BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Akuntabilitas Kepala Sekolah dalam perencanaan Dana Bantuan

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DATA STRATEGI KEPALA MADRASAH DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN. A. Pengelolaan Keuangan di MTs Miftahul Ulum Pangkalan Balai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kunci dalam peningkatan taraf hidup sebuah

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN TENTANG EVALUASI PELAKSANAAN BOS TINGKAT SDN DI KABUPATEN BANJAR KERJASAMA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO


BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

INSTRUMEN PEMANTAUAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) TAHUN ANGGARAN 2016

Tahun), sampai saat ini pemerintah masih dihadapkan pada berbagai

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

Item Penilaian INSTRUMEN AKRTEDITASI MANAJEMEN PEMBIAYAAN

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PROGRAM BANJAR CERDAS JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu pekerjaan atau perencanaan. Mentri dalam Negeri

PANDUAN PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PENGEMBANGAN SEKOLAH MODEL PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. pada pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa Negara berkewajiban

PETUNJUK TEKNIS LOMBA TATA KELOLA BOS TINGKAT SMP

LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PENELITIAN. Dari SEKOLAH DASAR NEGERI BULUREJO KECAMATAN BULUKERTO KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

INSTRUMEN PEMANTAUAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PADA MADRASAH TAHAP 2 TAHUN ANGGARAN 2015

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 48.A 2012 SERI : E A BEKPERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 48.A TAHUN 2012 TENTANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga negara berusia 7-15 tahun. Sekolah) yang menyediakan bantuan bagi Sekolah dengan tujuan

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2017

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH

2011, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Ne

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DRAFT PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS LAPORAN KEUANGAN BOS TAHUN ANGGARAN 2012 BAB I PENDAHULUAN

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 17 TAHUN 2014

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Pada Bab ini akan dibahas hal-hal yang berhubungan dengan penyusunan RKS

PENGELOLAAN KEUANGAN DAN PEMBIAYAAN DI SDN 2 MILANGODAA DI KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 26 TAHUN 2017 TENTANG

ANALISIS PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI SMPN 6 SATAP RAMBAH SAMO

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Beralihnya masa orde lama ke orde baru telah menimbulkan banyak. perubahan baik dalam segi pemerintahan, ekonomi dan politik.

Pembiayaan Pendidikan Perspektif PP 48 Tahun 2008 dengan Perpres 87 Tahun Bahan Kajian

BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) TAHUN 2017 PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN

WALIKOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PADA SEKOLAH DASAR NEGERI 003 MELAK KABUPATEN KUTAI BARAT

PENGELOLAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN DANA BOS PADA PEMERINTAH DAERAH

LAMPIRAN I.A : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS)

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

WALIKOTA BANJAR. PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 32.a TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH (APBS)

DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMERINTAHAN DESA KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI E

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN

2017, No Pengelolaan Perbatasan Negara Lingkup Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tahun Anggaran 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 T

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

KEBIJAKAN PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) Tahun Kementerian Pendidikan Nasional Jakarta, 2011

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB V PENUTUP. Olahraga dalam program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Sekolah. Menengah Pertama Negeri tahun anggaran 2015 di kota Surakarta yang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 11 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN UMUM PENGATURAN DAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DAN TUNJANGAN PENGHASILAN APARATUR PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN 2014

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 737 TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2010

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin sekolah tapi terbentur dengan biaya. Anak-anak banyak yang menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2012

MANAJEMEN KEUANGAN PENGERTIAN MANAJEMEN KEUANGAN. Kegiatan pengelolaan keuangan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan pengawasan

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA BERKEMBANG TAHUN 2011

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. akan dilakukan perubahan dari dana APBN menjadi dana perimbangan. yang dilakukan melalui mekanisme transfer ke daerah dalam bentuk

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. menuju pemerintahan daerah yang demokratis dan pembangunan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 15 TAHUN 2016

PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR : 12 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PENGGANTI KOMITE

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG

BAB IV ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH GRATIS DI SMP ISLAM AL-FATH TLOGOPAYUNG, PLANTUNGAN KENDAL

2013, No

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Ben

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Akuntabilitas Kepala Sekolah dalam perencanaan Dana Bantuan Operasional Sekolah di SDN 1 Isimu Raya kecamatan Tibawa a. Tujuan Program dana Bantuan Operasional Sekolah 1. Langkah-langkah perencanaan dana BOS bahwa: bahwa : Berdasarkan sesuai hasil wawancara dengan kepala sekolah bahwa: Langkah pertama yang dilakukan yaitu perencanaan dana bantuan Operasional Sekolah adalah akuntabilitas sekolah yang merupakan syarat penting untuk menjamin setiap dana yang dikucurkan pemerintah yang bisa berdampak terhadap kemajuan pendidikan, dan kepala sekolah mengundang guru, bendahara, komite, orang tua, dan pemerhati pendidikan untuk membentuk Tim dalam menyusun program Bantuan Operasional Sekolah, yang akan dilaksanakan untuk tahun-tahun kedepan. (1.1/W/AM/26.4.2012). Informasi tersebut di dukung oleh Bendahara Bos memberikan informasi Memang dalam perencanaan ini, sekolah harus memberitahukan penggunaan dana BOS dengan mengadakan satu rapat kecil dengan masyarakat khususnya komite sebagai wakil masyarakat, juga orang tua,guru. Itu adalah bentuk transparansi sekolah kepada masyarakat, dengan menyusun Rencana Anggaran Pendapatan Dan Belanja Sekolah (RAPBS) dan Rencana Anggaran Kegiatan Sekolah (RKAS). BOS disalurkan langsung ke rekening sekolah dari pemerintah provinsi, hal tersebut untuk menghindari adanya penyelewengan pada akuntabilitas sekolah. (1.1/W/YUK/27.4.2012). Informasi di dukung kembali salah seorang informan yang menjelaskan Dalam langkah-langkah perencanaan dana BOS ini harus diketahui oleh orang tua siswa karena Siswa adalah aktor paling potensial, dalam

perencanaan ini semua di libatkan dalam menghimpun sejumlah sumber dana yang masuk sesuai jumlah anak yang diprioritaskan untuk mencapai suatu tujuan yang berhubungan dengan anggaran, baik untuk kebutuhan siswa, pembelajaran, yang di ketahui oleh komite Sekolah. (1.1/W/AH/28.4.2012) Pernyataan di atas di perjelas kembali oleh ketua komite yang memberikan informasi bahwa : Mengenai langkah-langkah dalam melakukan perencanaan dana Bantuan Operasional Sekolah yaitu perencanaan dana Bantuan Operasional Sekolah merupakan sesuatu yang sifatnya sangat penting karena dalam pengelolaan anggaran dana Bantuan Operasional Sekolah ini di dalamnya terdapat kepentingan siswa dalam hal peningkatan mutu pendidikan di SDN 1 Isimu Raya. Jadi pihak sekolah harus melibatkan beberapa unsur utama dalam merencanakan dana Bantuan Operasional Sekolah sebelum diajukan kepada pihak pemerintah untuk dipertimbangkan. (1.1/W/ R I H/17.5.2012). Informasi dari hasil wawancara di atas di perkuat dengan dokumen berupa foto dalam Perencanaan Dana Bos (1.1/D/F/28.4.2012). Berdasarkan Informasi dari beberapa informan diatas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah yang di lakukan oleh sekolah dalam menentukan tujuan Program dalam hal perencanaan dana Bantuan Operasional Sekolah adalah kepala sekolah melibatkan beberapa unsur utama dalam hal ini komite sekolah, bendahara, guru, dan orang tua siswa, dalam menentukan program dana Bantuan Operasional sekolah. b. Master Plan 2. Master Plan dalam pelaksanaan Dana Bantuan Operasional Sekolah Master Plan dalam pelaksanaan Dana Bantuan Operasional Sekolah, dari hasil wawancara di peroleh informasi bahwa: Master Plan secara keseluruhan rencana yang di lakukan oleh sekolah dalam penyusunan RKAS dan RAPBS dilaksanakan oleh pihak sekolah melalui program-program sekolah dalam pengelolaannya harus di ketahui

oleh propinsi dan kabupaten, dan apabila ada yang di luar program pelaksanaannya akan di buatkan berita acara tersendiri oleh pihak sekolah sehingga ada perbaikan dalam penyusunan RKAS.(1.2/W/AM/26.4.2012) Setelah di konfirmasikan dengan salah seorang informan di peroleh penjelasan bahwa: Master plan disesuaikan dengan program yang sudah ditentukan secara umum, sesuai juknis ada satu format rencana penggunaan Dana Bos dengan beberapa item pelaksanaan Dana Bos, dan ada 13 poin sesuai petunjuk yang ada dalam rencana anggaran pelaksanaan Dana Bos (1.2/W/YUK/27.4.2012). Selanjutnya di konfirmasikan kembali dengan salah seorang informan di peroleh penjelasan bahwa: Master Plan merupakan langkah awal untuk menentukan keseluruhan suatu rencana yang akan di lakukan dalam pengelolaan dana Bos, dan semua itu di lakukan oleh pihak sekolah dalam menentukan langkah selanjutnya dalam pelaksanaan Dana Bos. (1.2/W/R I H/17.5.2012). Informasi di dukung kembali salah seorang informan menjelaskan bahwa: Memang dalam menentukan suatu rencana dalam pengelolaan dana Bos harus mencakup semua aspek yang akan di rencanakan sebelum menentukan langkah-langkah perencanaan untuk selanjutnya. (1.2/W/AH/28.4.2012) Informasi dari wawancara di atas di dukung oleh dokumen foto yang di miliki sekolah (1.2/D/F/28.4.2012). Berdasarkan informasi yang diperoleh dari informan di atas dapat disimpulkan bahwa Master Plan dalam pelaksanaan Dana Bantuan Operasional Sekolah harus mengaju pada petunjuk dan tehnik perencanaannya secara umum dalam pengelolaan dan penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah. Perencanaan ini menghimpun sejumlah sumber daya yang di arahkan untuk tujuan program dana Bantuan BOS yang harus direncanakan secara keseluruhan

dan sistematis dengan anggaran sebagai penjabaran suatu rencana kedalam bentuk dana sehingga akan berdampak hasil yang baik terhadap kemajuan sekolah dalam pelaksanaan dana BOS. c. Sasaran Prioritas 3. Sasaran Prioritas dalam Dana Bantuan Operasional Sekolah Pada sasaran prioritas Dana Bantuan Operasional Sekolah informan menjelaskan bahwa: Dana bantuan Operasional Sekolah di peruntukkan secara umum adalah untuk pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan khususnya pada SDN 1 Isimu Raya Kec. Tibawa Kab. Gorontalo, sehingga pemanfaatan anggaran ini sepenuhnya untuk kebutuhan siswa dalam bentuk proses pembelajaran serta kesejateraan guru dan bukan sarana untuk bangunan lokal. (1.3/W/AM/26.4.2012). Informasi ini lebih di perjelas oleh Bendahara Bos bahwa: Sasaran prioritas dana BOS adalah memang dalam anggaran dana BOS sudah terdapat beberapa poin-poin yang menjadi prioritas untuk sasaran pengeluarannya baik sifatnya untuk pengadaan maupun pengeluaran untuk belanja pegawai. Kesemuanya itu adalah bagian dari sasaran prioritas dari dana BOS itu sendiri, sehingga dana BOS ini tidak akan terpakai dengan sia-sia tanpa memberikan manfaat untuk pengembangan sekolah yang erat hubungannya dengan peningkatan mutu pendidikan SDN 1 Isimu Raya Kec. Tibawa pada khususnya. (1.3/W/YUK/27.4.2012). bahwa: Pendapat ini di dukung oleh seorang informan yang memberikan informasi Sasaran prioritas dana bantuan operasional sekolah ini di khususkan untuk siswa yang ekonomi lemah yang layak untuk mendapatkan bantuan ini serta kebutuhan sarana yang dapat menunjang proses pembelajaran untuk peningkatan mutu yang ada di sekolah ini. (1.3/W/AH/28.4.2012). Informasi ini di perjelas oleh seorang informan menjelaskan bahwa: Dalam menentukan sasaran prioritas dana bantuan Bos ini baik di lembaga SD, SMP bahkan di swasta tetap sasarannya pada pengembangan dan

peningkatan mutu pendidikan yang di sesuaikan dengan kebutuhan sekolah itu sendiri. (1.3/W/R I H/17.5.2012) Dari beberapa penjelasan informan di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa secara umum yang menjadi sasaran prioritas utama penggunaan Dana BOS adalah untuk kegiatan operasional seperti kebutuhan sekolah, kebutuhan siswa, dan seluruh pengembangan pendidikan baik kesejahteraan guru dalam peningkatan mutu pendidikan. 1. Keterlibatan dalam perencanaan pengusulan Dana BOS Sesuai hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala Sekolah mengenai yang terlibat dalam perencanaan pengusulan Dana BOS menyatakan bahwa: Sekolah telah melibatkan semua unsur, dalam perencanaan pengusulan dana Bos disekolah ini, baik komite sekolah, guru, pemerhati pendidikan, orang tua,dan tokoh masyarakat, karena tujuan dari Dana Bos ini untuk meringankan beban masyarakat dalam biaya pendidikan. (1.1/W/AM/26.4.2012) Informasi ini juga di tambahkan oleh seorang informan bahwa: Yang termasuk dalam rencana pengusulan Dana Bos ini selain stakeholder yang ada di sekolah, namun yang lebih mengetahui pengusulan Dana Bos ini juga yaitu dari berbagai Tim pelaksana Program Bos, salah satunya Tim manajemen Bos tingkat kabupaten kota yang ikut terlibat dalam pengusulan Dana Bos, sekolah hanya bisa mengetahui dan menyetujui perencanaan Program Dana Bos. (1.2/W/Y U K/27.4.2012). Informasi di dukung oleh salah seorang informan menjelaskan bahwa: bahwa: Dalam perencanaan pengusulan Dana Bos ini keterlibatan warga sekolah yang ikut merencanakan program Dana Bos untuk membantu memberikan beberapa masukan dalam anggaran dana Bos. (1.3/W/R I H/17.5.2012). Informasi ini di dukung kembali salah seorang informan yang menjelaskan Keterlibatan saya sebagai warga sekolah dalam pengusulan anggaran dana Bos ini ikut merencanakan apa saja yang di anggarkan oleh Dana Bos dan

juga menyetujui semua yang telah di sepakati bersama dalam pengusulan anggaran dana Bos. (1.3/W/A H/27.4.2012). Berdasarkan informasi dari informan bahwa keterlibatan seluruh unsur utama dalam perencanaan pengusulan anggaran Dana Bos ini sangat membantu sekolah dalam pengelolaan Dana Bos sehingga semua yang telah di anggarkan oleh sekolah bisa tercapai sesuai program yang telah di tentukan. 2. Program yang di biayai oleh Dana Bos Hasil wawancara yang di lakukan dengan kepala sekolah mengenai program yang di biayai oleh Bos yaitu, bahwa : Dalam Program ini yang di biayai oleh Dana Bos yaitu kegiatan ekstra kurikuler, kebutuhan sekolah dalam pembelajaran dan berupa sarana pemeliharaan ringan, yang merupakan pemerataan program peningkatan mutu sekolah. (1.3/W/A M/26.4.2012). Hal ini di dukung oleh Bendahara Bos menyatakan Bahwa: Adapun yang di biayai oleh Bos yaitu berupa pembelian buku pelajaran,pembelian bahan-bahan habis pakai, pembayaran daya dan Jasa seperti listrik air,pemeliharaan sekolah, termasuk honor guru serta sarana dan prasarana,pembelian computer dan perangkatnya, dan pembelian ATK, itu semua dibiayai oleh Dana Bos. (1.3/W/Y U K/27.4.2012). b. Akuntabilitas Kepala Sekolah Dalam Pelaksanaan Dana Bantuan Operasional Sekolah di SDN 1 Isimu Raya Kecamatan Tibawa a. Ketepatan pelaksanaan dana Bantuan Operasional Sekolah Adapun Ketepatan pelaksanaan Dana Bantuan Operasional Sekolah sesuai dengan pernyataan Kepala Sekolah bahwa : Ketepatan pelaksanaan dana Bos ini mengacu pada delapan Standar Pendidikan Nasional Dana yang sudah di tentukan oleh aturan dalam Dana Bos, Alokasi Dana Bantuan Operasional Sekolah per siswa per tahun dan perjenjang pendidikan. Penyaluran dana BOS ini dilakukan melalui Bendahara yang ditransfer lebih dahulu ke kas anggaran pendapatan

dan belanja daerah (APBD), baru diteruskan ke rekening sekolah. Mekanisme baru ini bertujuan memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah daerah dalam penyaluran dana BOS. (2.1/W/A M/.26.4.2012). Informasi ini di dukung Oleh salah seorang informan menjelaskan bahwa: Ketepatan pelaksanaan Dana Bos ini setelah di rencanakan dan direalisasikan sesuai dengan aturan yang telah di tentukan, maka ketepatan pada pelaksanaan Dana Bos ini di gunakan sesuai dengan program yang telah di anggarkan oleh pihak sekolah. (2.1/W/Y U K/27.4.2012). Informasi di tambahkan oleh seorang informan menjelaskan bahwa: Dalam pelaksanaan Dana Bantuan Operasional Sekolah di gunakan tepat pada sasaran penggunaannya untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan dan semua yang di laksanakan sesuai aturan yang telah di tetapkan. (2.2/W/A H/28.4.2012). Informasi ini lebih di perjelas oleh seorang informan bahwa: ketepatan Penggunaan Dana Bos di sekolah harus di dasarkan pada kesepakatan dan keputusan bersama seluruh unsur utama yang ada di sekolah. (2.2/W/R I H/17.5.2012). Dari penjelasan informan di atas sehingga dapat di simpulkan bahwa ketepatan pelaksanaan Dana Bantuan Operasional Sekolah adalah lebih mengacu pada delapan standar Dana Bantuan Operasional Sekolah sesuai dengan Program sekolah, Dana Bantuan Operasional Sekolah dalam hal ini kepala sekolah memperhatikan Standar pendidikan Nasional, adapun standar Nasional pendidikan meliputi delapan Standar yaitu: 1). Standar Isi, 2). Standar proses, 3). Standar kompetensi kelulusan, 4). Standar pendidik dan kependidikan, 5). Standar Sarana dan Prasarana, 6). Standar Pengelolaan, 7). Standar Keuangan dan Pembiayaan, 8). Standar Penilaian. Kedelapan Standar tersebut ditetapkan oleh Program Sekolah yang termasuk pada penyusunan RKS yang tepat pada sasaran penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah.

1. Transparansi Setiap pengelolaan dana Bos pihak sekolah harus Transparansi kepada masyarakat dalam penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah, hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang di lakukan dengan Kepala Sekolah menyatakan bahwa: Untuk transparansi dalam pelaksanaan dana Bos ini sekolah telah melaksanakan transparansi dan sudah sampai kemasyarakat dengan membentuk rapat bersama komite dan di sampaikan kepada publik sehingga pada Pelaksanaan Dana Bantuan Operasional Sekolah ini tidak ada penyelewangan dan bersifat terbuka kepada masyarakat. (2.2/W/AM/.26.4.2012). Bendahara Bos menambahkan informasi bahwa: bahwa: Transparansi dalam pelaksanaan Dana BOS, kepala sekolah mengadakan rapat dengan orang tua dan masyarakat serta komite dan memajangkan semua RKS, RKAS, dan RAPBS dan daftar penggunaan dan Bos di papan pajangan. (2.2/W/.Y U K/.27.4.2012). Informasi tersebut di dukung oleh penjelasan Guru Kelas mengatakan pula Transparansi oleh pihak sekolah dilakukan secara serius dan terus menerus agar tujuan program terlaksana dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dalam pengelolaan dana BOS. Hal ini pihak sekolah telah lama melaksanakan transparansi terhadap pengelolaan dana BOS dengan menempel semua Rencana Anggaran Dana Bos di papan pengumuman mulai dari perencanaan sampai pada pelaporan penggunaan anggaran Dana BOS. (2.2/W/A H/28.4.2012). b. Keterlibatan dalam pelaksanaan Dana BOS Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah bahwa: Dalam Dana BOS ini yang terlibat dalam pelaksanaannya yaitu kepala Sekolah, Bendahara Bos, Ketua Komite selaku wakil masyarakat yang mengetahui,dan memantau Pelaksanaan dalam Dana BOS di sekolah ini, serta guru dan orang tua juga yang ikut berpartisipasi dalam pengelolaan Dana BOS. (2.1/W/A M/26.4.2012).

Hasil wawancara yang dilakukan dengan Ketua Komite sekolah menjelaskan bahwa: Yang terlibat dalam pelaksanaan Dana Bos ini yaitu orang tua siswa, komite, masyarakat yang terdapat dalam unsur Komite sekolah. (2.1/W/RIH/17.5.2012). Berdasarkan hasil wawancara bahwa yang terlibat dalam pelaksanaan Dana Bantuan Operasional ini selain Kepala Sekolah juga termasuk bendahara Bos, dan guru, serta komite sekolah dan masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan dana Bos sehingga kerjasama antara sekolah dengan masyarakat berjalan dengan baik dan tidak ada kendala dan penyelewengan serta temuan dalam pelaksanaan Dana Bantuan Operasional Sekolah. 2. Pengawasan Hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala Sekolah mengenai pengawasan dalam pengelolaan dana Bos menyatakan bahwa: Masyarakat dalam hal ini orang tua siswa yang memantau kondisi sekolah termasuk juga komite sekolah yang terlibat dalam pengelolaan dana Bos. (2.3/W/A M/26.4.2012). Informasi ini di dukung oleh seorang informan menjelaskan bahwa: Selaku komite sekolah ikut memantau pengelolaan Dana Bos yang ada di sekolah dan mengesahkan RKAS dan RAPBS. (2.3/W/R I H/17.5.2012). Informasi ini di tambahkan oleh seorang informan menjelaskan bahwa: Pengawasan yang di lakukan untuk sekolah sangat di perlukan untuk memantau semua program yang di lakukan oleh sekolah, dalam hal ini komite ikut memantau semua pengelolaan dana Bos yang ada di sekolah. (2.3/W/Y U K/27.4.2012). Berdasarkan hasil wawancara dapat di simpulkan bahwa pengawasan dalam pelaksanaan Dana Bos di pantau langsung oleh warga sekolah yang mengawasi

langsung penggelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah agar dalam penggunaan Dana Bos ini tidak menimbulkan hal negatif bagi masyarakat. c. Kebijakan- kebijakan kepala sekolah dalam pengelolaan Dana BOS Berkaitan dengan kebijakan Kepala Sekolah dalam pengelolaan Dana Bos berdasarkan informasi menjelaskan bahwa: Kebijakan saya dalam penggunaan Dana Bos di gunakan untuk kepentingan sekolah seperti apabila seluruh dana telah terpenuhi dan dana masih terdapat sisa dana maka dana tersebut di gunakan untuk membeli alat peraga dan media pembelajaran, serta peralatan UKS yang belum terpenuhi. (2.3/W/AM/26.4.2012) Dari hasil wawancara di peroleh informasi dari seorang informan menjelaskan bahwa: Kebijakan kepala sekolah dalam penggelolaan dana Bos ini memberikan kewenangan kepada warga sekolah untuk bisa memantau dan melihat langsung daftar penggunaan dana Bos. (2.3/W/Y U K/27.4.2012). Informasi ini di dukung oleh seorang informan menjelaskan bahwa: Kebijakan Kepala Sekolah dalam penggelolaan Dana Bos ini pihak sekolah tidak memungut lagi biaya kepada orangtua siswa, karena dengan adanya program sekolah gratis, maka sekolah memberikan pendaftaran gratis kepada siswa baru dan juga pemberian buku gratis. (2.3/W/A H/28.4.2012). Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat di simpulkan bahwa Kebijakan Kepala Sekolah dalam Penggelolaan dana BOS ini penggunaannya sesuai program Bos, dan program pemerintah untuk sekolah gratis maka pihak sekolah melakukan pendaftaran siswa baru tanpa memungut biaya dari orang tua siswa hal ini menggurangi beban masyarakat dalam biaya pendidikan.

C. Akuntabilitas Kepala Sekolah dalam Evaluasi dan Pelaporan Dana Bantuan Operasional Sekolah di SDN 1 Isimu Raya Kec Tibawa Kab Gorontalo a. Tehnik Tehnik Evaluasi 1. Pelaksanaan Evaluasi Internal dan Eksternal Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah menjelaskan bahwa: Evaluasi eksternal di lakukan oleh sekolah dalam penggelolaan dana secara umum di ketahui oleh seluruh stakeholder yang ada di sekolah. dan Evaluasi secara internal yaitu evaluasi yang di lakukan oleh Tim manajemen Bos baik, dari tingkat pusat, propinsi, dan kabupaten kota atau BPK. (3.1/W/AM/.26.4.2012) Sesuai informasi di atas Informan juga menambahkan bahwa: Bentuk evaluasi ini sangat diperlukan dalam setiap akhir penggunaan dana khususnya Bantuan operasional sekolah yang ada di SDN 1 Isimu Raya di buatkan beberapa buku kas yang harus di bukukan dan di laporkan secara tertulis baik kepada masyarakat maupun terhadap tim pemeriksa keuangan yang mengaudit semua penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (3.1/W/AM/26.4.2012) Informasi ini didukung oleh Ketua Komite menjelaskan bahwa: Evaluasi secara Internal dilakukan oleh beberapa Tim yang akan mengaudit pengelolaan dan penggunaan Dana Bos, sedangkan Evaluasi secara Eksternal yaitu bentuk evaluasinya di lakukan oleh sekolah melalui rapat sekolah untuk mengetahui pelaksanaan program sekolah. (3.1/W/RIH/17.5.2012). Berdasarkan wawancara dan pengamatan yang dilakukan menunjukkan bahwa Evaluasi secara internal dan Eksternal adalah pelaksanaan evaluasi yang dilakukan oleh pengelola program, agar program ini berjalan lancar dan transparan maka perlu dilakukan evaluasi dan pengawasan yang dilakukan secara efektif oleh Tim Manajemen Bos

b. Pelaporan 1. Bentuk pelaporan pelaksanaan Dana Bantuan Operasional Sekolah Berdasarkan wawancara dengan Kepala sekolah memberikan informasi bahwa: Pelaporan dalam penggunaan dana bos setiap bentuk pengeluaran kami buatkan laporan pertanggungjawaban (SPJ) serta kwitansi bukti pengeluaran atas perencanaan, pelaksanaan, serta penggunaan dana bos yang sudah di anggarkan di SDN 1 Isimu Raya. (3.2/W/A M/26.4.2012). Informasi ini di didukung oleh salah seorang informan bahwa: Pelaporan dalam penggunaan dana Bos ini di buktikan dengan pertanggungjawaban berupa SPJ yang bisa di lihat bentuk penggunaan dana oleh inspektorat serta berupa bukti pembayaran yang bisa memperkuat pelaporan secara tertulis oleh bendahara Bos yang di pertanggungjawabkan oleh Kepala Sekolah dan bendahara bos. (3.2/W/Y U K/.27.4.2012). C. Pertanggungjawaban 1. Pertanggungjawaban Pelaksanaan Dana Bantuan Operasional Sekolah Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah diperoleh informasi bahwa: Pertanggungjawaban ini dilakukan dengan melaporkan semua penggunaan Dana Sekolah kepada masyarakat dalam hal ini, orang tua, komite dan staf sekolah yang terlibat dalam Pengelolaan Dana BOS,dan penggunaan Dana Bos di pajang di papan pengumuman, sehingga masyarakat bisa melihat langsung anggaran dana yang di gunakan dan tidak ada satupun penyalahgunaan terhadap Dana Bantuan Operasional Sekolah. (3.3/W/AM/26.4.2012) Pernyataan ini di dukung juga oleh Bendahara Bos yang menjelaskan bahwa: Bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan Dana Bantuan Operasional Sekolah yang di lakukan oleh kepala sekolah berupa pelaporan terhadap masyarakat, dengan di sertai bukti penggunaan dan pengeluaran Dana pada papan pengumuman yang di pajang di luar dinding Sekolah. (3.3/W/YUK/27.4.2012).

Informasi yang di peroleh melalui wawancara dengan Kepala Sekolah dan Bendahara Bos di perkuat oleh dokumen Foto yang di peroleh peneliti.(3.3/d/f/ 31.5.2012) Dan (3.2/D/F/31.5.2012), (3.3/D/F/31.5.2012). Sehingga dapat di simpulkan bahwa Evaluasi serta pelaporan dan pertanggungjawaban di SDN 1 Isimu Raya dalam pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah sangat membutuhkan suatu pertanggungjawaban yang harus teliti dalam penggunaan dana tersebut dengan menggunakan mekanisme dan sesuai petunjuk tehnik dalam dana Bos sehingga tidak terdapat penyelewengan dan penyalahgunaan dana Bos. B. Pembahasan dan Temuan Penelitian 1. Akuntabilitas Kepala sekolah dalam perencanaan Dana Bantuan Operasional Sekolah di SDN 1 Isimu Raya Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo Akuntabilitas sekolah merupakan syarat penting untuk menjamin setiap dana yang dikucurkan pemerintah dan bisa berdampak terhadap kemajuan pendidikan. Tim Manajemen Bantuan Operasional Sekolah, yang terdiri dari kepala sekolah, bendahara, dan komite sekolah menjadi pilar terwujudnya Akuntabilitas BOS. Tim ini harus lebih transparan dalam perencanaan dan penggunaan dana BOS. Dalam hal perencanaan, pelibatan siswa sangat mungkin dilakukan untuk mengetahui kebutuhan sekolah. Dalam hal pengawasan, siswa adalah aktor paling potensial. Sekolah diberi kewenangan untuk melakukan perencanaan sesuai dengan kebutuhannya ( school-based Plan), Dewan guru bersama komite dan warga sekolah lainnya menyusun rencana strategis dan program sekolah, program sekolah ini di tuangkan dalam Rencana Anggaran pendapatan dan Belanja

Sekolah (RAPBS) setiap tahun. Dengan pendekatan seperti ini, maka masyarakat dan Stakeholders telah melibatkan secara langsung mulai dari penyusunan rencana sekolah, pelaksanaan kegiatan sampai pada evaluasi dan pertanggungjawaban, ini merupakan master plan yang di lakukan dalam penggelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah. Berdasarkan hasil temuan peneliti dalam perencanaan Dana BOS sebagian orang tua siswa tidak memenuhi undangan rapat yang di bentuk oleh sekolah sehingga dalam pengelolaan Dana BOS ini orang tua tidak mengetahui sepenuhnya seperti apa langkah-langkah perencanaan dalam menentukan tujuan program Dana Bantuan Operasional Sekolah. Namun dalam hal ini kepala sekolah yang memiliki tanggungjawab penuh dalam perencanaan Dana Bos dan merupakan salah satu motivasi yang harus di carikan solusi terbaik karena dalam perencanaan dana Bos ini harus melibatkan semua Unsur Utama termasuk orang tua siswa sebagai penentu dalam kemajuan sekolah dan hubungan kerjasama yang baik dengan pihak sekolah. Master Plan dalam pelaksanaan Dana bantuan operasional sekolah mencakup pada rencana awal yang telah di bentuk oleh kepala sekolah dan stakeholder lainnya secara keseluruhan dalam penyusunan RKS, RKAS, RPS, dan RAPBS. Dalam penyusunan rencana ini merupakan satu rencana yang di lakukan secara keseluruhan dalam menentukan tujuan Program dana BOS. Berdasarkan temuan bahwa master plan dalam pelaksanaan Dana BOS ini sudah cukup baik dalam merencanakan secara keseluruhan program Dana BOS yang ada di Sekolah

ini, sehingga komite sekolah sebagai wakil masyarakat ikut mengesahkan Rencana Kegiatan Sekolah (RKS) dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS). Namun pada hasil penelitian juga di temukan bahwa dalam penyusunan RKS dan RAPBS tidak di sahkan oleh Dinas Pendidikan Nasional dan Dewan Pendidikan namun hanya di sahkan oleh komite dan kepala sekolah saja. Dana bantuan Operasional ini di peruntukkan untuk pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan dalam hal ini dana bos memprioritaskan pada kebutuhan sekolah baik untuk mendukung proses pembelajaran, pengadaan Buku teks pelajaran, pembiayaan seluruh kegiatan sekolah, pembelian bahan-bahan habis pakai, pembiyaan ulangan harian, ulangan umum,ujian sekolah, pemeliharaan ringan,dan lain-lain yang termasuk pada anggaran Dana Bos, serta kesejahteraan guru dan kebutuhan siswa itu sendiri yang termasuk pada keluarga miskin. Dalam pengelolaan Dana BOS ini melibatkan berbagai unsur utama dalam pendidikan baik komite, guru, kepala sekolah, orang tua siswa, pemerhati pendidikan dan tokoh masyarakat karena tujuan dari dana Bos ini untuk meringankan beban masyarakat dalam biaya pendidikan, dimana program yang di biayai oleh bos ini termasuk pada kebutuhan sekolah yang menjadi kebutuhan siswa itu sendiri, sehingga hasil temuan peneliti dalam perencanaan dana bos ini sudah cukup baik dengan mekanisme Bos dalam ketercapaian suatu rencana sekolah dalam penggelolaan Bos.

Menurut Lipham (dalam Mulyono, 2010:160), dalam kaitannya dengan proses penyusunan Anggaran ada tiga cara sudut pandang, yaitu (1) comparative approach, penganggaran yang di lakukan dengan membandingkan besarnya penerimaan dan pengeluaran untuk setiap mata Anggaran untuk setiap tahun,(2) The Planning Programming Budgeting Evaluation System (PPBES), penganggaran yang berorientasi pada rencana dan sasaran Program secara Khusus dan Umum,(3) Fungtional approach, penganggaran dalam bentuk gabungan antara unsure PPBS dengan comparative approach. Menurut Isjoni (2006:60) serangkain perencanaan dan persiapan yang matang, 1). Membuat renstra sekolah, program tersebut mencakup program rutin sekolah dan rencana pengembangan sekolah, 2). Perlunya koordinasi secara efektif dan transparan antara sekolah dan komite sekolah. 3). koordinasi pemecahan masalah dan mungkin masalah-masalah yang akan timbul sebagai dampak dari bos, diantara tiga pihak (komite, sekolah,dan orangtua) senantiasa di lakukan.4) Tidak kalah kiranya ketiga pihak tersebut membentuk tim pengendali yang bersifat internal, sehingga lalu lintas keuangan Bos dapat termonitor, dan manajemen keuangan dapat di kendalikan dengan baik, baik dana bos maupun pungutan dari murid-murid yang mampu.

Akuntabilitas Perencanaan Dana BOS Perencanaan Program Dana BOS Master Plan pelaksanaan Dana BOS Sasaran Prioritas Dana BOS Ketercapaian Program Dana BOS Gambar 1.1. Kerangka Konsep Perencanaan Dana BOS a. Akuntabilitas Kepala Sekolah Dalam Pelaksanaan Dana Bantuan Operasional Sekolah di SDN 1 Isimu Raya Kecamatan Tibawa kabupaten Gorontalo Tujuan Utama manajemen keuangan sekolah adalah 1). Menjamin agar dana yang tersedia di pergunakan untuk harian sekolah dan menggunakan kelebihan dana untuk di investasikan kembali, 2). Memelihara barang barang yang menjadi aset sekolah, dan 3). Menjaga agar peraturan peraturan serta praktik penerimaan, pencatatan, dan pengeluaran uang di ketahui dan di laksanakan oleh pihak sekolah. Pada pengalokasian dana yang tepat, kepala sekolah harus menguasai betul apa yang di miliki dan di butuhkan oleh tiap bagian. Agar dapat mengalokasikan dana dengan tepat, perlu mengikutsertakan staf dan para pembantu kepala sekolah dalam proses penentuan alokasi dana.

Perubahan mekanisme penyelenggaraan dana BOS ditahun 2012 ini dimaksudkan untuk memudahkan mekanisme penyaluran dana BOS dengan tetap mempertimbangkan efektifitas pengawasannya. Ini adalah jalan keluar untuk mengurangi prosedur birokratis penetapan anggaran di tingkat Kabupaten yang selama ini menjadi sebab utama lambannya penyaluran dana BOS ke sekolahsekolah. Dalam mekanisme ini, dana BOS dianggarkan sebagai pendapatan Provinsi pada kelompok pendapatan daerah. Sedangkan disisi belanja, dana BOS langsung dianggarkan pada kelompok belanja. Jadi, penyaluran dana BOS dari kas provinsi akan langsung mengalir ke sekolah-sekolah yang penerima Dana BOS. Penetapan ini berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Rincian alokasi dana BOS per sekolah di seluruh kabupaten ini harus sudah dikirim oleh Kemendikbud ke seluruh provinsi pada waktu yang telah di tetapkan. Dana BOS dari Pemerintah Provinsi akan mengalir langsung ke sekolahsekolah setelah ada penandatanganan Naskah Perjanjian Hibah (NPH) antara Kepala Dinas Pendidikan Provinsi, mewakili gubernur, dengan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten, mewakili seluruh SD dan SMP di wilayahnya. Penandatanganan ini cukup berlangsung satu kali dalam satu tahun anggaran, prosesnya sebelum penyaluran triwulan I. Sementara itu, penyaluran dana BOS untuk sekolah akan dilaksanakan dua kali setahun, yakni masing-masing per semester. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan keterlambatan karena sulitnya akses. Dan tetap

berlangsung per triwulan seperti yang selama ini berlaku yang di sesuaikan dengan kondisi sekolah. Untuk memudahkan proses manajemen dan administrasi, sekolah cukup melaporkan penggunaan dana BOS setahun sekali, paling lambat 5 Januari pada tahun berikutnya. Pada mekanisme yang saat ini masih berlaku, sekolah harus menyusun laporan penggunaan dana BOS dua kali dalam setahun, setiap semester. Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen atau administrasi. Pengawasan merupakan tindakan yang berfungsi untuk memperhatikan kondisi yang terjadi di lapangan dengan kondisi yang diharapkan dari pembuat kebijakan. Kebijakan subsidi pendidikan yang tertuang dalam program BOS sudah seharusnya mendapatkan pengawasan yang baik dari pemerintah, karena ini merupakan program atau kebijakan pemerintah, sehingga perhatian untuk proses pengawasan pun harus diperhatikan. Selama ini pengawasan yang terjadi pada pengelolaan dana BOS cukup pada tataran pelaporan saja. Berdasarkan temuan peneliti implementasi kenyataan di lapangan masih kurang, pihak pengawas, kantor dinas atau pemerintah, merasa cukup dengan laporan yang ada diatas kertas saja, padahal jika dilihat di lapangan, belum tentu sesuai dengan apa yang ada dalam laporan, sehingga disini benar-benar dibutuhkan pengawasan yang efektif dan efisien untuk menanggulangi penyalahgunaan wewenang dalam penggunaan dana BOS. Pengawasan melekat pada pengefektifan tenaga pengawasan yang bisa menjadi solusi bagi pengawasan yang efektif. Oleh karena itu yang dimaksudkan Kepala Sekolah di atas merupakan bagian dari langkah-langkah yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk

menciptakan akuntabilitas pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah, karena terlihat bahwa pihak sekolah telah melaksanakan beberapa prosedur pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah mulai dari perencanaan yang melibatkan beberapa pihak terkait dan berkompeten serta pengelolaan anggaran yang tepat sasaran sesuai juklak yang dari Pemerintah Pusat sampai pada pelaporannya ke pihak publik dalam hal ini komite dan masyarakat, orang tua siswa SDN 1 Isimu Raya Kec. Tibawa. Kesenjangan informasi juga terjadi antara Tim Manajemen BOS dan para pemangku kepentingan sekolah terkait, yaitu orang tua siswa, guru, dan siswa sendiri. Guru, yang merupakan aktor paling penting dalam proses pembelajaran di sekolah, ternyata tidak semuanya mengetahui penggunaan BOS. namun berdasarkan temuan peneliti Terkadang orang tua hanya mendapatkan informasi soal kekurangan dana sekolah. Saat itulah keterlibatan orang tua siswa sangat diharapkan sekolah. Transparansi dalam pengelolaan Dana Bos memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang- undangan (KK, SAP,2005). Sebagaimana tertuang dalam PP Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, Pendanaan Pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah dan Masyarakat. Di samping itu

transparansi dapat menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah, masyarakat, orangtua siswa dan warga sekolah melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan didalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai (Surya Darma, 2007). Transparansi Akuntabilitas Pelaksanaan Dana BOS Ketercapaian Pelaksanaan Dana BOS Pengawasan Gambar 11. Kerangka Konsep Pelaksanaan Dana BOS C. Akuntabilitas Kepala Sekolah dalam Evaluasi dan Pelaporan Dana Bantuan Operasional Sekolah di SDN 1 Isimu Raya Kec Tibawa Kab Gorontalo Menurut panduan dari pemerintah pusat, sekolah harus memberitahukan penggunaan dana BOS di papan pengumuman sekolah. Itu adalah bentuk transparansi sekolah kepada masyarakat. Laporan keuangan Dana BOS yang dihasilkan melalui proses penggelolaan merupakan bentuk transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan publik. Untuk dapat menghasilkan laporan keuangan yang semakin baik (tantangan) dibutuhkan, bendahara sekolah yang terampil pada penggelolaan anggaran sekolah, hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan

bimbingan teknis akuntansi bagi bendahara sekolah yang ditugaskan sebagai pengelola keuangan. Pencatatan keuangan BOS juga bukan hal mudah yang dilakukan oleh bendahara sekolah. Berdasarkan hasil temuan peneliti bahwa Mayoritas SD tidak memiliki tenaga tata usaha khusus yang mengurusi BOS dan merangkap sebagai guru kelas. Pengadministrasian yang rumit tak jarang membuat bendahara BOS mengambil waktu mengajar untuk mengerjakan laporan keuangan BOS. Akibatnya kualitas pembelajaran kelas berkurang. Pencatatan yang paling sulit adalah pajak setiap belanja dikenakan pajak. Evaluasi dan pelaporan serta pertanggungjawaban Di SDN 1 Isimu Raya benar-benar membutuhkan suatu pertanggungjawaban yang harus teliti dalam penggunaan dana BOS dengan menggunakan mekanisme BOS dan petunjuk Tehnik yang di tentukan, berdasar temuan peneliti bahwa evaluasi dan pelaporan Dana BOS sudah sepenuhnya di lakukan dan bentuk penggunaan Dana telah di pajangkan pada Papan Pengumuman namun tanpa harus melihat buku Kas dan SPJ sehingga masyarakat hanya bisa melihat langsung pada papan pajangan anggaran BOS yang di gunakan oleh pihak sekolah dan inilah bentuk pertanggungjawaban kepala sekolah dalam pengelolaan Dana BOS. Menurut UU tentang Sisdiknas tahun 2003 evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Pengertian evaluasi lebih dipertegas lagi oleh Stutflebeam (dalam Arikunto dan Jabar, 2010: 2), mengungkapkan bahwa, evaluasi merupakan proses penggambaran, pencarian dan pemberian informasi yang bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam menentukan alternatif keputusan. Akuntabilitas Evaluasi dan Pelaporan Dana BOS Tehnik-tehnik Evaluasi Pelaporan Pertanggungjawaban Ketercapaian Pertanggung Jawaban dalam pengelolaan Dana BOS Gambar 111. Kerangka Konsep Evaluasi dan Pelaporan Dana BOS.