ANTRIAN PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) BLINTUT BARONG TONGKOK KUTAI BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS EFISIENSI PELAYANAN PADA KANTOR PENCATATAN SIPIL DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT. Klaudius Andi 1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

NAMA : ADINDA RATNA SARI NPM : DOSEN PEMBIMBING : EDY PRIHANTORO, SS, MMSI


BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Jl. Panjang No.25 Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama 2 Minggu, yaitu

Adrian et al., Antrian Teori Antrian Pada Loket Pembayaran Pusat Perbelanjaan Carrefour...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Herjanto (2008:2) mengemukakan bahwa manajemen operasi merupakan

ANALISIS PENERAPAN SISTEM ANTRIAN MODEL M/M/S PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen operasional adalah the term operation management

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PT Garda Bangun Nusa berdiri berdasarkan akte notaris nomor 16,tanggal

ANALISIS TEORI ANTRIAN PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) KEPUH KERTOSONO

BAB III METODE PENELITIAN. Kebon Jeruk yang berlokasi di Jl. Raya Perjuangan Kav.8 Kebon Jeruk Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. ABB Sakti Industri IA Turbocharging Jalan

BAB II. Landasan Teori

ANALISIS PENERAPAN SISTEM ANTRIAN MODEL M /M / S PADA BANK SKRIPSI

BAB 2 LANDASAN TEORI. antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya persaingan antar perusahaan di. sektor perdagangan dan jasa, maka Manajemen operasi memegang

ANALISIS ANTRIAN DENGAN MODEL SINGLE CHANNEL SINGLE PHASE SERVICE PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) I GUSTI NGURAHRAI PALU

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Penerapan Teori Antrian Pada Supermarket Roxy Square-Mandiri Land Di Jalan Hayam Wuruk Jember

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data Jumlah dan Rata-Rata Waktu Pelayanan Pasien (menit) Waktu Pengamatan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan, sehingga diperlukan. sarana transportasi yang memadai untuk menghubungkan daerah

Prosiding Manajemen ISSN:

Metode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009

TEORI ANTRIAN PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

Operations Management

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

ANALISIS SYSTEM ANTRIAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK. KANTOR CABANG PEMBANTU AMPERA PALEMBANG

ANALISIS ANTRIAN DENGAN MODEL SINGLE CHANNEL SINGLE PHASE SERVICE PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) I GUSTI NGURAHRAI PALU

MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM

Pengambilan Keputusan Manajerial

Teori Antrian. Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS TEORI ANTRIAN PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) GAJAH MADA JEMBER SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Sistem Antrian Pada Proses Pelayanan Konsumen di Rumah Makan

ANALISIS SISTEM ANTRIAN UNTUK MENENTUKAN JUMLAH GARDU KELUAR YANG OPTIMAL PADA GERBANG TOL TANJUNG MULIA

ANALISIS EFEKTIFITAS SISTEM ANTRIAN BENGKEL SEPEDA MOTOR (Studi Kasus :AHASS ARIES MOTOR KEDIRI).

TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

D.D.Prayoga., J.J.Pondaag.,F.Tumewu. Analisis Sistem Antrian. ANALISIS SISTEM ANTRIAN DAN OPTIMALISAI PELAYANAN TELLER PADA PT.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. mencakup pembahasan dari hasil evaluasi pada 4 poin penting tentang kinerja

Teori Antrian. Riset Operasi TIP FTP UB Mas ud Effendi

Operations Management

ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):( )

OPTIMALISASI KUALITAS LAYANAN MELALUI ANALISIS ANTRIAN PADA PUSAT PELAYANAN MAHASISWA DI FAKULTAS TARBIYAH IAIN MATARAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method)

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi

TEORI ANTRIAN (QUEUING THEORY) Teknik Riset Operasi Fitri Yulianti Universitas Gunadarma

TEORI ANTRIAN. Riset Operasional 2, Anisah SE., MM 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Peningkatan Kinerja Pelayanan Pasien Untuk Meminimalkan Antrian dengan Waiting Line Method

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS SISTEM ANTRIAN DALAM OPTIMASI PELAYANAN PADA BIOSKOP GOLDEN THEATRE KEDIRI SKRIPSI

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kesimpulannya. Penelitian ini dilakukan pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk.

3.1.1 Sejarah Singkat Bank Rakyat Indonesia Produk yang dilayani oleh teller PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Unit Magelang

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi oleh manusia. Kegiatan berbelanja merupakan aktivitas

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PENELITIAN

PENENTUAN MODEL ANTRIAN BUS ANTAR KOTA DI TERMINAL MANGKANG. Dwi Ispriyanti 1, Sugito 1. Abstract

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Kegiatan pelayanan di Bank Rakyat Indonesia unit Gerendeng Tangerang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)

BAB II LANDASAN TEORI. Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu : 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Model System Antrian di halte bus transjakarta koridor 1 Blok M - Kota

CONTOH STUDI KASUS ANTRIAN

Tingkat Pelayanan Teller Dengan Teori Antrian Pada Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Layanan Cinere.

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen, Manajemen Operasi dan Antrian

May Christiani Hutasoit 1), Tri Indra Wijaksana, S.sos.,M.Si. 2)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Model Sistem Antrian Bank Central Asia Cabang Mall Taman Anggrek

MODEL ANTRIAN RISET OPERASIONAL 2

PRAKTIKUM STOKASTIK MODUL TEORI ANTRIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi, Karakteristik, dan Kualitas Jasa

ANALISIS ANTRIAN PELAYANAN PADA PANGKAS RAMBUT MEGA

ANALISIS SISTEM ANTRIAN DALAM PELAYANAN NASABAH PADA BANK BNI CABANG USU MEDAN. Oleh: Drs. Sarimonang Sihombing, MBA

Teori Antrian. Prihantoosa Pendahuluan. Teori Antrian : Intro p : 1

ANALISIS ANTRIAN DALAM MENENTUKAN TINGKAT PELAYANAN OPTIMAL PADA APOTEK SUMBER ANOM WARUJAYENG

Optimalisasi Kualitas Layanan. (Irzani dan Alfira Mulya Astuti)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut James A.F. Stonner adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota

ANALISIS PENERAPAN TEORI ANTRIAN PADA SISTEM PEMBAYARAN SUPERMARKET DI GOLDEN MARKET JEMBER SKRIPSI

ANALISIS ANTRIAN MODEL MULTI CHANNEL - SINGEL PHASE DAN OPTIMALISASI LAYANAN AKADEMIK (STUDI KASUS PADA STMIK ASIA MALANG)

Sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan program strata satu (S1), selain. sarana untuk menerapkan teori yang diterima di bangku kuliah dengan

BAB III METODE PENELITIAN

Simulasi Model Sistem Jasa. DosenPengampu: Ratih Setyaningrum,MT Hanna Lestari, M.Eng

IMPLEMENTASI MODEL ANTRIAN PADA LOKET PEMBAYARAN

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BENGKEL PT. GLOBAL JAYA PERKASA PEKANBARU

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG WARUNG BUNCIT JAKARTA SELATAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Transkripsi:

ANTRIAN PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) 64-755-01 BLINTUT BARONG TONGKOK KUTAI BARAT Siken. H. Eddy Soegiarto K. Adi Suroso Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda 75234, Indonesia. ABSTRAKSI SIKEN, Antrian Pada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 64-755-01 Blintut Barong Tongkok Kutai Barat; Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi 17 Agustus 1945 Samarinda dibawah bimbingan Bapak H. Eddy Soegiarto K selaku Dosen Pembimbing I, dan Bapak Adi Suroso selaku Dosen Pembimbing II. Masalah antrian berhubungan dengan efesiensi dimana terjadinya antrian akan mengurangi kenyamanan pelayanan kepada pelanggan. Hal ini juga salah satunya yang terjadi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 64-755-01 Blintut Barong Tongkok Kutai Barat, antrian ini terjadi karena banyaknya fasilitas yang tidak sebanding dengan laju kedatangan pelanggan, sehingga kinerja pelayanan antrian belum optimal.tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja pelayanan sistem antrian SPBU 64-755-01 Blintut Barong Tongkok Kutai Barat. Untuk membuktikan dugaan ini diadakan penelitian langsung kelapangan dengan landasan teori yang dianggap relevan, yaitu teori antrian atau line theory. Penelitian ini dilakukan di Blintut Kutai Barat selama 7 (tujuh) hari. Pengumpulan data pada studi kuantitatif ini menggunakan data primer yaitu observasi serta wawancara dan juga data sekunder yang diperoleh dari perusahaan dan juga diperoleh dari berbagai pustaka dan literatur lainnya yang memiliki relevansi dengan sasaran penelitian seperti buku-buku teks mengenai sistem antrian. Analisis dari penelitian ini membuktikan bahwa kegiatan pelayanan antrian pada SPBU 64-755-01 Blintut Barong Tongkok Kutai Barat sudah optimal karena lama pelanggan mengantri masih berada dibawah standar pelayanan yang SPBU 64-755-01 Blintut Barong Tongkok Kutai Barat yang ditetapkan. Alat analisis dari penelitian ini adalah model antrian M/M/S (Multiple Channel Query System atau model antrian jalur berganda) yaitu model yang diterapkan di SPBU 64-755-01 Blintut Barong Tongkok Kutai Barat dengan 4 buah stasiun pengisian, dan berdasarkan perhitungannya SPBU 64-755-01 Blintut Barong Tongkok Kutai Barat sudah optimal karena waktu terpanjang selama 0,2621 menit yang dibutuhkan oleh seorang pelanggan dalam antrian tidak melebihi dari batas standar yaitu 0,75 menit. SPBU Blintut Barong Tongkok Kutai Barat sudah cukup meningkatkan kinerja pelayanannya. Ini terbukti karena antrian yang terjadi tidak terlalu panjang dan membuat pelanggan tidak menunggu terlalu lama dalam mendapatkan Adapun standar waktu yang ditentukan adalah 0,75 menit. Kata kunci :Efisiensi Pelayanan, Sistem Antrian

I. PENDAHULUAN SPBU 64-755-01 Blintut Barong Tongkok Kutai Barat merupakan salah satu stasiun pengisian bahan bakar umum didaerah Barong Tongkok Kutai Barat yang terletak di Jalan Sendawar Raya I Kampung Blintut Kecamatan Barong Tongkok Kabupaten Kutai Barat. SPBU 64-755-01 Blintut Barong Tongkok ini menyediakan dua fasilitas pengisian bahan bakar untuk pengendara mobil dan motor, dengan jenis bahan bakar Pertamax dan Premium. Terdapat dua jalur untuk pengendara sepeda motor, yang diharapkan dapat mengurangi masalah antrian ketika pelanggan datang pada saat tertentu untuk memenuhi kebutuhannya. Namun, seiring dengan kemajuan jaman di semua sektor yang menyebabkan pengguna sepeda motor saat ini mengalami peningkatan dan keinginan pelanggan yang sama saat ingin memenuhi kebutuhan akan bahan bakar pada saat-saat tertentu dapat menyebabkan masalah antrian, karena jumlah fasilitas yang kurang untuk memenuhi pelayanan pelanggan. Mencegah timbulnya antrian atau mengurangi antrian yang panjang adalah menggunakan cara, menganalisis sistem antrian SPBU 64-755-01 Blintut Barong Tongkok dengan menerapkan teori antrian. Analisis dapat dilakukan dengan mengadakan penelitian dimana antrian yang panjang terjadi, bertujuan agar keputusan yang diambil dari hasil analisis dapat berlaku untuk berbagai kondisi pelayanan, sehingga analisis dapat memberikan masukan yang bermanfaat untuk menyelesaikan masalah dengan lebih optimal. Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka dirumuskan permasalahan yaitu, apakah kinerja pelayanan sistem antrian dan fasilitas untuk pengisian bahan bakar pada SPBU 64-755-01 Blintut Barong Tongkok Kutai Barat sudah optimal? Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja pelayanan sistem antrian SPBU 64-755-01 Blintut Barong Tongkok Kutai Barat. II. DASAR TEORI Manajemen operasi (operation management -OM) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output (Heizer dan Render, 2009:4). Tampubolon (2004:13) juga mengemukakan bahwa manajemen operasional didefinisikan sebagai manajemen proses konvensi dengan bantuan fasilitas seperti: tanah, tenaga kerja, modal, dan manajemen masukan (inputs) yang diubah menjadi keluaran yang diinginkan berupa barang atau jasa. Jasa atau layanan sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata jasa atau layanan itu sendiri mempunyai banyak arti, mulai dari pelayanan personal (personal service) sampai jasa sebagai produk. Sejauh ini, sudah banyak pakar pemasaran yang telah berusaha mendefenisikan pengertian jasa. Pengertian jasa menurut Kotler dan Keller (2009:42) : Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepihak lainnya yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak pula berakibat kepemilikan sesuatu dan produksinya dapat atau tidak dapat dikaitkan dengan suatu produk fisik. Menurut Soegito (2007:152) pelayanan adalah setiap kegiatan atau manfaat yang dapat memberikan suatu pihak kepada pihak yang lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak pula berakibat pemilikan sesuatu dan produksinya dapat atau tidak dapat dikaitkan dengan suatu produk fisik. Menurut William J. Stanton (dalam Alma, 2004:243) mengungkapkan bahwa

jasa adalah sesuatu yang tidak dapat diidentifikasi secara terpisah dan tidak berwujud, ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan dan jasa dapat dihasilkan dengan menggunakan benda-benda berwujud atau tidakmenurut Heizer dan Render (2006:658) antrian adalah ilmu pengetahuan tentang bentuk antrian dan merupakan orang-orang atau barang dalam barisan yang sedang menunggu untuk dilayani atau meliputi bagaimana perusahaan dapat menentukan waktu dan fasilitas yang sebaik-baiknya agar dapat melayani pelanggan dengan efisien. Komponen dasar proses antrian adalah kedatangan, pelayanan, danantri. Karakteristikantrianyaituterdiridarikarakt eristik kedatangan atau masukan sistem, karakteristik antrian, dan karakteristik Ada empat model struktur antrian dasar yang umumnya terjadi dalam seluruh sistem antrian yaitu : a. Single Channel Single Phase b. Single Channel Multi Phase c. Multi Channel Single Phase d. Multi Channel Multi Phase Beragam model antrian dapat digunakan di bidang Manajemen Operasi.Empat (4) model yang paling sering digunakanyaitu : a. Model A: M/M/I (Single Channel Query System atau model antrian jalur tunggal). b. Model B: M/M/S (Multiple Channel Query System atau model antrian jalur berganda). c. Model C: M/D/1 (constant service atau waktu pelayanan konstan). d. Model D : (limited population atau populasi terbatas). Menurut Elwood S. Buff dan Rakesh k. Sarin (1999:244), memberikan ulasan tentang pengertian antrian antara lain adalah sebagai berikut : 1. Queueing atau waiting line. Deretan berbentuk yang dilakukan bilamana menunggu giliran untuk menerima 2. Queue Formation. Deretan berbentuk dari beberapa waktu bilamana permintaan untuk dilayani melampaui fasilitas pelayanan yang ada. 3. Queueing situation. Siapa saja yang sudah terdaftar terlebih dahulu itulah yang akan mendapat pelayanan pertama. 4. Queues economics. Pada kenyataannya situasi dan kondisi antrian dipengaruhi oleh perkembangan ilmu ekonomi. 5. Waiting time. Rata-rata lamanya waktu menunggu untuk mendapatkan 6. Holding time. Waktu yang digunakan sejak pelayanan dimulai sampai satu unit selesai dilayani 7. The arrival pattern. Komponen antrian dapat berbentuk dari beberapa macam variasi. 8. The service pattern. Sistem pelayanan terhadap beberapa macam variasi antrian dapat secara teratur atau betul-betul memerlukan pada saat itu juga. 9. The traffic intensive. Perbandingan antara kecepatan rata-rata dan kedatangan rata-rata dan kedatangan rata-rata dalam 10. The number of service channels. Kedatangan dan struktur pelayanan seringkali berdasarkan urutan-urutan, tapi kadang-kadang segera memerlukan pelayanan tergantung dari saluran

11. The queue discipline. Merupakan urutan (order) dimana anggota dalam antrian yaitu para penerima pelayanan dipilih untuk menerima 12. Queue and system. Merupakan suatu bentuk khusus dari linear list dan sistem yang bekerja didalamnya Hipotesis Berdasarkandasarteoridanrumusanmasala h,makahipotesisdaripenelitianinidirumusk ansebagaiberikut : KinerjaPelayananSistemAntrianpadaSta siunpengisianbahanbakarumum (SPBU) 64-755-01 Blintut Barong TongkokKutai Barat Belum Optimal. III. METODE PENELITIAN Alat Analisis Data Model Antrian Jalur Berganda merupakan model antrian yang terdapat dua atau lebih jalur atau stasiun pelayanan yang tersedia untuk menangani pelanggan yang akan datang. Alat analisis yang digunakan adalah model M/M/S (Multiple Channel Query System) menurut Heizer dan Render (2006:672)artinya terdapat lebih dari satu jalur fasilitas dan hanya ada satu tahapan pelayanan yang harus dilalui oleh pelanggan untuk menyelesaikan Waktu yang dibutuhkan oleh pelanggan bersifat acak (random), karena jumlah kebutuhan setiap pelanggan berbeda-beda. SPBU 64-755-01 Blintut Barong Tongkok Kutai Barat menerapkan pelayanan first-come, first-served (FCFS) dimana pelanggan yang datang pertama akan dilayani terlebih dahulu. Uji Hipotesis Diterima atau ditolaknya hipotesis penelitian ini mengacu pada hasil pengujian antrian menggunakan model M/M/S (Multiple Channel Query Sistem atau model antrian jalur berganda). Hipotesis ini diterima apabila kinerja pelayanan sistem antrian pada SPBU 64-755-01 Blintut Barong Tongkok Kutai Barat belum optimal, yaitu waktu antrian berdasarkan model perhitungan berada diatas 0,75 menit.sebaliknya hipotesis ini ditolak apabila kinerja pelayanan sistem antrian pada SPBU 64-755-01 Blintut Barong Tongkok Kutai Barat sudah optimal, yaitu waktu antrian berdasarkan model perhitungan M/M/S berada dibawah 0,75 menit. IV. HASIL PENELITIAN No DATA KEDATANGAN PELANGGAN Hari Kerja Tanggal Kedatangan Pelanggan/ Orang 1. Senin 6 / 4 / 2015 553 2. Selasa 7 / 4 / 2015 539 3. Rabu 8 / 4 / 2015 538 4. Kamis 9 / 4 / 2015 512 5. Jumat 10 / 4 / 2015 478 6. Sabtu 11 / 4 / 2015 557 7. Minggu 12 / 4 / 2015 508 Total Jam Kerja 6 Jam Total 3685 6 Jam Pada SPBU 64-755-01 Blintut Barong Tongkok Kutai Barat terdapat empat jalur yang disediakan untuk melayani pelanggan. Jenis sistem antrian yang diberlakukan adalah jenis sistem antrian model Multiple Channel Query System atau model antrian jalur berganda (M/M/S). Dimana terdapat empat petugas yang dapat melayani para pelanggan dan proses pelayanan melalui petugas hanya satu kali. Waktu yang dibutuhkan oleh petugas untuk melayani para pelanggan adalah bersifat random (acak). Dalam upaya mempertahankan tingkat optimalnya

No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. DATA KEDATANGAN PELANGGAN PERJAM Hari/Tangga l Senin 6 / 4 / 2015 Selasa 7 / 4 / 2015 Rabu 8 / 4 / 2015 Kamis 9 / 4 / 2015 Jumat 10 / 4 / 2015 Sabtu 11 / 4 / 2015 Minggu 12 / 4 / 2015 (per jam) Kedatangan(s epeda motor) 57 113 97 102 93 91 53 121 105 82 91 87 63 113 104 99 78 81 77 118 101 111 53 52 65 106 93 62 79 73 48 93 101 99 112 104 32 72 87 104 116 97 proses pelayanan maka SPBU 64-755-01 Blintut Barong Tongkok Kutai Barat menetapkan standar waktu pelayanan bagi setiap petugas adalah maksimal 0,75 menit.disiplin pelayanan yang diberlakukan oleh SPBU 64-755-01 Blintut Barong Tongkok Kutai Barat adalah disiplin pelayanan First Come First Serve (FCFS). Tingkat kedatangan merupakan banyaknya pelanggan yang datang untuk mendapatkan pelayanan dari petugas, dinyatakan dalam beberapa banyak pelanggan (orang) dalam periode waktu tertentu. Tingkat kedatangan konsumen diasumsikan mengikuti distribusi poisson. Proses poisson sendiri adalah kedatangan pelanggan lain tidak tergantung pada waktu (tidak terbatas).sedangkan tingkat pelayanan petugas adalah lamanya waktu pelayanan yang disediakan oleh petugas untuk melayani konsumen, dimana standar waktu pelayanan adalah rata-rata 0,75 menit. Data kedatangan pelanggan diperoleh dengan cara melakukan pengamatan jumlah pelanggan yang memasuki sistem antrian pada SPBU 64-755-01 Blintut Barong Tongkok Kutai Barat. Pengamatan dilakukan pada jam 08.00 16.00, jumlah pelanggan yang memasuki sistem antrian pada SPBU dicatat setiap interval satu jam. V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis Sistem Antrian dengan Model Multiple Channel Query System atau model antrian jalur berganda (M/M/S) pada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 64-755-01 Blintut Barong Tongkok Kutai Barat terdapat empat petugas dan empat jalur yang disediakan untuk melayani pelanggan. Tingkat kedatangan pelanggan per jamnya dapat dicari dengan cara menjumlahkan kedatangan pelanggan tiap jam yang sama dibagi dengan 7 hari kerja. RATA-RATA TINGKAT KEDATANGAN Rata-rata Tingkat Kedatangan (Jam) (sepeda motor) 56 105 98 94 89 84 RATA-RATA TINGKAT PELAYANAN Standar Waktu Pelayanan (Menit) (Jam) Tingkat Pelayanan (Sepeda Motor)

(Jam) Standar Waktu (45 detik / 60 menit) 0,75 menit HASIL KINERJA SISTEM ANTRIAN Kinerja Sistem Antrian 80 kendaraan (diperoleh dari 60 menit / 0.75 menit) P0 Ls Ws Lq Wq 0,8849 0,7046 0,755 0,0046 0,0049 0,158 1,341 0,766 0,028 0,016 0,205 1,249 0,78 0,024 0,015 0,2394 1,1973 0,7642 0,4107 0,2621 0,289 1,1322 0,763 0,0197 0,0133 0,0132 1,2023 0,8588 0,1523 0,1087 Dari hasil analisa tabel terlihat bahwa : 1. Rata-rata jumlah dalam sistem (Ls) : Rata-rata jumlah pelanggan yang menunggu dalam sistem terpanjang terjadi pada periode waktu 09.00 10.00 dimana jumlah pelanggan yang menunggu dalam sistem sebanyak 1,341 atau 2 orang. Sedangkan jumlah rata-rata pelanggan yang menunggu dalam sistem terpendek terjadi pada periode waktu sebanyak 0,7046 atau 1 orang. 2. Waktu rata-rata yang dihabiskan seorang pelanggan dalam sistem (Ws) : Waktu terpanjang yang dihabiskan oleh seorang pelanggan dalam sistem adalah selama 0,8588 menit ini terjadi pada periode waktu dan waktu terpendek adalah 0,75 menit pada periode waktu 13.00 14.00. 3. Rata-rata jumlah pelanggan dalam antrian (Lq) : Rata-rata jumlah pelanggan dalam antrian terpanjang terjadi pada periode waktu 13.00 14.00 yaitu selama 0,4107 menit dan jumlah antrian terpendek adalah selama 0,0046 menit terjadi pada periode. 4. Waktu rata-rata yang dihabiskan oleh seorang pelanggan untuk menunggu dalam antrian (Wq) : Waktu terpanjang yang diperlukan pelanggan dalam antrian adalah 0,2621 menit ini terjadi pada 13.00 14.00 dan waktu yang terpendek adalah 0,0049 menit terjadi pada periode. Berdasarkan analisis maka dapat disimpulkan bahwa kinerja pelayanan sistem antrian berdasarkan perhitungan model M/M/S pada SPBU 64-755-01 Blintut Barong Tongkok Kutai Barat sudah optimal, hal ini terlihat dari hasil analisis bahwa standar waktu pelayanan (Wq) 0,2621 menit karena waktu standar yang ditentukan adalah selama 0,75 menit. NO STANDAR (MENIT) LAMANYA WAKTU TERPANJANG TERPENDEK (MENIT) (MENIT) 1 0,75 0,2621 0,0049 VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan a. Jenis sistem antrian yang diterapkan pada SPBU 64-755-01 Blintut Barong Tongkok Kutai Barat adalah jenis sistem antrian model Multiple Channel Query System atau M/M/S, dimana terdapat beberapa petugas yang melayani pelanggan namun fase yang dilewati pelanggan hanya satu kali melakukan transaksi / pengisian. b. Disiplin pelayanan yang diberlakukan SPBU 64-755-01 Blintut Barong Tongkok Kutai Barat adalah disiplin pelayanan First Come First Served (FCFS), yaitu dimana pelanggan mengantri sesuai urutan untuk mendapatkan c. Kinerja sistem antrian pada SPBU 64-755-01 Blintut Barong Tongkok Kutai

Barat, waktu terpendek yang dibutuhkan oleh seorang pelanggan dalam mendapatkan pelayanan adalah 0,0049 menit. Waktu terpanjang yang dibutuhkan oleh pelanggan dalam mendapatkan pelayanan adalah selama 0,2621 menit, ini menunjukan kinerja sistem antrian pada SPBU 64-755-01 Blintut Barong Tongkok sudah optimal karena waktu yang dibutuhkan untuk pelayanan adalah 0,75 menit. Dan fasilitas untuk pengisian bahan bakar sudah mencukupi dan tidak perlu ditambah. d. Hipotesis ini ditolak karena pada SPBU 64-755-01 Blintut Barong Tongkok Kutai Barat waktu pelayanan terpanjang hanya selama 0,2621 menit. Sedangkan pelayanan standarnya selama 0,75 menit. Saran a. Kinerja sistem antrian pada SPBU 64-755-01 Blintut Barong Tongkok Kutai Barat sudah optimal. Tapi masih perlu ditingkatkan lagi dari segi pelayanan petugas yaitu keramahan dan kenyamanan agar pelanggan yang mengantri merasa nyaman. b. Dari segi keamanan SPBU pun harus diperhatikan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan seperti adanya pengantri yang langsung menyelip pengantri lain yang sudah terlebih dahulu mengantri, ataupun yang langsung masuk dari depan antrian. Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, 2009, ManajemenPemasaran (edisike 12). Indeks : Jakarta Elwood S. Buff dan Rakesh K. Sarin, 1999. Manajemen Operasi dan Produksi Modern, Binarupa Aksara : Jakarta VII.DAFTAR PUSTAKA Heizer, Jay dan Rander, Barry. 2004. Manajemen Operasi (edisi ketujuh), Salemba Empat : Jakarta Soegito, Eddy Soeryatno. 2007. Marketing Research : Panduan bagi Manajer Pemimpin Perusahaan Organisasi. Elex Media Komputindo : Jakarta