4.28%) *) APP = Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan Total 19,34(1.57%) Total 168,38(14.95%) Total 392,98(34.90%) Total 171,61(15,24%) 11
Ruang Lingkup Transfer Ke Daerah 2011 Dana Perimbangan TRANSFER KE DAERAH Dana Otsus & Penyesuaian Dana Otsus Dana Penyesuaian Dana Bagi Hasil (DBH) Dana Alokasi Umum (DAU) Dana Alokasi Khusus (DAK) Dana Otsus PAPUA, PAPUA BARAT, dan ACEH Dana Infras Otsus Papua dan Papua Barat Tambahan Penghasilan Guru Tunjangan Profesi Guru Bantuan Operasional Sek (BOS) Dana Insentif Daerah (DID) DBH Pajak DBH PBB DBH PPh DBH Cukai HT DBH SDA DBH Kehutanan DBH Pert umum DBH Perikanan DBH Migas DBH Panas Bumi 12
KEBIJAKAN UMUM TRANSFER KE DAERAH Meningkatkan kapasitas fiskal daerah dan mengurangi kesenjangan fiskal antara pusat & daerah dan antar daerah. Menyelaraskan kebutuhan pendanaan di daerah sesuai dengan pembagian urusan pemerintahan. Meningkatkan kualitas pelayanan publik di daerah & mengurangi kesenjangan pelayanan publik antar daerah. Mendukung kesinambungan fiskal nasional. Meningkatkan kemampuan daerah dalam menggali potensi ekonomi daerah. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya nasional. Meningkatkan sinkronisasi antara rencana pembangunan nasional dengan rencana pembangunan daerah. Sumber: Perpres No.5/2010 tentang RPJMN 2010-2014 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 Triliun Rupiah 150,8 226,2 253,3 292,4 309,3 344,6 412,5 2005 2006 2007 2008 2009 APBN- P 2010 APBN- P 2011 DBH DAU DAK Otsus dan Penyesuaian Dalam kurun waktu 2005-2011 jumlah dana Transfer ke Daerah mengalami peningkatan yang relatif sangat signifikan dengan tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar 19,1% per tahun. 13
Trilogi Dana Perimbangan Sumber daya alam dan sumber daya lainnya, untuk di-share sebagian dengan daerah lainnya sebagai wujud kepedulian nasional vertical fiscal imbalance Alat Pemerataan kemampuan keuangan daerah horizontal fiscal imbalance Bantuan untuk memperbaiki infrastruktur kepada daerah tertentu, dan mendorong percepatan pembangunan daerah 14
15 Prinsip Pengalokasian Dana Perimbangan Trilogià Bentuk yang terdiri dari 3 komponen yang saling berhubungan dan membangun tema tertentu. DBH DAU Prinsip à Memandang Dana Perimbangan (DBH, DAU, DAK) sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan. DAK Temanya : pemerataan à mengatasi vertical fiscal imbalance dan horizontal fiscal imbalance. Prinsip ini digunakan dlm perhitungan DAU & DAK per daerah
Trend Dana Bagi Hasil (DBH ) 2001 s/d 2011 Dana Bagi Hasil merupakan komponen dana perimbangan yang bertujuan untuk mengurangi ketimpangan fiskal secara vertikal. Pengalokasian DBH dilakukan berdasarkan prinsip by origin. 100 90 80 70 60 50 Triliun Rupiah 50.4 64.9 62.8 Tren DBH 89.6 77.7 73.8 96.7 Besaran DBH yang diterima oleh daerah akan tergantung pada realisasi penerimaan negara yang dibagihasilkan. Mulai tahun 2011, DBH BPHTB tidak lagi dibagihasilkan karena telah menjadi pajak daerah. 40 30 20 10 0 20 24.9 31.4 36.7 16
DBH Pajak Skema DBH Pajak Dibagi rata ke Kab/Kota (6,5%) PBB Pusat (10%) Daerah (90%) Insentif Kab/Kota (3,5%) Provinsi (16,2%) Kab/Kota (64,8%) Biaya Pungut (9%) BPHTB PPh Ps.25 dan Ps.29 WPOPDN, PPh Ps.21 Pusat (20%) Daerah (80%) Pusat (80%) Daerah (20%) Dibagi rata ke Kab/Kota 20% Provinsi (16%) Kab/Kota (64%) Provinsi (8%) Kab/Kota (12%) Cukai Hasil Tembakau Pusat (98%) Daerah (2%) Provinsi (30%) Kab/Kota Penghasil (40%) Kab.Kota Pemerataan (30%) Catatan: Th 2011 BPHTB menjadi Pajak Daerah 17
PETA DANA BAGI HASIL PAJAK KABUPATEN/KOTA SE - PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2010-2011 12,000.00 10,000.00 Tahun 2010 dalam miliar rupiah 8,000.00 6,000.00 4,000.00 Tahun 2011 2,000.00 0.00 18
Bagi Hasil Sumber Daya Alam Kehutanan Skema DBH Sumber Daya Alam (SDA) Iuran Hak Penguasaan Hutan (IHPH) Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) Pusat (20%) Daerah (80%) Pusat (20%) Daerah (80%) Provinsi (16%) Kabupaten/Kota (64%) Provinsi (16%) Kabupaten/Kota Penghasil (32%) Dana Reboisasi Pusat (60%) Daerah (40%) Kabupaten/Kota dalam satu provinsi (32%) Pertambangan Umum Iuran Tetap (Land Rent) Iuran Eksplorasi dan Eksploitasi (Royalty) Pusat (20%) Daerah (80%) Pusat (20%) Daerah (80%) Provinsi (16%) Kabupaten/Kota (64%) Provinsi (16%) Kabupaten/Kota Penghasil (32%) Perikanan Pungutan Pengusahaan Perikanan Pungutan Hasil Perikanan Pusat (20%) Kabupaten/Kota (80%) Kabupaten/Kota dalam satu provinsi (32%) Pertambangan Minyak Bumi Pusat (84,5%) Daerah (15,5%) Provinsi (3,1%) Kabupaten/Kota Penghasil (6,2%) Kabupaten/Kota dalam satu provinsi (6,2%) 0,1% untuk Anggaran Pendidikan Dasar 0,2% untuk Anggaran Pendidikan Dasar 0,2% untuk Anggaran Pendidikan Dasar Pertambangan Gas Bumi Pusat (69,5%) Daerah (30,5%) Provinsi (6,1%) Kabupaten/Kota Penghasil (12,2%) 0,1% untuk Anggaran Pendidikan Dasar 0,2% untuk Anggaran Pendidikan Dasar Pertambangan Panas Bumi Setoran Bagian Pemerintah Iuran Tetap dan Produksi Kabupaten/Kota dalam satu provinsi (12,2%) 0,2% untuk Anggaran Pendidikan Dasar Pusat (20%) Daerah (80%) 16 % Provinsi; 32% Kab/Kota Penghasil; 32% Kab/Kota dalam satu provinsi 19
PETA DANA BAGI HASIL SDA KABUPATEN/KOTA SE - PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2009-2010 14,000.00 12,000.00 10,000.00 dalam miliar rupiah 8,000.00 6,000.00 4,000.00 Tahun 2009 Tahun 2010 2,000.00 0.00 Hanya beberapa daerah sebagai daerah penghasil SDA, selebihnya adalah daerah penerima DBH SDA Pemerataan 20
Trend Dana Alokasi Umum (DAU ) 2001 s/d 2011 UU No 33/2004 ttg Perimbangan Keu antara Pem Pusat dan Pemerintahan Daerah : Pagu DAU Nasional adalah 26% dari Pendapatan Dalam Negeri Neto (PDNN) PDNN adalah pendapatan dalam negeri setelah dikurangi yang dibagihasilkan. Prinsip Alokasi DAU 250 200 150 100 50 0 60.3 2001 69.2 2002 77 82.1 88.8 1. Mengurangi Kesenjangan Fiskal Antara Pusat Dengan Daerah 2. Pemerataan Kemampuan Keuangan Antar Daerah 3. Untuk Mengurangi Ketimpangan Pelayanan Publik Antar Daerah 4. Penerapan Formula 5. Mempertimbangkan Kebutuhan Dan Potensi Daerah triliun Rupiah 2003 2004 2005 145.7 2006 164.8 2007 Tahun Anggaran 179.5 2008 186.4 2009 225,5 196,2 APBN- P' 10 APBNP RAPBN 2011 21
PETA DANA ALOKASI UMUM KABUPATEN/KOTA SE - PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2010-2011 25,000.00 20,000.00 15,000.00 10,000.00 5,000.00 0.00 Tahun 2010 Tahun 2011 22
Tren Dana Alokasi Khusus (DAK ) 2001 s/d 2011 Alokasi DAK tidak terkait dengan besaran pendapatan atau besaran belanja dalam APBN Tidak ada ketentuan khusus dalam UU yang mengatur besaran Pagu Nasional DAK triliun Rupiah 30 25 20 15 10 11.6 17.1 21.2 24.8 21.14 25.2 Alokasi DAK menggunakan Kriteria Umum, Kriteria Khusus, dan Kriteria Teknis Pagu Nasional DAK diusulkan oleh Pemerintah sesuai dengan kemampuan keuangan Pemrintah disetujui oleh DPR 5 0 0.7 2001 0.6 2002 2.7 2003 4 2004 4 2005 2006 2007 Tahun Anggaran 2008 2009 APBN- P' 10 RAPBN APBNP 2011 2011 Setelah mengalami kenaikan terus menerus sejak 2001 sd 2009, DAK tahun 2010 turun, dan kembali naik pada 2011 23
PETA DANA ALOKASI KHUSUS KABUPATEN/KOTA SE - PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2010-2011 2,500.00 2,000.00 dalam miliar rupiah 1,500.00 1,000.00 500.00 0.00 Tahun 2010 Tahun 2011 24