USULAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN KATEGORI OBAT KERAS DAN OBAT BEBAS PADA APOTEK 12 PT

dokumen-dokumen yang mirip
Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University 1

Gita Purnama Sari 1, Budi Sulistyo 2, Budi Santosa Abstrak

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

Kata Kunci : Inventori, Overstock, analisis ABC-VED, Continuous Review (s,s), Continuous Review (s,q). ABSTRACT

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2673

USULAN PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN KATEGORI OBAT KERAS DAN OBAT BEBAS MENGGUNAKAN METODE CONTINUOUS REVIEW

INVENTORY POLICY PLANNING OF DRUG USING PROBABILISTIC CONTINUOUS REVIEW (s,s) SYSTEM METHOD IN PHARMACY INSTALATION AMC HOSPITAL

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 966

USULAN PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN VAKSIN MENGGUNAKAN METODE CONTINUOUS REVIEW (S,S) UNTUK MENGURANGI OVERSTOCK DI DINAS KESEHATAN KOTA XYZ

Ratna Wulan Sari, 2 Dida Diah Damayanti, 3 Budi Santosa 1, 2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

KEBIJAKAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MODEL CONTINUOUS REVIEW (S,S) WITH PROBABILISTIC DEMAND DI GUDANG BAHAN BAKU PT SMA

USULAN PERENCANAAN PERSEDIAAN PRODUK KATEGORI TEH CELUP DENGAN METODE CONTINUOUS REVIEW

Kata Kunci: Persediaan, Analisis ABC, Overstock, Continous Review (s,s), Continous Review (s,q) ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Jurnal Integrasi Sistem Industri (JISI) UMJ Volume 5, No. 1, Februari Rio Avicenna Syamil 1, Ari Yanuar Ridwan 2, Budi Santosa 3

Program Studi Teknik Industri Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University 1

PERENCANAAN PERSEDIAAN KOMPONEN PEMBENTUK MCB DI PT XYZ DENGAN METODE CONTINUOUS REVIEW

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2460

PENENTUAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN DARAH DI BANK DARAH RUMAH SAKIT XYZ MENGGUNAKAN METODE JOINT REPLENISHMENT UNTUK MENINGKATKAN SERVICE LEVEL

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 4269

Tyas Dessandie, Sutanto, dan Pangadi Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB 1 PENDAHULUAN I-1

Penelitian TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Tabel I.1 Dimensi Rak Penyimpanan Jumlah Area Dimensi Rak Material

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 997

Sistem Pengendalian Persediaan Dengan Permintaan Dan Pasokan Tidak Pasti (Studi Kasus Pada PT.XYZ)

PENENTUAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN OBAT MENGGUNAKAN METODE JOINT REPLENISHMENT UNTUK MENINGKATKAN SERVICE LEVEL PADA DEPOT FARMASI RUMAH SAKIT XYZ BANDUNG

Program Studi S1 Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Having inventory is cost company money and not having inventory is cost company money (

IMPLEMENTASI PENGENDALIAN SEDIAAN DENGAN MODEL EOQ PADA TOKO NASIONAL MAKASSAR

Perencanaan Inventori Bahan Baku SPM Dengan Model P Back Order

Pengendalian Persediaan Bahan Baku Semen Dengan Kendala Kapasitas Gudang Menggunakan Model Probabilistik Q

JAZILATUR RIZQIYAH DEVIABAHARI Dosen Pembimbing : Prof. Ir. Suparno, MSIE., Ph.D PROPOSAL TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK INDUSTRI ITS SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pengendalian Persediaan Bahan Baku di PT. ABC Dengan Model Q Back Order Menggunakan Simulasi Monte Carlo

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rumah Sakit XYZ merupakan salah satu rumah sakit negeri yang ada di Kabupaten Bandung. Rumah sakit ini memiliki sepuluh instalasi, yaitu :

Perencanaan Inventori Bahan Baku SPM dengan Model P Back Order

BAB II TINJAUAN TEORI. bagi kelangsungan kegiatan perusahaan. Definisi mengenai persediaan telah

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Program Studi S1 Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom

USULAN PENERAPAN METODE PERSEDIAAN PROBABILISTIK UNTUK MENGHITUNG KEBUTUHAN BAHAN BAKU DI PT. MEGAYAKU KEMASAN PERDANA KARAWANG

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE CONTINOUS REVIEW SYSTEM DI MOGA TOYS HOME INDUSTRY

Jenis. Urea Ammonia

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113

Perbaikan Sistem Distribusi dan Inventori pada PT. Blue Sky Biotech

BAB 1 PENDAHULUAN I.1

ABSTRAK. Kata kunci: Pengendalian persediaan, bahan baku, Model pengendalian persediaan probabilistik. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan usahanya, perusahaan sebagai suatu organisasi

Manajemen Persediaan. Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si. Manajemen. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2662

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk menghasilkan suatu produk berkualitas sesuai

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

MENENTUKAN PERSEDIAAN OPTIMAL DENGAN METODE EOQ DAN STOCHASTIC DI PT. SUKA SUKSES SEJATI

kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi

BAB I PENDAHULUAN I.1.

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng

BAB II LANDASAN TEORI

Studi Perbandingan Ekpektasi Biaya Total Antara Kasus Bakcorder dan Lost Sales pada Model Persediaan Probabilistik

Kata Kunci : Peramalan (Forecasting), Perencanaan Persediaan Metode P dan Q. Sistemik Nomor. 4 Volume. 2, Desember

USULAN PENENTUAN TEKNIK LOT SIZING TERBAIK DENGAN MINIMASI BIAYA DALAM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN KEBUTUHAN CANVAS EP 200 CONVEYOR BELT DI PT.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Penentuan Persediaan Bahan Baku Optimal Menggunakan Model Q dengan Lost Sales Pada Industri Air Minum Dalam Kemasan

PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) ABSTRAK

PENERAPAN METODE PERSEDIAAN PROBABILISTIK UNTUK MENGHITUNG KEBUTUHAN BAHAN BAKU (STUDI KASUS DI PT. XZY)

Analisis Pengendalian Persediaan Menggunakan Metode Probabilistik dengan Kebijakan Backorder dan Lost sales

PENGENDALIAN PERSEDIAAN UNTUK MENGOPTIMALKAN PEMAKAIAN VOLUME GUDANG DI PT. SIM BEKASI. Basuki. Abstrak

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2450

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Simulasi Kebijakan Persediaan Optimal Pada Sistem Persediaan Probabilistik Model P Menggunakan Powersim

Manajemen Persediaan di Rumah Sakit Oleh: Firman Pribadi

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA

PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN PART FARM OUT

BAB 2 LANDASAN TEORI

MANAJEMEN PERSEDIAAN

OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK ABSTRAK

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN DI DIVISI GROCERY PT. HERO SUPERMARKET Tbk. CABANG HERO SOLO SQUARE

PENGENDALIAN PERSEDIAAN KOMPONEN CIRCUIT BREAKER DENGAN KEBIJAKAN CAN- ORDER (STUDI KASUS : PT. E-T-A INDONESIA)

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGENDALIAN PERSEDIAAN DUA ESELON DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOINT ECONOMIC LOT SIZE (JELS)

PENENTUAN KEBIJAKAN ORDER PRODUK SKINCARE DAN PLASTER DENGAN PENDEKATAN VENDOR MANAGED INVENTORY (Studi Kasus: PT Beiersdorf Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

INVENTORY Klasifikasi Bahan Baku :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat dan pesat. Perkembangan teknologi ini menitikberatkan kepada aspek


Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis

PENENTUAN WAKTU DAN JUMLAH PENGIRIMAN BOLU LAPIS LEGIT DENGAN MODEL PROBABILISTIC P (PENELITIAN DI PD. SAWARGI KP.RADUG - GARUT)

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN

Penentuan Jumlah Pemesanan Optimal Bahan Baku Kain Dengan Kendala Anggaran *

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

USULAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN KATEGORI OBAT KERAS DAN OBAT BEBAS PADA APOTEK 12 PT.XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERSEDIAAN PROBABILISTIK CONTINUOUS REVIEW (s,s) Amanda Inke Mahardika 1, Budi Sulistyo 2, Efrata Denny S. Yunus 3 1,2,3 Prodi S1 Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Telkom 1 mndainkeh@gmail.com, 2 budiyayo@gmail.com, 3 efratadenny@gmail.com Abstrak Apotek 12 PT. XYZ adalah salah satu apotek layanan kesehatan utama dari PT. XYZ cabang Jawa Barat yang melayani konsumen 24 jam menyediakan 2219 SKU s (Stock Keeping Units) yang terbagi dalam 999 obat keras, 245 obat bebas terbatas, 576 obat bebas, 166 alat kesehatan, 108 customer goods, 23 susu, dan 102 lainnya. Apotek 12 PT.XYZ melakukan pemesanan untuk persediaan berdasarkan penjualan sebelumnya, persediaan yang memiliki nilai penyerapan dana tinggi dan obat yang harus tersedia di apotek tanpa adanya ketentuan jumlah pemesanan dan tidak memperhatikan sisa persediaan di apotek. Pada kategori obat keras dan obat bebas memiliki jumlah penjualan sebesar 61,8477% dan 35,5445%, dengan total penyerapan dana dari obat keras Rp 17.246.213.152 dan obat bebas Rp 7.973.461.308 di apotek. Total penyerapan dana yang tinggi menunjukkan total persediaan apotek tinggi dengan penjualan kategori obat keras dan kategori obat bebas yang tidak seimbang menghasilkan overstock pada kategori ini. Overstock dapat diatasi dengan pengendalian persediaan menggunakan metode Continuous Review(s,S). Dalam penelitian dilakukan klasifikasi analisis ABC dan VED menggunakan matriks ABC-VED menghasilkan 3 kelompok yaitu prioritas I, prioritas II dan prioritas III. Penelitian dilakukan untuk prioritas I kategori obat keras dan obat bebas menghasilkan penghematan total biaya persediaan sebesar 47% dari aktual apotek 12 PT.XYZ. Kata kunci : Persediaan, Analisis ABC, Analisis VED, Continuous Review(s,S) 1. Pendahuluan Apotek 12 PT. XYZ adalah salah satu apotek layanan kesehatan utama dari PT. XYZ daerah Jawa Barat yang menyediakan 2219 SKU (Stock Keeping Units) dimana terbagi ke dalam kategori obat keras, obat bebas terbatas, obat bebas, alat kesehatan, customer goods, susu, dan lainnya dengan jumlah SKU masing-masing kategori terdiri dari 999 obat keras, 245 obat bebas terbatas, 576 obat bebas, 166 alat kesehatan, 23 susu, 108 customer goods dan 102 alat kebutuhan pria dan wanita yang masuk ke dalam kategori lain lain. Persediaan barang yang ada di apotek setiap harinya harus dapat memenuhi permintaan konsumen yang tidak terduga. Berikut ini adalah perbandingan persediaan dan penjualan semua kategori di apotek 12 PT. XYZ pada Januari Desember 2014. Gambar I.1 Perbandingan Persediaan dengan Penjualan Semua Kategori

Berdasarkan Gambar I.1 total persediaan dan penjualan tidak seimbang bahkan total persediaan cenderung berlebih dari penjualan. Hal ini menunjukkan adanya permasalahan overstock persediaan di apotek 12. Persediaan yang berlebih akan menghasilkan kerugian pada apotek dikarenakan total penyerapan dana membesar. Kategori obat keras dan obat bebas merupakan kategori yang memiliki total penjualan tinggi yaitu sebesar 61,8477% dan 35,5445% dengan total penyerapan dana untuk obat keras sebesar Rp. 17.246.213.152 dan obat bebas Rp. 7.973.461.308. Maka kategori obat keras dan kategori obat bebas merupakan kategori yang memiliki pengaruh besar bagi keuntungan maupun kerugian apotek dengan memiliki persediaan jumlah besar diantara kategori lainnya dan memiliki penjualan yang tinggi sehingga harus dilakukan pengendalian persediaan beserta kebijakan persediaan terhadap kategori obat keras dan kategori obat bebas. Pada penelitian ini, peneliti akan membahas masalah persediaan kategori obat keras dengan langkah awal melakukan klasifikasi menggunakan analisis ABC dan analisis VED. Menurut Gupta (2007), analisis ABC dan analisis VED digabungkan menjadi matriks ABC-VED dengan menghasilkan Prioritas I, Prioritas II dan Prioritas III. Berdasarkan kondisi aktual apotek 12 dalam melakukan pemesanan yaitu memperhatikan data penjualan sebelumnya, obat dengan jumlah persediaan tinggi dan obat yang harus tersedia di apotek 12 maka Prioritas I akan menjadi masukan dalam perhitungan persediaan yang hasilnya dapat diketahui besarnya jumlah pemesanan yang optimal untuk kategori obat keras dan kategori obat bebas, besarnya jumlah cadangan pengaman dan mengetahui waktu pemesanan yang tepat sehingga biaya yang keluar akibat persediaan obat yang berlebih dapat diminimalisir dengan menggunakan metode Continuous Review(s,S). 2. Dasar Teori Menurut Bahagia (2006), Persediaan (Inventory) adalah suatu sumber daya menganggur (idle resources) yang keberadaannya menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud dengan proses lebih lanjut disini dapat berupa kegiatan produksi seperti dijumpai pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran seperti yang dijumpai pada sistem distribusi, ataupun kegiatan konsumsi seperti dijumpai pada sistem rumah tangga, perkantoran, dan sebagainya. Menurut Ristono (2009), Pengendalian persediaan adalah kegiatan dalam memperkirakan jumlah persediaan (bahan baku/penolong) yang tepat, dengan jumlah yang tidak terlalu besar dan tidak pula kurang atau sedikit dibandingkan dengan kebutuhan atau permintaan. Dalam penelitian ini, langkah awal pengolahan data yaitu menggunakan analisis ABC. Pada prinsipnya analisis ABC ini adalah mengklasifikasikan jenis barang yang didasarkan atas tingkat investasi tahunan yang terserap di dalam penyediaan inventori untuk setiap jenis barang. Analisis ABC membagi persediaan kedalam tiga kelas, yaitu A, B dan C yang menandakan peringkat nilai dari yang tertinggi hingga terendah. Sedangkan klasifikasi obat menggunakan analisis VED bertujuan untuk mengklasifikasikan obat berdasarkan kekritisan waktu pemberian obat kepada pasien. Kategori VED terbagi ke dalam kategori Vital, kategori Essential dan kategori Desirable. Metode yang digunakan untuk perhitungan adalah metode Continuous Review(s,S) merupakan metode dimana pengisian kembali persediaan (replenishment) dibuat setiap kali posisi persediaan turun ke titik urutan s atau lebih rendah. Namun, jumlah pengisian persediaan hanya dapat menaikkan posisi persediaan sampai pada titik S. Permintaan pengisian akan selalu dibuat ketika posisi persediaan tepat pada s, yaitu S = s + Q. (Silver, 1998) Perhitungan Persediaan yang dilakukan menggunakan perhitungan model Q menggunakan solusi Hadley-Within. Formulasi Model Q sebagai berikut: (Bahagia, 2006). 1. Hitung nilai q0* awal sama dengan nilai q0w* sebagai berikut q0* = q0w* = 2A Dh 2. Hitung nilai α dan r dengan menggunakan persamaan: α =... II.1 h q 0 C u D+ h q 0... II.2 nilai Z α dicari melalui Tabel Normal A r = D L + Z α S L... II.3 3. Hitung nilai q0* selanjutnya berdasarkan persamaan: (x r)f(x)dx] q 0* = 2D [A+ C u r..ii.4 h Dimana: (x r)f(x)dx = S r L [f(z α ) z α φ(z α )]..II.5 Nilai f(z α ) dan φ(z α ) dapat dicari tabel normal B. 4. Bandingkan nilai r1* dengan r2*, jika harga r2* relatif sama dengan r1* maka iterasi selesai dan akan diperoleh r = r2* dan q0*=q02*. Jika tidak kembali ke langkah 2 dengan menggantikan nilai r1* = r2* dan q01* = q02*. 5. Hitung total ongkos inventori (O T) dengan menggunakan persamaan: O T = O b + O p + O s + O k II.6 A D O T = Dp + + h ( q0 + r D 2 L + N) + C u D x N...II.7 q0 q 0

N = S L [f(z a ) Z a φ(z a )]....II.8 Kebijakan inventori : a. Nilai Safety Stock : SS = Z a S L...II.9 b. Tingkat pelayanan φ : φ = 1 N x 100%...II.10 DL c. Ekspektasi ongkos total per tahun 1) Ongkos pembelian O b = D x p..... II.11 2) Ongkos pemesanan A D Op = 3. Metodologi Penelitian...II.12 q 0 3) Ongkos simpan Os = h ( q0 + r D 2 L + N)... II.13 4) Ongkos kekurangan inventori Ok = C u D x N... II.14 q0 5) Ongkos total inventori O T = O b + O p + O s + O k... II.15 Kerangka penelitian pada penelitian ini yaitu melihat pola demand konsumen pada apotek PT.XYZ, kemudian dari data demand ini akan diklasifikasikan menggunakan analisis ABC dengan pendekatan analisis VED. Setelah diklasifikasikan, Data biaya dari setiap obat kategori obat keras dan kategori obat bebas dijadikan masukan yang berupa biaya pesan, biaya simpan, biaya kekurangan dan lead time pemesanan obat kategori obat keras dan obat bebas. Dari semua masukan ini dilakukan perhitungan jumlah pemesanan optimal, jumlah safety stock optimal, jumlah reorder point optimum dan jumlah total biaya persediaan dari kategori obat keras dan obat bebas tersebut. Untuk melakukan perhitungan tersebut menggunakan metode Continuous Review (s,s) dalam pengendalian persediaan pada kategori obat keras dan obat bebas ini, Sehingga menghasilkan kebijakan persediaan dengan diketahui jumlah pemesanan optimum, jumlah safety stock optimum, jumlah reorder point optimum dan mampu meminimalisir total biaya persediaan dari kategori obat keras dan obat bebas di Apotek PT. XYZ dan dapat dijadikan pertimbangan dalam menggunakan metode tersebut untuk mengendalikan persediaan di apotek 12. 3.1 Sistematika Pemecahan Masalah Sistematika pemecahan masalah dibagi kedalam empat tahap yaitu tahap pendahuluan, tahap pengumpulan data dan pengolahan data, tahap analisis data, dan tahap kesimpulan dan saran. 3.1.1 Tahap Pendahuluan Pada tahapan ini menjelaskan bagaimana peneliti menentukan perumusan masalah untuk penelitian ini dan menentukan metode yang sesuai dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Tahap pendahuluan terdiri dari studi lapangan dan wawancara, studi literature jurnal dan buku referensi, menentukan perumusan masalah, menentukan tujuan penelitian, metode penelitian dan pembuatan model konseptual. 3.1.2 Tahap Pengumpulan Data dan Pengolahan Data Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan data sesuai dengan kebutuhan data dengan metode yang digunakan dalam penelitian dan kemudian dilakukan pengolahan data yang nantinya dijadikan masukan dalam perhitungan selanjutnya. Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian terdiri dari data permintaan, data persediaan, data biaya pesan, data biaya simpan, data biaya kekurangan dan data lead time. Setelah dilakukan pengumpulan data, tahapan awal untuk pengolahan data adalah menguji kenormalan data menggunakan uji Kolmogorov-smirnov. Kemudian dilakukan analisis ABC dan analisis VED. Dari anallisis ABC dan VED menghasilkan 3 prioritas dimana kategori Prioritas I akan dijadikan masukan dalam perhitungan. Tahapan selanjutnya dilakukan perhitungan menggunakan metode Continuous Review(s,S) 3.1.3 Tahap Analisis Data Dari perhitungan persediaan yang dihasilkan, akan dilakukan analisis dari hasil pengolahan dengan metode yang digunakan yaitu metode persediaan probabilistik Continuous Review (s,s). Metode tersebut menentukan berapa jumlah kuantitas dari setiap produk yang di pesan, jumlah safety stock dan waktu pemesanan yang tepat untuk meminimumkan total biaya persediaan di Apotek PT.XYZ. Analisis yang dilakukan adalah membandingkan keadaan aktual di Apotek PT.XYZ dengan metode yang digunakan sehingga menghasilkan kebijakan persediaan yang tepat untuk digunakan Apotek PT.XYZ.

3.1.4 Tahap Kesimpulan dan Saran Tahapan ini merupakan tahapan terakhir dalam penelitian ini dimana penarikan kesimpulan dari analisis hasil pengolahan data yang telah dilakukan serta pemberian saran perbaikan untuk Apotek PT.XYZ dan untuk penelitian selanjutnya berdasarkan hasil pengolahan data pada penelitian ini. 4. HASIL PERHITUNGAN Adapun hasil perhitungan dan analisis yang dilakukan pada penelitian ini untuk memberikan usulan terkait kebijakan persediaan sebagai berikut: 1. Analisis ABC Grafik Analisis ABC 60% 40% 30% 20% 10% 0% 36% 14% A B C Gambar 4.1 Hasil Analisis ABC Dari hasil analisis ABC terdapat 14% jumlah obat yang termasuk ke dalam kategori A, 36% untuk kategori B dan 2% untuk kategori C. 2. Analisis VED 40% 30% 20% 10% 0% Grafik Analisis VED 24% Gambar 4.2 Hasil Analisis VED Dari hasil analisis VED terdapat 24% jumlah obat yang termasuk ke dalam kategori V, 45% untuk kategori E dan 31% untuk kategori D. 3. Analisis ABC-VED Setelah dihasilkan analisis ABC dan analisis VED, kemudian dilakukan matriks ABC-VED. Analisis ABC-VED ini menghasilkan Prioritas I, Prioritas II dan Prioritas III dimana masing masing penyerapan dana yang dihasilkan dari setiap prioritas adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil Matriks ABC-VED setiap prioritas Prioritas Total Penyerapan Dana Jumlah Persentase Total Penyerapan Dana Prioritas I Rp 30.938.328.437,80 524 85% Prioritas II Rp 5.318.454.217,44 779 15% Prioritas III Rp 208.516.477,69 272 1% Total Rp 36.465.299.132,93 1575 Prioritas I memiliki total penyerapan dana paling tinggi dari prioritas lainnya, selain itu ketetapan aktual perusahaan dalam melakukan pemesanan barang yaitu dari data penjualan sebelumnya, obat dengan penyerapan dana yang tinggi dan obat yang harus tersedia di apotek. Sehingga Prioritas I akan dijadikan masukan dalam penelitian ini. 45% 31% V E D

4. Perbandingan total biaya persediaan, biaya simpan, biaya pesan, dan biaya kekurangan pada kondisi aktual dan kondisi usulan Kondisi Total Biaya Persediaan Penghematan Presentase Penghematan Total Inventory Cost Aktual Rp 154,848,899.00 Rp 73,335,372.00 47% Usulan Rp 81,513,527.00 Kondisi Total Biaya Simpan Penghematan Presentase Penghematan Holding Cost Aktual Rp 118,027,049.00 Rp 72,420,396.00 61% Usulan Rp 45,606,653.00 Kondisi Total Biaya Pesan Penghematan Presentase Penghematan Ordering Cost Aktual Rp 36,821,850.00 Rp 9,110,146.00 25% Usulan Rp 27,711,704.00 Kondisi Total Biaya Kekurangan Penghematan Presentase Penghematan Shortage Cost Aktual Rp - Rp (8,195,169.63) - Usulan Rp (8,195,169.63) Total biaya persediaan pada kondisi aktual apotek 12 PT. XYZ sebesar Rp. 154.848.899. Sedangkan total biaya persediaan dengan menggunakan pendekatan metode Continuous Review (s,s) sebesar Rp. 81.516.420. Perbandingan total biaya persediaan aktual dengan usulan memiliki penghematan sebesar Rp. 73.332.479 atau memiliki penghematan biaya sebesar 47% dari kondisi aktual. 5. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan adapun kesimpulan yang diambil adalah sebagai berikut: 1. Dihasilkan variabel variabel untuk dijadikan pengendalian persediaan di apotek 12 PT. XYZ. Variabel variabel tersebut terdiri dari safety stock, jumlah pemesanan, reorder point dan maksimum inventory setiap obat. Dari variabel ini dihasilkan biaya simpan, biaya pesan, dan biaya kekurangan yang menjadi total biaya persediaan. Total biaya simpan yang dihasilkan sebesar R. 45.606.653 menghemat biaya sebesar 61%. Total biaya pesan yang dihasilkan sebesar Rp. 27.711.704 menghemat biaya sebesar 25%. Sedangkan total biaya kekurangan yang dihasilkan sebesar Rp. 8.195.170. total biaya persediaan yang dihasilkan Rp. 81.513.527 dengan menghemat biaya sebesar 47% dari kondisi aktual apotek 12 PT. XYZ. Daftar Pustaka [1] Nur Bahagia, Senator (2006). Sistem Inventori. Bandung:ITB. [2] Russel, Roberta S. (2011). Operation Management. United States: John Willey&Sons Inc.. [3] Pujawan, I Nyoman. (2009). Ekonomi Teknik. Surabaya:Guna Widya. [4] Silver, Edward A, Pvke, David E, Peterson, Rein. (1998) Inventory Management and Production Planning and Scheduling Third Edition. United States: John Willey&Sons Inc [5]Tersine, R. J. (1994). Principles of Inventory and Materials Management Fourth Edition. [6]Thawani, E. A. (2004). Economic Analysis of Drug Expensive in Government Medical College Hospital. The Indian Journal of Pharmacology, 15-19. [7]Gupta. (2007). ABC and VED Analysis in Medical Stores Invetory Control. MJAFI 2007; 63 : 325-327.