BAB 7 KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH 7.1. TINGKAT KEMISKINAN

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. karet dunia dengan mengungguli hasil dari negara-negara lain dan negara asal

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH

2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD

I. PENDAHULUAN. perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kampar merupakan salah satu kabupaten yang ada di. 206 desa. Kecamatan Tapung adalah kecamatan yang memiliki

BAB II GAMBARAN UMUM. Kabupaten Kampar dibentuk berdasarkan Undang Undang Nomor 12 tahun 1956, kemudian dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor

I. PENDAHULUAN. setiap negara, terutama di negara-negara berkembang. Negara terbelakang atau

BAB IV DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Kabupaten Wonogiri di bagian tenggara, Kabupaten Klaten di bagian timur laut,

HUBUNGAN PENGETAHUAN ANAK TENTANG MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI SDN 001 TERATAK KECAMATAN RUMBIO JAYA TAHUN 2015

KONDISI KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KEADAAN MARET 2015

KONDISI KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KEADAAN SEPTEMBER 2015

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan Kecamatan Bangkinang Barat. Hal ini disebabkan karena Salo telah

TINGKAT KEMISKINAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SEPTEMBER 2013 SEBESAR 15,03 PERSEN

sebanyak 158,86 ribu orang atau sebesar 12,67 persen. Pada tahun 2016, jumlah penduduk miskin mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, yaitu se

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Riau pada Maret 2017 adalah 514,62 ribu jiwa atau 7,78 persen dari total penduduk.

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH MARET 2016

INFRASTRUKTUR BAB PERHUBUNGAN

sebanyak 160,5 ribu orang atau sebesar 12,98 persen. Pada tahun 2015, jumlah penduduk miskin mengalami sedikit kenaikan dibanding tahun sebelumnya, ya

PEMERINTAHAN BAB ADMINISTRASI PEMERINTAHAN

KABUPATEN KAMPAR. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kampar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara Lintang

BAB I PENDAHULUAN. dokumen RPJP Provinsi Riau tahun , Mewujudkan keseimbangan

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER 2011

BAB I PENDAHULUAN. sementara pada waktu yang sama mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat.

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Kebijakan Kementerian Agama Kabupaten Kampar. bagaimana Kebijakan Kementerian Agama dalam meningkatkan profesionalitas

Kalimantan Timur. Lembuswana

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembangunan. Pembangunan pada dasarnya adalah suatu proses

Kalimantan Selatan. Pasar Terapung Muara Kuin

KEMISKINAN PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER 2015

BAB I PENDAHULUAN. suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER 2014

Kalimantan Tengah. Jembatan Kahayan

BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL

TINGKAT KEMISKINAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA MARET 2014 SEBESAR 15,00 PERSEN RINGKASAN

PENDAHULUAN. 1 Butir 7 UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dijelaskan bahwa

KEMISKINAN DAN KETIMPANGAN PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2017

Indeks Pembangunan Manusia

TINGKAT KEMISKINAN DI LUWU TIMUR KEADAAN MARET TAHUN 2015

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. Hilir tahun adalah Indragiri Hilir berjaya dan gemilang Pada

Angka Kemiskinan Kabupaten Sekadau 2016

TINGKAT KEMISKINAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA MARET 2013 SEBESAR 15,43 PERSEN RINGKASAN

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KEADAAN SEPTEMBER 2014

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

Luas Baku Sawah (Ha) Bera Penggenangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

TINGKAT KEMISKINAN RIAU MARET 2011

BPS PROVINSI JAWA BARAT

CAPAIAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS DI INDONESIA. Abstrak

JURNAL EKONOMI Volume 22, Nomor 2 Juni 2014

BAB I PENDAHULUAN. maksimal bagi sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat. Keberagaman potensi

DISUSUN OLEH : BIDANG STATISTIK DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN BAPPEDA PROVINSI SUMATERA BARAT Edisi 07 Agustus 2015

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah

KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN KAMPAR PROPINSI RIAU

BAB VII P E N U T U P

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik atau meningkat. Pembangunan Nasional yang berlandaskan. dan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KEADAAN MARET 2014

BAB I PENDAHULUAN. bermartabat. Kemiskinan menurut PBB didefenisikan sebagai kondisi di mana

KOMPONEN IPM 5.1 INDIKATOR KESEHATAN. Keadaan kesehatan penduduk merupakan salah satu modal

ANALISIS CAPAIAN PEMBANGUNAN MANUSIA ANTARA RIAU DARATAN DAN RIAU PESISIR

GAMBARAN UMUM KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI RIAU

Sumatera Selatan. Jembatan Ampera

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Riau pada Maret 2016 adalah 515,40 ribu atau 7,98 persen dari total penduduk.

ANALISIS PENGELUARAN DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN PENDUDUK KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI RIAU TAHUN 2008 DAN 2009

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK

Gorontalo. Menara Keagungan Limboto

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV GAMBARAN UMUM INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI BANTEN

BPS PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah. Hasil dari pembangunan ekonomi

DAMPAK DANA TRANSFER TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN DI PROVINSI RIAU. Oleh : Taryono dan Syapsan ABSTRAK

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEPTEMBER 2016

BPS PROVINSI LAMPUNG

TINGKAT KEMISKINAN BALI, MARET 2009

BAB 1 PENDAHULUAN Hal ini berdasarkan dikeluarkannya Undang Undang No. 22 tahun 1999

PROFIL KEMISKINAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SEPTEMBER 2015

BAB I PENDAHULUAN. berkembang maupun negara maju, meskipun telah terjadi perbaikan-perbaikan

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 PROVINSI RIAU SEBESAR 71,20


BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi


GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2010

KAJIAN DAN ANALISIS SUMBER DAYA MANUSIA (TINJAUAN IPM) PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN

PROFIL KEMISKINAN DI MALUKU TAHUN 2016

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada Bab IV, maka hasil yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan

Katalog BPS :

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Transkripsi:

BAB 7 KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH 7.1. TINGKAT KEMISKINAN Kemiskinan merupakan masalah multidimensi. Kemiskinan tidak hanya ditandai oleh rendahnya pendapatan penduduk (ekonomi), tetapi juga digambarkan dengan rendahnya kualitas kesehatan dan rendahnya tingkat pendidikan penduduk. Rendahnya tingkat pendidikan akan berdampak pada sempitnya peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan minimnya kemampuan untuk berusaha, yang diperparah lagi dengan minimnya modal yang dimiliki. Kondisi ini menyebabkan keluarga miskin akan mengalami kesulitan untuk keluar dalam lingkaran kemiskinan yang menghimpitnya, sebagai akibat karena tidak mampu mendapatkan akses pendidikan dan kesehatan yang berkualitas, sehingga generasi yang dilahirkan berikutnya akan memiliki kemampuan yang rendah dan memiliki daya saing yang rendah dalam dunia kerja. Berbagai program pembangunan untuk mengurangi tingkat kemiskinan di Kabupaten Kampar terus digulirkan, mulai dari program yang ditujukan untuk peningkatan pendapatan, peningkatan akses pendidikan dan jaminan kesehatan bagi rumah tangga miskin. Berbagai program pembangunan tersebut telah berhasil mengurangi tingkat kemiskinan di Kabupaten Kampar. Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kampar nomor : 414/BKBPPM/276/2009 tentang penetapan jumlah penduduk, rumah tangga miskin, dan jumlah desa tertinggal. Pada tahun 2009 secara persentase penduduk miskin turun menjadi 18,92 % dan rumah tangga miskin turun menjadi 17,25 %. 7-1

Tabel 7.1 : Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Kampar Tahun 2009 Kabupaten Penduduk Miskin Rumah Tangga Miskin Jumlah % Jumlah % 1. Kampar Kiri 8.156 31,28 1.587 28,29 2. Kampar Kiri Hulu 5.842 48,55 1.077 43,15 3. Kampar Kiri Hilir 3.076 31,45 440 17,76 4. Kampar Kiri Tengah 3.679 16,58 869 15,04 5. Gunung Sahilan 3.938 25,41 450 14,40 6. XIII Koto Kampar 13.269 36,08 3.769 41,33 7. Bangkinang Barat 3.433 15,20 708 14,10 8. Salo 2.968 13,78 1.028 19,52 9. Tapung 11.635 16,67 2.537 15,21 10. Tapung Hulu 8.244 11,88 1.757 9,82 11. Tapung Hilir 7.301 15,75 1.581 14,29 12. Bangkinang 1.467 4,63 669 9,36 13. Bangkinang Seberang 6.767 27,23 984 19,21 14. Kampar 6.882 15,81 1.150 12,40 15. Kampar Timur 2.699 12,98 633 13,29 16. Rumbio Jaya 2.281 15,04 501 14,78 17. Kampar Utara 1.988 12,83 550 15,60 18. Tambang 9.238 22,56 2.498 34,37 19. Siak Hulu 13.675 20,34 1.651 9,62 20. Perhentian Raja 1.838 13,25 664 20,25 Total 118.376 18,92 25.103 17,25 Jumlah Desa Sangat Tertinggal 17 Jumlah Desa Tertinggal 55 Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Kabupaten Kampar 7-2

Kecamatan dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Kabupaten Kampar adalah Kecamatan Kampar Kiri Hulu dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 5.842 jiwa atau 48,55 % dan jumlah rumah tangga miskin sebanyak 1.077 keluarga atau 43,15 %. Sedangkan kecamatan dengan tingkat kemiskinan terendah adalah Kecamatan Bangkinang yaitu sebanyak 1.467 jiwa atau 4,63 % dan rumah tangga miskin sebanyak 669 keluarga atau 9,36 %. 7.2. DISTRIBUSI PENDAPATAN Tujuan pembangunan bukan hanya menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Tapi yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana hasil pertumbuhan tersebut dapat dinikmati secara merata oleh seluruh kelompok lapisan masyarakat. Sehingga ketimpangan dan kesenjangan pembangunan antara kelompok masyarakat dapat diminimalisir sekecil mungkin. Tabel 7.2 : Distribusi Pendapatan Menurut Kelompok Masyarakat Kabupaten Kampar Tahun 2008 Kelompok 2008 40 % PENDUDUK BERPENGHASILAN RENDAH 16,91 40 % PENDUDUK BERPENGHASILAN SEDANG 45,64 20 % PENDUDUK BERPENGHASILAN TINGGI 37,45 INDEKS GINI RATIO 0,3279 Sumber : BPS Provinsi Riau Pada tahun 2008 di Kabupaten Kampar kelompok 40 % penduduk yang berpenghasilan rendah menerima 16,91 %, 40 % kelompok penduduk berpenghasilan sedang menerima 45,64 %, dan 20 % kelompok penduduk berpenghasilan tinggi menerima 37,45 %. Indeks Gini Ratio menunjukkan sebesar 0,3279 ini berarti ketimpangan pendapatan antar kelompok masyarakat di Kabupaten Kampar adalah sedang. 7-3

7.3. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah menyejahterakan seluruh penduduk. Bertitik tolak dari tujuan ini, maka manusia ditempatkan sebagai titik sentral dalam pembangunan yang mempunyai ciri dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dalam kerangka ini pembangunan ditujukan untuk meningkatkan partisipasi rakyat dalam semua proses dan kegiatan pembangunan. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah berupaya meningkatkan kualitas penduduk sebagai sumber daya baik dari aspek fisik (kesehatan), aspek intelektualitas (pendidikan), aspek kesejahteraan ekonomi (berdaya beli), serta aspek moralitas (iman dan ketaqwaan). Sebagai petunjuk atau indikator, IPM dibentuk melalui pendekatan tiga dimensi dasar yang mencakup umur panjang dan sehat; pengetahuan dan kehidupan yang layak. Setiap dimensi direpresentasikan oleh masing-masing indikator. 1. Dimensi umur panjang dan sehat direpresentasikan oleh indikator Angka Harapan Hidup 2. Dimensi pengetahuan direpresentasikan oleh indikator angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah, dan 3. Dimensi kehidupan yang layak direpresentasikan oleh indikator kemampuan daya beli. Secara umum pembangunan manusia di Kabupaten Kampar selama periode 2005-2007 mengalami peningkatan. Hal ini erat kaitannya dengan situasi perekonomian Kabupaten kampar yang secara keseluruhan cenderung membaik. Membaiknya situasi perekonomian ini ditandai dengan adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi dari tahun 2005 sebesar 7,33 % menjadi 7,97 % pada tahun 2007. Harus diakui, bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan syarat perlu dalam pembangunan manusia yang secara langsung maupun tidak langsung akan membawa dampak perbaikan terhadap peningkatan kapasitas dasar penduduk. 7-4

Tabel 7.3 : Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kampar Tahun 2005-2008 Tahun Angka Harapan Hidup Angka Melek Hurup Rata-rata lama sekolah PPP (Rp.000) IPM 2005 67,7 98,0 7,8 625,7 71,7 2006 67,9 98,0 8,0 626,0 72,0 2007 68,10 98,10 8,23 634,43 72,98 2008 *) 68,21 98,10 8,44 640,15 73,64 Sumber: BPS, *) Angka merupakan angka olahan Dari tabel di atas, terlihat bahwa angka Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kampar Tahun 2008 sebesar 73,64, angka IPM ini mengalami peningkatan yang signifikan bila dibandingkan dengan tahun 2005 yang hanya sebesar 71,7. Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kampar pada tahun 2008 diantaranya ditopang oleh kenaikan semua komponen pendukung IPM. Diantaranya adalah adanya kenaikan angka harapan hidup dari 67,7 pada tahun 2005 menjadi 68,21 pada tahun 2008, hal ini mengindikasikan bahwa program-program Pemerintah Kabupaten Kampar terutama dalam hal peningkatan bidang kesehatan secara umum sudah berjalan secara maksimal, hal ini ditandai dengan adanya pembangunan fasilitas-fasilitas kesehatan yang menyentuh sampai level pedesaan dan juga telah ditempatkanya dokter dan bidan pada sebagian besar wilayah di kabupaten Kampar. Peningkatan yang sama juga terjadi pada Angka Melek Huruf dan Rata- Rata lama sekolah, dimana pada tahun 2005 Angka melek huruf dikabupaten kampar sebesar 98,0, naik menjadi 98,10 pada tahun 2008 dan rata-rata lama sekolah pada tahun 2005 sebesar 7,8 naik menjadi 8,44 pada tahun 2008. adanya kenaikan tersebut menggambarkan bahwa program dan kebijakan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Kampar dalam rangka mengangkat peningkatan pendidikan secara umum sudah mulai berjalan secara maksimal. 7-5

Program-program dalam bidang pendidikan seperti pembangunan fasilitasfasilitas pendidikan, tenaga-tenaga pendidik yang professional, mempermudah akses menuju fasilitas pendidikan terlihat sudah mulai bergerak ke arah yang lebih baik, hal ini ditandai dengan cukup tersedianya fasilitas pendidikan baik tingkat dasar sampai tingkat menengah serta tersedianya tenaga-tenaga pengajar yang professional. Rata-rata pengeluaran perkapita rill penduduk pada tahun 2005 hanya sebesar dari Rp. 625,7 ribu, meningkat menjadi Rp. 640,15 ribu pada tahun 2008. Adanya peningkatan ini mengindikasikan bahwa program-program Pemerintah Kabupaten Kampar dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat secara umum sudah berjalan maksimal, sehingga masyarakat secara umum semakin berdaya beli. Program-program ekonomi kerakyatan juga sangat berperan sangat besar dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat seperti penyaluran kredit usaha kecil dan sebagainya. 7-6