RENCANA PEMBELAJARAN 12. POKOK BAHASAN : KERANGKA ACUAN NON - INERSIAL

dokumen-dokumen yang mirip
BENDA TEGAR FISIKA DASAR (TEKNIK SISPIL) Mirza Satriawan. menu. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA

Agus Suroso. Pekan Kuliah. Mekanika. Semester 1,

Fisika Dasar 9/1/2016

PESAWAT ATWOOD. Kegiatan Belajar 1 A. LANDASAN TEORI

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) Mata Kuliah MEKANIKA A

RENCANA PEMBELAJARAN 1. POKOK BAHASAN : KINEMATIKA

4 I :0 1 a :4 9 1 isik F I S A T O R A IK M A IN D

1/32 FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) KINEMATIKA. menu. Mirza Satriawan. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta

SP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan

r = r = xi + yj + zk r = (x 2 - x 1 ) i + (y 2 - y 1 ) j + (z 2 - z 1 ) k atau r = x i + y j + z k

Gerak rotasi: besaran-besaran sudut

MOMENTUM DAN IMPULS FISIKA 2 SKS PERTEMUAN KE-3

Keseimbangan Benda Tegar dan Usaha

KINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom

dengan g adalah percepatan gravitasi bumi, yang nilainya pada permukaan bumi sekitar 9, 8 m/s².

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar

Saat mempelajari gerak melingkar, kita telah membahas hubungan antara kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linear (v) suatu benda

Momentum Linier. Hoga saragih. hogasaragih.wordpress.com

BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

DEPARTMEN IKA ITB Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR. MS Bab 6-1

DINAMIKA GERAK FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) Mirza Satriawan. menu. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta

I. Nama Mata Kuliah : MEKANIKA II. Kode / SKS : MFF 1402 / 2 sks III. Prasarat

FISIKA DASAR MIRZA SATRIAWAN

RENCANA PEMBELAJARAN 3. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL

TUJUAN :Mahasiswa memahami konsep ilmu fisika, penerapan besaran dan satuan, pengukuran serta mekanika fisika.

MOMENTUM - TUMBUKAN FISIKA DASAR (TEKNIK SISPIL) (+GRAVITASI) Mirza Satriawan. menu

BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP MATERI : DINAMIKA ROTASI

HUKUM NEWTON TENTANG GERAK DINAMIKA PARTIKEL 1. PENDAHULUAN

3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas

Kinematika Gerak KINEMATIKA GERAK. Sumber:

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

I. Hukum lintasan : Semua planet bergerak dalarn lintasan berupa elips, dengan matahari pada salah satu titik fokusnya.

RENCANA PEMBELAJARAN 5. POKOK BAHASAN : DINAMIKA PARTIKEL

Satuan dari momen gaya atau torsi ini adalah N.m yang setara dengan joule.

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

V. MOMENTUM DAN IMPULS

PERUBAHAN MOMENTUM IMPULS TUMBUKAN. Berlaku hukum kelestarian Momentum dan energi kinetik LENTING SEMPURNA

Latihan Soal Gerak pada Benda dan Kunci No Soal Jawaban 1 Perhatikan gambar di bawah ini!

Fisika Umum (MA101) Kinematika Rotasi. Dinamika Rotasi

MODUL 4 IMPULS DAN MOMENTUM

KINEMATIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

Program Studi Teknik Mesin S1

KINEMATIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika

GERAK PELURU (GERAK PARABOLA)

GuruMuda.Com. Konsep, Rumus dan Kunci Jawaban ---> Alexander San Lohat 1

MATERI PELATIHAN GURU FISIKA SMA/MA

MOMENTUM LINEAR DAN IMPULS MOMENTUM LINEAR DAN IMPULS

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2015

Hukum I Newton. Hukum II Newton. Hukum III Newton. jenis gaya. 2. Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika.

SILABUS ROTASI BENDA TEGAR UNTUK SMU KELAS 2 SEMESTER 2. Disusun Oleh SAEFUL KARIM

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 2 PESAWAT ATWOOD

Penulis : Fajar Mukharom Darozat. Copyright 2013 pelatihan-osn.com. Cetakan I : Oktober Diterbitkan oleh : Pelatihan-osn.com

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 3 Tanggal Berlaku : 02 Maret 2012

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

MOMENTUM DAN IMPULS MOMENTUM DAN IMPULS. Pengertian Momentum dan Impuls

KINEMATIKA. A. Teori Dasar. Besaran besaran dalam kinematika

PEMBAHASAN SOAL UJIAN NASIONAL SMA MATA PELAJARAN FISIKA TAHUN 2016/2017 (SOAL NO )

GERAK LURUS Kedudukan

Jawaban Soal OSK FISIKA 2014

VII. MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN

Mengukur Kebenaran Konsep Momen Inersia dengan Penggelindingan Silinder pada Bidang Miring

C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi

BAB V HUKUM NEWTON TENTANG GERAK

PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 2008/ 2009 UJIAN SEMESTER GANJIL

11/25/2013. Teori Kinetika Gas. Teori Kinetika Gas. Teori Kinetika Gas. Tekanan. Tekanan. KINETIKA KIMIA Teori Kinetika Gas

Pelatihan Ulangan Semester Gasal

Bab 1. Teori Relativitas Khusus

Statika dan Dinamika

BINOVATIF LISTRIK DAN MAGNET. Hani Nurbiantoro Santosa, PhD.

KINEM4TIK4 Tim Fisika

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Vektor

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN

KINEMATIKA DAN DINAMIKA: PENGANTAR. Presented by Muchammad Chusnan Aprianto

DAFTAR ISI. BAB 2 GRAVITASI A. Medan Gravitasi B. Gerak Planet dan Satelit Rangkuman Bab Evaluasi Bab 2...

Nama : Mohammad Syaiful Lutfi NIM : D Kelas : Elektro A

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Treefy Education Pelatihan OSN Online Nasional Jl Mangga III, Sidoarjo, Jawa WhatsApp:

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 2007/ 2008 UJIAN SEMESTER GENAP

BAB III APLIKASI METODE EULER PADA KAJIAN TENTANG GERAK Tujuan Instruksional Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat: 1.

DINAMIKA GERAK. 2) Apakah yang menyebabkan benda yang sedang bergerak dapat menjadi diam?

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

GURUMUDA.COM. KONSEP, RUMUS DAN KUNCI JAWABAN ---> ALEXANDER SAN LOHAT 1

Kinematika Sebuah Partikel

FISIKA UNTUK UNIVERSITAS JILID I ROSYID ADRIANTO

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13

Dinamika. DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya.

Uji Kompetensi Semester 1

III. KINEMATIKA PARTIKEL. 1. PERGESERAN, KECEPATAN dan PERCEPATAN

ENERGI DAN MOMENTUM. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika, FMIPA, IPB

ULANGAN UMUM SEMESTER 1

Membahas mengenai gerak dari suatu benda dalam ruang 3 dimensi tanpa

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

GERAK BENDA TEGAR. Kinematika Rotasi

Transkripsi:

RENCANA PEMBELAJARAN 12. POKOK BAHASAN : KERANGKA ACUAN NON - INERSIAL A. Kerangka Acuan dipercepat translasi Kerangka acuan pada sistem yang diacukan terhadapnya berlaku Gerak Newton, disebut kerangka acuan inersial. Tinjau dua kerangka O(X-Y-Z) dan O(X -Y -Z ) dan obyek P, ditunjukkan oleh Gambar 12.1. Sebagai persamaan transformasi vektor posisi. Lalu, transformasi kecepatan dan percepatannya adalah Dan Jika (O tidak dipercepat terhadap O), maka Yang berarti pada KA O (X Y Z ) berlaku Menunjukkan bahwa O (X Y Z ) juga inersial Tetapi, jika (O dipercepat terhadap O), maka berlaku Universitas Gadjah Mada 1

Atau bukan (tidak berlaku). Kenyataan yang demikian dikatakan bahwa KA O (X Y Z ) yang dipercepat terhadap kerangka inersial O (X Y Z) berupa KA noninersial, dan yang menjadikan (persamaan (12.5). disebut gaya semu/fantasi (ficlition force/inertial force). Gaya fantasi ini rnuncul karena percepatan KA O, bukan karena berinteraksi dengan benda atau sistem lain. B. Kerangka Acuan Dirotasi/ Berotasi Terhadap kerangka acuan inersial/diam (O), kerangka acuan O dirotasi dengan kecepatan sudut. Dengan dernikian, vektor-vektor satuan O juga mengalarni perubahan dan memenuhi persamaan-persamaan dan Laju peruanan sebarang vektor ( ) terhadap waktu, dalam kerangka O dan O memenuhi hubungan di indeks-indeks O dan O untuk menunjuk pengacuan pada masing-masing KA. Dengan persamaan (12.9), jika transformasi kecepatan (vektor posisi), maka menghasilkan persamaan Untuk percepatan : (kecepatan), persamaan (12.9) memberikan persamaan transformasi Universitas Gadjah Mada 2

disebut percepatan coriolis, ( ) disebut percepatan sentrifugal, disebut percepatan transversal, yang, apabila kecepatan sudut rotasi O konstan ( = konstan), akan bernilai nol. Contoh 12.1 Pesawat ruang angkasa (bebas gravitasi) bergerak ke atas (sumbu Y) dengan percepatan. Di lantai ruang berjarak L dari dinding terdapat mark. Pada saat kecepatan pesawat sebesar V. dari luhang pada dinding ditembakkan peluru pada arah mendatar (sumbu X), sehingga peluru tersebut bisa tepat mengenai mark. Bila lubang dinding tempat menembakkan peluru berada pada ketinggian h dari lantai, hitunglah kelajuan peluru saat ditembakkan menurut a) pengamat di dalam pesawat! b) pengamat diarn di luar pesawat (intersial)! Jawab a) Menurut kerangka pesawat (menurut pengamatan penumpang pesawat): Agar peluru tepat mengenai mark haruslah memenuhi persamaan (dengan t pada persamaan (a)): Universitas Gadjah Mada 3

Sehingga diperoleh nilai v (kecepatan tembakan peluru) b) Menurut pengamat di luar pesawat (diam di kerangka inersal): (yang akan dicari) waktu yang diperlukan agar peluru mengena mark : Agar peluru mengenai mark, jarak tempuh pesawat/ mark ini harus sama dengan jarak tempuh peluru S y + ketinggian lubang dinding dari lantai: Sehingga diperoleh hasil akhir : Ternyata hasil yang diperoleh menurut kedua pengamat adalah sama, hanya cara pandangnya yang berbeda. Universitas Gadjah Mada 4

RENCANA PEMBELAJARAN 13. POKOK BAHASAN : SISTEM BANYAK PARTIKEL Sistern yang terdiri atas banyak partikel, bisa terdistribusi secara diskrit maupun kontinyu atau malar. Partikel-partikel penyusun sistem bisa bergerak secara independen maupun dependen (saling mempengaruhi), termasuk mungkin saja memenuhi persyaratan membentuk benda/sistem tegar : jarak antar partikel (konfigurasi) tetap. Di sini akan dibicarakan sistem bersifat umum (dikrit malar). A. Kinematika Sistem banyak partikel (pusat massa) Tinjau n buah partikel, yang masing-masing: Pada sistem seperti di atas, terdapat 1 (satu) titik yang disebut pusat massa, mempunyai beberapa arti penting dalam membahas sistem tersebut. Vektor posisi pusat massa dirumuskan sebagai Vektor posisi pusat massa dapat disajikan dalam komponen-komponen ruang (SK kartesis sebagai contoh): Untuk y PM dan z PM analog. Untuk sistem malar, vektor posisi atau koordinat pusat massa ditentukan dengan persamaan analog untuk y PM dan z PM. Universitas Gadjah Mada 5

Kecepatan pusat massa dirumuskan sebagai : Percepatan pusat massa Catatan: dm = dv, biasa digunakan untuk sistem/benda yang terdistribusi dalam ruang (volume, D-3). dm = da atau ds, untuk sistem dalam bidang (D-2). dm = dl atau dx, untuk sistem dalam garis (D-1). B. Dinamika Sistem banyak partikel Vektor posisi masing-masing partikel,, dapat ditulis di mana indeks (PM) berarti relatif terhadap pusat massa, dalam penyajian seperti di atas, berlaku telah sesuai dengan persamaan-persamaan (13.1),(13.4a) dan (3.5a). Universitas Gadjah Mada 6

Persamaan (13.4a) memberikan ungkapan momentum system sebagai : Persamaan (13.5a) memberikan (mengingat hukum aksi-reaksi) Atau di mana, menyatakan gaya eksternal (luar) yang dialami oleh partikel nomor i. Persamaan (13.9) menyatakan bahwa resultan gaya luar pada sistem bepengaruh pada pusat massa dan mengikuti hukurn II (gerak) Newton. Tenaga kinetic system Momentum sudut system dapat disajikan sebagai Universitas Gadjah Mada 7

RENCANA PEMBELAJARAN 14. POKOK BAHASAN : SISTEM BANYAK PARTIKEL (Lanjutan) Pada bagian terdahulu telah dibahas besaran-besaran mekanik sistem banyak partikel, khususnya yang berkaitan dengan pusat massa. Bagian kali ini akan membahas kasus tertentu, yakni masalah dua benda, seperti peristiwa hamburan/tumbukan umum. A. Gerak relatif, massa tereduksi Ditinjau sistem terisolir yang terdiri atas dua partikel/benda bermassa m 1 dan m 2 berinteraksi satu terhadap yang lain, ditunjukkan oleh Gb. 14.1. Vektor posisi, kecepatan dan percepatan m 1 terhadap m 2 dinyatakan sebagai Hukum aksi-reaksi Newton antara m 1 dan m 2 memberikan hubungan sehingga persamaan (14.3) dapat ditulis Universitas Gadjah Mada 8

Persamaan (15.5) dikalikan ( ) menghasilkan Dengan disebut massa tereduksi sistem dua partikel tersebut. Persamaan (14.6) juga berlaku untuk m 2, yakni Persamaan-persamaan (14.6) dan (14.8) menunjukkan bahwa gerak sistem dua partikel terisolir terhadap kerangka acuan diam identik dengan gerak salah satu partikel yang seolah-olah bermassa terhadap partikel yang lain di bawah pengaruh gaya interaksi antara kedua partikel. Pengaruh gaya eksternal pada sistem dapat dinyatakan dalam gerak pusat massanya (persamaan (13. 19)): Ini berarti bahwa gerak sistem dua partikel dapat diuraikan atas dua gerak sistem satu partikel, yakni gerak relatif dan gerak pusat massa. Dalam hal tidak ada gaya eksternal, dapat dinyatakan dalam masalah satu partikel saja, yakni gerak relatif satu terhadap yang lain. B. Kerangka Acuan Pusat Massa Perhitungan-perhitungan teoritis pada fisika mikroskopik (atom, Inti atau partikel-partikel elementer biasanya dilakukan dengan menggunakan kerangka acuan yang terikat/tetap pada pusat massa sistem (khususnya tumbukan atau hamburan, yang termasuk masalah dua benda). Kerangka acuan tersebut biasa disebut kerangka acuan pusat massa,(pm). Di sisi lain, data-data eksperimen diukur terhadap kerangka acuan lab, sehingga interpretasinya memerlukan alihan/transformasi antara kedua kerangka acuan tersebut. Ditinjau tumbukan antara m 1 dan m 2 atau hamburan m 1 oleh m 2, di mana m 2 mula-mula diam di KA Lab. Gambar 14.2 melukiskan peristiwa tersebut dalam KA Lab dan KA pusat massa. Transformasi vektor posisi dan kecepatan antara kedua KA (bagi m 1 ) adalah Universitas Gadjah Mada 9

Dan Gambar 14.2. Kerangka acuan Lab dan Pusat massa. Kecepatan pusat massa dapat dinyatakan dalam yaitu di mana = kecepatan m 1 dalam KA Lab mula-mula. Vektor posisi dan kecepatan m 1 terhadap KA pusat massa dapat dinyatakan dalam relative terhadap m 2, yakni dan Kecepatan m 1 terhadap PM dan terhadap KA Lab serta kecepatan pusat massa, (persamaan (14.11)) untuk keadaan setelah hamburan dilukiskan oleh Gb.14.3. Dari Gb. 14.3 tersebut mudah diketahui hubungan antara dan 1 (sudut hamburan dalam KA pusat massa dan dalam KA Lab) adalah Dengan Universitas Gadjah Mada 10

Atau Gambar 14.3. Kecepatan m 1 setelah hamburan terhadap KA pusat massa dan terhadap KA Lab, kecepatan pusat massa Universitas Gadjah Mada 11