BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG"

Transkripsi

1

2

3 BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah, disusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), sebagaimana diatur dalam Undangundang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undangundang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. SPPN mengamanatkan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sebagai penjabaran visi, misi dan program kerja Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dengan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Dalam konteks pembangunan Kabupaten Kampar, penyusunan RPJMD dilakukan setelah berlangsungnya proses Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Tahun 2011 dan bersamaan dengan itu berakhir pula periode perencanaan RPJMD Tahun Rujukan utama dalam penyusunan RPJMD adalah dokumen visi, misi dan program kerja Bupati/Wakil Bupati Kampar terpilih yaitu dokumen yang disampaikan dalam Rapat Paripurna Khusus DPRD Kampar pada Tanggal 23 September Visi, misi dan program prioritas dalam dokumen tersebut diadopsi dalam RPJMD Kabupaten Kampar Tahun Periode merupakan bagian dari tahapan kedua dan ketiga dari RPJPD Kabupaten Kampar Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kampar , menyebutkan bahwa prioritas pembangunan lima tahun kedua dan ketiga (RPJMD Tahap II Tahun ) diarahkan pada Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Kampar yang Madani, Berakhlak, dan Bermoral menuju Kehidupan yang Sehat, Sejahtera, serta Berdaya Saing pada Tahun 2016 Semakin membaiknya kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah, peningkatan pelayanan dasar terutama di bidang pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial serta pembangunan infrastruktur daerah yang mendukung agribisnis. Lebih lanjut RPJPD menggariskan bahwa, dalam tahap kedua tersebut pelayanan pendidikan diprioritaskan pada RPJMD Kabupaten Kampar Tahun I. 1

4 penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dan memulai pengembangan hingga ketingkat 12 tahun. Pelayanan pendidikan tersebut diharapkan semakin didukung oleh ketersediaan sarana, prasarana dan tenaga kependidikan yang semakin berkualitas dengan biaya pendidikan yang dapat dijangkau oleh keluarga miskin. Demikian juga pelayanan kesehatan diarahkan pada semakin meratanya akses pelayanan kesehatan terutama meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan di puskesmas pembantu, puskesmas, dan rumah sakit umum daerah (RSUD Bangkinang). Adapun pembangunan infrastruktur dasar terutama diarahkan pada peningkatan kualitas jaringan jalan dan jembatan, jaringan irigasi serta fasilitas publik lainnya yang memperluas aksesibilitas pusatpusat pertumbuhan wilayah. Untuk mendukung terciptanya peningkatan pelayanan dasar tersebut, mutlak diperlukan tata kelola penyelenggaraan pemerintahan daerah yang semakin baik dengan dukungan sistem perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, monitoring dan evaluasi pembangunan daerah yang semakin berkualitas. Disamping itu, secara khusus RPJPD mengamanatkan arah pengembangan potensi agribisnis semakin dipertajam melalui pemantapan kemampuan SDM yang handal dalam perencanaan dan pengembangan agribisnis, SDM pengelolaan sektor primer dan sekunder dengan didukung oleh sekolah menengah tekhnologi pengolahan produk, yang diharapkan dapat berdampak langsung pada peningkatan daya saing produk agribisnis daerah. Bersamaan dengan itu, pemerintah daerah diharapkan semakin mendorong keterlibatan sektor swasta untuk mengembangkan industri pengolahan yang didukung oleh regulasi, perizinan dan iklim investasi yang kondusif. Pada tahap ini kawasan kawasan agribisnis diharapkan semakin berkembang pesat atas dukungan infrastruktur yang semakin lengkap. Disamping amanat RPJPD tersebut, penyusunan RPJMD Kabupaten Kampar juga memperhatikan RPJMD Provinsi Riau Tahun sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 9 Tahun 2009 dan RPJM Nasional Tahun yang diamanatkan melalui Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun Selanjutnya, RPJMD Kabupaten Kampar menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (RenstraSKPD), yang nantinya akan dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) untuk setiap tahunnya, dan dijadikan sebagai pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Kampar. LANDASAN HUKUM Dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Kampar Tahun , peraturan perundangan yang digunakan sebagai landasan hukum adalah : 1. UndangUndang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421). 2. UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara I. 2 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

5 Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang. 3. UndangUndang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi UndangUndang (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548). 4. UndangUndang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725). 5. UndangUndang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700). 6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578). 7. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Stándar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585). 8. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664). 9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737). 10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Pemerintah Daerah. 11. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. 12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. 13. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2010, tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. 16. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan Nomor 28 Tahun 2010, Nomor 0199/M PPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun I. 3

6 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 09 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Riau Tahun Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 10 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Riau Tahun Peraturan Daerah Kabupaten Kampar Nomor 20 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Kampar Tahun HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN Dalam sistem perencanaan pembangunan sebagaimana diatur dalam UndangUndang Nomor 25 Tahun 2004, RPJMD merupakan satu kesatuan yang utuh dari manajemen pembangunan Pemerintah Kabupaten Kampar khususnya dalam menjalankan agenda pembangunan yang telah tertuang dalam berbagai dokumen perencanaan. Hubungan antara RPJMD dengan dokumen perencanaan lainnnya adalah sebagai berikut: 1. RPJMD dan RPJPD Kabupaten Kampar RPJMD Kabupaten Kampar Tahun merupakan RPJMD Tahap Kedua dari tahapan pelaksanaan RPJPD Kabupaten Kampar Tahun Penyusunan RPJMD selain menjabarkan memuat visi, misi dan program Bupati/Wakil Bupati Kabupaten Kampar terpilih, juga berpedoman pada visi, misi dan arah kebijakan yang termuat dalam RPJPD Kabupaten Kampar Tahun RPJMD dan RTRW Kabupaten Kampar Penyusunan RPJMD memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai pola dan struktur tata ruang yang telah ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Kampar sebagai dasar untuk menetapkan lokasi program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang daerah di Kabupaten Kampar. 3. RPJMD dan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) Kabupaten Kampar RPJMD menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (RenstraSKPD) yang berwawasan 5 (lima) tahun. Renstra SKPD merupakan penjabaran teknis RPJMD yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis operasional dalam menentukan arah kebijakan serta indikasi program dan kegiatan setiap urusan bidang dan/atau fungsi pemerintahan untuk jangka waktu 5 (lima) tahunan, yang disusun oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di bawah koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Kampar. I. 4 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

7 4. RPJMD dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Pelaksanaan RPJMD Kabupaten Kampar Tahun setiap tahun dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai suatu dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Kabupaten Kampar yang memuat prioritas program dan kegiatan dari Rencana Kerja SKPD. RKPD disusun melalui proses Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kabupaten Kampar yang dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat desa/kelurahan, kecamatan, dan kabupaten. Gambar 1 Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya Pada Gambar 1.1 diatas dapat dilihat hubungan dan keterkaitan antar dokumen perencanaan pembangunan daerah, baik dengan dokumen perencanaan pembangunan Kabupaten Kampar lainnya maupun dengan dokumen perencanaan pembangunan Pemerintah Pusat dan Propinsi. Selanjutnya RPJMD Kabupaten Kampar Tahun dijadikan sebagai acuan penyusunan Rencana Strategis Stuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) Tahun di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kampar dan acuan dalam penyusunan Renacana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) periode Tahun Selain itu di dalam RPJMD Kabupaten Kampar Tahun juga dicantumkan programprogram tahun transisi, sebagai dasar penyusunan RKPD Tahun 2016 yaitu sebelum ditetapkannya RPJMD periode berikutnya. RPJMD Kabupaten Kampar Tahun I. 5

8 SISTEMATIKA PENULISAN Sistematikan penulisan Dokumen RPJMD Kabupaten Kampar Tahun , mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Memuat Latar Belakang, Landasan Hukum, Hubungan RPJM dengan Perencanaan lainnya, Sistimatika Penyusunan RPJMD Kampar serta Maksud dan Tujuan. BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah Memuat evaluasi pencapaian indikator makro pembangunan daerah dan kondisi eksisting yang mencakup aspek geografis dan demografis, kondisi kesejahteraan rakyat, kondisi pelayanan umum, dan kondisi daya saing daerah. BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Menjelaskan kondisi keuangan daerah dari berbagai sumber dana dan kebijakan pemerintah daerah dalam hal pendapatan, belanja, dan pembiayaan pembangunan daerah serta kerangka rencana pendanaan program/kegiatan. BAB IV Analisis IsuIsu Strategis Memuat analisis potensi dan masalah pembangunan daerah serta rumusan isu strategis. BAB V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Memuat visi, misi, tujuan dan sasaran jangka menengah daerah untuk kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan dan sasaran pencapaian visi dan misi. BAB VI Strategi dan Arah Kebijakan Memuat dan menjelaskan strategi dan kebijakan pembangunan daerah, sebagai arah bagi SKPD dan lembaga terkait dalam merumuskan sasaran strategis guna mencapai kinerja sesuai dengan tugas dan fungsinya. BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah Memuat program prioritas dan program pencapaian misi pembangunan daerah dan indikator setiap program, disusun dengan memperhatikan Renstra SKPD. BAB VIII Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai Kebutuhan Pendanaan Memuat indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan. BAB IX Indikator Kinerja Daerah Memuat indikator kinerja utama, indikator kinerja kunci dan indikator kinerja program pembangunan daerah yang digunakan untuk mengukur capaian sasaran RPJMD Kabupaten Kampar. I. 6 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

9 BAB X Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan Memuat kaidah pelaksanaan dan penegasan dalam menerapkan RPJMD serta tindak lanjut yang perlu dilaksanakan oleh SKPD. Program Transisi untuk menjembatani kekosongan dokumen perencanaan jangka menengah pada akhir masa jabatan kepala daerah. MAKSUD DAN TUJUAN Penyusunan RPJMD Kabupaten Kampar Tahun dimaksudkan untuk menghasilkan rumusan strategi, arah kebijakan dan program pembangunan yang terarah, efektif, efisien dan terpadu yang dapat mendorong terwujudnya visi, misi dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan oleh Bupati/Wakil Bupati Kabupaten Kampar dengan memperhatikan arah RPJPD Kabupaten Kampar Tahun , serta memperhatikan berbagai aspirasi seluruh pemangku kepentingan yang ada di Kabupaten Kampar. RPJMD Kabupaten Kampar juga dimaksudkan untuk menjadi acuan dan pedoman resmi bagi Pemerintah Kabupaten Kampar dalam penyusunan Rencana Strategis SKPD (Renstra SKPD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), serta sekaligus merupakan acuan penentuan program daerah yang akan dibahas dalam rangkaian forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Daerah Kabupaten Kampar. Tujuan penyusunan RPJMD Kabupaten Kampar Tahun adalah sebagai berikut: (1) Menjabarkan visi, misi, dan program Bupati/Wakil Bupati Kabupaten Kampar ke dalam arah kebijakan dan program pembangunan yang rinci, terarah, terukur dan dapat dilaksanakan dari Tahun 2012 hingga Tahun (2) Menyediakan satu acuan resmi bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten Kampar dalam menentukan prioritas program dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan dengan sumber dana APBD Kabupaten Kampar. (3) Mendorong terwujudnya koordinasi, integrasi, sinergi dan sinkronisasi pembangunan baik antar SKPD, antara Pemerintah Kabupaten Kampar dengan pemerintahan Kabupaten/Kota lainnya, antara Pemerintah Kabupaten dengan Pemerintah Provinsi, serta antara Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat. (4) Menyediakan ukuran kinerja dalam mengevaluasi kinerja setiap SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kampar. RPJMD Kabupaten Kampar Tahun I. 7

10 I. 8 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

11 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI Pembangunan daerah bertumpu pada kondisi kewilayahan daerah. Aspek Geografi dan Demografi merupakan salah satu aspek kondisi kewilayahan yang mutlak diperhatikan sebagai ruang dan subyek pembangunan. Dari uraian ini diharapkan dapat terpetakan potensi dan permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan Kabupaten Kampar Lima Tahun kedepan. II.1.1 Kondisi Geografi II Batas dan luas wilayah Sebagai salah satu dari dua belas kabupaten/kota di Provinsi Riau, Kabupaten Kampar terdiri dari 21 kecamatan dan 250 desa/kelurahan dengan luas wilayah keseluruhan mencapai Ha. Secara astronomis terletak diantara terleta antara Lintang Utara sampai Lintang Selatan dan Bujur Timur. Adapun batas batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Pekanbaru dan Kabupaten Siak. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kuantan Singingi. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hulu dan Provinsi Sumatera Barat. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Siak. Di daerah Kabupaten Kampar terdapat dua buah sungai besar dan beberapa sungai kecil yaitu: Sungai Kampar yang panjangnya ± 413,5 km dengan kedalaman ratarata 7,7m dengan lebar ratarata 143 meter. Seluruh bagian sungai ini termasuk dalam Kabupaten Kampar yang meliputi Kecamatan XIII Koto Kampar, Bangkinang, Bangkinang Barat, Kampar, Siak Hulu dan Kampar Kiri. Sungai Siak bagian hulu yakni panjangnya ± 90 km dengan kedalaman ratarata 8 12 m yang melintasi Kecamatan Tapung. RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 1

12 Sungaisungai besar yang terdapat di Kabupaten Kampar ini sebagian masih berfungsi baik sebagai prasarana perhubungan, sumber air bersih budi daya ikan maupun sebagai sumber energi listrik (PLTA Koto Panjang). II Topografi Secara topografis, Kabupaten Kampar merupakan daerah bergelombang dengan dataran rendah, rawarawa, dataran tinggi atau perbukitan dan sedikit bergunung dengan ketinggian ratarata sekitar meter di atas permukaan laut. Kondisi ini memberikan keuntungan bagi Kabupaten Kampar untuk menjadi daerah pertanian. Disamping itu, kondisi jenis tanah yang ada di Kabupaten Kampar terdiri dari 5 (lima) jenis, yaitu tanah jenis organosol dan glei humus dengan bahan aluvial, jenis tanah podsolik merah kuning dengan bahan induk batuan endapan dan beku, dan jenis tanah podsolik merah kuning latosol, litosol dengan bahan induk batuan beku. Tekstur tanah yang ada di Kabupaten Kampar pada umumnya liat berpasir dan lempung pasir. Kabupaten Kampar dengan luas lahan sebesar hektar, penggunaan tanahnya dapat dibedakan menjadi tanah untuk bangunan dan halaman sekitarnya, tegal kebun, ladang huma, padang rumput, tambak, kolam, lahan sementara tidak diusahakan, hutan, perkebunan, sawah dan lainnya. Dari berbagai jenis tanah yang tersebar, seluas hektar (1,10 %) digunakan untuk lahan sawah, dan hektar (98,90 %) merupakan lahan kering. Pada umumnya sebagian besar lahan kering dimanfaatkan untuk usaha perkebunan seluas hektar (29,95 %). II Klimatologis Kabupaten Kampar beriklim tropis yang dipengaruhi oleh dua musim yakni musim hujan dan kemarau. Kabupaten Kampar pada umumnya beriklim tropis. Temperatur minimum terjadi pada bulan November Dan Desember yaitu sebesar 21 0 C. Temperatur maksimum terjadi pada Juli dengan temperatur 35 0 C. Jumlah hari hujan dalam Tahun 2009, yang terbanyak adalah disekitar Bangkinang Seberang dan Kampar Kiri Pada Tahun 2009, jumlah hari hujan setahun ratarata 256 hari. Kondisi klimatologis demikian amat cocok dalam pengembangan berbagai komoditi pertanian, peternakan, perikanan dan beberapa jenis komoditi perkebunan. Dalam 5 (lima) Tahun belakangan ini belum menggambarkan terjadinya kondisi ekstrim pada musim hujan dan musim kemarau. II Geologi dan Kerawanan Bencana Kabupaten Kampar sebagaimana sebagian wilayah Indonesia terletak ditengahtengah Pulau Sumatra. Dimana keadan alam sangat dipengaruhi dengan curah hujan yang cukup tinggi. Kondisi geologis tersebut menyebabkan Kabupaten Kampar kaya akan hasil tanah dan pertanian sekaligus rawan terhadap bencana alam. Sedangkan dari segi kerawanan bencana, Kabupaten Kampar memiliki ancaman bencana longsor yang cukup tinggi dengan jumlah lokasi sebanyak lima titik. Titik rawan longsor ini tersebar di Desa Pulau Gadang, Desa Merangin, dan sepanjang jalan perbatasan Sumbar II 2 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

13 Riau. kondisi tanah tebing yang terus tergerus air, disepanjang jalan sangat memungkinkan terjadinya longsor. Bencana alam lainnya yang perlu diwaspadai adalah banjir dengan seringnya meluap air Sungai Kampar, Sungai Subayang dan Sungai Tapung di Kabupaten Kampar ynag mengakibatkan terendamnya sepertiga dari jumlah desa di Kampar, tepatnya 82 desa dari 250 desa dan kelurahan di Kabupaten Kampar. Hingga waktu belakangan terakhir 16 Wilayah Kecamatan dari 20 Kecamatan di Kabupaten Kampar masih terendam banjir. Kondisi geologis seperti itu memberikan peluang sekaligus tantangan bagi Kabupaten Kampar dalam pembangunan daerah. Pengelolaan potensi sumberdaya geologis yang berwawasan lingkungan sekaligus mitigasi bencana alam dalam konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menjadi jawaban untuk dapat mengoptimalkan potensi sumberdaya geologis yang dimiliki Kabupaten Kampar. II Daerah Aliran Sungai Kabupaten Kampar memiliki 2 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang besar dan beberapa sungai kecil yaitu Sungai Kampar yang panjangnya ±413,5 km dengan kedalaman ratarata 7,7 m dengan lebar ratarata 143 meter. Seluruh bagian sungai ini termasuk dalam Kabupaten Kampar yang meliputi Kecamatan XIII Koto Kampar, Bangkinang, Bangkinang Barat, Kampar, Siak Hulu dan Kampar Kiri. Sungai Siak bagian hulu yakni panjangnya ±90 km dengan kedalaman ratarata 8 12 m yang melintasi Kecamatan Tapung. Sungaisungai besar yang terdapat di Kabupaten Kampar ini sebagian masih berfungsi baik sebagai prasarana perhubungan, sumber air bersih budi daya ikan maupun sebagai sumber energi listrik (PLTA Koto Panjang). Tingginya sedimentasi, berkurangnya jumlah dan debit mata air, serta semakin meluasnya wilayah bukaan di bagian hulu DAS menunjukkan kondisi DAS sebagian besar mengalami degradasi sehingga upaya rehabilitasi mendesak dilakukan. II.1.2 Kondisi Demografi II Jumlah Penduduk Informasi jumlah penduduk amat penting bagi pembangunan daerah mengingat penduduk merupakan subyek sekaligus obyek pembangunan itu sendiri. Pada Tahun 2010, pemerintah menyelenggarakan Sensus Penduduk (SP) yang diselenggarakan secara nasional. Jumlah penduduk Kabupaten Kampar berdasarkan sensus Tahun 2010 berjumlah jiwa terdiri dari lakilaki (51,7%) dan perempuan jiwa (48,2%). Distribusi, ratarata anggota keluarga per kecamatan sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1. RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 3

14 Tabel 1 Distribusi RataRata Anggota Keluarga Penduduk Tahun 2010 Kabupaten Kampar KECAMATAN LUAS (KM2) JUMLAH PENDUDUK KEPADATAN PENDUDUK Kampar Kiri 915, Kampar Kiri Hulu 1.301, Kampar Kiri Hilir 759, Kampar Kiri Tengah 330, Gunung Sahilan 597, XIII Koto Kampar 1.406, Bangkinang Barat 151, Salo 207, Tapung 1.365, Tapung Hulu 1.169, Tapung Hilir 1.013, Bangkinang 177, Bangkinang Seberang 253, Kampar 136, Kampar Timur 173, Rumbio Jaya 76, Kampar Utara 79, Tambang 371, Siak Hulu 689, Perhentian Raja 111, JUMLAH , Sumber : Diolah dari Sensus Penduduk Kampar 2010 II Pertumbuhan Penduduk Tingkat pertumbuhan penduduk dihitung dengan menggunakan data sensus penduduk. Data sensus penduduk (SP) yang dilaksanakan setiap 10 Tahun sekali (sejak Tahun 1980) amat berguna dalam mengetahui jumlah dan tingkat penduduk faktual, data sensus selanjutnya digunakan untuk memproyeksi data penduduk tahunan. Laju Pertumbuhan penduduk Kabupaten Kampar per tahun selama sepuluh tahun terakhir yakni antara Tahun 2000 sampai dengan 2010 sebesar 3,99 persen. Laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Tapung Hulu adalah yang tertinggi dibandingkan dengan kecamatan lainnya yakni sebesar 9,16 persen, sedangkan yang terendah adalah Kecamatan Rumbio Jaya yaitu sebesar 0,77 persen. Gambar 1 Tingkat Kepadatan Penduduk Tahun 2010 Kabupaten Kampar Sumber : Diolah dari Sensus Penduduk 2010, BPS 2011 II 4 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

15 II Struktur dan Komposisi Penduduk Kabupaten Kampar dengan luas wilayah sekitar ,28 kilo meter persegi dan didiami oleh orang dengan kepadatan penduduk sebanyak 64 orang per kilo meter persegi. Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Bangkinang yaitu sebanyak 427 orang per kilo meter persegi sedangkan kecamatan yang paling rendah adalah Kecamatan Kampar Kiri Hulu yaitu sebanyak 8 orang per kilo meter persegi. II.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT II.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi II Pertumbuhan PDRB Perkembangan PDRB Kabupaten Kampar dan kontribusi dari masingmasing sektor dapat dilihat pada tabel 2.2. PDRB atas dasar harga konstan yaitu jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dihitung berdasarkan atas dasar harga pada tahun tertentu. PDRB Kabupaten Kampar berdasarkan atas dasar konstan tahun 2000 untuk tahun 2006 berjumlah Rp 7,563, miliar yang terdiri dari sektor pertanian Rp 4,331, miliar, sektor pertambangan Rp 4,222, miliar, sektor industri Rp 3, miliar, sektor listrik, gas dan air bersih Rp 3, miliar, sektor kontruksi Rp 150, miliar, sektor perdagangan Rp 369, miliar, sektor pengangkutan & komunikasi Rp 119, miliar, sektor keuangan Rp 41, miliar, sektor jasa Rp 277, miliar. Jika dilihat peranan masingmasing sektor, sektor pertanian memberikan kontribusi yang paling besar sebesar %, diikuti dengan sektor perdagangan %, sektor industri pengolahan sebesar 8.08 %, dan jasa sebesar 7.93 % dan sektor lainnya hanya sebesar 13,38 %. Tabel 2 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Kabupaten Kampar * NO SEKTOR (RP) % (RP) % (RP) % (RP) % (RP) % (RP) % 1 Pertanian 2,097, ,238, ,383, ,541, ,709, ,884, Pertambangan 152, , , , , , & penggalian 3 Industri pengolahan 4 Listrik,gas & air bersih 282, , , ,61 381, , , , , , ,11 4, , , Konstruksi 150, , , ,54 200, , , Perdagangan, hotel & restoran 369, , , ,14 490, , , Pengangkutan & komunikasi 8 Keuangan, sewa, & jasa Perusahaan 119, , , ,47 150, , , , , , ,30 58, , , Jasajasa 277, , , ,06 349, , , PDRB WITHOUT 3,494, ,773, ,074, ,401, ,758, ,137, GAS Sumber : Kampar dalam angka 2010,* proyeksi Perkembangan PDRB atas harga berlaku tahun , dapat dilihat pada tabel 2.3. PDRB atas dasar harga berlaku yaitu jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dihitung berdasarkan atas dasar harga pada tahun yang bersangkutan. PDRB Kabupaten Kampar pada RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 5

16 Tahun 2006 berjumlah Rp ,39 miliar yang terdiri dari sektor pertanian Rp ,7 miliar, sektor pertambangan Rp 225, miliar, sektor industri Rp ,23 miliar, sektor listrik, gas dan air bersih Rp 7.934,19 miliar, sektor perdagangan Rp ,41 miliar, sektor pengangkutan & komunikasi Rp 243, miliar, sektor keuangan Rp 187, miliar, sektor jasa Rp ,57 miliar. Jika dilihat peranan masingmasing sektor, sektor pertanian memberikan kontribusi yang paling besar sebesar 58,75 %, diikuti dengan sektor industri pengolahan sebesar 18,84 %, sektor perdagangan 6,98 % dan sektor lainnya hanya sebesar 15,43 %. Tabel 3 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB atas Dasar Harga Berlaku Tahun Kabupaten Kampar No Sektor * (RP) % (RP) % (RP) % (RP) % (RP) % (RP) % 1 Pertanian 4,331, ,443, ,719, ,991, ,250, ,608, Pertambangan & penggalian 225, , , , , , Industri pengolahan 4 Listrik,gas & air bersih 1,389, ,643, ,961, ,333, ,753, ,198, , , , , , , Konstruksi 243, , , , ,300, ,816, Perdagangan, 514, , , , ,210, ,502, hotel & restoran 7 Pengangkutan & komunikasi 8 Keuangan, sewa, & jasa Perusahaan 243, , , , ,163, ,569, , , , , , , Jasajasa 393, , , , , , PDRB without gas 7,372, ,147, ,331, ,723, ,297, ,205, Sumber : Kampar Dalam Angka 2010, * proyeksi Tampak sektor pertanian mengalami pertumbuhan yang cenderung melambat. Kenaikan yang cukup signifikan terjadi pada sektor kontruksi, perdagangan, dan keuangan. Untuk selain sektor diatas masih memberikan kontribusi yang relatif kecil, yang menunjukkan pentingnya perhatian yang serius pada sektor ini. Mengenai perbandingan kontribusi masingmasing sektor dalam PDRB Tahun atas dasar harga berlaku dan harga konstan dapat dilihat pada tabel 2.4 berikut. Tabel 4 Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Tahun Kabupaten Kampar * NO SEKTOR HB HK HB HK HB HK HB HK HB HK HB HK % % % % % % % % % % % % 1 Pertanian Pertambangan& penggalian 3 Industri pengolahan , Listrik,gas & air bersih , Konstruksi , Perdagangan, hotel, & restoran 7 Pengangkutan & komunikasi 8 Keuangan, sewa, & jasa Perusahaan , , , Jasajasa , PDRB Sumber : Kampar dalam angka 2010 II 6 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

17 Tampak sektor pertanian merupakan sektor yang menyumbangkan kontribusi paling besar terhadap PDRB Kabupaten Kampar baik menurut harga konstan maupun harga berlaku. Diikuiti oleh sektor perdagangan, sektor indutri, jasa dan sektor lainnya. Pertumbuhani ratarata masingmasing sektor terhadap PDRB Kabupaten Kampar (harga berlaku dan konstan) dapat dilihat pada tabel 2.5 berikut. Tabel 5 Pertumbuhan Sektoral dan PDRB atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Tahun Kabupaten Kampar PERTUMBUHAN NO SEKTOR HB HK % % 1 Pertanian Pertambangan & penggalian Industri pengolahan Listrik,gas & air bersih Konstruksi Perdagangan, hotel & restoran Pengangkutan & komunikasi Keuangan, sewa, & jasa perusahaan Jasajasa PDRB Sumber : Kampar Dalam Angka 2010 Berdasarkan table 2.5, tampak bahwa ratarata pertumbuhan PDRB Kabupaten Kampar berdasarkan harga berlaku Tahun sebesar 21,13 %. Sementara untuk ratarata pertumbuhan PDRB berdasarkan harga konstan 2000 Tahun sebesar 8,01 %. Sedangkan berdasarkan per sektor usaha, sektor pertanian ratarata tumbuh sebesar 19,69 % berdasarkan harga berlaku dan 6,58 % berdasarkan harga konstan. Sektor pertambangan berdasarkan harga berlaku ratarata tumbuh sebesar 24,53 % dan 13,60 % berdasarkan harga konstan. Sektor Industri ratarata tumbuh 18,16 % berdasarkan harga berlaku dan 10,51% berdasarkan harga konstan. Sektor Listrik, gas dan air bersih tumbuh ratarata 17,47 % berdasarkan harga berlaku dan 9,19 % berdasarkan harga konstan. Sektor kontruksi tumbuh ratarata sebesar 49,71 % dan 9,89 % berdasarkan harga konstan. Sektor Perdagangan, hotel dan restoran ratarata tumbuh sebesar 24,24% berdasarkan harga berlaku dan tumbuh 9,96 % berdasarkan harga konstan. Sektor pengangkutan dan kommunikasi ratarata tumbuh sebesar 45,38 % berdasarkan harga berlaku dan tumbuh 8 % berdasarkan harga konstan. Sektor Keuangan, sewa, & jasa perusahaan ratarata tumbuh sebesar 25,86 % dan 12,22 % berdasarkan harga konstan. Sektor jasa ratarata tumbuh sebesar 14,28 % berdasarkan harga berlaku dan tumbuh ratarata 8,07 % berdasarkan harga konstan. Tabel 6 Proyeksi Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Kabupaten Kampar Sektor (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % Pertanian 2,937, ,107, ,287, ,477, ,678, Pertambangan & penggalian 297, , , , , Industri pengolahan Listrik,gas & air bersih 488, , , , , , , , , , Konstruksi 267, , , , , RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 7

18 Sektor (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % Perdagangan, hotel & restoran 623, , , , , Pengangkutan & komunikasi 190, , , , , Keuangan, sewa, & jasa Perusahaan 72, , , , , Jasajasa 404, , , , , PDRB tanpa gas 5,290, ,668, ,074, ,509, ,975, Sumber: Data Olahan, proyeksi Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa PRDB Kabupaten Kampar tahun mengalami kenaikan. Sektor Pertanian memiliki kontribusi terbesar yakni sebesar 55,54%. Diikuti dengan sektor Perdagangan sebesar 11,8 %, Sektor Industri 9,24%, dan jasa sebesar 7,65%. Sektor lainnya menyumbang sebesar 15,77%. Tabel 7 Proyeksi Nilai dan Pertumbuhan Sektoral PDRB Tahun Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Kabupaten Kampar PERTUMBUHAN SEKTOR (RP) (RP) (RP) (RP) (RP) RATARATA (%) Pertanian 2,937, ,107, ,287, ,477, ,678, Pertambangan & 4,679, ,761, ,843, ,928, ,013, penggalian Industri pengolahan 488, , , , , Listrik,gas & air 5, , , , , bersih Konstruksi 267, , , , , Perdagangan, hotel 623, , , , , & restoran Pengangkutan & komunikasi Keuangan, sewa, & jasa Perusahaan 190, , , , , , , , , , Jasajasa 404, , , , , PDRB tanpa gas 5,290, ,668, ,074, ,509, ,975, Sumber: Data Olahan, proyeksi Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa petumbuhan ekonomi selama lima tahun ke depan adalah sebesar 7,2 %. Dengan pertumbuhan sektoral yakni; sektor pertanian ratarata tumbuh sebesar 5,78%, sektor Pertambangan 1,74%, sektor Industri 9,58%, sektor Listri,gas dan air bersih 7,53%, sektor kontruksi 10,08%, sektor Perdagangan 9,11%, sektor Pengangkutan dan komunikasi 8,15%, Sektor keuangan 9,88%,serta sektor jasa 6,53%. II.3 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) Untuk melihat Indek Pembangunan Manusia Kabupaten Kampar dan Provinsi Riau dari Tahun , dapat dilihat pada tabel di bawah ini. TAHUN Tabel 8 Indeks Pembangunan Manusia Tahun Kabupaten Kampar KOMPONEN IPM IPM HARAPAN HIDUP MELEK HURUF RATA 2 LAMA SEKOLAH DAYA BELI KAMPAR PROV. RIAU ,90 97,99 8,00 625,98 72,02 73, ,13 98,10 8,00 634,43 72,83 74, ,21 98,10 8,44 640,15 73,64 75, ,36 98,44 8,46 644,34 74,14 75, ,52 98,48 8,49 646,68 74,43 76,07 Sumber : BPS Provinsi Riau 2011 II 8 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

19 Dari tabel di atas terlihat bahwa Indek Pembangunan Manusia Kabupaten Kampar terus mengalami peningkatan, akan tetapi angka yang di capai masih jauh di bawa ratarata Indek Pembangunan Manusia Provinsi Riau. Kondisi ini membuat Indek Pembangunan Manusia Kabupaten Kampar berada pada urutan ke tujuh, dari sebelas kabupaten/kota yang ada di Provinsi Riau. Untuk meningkatkan capaian ini, perlu di amati masingmasing komponen IPM itu sendiri. Dari empat komponen yang ada, Kabupaten Kampar hanya unggul dari komponen daya beli, sedangkan komponen lainnya masih jauh di bawah kabupaten lainnya, apalagi jika dibangdingkan dengan Kota Pekanbaru dan Dumai. Untuk itu Pemerintah Daerah perlu lebih giat lagi dalam upaya meningkatkan angka harapan hidup, angka melek huruf dan ratarata lama sekolah agar posisi Indek Pembangunan Manusia Kabupaten Kampar bisa lebih baik lagi di tahun mendatang. II.4 FOKUS KESEJAHTERAAN SOSIAL II.4.1 Angka Melek Huruf Angka Melek huruf merupakan persentase penduduk usia 15 tahun ketas yang dapat membaca dan menulis huruf latin maupun huruf lainnya. Dengan memiliki kemampuan membaca dan menulis seseorang dapat mengakses informasi secara lebih luas sehingga mempunyai pengetahuan yang cukup dalam usaha meningkatkan kesejahteraannya. Selama rentang lima Tahun pelaksanaan pembangunan pendidikan di Kabupaten Kampar, Pemerintah Daerah berhasil memperbaiki angka melek huruf dari tahun ke tahun. Pada tahun 2006, angka melek huruf Kabupaten Kampar sebesar 97,99 persen, tahun 2007 dan 2008 sebesar 98,10 persen dan tahun 2009 menjadi 98,44 persen. Keadaan ini tidak terlalu baik dan tidak pula terlalu jelek bila dibandingkan dengan kabupaten lain yang ada di Provinsi Riau. Untuk melihat perbandingan angka melek huruf Kabupaten Kampar dengan kabupaten lainnya yang ada di Provinsi Riau, dapat di lihat pada tabel di bawah ini. Tabel 9 Perbandingan Angka Melek Huruf Tahun Kabupaten Kampar Dengan Kabupaten Lainnya di Provinsi Riau ANGKA MELEK HURUF NO. KABUPATEN/KOTA Kuantan Singingi Indragiri Hulu Indragiri Hilir Pelalawan Siak Kampar Rokan Hulu Bengkalis Rokan Hilir Pekanbaru Dumai Sumber : BPS Provinsi Riau,2011 Dari tabel di atas terlihat bahwa sepanjang lima tahun terakhir, mulai Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2009, Angka Melek Huruf Kabupaten Kampar terus berada di atas ratarata Provinsi Riau. 97,80 96,75 98,52 93,60 98,21 97,99 97,38 97,29 97,37 99,77 99,10 97,80 97,63 98,52 94,00 98,21 98,10 97,38 97,29 97,37 99,77 99,28 97,80 97,67 98,52 97,60 98,21 98,10 97,38 97,78 97,37 99,77 99,28 97,81 97,76 98,79 98,44 98,49 98,44 97,98 97,79 97,80 99,80 99,30 97,82 98,16 99,06 98,46 98,56 98,48 98,28 98,09 97,99 99,87 99,31 R I A U 97,80 97,80 97,81 97,81 98,35 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 9

20 II.4.2 Angka Ratarata lama sekolah Untuk melihat perbandingan ratarata lama sekolah Kabupaten Kampar dengan kabupaten lainnya di Provinsi Riau, dapat di lihat pada tabel di bawah ini. Tabel 10 Perbandingan Ratarata Lama Sekolah Tahun Kabupaten Kampar Dengan Kabupaten Lainnya di Provinsi Riau RATARATA LAMA SEKOLAH NO. KABUPATEN /KOTA Kuantan Singingi Indragiri Hulu Indragiri Hilir Pelalawan Siak Kampar Rokan Hulu Bengkalis Rokan Hilir Pekanbaru Dumai Sumber : BPS Provinsi Riau ,80 7,30 7,60 7,30 8,80 8,00 7,50 8,60 7,20 11,30 9,70 7,80 7,72 7,77 7,74 8,80 8,00 7,50 8,89 7,20 11,30 10,05 7,80 7,72 7,60 7,93 8,80 8,44 7,50 8,86 7,20 11,30 9,70 7,81 7,96 7,62 7,95 9,03 8,46 7,55 8,99 7,48 11,32 9,72 R I A U 8,40 8,43 8,51 8,56 8,58 Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian ratarata lama sekolah di Kabupaten Kampar masih di bawah ratarata Provinsi Riau. Bahkan jika dibandingkan dengan ratarata lama sekolah Kota Pekanbaru, Kabupaten Kampar masih jauh tertinggal. Meskipun demikian, dari hasil yang sudah didapatkan menunjukkan bahwa Program Wajib Belajar 9 Tahun di Kabupaten Kampar akan segera dapat dituntaskan. II.4.3 Angka Partisipasi Kasar Pendidikan merupakan salah satu pilar terpenting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, bahkan kinerja pendidikan yang merupakan gabungan Angka Partisipasi Kasar (APK) jenjang pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi dan angka melek huruf digunakan sebagi variabel dalam menghitung Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bersamasama dengan variabel kesehatan dan ekonomi. Oleh karena itu, pembangunan pendidikan harus mampu menjamin pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efesiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan, sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global. Peningkatan akses pendidikan masyarakat harus di ikuti dengan pemerataan kesemapatan memperoleh pendidikan pada semua kelompok masyarakat. Indikator yang biasa di pakai untuk mengevaluasi keberhasilan dalam pembangunan bidang pendidikan yang terkait dengan hak akses seseorang anak menerima pendidikan pada jenjang pendidikan tertentu adalah dengan menghitung Angka Partisipasi Kasar (APK) suatu jenjang pendidikan. Angka Partisipasi Kasar menunjukkan proporsi anak sekolah, baik lakilaki maupun perempuan pada suatu jenjang pendidikan tertentu dalam kelompok umur yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. Angka ini memberikan gambaran secara umum mengenai jumlah anak yang menerima pendidikan pada jenjang pendidikan tertentu dan biasanya tidak memperhatikan umur siswa. Untuk melihat persentase Angka Partisipasi Kasar Kabupaten kampar berdasarkan jenjang pendidikan Tahun , dapat di lihat pada tabel di bawah ini. 7,99 7,98 7,62 8,21 9,08 8,49 7,56 9,12 7,87 11,33 9,72 II 10 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

21 Tabel 11 Angka Partisipasi Kasar (APK) Berdasarkan Jenjang Pendidikan Tahun Kabupaten Kampar ANGKA PARTISIPASI KASAR (APK) % NO JENJANG PENDIDIKAN SD/MI/SDLB 105,56 106,35 107,40 109,00 110,60 2 SMP/MTS/SMP LB 88,40 89,70 90,90 95,70 98,70 3 SMA/MA/SMK/SMA LB 39,52 38,95 38,93 53,19 57,73 Sumber : Profil Kabupaten Kampar, 2010 Dari tabel 2.8 di atas terlihat bahwa Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Kampar terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, kecuali untuk jenjang pendidikan SMA sederajat yang mengalami penurunan pada Tahun 2007 dan Kenaikan APK Kabupaten Kampar ini memberikan indikasi bahwa terjadinya peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan pendidikan di semua jenjang pendidikan yang ada di Kabupaten Kampar. Hal ini tentu tidak terlepas dari besarnya komitmen Pemerintah Daerah Kampar itu sendiri, tidak hanya dalam membangun dan merehabilitasi gedung sekolah, tetapi juga dalam membuat programprogram strategis dalam menunjang dunia pendidikan di Kabupaten Kampar, Termasuk juga upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar dalam meningkatkan kesejahteraan bagi guruguru yang bertugas di daerah terisolir. II.4.4 Angka Partisipasi Murni (APM) APM merupakan salah satu tolok ukur yang digunakan MDGs dalam mengukur pencapaian kesetaraan gender dibidang pendidikan. APM mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat waktu, yang dibagi dalam tiga kelompok jenjang pendidikan yaitu SD untuk penduduk Usia 712 tahun, SMP untuk penduduk Usia 1315 tahun, dan SMA untuk penduduk Usia tahun. Untuk melihat capaian APM dari Tahun , dapat di lihat pada Tabel dibawah ini. Tabel 12 Angka Partisipasi Murni (APM) Berdasarkan Jenjang Pendidikan Tahun Kabupaten Kampar No Jenjang Pendidikan Angka Partisipasi Murni (APM) % SD/MI/SDLB 89,53 90,20 99,20 99,40 99,50 2 SMP/MTS/SMP LB 86,04 88,66 88,29 84,50 87,20 3 SMA/MA/SMK/SMA LB 38,14 37,83 38,21 48,65 49,98 Sumber : Profil kabupaten Kampar, 2010 Dari tabel di atas terlihat bahwa Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Kampar untuk jenjang pendidikan SD sederajat terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan terbesar terjadi pada rentang Tahun , yaitu sebesar 9 persen. Hal ini tidak di ikuti oleh jenjang pendidikan SMP dan SMA sederajat, yang cendrung mengalami fluktuasi. Untuk Angka Partisipasi Murni pada jenjang pendidikan SMP sederajat terjadi penurunan yang drastis pada rentang Tahun , yaitu sebesar 3,79 persen. Namun pada tahun berkutnya terjadi lagi peningkatan, meskipun peningkatan tersebut belum bisa menyamai Angka Partisipasi Murni Kabupaten Kampar tahun Kondisi ini tidak jauh berbeda untuk jenjang pendidikan SMA sederajat, dimana Angka Partispasi Murni mengalami fluktuasi selama rentang lima tahun terakhir. Pada periode Tahun terjadi penurunan APM, namun pada tahun berikutnya justru terjadi peningkatan yang cukup signifikan. RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 11

22 II.4.5 Jumlah sekolah negeri dan swasta Untuk melihat jumlah sekolah TK, SD, SLTP, SMU dan SMK Negeri dan Swasta di Kabupaten Kampar selama Tahun dapat dilihat pada Tabel dibawah ini. NO Tabel 13 Jumlah Sekolah Negeri dan Swasta Tahun Kabupaten Kampar TAHUN SEKOLAH NEG SWT NEG SWT NEG SWT NEG SWT NEG SWT 1 TK SD SLTP SMU SMK Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda & Olahraga dalam profil kabupaten Kampar 2010 Dari tabel di atas terlihat bahwa untuk sekolah negeri di Kabupaten Kampar kecendrungan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dari segi jumlah. Kondisi ini mengisyaratkan bahwa perhatian pemerintah terhadap dunia pendidikan cukup tinggi. Namun bila kita hubungkan dengan peningkatan sumber daya manusia dalam menghadapi pasar kerja yang semakin kompetitif, maka masih banyak yang harus di benahi. Tabel 14 Jumlah Sekolah Agama Negeri dan Swasta Menurut Jenjang Pendidikan Tahun Kabupaten Kampar TAHUN SEKOLAH M. IBTIDAIYAH M. TSANAWIYAH M. ALIYAH NEG SWT NEG SWT NEG SWT NEG SWT NEG SWT Sumber : Kampar Dalam Angka Dari tabel di atas terlihat bahwa penambahan jumlah sekolah agama dari berbagai jenjang pendidikan di Kabupaten Kampar selama rentang lima tahun terakhir sangat kecil sekali bahkan cenderung tetap. Hal ini bukan karena kebijakan Pemerintah Daerah untuk tidak menambah sekolah agama di Kabupaten Kampar, tapi lebih disebabkan masih kurangnya minat orang tua untuk mengantarkan anaknya ke pendidikan agama. Di berbagai jenjang pendidikan sekolah agama yang ada, jumlah muridnya sangat sedikit bila dibandingkan dengan pendidikan umum. Kondisi ini tidak memungkinkan bagi pemerintah daerah untuk melakukan penambahanan gedung sekolah baru. II.4.6 Rasio Guru dan murid Berhasilnya suatu pendidikan sangat di pengaruhi oleh kualitas guru yang tersedia. Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar melalui anggaran yang ada untuk mendukung berbagai program di bidang pendidikan, terus melakukan upaya peningkatan kualitas guru yang ada. Disamping itu, Pemerintah Daerah juga sangat serius dalam meningkatkan kesejahteraan guru, terutama bagi guruguru yang bertugas di daerah terpencil. Permasalahan mendasar yang dihadapi Pemerintah daerah Kabupaten Kampar sekarang ini adalah pemerataan guru. Masih banyak guruguru yang enggan bertugas di daerah terpencil, kondisi ini menyebabkan pemerataan pendidikan di Kabupaten Kampar mengalami kesenjangan. Untuk melihat perbandingan jumlah guru pada berbagai jenjang pendidikan di Kabupaten Kampar, dapat di lihat pada tabel di bawah ini II 12 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

23 Tabel 15 Jumlah Guru pada Sekolah Negeri dan Swasta Menurut Jenjang Pendidikan Tahun Kabupaten Kampar NO Sumber : Kampar Dalam Angka 2010 Tabel di atas menggambarkan jumlah guru masingmasing sekolah negeri yang ada di Kabupaten Kampar, baik guru yang statusnya sebagai Pegawai Negeri Sipil maupun yang Non Pegawai Negeri Sipil. Meskipun di lihat dari jumlah guru pada masingmasing jenjang pendidikan cukup banyak, namun sampai saat ini Kabupaten Kampar masih kekurangan tenaga pengajar, terutama untuk daerahdaerah terisolir. Dari data yang ada, jumlah guru yang paling banyak justru berada pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar dan di ikuti jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Tabel 16 Jumlah Sekolah Agama Negeri dan Swasta Menurut Jenjang Pendidikan Tahun Kabupaten Kampar T A H U N Sekolah M. IBTIDAIYAH M. TSANAWIYAH M. ALIYAH SEKOLAH NEG SWT NEG SWT NEG SWT NEG SWT NEG SWT Sumber : Kampar Dalam Angka Dari Tabel di atas terlihat bahwa meskipun penambahan jumlah guru setiap tahunnya di sekolah agama relatif sedikit, tetapi penambahan ini terjadi setiap tahunnya. II.4.7 Angka Usia Harapan Hidup Kemampuan untuk bertahan hidup lebih lama diukur dengan indikator harapan hidup pada saat lahir. Variabel ini mencerminkan lama seseorang hidup dan lama seseorang hidup sehat. Lamanya sesorang dapat bertahan hidup dan seseorang itu hidup dalam keadaan sehat dapat ditunjukkan dengan besarnya angka harapan hidup suatu wilayah. Untuk melihat Angka Harapan Hidup di Kabupaten Kampar dari Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2009, dapat di lihat pada tabel berikut. Tabel 17 Perbandingan Angka Harapan Hidup Kabupaten Kampar dengan Ratarata Angka Harapan Hidup Provinsi Riau AHH Kampar 67,90 68,13 68,21 68,36 68,52 Riau 70,80 71,00 71,10 71,25 71,40 Sumber : Kampar Dalam Angka 2010 Dari tabel di atas terlihat bahwa dari tahun ke tahun Angka Harapan Hidup di Kabupaten Kampar menunjukkan peningkatan, meskipun peningkatan tersebut tidak begitu signifikan. Kenaikan angka harapan hidup menunjukkan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Dibalik kenaikan angka harapan hidup tercermin perbaikan pada pelayanan kesehatan melalui keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan T A H U N NEG SWT NEG SWT NEG SWT NEG SWT NEG SWT 1 TK SD SLTP SMU SMK RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 13

24 II.4.8 Angka Kesakitan Ada berbagai jenis penyakit yang menjangkiti masyarakat Kampar selama lima tahun terakhir ini, hal ini dapat dilihat dari tabel berikut. Tabel 18 Persentase Sepuluh Macam Penyakit Paling Banyak di Derita Masyarakat Tahun Kabupaten Kampar JUMLAH PENDERITA NO. JENIS PENYAKIT Penyakit Infeksi usus lainnya ISPA Hipertensi Esensial Arthritis Rheumatoid Diare & Gastroentritis Infeksi Kulit & Jari. Sub kutan Gatritis & Duodenitis Sebab Luar lainnya Dermatitis & Eksim Penyakit lain pada SPA J U M L A H Sumber : Kampar Dalam Angka 2010 Dari tabel di atas terlihat bahwa ada kecendrungan dari tahun ketahun jumlah penderita penyakit di Kabupaten Kampar mengalami fluktuasi. Pada Tahun 2009 terjadi peningkatan jumlah penderita penyakit di Kabupaten Kampar, namun kondisi ini kembali terjadi penurunan pada Tahun Kondisi ini hendaknya bisa di pertahankan pada Tahun 2011, kalau bisa di turunkan lagi. Sebagai leading sector, Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar harus mampu mengatasi permasalahan ini. Meskipun upaya menjaga kesehatan merupakan kewajiban setiap masyarakat itu sendiri. II.4.9 Jumlah Sarana Kesehatan Untuk melihat jumlah sarana kesehatan pemerintah selama lima tahun terakhir, dapat di lihat pada tabel di bawah ini. NO Tabel 19 Jumlah Sarana Kesehatan Pemerintah Tahun Kabupaten Kampar TAHUN SARANA KESEHATAN Rumah Sakit Puskesmas Perawatan Puskesmas Non Perawatan Puskesmas Pembatu Puskesmas Keliling Darat Puskesmas Keliling Air Sumber : Profil Kampar Dari tabel diatas dapat dilihat terjadi penambahan sarana kesehatan dari Tahun untuk puskesmas, baik puskesmas perawatan, non perawatan, pembantu, keliling darurat, dan keliling air, sedangkan sarana kesehatan rumah sakit sama sekali tidak terjadi penambahan II 14 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

25 II.5 ASPEK PELAYANAN UMUM II.5.1 Fokus Layanan Urusan Wajib II II Pendidikan Angka Partisipasi Sekolah II Angka Partisipasi Kasar Pendidikan merupakan salah satu pilar terpenting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, bahkan kinerja pendidikan yang merupakan gabungan Angka Partisipasi Kasar (APK) jenjang pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi dan angka melek huruf digunakan sebagi variabel dalam menghitung Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bersamasama dengan variabel kesehatan dan ekonomi. Oleh karena itu, pembangunan pendidikan harus mampu menjamin pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efesiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan, sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global. Peningkatan akses pendidikan masyarakat harus di ikuti dengan pemerataan kesemapatan memperoleh pendidikan pada semua kelompok masyarakat. Indikator yang biasa di pakai untuk mengevaluasi keberhasilan dalam pembangunan bidang pendidikan yang terkait dengan hak akses seseorang anak menerima pendidikan pada jenjang pendidikan tertentu adalah dengan menghitung Angka Partisipasi Kasar (APK) suatu jenjang pendidikan. Angka Partisipasi Kasar menunjukkan proporsi anak sekolah, baik lakilaki maupun perempuan pada suatu jenjang pendidikan tertentu dalam kelompok umur yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. Angka ini memberikan gambaran secara umum mengenai jumlah anak yang menerima pendidikan pada jenjang pendidikan tertentu dan biasanya tidak memperhatikan umur siswa. Untuk melihat persentase Angka Partisipasi Kasar Kabupaten kampar berdasarkan jenjang pendidikan Tahun , dapat di lihat pada tabel di bawah ini. Tabel 20 Angka Partisipasi Kasar (APK) Berdasarkan Jenjang Pendidikan Tahun Kabupaten Kampar No Jenjang Pendidikan Angka Partisipasi Kasar (Apk) % SD/MI/SDLB 105,56 106,35 107,40 109,00 110,60 2 SMP/MTS/SMP LB 88,40 89,70 90,90 95,70 98,70 3 SMA/MA/SMK/SMA LB 39,52 38,95 38,93 53,19 57,73 Sumber : Profil Kabupaten Kampar, 2010 Dari tabel 2.8 di atas terlihat bahwa Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Kampar terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, kecuali untuk jenjang pendidikan SMA sederajat yang mengalami penurunan pada Tahun 2007 dan Kenaikan APK Kabupaten Kampar ini memberikan indikasi bahwa terjadinya peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan pendidikan di semua jenjang pendidikan yang ada di Kabupaten Kampar. Hal ini tentu tidak terlepas dari besarnya komitmen Pemerintah Daerah Kampar itu sendiri, tidak hanya dalam membangun dan merehabilitasi gedung sekolah, tetapi juga dalam membuat programprogram strategis dalam menunjang dunia pendidikan di Kabupaten Kampar, Termasuk juga RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 15

26 upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar dalam meningkatkan kesejahteraan bagi guruguru yang bertugas di daerah terisolir. II Angka Partisipasi Murni (APM) APM merupakan salah satu tolok ukur yang digunakan MDGs dalam mengukur pencapaian kesetaraan gender dibidang pendidikan. APM mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat waktu, yang dibagi dalam tiga kelompok jenjang pendidikan yaitu SD untuk penduduk Usia 712 tahun, SMP untuk penduduk Usia 1315 tahun, dan SMA untuk penduduk Usia tahun. Untuk melihat capaian APM dari Tahun , dapat di lihat pada Tabel dibawah ini. Tabel 21 Angka Partisipasi Murni (APM) Berdasarkan Jenjang Pendidikan Tahun Kabupaten Kampar ANGKA PARTISIPASI MURNI (APM) % NO JENJANG PENDIDIKAN SD/MI/SDLB 89,53 90,20 99,20 99,40 99,50 2 SMP/MTS/SMP LB 86,04 88,66 88,29 84,50 87,20 3 SMA/MA/SMK/SMA LB 38,14 37,83 38,21 48,65 49,98 Sumber : Profil kabupaten Kampar, 2010 Dari tabel di atas terlihat bahwa Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Kampar untuk jenjang pendidikan SD sederajat terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan terbesar terjadi pada rentang Tahun , yaitu sebesar 9 persen. Hal ini tidak di ikuti oleh jenjang pendidikan SMP dan SMA sederajat, yang cendrung mengalami fluktuasi. Untuk Angka Partisipasi Murni pada jenjang pendidikan SMP sederajat terjadi penurunan yang drastis pada rentang Tahun , yaitu sebesar 3,79 persen. Namun pada tahun berikutnya terjadi lagi peningkatan, meskipun peningkatan tersebut belum bisa menyamai Angka Partisipasi Murni Kabupaten Kampar tahun Kondisi ini tidak jauh berbeda untuk jenjang pendidikan SMA sederajat, dimana Angka Partispasi Murni mengalami fluktuasi selama rentang lima tahun terakhir. Pada periode tahun terjadi penurunan APM, namun pada tahun berikutnya justru terjadi peningkatan yang cukup signifikan. II Angka Putus Sekolah Tabel 22 Angka Putus Sekolah Kabupaten Kampar NO INDIKATOR CAPAIAN KINERJA PERSENTASE CAPAIAN(%) Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA Sumber:LPPD Kabupaten Kampar,2011 Terdapat penurunan angka putus sekolah Tahun 2010 dibanding Tahun 2008 di semua jenjang pendidikan. Untuk jenjang SD/MI/Paket A angka putus sekolah turun sebesar 0,02%; jenjang SMP/MTs/Paket B turun sebesar 0,74%; dan jenjang SMU/SMK/MA/ Paket C turun sebesar 0,05%. II 16 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

27 II Angka Kelulusan Sekolah No Tabel 23 Angka Kelulusan Sekolah Tahun Kabupaten Kampar Indikator Capaian Kinerja Persentase Capaian(%) Angka Kelulusan (AL) SD/MI Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA Sumber:LPPD Kabupaten Kampar,2011 Terdapat Penurunan angka kelulusan Tahun 2010 dibanding Tahun 2008 pada jenjang pendidikan SMU/SMK/MA sebesar 26,31%, Jenjang SMP/MTs/Paket B sebesar 15,39% dan SD/MI Paket A 8,13%. Hal ini disebabkan karena angka kelulusan yang semula ditentukan dengan Ujian Sekolah mulai tahun 2007/2008 ditentukan dengan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN). No Tabel 24 Angka Melanjutkan Sekolah Tahun Kabupaten Kampar Indikator Capaian Kinerja Persentase Capaian(%) Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA Sumber:LPPD Kabupaten Kampar, Terdapat kenaikan angka melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs Tahun 2010 dibanding Tahun 2008 sebesar 2,90%. Sementara, kenaikan angka melanjutkan dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA tahun 2010 dibanding Tahun 2008 sebesar 2,50%. NO Tabel 25 Guru yang Memenuhi Kualifikasi S1/DIV Tahun Kabupaten Kampar PERSENTASE CAPAIAN(%) INDIKATOR CAPAIAN KINERJA Guru yang memenuhi kualifikasi S1/DIV Sumber:LPPD Kabupaten Kampar,2011 Terdapat Penurunan angka terhadap guru yang memenuhi kualifikasi S1/ D IV Tahun 2010 dibanding Tahun 2008 sebesar 10,31%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase Guru bersertifikat S1/D4 dari seluruh jumlah guru pada tingkat SD, SLTP dan SLTA hanya 32,71% dan 67,29% belum bersertifikat S1/D4. II Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Tabel 26 Persentase (%) Capaian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kabupaten Kampar Persentase Capaian(%) No Indikator Capaian Kinerja Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Sumber:LPPD Kabupaten Kampar,2011 Terdapat kenaikan persentasi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Tahun 2010 dibandingkan dengan Tahun Ini menandakan bahwa jumlah anak Usia 4 6 tahun yang mengikuti pendidikan Jenjang TK/RA/Penitipan anak semakin besar. Hal ini dapat disebabkan oleh makin berkembangnya lembaga PAUD baik formal maupun non formal di Kabupaten Kampar disertai dengan semakin meningkatnya kesadaran orang tua untuk memasukkan anaknya di PAUD terlebih dahulu sebelum masuk SD/MI. RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 17

28 II Angka Melek Huruf Tabel 27 Persentase (%) Capaian Angka Melek Huruf Tahun Kabupaten Kampar Persentase Capaian(%) No Indikator Capaian Kinerja Pendidikan yang berusia > 15 tahun melek huruf (tidak buta aksara) Sumber:LPPD Kabupaten Kampar,2011 Perkembangan penduduk yang berusia > 15 tahun melek huruf (tidak buta aksara) meningkat tipis, artinya hampir semua penduduk usia 15 Th ke atas dapat baca tulis. II Fasilitas Pendidikan II Rasio siswa terhadap ruang belajar Tabel 28 Rasio siswa terhadap ruang belajar Tahun Kabupaten Kampar Tahun No Uraian SD 1:18 1:19 1:18 1:18 2 SLTP 1:40 1:40 1:37 1:37 3 SLTA 1:24 1:24 1:34 1:34 Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Tabel diatas menunjukan, rasio siswa terhadap ruang belajar untuk jenjang pendidikan SD, SLTP dan SLTA sejak tahun 2007 s/d 2010 sudah diatas standar rasio ideal Kementerian Pendidikan Nasional RI yaitu Rasio 1 : 40. II Persentase guru bersertifikat Kabupaten Kampar Tabel 29 Persentase guru bersertifikat Tahun Kabupaten Kampar Tahun No Uraian SD 2,83 5,91 10,86 10,86 2 SLTP 5,75 16,68 19,70 19,70 3 SLTA 29,75 28,97 29,78 29,78 Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Persentase guru bersertifikat cenderung meningkat dibanding Tahun 2007, pada tahun 2010 persentase peningkatan guru bersertifikat pada jenjang SD sebesar 8,03%, Jenjang SLTP 13,95% dan jenjang SLTA 0,03%. II Rasio Murid Terhadap Guru Sekolah Tabel 30 Rasio Murid Terhadap Guru Sekolah Tahun Kabupaten Kampar NO URAIAN TAHUN SD 1:16 1:16 1:16 1:16 2 SLTP 1:12 1:12 1:13 1:13 3 SLTA 1:08 1:08 1:10 1:10 Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Rasio murid terhadap siswa di Kabupaten Kampar masih diatas standar Kementerian Pendidikan Nasional dengan 1:20. Artinya jumlah guru yang ada di Kabupaten Kampar telah memenuhi jumlah yang dibutuhkan. Namun fakta di lapangan menyatakan bahwa penyebaran jumlah guru di Kecamatan Kecamatan belum berjalan dengan baik, sehingga menyebabkan adanya kesenjangan rasio pada beberapa kecamatan. II 18 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

29 II Banyak Ruang Belajar Tabel 31 Banyak Ruang Belajar Tahun Kabupaten Kampar TAHUN NO URAIAN SD SLTP SLTA Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Jumlah ruang belajar tahun 2010 cenderung meningkat dibanding pada tahun 2007, pada jenjang SD terjadi penambahan ruang belajar sebanyak 121 ruang, SLTP 80 ruang dan SD 14 ruang. II Rasio Buku Teks Terhadap Jumlah Siswa Tabel 32 Rasio Buku Teks Terhadap Jumlah Siswa Tahun Kabupaten Kampar NO URAIAN TAHUN SD 42% 43% 43% 2 SLTP 55% 55% 65% 65% 3 SLTA 50% 65% 70% 70% Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Rasio buku teks terhadap siswa terjadi peningkatan dari tahun 2007 s/d Artinya jumlah buku teks yang tersedia belum sebanding dengan jumlah murid yang membutuhkan buku teks tersebut. II Data Jumlah Sekolah Tabel 33 Data Jumlah Sekolah Tahun Kabupaten Kampar SEKOLAH NEGERI TAHUN JENJANG PENDIDIKAN TK SD SMP SMA SMK SEKOLAH SWASTA TAHUN JENJANG PENDIDIKAN TK SD SMP SMA SMK Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Tabel diatas menunjukkan, Sekolah Negeri di Kabupaten Kampar untuk Tingkat TK tahun 2010 bertambah 2 sekolah dibanding tahun 2005, untuk tingkat SD bertambah 8 sekolah atau ratarata bertambah 2 sekolah tiap tahun, untuk tingkat SMP bertambah 13 sekolah atau ratarata bertambah 3 sekolah tiap tahun, untuk tingkat SMA bertambah 8 sekolah atau ratarata bertambah 1 sekolah (4%) tiap tahun dan untuk tingkat SMK bertambah 3 sekolah dibanding tahun RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 19

30 Sekolah Swasta di Kabupaten Kampar untuk Tingkat TK tahun 2010 bertambah 29 sekolah dibanding tahun 2006, untuk tingkat SD bertambah 6 sekolah, untuk tingkat SMP bertambah 12 sekolah atau ratarata bertambah 2 sekolah tiap tahun, untuk tingkat SMA berkurang 3 sekolah dan untuk tingkat SMK bertambah 8 sekolah atau ratarata bertambah 2 sekolah dibanding tahun Pada Tahun 2010, Jumlah sekolah Negeri yang paling banyak menurut Kecamatan untuk tingkat SD berada di Kecamatan Tapung yaitu sebanyak 41 SD dan Kecamatan Tapung Hulu 37 SD, pada tingkat SLTP jumlah terbanyak pada Kecamatan Tapung yaitu 7 SLTP serta Kecamatan Tambang dan XIII Koto Kampar 5 SLTP, sedangkan untuk tingkat SLTA/SMK jumlah terbanyak di Kecamatan Tapung dan XIII Koto Kampar yaitu 4 sekolah. TAHUN Tabel 34 Data Jumlah Sekolah Agama di Tahun Kabupaten Kampar M. IBTIDAIYAH M. TSANAWIYAH M. ALIYAH NEGERI SWASTA NEGERI SWASTA NEGERI SWASTA Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Secara keseluruhan sampai dengan tahun 2009, jumlah sekolah Agama negeri dan swasta di Kabupaten Kampar adalah 121 sekolah yang terdiri dari 42 sekolah tingkat M. Ibtidaiyah, 357 sekolah tingkat M. Tsanawiyah dan 178 sekolah tingkat M. Aliyah. Persentase jumlah sekolah agama negeri tingkat M. Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah adalah 12,04% sedangkan sekolah swasta 89,26%. II Kesehatan Adapun Capaian Penyelenggaraan Urusan Kesehatan di Kabupaten Kampar Tahun adalah sebagai berikut: II Kualitas Pelayanan Kesehatan Dasar Capaian kinerja kualitas pelayanan kesehatan dasar dapat diuraikan sebagai berikut: Tabel 35 Tingkat Capaian Penyelenggaraan Urusan Kesehatan Tahun Kabupaten Kampar PERSENTASE CAPAIAN KINERJA ( % ) NO INDIKATOR CAPAIAN KINERJA Cakupan Komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan Cakupan penemuan dan penanganan penderita TBC BTA Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Cakupan kunjungan bayi Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Tabel diatas menunjukkan bahwa Cakupan Komplikasi kebidanan yang ditangani menggambarkan Jumlah Komplikasi kebidanan yang mendapat penanganan definitif di dibanding jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan pada tahun 2010 meningkat 12,92% dari tahun 2008, meskipun pada Tahun 2009 menurun 2,54%. Pada Tahun 2010 dilakukan II 20 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

31 Kegiatan bersifat pemberian bantuan transport pada Bidan Desa/bidan koordinator dalam rangka memberikan pelayanan khusus kepada ibu hamil resiko tinggi. Proses Penjaringan Ibu Hamil Resiko Tinggi oleh Bidan Desa di bagi pelaksanaannya dalam 2 sesi, semester I dan semester ke II, semester pertama diharapkan dapat terjaring ibu hamil 1000 bumil resti begitu juga pada semester kedua diharapkan dapat terjaring jumlah bumil yang sama, sehingga pada tahun 2010 dapat terjaring sebanyak 2000 ibu hamil resiko tinggi, angka tersebut masih menjangkau sekitar 75% dari perkiraan sasaran bumil resti secara keseluruhan yang diperkirakan mencapai angka lebih kurang 3000 bumil resti. Dalam melaksanakan penjaringan, bidan desa/koordinasi mempergunakan quisioner bumil resti. Adapun kendala yang dihadapi dalam upaya meningkatkan capaian cakupan Komplikasi kebidanan yang ditangani adalah belum semua desa melaksanakan program P4K dan belum memasang stiker P4K pada rumah bumil. Sebagai solusinya adalah mensosialisasikan program P4K pada bidan desa. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan menggambarkan bahwa jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan dibanding jumlah seluruh sasaran ibu bersalin di wilayah tertentu pada tahun 2010 meningkat 5,35% dari tahun 2008, meskipun pada tahun 2009 menurun tajam sebesar 6,47%. Adapun yang kendala yang dihadapi adalah belum adanya bidan dan dukun bermitra yang memakai/ada MOU, belum semua bidan dari Kabupaten Kampar yang mengikuti pelatihan APN, baru 142 orang (52,59%) dan belum semua bidan yang mendapat bidan KIT. Sebagai solusinya adalah Mengadakan pelatihan APN update bidan yang ada di Kabupaten Kampar, mensosialisasikan kemitraan dukun dengan bidan desa dan membuat MOU nya, Seluruh bidan desa/poskesdes sebaiknya mempunyai/mendapatkan bidan KIT. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) menggambarkan Jumlah Desa/ Kelurahan yang dilakukan Imunisasi anak dibanding jumlah seluruh desa yang ada pada tahun 2010 menurun 9,04% dari tahun Hal ini disebabkan karena pelaksanaan sweeping imunisasi belum maksimal, Vaksin campak dan BCG masih kurang serta kesadaran masyarakat untuk imunisasi masih kurang, antara lain masih ada ibu yang menolak bayinya untuk disuntik. Sebagai solusinya adalah meningkatkan kegiatan sweeping dan melaksanakan penyuluhan imunisasi melalui orang tua. Cakupan Balita Gizi Buruk yang mendapat perawatan menggambarkan jumlah balita gizi buruk yang mendapat perawatan di sarana pelayanan kesehatan dibanding jumlah seluruh gizi buruk yang ditemukan di Kabupaten Kampar, Pada Tahun 2009 dan 2010, seluruh jumlah bayi gizi buruk yang ditemukan, semua telah mendapat perawatan. Pada Tahun 2010, dilakukan pemetaan informasi masyarakat kurang gizi melalui penimbangan bayi dan balita, pemantauan ibu hamil dan meyusui diseluruh posyandu Kabupaten Kampar, sehingga didapat gambaran wilayah dan kantongkantong kekurangan gizi. Tindaklanjut dari kegiatan ini diikuti dengan pemberian makanan tambahan dan vitamin yaitu pemberian susu gizi buruk kepada balita yang terpantau mengalami masalah kenaikan berat badan selain itu juga diberikan suplemen vitamin ibu menyusui kepada 100 desa yang diperkirakan mengalami kekurangan vitamin. RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 21

32 Cakupan penemuan dan penanganan penderita TBC BTA sejak tahun 2008 s/d 2010 terus mengalami penurunan, pada tahun 2008 persentase capaian 70%, namun pada tahun 2010 turun 39,2% menjadi 30,80%. Berdasarkan data terakhir tahun 2010 dari jumlah perkiraan penderita baru TBC BTA (+) hanya 316 jumlah penderita baru TBC BTA (+) yang ditemukan dan diobati. Hal ini disebabkan karena Seksi P2P belum memiliki tenaga wasor yang terlatih, masih terdapatnya tenaga puskesmas yang belum memiliki tenaga analisis kesehatan serta petugas pemegang program TB paru di Puskesmas banyak yang belum terlatih. Adapun solusi mengatasi kendala tersebut yaitu mengusulkan di APBD untuk diadakan pelatihan TB paru bagi petugas pemegang Program TBParu. Persentase capaian kinerja dalam bidang Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD, sejak tahun 2007 s/d 2010 adalah 100%. Terakhir pada tahun 2010, dari 90 jumlah penderita DBD yang ditemukan, semuanya telah ditangani sesuai standar prosedur operasi (SOP) yang ditetapkan. Persentase capaian Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin, pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 11,64% dari Tahun pada tahun 2010 dari jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kampar, hanya (40,36%) yang melakukan kunjungan ke sarana kesehatan. Pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin menjadi program nasional di seluruh Indonesia yang dilayani melalui Program JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat). Sebenarnya mulai tahun 2007, pelayanan penduduk miskin sudah dicanangkan melalui program ASKESKIN kemudian di tahun 2008 sampai dengan sekarang menjadi Program JAMKESMAS. Dari evaluasi pelaksanaan, jumlah masyarakat miskin yang memanfaatkan pelayanan kesehatan di sarana kesehatan pemerintah sebesar 40 52% dari total peserta jamkesmas. Adapun yang menjadi kendala dalam upaya persentase pencapaian cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin diantaranya adalah rasio sarana pelayanan kesehatan terhadap jumlah penduduk belum sesuai dengan standar, yaitu 1 puskesmas untuk jiwa. Sedangkan rasio puskesmas dengan jumlah penduduk Kampar saat ini adalah 28 puskesmas untuk jiwa atau 1: jiwa. Artinya peningkatan pertumbuhan penduduk tidak diiringi dengan pembangunan puskesmas/sarana kesehatan dasar. Agar sesuai dengan stardar kesehatan jumlah puskesmas yang dibutuhkan untuk mengimbangi jumlah penduduk saat ini adalah 40 Puskesmas selain itu selalu tidak tepatnya sasaran Jamkesmas, adanya peserta yang tidak bisa diketahui keberadaannya, Dana bersalin masyarakat miskin tidak terserap maksimal dikarenakan masih banyaknya masyarakat miskin yang belum memiliki kartu Jamkesmas. Sebagai solusi dari kendala diatas yaitu membangun puskesmas di setiap kecamatan dan puskesmas pembantu di lokasi atau desa yang jauh dari akses ke puskesmas induk, perlu dilakukan validasi data agar tepat sasaran dan perlu adanya dana pendamping bagi pasien yang dirujuk. Persentase capaian cakupan kunjungan bayi tahun 2010 mengalami penurunan jika dibanding pada tahun 2007, 2008 dan Dibanding tahun 2009, persentase capaian kinerja menurun hingga 17,3%. Cakupan kunjungan bayi sejak tahun 2009 telah memenuhi target yang ditetapkan yaitu 90,16%, namun pada tahun 2010 cakupannya menurun menjadi 72,86%. Hal ini kemungkinan terjadi akibat banyaknya penduduk yang bermukim wilayah II 22 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

33 perbatasan KamparPekanbaru, sehingga menyebabkan semakin banyaknya kunjungan bayi ke luar daerah untuk diperiksa di wilayah Pekanbaru. Agar pencapaian tersebut dapat meningkat atau memenuhi target maka pertemuan dan pembinaan kepada bidan harus semakin intensif dilaksanakan. II Kondisi Sarana dan Prasarana Urusan Kesehatan II Jumlah Sarana Kesehatan Pemerintah dan Posyandu di Kabupaten Kampar Tahun Tabel 36 Jumlah Sarana Kesehatan Pemerintah dan Posyandu Tahun Kabupaten Kampar TAHUN NO KETERANGAN Rumah Sakit Puskesmas (Pembantu) Puskesmas Darat Puskesmas Air Puskesmas Keliling Posyandu Jumlah Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Sarana Kesehatan dan Posyandu sejak tahun 2006 mengalami Peningkatan tiap tahunnya, pada tahun 2010 sarana kesehatan pemerintah dan posyandu di Kabupaten Kampar bertambah sebanyak 95 unit atau rata rata pertumbuhan 19 unit (2,5%) setiap tahunnya. Ratarata angka pertumbuhan sarana kesehatan pemerintah dan posyandu yaitu untuk puskesmas (pembantu) 6,67%/tahun, puskesmas darat 3,91%/ tahun dan posyandu 2,05%/ tahun. Dari 624 jumlah posyandu yang ada di Kabupaten Kampar, jumlah kader posyandu sampai dengan tahun 2010 sebanyak orang yang tersebar di seluruh desa/kelurahan.namun bila dilihat dari laju pertumbuhan penduduk, peningkatan sarana kesehatan pemerintah dan posyandu belum mengimbangi laju pertumbuhan penduduk yang saat ini berjumlah jiwa. II Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Kampar NO Tabel 37 Jumlah Tenaga Kesehatan Tahun Kabupaten Kampar TAHUN TENAGA KESEHATAN Dokter Umum Dokter Spesialis Dokter Gigi Bidan Perawat Jumlah Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Jumlah tenaga Kesehatan di Kabupaten Kampar sejak tahun 2006 sampai pada Tahun 2010 mengalami pertambahan sebanyak 312 orang atau ratarata pertambahan 62 (9,5%) tenaga kesehatan / tahunnya. Peningkatan tenaga kesehatan ini untuk mengimbangi pertambahan jumlah infrastruktur kesehatan dan pertumbuhan penduduk yang juga meningkat setiap tahunnya. RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 23

34 Perkembangan yang cukup signifikan yaitu pertambahan jumlah dokter spesialis, dimana pada tahun 2006 s/d 2009 tidak terdapat dokter spesialis di Kabupaten Kampar, namun pada tahun 2010 bertambah sebanyak 15 orang dokter spesialis. Perkembangan lainnya yaitu pertambahan jumlah bidan sebanyak 137 orang dibanding tahun 2009, hal ini guna memenuhi kebutuhan bidanbidan desa, guna menekan angka resiko kematian terhadap ibu hamil dan bayi. Pertambahan dokter umum tahun 2010 sebanyak 9 orang dibanding tahun 2009, dokter gigi 11 orang, dan perawat 7 orang. II Jumlah Tenaga Paramedis Tabel 38 Jumlah Tenaga Paramedis Tahun RSUD Bangkinang Kabupaten Kampar NO JENIS TENAGA PARAMEDIS S1 / D4 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Anestesi D3 Kebidanan SPK/SPR (Perawat Kesehatan) Bidan SPRG SKM JENIS TENAGA MEDIS Dokter Spesialis Bedah Dokter Spesialis Interne Dokter Spesialis Obsgyn Dokter Spesialis Anak Dokter Spesialis THT Dokter Spesialis Mata Dokter Spesialis Radiologi 2xsebulan 2xsebulan Dokter Spesialis Patologi klinik Dokter Spesialis Paru Dokter PPDS (Pddk. Dokter Spesialis) Dokter Spesialis Neurologi 3xsebulan 3xsebulan 3xsebulan 3xsebulan 12 Dokter Spesialis Kulit 2xsebulan 2xsebulan 2xsebulan 2xsebulan 13 Dokter Strata Dokter Umum PNS Dokter Umum PTT Dokter Gigi PNS Dokter Gigi PTT Jumlah Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Berdasarkan tabel diatas sampai dengan Tahun 2010, Dokter spesialis yang dimiliki oleh RSUD Bangkinang berjumlah 14 orang dibanding pada tahun 2009 bertambah 4 orang Dokter spesialis. Sedangkan sebanyak 5 orang dokter sedang menjalani tugas belajar untuk mendapatkan Dokter Spesialis. II Jumlah Pasien Rawat Inap Tabel 39 Jumlah Pasien Rawat Inap Menurut Jenis Ruang Perawatan Tahun RSUD Bangkinang Kabupaten Kampar NO RUANG PERAWATAN Interne (Penyakit Dalam) Bedah Anak Kebidanan dan Kandungan Perinatologi Pavilun VIP ICU II 24 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

35 NO RUANG PERAWATAN THT * Mata * Bayi Rawat Gabung Jumlah Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa setiap tahunnya jumlah pasien rawat inap di RSUD Kabupaten Kampar terus mengalami peningkatan. Rata rata peningkatan jumlah pasien rawat inap RSUD Bangkinang mulai tahun 2006 s/d 2010 sebesar 172 pasien tiap tahunnya (3,383%). Peningkatan jumlah pasien rawat inap terjadi pada ruang rawat inap Interne (penyakit dalam) 51 pasien/ tahun (4,9%), Bedah 32 pasien/ tahun (5,06%), Kebidanan Kandungan 36 pasien/ tahun (8%), Paviliun VIP 14 pasien/ tahun (1,58%) dan Bayi rawat gabung 66 pasien/ tahun (101,54%). Penurunan jumlah pasien rawat inap terjadi pada ruang rawat anak 8 pasien/tahun (1,09%), Perinatologi 32 pasien/ tahun (7,97%), ICU 18 pasien/tahun (8,85%), THT 8 pasien / tahun (14,58%) dan mata 9 pasien (6,04%). II Jumlah Pasien Operasi Tabel 40 Jumlah Pasien Operasi Menurut Jenis Operasi Tahun RSUD Bangkinang Kabupaten Kampar NO RUANG PERAWATAN Bedah Umum Kebidanan dan Kandungan Curretage Vaccum ekstraksi THT Mata Paru Jumlah Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Jumlah pasien operasi di RSUD Bangkinang sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 selalu berfluktuasi. Jumlah pasien terbanyak yaitu tahun 2010 dan Kecendrungan peningkatan jumlah pasien operasi di RSUD Bangkinang dimulai tahun 2008 s/d Di tahun 2010 jumlah pasien bertambah 199 pasien di banding tahun 2008 atau ratarata bertambah 66 pasien pertahun (10,11%). Ratarata jumlah pasien operasi Bedah umum di RSUD Bangkinang sejak tahun 2006 s/d 2010 sebanyak 356 pasien /tahun atau ratarata pertambahan pertahun sebanyak 181 pasien (36,2%). Ratarata jumlah pasien operasi Kebidanan dan Kandungan di RSUD Bangkinang sejak tahun 2006 s/d 2010 sebanyak 126 pasien /tahun atau ratarata pertambahan pertahun sebanyak 77 pasien (15,4%). Ratarata jumlah pasien operasi Curretage di RSUD Bangkinang sejak tahun 2006 s/d 2010 sebanyak 60 pasien /tahun atau ratarata pertambahan pertahun sebanyak 18 pasien (3,6%). Ratarata jumlah pasien operasi Vaccum ekstraksi di RSUD Bangkinang sejak tahun 2006 s/d 2010 sebanyak 22 pasien /tahun. RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 25

36 Ratarata jumlah pasien operasi THT di RSUD Bangkinang sejak tahun 2006 s/d 2010 sebanyak 38 pasien /tahun. Ratarata jumlah pasien operasi mata di RSUD Bangkinang sejak tahun 2006 s/d 2010 sebanyak 113 pasien /tahun. Selain itu RSUD Bangkinang pada tahun 2010 juga sudah mampu melaksanakan tindakan operasi paru, suatu tindakan yang sebelumnya tidak pernah dilakukan. II Indikator Keberhasilan RSUD Bangkinang Tabel 41 Indikator Keberhasilan Tahun RSUD Bangkinang Kabupaten Kampar NO INDIKATOR Jumlah Tempat Tidur (TT) Angkat Pemanfaatan TT (BOR) % ,61 3 Angka Kematian Bersih (NDR) Ratarata lama hari rawat (LOS) Selang Penggantian TT (TOI) Ratarata pemakaian 1 TT (BTO) Angka Kematian Kasar (GDR) Ratarata Pasien UGD perhari Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Angka Pemanfaatan tempat tidur (BOR) sejak tahun 2006 s/d 2010 berkisar 54 s/d 62 %, sedangkan angka standarnya adalah 60 s/d 85%. Angka kematian bersih (NDR) ratarata adalah 21,8 per mil masih dibawah angka standar yaitu 25 per mil. Ratarata lama hari rawat (LOS) adalah 4 hari dengan angka standar 69 hari. Selang penggantian tempat tidur (TOI) adalah 3 hari dengan angka standar 13 hari. Ratarata pemakaian 1 (satu) tempat tidur (BTO) adalah 48 kali dengan angka standar 4550 kali per tahun. Angka kematian kasar (GDR) adalah 54 permil dengan angka standar 45 permil pasien keluar rumah sakit. II II Pekerjaan Umum Indikator Kinerja Kunci Indikator Kinerja Kunci Tingkat Capaian Penyelenggaraan Urusan Pekerjaan Umum tahun sebagai berikut: Tabel 42 Indikator Kinerja Kunci Tingkat Capaian Penyelenggaraan Urusan Pekerjaan Umum Tahun Kabupaten Kampar NO INDIKATOR CAPAIAN KINERJA PERSENTASE CAPAIAN KINERJA ( % ) KETERANGAN Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik Rumah Tangga Per Sanitasi Kawasan Kumuh Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Panjang Jalan Kabupaten Kampar dalam kondisi baik terus mengalami peningkatan, dibanding tahun 2008, persentase capaian kinerja pada tahun 2010 meningkat 39,5% atau ratarata peningkatan tiap tahunnya 13,16%. Pada Tahun 2010, panjang jalan Kabupaten Kampar yang dalam kondisi baik 1.198,78 Km (59,10%) dari panjang seluruhnya yaitu 2.028,35 Km atau 829,67 Km yang dalam kondisi tidak baik. 335,93 Km dalam kondisi rsak ringan, 293,91 Km dalam kondisi rusak sedang dan 239,75 Km dalam kondisi rusak berat. II 26 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

37 Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik cenderung tidak ada perubahan, persentase capaian kinerja tahun 2009, sempat naik 0,97% dibanding tahun 2008, namun pada tahun 2010 kembali turun 0,89%. Pada tahun 2010 dari Ha luas irigasi Kabupaten Kampar, luas irigasi yang dalam kondisi baik Ha. Sedangkan luas potensial jaringan irigasi yaitu Ha serta jaringan irigasi yang fungsional Ha. Jumlah Bangunan Bendungan seluruhnya 35 unit, 22 bendungan dalam kondisi baik, 6 dalam kondisi rusak ringan dan 7 dalam kondisi rusak berat. Rumah tangga per sanitasi, persentase capaian kinerja tahun 2009 sempat naik 5,37% dari tahun 2008, namun tahun 2010 kembali turun 23,28%. Pada tahun 2010 dari jumlah total rumah tangga di Kabupaten Kampar, hanya (46,72%) rumah tangga yang bersanitasi. Persentase kawasan kumuh di Kabupaten Kampar pada tahun 2010 mengalami penurunan 0,04% dibanding tahun Pada tahun 2010 dari Ha luas wilayah Kabupaten Kampar, 12,5 Ha merupakan kawasan kumuh yang ada di Kabupaten Kampar. II Perkembangan jumlah/panjang Jalan Tabel 43 Panjang Jalan Nasional, Propinsi, dan Kabupaten, Tahun (Km) Kabupaten Kampar NO URAIAN Jalan Nasional 94,50 94,50 94,50 182,29 182,29 2 Jalan Propinsi 242,42 242,42 242,42 405,86 405,86 3 Jalan Kabupaten 2.398, ,95 2, ,019, ,35 Jumlah 2.735, , , , ,50 Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Tabel 44 Panjang Jalan Kabupaten Menurut Jenis Permukaan Jalan Tahun (Km) Kabupaten Kampar NO JENIS / BAHAN DASAR Aspal 857,70 906,22 906,22 875,79 925,56 2 Kerikil 1.088, , ,80 935,98 849,34 3 Tanah 624,35 530,25 530,25 207,75 253,45 Jumlah 2.570, , , , ,35 Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Panjang jalan Kabupaten Kampar yang beraspal pada tahun 2010, meningkat 67,86 Km (7,91%) di banding tahun 2006 atau ratarata peningkatan pertahun sepanjang 15,57 Km. Pada tahun 2010 dari 925,56 Km panjang jalan aspal Kabupaten, berdasarkan kondisi jalan sepanjang 640,74 Km dengan kondisi baik, rusak ringan sepanjang 119,02 Km, rusak sedang sepanjang 92,36 Km dan rusak berat sepanjang 73,45 Km. Panjang jalan kerikil Kabupaten Kampar sampai dengan tahun 2010 berkurang 239,36 Km (22,00%) dibanding tahun 2006 atau ratarata pengurangan pertahun sepanjang 47,91 Km. Pada Tahun 2010, dari 849,34 Km panjang jalan Kerikil Kabupaten, berdasarkan kondisi jalan sepanjang 482,39 Km dengan kondisi baik, rusak ringan sepanjang 188,30 Km, rusak sedang sepanjang 133,75 Km dan rusak berat sepanjang 44,90 Km. Panjang jalan tanah di Kabupaten Kampar pada tahun 2010 berkurang 370,9 Km (59,4%) dibanding tahun 2006 atau ratarata pengurangan pertahun sepanjang 74,18 Km. Sampai tahun 2010, panjang jalan tanah di Kabupaten Kampar yang dalam kondisi baik 75,65 Km, RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 27

38 dalam kondisi rusak ringan 28,60 Km, dalam kondisi rusak sedang 67,8 Km dan dalam kondisi rusak berat 81,4 Km. Jumlah keseluruhan panjang jalan Kabupaten Kampar sampai pada tahun 2010 adalah 2.028,35 Km, sepanjang 1.198,78 Km dalam kondisi baik, 33,92 Km rusak ringan, 293,91 Km rusak sedang dan 199,75 Km rusak berat. II Perkembangan panjang Jembatan Tabel 45 Panjang Jembatan Menurut Jenis Permukaan Tahun (M) Kabupaten Kampar NO JENIS / BAHAN DASAR Kayu 3, , , , , Beton 2, , , , , Rangka Gantung Jumlah 7, , , , , Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Panjang jembatan kayu pada tahun 2010 berkurang sepanjang meter (32,69%) dari tahun 2006 atau ratarata berkurang 245,20 meter pertahun. Sampai dengan tahun 2010 dari 2.523,50 meter panjang jembatan kayu di Kabupaten Kampar, sepanjang 847 meter dengan kondisi baik, 493,5 meter rusak ringan, 600 rusak sedang dan 583 meter rusak berat. Panjang jembatan beton pada tahun 2010 bertambah sepanjang 717,20 meter (32,68%) dari tahun 2006 atau ratarata bertambah 143,44 meter pertahun. Sampai dengan tahun 2010 dari 2.911,40 meter panjang jembatan beton di Kabupaten Kampar, sepanjang meter dengan kondisi baik, 46,5 meter rusak ringan dan 15,5 rusak sedang. Panjang jembatan Rangka dan gantung beton pada tahun 2010 hanya bertambah 1 meter dari tahun Sampai dengan tahun 2010 dari meter panjang jembatan rangka dan gantung di Kabupaten Kampar, sepanjang meter dengan kondisi baik, 110 meter rusak ringan dan 220 rusak sedang. II Perumahan Indikator Kinerja Kunci penyelenggaraan Urusan Perumahan Kabupaten Kampar dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 46 Tingkat Capaian Penyelenggaraan Urusan Perumahan Tahun Kabupaten Kampar NO INDIKATOR CAPAIAN KINERJA PERSENTASE CAPAIAN KINERJA ( % ) KETERANGAN Rumah Tangga pengguna air bersih Lingkungan Pemukiman Kumuh Rumah Layak Huni Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Persentase nilai capaian kinerja Rumah tangga pengguna air bersih tahun 2010 meningkat 8,83% dibanding tahun 2008 atau meningkat 2,94% tiap tahunnya. Pada tahun 2010, dari jumlah seluruh rumah tangga yang ada di Kabupaten Kampar, sebanyak (11,92%) rumah tangga menggunakan air bersih. Persentase nilai capaian kinerja Lingkungan Pemukiman Kumuh tahun 2010 menurun % dibanding tahun 2008 atau menurun 0,00743% tiap tahunnya. Pada tahun 2010, II 28 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

39 dari Ha luas wilayah Kabupaten Kampar, seluas 7,5 ha merupakan lingkungan pemukiman kumuh 0,0007%. Persentase nilai capaian kinerja Rumah Layak Huni tahun 2009 menurun 3,08% dibanding tahun 2008, namun pada tahun 2010 meningkat kembali 13,09 % dibanding tahun pada tahun 2010, dari jumlah seluruh rumah tangga yang ada di Kabupaten Kampar, sebanyak (80,64%) merupakan rumah layak huni. II Penataan Ruang Indikator Kinerja Kunci penyelenggaraan urusan Penataan Ruang mulai tahun adalah sebagai berikut: Tabel 47 Tingkat Capaian Penyelenggaraan Urusan Tata Ruang Tahun Kabupaten Kampar PERSENTASE CAPAIAN KINERJA ( % ) NO INDIKATOR CAPAIAN KINERJA KETERANGAN Ruang Terbuka Hijau per satuan luas wilayah ber HPL/HGB Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa capaian kinerja ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPL/ HGB pada tahun 2010 meningkat 30% dibanding tahun Pada tahun 2010 dari ,26 Ha luas wilayah ber HPL/ HGB, seluas 110,786,21 Ha merupakan luas ruang terbuka hijau (30%). II Perencanaan Pembangunan Indikator Kinerja Kunci penyelenggaraan Urusan Perencanaan Pembangunan adalah sebagai berikut : Tabel 48 Tingkat Capaian Penyelenggaraan Urusan Perencanaan Pembangunan Pemerintah Tahun Kabupaten Kampar PERSENTASE CAPAIAN KINERJA ( % ) NO INDIKATOR CAPAIAN KINERJA KET Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yang telah ditetapkan dengan PERDA 2 Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJMD yang telah ditetapkan dengan PERKADA 3 Tersedianya Dokumen Perencanaan RKPD yang telah ditetapkan dengan RKPD Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada 4 Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Ketersediaan dokumen perencanaan RPJPD yang telah ditetapkan dengan perda dengan capaian kinerja ada. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) ditetapkan melalui Peraturan Daerah No. 20 Tahun Ketersediaan dokumen perencanaan RPJMD yang telah ditetapkan dengan perda dengan capaian kinerja ada. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ditetapkan melalui Peraturan Daerah No. 20 Tahun Tersedianya Dokumen Perencanaan RKPD yang telah ditetapkan dengan RKPD dengan nilai capaian ada. Peraturan Bupati Kampar Nomor 14 Tahun 2006 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kampar Tahun 2007; Peraturan Bupati Kampar Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kampar Tahun RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 29

40 2008; Peraturan Bupati Kampar Nomor 20 Tahun 2008 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kampar Tahun 2009; Peraturan Bupati Kampar Nomor 24 Tahun 2009 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kampar Tahun 2010; Peraturan Bupati Kampar Nomor 20 Tahun 2010 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kampar Tahun Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD dengan nilai capaian pada tahun 2010 yaitu 87,50%, dimana dari 16 jumlah program RPJMD yang harus dilaksanakan pada tahun 2010, hanya 14 program yang diakomodir dalam RKPD. II Perhubungan Perhubungan memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan yang aman, cepat, lancar, tertib, teratur, nyaman dan efisien serta mampu menjangkau seluruh pelosok wilayah. Ketersediaan alat angkutan umum dan sarana prasarana perhubungan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam aktivitas kehidupan sosial dan ekonomi merupakan tujuan pembangunan bidang perhubungan. Salah satu indikator penyelenggaraan Urusan Perhubungan adalah banyaknya perusahaan dan kenderaan angkutan kota/ pedesaan sebagaimana tabel berikut : Tabel 49 Jumlah Kenderaan Angkutan Darat Bermotor Menurut Jenis Tahun Kabupaten Kampar JENIS KENDERAAN TAHUN * Bis 0 2,215 3,557 4,270 5,338 Oplet Pick Up 249 1,203 1,420 1,913 2,329 Truk 338 1,269 2,491 3,116 3,811 Sepeda Motor 25,610 38,308 56,659 70,953 82,289 Jumlah 26,206 43,109 64,749 81,052 94,764 Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Jumlah kenderaan angkutan darat bermotor di Kabupaten Kampar sampai dengan tahun 2010 adalah kenderaan, meningkat sebanyak unit atau meningkat 261% dibanding tahun Dari jumlah kenderaan tahun 2010, jenis kenderaan yang mendominasi adalah sepeda motor sebanyak unit (86,84%). Berdasarkan jumlah peningkatan masingmasing jenis kenderaan angkutan darat bermotor dapat disimpulkan bahwa semua jenis kenderaan setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini mungkin dikarenakan angka pertumbuhan penduduk yang semakin cepat, sehingga kebutuhan akan angkutan darat bermotorpun semakin banyak. Tabel 50 Banyaknya Perusahaan, Kenderaan Angkutan Kota/Pedesaan Tahun Kabupaten Kampar TAHUN JUMLAH PERUSAHAAN JUMLAH KENDERAAN Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 II 30 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

41 Jumlah perusahaan di bidang angkutan kota/pedesaan yang ada di Kabupaten Kampar pada tahun 2010 berkurang 1 perusahaan di banding 2007, namun jumlah kenderaan angkutan kota bertambah sebanyak 44 kenderaan. Kecenderungan bertambahnya jumlah kenderaan angkutan kota / pedesaan dikarenakan oleh semakin bertambahnya jalanjalan ke daerah pedesaan, sehingga tingkat aksesibilitas ke pedesaan yang sebelumnya tidak terjangkau oleh kenderaan angkutan semakin meningkat yang selanjutnya diiringi dengan peningkat jumlah penumpang pengguna angkutan tersebut. Tabel 51 Jumlah Bus dan Penumpang Antar Wilayah dan Provinsi Tahun yang keluar Masuk Terminal Bangkinang BUS PENUMPANG TAHUN KELUAR MASUK JUMLAH KELUAR MASUK JUMLAH Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Berdasarkan jumlah Bus yang keluar masuk terminal, sejak tahun 2007 s/d 2010, Jumlah Bus yang keluar sebanyak sedangkan Jumlah Bus yang Keluar sebanyak Berdasarkan jumlah penumpang sebanyak orang yang keluar dengan menggunakan transportasi bus, sedangkan yang masuk berjumlah orang. Tabel 52 Data Sarana dan Prasana Perhubungan Tahun 2011 Kabupaten Kampar NO URAIAN SATUAN JUMLAH KETERANGAN I. Data Prasarana A. TERMINAL Jumlah Terminal Type A Buah 1.00 Type B Buah Type C Buah 3.00 B. JEMBATAN TIMBANG Jumlah Jembatan Timbang Unit 3.00 Tidak Beroperasi Ii. Data Sarana A. TAMAN KENDRAAN Mobil Penumpang Kend Iii Mobil Beban / Barang Kend Mobil Bus Kend Sepeda Motor Kend Fasilitas Keselamatan A. Rambu Buah B. Marka M C. Pagar Pengaman M D. Deliniator (Paku Jalan) Buah E. Cermin Tikungan Buah F. APILL Buah 7.00 Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Sampai dengan tahun 2011 data sarana, prasarana dan fasilitas keselamatan bidang perhubungan adalah sebagai berikut. Jumlah terminal yang ada di Kabupaten Kampar adalah 4 terminal, yang terletak di Kecamatan Bangkinang, Tapung, Kampar Kiri dan XIII Koto Kampar. Terdapat 3 buah jembatan timbang namun tidak beroperasi. Jumlah mobil penumpang sebanyak 163 unit, mobil beban/ barang unit, mobil bus 610 unit dan sepeda motor unit. Jumlah ramburambu lalu lintas sebanyak 950 buah, jumlah marka RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 31

42 jalan sebanyak buah, panjang pagar pengaman 850 meter, deliniator (paku jalan) 50 buah, cermin tikungan 12 buah dan apill sebanyak 7 buah. Tabel 53 Banyaknya Kenderaan Bermotor Wajib Uji Yang Terdaftar Tahun Kabupaten Kampar JENIS KENDERAAN JUMLAH KENDARAAN 1 2 OPLET / MOBIL PENUMPANG UMUM 169 RENTAL 3 OTO BIS 27 MINI BUS 492 PICK UP Truk Sumbu Truk Sumbu Truk Sumbu 2 71 Truk Sumbu TRUCTOR TEMPELAN 2 KERETA GANDENGAN 18 KENDRAAN KHUSUS 10 Jumlah Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Jumlah kenderaan bermotor wajib uji yang terdaftar tahun 2010 bertambah sebanyak (65,37%) dibanding tahun 2007, atau rata rata bertambah 505 (16,34%) tiap tahunnya. Berdasarkan jenis kenderaannya, pada tahun 2010 kenderaan bermotor wajib uji yang terdaftar terbanyak adalah Truks sumbu 2 sebanyak unit (42,19%) dan Pick up sebanyak unit (35,93%). Jumlah terbanyak lainnya adalah mini bus yaitu 492 (9,63%) dan Truks sumbu 3 yaitu 282 (5,52%) serta oplet/ mobil penumpang umum yatu 169 unit (3,31%). Sedangkan jumlah yang paling sedikit adalah traktor tempelan yaitu 2 unit (0,04%) dan mobil rental 3 unit (0,06%). II II Lingkungan Hidup Capaian Indikator Kinerja Urusan Lingkungan Hidup Tabel 54 Tingkat Capaian Penyelenggaraan Urusan Lingkungan Hidup Tahun Kabupaten Kampar NO INDIKATOR CAPAIAN KINERJA PERSENTASE CAPAIAN KINERJA ( % ) Penanganan Sampah Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan Amdal Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per satuan penduduk Penegakan hukum lingkungan Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Tingkat capaian kinerja penyelenggaraan urusan Lingkungan Hidup mulai tahun 2008 s/d 2010, sebagai berikut. Penanganan sampah pada tahun 2010 mengalami penurunan 2,11% dibanding tahun 2008, pada tahun 2010 volume produksi sampah di Kabupaten Kampar mencapai M 3 namun valume sampah yang ditangani M 3. Kondisi ini dapat disebabkan akibat tidak sebandingnya jumlah sarana kebersihan dengan pertumbuhan penduduk / rumah tangga yang semakin pesat. II 32 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

43 Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan Amdal 100%, artinya dari seluruh perusahaan yang wajib AMDAL, seluruhnya telah dilakukan pengawasan. Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per satuan penduduk dengan capaian 0,73%. Jumlah kasus lingkungan yang diselesaikan oleh Pemerintah Daerah pada tahun 2010 tidak ada. II Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Pengelolaan Lingkungan Hidup (PLH) Dalam kurun waktu , telah banyak kegiatan yang direalisasikan dan cukup strategis terutama dalam program pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan disertai penegakan peraturan perundangundangan/hukum lingkungan. Output kegiatan dari program antara lain berbentuk dokumen AMDAL beserta UPL dan UKL merupakan persyaratan yang harus dipenuhi dalam proses perizinan beroperasionalnya perusahaanperusahaan yang berpotensi membuat perubahan dan pengrusakan lingkungan, yaitu : Perusahaan industri pengolahan (besar dan menengah); Perusahaan besar swasta/negara perkebunan (karet, kelapa dan sawit), perusahaan besar industri perkayuan dan lainlain; Perusahaan pertambangan/penggalian sumber daya tambang termasuk pasir, kerikil, dan air tanah. Tabel 55 Jumlah Perusahaan Yang Telah Memiliki Dokumen AMDAL/UKL/UPL Tahun NO TAHUN JUMLAH PERUSAHAAN Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Dari 74 perusahaan yang telah memiliki Dokumen AMDAL/ UKL/UPL, terdiri dari 31 Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS), 17 Perusahaan Penambangan Pasir dan Batu, 5 Pabrik Karet, 3 Pabrik penambangan/ penglahan Baru dan stone crusher, 2 SPBU dan sisanya 16 perusahaan bergerak di berbagai jenis kegiatan. Sedangkan berdasarkan lokasi perusahaan, 10 perusahaan di Kecamatan Tapung Hulu, masingmasing 9 perusahaan di Kecamatan Tapung dan Bangkinang Seberang, 7 perusahaan di Kecamatan Siak Hulu, masingmasing 5 perusahaan di Kecamatan XIII Koto Kampar, Tapung Hilir dan Tambang, masingmasing 3 perusahaan di Kecamatan Gunung Sahilan, Bangkinang, Kampar Kiri Tengah, masingmasing 2 perusahaan di Kecamatan Kampar Kiri, Salo, Perhentian Raja, Bangkinang Barat dan Kampar serta Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kampar Utara dan Kampar Kiru Hulu masingmasing 1 perusahaan. RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 33

44 Dari sejumlah perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Kampar, jumlah perusahaan yang berpotensi mencemarkan lingkungan adalah sebagai berikut : Tabel 56 Jumlah Perusahaan Yang Berpotensi Mencemarkan Lingkungan Tahun NO TAHUN JUMLAH PERUSAHAAN Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Berdasarkan lokasinya, perusahaan yang berpotensi mencemarkan lingkungan sejak tahun 2006 s/d 2010, terbanyak berada di Kecamatan Tapung Hulu dan Kecamatan Tapung. II Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Pengendalian kebakaran dan hutan dilakukan dengan membentuk Satuan Pengendalian Kebakaran Hutan dan lahan (SATLAKDALKARHUTLA) yang terdiri dari instansi terkait yaitu, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan, Dinas Pertanian TPH, Polres Kampar, Batalyon Infantri 132, Kejaksaan Negeri Bangkinang, Pengadilan Negeri Bangkinang dan Tim Pemadam Kebakaran. Hasil pemantauan jumlah titik api di wilayah Kabupaten Kampar adalah sebagai berikut: Tabel 57 Jumlah Titik Api menurut Kecamatan Tahun NO KECAMATAN Kampar Kiri Kampar Kiri Hulu Kampar Kiri Hilir Kampar Kiri Tengah Gunung Sahilan XIII Koto Kampar Bangkinang Barat Salo Tapung Tapung Hulu Tapung Hilir Bangkinang Bangkinang Seberang Kampar Kampar Timur Rumbio Jaya 1 17 Kampar Utara 1 18 Tambang Siak Hulu Perhentian Raja Jumlah Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Berdasarkan tabel dapat dilihat jumlah titik api terbanyak ditemukan pada tahun 2009 dan yang paling sedikit pada tahun Pada Tahun 2010 jumlah titik api menurun 59 titik dari tahun Berdasarkan sebaran lokasi titik api, secara ratarata 5 Kecamatan terbanyak ditemukan titik api adalah Kecamatan XIII Koto Kampar dan Kampar Kiri 26 titik api, Kecamatan Tapung 14 titik api, Kecamatan kampar Kiri Hilir 12 titik api dan Kecamatan Tapung Hulu dan Tapung Hilir masingmasing 11 titik api. Data yang diperoleh dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kampar, pada tahun 2009 lokasi kejadian kebakaran yang II 34 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

45 terjadi di wilayah Kabupaten Kampar berada di lahan perkebunan masyarakat seluas + 139,35 Ha (55%). II Pertanahan Penyelenggaraannya Urusan Pertanahan sampai saat ini pelaksanaannya belum diserahkan sepenuhnya kepada Pemerintah Kabupaten dan masih ditangani oleh Instansi vertikal di Kabupaten. Berdasarkan data BPS dibawah dapat dilihat data perkembangan penyelenggaraan Urusan Pertanahan sebagai berikut. Tabel 58 Jumlah Penerbitan Sertifikat Hak Atas Tanah Tahun NO KEPEMILIKAN Hak Milik 5,172 6,207 5,148 1,489 2 Hak Pakai Hak Guna Bangunan Hak Guna Usaha Jumlah 5,697 6,520 5,375 1,510 Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Tabel 59 Jumlah Peralihan Hak Atas Tanah Tahun NO KEPEMILIKAN Jual 3,936 3,713 4,743 5,384 2 Hibah Warisan Wakaf Jumlah 4,076 3,867 4,944 5,578 Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Tabel 60 Jumlah Penghapusan Hak Atas Tanah Tahun NO KEPEMILIKAN Hak Milik 0 1,356 1, Hak Pakai Hak Guna Bangunan Hak Guna Usaha Jumlah 0 1,527 1, Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Adapun hal lain yang berhubungan dengan penyelenggaraan Urusan Pertanahan adalah Kegiatan Pengadaan dan Pembebasan Lahan/ tanah untuk kepentingan umum dan Pemerintah. Sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 data tentang ganti rugi tanah disajikan pada tabel berikut. Tabel 61 Rekapitulasi Data Pembebasan Tanah /Lahan Untuk Kepentingan Umum dan Pemerintah Tahun 2007 s/d 2010 Kabupaten Kampar TAHUN 2007 TAHUN 2008 JENIS GANTI RUGI LUAS TANAH (M2) NILAI GANTI RUGI (RP) LUAS TANAH (M2) NILAI GANTI RUGI (RP) Kepentingan Pemerintah Kepentingan Umum Jumlah TAHUN 2009 TAHUN 2010 JENIS GANTI RUGI LUAS TANAH (M2) NILAI GANTI RUGI (RP) LUAS TANAH (M2) NILAI GANTI RUGI (RP) Kepentingan Pemerintah , Kepentingan Umum , Jumlah , Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Sampai dengan tahun 2010 luas tanah yang telah diganti rugi oleh Pemerintah Kabupaten Kampar adalah M 2 dengan menghabiskan dana sebesar Rp Luas tanah yang diganti rugi untuk kepentingan pemerintah yaitu M 2 (78,26%) dengan RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 35

46 menghabiskan dana Rp , (35,29%) sedangkan luas tanah yang diganti rugi untuk kepentingan umum adalah M 2 (21,74%), yang menghabiskan dana Rp , (64,71%). II Kependudukan dan Catatan Sipil II Indikator Kinerja Kunci Penyelenggaraan Urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Kabupaten Kampar Tabel 62 Tingkat Capaian Penyelenggaraan Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun Kabupaten Kampar PERSENTASE CAPAIAN KINERJA ( % ) NO INDIKATOR CAPAIAN KINERJA KETERANGAN Kepemilikan KTP Kepemilikan Akta Kelahiran per Penduduk 3 Penerapan KTP Nasional berbasis NIK Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Berdasarkan data diatas dapat diuraikan halhal sebagai berikut. Capaian kinerja untuk Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP) sampai tahun 2010 meningkat 46,3% dibanding tahun Pada tahun 2010 dari jumlah penduduk yang wajib KTP (>17 tahun dan atau pernah menikah) sebanyak (52,05%) penduduk yang telah memiliki KTP. Tingkat capaian kinerja untuk kepemilikan Akta Kelahiran per 1000 penduduk, meningkat tajam pada tahun 2010 menjadi 215 akte per 1000 penduduk dibanding tahun 2006 hanya sebanyak 11 akte per 1000 penduduk. Pada tahun 2010 dari jiwa jumlah penduduk Kabupaten Kampar, sebanyak orang telah memiliki akte kelahiran. Penerapan KTP Nasional berbasis NIK sudah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kampar. II Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Adapun Capaian kinerja dalam Penyelenggaran Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tahun 2007 s/d 2010 adalah sebagai berikut : 1. Program peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan; Terbinanya perempuan (pelatihan kepemimpinan wanita bagi organisasi wanita) sebanyak 8 organisasi Terbentuknya showroom pembuatan tas dan tersedianya tenaga skill pembuatan tas di Kabupaten Kampar 10 orang. Pelatihan kepemimpinan wanita pada organisasi wanita terhadap 100 orang dengan tujuan agar terampilnya pimpinan organisasi wanita dalam mengelola organisasinya (Tahun 2009) Pelatihan kepemimpinan wanita pada organisasi wanita) terhadap 100 orang dengan outcome yang diharapkan agar terampilnya pimpinan organisasi wanita dalam mengelola organisasinya (Tahun 2010) Penyuluhan bagi ibuibu rumah tangga dalam membangun keluarga sejahtera di 4 desa dengan outcome yang diharapkan yaitu meningkatnya partisipasi perempuan dalam pelaksanaan pembangunan desa di bidang sosial, II 36 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

47 kemasyarakatan dan peningkatan ekonomi menuju keluarga sehat sejahtera (Tahun 2010) 2. Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan Tersosialisasinya UU No. 24 Tahun 2004 tentang PKDRP Terciptanya tenaga terampil di bidang menjahit dan membordir dari kalangan keluarga yang kurang mampu kepada 40 peserta Sosialisasi PKDRT bagi aparatur pemerintah/ masyarakat di Kabupaten Kampar dengan sasaran 150 orang. 3. Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan perempuan Sosialisasi UU perlindungan anak dan seleksi KPAID Kab. Kampar sosialisasi cara menggunakan internet sehat bagi 200 siswa dengan tujuan yaitu meningkatnya kesadaran generasi muda (siswa) untuk memilih cara berinternet sehat dan meninggalkan pengaruh dari situs porno (2010). Peringatan Hari Anak Nasional dalam rangka meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemberdayaan anak Indonesia 4. Program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak; Sosialisasi Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) terhadap 1000 orang perempuan di 20 Kecamatan. Dengan tujuan yaitu bertambahnya pemahaman masyarakat akan tupoksi P2TP2A sebagai wadah pemberdayaan dan perlindungan perempuan dan anak dalam rangka persamaan gender dan keadilan. (2010) 5. Program peningkatan peran perempuan di perdesaan Pelatihan membordir dan menjahit terhadap 80 orang perempuan dari keluarga kurang mampu dengan tujuan yaitu terampilnya 80 orang perempuan dari keluarga kurang mampu dan terbukanya peluang kerja sehingga mendapat tambahan penghasilan bagi keluarga (2009) Pelatihan Administrasi UP2K dan Operasional penyaluran dana UP2K terhadap 100 orang ketua kelompok usaha bersama di desa dengan tujuan yaitu terampilnya ketua kelompok UP2K dalam mengendalikan dan mengembangkan usaha ekonomi produktif di desanya (2009) Pada tahun 2011, target indikator kinerja pengelenggaraan Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak adalah sebagai berikut. Sosialisasi terkait dengan Kesetaraan Gender Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (UU Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak) terhadap 1000 orang yang terdiri dari Tokoh Masyarakat, Toga, Pemuda dan tokoh Wanita. RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 37

48 Terfasilitasinya Kegiatan perlindungan terhadap anak Korban tindakan kekerasan dan anak yang berhadapan dengan hukum bekerjasama dengan Lembaga P2TP2A Peringatan hari Keluarga Nasional dan Hari Ibu Terlaksananya Kegiatan Pelatihan bagi Aparat Penegak Hukum dalam Penanganan Kasus Kekerasan terhadap Anak dan Perempuan terhadap 40 aparat hukum. II Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Indikator capaian kinerja penyelenggaraan urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera adalah sebagai berikut. } Prevalensi peserta KB aktif pada tahun 2010 meningkat 4,38% dibanding tahun Pada tahun 2010 dari jumlah pasangan usia pasangan subur di Kabupaten Kampar, sebanyak pasangan merupakan peserta KB aktiff. } Keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera I pada tahun 2010 menurun 11,76% dibanding tahun Pada tahun 2010 dari jumlah keluarga di Kabupaten Kampar, keluarga diantaranya merupakan Keluarga prasejahtera dan sejahtera I. Tabel 63 Jumlah Akseptor Menurut Jenis Alat Kontrasepsi Tahun NO ALAT KONTRASEPSI IUD 2,363 2,475 2, ,295 2 Kondom ,845 7,493 3 Pill 24,163 26,562 26,562 12,412 37,032 4 Vasektomi ,046 5 Tubektomi ,046 6 Susuk 4,256 5,202 5,202 2,879 10,461 7 Suntik 37,181 40,241 40,241 24,495 73,061 Jumlah PA 69,889 76,422 76,422 42, ,434 Jumlah PUS 105, , , , ,564 % PA Terhadap PUS 66,03% 71,37% 71,37% 35,25% 106,5% Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Dilihat dari jenis alat kontrasepsi yang digunakan oleh pasangan Usia Subur di Kabupaten Kampar didominasi dengan penggunaan alat suntik KB dan Pil KB, sampai dengan tahun 2010 persentase penggunaan alat kontrasepsi menurut jenisnya yaitu penggunaan Jenis Alkon Suntik 55,59%, PIL KB 28,18%, Susuk 7,96%, Kondom 5,7%, IUD 0,99% dan Vasektomi serta Tubektomi masingmasing 0,8%. Jumlah pengguna / peserta KB aktif pada tahun 2007 dan 2008 mengalami peningkatan sebanyak peserta (9,35%), namun pada tahun 2009 mengalami penurunan tajam sebesar peserta (44,38%) dan pada tahun 2010 kembali bertambah sebanyak peserta (209,25%) dibanding tahun 2009 Penurunan jumlah peserta KB tidak sebanding dengan pertumbuhan jumlah PUS yang pada tahun 2009 meningkat PUS (13,91%) dibanding tahun 2006, namun pada tahun 2010, jumlah peserta KB meningkat tajam hingga melampaui jumlah PUS yang ada dengan perbandingan 106,5%. II 38 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

49 II Sosial Salah satu penyebab timbulkan masalah kesejahteraan sosial di Kabupaten Kampar diantaranya adalah Bencana Alam. Pada tahun 2010 jumlah PMKS dari korban bencana alam mencapai 23,47% dari seluruh jenis PMKS yang ada. Tingginya jumlah PMKS yang berasal dari korban bencana alam disebabkan karena seringnya kejadian bencana alam di wilayah Kabupaten Kampar. Data perkembangan kejadian Bencana Alam di Kabupaten Kampar tahun dapa dilihat pada tabel berikut. Tabel 64 Jumlah Kejadian Bencana Alam Menurut Jenis Bencana Tahun NO BENCANA Banjir Kebakaran Angin Topan Tanah Longsor Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Sejak tahun jumlah kejadian bencana alam Banjir di Kabupaten Kampar telah terjadi sebanyak 224 kejadian, kebakaran 87 kejadian, angin topan sebanyak 25 kejadian dan tanah longsor 1 kejadian. Berdasarkan informasi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kab. Kampar, korban bencana banjir pada tahun 2007 sebanyak 72 desa dari 15 kecamatan, tahun 2008 sebanyak 9 desa dari 3 kecamatan, tahun 2009 sebanyak 74 desa dari 14 kecamatan dan tahun 2010 hanya 1 kecamatan Tapung. Korban Bencana Banjir pada tahun 2007 sebanyak 9 rumah, tahun 2008 sebanyak 10 unit rumah, tahun 2009 sebanyak 31 rumah dan tahun 2010 sebanyak 37 unit rumah. Bencana alam putting beliung tahun 2007 tidak ada, tahun desa, tahun 2009 sebanyak 19 desa dan tahun 2010 sebanyak 3 desa. Masalah kesejahteraan sosial di Kabupaten Kampar yang semakin kompleks dan luas perlu diikuti oleh berfungsinya mekanisme pencegahan dan penanggulangan masalah yang cepat, tepat, dan berkelanjutan dengan cara menggali dan mendayagunakan modal sosial dalam masyarakat. Sampai dengan tahun 2010 Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (MPKS) yang tertangani di Kabupaten Kampar disajikan pada tabel berikut. Tabel 65 Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (MPKS) yang Tertangani Tahun 2010Kabupaten Kampar JENIS KELAMIN JUMLAH NO JENIS PMKS L P (JIWA) 1 Anak balita terlantar 2 Anak terlantar 3,650 3,765 7,415 3 anak Nakal Anak Jalanan Anak Cacat Wanita Rawan Sosial Ekonomi 5,701 5,701 7 Wanita Korban Tindak Kekerasan Lanjut Usia terlantar 2,182 2,303 4,485 9 Penyandang cacat 1,122 1,324 2, Tuna Susila Pengemis Gelandangan Bekas warga binaan Lembaga Kemasyarakatan (BWBLK) Korban penyalahgunaan NAPZA Keluarga Fakir Miskin 4,331 7,337 11,668 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 39

50 JENIS KELAMIN JUMLAH NO JENIS PMKS L P (JIWA) 16 Keluarga yang tinggal di rumah tak layak huni 2,365 2,750 5, Keluarga bermasalah sisial psikologi Komunitas adat terpencil 19 Korban Bencana Alam 5,941 5,945 11, Korban Bencana Sosial 21 Pekerja Migran Bermasalah Sosial Penyandang HIV/ AIDS (ODHA) 23 Keluarga Rentan Jumlah 20,671 29,963 50,634 Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Dari jiwa PMKS yang ditangani, sebanyak jiwa (40,82%) adalah lakilaki dan jiwa (59,18%) adalah perempuan. Dilihat dari jenis PMKS yang ditangani, PMKS korban Bencana Alam yang paling banyak ditangani yakni sebesar 23,47%, diikuti dengan PMKS Keluarga Fakir Miskin sebesar 23,04%, anak terlantar 14,64%, Wanita rawan sosial ekonomi 11,26%, Keluarga yang tinggal di rumah tak layak huni 10,10%, Lanjut Usia terlantar 8,86% dan penyandang cacat 4,85%. Peran masyarakat dan lembaga sosial kemasyarakatan sangat dibutuhkan dalam penanangan masalahmasalah sosial di masyarakat. Sampai dengan tahun 2010, data masyarakat dan lembaga sosial yang ada di kabupaten Kampar adalah sebagai berikut : (1)Pekerja Sosial Kemasyarakatan Berjumlah 214 Orang; (2) Organisasi Sosial (lembaga) berjumlah 32 Lembaga; (3) Karang taruna 42 lembaga; (4) Wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat 8 lembaga; (5) Keperintisan dan Kepahlawanan 22 orang ; (6) Taruna Siaga Bencana (TAGANA) 65 orang dan Relawan satuan penanggulangan bencana 160 orang. Selain masyarakat dan lembaga sosial kemasyaratan diatas, jumlah panti asuhan dan tempat penampungan sosial di Kabupaten Kampar juga belum memadai guna penanganan dan penampungan PMKS yang ada di Kabupaten Kampar. Jumlah panti asuhan yang ada di Kabupaten Kampar sampai dengan tahun 2010 sebanyak 14 panti asuhan dengan jumlah anak panti 590 orang sedangkan asrama SDLB 1 asrama dengan jumlah 20 anak. Semakin tingginya tingkat keterlibatan masyarakat dan organisasi sosial kemasyarakat terhadap penyelenggaraan urusan Sosial, maka semakin berpengaruh terhadap meningkatnya jumlah keluarga sejahtera di Kabupaten Kampar. Tabel 66 Jumlah Keluarga Prasejahtera dan Keluarga Sejahtera Tahun 2006 dan 2010 Kabupaten Kampar NO TAHAP KELUARGA SEJAHTERA Keluarga Prasejahtera Keluarga Sejahtera I Keluarga Sejahtera II Keluarga Sejahtera III Keluarga Sejahtera III Jumlah Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 II 40 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

51 II Ketenagakerjaan II Capaian Kinerja dalam Penyelenggaraan Urusan Ketenagakerjaan Tabel 67 Jumlah Pencari Kerja yang Mendaftar di Kantor Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Tahun NO TINGKAT PENDIDIKAN Sekolah Dasar Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Atas 4,957 1,612 2,698 2,306 2,672 4 Sarjana Muda (Diploma) ,919 3,435 3,390 5 S1/S2/S ,179 3,208 3,557 Jumlah 6,675 3,187 7,015 9,081 9,893 Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Jumlah pencari kerja pada tahun 2007 sempat mengalami penurunan dibanding tahun 2006, yaitu sebesar orang (52,25%). Namun di tahun 2008, 2009 dan 2010 jumlah pencari kerja terus mengalami peningkatan. Sampai pada tahun 2010, jumlah pencari kerja meningkat (210,4%) orang dibanding tahun 2007 atau ratarata peningkatan orang (52,6%) tiap tahunnya. Sampai dengan tahun 2010 berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah pencari kerja yang mendaftar di Dinas Sosial dan Tenaga Kerja didominasi oleh Tamatan S1/S2/S3 yaitu orang (35,95%), berpendidikan Sarjana Muda 34,27%, berpendidikan SLTA 27,01%, berpendidikan SLTP dan SD masingmasing 1,29% dan 1,48%. Tabel 68 Jumlah Kesempatan Kerja, Angkatan Kerja, Tenaga Kerja dan Pengangguran Terbuka Tahun Kabupaten Kampar NO INDIKATOR Kesempatan Kerja 187, , , ,916 2 Angkatan Kerja 219, , , Tenaga Kerja 439, , , ,586 4 Pengangguran Terbuka (%) Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Penduduk Kabupaten Kampar pada tahun 2007 berjumlah jiwa. Jumlah penduduk yang berusia 10 tahun ke atas atau juga yang disebut dengan tenaga kerja sebesar orang, sedangkan jumlah angkatan kerja yaitu penduduk berusia 10 tahun ke atas yang sedang bekerja atau yang sedang mencari pekerjaan berjumlah orang. Dari jumlah angkatan kerja yang sedemikian itu, jumlah kesempatan kerja yang tersedia sebanyak orang yang terdiri dari sektor pertanian sebanyak orang atau 56,12 %, sektor industri sebanyak orang atau 2,47 %, sektor perdagangan sebanyak orang atau 10,95 %, dan sektor jasa sebanyak orang atau 19,46 %. Jumlah kesempatan kerja yang tersedia pada 4 sektor adalah 89,0 % dan sisanya 5 sektor lagi kesempatan kerja hanya sebesar 11,0 %. Jika dibandingkan jumlah angkatan kerja sebesar orang dan kesempatan kerja orang, maka pada tahun 2007 terdapat pengangguran terbuka sebesar 17,00 %. Jumlah pengangguran terbuka bervariasi sesuai dengan perkembangan ekonomi nasional, provinsi dan kabupaten. Tahun 2008 dengan pertumbuhan ekonomi 7,00 % dan jumlah investasi sebanyak Rp 6.113,79 miliar telah berhasil meningkatkan PDRB atas dasar harga berlaku menjadi Rp 9.968,28 miliar. Dengan kondisi itu telah pula meningkatkan kesempatan RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 41

52 kerja menjadi orang, sedangkan angkatan kerja orang, sehingga pengangguran terbuka turun dari 17,00 % tahun 2007 menjadi 15,50 % tahun Pada tahun 2009 walaupun PDRB atas dasar harga berlaku naik menjadi Rp ,53 miliar dan jumlah investasi Rp 7.346,26 miliar, juga dapat meningkatkan kesempatan kerja menjadi orang, tetapi peningkatan jumlah angkatan kerja lebih besar dari peningkatan kesempatan kerja sehingga mencapai orang maka pengangguran terbuka sedikit meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2008 yaitu sebesar 16,75 %. Meningkatnya jumlah pengangguran terbuka pada tahun 2009 disebabkan beberapa kebijakan nasional yang berpengaruh pada perluasan kesempatan kerja. Yaitu pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan illegal loging, yang menyebabkan berhentinya secara total kegiatan ekonomi di sub sektor kehutanan, sehingga terjadi pengangguran secara besarbesaran di sub sektor ini, yang biasanya kegiatan di sub sektor ini dapat membuka kesempatan kerja khususnya di daerah perdesaan. Dampak dari pelarangan illegal loging ini berpengaruh pula pada sektor industri yang mengolah hasilhasil hutan seperti pabrik kertas, playwood dan saw mill. Akibatnya jumlah pengangguran meningkat tajam. Sedangkan usaha untuk menanggulangi bertambahnya pengangguran ini berjalan lambat, sehingga jumlah pengangguran yang demikian besar itu belum dapat ditanggulangi. Kondisi pada tahun 2010 telah dapat diatasi secara bertahap. Dengan meningkatnya jumlah investasi pada tahun 2010, juga meningkatkan produksi dan kesempatan kerja. Peningkatan kesempatan kerja sebanyak orang dan jumlah angkatan kerja dapat ditekan menjadi orang maka pengangguran terbuka pada tahun 2010 menjadi 16,35 %, sedikit lebih rendah dari tahun Tabel 69 Persentase Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun Kabupaten Kampar NO LAPANGAN USAHA Pertanian/Perkebunan/Kehutanan 61,15 62,86 65,10 64,11 2 Pertambangan dan galian 1,02 1,10 1,57 1,58 3 Industri pengolahan 2,85 2,22 5,38 5,42 4 Listrik, gas dan air 0,21 0,16 0,42 0,43 5 Konstruksi 4,72 3,57 5,54 5,56 6 Perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi 12,35 14,47 8,77 8,77 7 Angkutan pergudangan dan komunikasi 5,29 4,64 2,53 2,53 8 Lembaga keuangan, real estate, usaha persewaan, jasa perusahaan 0,95 1,38 0,34 1,03 9 Jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan 11,40 9,60 10,15 10,34 10 Lainnya 0,06 0,20 0,23 Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Berdasarkan tabel diatas, penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha sejak tahun 2007 s/d 2010 didominasi pada sektor pertanian/perkebunan/kehutanan dengan kisaran 55,6% 65,1%. Adapun dari 230 perusahaan yang mendaftar di Dinas Sosial dan tenaga kerja, jenis perusahaan yang mendominasi adalah Perusahaan Kelapa Sawit sebanyak 59 perusahaan (25,6%), pabrik kelapa sawit 40 unit (17,4), HTI 22 perusahaan (9,6%), kontraktor dan SPBU masing masing 14 unit (6,1%), pengisian gas elpiji dan moulding masingmasing 6 unit (2,6%), perbankan dan dealer honda masingmasing 5 unit (2,2%), lainlain 65 (13%). Sektor yang terus mengalami peningkatan sejak tahun 2007 s/d 2010 adalah sektor industri pengolahan dimana ratarata peningkatan sebesar 0,64% setiap tahunnya. Hal ini disebabkan II 42 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

53 semakin bertambah dan berkembangnya industriindustri pengolahan di Kabupaten Kampar sehingga mampu menyerap tenaga kerja cukup besar. Sampai dengan tahun 2010, perusahaanperusahaan yang mendaftar pada Dinas Sosial dan tenaga kerja sebanyak 230 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja orang terdiri dari lakilaki (86,7%) dan (13,3%) perempuan. Sektor lain yang cenderung mengalami peningkatan yaitu sektor pertambangan dan galian ratarata peningkatan 0,14%/tahun, sektor listrik, gas dan air 0,06% per tahun, konstruksi 0,21% pertahun, sektor Lembaga keuangan, real estate, usaha persewaan 0,02% pertahun, sedangkan sektor yang cenderung mengalami penurunan adalah sektor Perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi 0,9% pertahun, sektor Angkutan, pergudangan dan komunikasi 0,69% pertahun, dan Jasa kemasyarakatan. sosial dan perorangan 0,27% pertahun. II Capaian Kinerja Lainnya dalam Penyelenggaraan Urusan Ketenagakerjaan Dalam upaya peningkatan capaian kinerja penyelenggaraan Urusan Ketenagakerjaan, Pemerintah Kabupaten Kampar melalui Dinas Sosial dan Tenaga Kerja telah melakukan halhal sebagai berikut : } Pengembangan kelembagaan produktivitas dan pelatihan kewirausahaan melalui pelatihan pembuatan kue pada tahun orang dan 2010 sebanyak 10 orang. } Pendidikan dan pelatihan ketrampilan bagi pencari kerja diantaranya pelatihan Montir Sepeda Motor pada tahun orang, tahun 2010 sebanyak 15 orang. Pelatihan teknisi handphone 15 orang, pelatihan teknik elektronik 15 orang dan pelatihan lanjuta montir sepeda motor 15 orang. } Penyelesaian Kasus PHI menurut tingkat penyelesaiannya pada tahun 2009 dan 2010 adalah sebagai berikut : Tabel 70 Rekapitulasi Penyelesaian kasus PHI Tahun Kabupaten Kampar TAHUN TINGKAT PENYELESAIAN KASUS ANJURAN PB MEDIASI PB BIPARTIT Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 II Koperasi dan Usaha Kecil Menengah II Indikator Kinerja Kunci Penyelenggaraan Urusan Koperasi dan UKM Tabel 71 Tingkat Capaian Penyelenggaraan Urusan Koperasi Dan UKM Tahun Kabupaten Kampar NO INDIKATOR CAPAIAN KINERJA PERSENTASE CAPAIAN KINERJA ( % ) KET Koperasi Aktif Usaha Mikro dan Kecil Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Capaian kinerja untuk Koperasi aktif pada tahun 2010 menurun 15,07 % dibanding tahun Sampai dengan tahun 2010 dari 333 jumlah koperasi yang ada di Kabupaten Kampar sebanyak ,37%) Koperasi yang masih aktif. RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 43

54 Capaian kinerja untuk Usaha Mikro dan Kecil pada tahun 2010 meningkat 14,13% dari tahun 2008, atau ratarata meningkat 4,71% tiap tahunnya. Sampai dengan tahun 2010 dari jumlah seluruh Usaha Kecil Menengah (UKM) yang ada di Kabupaten Kampar, sebanyak unit diantaranya merupakan usaha mikro dan kecil. II Perkembangan Bidang Koperasi di Kabupaten Kampar Tabel 72 Jumlah KUD dan Non KUD Tahun Kabupaten Kampar TAHUN KUD NON KUD JUMLAH Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Tabel 73 Jumlah Koperasi, Jumlah Anggota, Modal, Aset, Volume Usaha dan SHU Tahun NO KONDISI Jumlah Koperasi Jumlah Anggota 84,564 77,730 77,730 92,089 94,320 3 Modal Sendiri ( ) 24,043 24,596 28,101 33,717 34,717 4 Modal Luar ( ) 62,055 66, , , ,754 5 Asset ( ) 86,098 90, , , ,471 6 Omset ( ) 138, , , , ,229 7 Sisa Hasil Usaha ( ) 3,221 3,536 7,512 9,640 10,640 Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Jumlah koperasi sampai dengan tahun 2010 bertambah 37 unit (12,5%) koperasi dibanding tahun 2006, dengan pertumbuhan ratarata 7 (2,5%) koperasi tiap tahunnya. Sampai dengan tahun 2010 dari 333 jumlah koperasi yang ada, jumlah koperasi berdasarkan klasifikasinya yaitu Koperasi klasifikasi A sebanyak 16 koperasi, klasifikasi B 125 koperasi, klasifikasi C 84 koperasi, klasifikasi D 46 koperasi dan klasifikasi BDK 58 koperasi. Jumlah anggota koperasi sampai dengan tahun 2010 bertambah (11,54%) anggota dari tahun 2006 atau ratarata bertambah (2,3%) anggota tiap tahunnya. Seiring dengan peningkatan jumlah koperasi dan jumlah anggota koperasi, terjadi peningkatan jumlah modal yang berasal dari modal sendiri. Sampai dengan tahun 2010, terjadi peningkatan modal Rp. 10,674 milyar (44,40%) dari tahun 2006 atau rata rata pertambahan modal Rp.2,1348 milyar (8,88%) setiap tahunnya. Peningkatan jumlah modal koperasi yang berasal dari luar sampai pada tahun 2010 juga mengalami peningkatan cukup besar yaitu Rp.73,699 milyar (118,76%) dibanding tahun 2006, atau ratarata peningkatan 14,7398 milyar (23,7%) pertahunnya. Perkembangan aset koperasi sampai dengan tahun 2010 meningkat Rp. 81,373 milyar (94,51%) dibanding tahun 2006 atau rata rata perkembangan aset Rp. 16,2746 milyar (18,9%) pertahun. Jumlah omset sampai tahun 2010 meningkat 16,675 milyar (12,041%) dibanding tahun 2006 atau ratarata peningkatan 3,335 milyar (2,41%) pertahun. Sisa hasil usaha pada tahun 2010 meningkat 7,419 milyar (230%) dibanding tahun 2006 atau ratarata meningkat 1,4838 milyar (46,06%) pertahun. II 44 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

55 II Perkembangan Bidang Usaha Kecil Menengah di Kabupaten Kampar Tabel 74 Keragaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Tahun Kabupaten Kampar NO KERAGAAN STRATA / JENIS USAHA A Strata UMKM 1 Usaha Mikro 42,133 42,161 42,268 44,286 44,288 2 Usaha Kecil 3,664 4,249 7,512 7,889 8,310 3 Usaha Menengah Jumlah 46,038 46,686 50,080 52,595 53,059 1 Perdag. Hotel & Restoran 7,467 7,765 8,774 10,885 10,865 2 Industri Pengolahan ,133 1,344 1,256 3 Pertambangan dan Galian Angkutan dan Komunikasi 1,471 1,633 1,687 1,712 1,796 5 Konstruksi Listrik, Gas & Air Bersih Biro dan Jasa 1,873 1,901 3,476 3,496 3,464 8 Keuangan Pertanian 33,886 33,985 34,560 34,685 35,128 Jumlah 46,038 46,686 50,080 52,595 53,059 Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Pada tahun 2010 terjadinya peningkatan jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sebanyak usaha (15,25%) dibanding tahun 2006 atau ratarata meningkat usaha (3,05%) per tahun. Peningkatan tertinggi terjadi pada Usaha Kecil yaitu usaha (128,8%) atau ratarata pertumbuhan 431 usaha (35,6%) pertahunnya, sedangkan usaha menengah peningkatan terjadi sebanyak 220 usaha (91,28%) atau 44 usaha (18,26%) per tahunnya. Sampai pada tahun 2010, berdasarkan jenisnya, usaha Kecil Menengah banyak bergerak di bidang Pertanian sebanyak usaha (66,21%), diikuti dengan usaha perdagangan dan Hotel usaha (20,48%) dan Usaha biro jasa sebanyak usaha (6,53%). II Penanaman Modal Adapun capaian kinerja penyelenggaraan Urusan Penanaman Modal dapat dilihat melalui jumlah investasi Kabupaten Kampar sebagai berikut : Tabel 75 Jumlah Investasi Tahun (Miliar Rupiah) Kabupaten Kampar LAPANGAN USAHA RPJM REALISASI RPJM REALISASI 1. Pertanian 3.271, , , ,42 Tanaman Pangan 191,42 70,99 205,14 164,86 Perkebunan 2.074, , , ,22 Peternakan 94,56 84,04 108,36 109,28 Kehutanan 872,98 775,71 982, ,29 Perikanan 38,17 49,23 43,75 62,77 2. Pertambangan 107,76 141,07 123,51 189, Industri 828,82 752,70 970,71 947,68 4. Listrik, Air Minum 6,57 4,42 7,69 7,48 5. Bangunan 141,13 190,53 152,68 338,93 6. Perdagangan 410,00 345,95 468,39 471,50 7. Pengangkutan 129,13 156,76 153,19 172,32 8. Keuangan dan Bank 73,52 59,96 87,27 99,56 9. JasaJasa 170,47 224,33 194,27 194,56 Jumlah 5.139, , , ,90 Pemkab. Kampar 1.446, , , ,41 Masyarakat 3.693, , , ,49 Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 45

56 Pada tahun 2007 sesuai dengan perencanaan dalam RPJM jumlah investasi yang diperlukan sebesar Rp 5.139,30 miliar yang lebih dititikberatkan kepada tiga sektor kunci yaitu sektor pertanian Rp 3.271,90 miliar, sektor industri Rp 828,82 miliar, dan sektor perdagangan Rp 410,00 miliar, sehingga jumlah investasi pada tiga sektor kunci tersebut adalah Rp 4.510,72 miliar atau 87,77 persen dan untuk sektorsektor lainnya Rp 628,58 miliar atau 12,23 persen. Berdasarkan realisasi jumlah investasi di tahun 2007 adalah sebanyak Rp 5.410,67 miliar, jika dibandingkan rencana investasi tahun 2007 ternyata melebihi rencana sebesar 5,28 persen. Adapun jumlah alokasi untuk sektor kunci yatu sektor pertanian Rp 3.534,95 miliar, sektor industri Rp 752,70 miliar dan sektor perdagangan Rp 345,95 miliar sehingga jumlah investasi pada sektor kunci Rp 4.633,60 miliar atau 85,64 persen dan untuk sektorsektor lainnya Rp 777,07 miliar atau 14,36 persen. Menurut RPJM alokasi dana untuk sektor kunci tahun 2007 sebesar 87,77 persen hasil yang direalisasikan 85,64 persen, sedikit di bawah rencana dalam RPJM, dengan jumlah realisasi investasi tahun 2007 sebesar Rp 5.410,67 miliar. Adapun peranan Pemerintah Kabupaten Kampar sebesar Rp 1.446,16 miliar atau 28,14 persen sedangkan realisasinya dari jumlah investasi Rp 5.410,67 miliar, peranan Pemerintah Kabupaten Kampar tetap Rp 1.446,16 miliar atau 26,73 persen. Berdasarkan RPJM jumlah investasi yang diperlukan pada tahun 2008 sebesar Rp 6.113,79 miliar dengan perincian untuk sektor kunci yaitu sektor pertanian Rp 3.956,08 miliar, sektor industri Rp 970,71 miliar dan sektor perdagangan Rp 468,39 miliar dengan jumlah Rp 5.395,18 miliar atau 87,87 persen, dan sektorsektor lainnya Rp 744,72 miliar atau 12,13 persen. Realisasi jumlah investasi tahun 2008 sebesar Rp 6.139,90 miliar atau melampaui target sebesar 0,42 persen. Dengan realisasi pada sektor kunci yaitu sektor pertanian Rp 3.178,42 miliar dari rencana sebesar Rp 3.956,08 miliar, sektor industri Rp 947,68 miliar dan rencana Rp 970,71 miliar, sektor perdagangan Rp 471,50 miliar dari rencana sebesar Rp 468,39 miliar, sehingga untuk sektor kunci sebesar Rp 5.137,60 miliar atau 83,68 persen, dan sektor lainnya sebesar Rp 1.002,30 miliar atau 16,32 persen. Dengan demikian, jumlah investasi tahun 2007 direncanakan sebesar Rp 5.139,30 miliar tercapai Rp 5.410,67 miliar dan tahun 2008 yang direncanakan Rp 6.113,79 miliar tercapai Rp 6.139,90 miliar, sehingga perencanaan investasi baik sektor, sub sektor dan sektor kunci telah tercapai bahkan sebagian melebihi target yang ditetapkan. Pertanian Tanaman Pangan Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan Pertambangan Industri Listrik Bangunan Perdangan Pengangkutan Bank dan Keuangan Jasa Tabel 76 Jumlah Investasi (Miliar Rupiah) Kabupaten Kampar SEKTOR ,77 219, ,79 126, ,06 50,75 142, ,73 8,71 164,89 540,71 183,06 103,85 228, ,47 241, ,49 147, ,57 59,38 164, ,12 9,88 178,01 625,87 219,67 124,61 262, ,91 277, ,95 173, ,27 69,62 190, ,36 11,26 193,58 727,57 269,10 152,65 304,82 Jumlah 7.346, , ,96 Pemerintah Kab. Kampar 1.623, , ,30 II 46 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

57 SEKTOR Masyarakat 5.723, , ,66 Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Pada tahun 2011, distribusi pendapatan menurut kelompok masyarakat terjadi sedikit perubahan dimana masyarakat yang berpenghasilan rendah mendapat bagian sedikit lebih rendah dari tahun Hal ini disebabkan peranan investasi masyarakat atau swasta dalam kurun waktu meningkat lebih tinggi. Keadaan ini menggambarkan bahwa Kabupaten Kampar mempunyai potensi sumberdaya alam yang dalam kurun waktu tersebut sudah dieksploitasi. Di samping itu peranan investasi Pemerintah Kabupaten Kampar walaupun meningkat tetapi peningkatannya lebih rendah dari peningkatan investasi oleh masyarakat atau swasta. Pada tahun 2007 dari jumlah investasi sebesar Rp 5.139,30 miliar, peranan Pemerintah Kabupaten Kampar hanya sebesar Rp 1.446,16 miliar atau 28,13 % dan peranan masyarakat Rp 3.693,14 miliar atau 71,87 %. Pada tahun 2011 jumlah investasi diperkirakan sebesar Rp ,96 miliar, dari Pemerintah Kabupaten Kampar sebesar Rp 1.988,14 miliar atau 18,74 %, dan masyarakat Rp 8.622,66 miliar atau 81,26 %. Adapun peningkatan investasi Pemerintah Kabupaten Kampar antara tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 meningkat ratarata 8,29 %, tetapi peningkatan investasi masyarakat dalam kurun waktu yang sama jauh lebih besar yaitu sebesar 23,36 %, sehingga peranan investasi Pemerintah Kabupaten Kampar kelihatannya menurun secara relatif, walaupun dalam nilai Rupiah sebenarnya meningkat. Penanaman modal oleh masyarakat maupun pihak swasta perlu lebih didorong untuk mendukung pembangunan daerah pada berbagai kegiatan dalam rangka menciptakan nilai tambah, kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Berkaitan dengan itu perlu di tingkatkan informasi potensi daerah, peningkatan sarana dan prasarana serta fasilitas lainnya yang mungkin dapat mendorong minat investasi di Kabupaten Kampar. Selama lima tahun terakhir, tidak begitu banyak PMA maupun PMDN yang menanamkan investasinya di Kabupaten Kampar. Dari data yang ada, realisasi investasi di Kabupaten Kampar dari Tahun , tersaji pada Tabel di bawah ini NO. Tabel 77 Jumlah Perusahaan dan Investasi Tahun Kabupaten Kampar T A H U N JUMLAH PERUSAHAAN (UNIT) JUMLAH INVESTASI (RP) KETERANGAN PMA 4 PMA 2, PMDN 2 PMA 3, PMDN 2 PMDN 4 PMDN 2 Sumber : Profil Kabupaten Kampar, 2010 Pada tabel diatas dapat dilihat, jumlah investasi dari Tahun yang terbesar, terjdi pada Tahun 2008 dengan nilai Rp dan terkecil pada Tahun 2006 senilai Rp Berdasarkan Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Kampar dibentuk Kantor Pelayanan Terpadu sebagai unsur pelaksana di bidang Perizinan dan non perizinan yang mempunyai fungsi pelaksana sebagian kewenangan di bidang perizinan. RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 47

58 Tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 realisasi Pelayanan Perizinan disajikan sebagai berikut ini. Tabel 78 Realisasi Pelayanan Perizinan yang diproses melalui Kantor Pelayanan Terpadu Tahun 2009 dan 2010 JUMLAH IZIN NO JENIS IZIN SKPD I. Perizinan 1 Izin Praktek Dokter Umum KPT 2 Izin Praktek Dokter Gigi 5 2 KPT 3 Izin Praktek Dokter Spesialis KPT 4 Izin Praktek Bidan KPT 5 Izin Kerja Perawat Diskes 6 Izin Praktek Perawat 1 1 Diskes 7 Izin Praktek Fisioterafis Diskes 8 Izin IRT pangan 9 7 Diskes 9 Izin Kerja Asisten Apoteker 4 Diskes 10 Izin Apotik 9 7 Diskes 11 Izin Mendirikan RS 1 Diskes 12 Izin Balai Pengobatan Diskes 13 Izin Rumah Bersalin 3 8 Diskes 14 Izin Optical 2 Diskes 15 Izin Toko Obat KPT Non Perizinan 1 Rekom. RM dan Restaurant Diskes 2 Rekom Catering Diskes 3 Rekom Jasa Boga 15 Diskes 4 Rekom Air Minum Isi Ulang 54 2 Diskes Non Perizinan 1 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) KPT 2 Tanda Daftar Perdangangan (TDP) KPT 3 Surat Izin Usaha (SITU) KPT 4 Tanda Daftar Gudang (TDG) 6 KPT 5 Tanda Terima Industri (TDI) 3 13 KPT 6 Izin Usaha Industri (IUI) KPT Perizinan 1 Kartu Pengawas Izin Usaha Angkutan 1196 Dishub 2 Izin Indestil 109 Dishub Non Perizinan 1 Pencari Kerja KPT 1 Izin HO / Gangguan KPT 2 Izin OP / Operasionanl KPT Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 SEKTOR Tabel 79 Proyeksi Investasi Daerah Kabupaten Kampar INVESTASI Pertanian 8,332, ,518, ,703, ,889, ,075, Pertambangan 214, , , , , Industri 1,752, ,960, ,167, ,375, ,583, Listrik 12, , , , , Bangunan 207, , , , , Perdangan 818, , ,005, ,098, ,191, Pengangkutan 309, , , , , Bank dan Keuangan 175, , , , , Jasa 341, , , , , Jumlah 12,165, ,797, ,429, ,062, ,694, Sumber : Data Olahan II 48 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

59 Berdasarkan tabel 2.78 diatas diperkirakan investasi yang dibutuhkan pada tahun 2012 sebesar Rp. 12,165,260. Sementara untuk tahun 2016 kebutuhan investasi meningkat sebesar Rp. 18,694,660.00, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ratarata sebesar 7 %. Tabel 80 Proyeksi Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Daerah Kabupaten Kampar ICOR SEKTOR Pertanian Pertambangan Industri Listrik Bangunan Perdangan Pengangkutan Bank dan Keuangan Jasa Jumlah Sumber : Data Olahan Berdasarkan tabel 2.79 menunjukkan tingkat efisiensi dari penggunaan dana investasi terhadap output dalam bentuk PDRB. Diperkirakan ICOR Kabupaten Kampar tahun 2012 secara umum mencapai 3.3 yang mengindikasikan sudah efisiensinya pengelolaan dana investasi dengan output yang dihasilkan. Dilihat dari ICOR sektoral, nilai ICOR paling besar terjadi pada sektor pertanian yang menunjukkan belum efisiennya pengelolaan dana investasi pada sektor ini. Untuk sektor yang lain sudah menunjukkan kinerja yang baik, hal ini bisa dilihat dari besaran nilai ICOR yakni Diperkirakan untuk tahun 2016 nilai ICOR sebesar II Kebudayaan Indikator kinerja kunci penyelenggaraan Urusan Kebudayaan adalah sebagai berikut : } Penyelenggaraan festival seni budaya yang dilakukan pada tahun 2008 sebanyak 5 kali, tahun 2009 sebanyak 9 kali dan tahun 2010 sebanyak 13 kali. } Dari 10 Jumlah Benda, situs & kawasan yang dimiliki oleh Kabupaten Kampar, sebanyak 7 Benda, situs & kawasan yang dilestarikan sejak tahun 2008 s/d Disamping Indikator kinerja kunci diatas, indikator kinerja capaian program pada Urusan Kebudayaan sejak tahun 2007 s/d 2010 adalah sebagai berikut : } } } } } } } } } } } Penyusunan naskah sinetron dan studi 2 kegiatan Pelaksanaan pelestarian budaya 1 kegiatan. Pembangunan balai adat Tapung 2 unit. Penyediaan prasarana kebudayaan 1 paket. Pelaksanaan festival budaya daerah dengan peserta 20 kecamatan. Pengembangan kesenian dan budaya daerah 1 kegiatan Fasilitas perkembangan keragaman budaya daerah 28 set Festival budaya daerah 1 kegiatan Perencanaan dan rehabilitasi rumah adat Kampar di TMII Jakarta Sinetron film dokumenter Ocu Pai Maantau ka Naghoi Uang. Pengadaaan alatalat tradisional di rumah adat Kampar di TMII Jakarta RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 49

60 } Pengawasan teknis pembangunan rumah adat limau manis dan Rehab rumah adat desa limau manis } } } } } } Festival budaya melayu kampar Terlaksananya fasilitasi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kekayaan budaya Pembangunan Balai adat Bangkinang Barat Penelitian jejak sejarah Kerajaan Gunung Sahilan Penelitian jejak sejarah Candi Muara Takus Terlaksananya pengelolaan dan pengembangan pelestarian peninggalan sejarah purbakala, museum, dan peninggalan bawah air } } } } } } Buku kebudayaan dan pariwisata Produksi film Ocu Bungkal Bagawung Rehabilitasi makam Syeh Burhanuddin Terlaksananya penyusunan system informasi database bidang kebudayaan Lomba cipta lagu melayu ocu Seminar dalam rangka revitalisasi dan reaktualisasi budaya local (seminar tentang pelaksanaan balimau kasai di Kabupaten Kampar) } } } } Ramburambu penunjuk lokasi wisata Terlaksananya pameran wisata nasional Pelatihan pemandu wisata terpadu Rehabilitasi 6 bangunan bersejarah } Pembutan dan Penerbitan buku koleksi bendabenda bersejarah Kab.Kampar 50 eksemplar. } } } } Pembangunan sarana dan prasarana peninggalan sejarah purbakala 8 paket. perencanaan pembangunan prasasti dan peninggalan sejarah purbakala Rehabilitasi masjid kuno desa tanjung kecamatan XIII Koto Kampar. Produksi album musik hitam putih Kabupaten Kampar di studio gamelan Jogjakarta. } Pendokumendasian jejak sejarah dan seni budaya Kabupaten Kampar dari 40 narasumber. } } Pengiriman Tim kesenian pacu jalur event nasional di teluk kuantan Parade Tari Daerah Riau } Terlaksananya pergelaran musik hitam putih internasional 2009 } } } Pengiriman gita bahana nusantara kabupaten ke propinsi Terlaksananya festival tari klasik Terlaksananya lomba musik tradisi gong calempong yang diikuti 20 kecamatan. } Terlaksananya festival berzanji marhaban di desa limau manis yang diikuti 20 kecamatan. } } } } Pengadaan alat drum band sekolah Pembangunan Balai Adat Kabupaten Kampar Terlaksananya fasilitasi masyarakat dalam pengelolaan kekayaan budaya Terlaksananya pengelolaan dan pengembangan pelestarian peninggalan sejarah purbakala, museum dan peninggalan bawah air II 50 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

61 } Terlaksananya kemitraan dalam pengelolaan kebudayaan melalui kemitraan pengelolaan kebudayaan antar daerah II Kepemudaan dan Olah Raga Pemuda sebagai generasi muda di Kabupaten Kampar turut serta dalam upaya meningkatkan kemajuan dan kemakmuran Kampar. Partispasi pemuda terutama di bidang olahraga dan kesenian dengan cara melestarikannya dan ikut terlibat didalamnnya. Wadah yang digunakan untuk menampung aspirasi dan kegiatan pemuda adalah karang taruna. Perkembangan jumlah karang taruna di Kabupaten Kampar relatif cukup baik dimana tahun 2006 terdiri dari 26 karang taruna dan pada tahun 2007 dan 2008 berkembang menjadi 40 karang taruna. Di tahun 2009 dan 2010 meningkat lagi menjadi menjadi 44 karang taruna. Selama 5 tahun terakhir dibanding tahun 2006, telah bertambah sebanyak 14 karang taruna pada tahun Selain organisasi pemuda, kemampuan daerah untuk mengangkat harkat dan martabat daerah dan bangsanya melalui prestasi di bidang olahraga. Jenis olahraga yang ada di Kabupaten Kampar adalah sepakbola, bulu tangkis, bola basket, bola voli, tenis meja, atletik, catur, senam, pencak silat, sepak takraw, renang, karate, dayung, taekwondo, panahan dan tenis lapangan. Indikator Kinerja Kunci Capain penyelenggaraan Urusan Pemuda dan Olahraga adalah sebagai berikut : Tabel 81 Tingkat Capaian Penyelenggaraan Urusan Kepemudaan dan Olah Raga Tahun Kabupaten Kampar PERSENTASE CAPAIAN KINERJA ( % ) NO INDIKATOR CAPAIAN KINERJA KETERANGAN Gelanggang / Balai Remaja (selain milik swasta) Lapangan Olahraga Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Persentase nilai capaian kinerja Gelangggang / Balai remaja (selain milik swasta) pada tahun 2010 meningkat 0,0096 per 1000 penduduk dibanding tahun dari jumlah penduduk Kabupaten Kampar, hanya tersedia 6 gelangggang/balai remaja. Persentase nilai capaian kinerja lapangan olahraga pada tahun 2010 meningkat 1,3 per 1000 penduduk dibanding tahun Pada tahun 2010, Jumlah lapangan olahraga yang tersedia di Kabupaten Kampar sebanyak lapangan olahraga. II Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam Negeri Dalam rangka meningkatkan kinerja Pemerintah Daerah di bidang pemeeliharaan keamanan, ketentraman dan ketertiban umum, selain berkoordinasi dengan TNI dan pihak Kepolisian, pemerintah memiliki lembaga teknis Satuan Polisi Pamong Praja yang bertugas memelihara keamanan, ketentraman dan ketertiban umum. RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 51

62 Tabel 82 Jumlah Anggota Satuan Polisi Pamong Praja Menurut Jenis Kelamin Tahun Kabupaten Kampar TAHUN LAKILAKI PEREMPUAN JUMLAH Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Capaian Kinerja pelaksanaan Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik dalam Negeri sebagai berikut. No Tabel 83 Pelanggaran Peraturan Daerah Tahun Kabupaten Kampar Jenis Satuan 2007 Tertangani 2008 Tertangani 2009 Tertangani 2010 Tertangani Pelanggaran 1. IMB IMB Izin Gangguan Izin Reklame Reklame PKL PKL Pajak & Retribusi 6. Galian C Lokasi Miras Botol WTS dan Gelandangan Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Orang Jenis Pelanggaran Perda yang mendominasi setiap tahunnya adalah Pedagang Kaki Lima (PKL), namun pada tahun 2010 menurun 290 (58,19%) dibanding tahun Sejak tahun 2007 s/d tahun 2010 jumlah pelanggaran PKL sebanyak dan yang telah ditangani oleh Satuan Polisi Pamong Praja adalah (94,66%). Mulai tahun 2007 s/d 2010 jumlah pelanggaran yang terjadi dan tertangani menurut jenisnya yaitu Pelanggaran IMB sebanyak 752 dan yang ditangani sebanyak 724 (96,28%); Izin gangguan 343 tertangani 310 (90,38%); reklame (354 tertangani 304 (85,88%), Pajak dan retribusi 510 tertangani 423 (84,71%), Galian C 160 tertangani 146 (91,25%), Miras botol yang diamankan 100%, WTS dan gelandang 792 tertangani 695 orang (87,75%). II Otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian. II Legislatif Data perkembangan jumlah anggota DPRD Kabupaten Kampar berdasarkan hasil pemilu 2004 dengan pemilu legislatif 2009 dijabatkan pada tabel berikut : Tabel 84 Perkembangan Data Jumlah Anggota DPRD Berdasarkan Hasil Pemilu Tahun 2004 dan 2009 Kabupaten Kampar NAMA FRAKSI Hasil Pemilu 2004 Hasil Pemilu 2009 NAMA FRAKSI L P Jumlah L P Jumlah Fraksi Partai Golkar Fraksi Partai Golkar Fraksi Partai PDI Perjuangan Fraksi Demokrat Fraksi Partai Persatuan Fraksi Partai Amanat Nasional II 52 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

63 NAMA FRAKSI Hasil Pemilu 2004 Hasil Pemilu 2009 NAMA FRAKSI L P Jumlah L P Jumlah Fraksi Partai Kerakyatan Fraksi PKS Fraksi PKS Fraksi PPP Plus Fraksi Partai Amanat Nasional Fraksi Kebangsaan Fraksi Reformasi Ummah Jumlah Jumlah Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Berdasarkan komposisinya, jumlah anggota DPRD Kabupaten Kampar hasil pemilu tahun 2004 dan 2009 didominasi dari Fraksi Partai Golkar, masing masing 35,56% dan 24,44%, pada tahun 2004 dominasi selanjutnya diikuti oleh Fraksi PDI perjuangan 15,6%, sedangkan pada hasil pemilu 2009 didominasi dari Fraksi Kebangsaan 24,44%. Keterwakilan Perempuan pada hasil pemilu 2004 adalah 8,9% sementara pada hasil pemilu 2009 menurun 6,7%. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik, pada tahun 2009 Pemerintah Kabupaten Kampar melaksanakan program Pembinaan terhadap partai politik yang diantaranya adalah pemberian bantuan keuangan kepada Partai Politik yang memperoleh kursi di DPRD Kabupaten Kampar. Pedoman perhitungan dan penyaluran bantuan keuangan partai politik tersebut diatur melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 24 Tahun 2009 tentang Pendoman Tata Cara Perhitungan, Penganggatan dalam APBD, pengajuan, penyaluran dan laporan pertanggungjawaban penggunaaan Bantuan Keuangan Kepada Pantai Politik. Daftar bantuan keuangan kepada Partai Politik yang memperoleh Kursi di DPRD Kabupaten Kampar tahun 2009 dan 2010 adalah sebagai berikut. Tabel 85 Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik yang memperoleh Kursi di DPRD Tahun 2004 dan 2010 Kabupaten Kampar HASIL PEMILU 2004 JUMLAH BANTUAN (Januari s/d Agustus 2009) (Rp) HASIL PEMILU 2009 JUMLAH BANTUAN (September s/d Desember 2009) (Rp) JUMLAH BANTUAN Tahun 2010 (Rp) Partai Golkar ,33 Partai Golkar , ,08 Partai PDI Perjuangan ,00 Partai Demokrat , ,92 Partai Persatuan Pembangunan ,67 Partai Keadilan sejahtera , ,97 Partai Amanat Nasional ,33 Partai Amanat Nasional , ,03 Partai Keadilan Sejahtera ,33 Partai Persatuan , ,20 Pembangunan Partai Bintang Reformasi ,00 Partai Bulan Bintang , ,53 Partai Bulan Bintang ,67 Partai Bintang Reformasi , ,43 Partai Persatuan Demokrasi Bangsa Partai Damai Sejahtera ,33 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ,67 Partai Gerakan Indonesia Raya , , , ,91 Partai Demokrat ,33 Partai Demokrasi Kebangsaan , ,97 Partai Persatuan Nahdatul Ummah Indonesia ,33 Partai Hari Nurani Rakyat , ,15 Partai Kebangkitan Bangsa , ,37 Partai Peduli Rakyat Nasional , ,87 Partai Demokrasi Pembaruan , ,08 Jumlah , , , Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 53

64 II Pembangunan Hukum Bahwa pembangunan bidang hukum merupakan bagian yang tak terpisahkan dari upaya atau proses penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan baik (good and clean governance) oleh karena itu pembangunan bidang hukum menjadi salah satu prioritas dalam pelaksanaan pemerintahan di Kabupaten Kampar. Upaya terus dilaksanakan secara bertahap dan terus menerus dilakukan dalam rangka mewujudkan pemahaman dan kesadaran hukum aparatur pemerintah dan masyarakat, tertib hukum serta mewujudkan situasi daerah yang kondusif. Untuk mewujudkan hal tersebut tentunya Pemerintah Daerah perlu adanya penataan Peraturan Perundang undangan yang di implementasikan. Capaian kinerja dalam bidang pembangunan hukum adalah sebagai berikut : NO JENIS PERATURAN Tabel 86 Capaian Produk Hukum Daerah JUMLAH PRODUK HUKUM * Peraturan Daerah Peraturan Bupati Keputusan Bupati MOU Perjanjian kerjasama Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Jumlah Peraturan Daerah yang dihasilkan sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 sebanyak 87 Peraturan Daerah.Jumlah peraturan Bupati yang diterbitkan muali tahun 2007 s/d tahun 2011 sebanyak 216 peraturan, ratarata Peraturan Bupati diterbitkan 47 Peraturan tiap tahunnya. Jumlah keputusan Bupati yang diterbitkan sejak tahun 2007 s/d 2011 sebanyak 2007 Keputusan, atau ratarata 451 keputusan tiap tahunnya. Jumlah MOU yang dihasilkan sampai tahun 2007 s/d 2011 sebanyak 31 MOU atau ratarata 7 MOU tiap tahunnya. Perjanjian Kerjasama yang dihasilkan tahun 2007 s/d 2011 sebanyak 31 perjanjian atau ratarata 7 perjajian tiap tahunnya. II Pengawasan Daerah Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan efisien, efektif, transparan dan akuntabel, maka dilakukan pengawasan yang obyektif dan profesional sesuai norma dan standar audit pemerintahan. Tabel 87 Daftar Tindak Lanjut Temuan Keuangan Pemeriksaan Reguler Inspektorat Tahun Kabupaten Kampar JUMLAH TAHUN NILAI (Rp) SETOR (Rp) SISA (Rp) TEMUAN ,186,234, ,007,583, ,651, ,941,096, ,143,266, ,830, ,197,131, ,153, ,977, ,344,142, ,463, ,679, Jumlah 868 7,668,606, ,448,467, ,220,138, Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Jumlah temuan Keuangan Pemeriksaaan Reguler Inspektorat Kabupaten Kampar tahun 2007 s/d 2009 terus mengalami peningkatan, pada tahun 2009 jumlah temuan keuangan II 54 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

65 bertambah 85 temuan dibanding tahun 2007, hal ini kemungkinan disebabkan adanya aturan baru tentang pengelolaan Keuangan Daerah yang berbasis kinerja yaitu Permendagri No. 13 Tahun 2006, sehingga belum semua SKPD dapat memahaminya secara cepat dan baik mengenai aturan tersebut. Jumlah temuan Keuangan Pemeriksaaan Reguler Inspektorat Kabupaten Kampar tahun 2010 kembali berkurang sebanyak 39 temuan dibanding tahun Pengurangan ini sebagai cerminan dari tingkat pemahaman SKPD terhadap Peraturan tentang Pengelolaan Daerah yang semakin baik. Hal ini tidak terlepas dari intensitas pelaksanaan diklatdiklat tentang pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah sendiri ataupun pihakpihak lain. Tabel 88 Daftar Tindak Lanjut Temuan Administrasi Pemeriksaan Reguler Inspektorat Tahun Kabupaten Kampar TAHUN JUMLAH TEMUAN SELESAI SETOR SISA JUMLAH 2,429 1, Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Jumlah temuan Administratif Pemeriksaan reguler Indpektorat Kabupaten Kampar sejak tahun 2005 s/d 2009 terus mengalami peningkatan. Jumlah temuan administratif pada tahun 2009 bertambah 604 dibanding tahun 2005 atau ratarata bertambah 121 temuan (60,4%) setiap tahunnya. Sejak tahun 2005 s/d 2009 telah ditemukan temuan administratif dari Pemeriksaan Reguler Inspektorat Kabupaten Kampar dan yang telah diselesaikan secara administrasi sebanyak temuan (76,85%), yang menyetor 269 temuan 11,07% dan yang belum terselesaikan 293 temuan (12,06%). Tindak lanjut penyelesaian atas temuan administratif sejak tahun 2005 s/d 2009 ratarata 91,33%. II Pengelolaan Keuangan Daerah Capaian kinerja dalam urusan pengelolaan keuangan daerah adalah sebagai berikut: } Telah terlaksananya penyusunan APBD secara tepat waktu. Penyusunan APBD mulai tahun 2009, 2010 dan 2011 telah dilaksanakan secara tepat waktu. } Opini laporan keuangan Pemerintah kabupaten Kampar yang cukup baik yaitu Wajar dengan Pengecualian. Opini laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Kampar sampai dengan tahun 2010 disajikan secara wajar memadai berdasarkan pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan, terbukti dengan opininya yaitu wajar dengan pengecualian yang terus dipertahankan dari tahun 2006 sampai dengan tahun Tabel 89 Capaian Kinerja Penyusunan Laporan Keuangan Daerah Kabupaten Kampar Capaian Kinerja 5 Tahun No Uraian * Ketepatan Penyusunan APBD belum belum belum sudah sudah sudah RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 55

66 No Uraian Capaian Kinerja 5 Tahun * Opini Laporan Keuangan WDP WDP WDP WDP WDP *) Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Anggaran dan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Kampar tahun 2007 s/d 2011 adalah sebagai berikut : Pendapatan Asli Daerah Tabel 90 Anggaran Pendapatan Daerah Tahun Kabupaten Kampar URAIAN Dana Perimbangan Lain Pendapatan Yang Sah Jumlah Pendapatan ,453,597, ,742,870, ,187,748, ,596,960, ,058,349,242, ,388,712, ,452,439, ,040,050,558, Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, ,211,480,825, ,170,630, ,161,453,846, ,044,810,818, ,566,124, ,686,019, ,974,166, ,381,994,137, Tabel 91 Realisasi Pendapatan Daerah Tahun Kabupaten Kampar 1,300,910,586, ,041,979, ,467,638,585, URAIAN Pendapatan Asli Daerah 61,664,809, ,994,615, Dana Perimbangan 1,177,627,819, Lain Pendapatan Yang Sah Jumlah Pendapatan 1,239,292,629, Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, ,056,711,535, ,562,857, ,345,686, ,224,927,634, ,766,992, ,525,968, ,158,289,034, ,500,000, ,599,652, ,660,060, ,601,363, ,184,206,151, ,365,090,144, ,159,772,739, ,501,416,366, Persentase realisasi pendapatan tahun 2007 adalah 113,85%, Tahun 2008 sebesar 112,68%, tahun 2009 sebesar 111% dan tahun 2010 sebesar 108,64%. Pendapatan Daerah Kabupaten Kampar tahun 2007 s/d 2010 berfluktuasi, tahun 2007 realisasi Jumlah Pendapatan berkurang Rp ,57 (4,44%) dibanding tahun 2006, tahun 2008 bertambah Rp ,66 (15,27%) dibanding tahun 2007, tahun 2009 berkurang kembali Rp ,52 (15,04%) dibanding tahun 2008 dan pada tahun 2010 bertambah kembali sebesar Rp. 341,643,626, (29,46%) dibanding tahun Fluktuasi Pendapatan Daerah Kabupaten Kampar, dipengaruhi oleh adanya fluktuasi dari penerimaan PAD, Perimbangan dan Lain Pendapatan yang sah. Pada tahun 2010 jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD) meningkat hingga Rp ,01 (209,64%) dibanding tahun Untuk dana perimbangan meningkat Rp , (121,7%) dan Lain Pendapatan yang sah juga bertambah Rp , (112,48%) dibanding tahun Sampai dengan tahun 2010, persentase komposisi realisasi penerimaan Pendapatan Daerah Kabupaten Kampar dilihat dari Komponen penerimaannya yaitu Dana Perimbangan sebesar 77,15%, PAD 15,69% dan Lain Pendapatan yang sah 7,17%. II Kepegawaian Capaian kinerja Kepegawaian dapat diuraikan dalam tabel sebagai berikut. II 56 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

67 No Tabel 92 Capaian Kinerja Kepegawaian Capaian Kinerja URAIAN Pendidikan penjenjangan struktural a. Diklat PIM II (orang) b. Diklat PIM III (orang) c. Diklat PIM IV (orang) Peningkatan ketrampilan dan Profesionalisme a. Ujian dinas b. Ujian kenaikan pangkat penyesuaian ijazah Pendidikan pelatihan prajabatan bagi calon PNS daerah a. Prajabatan golongan III b. Prajabatan golongan II c. Prajabatan golongan I 4 Pendidikan dan pelatihan teknis tugas dan fungsi bagi PNS daerah Penyusunan rencana pembinaan karir PNS a. Bintek penilaian angka kredit jab.fungsional (orang) 40 b. Pelantikan jabatan struktura (kali)l c. Pengangkatan jabatan fungsional Seleksi penerimaan calon PNS Penataan sistem administrasi kenaikan pangkat otomatis PNS a. SK kenaikan pangkat Pemberian penghargaan bagi PNS yang berprestasi Proses penangganan kasuskasus pelanggaran disiplin PN a. Terselesaikannya kasus (buah) Pemberian bantuan tugas belajar dan ikatan dinas Penyelenggaraan sumpah janji PNS Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Pendidikan penjenjangan struktural dilaksanakan pada tahun 2007 dan 2008 untuk Diklat Pim III dan IV masingmasing 40 orang, untuk tahun 2009 dan 2010 tidak dilaksanakan. Peningkatan ketrampilan dan Profesionalisme untuk ujian Dinas sejak tahun 2007 s/d 2010 sebanyak 260 orang, sedangkan Ujian kenaikan pangkat penyesuaian ijazah sebanyak 160 orang. Pendidikan pelatihan prajabatan bagi calon PNS daerah mulai tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 sebanyak orang yang terdiri dari Golongan III, II dan I. Pendidikan dan pelatihan teknis tugas dan fungsi bagi PNS daerah yahun 2007 s/d 2010 sebanyak 120 orang. Pengangkatan jabatan fungisonal pada tahun 2010 sebanyak 2000 orang yang terdiri dari 1702 guru dan 298 tenaga kesehatan. Seleksi penerimaan CPNS 2 tahun terakhir, tahun 2009 dan 2010 telah menerima sebanyak 406 CPNS. Pemberian penghargaan bagi PNS yang berprestasi sejak tahun 2007 s/d 2010 telah diberikan kepada 488 PNS. Penyelenggaraan sumpah janji PNS dua tahun terakhir telah menyumpah 2947 PNS. Tabel 93 Perkembangan Jumlah PNS di Kabupaten Kampar TAHUN GOL IV GOL III GOL II GOL I JUMLAH PNS ,764 4,799 1, , ,062 5,304 2, , ,640 5,035 2, , ,902 5,111 2, , ,927 5,065 2, ,947 Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 57

68 Jumlah PNS pada tahun 2011 bertambah orang dibanding tahun 2007 atau ratarata bertambah 523 (6,28%) orang setiap tahunnya. Jumlah PNS Golongan IV tahun 2011 bertambah orang dibanding tahun 2007 atau ratarata bertambah 233 orang (13,19%) setiap tahun. Jumlah PNS Golongan III tahun 2011 bertambah 266 orang dibanding tahun 2007 atau ratarata bertambah 53 orang (1,11%) setiap tahun. Jumlah PNS Golongan II tahun 2011 bertambah orang dibanding tahun 2007 atau ratarata bertambah 227 orang (13,57%) setiap tahun. Jumlah PNS Golongan I tahun 2011 bertambah 51 orang dibanding tahun 2007 atau ratarata bertambah 10 orang (11,21%) setiap tahun. II Pemerintahan Umum Indikator capaian kinerja penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Umum diantaranya yaitu fasilitasi penyelesaian Tata batas kabupaten Kampar. Sampai dengan tahun 2010, pelaksanaan fasilitasi percepatan tata batas yang telah dilakukan adalah sebagai berikut. II I. Batas Antar Desa/ Kelurahan dan Kecamatan A. Penetapan dan Penegasan Batas Desa Batas Desa Kampar dengan Desa Pulau Rambai Kecamatan Kampar Timur. Batas desa Kampar dengan desa Koto Perambahan Kecamatan Kampar Timur. Batas Desa Pulau Rambai Kecamatan Kampar Timur dengan Desa Padang Mutung Kecamatan Kampar. Batas desa Buluh Nipis dengan Desa Pangkalan Serik Kecamatan Siak Hulu. Batas Desa Kampung Pinang dengan Desa Lubuk sakat Kecamatan Perhentian Raja. Batas Desa Kuok dengan Desa Pulau Terap Kecamatan Bangkinang Barat. Batas Kelurahan Air Tiris dengan Desa Tanjung Barulak Kecamatan Kampar. Batas Desa Tanjung Alai dengan Kelurahan Batu Bersurat Kecamatan XIII Koto Kampar. Batas Desa Kelurahan Batu Bersurat dengan Desa Binamang Kecamatan XIII Koto Kampar. Batas Desa Koto Tuo dengan Desa Koto Tuo Barat Kecamatan XIII Koto Kampar Batas Desa Muara Takus dengan Desa Koto Tuo Barat Kecamatan XIII Koto Kampar. Batas Desa Petapahan dengan Desa Batu Gajah Kecamatan Tapung. Batas Desa Sei Agung dengan Desa Batu Gajah Kecamatan Tapung. Batas Desa Bencah Kelubi dengan Desa Karya Indah Kecamatan Tapung. Batas Desa Kijang Rejo dengan Desa Pantai Cermin Kecamatan Tapung. B. Penetapan Batas Desa Batas Desa Koto Gato Kecamatan Tapung Hilir dengan Desa Bencah Kelubi Kecamatan Tapung. Batas Desa Penyewasan dengan Desa Bukit Ranah Kecamatan Kampar. II 58 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

69 Batas Desa Kuok Kecamatan Bangkinang Barat dengan Desa Ganting Kecamatan Salo. Batas Desa Kepau Jaya Kecamatan Siak Hulu dengan Desa Pantai Raja Kecamatan Perhentian Raja. II II. Batas Antar Daerah A. Penetapan dan Penegasan Batas (Sk Mendagri) Batas Kabupaten Kampar dengan Kota Pekanbaru Batas Kabupaten Kampar dengan Kabupaten 50 Kota Provinsi Sumater Barat. B. Pelacakan dan Pengukuran Batas Batas Kabupaten Kampar dengan Kabupaten Rokan Hulu Batas Kabupaten Kampar dengan Kabupaten Siak Batas Kabupaten Kampar dengan Kabupaten Pelalawan Batas Kabupaten Kampar dengan Kabupaten Kuantan Singingi II Ketahanan pangan Pengembangan kelembagaan merupakan salah satu koponen pokok dalam keeluruhan rancangan revitalisasi pertanian, Perikanan dan kehutanan (RPPK) tahun Pendekatan kelembagaan juga telah menjadi komponen pokok dalam pembangunan pertanian dan perdesaan. Kedepan diharapkan kelembagaan petani dapat menjadi aset komunitas masyarakat desa yang partisipatif dalam pembangunan. Untuk itu pengembangan kelembagaan harus dirancang sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas masyarakat itu sendiri sehingga menjadi mandiri. Pembentukan dan pengembangan Gapoktan yang akan dibentuk disetiap desa harus menggunakan basic sosial capital setempat dengan prinsip kemandirian lokal yang dicapai melalui prinsip keotonomian dan pemberdayaan. Tabel 94 Jumlah Kelompok Tani Menurut Kelas Tahun Kabupaten Kampar TAHUN PEMULA LANJUT MADYA UTAMA BELUM DIKUKUHKAN JUMLAH , , , , ,328 Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Pertambahan jumlah kelompok tani secara signifikan terjadi pada tahun 2010, dimana pada tahun 2010 bertambah 328 kelompok tani dibanding tahuntahun sebelumnya. Peningkatan jumlah kelompok tani ini kemungkinan disebabkan oleh Karena Pemerintah Kabupaten Kampar pada semakin fokus terhadap penyelenggaraan Urusan Ketahanan Pangan. Berdasarkan Perda No. 6 tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Kampar pada tahun 2009, Pemerintah Kabupaten Kampar membentuk Badan Penyuluh Pertanian dan Ketahanan Pangan, yang sebelumnya urusan ketahanan pangan masih di tangani oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan. RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 59

70 II Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pelaksanaan program dan kegiatan Tahun 2007 s/d Mei 2011 yang terkait urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa mendukung capaian kinerja sebagai berikut: 1. Program Pengembangan Kecamatan (PPK/PNPM Mandiri Pedesaan) sebagaimana tampak pada tabel dibawah ini. Tabel 95 Rekapitulasi Lokasi Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan MasyarakatMandiri (PNPM Mandiri) Tahun Kabupaten Kampar No KECAMATAN DESA Siak Hulu XIII Koto Kampar Tambang Tapung Hilir Kampar Kiri Hulu Kampar Kiri Hilir Bangkinang Seberang Kampar Timur 7 7 Jumlah Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Untuk tahun 2011 Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui PNPM Mandiri ditargetkan di 12 Kecamatan dengan sasaran Masyarakat Miskin Yang ada di Kabupaten Kampar sebanyak Jiwa Penduduk miskin atau RTM, dengan tujuan mengurangi jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kampar, Meningkatnya Kapasitas dan Kemandirian Masyarakat Dalam Membangun Desa. Adapun budget sharing dana yang ditargetkan untuk tahun 2011 yaitu Dana Pusat 15,75 M dan Dana Kabupaten 10,5 M. 2. Peningkatan kapasitas kelembagaan ekonomi dan sosial yang dibentuk oleh masyarakat sebagai wadah bagi partisipasi masyarakat, pengembangan usaha produktif dan pengembangan interaksi sosial. } Pelaksanaan Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kampar (PEMK) tahun 2009 dilaksanakan berdasarkan SK Bupati kampar No. 410/BSPPM/ di 41 desa sangat tertinggal yaitu di Kecamatan XIII Koto Kampar sebanyak 11 desa, Bangkinang Seberang 3 desa, Tapung Hulu 2 desa, Tambang 4 desa, Siak Hulu 1 desa, Kampar Kiri 5 desa dan Kampar Kiri Hulu 15 desa. } Program Pemberdayaan Desa (PPD)/ Usaha Ekonomi DesaSimpan Pinjam (UEDSP) Tabel 96 Rekapitulasi Lokasi Pelaksanaan Program Pemberdayaan Desa (PPD) / Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UEDSP) tahun 2006 s/d 2010 No KECAMATAN DESA XIII Koto Kampar Kampar Kiri Hulu Kampar Utara Tapung Hulu Gunung Sahilan Salo Bangkinang Barat Bangkinang Seberang Tapung Jumlah II 60 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

71 No KECAMATAN DESA Kampar Kiri Tengah Kampar Kiri Tambang Siak Hulu Kampar Kampar Kiri Hilir Perhentian Raja Rumbio Jaya Tapung Hilir 1 1 Jumlah Jumlah desa Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Untuk program pemberdayaan Desa/ Usaha ekonomi Desa Simpan Pinjam (UEDSP) pada tahun 2011 ditargetkan 30 desa dengan sasaran Masyarakat Miskin yang memiliki Usaha dan Rencana Usaha dengan target budget sharing Dana Provinsi 7,5 M; Dana Kabupaten 7,5 M. Program Desa Mapan dilaksanakan pada tahun 2008 pada Kecamatan Tambang desa Palung Raya, tahun 2009 di Kecamatan Kampar Kiri 1 desa, Kampar Utara 1 Desa, dan Kampar Kiri Tengah 1 desa serta Tahun 2010 dilaksanakan di Kecamatan Tambang 1 desa. II Statistik Pelaksanaan program dan kegiatan Tahun yang terkait urusan statistik mendukung capaian kinerja sebagai berikut: 1. Sampai dengan tahun 2009 halhal yang telah ditetapkan pada awal tahun RPJMD sebagian besar telah dapat dilaksanakan, yaitu dengan tersusunnya secara rutin (setiap tahun) buku Kabupaten dalam Angka, Kecamatan dalam Angka, dan Buku PDRB. Sebagaimana tampak dalam tabel dibawah ini: 2. Tersusunnya data Harga Perdagangan Besar Konstruksi (HPBK) dan buku indikator ekonomi. 3. Data/informasi statistik yang dihasilkan oleh urusan statistik telah dipergunakan sebagai bahan perumusan dan analisis kebijakan baik dalam perencanaan keuangan daerah maupun penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Kampar. II Kearsipan Capaian kinerja pelaksanaan program dalam rangka penyelenggaraan Urusan Kearsipan mulai tahun 2007 s/d 2010 adalah sebagai berikut : } } } } } } } Terduplikasinya arsip (dokumen) daerah dalam bentuk digital 1 set Meningkatnya manajemen kearsipan di setiap Satker 215 orang Tersedianya sarana pengolahan dan penyimpanan 7 unit Tersimpannya arsip/dokumen daerah yang bernilai guna 5 Satker/ tahun Terkelolanya arsip in aktif 5 Satker Terlaksananya studi banding ke ANRI Jakarta dan Kabupaten Bogor 50 orang Pembangunan Data Base Informasi Kearsipan Perangkat sistem informasi manajemen kearsipan (SIMK) RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 61

72 } Sosialisasi/Penyuluhan kearsipan di lingkungan instansi pemerintah/swasta 40 orang/tahun } Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana Pengolahan dan Penyimpanan Arsip II Komunikasi Dan Informatika Pelayanan data dan informasi bagi masyarakat dilaksanakan melalui situs resmi Pemerintah Kabupaten Kampar yaitu Statistik pengguna web site kamparkab. go.id selama 1 tahun terakhir disajikan sebagai berikut. MONTH Tabel 97 Usage Statistics for kamparkab.go.id Summary by Month DAILY AVG MONTHLY TOTALS Hits Files Pages Visits Sites Kbytes Visits Pages Files Hits Jan Des Nov Okt Sept Agust Juli Juni Mei April Maret Feb Totals Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat pengunjung website kamparkab.go.id selama 1 tahun pada Feb 2009 s/d Jan 2010 berjumlah pengunjung. Jumlah pengunjung terbanyak pada bulan Oktober, November dan Desember. Bila dilihat dari jumlah bulanan dan tahunan, jumlah pengunjung untuk website kampar masih sangat sedikit, hal ini mungkin dikarenakan updating informasi yang kurang intensif dan sajian informasi yang dikemas kurang menarik. II Perpustakaan Data perkembangan jumlah dan jenis buku yang ada di Perpustakaan Kabupaten Kampar Tahun 2005 s/d 2009 adalah sebagai berikut : Tabel 98 Jumlah Koleksi Buku Perpustakaan Daerah Menurut Jenis Buku Tahun Kabupaten Kampar KODE JENIS BUKU JUMLAH 0.00 Karya Umum (General) Filsafat (Philosophy) Agama (Religious) IlmuIlmu Sosial (Social Science) Bahasa (Language) Ilmuilmu Murni (Pure Science) IlmuIlmu Terapan (Application Science) Kesenian dan Olahraga (Art and Sport) Kesusasteraan (Literature) Sejarah dan Geografi (History ang Geography) 5 ROM BukuBuku Cerita (Stories) Sumber: Kampar Dalam Angka, 2010 II 62 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

73 II.6 ASPEK LAYANAN URUSAN PILIHAN II.6.1 Pertanian Perkembangan luas tanah menurut penggunaannya di Kabupaten Kampar Tahun sebagaimana tampak dalam tabel dibawah ini. Tabel 99Luas Tanah Menurut Penggunaan NO JENIS PENGGUNAAN TANAH Tanah Sawah 10,853 10,780 10, Pekarangan, Bangunan dan Lahan 44,341 82,813 82, Tegal Kebun 106, , , Ladang Huma 42,349 65,738 66, Padang Rumput 12,036 12,037 12, Rawa 20,612 26,453 25, Kolam 1,393 1,443 1, Sementara tidak diusahakan 66,946 41,405 43, Hutan 269, , , Perkebunan 311, , , Lainlain 242, , , Sumber: Kampar Dalam Angka, 2010 Tabel 100Luas Panen dan Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang Tahun Kabupaten Kampar PADI SAWAH PADI LADANG TAHUN Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) , , , , , , , , , ,17 Sumber: Kampar Dalam Angka, 2011 Luas panen padi sawah pada tahun 2010 bertambah Ha dibanding tahun 2006 atau ratarata bertambah 892 ha tiap tahunnya sedangkan jumlah produksi padi sawah pada tahun 2010 bertambah ,56 ton atau ratarata bertambah 5.026,20 ton tiap tahunnya. Luas panen padi ladang pada tahun 2010 bertambah Ha dibanding tahun 2006 atau ratarata bertambah 318,20 Ha tiap tahunnya sedangkan jumlah produksi padi ladang pada tahun 2010 bertambah 5.745,54 ton atau ratarata bertambah 1.149,11 ton tiap tahunnya. Tabel 101 Luas Panen Palawija Tahun (Ha) Kabupaten Kampar TAHUN JAGUNG UBI KAYU UBI JALAR KACANG TANAH KEDELAI KACANG HIJAU ,504 1, ,085 1, ,444 1, , , Sumber: Kampar Dalam Angka, 2010 Luas panen palawija secara keseluruhan tahun 2010 yaitu Ha, sedangkan persentase luas panen berdasarkan jenis palawija sampai dengan tahun 2010 yaitu Jagung (42,3,75%), Ubi Kayu (21,9%), Ubi Jalar (6,3%), Kacang tanah (13,9%), kacang kedelai (9,5% dan Kacang Hijau (6%). RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 63

74 Jenis palawija yang cenderung bertambah luas panennya sampai dengan tahun 2010 adalah Jagung dan Kedelai, sedangkan yang cenderung menurun adalah Ubi Kayu, Ubi Jalar, Kacang Tanah dan Kacang Hijau. Tabel 102 Produksi Palawija Tahun (Ton) Kabupaten Kampar TAHUN JAGUNG UBI KAYU UBI JALAR KACANG TANAH KEDELAI KACANG HIJAU , , , , Sumber: Kampar Dalam Angka, 2010 Produksi palawija secara keseluruhan sampai dengan tahun 2010 yaitu ton, sedangkan jumlah produksi panen berdasarkan jenis palawija sampai dengan tahun 2010 yaitu Jagung (44,57%), Ubi Kayu (21,04%), Ubi Jalar (5,88%), Kacang Tanah (13,33%), Kedelai (9,01%) dan Kacang Hijau (6,14%). Jenis palawija yang cenderung meningkat produksinya panennya sampai dengan tahun 2010 adalah Jagung, Kedelai, Ubi Jalar, Kacang Tanah dan Kacang Hijau sedangkan yang cenderung menurun adalah Ubi Kayu. Berdasarkan tabel diatas bila diperbandingkan luas panen palawija dengan jumlah produksi panen palawija sampai dengan tahun 2010 yaitu Jagung 4,26 ton/ha, Ubi Kayu 14,35 ton/ha, Ubi Jalar 12,15 ton/ha, Kacang Tanah 2,14 ton/ha, kedelai 0,37 ton/ha dan Kacang Tanah 1,65 ton/ha. Tabel 103 Luas Panen Sayursayuran Menurut Jenis Tahun (Ha) Kabupaten Kampar TAHUN KACANG PANJANG CABE PERIO TERUNG PITULO KETIMUN LABU SIAM KANGKUNG BAYAM Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Persentase luas panen menurut jenis sayursayuran sampai dengan tahun 2009 yaitu Kacang Panjang (21,25%), Ketimun (18,18%), Kangkung (16,43%), Bayam (15,11%), Cabe (14,93%), Perio (13,5%) dan Labu Siam (0,59%). Jenis Sayursayuran yang cenderung bertambah luas panennya sampai dengan tahun 2009 adalah Kacang Panjang, Ketimun, Labu Siam, Kangkung dan Bayam sedangkan yang cenderung mengalami penurunan adalah Cabe, Perio, Terung dan Pitulo. TAHUN Tabel 104 Produksi Sayursayuran Menurut Jenis Tahun (ton) Kabupaten Kampar KACANG PANJANG CABE PERIO TERUNG PITULO KETIMUN LABU SIAM KANGKUNG BAYAM , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 II 64 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

75 Persentase jumlah produksi menurut jenis sayursayuran sampai dengan tahun 2009 yaitu Ketimun 30,62%, Bayam 20,75%, Kangkung 17,07%, Terung 14,11%, Kacang Panjang 9,2%, Cabe 6,99% dan Labu Siam 1,25%. Jenis Sayursayuran yang cenderung meningkat jumlah produksinya sampai dengan tahun 2009 adalah Kacang Panjang, Labu Siam dan Kangkung sedangkan yang cenderung mengalami penurunan adalah Cabe, Perio, Terung, Pitulo, Ketimun dan Bayam. Berdasarkan tabel diatas bila diperbandingkan luas panen sayursayuran dengan jumlah produksi sayursayuran sampai dengan tahun 2009 yaitu Kacang panjang 3,96 ton/ha, Cabe 4,26 ton/ha, perio 5,46 ton/ha, Terung 9,57 ton/ha, pitulo 5,94 ton/ha, ketimun 15,42 ton/ ha, labu siam 19,35 ton/ha, kangkung 9,47 ton/ha dan bayam 12,53 ton/ ha. II.6.2 Peternakan II II Keragaan Perkembangan ternak Populasi Populasi ternak sampai dengan tahun 2010, baik ruminansia besar, ruminansia kecil maupun ternak unggas ratarata mengalami peningkatan. Kenaikan ini didukung oleh beberapa faktor yaitu : 1) gairah beternak masyarakat semakin meningkat; 2) ratarata peternak telah menerapkan teknologi untuk mendukung perkembangan peternakan sebagai salah satu contoh adalah Inseminasi Buatan; 3) tahun 2010, isu flu burung sudah mampu ditekan dan ditanggulangi sehingga peternak mampu bangkit kembali; 4) potensi sumber daya lokal telah dimanfaatkan peternak dalam mendukung perkembangan ternaknya. Tabel 105 Populasi Ternak Menurut Jenis Ternak Tahun (ekor) Kabupaten Kampar Jenis Ternak Sapi Potong 10,264 11,185 14,914 17,291 19,875 Kerbau 21,555 22,548 18,923 21,703 24,785 Kambing 16,655 17,511 13,368 16,706 20,879 Domba Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Jumlah ternak Sapi Potong sampai dengan tahun 2010 bertambah ekor dibanding tahun 2006 atau ratarata meningkat ekor (18,73%) setiap tahunnya. Jumlah ternak Kerbau sampai dengan tahun 2010 bertambah ekor dibanding tahun 2006, meskipun jumlah kerbau pada tahun 2008 sempat berkurang ekor dibanding tahun Ratarata pertambahan jumlah ternak kerbau adalah 646 ekor (3%) tiap tahun. Jumlah ternak Kambing sampai dengan tahun 2010 bertambah ekor dibanding tahun pada tahun 2008, jumlah ternak Kambing sempat berkurang ekor dibanding tahun Ratarata pertambahan jumlah ternak kerbau adalah 845 ekor (5,07%) setiap tahunnya. Jumlah ternak domba sampai dengan tahun 2010 bertambah 23 ekor dibanding tahun 2008, atau ratarata bertambah 5 ekor (6,22%) setiap tahunnya. RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 65

76 Tabel 106 Populasi Ternak Unggas Tahun (ekor) Kabupaten Kampar Jenis Unggas Ayam Buras 1,077,665 1,131, , , ,306 Ayam Petelur 33,687 33,778 30,401 30,699 49,419 Ayam Ras Pedaging 9, ,433,864 12,076,057 12,754,320 13,343,135 Itik 5,238 5,615 5,992 6,533 7,123 Itik Manila 16,559 17,028 22,340 25,214 28,457 Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Jumlah ternak Ayam Buras pada tahun 2008 berkurang ekor dibanding tahun 2007, hal ini mungkin disebabkan oleh adanya isu penyakit flu burung yang melanda dunia, sehingga di sebagian tempat termasuk di Kabupaten Kampar, hampir separuh populasi ayam buras dimusnahkan. Pada tahun 2010, populasi ayam buras kembali bertambah ekor dibanding tahun 2008 atau ratarata bertambah ekor (5,09%) setiap tahunnya. Populasi ayam petelur tahun 2010 bertambah ekor dibanding tahun 2006 atau ratarata bertambah ekor (9,34%) setiap tahunnya. Populasi ayam ras pedaging tahun 2010 bertambah ekor dibanding tahun 2006 atau ratarata bertambah ekor (7,56%) setiap tahun. Populasi itik tahun 2010 bertambah ekor dibanding tahun 2006 atau ratarata bertambah 377 ekor (7,2%) tiap tahun. Populasi itik manila tahun 2010 bertamba ekor dibanding tahun 2006 atau ratarata bertambah ekor (14,37%) setiap tahun. Produksi Hasil Ternak Produksi Daging ternak tahun 2010 untuk Sapi naik sebesar 21,96% (dari ekor tahun 2009 menjadi ekor tahun 2010), Kerbau naik 20,75% (dari ekor tahun 2009 menjadi ekor tahun 2010), Kambing naik 35,81% (dari ekor tahun 2009 menjadi ekor tahun 2010). Hasil konversi pemotongan tersebut terhadap produksi daging secara keseluruhan naik 12,30% dari kg tahun 209 menjadi kg tahun Produksi telur naik 3,21%, dari kg tahun 2009 naik kg pada tahun 2010 Konsumsi Daging dan Telur Perhitungan tingkat konsumsi daging dan telur adalah atas dasar jumlah yang tersedia dikonsumsi per jumlah penduduk Kabupaten Kampar. Hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa terjadi peningkatan konsumsi daging 8,46% dari 5,32 kg/kapita/tahun pada tahun 2009 menjadi 5,77 kg/kapita/tahun pada tahun 2010 dan untuk konsumsi telur meningkat 4,06% dari 3,45 kg/kapita/tahun tahun 2009 menjadi 3,59 kg/kapita/tahun untuk tahun Keragaan Penyerapan Tenaga Kerja Bidang Peternakan Peningkatan penyerapan tenaga kerja pada sub sektor peternakan komoditas ternak sapi dan kerbau pada tahun 2009 sebanyak KK meningkat menjadi KK (&,06%) pada tahun II 66 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

77 2. Pendapatan Asli Daerah sub sektor Peternakan tahun 2005 Rp ,; tahun 2006 Rp ,; tahun 2007 Rp , ; tahun 2008 Rp ,; tahun 2009 Rp ,; tahun 2010 Rp , sedangkan tahun 2011 ditargetkan PAD sub sektor Peternakan sebesar Rp ,. II Perikanan Secara umum kondisi yang diinginkan dalam urusan kelautan dan perikanan adalah sebagai berikut : a. Peningkatan pemanfaatan sumber daya alam/perikanan; b. Peningkatan skala usaha dan produksi perikanan, yang diikuti dengan meningkatnya pendapatan masyarakat pelaku usaha; c. Peningkatan fasilitasi permodalan dan pemasaran; d. Dapat dikendalikannya keberadaan penyakit ikan menular; e. Adanya peningkatan kontribusi dari bidang perikanan untuk mengentaskan kemiskinan. Tabel 107 Produksi Perikanan Menurut Sektor Perairan (Ton) Tahun Kabupaten Kampar Tahun Air Tawar Kolam Keramba Jumlah , ,68 730, , , , , , , , , , , , , , , , , ,61 Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Secara keseluruhan jumlah produksi perikanan sampai dengan tahun 2009 meningkat ,97 ton atau ratarata peningkatan 2.413,99 ton (20,32%) tiap tahunnya. Jumlah produksi perikanan pada sektor perikanan Air Tawar dari tahun 2005 s/d 2009 menurun 594,20 ton atau ratarata penurunan 118,84 ton (8,53%) tiap tahunnya. Jumlah produksi perikanan pada sektor perikanan Kolam tahun 2005 s/d 2009 meningkat 4.379,47 ton atau ratarata peningkatan 875,89 ton (8,98%) tiap tahunnya. Jumlah produksi perikanan pada sektor perikanan Keramba tahun 2005 s/d 2009 meningkat 8.284,70 ton atau ratarata peningkatan 1.656,94 ton (226%%) tiap tahunnya. Kecenderungan diatas menunjukkan bahwa budidaya ikan dengan keramba mengalami kemajuan yang cukup pesat, hal ini dikarenakan program Dinas Perikanan yang setiap tahun melakukan pembinaan dan pengembangan perikanan pada usaha budidaya keramba. Tabel 108 Jumlah Rumah Tangga Perikanan Nelayan menurut Sektor Perikanan Tahun Kabupaten Kampar Tahun Air Tawar Kolam Keramba Jumlah Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 67

78 Secara keseluruhan jumlah rumah tangga perikanan di Kabupaten Kampar pada dari tahun 2005 s/d 2009 meningkat sebanyak rumah tangga atau ratarata bertambah (27,25%) rumah tangga tiap tahunnya. Jika diperbandingan dengan jumlah produksi perikanan menurut sektor perikanan pada tahun 2009, ratarata jumlah produksi perikanan pada sektor perikanan air tawar adalah 0,16 ton/ rumah tangga, Kolam 2,06 ton/ rumah tangga dan keramba 1,47 ton/ rumah tangga atau secara keseluruhan ratarata produksi perikanan sebanyak 1,26 ton/rumah tangga/ tahun. Tabel 109 Jumlah Produksi Budidaya Perikanan menurut Jenis Ikan (ton) Tahun Kabupaten Kampar Tahun Mas Patin Nila Bawal Gurami Lele Lemak Baung Lain2 Jumlah Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Sampai dengan tahun 2009 persentase produksi budidaya perikanan menurut jenis dari yang terbanyak adalah sebagai berikut : Ikan patin (46,6%), Ikan Mas (19,3%), Ikan Nila (9,09%), Ikan Lemak (8,08%), Ikan lele (7,15%), Ikan Gurami (3,79%), Ikan Bawal (3,51%), Ikan Baung (2,17%) dan lainlain (0,32%). Berdasarkan jenisnya mulai tahun 2007 s/d 2009, jenis ikan yang meningkat produksinya adalah ikan Mas,Patin, Lele, Lemak, Baung sedangkan yang mengalami penurunan adalah ikan Nila, Bawal, Gurami,dan lainlain. Tabel 110 Luas Kolam, Keramba, Mina Padi Tahun Kabupaten Kampar Tahun Kolam (Ha) Keramba (Unit) , , , , , Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Luas Kolam Mina Padi mulai tahun 2005 s/d 2009 mengalami peningkatan 67,48 Ha atau ratarata bertambah 13,50 Ha (2,13%) tiap tahunnya. Jumlah Keramba mulai tahun 2005 s/d 2009 bertambah unit atau ratarata bertambah unit (58,66%) tiap tahunnya. II Perkebunan Capaian Kinerja pelaksanaan program di Bidang Perkebunan dapat dilihat dari data tabel berikut : Tabel 111 Jumlah Petani, Luas Tanaman dan Produksi Perkebunan Tahun Kabupaten Kampar LUAS AREAL PERKEBUNAN (HA) TAHUN PETANI PRODUKSI TBM TM TTR JUMLAH ,895 56, ,990 12, ,215 1,062, ,469 46, ,906 12, , , ,648 30,687 82,580 15, , , ,275 79, ,969 19, ,766 1,308, ,566 47, ,971 21, ,851 1,840,647 Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Tabel 112 Jumlah Petani, Luas Tanaman dan Produksi Perkebunan Tahun 2009 Kabupaten Kampar JENIS TANAMAN JUMLAH PETANI LUAS AREAL PRODUKSI (TON) KARET 48,809 91,328 46,664 KELAPA SAWIT 77, ,551 1,788,218 KELAPA 44,624 2,921 1,136 II 68 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

79 JENIS TANAMAN JUMLAH PETANI LUAS AREAL PRODUKSI (TON) KEMIRI GAMBIR 2,121 4,903 4,572 KOPI PINANG 3, KAKAO Jumlah 177, ,850 1,840,636 Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Jumlah petani yang terbanyak menurut jenis tanaman pada tahun 2009 adalah Petani Kelapa Sawit sebanyak orang (43,71%), dan diikuti oleh petani Karet sebanyak orang (27,49%), petani kelapa orang (25,13%), Petani Pinang orang (2,02%) dan petani gambir orang (1,19%). Luas areal perkebunan terbesar menurut jenis tanaman perkebunan pada tahun 2009 adalah Kelapa sawit Ha (62,37%), Karet Ha (34,61%), Gambir Ha (1,86%), Kelapa Ha(1,11%), Pinang 81 Ha (0,03%) dan Kakao 47 Ha (0,03%). Jumlah produksi perkebunan menurut jenis tanaman sampai dengan tahun 2009 adalah sebagai berikut : Kelapa Sawit ton (97,15%), Karet ton (2,54%), Gambir ton (0,25%) dan Kelapa ton (0,06%). Tabel 113 Perkembangan Usaha Perkebunan Besar Sampai dengan Tahun 2009 Kabupaten Kampar JENIS TANAMAN Luas Areal (Ha) Produksi (Ton) Perkebunan Besar Negara Karet Kelapa Sawit Perkebunan Besar Swasta Karet Kelapa Sawit Jumlah Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Jumlah petani dan jumlah produksi, jenis tanaman yang paling dominan adalah Jenis Kelapa Sawit. Berdasarkan penyebaran menurut kecamatan, Jumlah Petani, Luas Areal dan Produksi (ton) adalah sebagai berikut : } Jumlah petani kelapa sawit terbanyak berada pada Kecamatan Tapung Hilir sebanyak orang (23,56%), diikuti oleh Kecamatan Tapung orang (22,03%), Kecamatan Tapung Hulu orang (12,64%), Kecamatan Kampar Kiri orang (10.56%) dan Kecamatan Siak Hulu orang (7,4%). } Luas areal kelapa sawit terbesar berada pada Kecamatan Tapung yaitu Ha (20,05%), diikuti Kecamatan Tapung Hilir Ha (17,36%), Kecamatan Tapung Hulu Ha (13,86%), Kecamatan Kampar Kiri Ha (9,67%) dan Kecamatan Siak Hulu Ha (8,47%). } Produksi kelapa sawit terbanyak berada pada kecamatan Tapung Hilir yaitu ton (22,73%), diikuti oleh Kecamatan Tapung ton (21,49%), Kecamatan Tapung Hulu ton (13%), Kecamatan Kampar Kiri ton (12,69%) dan Kecamatan Siak Hulu ton (4,8%). II Kehutanan RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 69

80 Pelaksanaan program dan kegiatan Tahun yang terkait urusan kehutanan mendukung capaian kinerja sebagai berikut: Tabel 114 Luas hutan Menurut Jenis Kabupaten Kampar JENIS HUTAN LUAS (HA) % Hutan Lindung , Hutan Konservasi , Hutan Produksi Terbatas , Hutan Produksi , Jumlah , Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Kawasan hutan lindung terluas berada di Kecamatan XIII Koto Kampar ,21 Ha (60,8%), Kecamatan Kampar Kiri Hulu 8.810,92 (29,46%) dan Kecamatan Kampar Kiri 2.273,63 Ha (7,6%). Kawasan hutan Konservasi terluas berada di Kecamatan XIII Koto Kampar ,61 Ha (11,86%), Kecamatan Kampar Kiri Hulu ,57 Ha (79.79%) dan Kecamatan Kampar Kiri 3.786,79 Ha (3,67%) dan Tapung Hilir 3.347,21 Ha (3,25%). Kawasan hutan Produksi Terbatas (HPT) terluas berada di Kecamatan XIII Koto Kampar ,07 Ha (19,12%), Kecamatan Kampar Kiri Hilir Ha (16,97%), Kecamatan Kampar Kiri ,65 Ha (14,28%), Kecamatan Tapung Hilir ,02 Ha (12,05%), Kecamatan Kampar Kiri Hulu ,10 Ha (9,51%) dan Kecamatan Tapung ,49 Ha (8,94%). Kawasan hutan Produksi (HP) terluas berada di Kecamatan Tapung Hulu ,07 Ha (50,3%), Kecamatan Tapung Hilir ,42 Ha (32,73%) dan Kecamatan Gunung Sahilan 6.236,93 Ha (16,97%). Tabel 115 Luas dan Potensi Sumber Daya Hutan Per Kawasan Tahun 2009 No Jenis Hutan Luas (Ha) Berhutan (Ha) Tidak Berhutan (Ha) Potensi Kayu (M3/Ha) I Hutan Lindung 29, , , Bukit Suligi 5, , , Batang Ulak I 12, , Batang Ulak II 10, , , Sungai Kepenuhan II Hutan Konservasi 103, , , SM Bukit Rimbang Baling 86, , , Tahura Sutan Syarif Kasim 3, , CA Bukit Bungkuk 12, , , TWA Buluh Cina III Hutan Produksi Terbatas 303, , , Batang Lipai Siabu 118, , , Minas 37, , , Muara Mahat 9, , , Sei Pialan 5, , , Tesso Nilo 87, , , Batu Gajah 30, , , Bukit Permanisan 15, , , IV Hutan Produksi 36, , , Rangau Tamaluku 30, , Tanjung Pauh 6, , , II 70 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

81 Jumlah 473, , , Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Persentase Luas kawasan berhutan pada Kawasan Hutan Lindung di Kabupaten Kampar yaitu 83,53% dan yang tidak berhutan 16,47%. Persentase Luas kawasan berhutan pada Kawasan Hutan Konservasi di Kabupaten Kampar yaitu 82,32% dan yang tidak berhutan 17,68%. Persentase Luas kawasan berhutan pada Kawasan Hutan Produksi Terbatas di Kabupaten Kampar yaitu 45,81% dan yang tidak berhutan 54,19%. Persentase Luas kawasan berhutan pada Kawasan Hutan Produksi di Kabupaten Kampar yaitu 9,29% dan yang tidak berhutan 90,17%. Untuk melihat luas kawasan hutan berdasarkan fungsi yang ada pada masingmasing kecamatan di Kabupaten Kampar, dapat di lihat pada tabel di bawah ini. Tabel 116 Luas Kawasan Hutan Berdasarkan Fungsi Masingmasing kecamatan Tahun 2010 Kabupaten Kampar FUNGSI/LUAS HUTAN (HA) No. KECAMATAN TOTAL (HA) HL HPT HP HK Kampar Kiri Kampar Kiri Hulu Kampar Kiri Hilir Kpr. Kiri Tengah Gunung Sahilan XIII Koto Kampar Bangkinang Barat Salo Tapung Tapung Hulu Tapung Hilir Bangkinang Bangk. Seberang Kampar Kampar Timur Rumbio Jaya Kampar Utara Tambang Siak Hulu Perhentian Raja 2.273, , ,21 37,32 601, , , , , , , , ,49 746, , , , , , , , , , , , ,61 439,43 147, ,21 884, , , , , , , , , , , , , , , , ,65 J u m l a h , , , , ,17 Sumber : Profl Kabupaten Kampar, 2010 Dari tabel di atas terlihat bahwa persentase luas kawasan Hutan Produksi Terbatas mendominasi secara keseluruhan luas hutan yang ada di Kabupaten Kampar, yaitu sebesar 63, 98 persen. Kondisi ini memberikan indikasi bahwa masih luas kawasan hutan yang bisa di manfaatkan untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat tempatan. Untuk melindungi kelestarian lingkungan, keberadaan Hutan Konservasi mutlak di perlukan. Luas kawasan Hutan Konservasi di Kabupaten Kampar adalah 21,75 persen dari total keseluruhan hutan yang ada di Kabupaten Kampar. Sedangkan persentase hutan lainnya adalah, hutan produksi tetap sebesar 7,75 persen dan Hutan lindung sebesar 6.31 persen. Meskipun luas hutan di Kabupaten Kampar masih tergolong cukup luas, namun dari tahun ketahun selalu mengalami penurunan. Hal ini disebabkan beberapa hutan di ubah fungsi oleh manusia untuk kepentingan lain, seperti untuk perkebunan dan aktivitas lainnya. Disamping itu, ancaman terhadap keberadaan hutan di Kabupaten Kampar adalah masih banyaknya lahan kritis pada masingmasing hutan. Lahan kritis merupakan lahan dalam kondisi semak RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 71

82 belukar dan terbuka, dimana luasnya mencapai ,55 Ha. Keadaan ini apabila tidak segera di rehabilitasi di kuatirkan dapat mengalami kerusakan lebih parah dan tidak menutup kemungkinan berimplikasi kepada terjadinya bencana alam seperti banjir, longsor dan lainnya. Untuk melihat besaran lahan kritis pada masingmasing kawasan hutan, dapat di lihat pada Grafik di bawah ini. Gambar 2 Besaran Lahan Kritis pada Masingmasing Kawasan Hutan KETERANGAN HL à Hutan Lindung HP à Hutan Produksi HPTà Hutan Produksi HK à Htn. Konservasi Sumber : Profil Kabupaten Kampar, 2010 Dari gambar di atas terlihat bahwa besaran lahan kritis paling luas terdapat di kawasan Hutan Produksi Tetap, yaitu seluas , 45 Ha atau 90,14 persen. Kondisi ini memberikan gambaran, lebih dari 90 persen lahan kritis di Kabupaten Kampar terdapat di kawasan Hutan Produksi Tetap. Sedangkan sisa lahan kritis lainnya dapat kita jumpai di kawasan Hutan Produksi Terbatas seluas 2.993,96 Ha, atau 8,40 persen, Hutan Konservasi seluas 371,23 Ha atau 1,04 persen dan Hutan Lindung seluas 142,92 Ha atau 0,40 persen. Meskipun luas lahan kritis pada kawasan Hutan Lindung relatif sedikit, seharusnya hal ini tidak boleh terjadi, mengingat kawasan ini harus di jaga kelestariannya. Faktor lain yang menyebabkan lahan kritis terus mengalami peningkatan luas di Kabupaten Kampar dari tahun ketahun adalah masalah kebakaran hutan. Banyaknya pengusaha yang membuka lahan baru untuk perkebunan sawit dengan cara pembakaran, telah menyebabkan kebakaran hutan tidak terelakkan. Kebakaran hutan tidak saja menimbulkan masalah bagi Kabupaten Kampar, tetapi sudah menjadi isu nasional. Dampak dari kebakaran hutan telah mengganggu jalur transportasi negaranegara tetangga, seperti Malaysia dan Singapore. Kalau kondisi ini di biarkan terus tanpa ada upaya untuk mengatasinya tentu akan dapat merusak citra Indonesia di mata dunia internasional. Susahnya mengatasi kebakaran hutan disebabkan kurangnya pengawasan terhadap pengusaha yang melakukan pembukaan lahan baru untuk perkebunan. Kondisi ini di perburuk lagi dengan sebahagian lahan yang ada di Kabupaten Kampar merupakan lahan gambut yang mudah terbakar, akan tetapi susah untuk di padamkan. Namun melalui satelit, kondisi titik api (hot spot) bisa di ketahui penyebarannya di masingmasing lokasi. Untuk II 72 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

83 melihat penyebaran titik api di Kabupaten Kampar pada bulan Mei 2008, dapat di lihat pada Gambar di bawah ini. Gambar 3 Tingkat Penyebaran Titik Api Tahun 2010 Kabupaten Kampar Sumber : Profil Kabupaten Kampar, 2010 Pada gambar peta di atas terlihat bahwa titik api tersebar di beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Kampar. Sedangkan kecamatan yang mempunyai titik api paling banyak berdasarkan hasil pantauan Satelit NOAA adalah Kecamatan Kampar Kiri dan Tapung. Hal ini memberikan indikasi bahwa pada Tahun 2008, kecamatan tersebut memang banyak melakukan pembukaan lahan untuk perkebunan sawit. Kondisi ini telah memberikan dampak yang sangat luas, khususnya bagi Kota Pekanbaru yang jaraknya tidak begitu jauh dengan sumber kebakaran lahan. Kota Pekanbaru di selimuti asap/kabut pada pagi hari, sehingga menyulitkan bagi pengendara kenderaan bermotor, berbagai penerbangan dari Bandara Sultan Syarif Qasim harus mengalami penundaan. Namun dampak yang paling serius di rasakan adalah dapat mengganggu kesehatan. Sedangkan pada Tahun 2009 pembakaran hutan masih terus berlanjut. Dari hasil pemantauan satelit NOAA, ada 165 titik api di Kabupaten Kampar, dimana sebanyak 50 titik api ada di Kecamatan Tapung, 19 titi api di Kampar Kiri, 16 titik api di Gunung Sahilan, 15 titik api di XIII Koto Kampar, 10 titik api di Tambang, 8 titik api di Tapung Hulu, 7 titik api masingmasing di Kampar Kiri Hulu dan Bangkinang Barat, 6 titik api masingmasing di Kampar Kiri Tengah dan Tapung Hilir, 5 titik api masingmasing di Salo, Kampar Utara, Siak Hulu dan Perhentian Raja, sedangkan 1 titik api di Bangkinang. RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 73

84 Hutan memiliki sumber kekayaan yang tak ternilai kalau kita bisa mengelola dengan baik. Banyak sumber penghidupan yang bisa di manfaatkan oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka seharihari yang berasal dari hutan. Mulai dari rotan, danan, sampai kepada kayu yang merupakan salah satu bahan pembuatan rumah. Salah satu hasil hutan yang mempunyai nilai jual tnggi di Kabupaten Kampar sekarang ini adalah kayu. Meskipun produksinya dari tahun ketahun cenderung mengalami penurunan, namun industri ini cukup menjanjikan. Seiring dengan semakin pesatnya pembangunan perumahan dewasa ini, permintaan akan kayupun mengalami peningkatan. Pemanfaatan hasil hutan kayu adalah segala bentuk usaha yang memanfaatkan dan mengusahakan hasil hutan kayu dengan tidak merusak lingkungan dan tidak mengurangi fungsi pokok hutan. Kegiatan ini hanya dapat dilaksanakan pada areal hutan yang memiliki potensi untuk dilakukan kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu dan dapat dilaksanakan setelah di peroleh izin. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) pada Hutan Alam adalah izin untuk memanfaatkan hutan produksi yang kegiatannya terdiri dari pemanenan atau penebangan, penanaman, pemeliharaan, pengamanan, pengolahan dan pemasaran hasil hutan kayu. Untuk melihat perusahaan yang mendapat IUPHHK di Kabupaten Kampar, tersaji pada tabel di bawah ini. NO. A Tabel 117 Perusahaan yang Mendapat IUPHHK Tahun 2010 Kabupaten Kampar PERIZINAN IUPHHK HT/HA LUAS (HA) NOMOR TANGGAL IUPHHK HT PT. ARARA ABADI PT. NUSA WANA RAYA PT. PERAWANG SUKSES P.I PT. RAPP PT. RIMBA SERAYA UTAMA PT. SIAK RAYA TIMBER PT. WANANUGRAHA B.L PT. RIAU ABADI LESTARI 743/KptsII/ /KptsII/ /KptsII/ /MenhutII/09 599/KptsII/ /MenhutIV/07 351/MenhutIV/98 542/KptsII/ KET Jumlah B IUPHHK HA PT. MANDAU ABADI PT. SIAK RAYA TIMBER PT. HUTANI SOLA LESTARI 100/KptsII/ /KptsII/ /KptsVI/ T o t a l Sumber : Profil Kabupaten Kampar, 2010 Proses Pengambilan II Energi dan Sumberdaya Mineral Sektor Pertambangan mempunyai peranan yang sangat besar dalam upaya meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kampar. Selama lima tahun terakhir ini, usaha pertambangan terus memberikan kontribusi yang paling besar dari sembilan lapangan usaha yang dijadikan indikator dalam perhitungan PDRB suatu daerah. Meskipun produksi Migas menurut Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKSK) cendrung mengalami fluktuasi setiap tahunnya, hal ini tidak mempengaruhi sektor pertambangan sebagai sumbangsih terbesar PDRB di Kabupaten Kampar selama lima tahun terakhir ini. II 74 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

85 Ada beberapa Kontraktor Kontrak Kerja Sama dalam pengelolaan Tambang Migas di Kabupaten Kampar, yaitu : BOP PT. BSP, C & T Siak PSC, CPI dan SPR Langgak Ex C & T MFK PSC. Dari kontraktor tersebut, di hasilkanlah produksi minyak setiap tahunnya yang menjadi penyumbang dalam PDRB Kabupaten Kampar itu sendiri. Produksi terbesar Migas Kabupaten Kampar terjadi pada tahun 2006, yaitu sebesar ,99 barel, namun setelah itu terus mengalami penurunan produksi. Pada Tahun 2007, produksi minyak dari KKSK di Kabupaten Kampar sebesar barel, jauh di bawah produksi tahun sebelumnya. Kondisi ini kembali mengalami peningkatan produksi pada Tahun 2008, menjadi barel. Namun kondisi ini tidak bisa di pertahankan untuk tahun berikutnya, dimana jumlah produksi kembali mengalami penurunan menjadi barel. Begitu juga pada Tahun 2010, dimana jumlah produksi Migas Kabupaten Kampar kembali mengalami penurunan produksi menjadi barel. Sumbangsih sektor pertambangan Kabupaten Kampar tidak sematamata dari tambang Migas, akan tetapi masih ada beberapa bahan tambang lainnya yang secara langsung dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Meskipun dari berbagai penelitian terhadap bahan tambang yang ada, Kabupaten Kampar mempunyai potensi yang cukup besar. Hanya saja, sampai Tahun 2010 ini, baru jenis Sirtu dan pasir kuarsa yang mampu berproduksi setiap tahunnya selama lima tahun terakhir ini. Untuk melihat jumlah produksi masingmasing bahan galian tersebut selama lima tahun terakhir di Kabupaten Kampar, dapat di lihat pada tabel di bawah ini. Tabel 118 Jumlah Produksi Barang Galian Unggulan Menurut Jenis Barang Galian Tahun Kabupaten Kampar T A H U N (.000) NO BARANG GALIAN SIRTU (M 3 ) PASIR KUARSA (M 3 ) , TIMAH PUTIH (Ton) MANGAN (Ton) Sumber : Profil Kabupaten Kampar, 2010 Salah satu hal yang perlu mendapat perhatian yang terkait dalam pembangunan sektor pertambangan dan energi di Kabupaten Kampar sekarang ini adalah masalah listrik (energi). Sampai sekarang ini, krisis listrik hampir merata di berbagai daerah yang ada di Provinsi Riau, hal ini bisa di lihat dengan adanya pemadaman bergilir di berbagai daerah. Krisis listrik semakin lebih parah bila di akumulasi dengan masih terdapatnya 48,47 persen Rumah Tangga di Kabupaten Kampar yang belum mendapatkan penerangan listrik. Ironis memang, ketika energi listrik sudah menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan seharihari, namun pada kenyataannya masih banyak daerah yang ada di Kabupaten Kampar justru belum tersentuh oleh pelayanan listrik. Maka sudah menjadi keharusan bagi Pemerintah Daerah untuk bisa menyedian pelayanan listrik bagi seluruh penduduknya, agar perwujudan visi dan misi yang sudah di tetapkan bisa tercapai. Penyedian listrik harus seimbang bagi setiap masyarakat, tanpa melihat status sosial yang melekat dalam kehidupan masyarakat itu sendiri. Untuk melihat perbandingan Rumah Tangga yang sudah dan belum memakai listrik menurut kecamatan pada Tahun 2010, dapat di lihat pada Tabel di bawah ini. RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 75

86 Tabel 119 Jumlah Rumah Tangga yang Memiliki Listrik Menurut Kecamatan Tahun 2010 Kabupaten Kampar No. KECAMATAN JUMLAH RUMAH TANGGA MEMAKAI LISTRIK TIDAK MEMAKAI LISTRIK Kampar Kiri Kampar Kiri Hulu Kampar Kiri Hilir Kampar Kr. Tengah Gunung Sahilan XIII Koto Kampar Bangkinang Barat Salo Tapung Tapung Hulu Tapung Hilir Bangkinang Bangk. Seberang Kampar Kampar Timur Rumbio Jaya Kampar Utara Tambang Siak Hulu Perhentian Raja Koto Kampar Hulu JUMLAH Sumber : Profil Kabupaten Kampar, 2010 Berdasarkan Tabel 2.46 diatas, jumlah rumah tangga yang menggunakan listrik dari tahun ke tahun ( ) terus mengalami peningkatan, sehingga jumlah rumah tangga yang tidak memiliki listrik mengalami penurunan. Apabila dilihat berdasarkan kecamatan, maka kecamatan yang kepala keluarnya paling banyak menggunakan listrik adalah Kecamatan Siak Hulu sebanyak KK, sebaliknya yang paling sedikit menggunakan listrik Kecamatan Kampar Kiri Hulu yakni 497 KK. Indikator capaian kinerja dalam Urusan Pertambangan dan Energi adalah di bidang Pertambangan dan Kelistrikan, yang diantaranya dapat dilihat pada data berikut : Tabel 120 Jumlah Produksi Hasil Tambang Migas Menurut Kontrak Kerja Sama (KKSK) Tahun Kabupaten Kampar KKSK PRODUKSI (Barel) BOB PT. BSP 539, C & T SIAK PSC 528, CPI 13,233, C & T MFK PSC 41, ,343, ,004, ,917, ,260, Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Jumlah produksi Migas sampai dengan tahun 2009 berkurang ,99 barel dibanding tahun 2007 atau ratarata pengurangan produksi sebesar ,75 barel (5,08%) setiap tahunnya. II 76 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

87 Tabel 121 Jumlah Pembangkit, Jaringan dan Penggunaan Listrik di PLN Ranting Bangkinang Tahun JENIS SATUAN Unit Pembangkit Buah Daya Terpasang Kw 114, , , ,250 Daya Maksimum Kw 114, , , ,225 Beban Puncak Kw 15,215 16,750 17,150 18,105 Produksi Kwh 125,449,580 13,340, ,620, ,763,996 Panjang Jaringan KMS Panjang Jaringan (TR) KMS Travo Tiang Buah Desa Berlistrik Desa Konsumen Lgn 45,908 48,719 52,087 52,326 Listrik Terjual Rp ,127,111 3,916,287 4,364,528 50,343,745 Listrik Terjual KWH 57,207,191 6,888,162 82,539,639 90,085,816 Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Unit Pembangkit tahun 2009 bertambah 3 unit dibanding tahun Beban puncak bertambah Kw pada tahun 2009 dibanding tahun Panjang Jaringan (TM) tahun 2009 bertambah 7 KMS di banding tahun Panjang Jaringan (TR) tahun 2009 bertambah 14 KMS dibanding tahun Jumlah travo tahun 2009 bertambah 78 travo tiang. Desa berlistrik bertambah sebanyak 10 desa pada tahun Jumlah pelanggan tahun 2009 bertambah pelanggan dibanding tahun Listrik terjual di tahun 2009 meningkat RP , ( Kwh) dibanding tahun II Pariwisata Dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar mengacu kepada Peraturan Daerah Kabupaten Kampar No. 22 Tahun 2007 tentang Izin Usaha Pariwisata, dimana setiap orang atau badan hukum yang membuka usaha di Bidang Kepariwisataan harus mendapat izin dari Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk. Berdasarkan pasal 9 ayat (2) Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2007, jenis Usaha dan besar tarif retribusi yang dikeluarkan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan adalah sebagai berikut : Tabel 122 Jenis Usaha dan Tarif retribusi pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan NO JENIS USAHA TARIF RETRIBUSI (RP) 1. Izin Usaha Restoran , 2. Izin Usaha Rumah Makan , 3. Izin Usaha Hotel Bintang 5 (lima) , 4. Losmen Hotel Melati , 5. Izin Usaha Cottage , 6. Salon Kecantikan , 7. Izin Usaha Barber Shop , 8. Izin Usaha Padang Golf , 9. Izin Usaha Fitness/ Health Centre , 10. Izin Usaha Gelanggang Renang , 11. Izin Usaha Kolam Pancing , 12. Izin Usaha Gelanggang Bowling , 13. Izin Usaha Balai Pertemuan Umum , 14. Izin Usaha Sarana olahraga tertutup , 15. Izin Usaha Taman Rekreasi , 16. Izin Usaha Teater Terbuka , 17. Izin Usaha Pemandian Alam , 18. Izin Perkemahan , 19. Izin Usaha Travel wisata , 20. Izin Usaha Gelanggang ketangkasan dan permainan anak , RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 77

88 Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Pada tahun 2010, Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang didapat dari retribusi objek wisata dan Tarif pembukaan jenis usaha, Dinas Pariwisata menargetkan penerimaan PAD Rp ,, sedangkan realisasi sampai 31 Desember 2010 sebesar Rp , (168,14%). Jika dilihat dari komposisi penerimaan PAD pada tahun 2010, penerimaan terbesar berasal retribusi kunjungan Candi Rp , (89,89%). Tempat sejarah di Kabupaten Kampar yang menjadi objek wisatawan pada tahun 2009 yaitu Candi 5 bangunan, Situs 24 situs, Naskah Kuno 2 buah, Mesjid Kuno, 5 bangunan, Makam Kuno 24 makam, Benteng 1 buah dan Istana 2 usaha. Data objek wisata dan kondisinya menurut kecamatan sampai dengan tahun 2009 adalah sebagai berikut : Kampar Kiri Kampar Kiri Hulu Gunung Sahilan XIII Koto Kampar Bangkinang Barat Tapung Tapung Hulu Tabel 123 Objek Wisata dan Kondisinya Kabupaten Kampar KECAMATAN OBJEK WISATA KETERANGAN Makam Syekh Burhanddin Tugu Khatulistiwa (equator) Bendungan Sungai Paku Ex Gerbang Kereta Api Air Terjun Kaboko Air Terjun Kebun Tinggi Arung Jeram Sungai Kampar Kiri Hulu Air terjun Tanjung Belit Air Terjun Bertingkat Istana Gunung Sahilan Makam Rajo Darah Putih Makam Rajo Gunung Sahilan Candi Muara Takus Dana Rusa Makan Syekh Abdul Gani AlKholidi Aquari tepian Dana Rusa Puncak Menara Telkon Tanjung Alai Panorama Tanjung Alai Air Terjun Sungai Osang Desa Binamang Masjid Kuno Tanjung Air Terjun Binamang Makam Syekh Jaafar Waduk PLTA Koto Panjang Kampung Melayu/ Desa wisata Goa alam Rantau Berangin Musium Kendil Kemilau Emas Anjungan Lokasi Pacu Tongkang Rumah Lontiok Melayu kampar Pacu Tongkang Mesjid Ikhsan Pulau Tarap Makam Syekh Abdul samad Palambani Kerajinan masyarakat (Kerajinan tudung saji) Rumah adat Tapung Makam Syekh Abdul Hamid Makam Syekh Mahfud Air Panas Sinama Nenek Makam Nenek Eno Telah direnovasi Telah direnovasi Telah direnovasi Alami Alami Alami Alami Alami Alami Telah direnovasi Telah direnovasi Telah direnovasi Telah direnovasi Buatan Telah direnovasi Buatan Alami Alami Alami Alami Alami Telah direnovasi Buatan Alami Alami Peninggalan Sejarah Telah direnovasi Telah direnovasi Kegiatan Telah direnovasi Telah direnovasi Kegiatan Telah direnovasi Telah direnovasi Telah direnovasi Alami Telah direnovasi Tapung Hilir Pembenihan Ikan Arwana Telah direnovasi Bangkinang Bangkinang Seberang Taman Rekreasi Stanum Taman Kota Bukit Cadika Mesjid Islamic Center Makam Mahmud Marzuki Pekan Budaya Makam Datuk Tabano Bendungan Ompang Uwai Water Boom Bukit Naa ng Hutan wisata Rimbo Terantang Ziarah Kubur Kampar Mesjid Jamik Alami Telah direnovasi Alami Telah direnovasi Telah direnovasi Kegiatan Telah direnovasi Telah direnovasi Buatan Alami Kegiatan II 78 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

89 Kampar Timur Tambang Siak Hulu Salo Kamar Utara Rumbio Jaya KECAMATAN OBJEK WISATA KETERANGAN Anjungan Limau Kasai Makam Datuk Panglima Khotib Rumah Adat suku Bendang Makam Syekh Harun Makam Engku Muda Sangkal Balimou Kasai Makam Syekh Abdul Muis AlHalidy Makam Siti Saadah Abdawiyah Hutan Lindung (hutan Adat) Mesjid Kubro Peninggalan BendaBenda Kerajaan Kampar Maam Sultan Adli Mahmud Syah Bendungan Simbat Bendungan Sungai Tibun Kebun Nenas Danau Bakuok Makam Rajaraja Kampar Desa Wisata Buluh Cina Aquarium Air Tawar Hutan Wisata Buluh Cina Anjungan Arena Pacu Sampan Kebun Binatang Kasang Kulim Rumah Lontiok Jembatan Berayun Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Makam Syech Engku Muda Husin Mesjid Jami Desa Pulau Payung Permanen Telah direnovasi Alami Telah direnovasi Telah direnovasi Kegiatan Telah direnovasi Telah direnovasi Alami Telah direnovasi Alami Telah direnovasi Buatan Buatan Alami Alami Alami Permanen Alami Alami Permanen Buatan Alami Rusak Fasilitas Akomodasi yang terdapat di Kabupaten Kampar (Kota Bangkinang) adalah sebagai berikut : 1. Wisma Samudra dengan jumlah Kamar sebanyak 18 kamar 2. Wisma Bangkinang Baru dengan jumlah Kamar sebanyak 22 kamar 3. Wisma Langgini dengan jumlah Kamar sebanyak 30 kamar 4. Wisma Dian dengan jumlah Kamar sebanyak 10 kamar 5. Wisma Angga dengan jumlah Kamar sebanyak 22 kamar 6. Wisma Nirvana dengan jumlah Kamar sebanyak 13 kamar 7. Penginapan Pantian Ragi dengan jumlah kamar 18 kamar 8. Taman Rekreasi dan Bungalow Stanum Mona Mutiara dengan jumlah kamar 39 kamar. II Industri Capaian kinerja dalam penyelenggaraan Urusan Perindustrian dapat dilihat dari data berikut : Tabel 124 Jumlah Perusahaan Industri Menurut Kelompok Industri, Unit Usaha, Tenaga Kerja, Investasi dan Nilai Produksi Tahun KELOMPOK INDUSTRI UNIT USAHA TENAGA KERJA INVESTASI (RP.000) PRODUKSI (RP.000) Industri Logam, Mesin dan Kimia (ILUK) 306 1,419 6,061,078 16,149,539 Aneka Industri (AI) ,300,271 16,585,150 Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan (IHPK) ,049 31,038, ,000,502 Jumlah ,024 18,265 41,399, ,735, ,017 18,068 24,310, ,892, ,912 22,764, ,902, ,527 17,957, ,594, ,414 16,447, ,341,011 Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 79

90 Jumlah Unit Usaha industri sampai dengan tahun 2009 bertambah 98 unit dibanding tahun 2005 atau ratarata bertambah 19 unit (2,12%) tiap tahunnya. Jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor industri sampai dengan tahun 2009 bertambah 851 orang dibanding tahun 2005 atau ratarata bertambah 170 orang (0,98%) setiap tahunnya. Jumlah Investasi di sektor industri sampai dengan tahun 2009 bertambah Rp , dibanding tahun tahun 2005 atau ratarata bertambah Rp , (30.34%) setiap tahunnya. Jumlah Produksi di sektor industri sampai dengan tahun 2009 bertambah Rp , dibanding tahun tahun 2005 atau ratarata bertambah Rp , (31,66%) setiap tahunnya. Persentase jumlah berdasarkan Kelompok Industri yang ada di Kabupaten Kampar sampai dengan tahun 2009 adalah Industri hasil pertanian dan Kehiutanan (IHPK) 53,52%, Industri Logam, Mesin dan Kimia (ILUK) 29,88% serta Aneka Industri 16,60%. Tabel 125Jumlah Industri Hasil Pertanian Menurut Kelompok Industri, Unit Usaha, Tenaga Kerja, Investasi dan Nilai Produksi Tahun Kelompok Industri Unit Usaha Tenaga Kerja Investasi (Rp.000) Produksi (Rp.000) Industri Logam, Mesin dan 306 1,419 6,061,078 16,149,539 Kimia (ILUK) Aneka Industri (AI) ,300,271 16,585,150 Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan (IHPK) ,049 31,038, ,000,502 Jumlah ,024 18,265 41,399, ,735, ,017 18,068 24,310, ,892, ,912 22,764, ,902, ,527 17,957, ,594, ,414 16,447, ,341,011 Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 II Perdagangan Capaian kinerja penyelenggaraan Urusan Perdagangan dapat dilihat dari data sebagai berikut. Tabel 126 Jumlah Perusahaan Perdagangan yang telah mendapat SIUP Menurut Golongan Tahun Kabupaten Kampar TAHUN PERUSAHAAN BESAR MENENGAH KECIL JUMLAH Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Jumlah perusahaan Perdagangan yang telah mendapat SIUP di Kabupaten Kampar sampai dengan tahun 2009 bertambah 62 perusahaan di banding tahun 2005 atau ratarata bertambah 12 perusahaan (2,47%) tiap tahunnya. Jumlah Perusahaan Besar yang telah mendapat SIUP sampai dengan tahun 2009 bertambah 8 perusahaan dibanding tahun 2005 atau ratarata bertambah 2 perusahaan (13,33%) tiap tahunnya. II 80 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

91 Jumlah Perusahaan Menengah yang telah mendapat SIUP sampai dengan tahun 2009 berkurang 4 perusahaan dibanding tahun 2005 atau ratarata berkurang 1 perusahaan (3,81%) tiap tahunnya. Jumlah Perusahaan Kecil yang telah mendapat SIUP sampai dengan tahun 2009 bertambah 58 perusahaan dibanding tahun 2005 atau ratarata bertambah 12 perusahaan (2,47%%) tiap tahunnya. Tabel 127 Jumlah Pasar Menurut Status Tahun Kabupaten Kampar Tahun Pasar Pemerintah Daerah Pasar Desa/ Kelurahan Jumlah Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 Sampai dengan tahun 2009 penambahan jumlah unit pasar adalah 2 unit yang berada di Kecamatan Bangkinang Seberang dan Kec. Tapung Hulu. Berdasarkan lokasinya, jumlah pasar Pemerintah Daerah berada di Kecamatan Tapung Hulu, Bangkinang dan Bangkinang Sebreang. Jumlah Pasar Desa/ Kelurahan terbanyak berdasarkan letak lokasinya berada di Kecamatan Tapung 12 pasar, diikuti oleh Kecamatan Tapung Hilir 11 pasar, Kecamatan Kampar Kiri dan Tapung Hulu masingmasing 6 pasar, Kecamatan Kampar Kiri Hilir dan Siak Hulu masingmasing 5 pasar, Kecamatan Gunung Sahilan 4 pasar, Kecamatan Perhentian Raja 3 pasar, Kampar Kiri Tengah, Bangkinang, Kampar masingmasing 2 pasar, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Bangkinang Barat, Bangkinang Seberang, Kampar Timur, Rumbio Jaya dan Tambang masingmasing 1 pasar. Sedangkan Kecamatan yang belum mempunyai pasar baik Pasar Pemerintah Daerah amupun Pasar Desa/ Kelurahan adalah Kecamatan Salo dan Kecamatan Kampar Utara. Tabel 128 Hasil Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kampar NO ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH 1. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 1.1. Pemerataan Ekonomi CAPAIAN KINERJA Pertumbuhan PDRB PDRB per kapita (Ribu) Indeks Pembangunan Manusia 1.2. Kesejahteraan Sosial ,02 72,83 73,64 74, Angka melek huruf 97,99 98,10 98,10 98, Angka ratarata lama sekolah Angka Partisipasi Kasar 8,00 8,00 8,44 8,46 SD/MI/SDLB 105,56 106,35 107,40 109,00 110,60 SMP/MTS/SMP LB 88,40 89,70 90,90 95,70 98,70 SMA/MA/SMK/SMA LB 39,52 38,95 38,93 53,19 57,73 INTERPRET ASI BELUM TERCAPAI (<) SESUAI (=) RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 81

92 NO ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH Angka Partisipasi Murni (APM) CAPAIAN KINERJA SD/MI/SDLB 89,53 90,20 99,20 99,40 99,50 SMP/MTS/SMP LB 86,04 88,66 88,29 84,50 87,20 SMA/MA/SMK/SMA LB 38,14 37,83 38,21 48,65 49, Angka Usia Harapan Hidup 67,90 68,13 68,21 68,36 Penyakit Infeksi usus lainnya ISPA Hipertensi Esensial Arthritis Rheumatoid Diare & Gastroentritis Infeksi Kulit & Jari. Sub kutan Gatritis & Duodenitis Sebab Luar lainnya Dermatitis & Eksim Penyakit lain pada SPA Jumlah Sarana Kesehatan Rumah Sakit Puskesmas Perawatan Puskesmas Non Perawatan Puskesmas Pembatu Puskesmas Keliling Darat Puskesmas Keliling Air INTERPRET ASI BELUM TERCAPAI (<) SESUAI (=) 2. PELAYANAN UMUM Pelayanan Urusan Wajib Pendidikan Angka partisipasi sekolah Angka Partisipasi Kasar SD/MI/SDLB 105,56 106,35 107,40 109,00 110,60 SMP/MTS/SMP LB 88,40 89,70 90,90 95,70 98,70 SMA/MA/SMK/SMA LB 39,52 38,95 38,93 53,19 57, Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/SDLB 89,53 90,20 99,20 99,40 99,50 SMP/MTS/SMP LB 86,04 88,66 88,29 84,50 87,20 SMA/MA/SMK/SMA LB 38,14 37,83 38,21 48,65 49,98 Angka Putus Sekolah SD/MI/SDLB SMP/MTS/SMP LB SMA/MA/SMK/SMA LB Angka Kelulusan Sekolah SD/MI/SDLB SMP/MTS/SMP LB SMA/MA/SMK/SMA LB Angka Melanjutkan Sekolah Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke II 82 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

93 NO ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH CAPAIAN KINERJA INTERPRET ASI BELUM TERCAPAI (<) SESUAI (=) SMP/MTs Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA Guru yang Memenuhi Kualifikasi S1/DIV Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Angka Melek Huruf Rasio siswa terhadap ruang belajar SD 1:18 1:19 1:18 1:18 SLTP 1:40 1:40 1:37 1:37 SLTA 1:24 1:24 1:34 1:34 Persentase guru bersertifikat SD 2,83 5,91 10,86 10,86 SLTP 5,75 16,68 19,70 19,70 SLTA 29,75 28,97 29,78 29,78 Rasio Murid Terhadap Guru Sekolah SD 1:16 1:16 1:16 1:16 SLTP 1:12 1:12 1:13 1:13 SLTA 1:08 1:08 1:10 1:10 Banyak Ruang Belajar SD SLTP SLTA Rasio Buku Teks Terhadap Jumlah Siswa SD 42% 43% 43% SLTP 55% 55% 65% 65% SLTA 50% 65% 70% 70% Data Jumlah Sekolah Negeri TK SD SLTP SLTA Swasta TK SD SLTP SLTA Kesehatan Cakupan Komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 83

94 NO ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan Cakupan penemuan dan penanganan penderita TBC BTA Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Cakupan kunjungan bayi Jumlah Sarana Kesehatan Pemerintah dan Posyandu CAPAIAN KINERJA Rumah Sakit Puskesmas (Pembantu) Puskesmas Darat Puskesmas Air Puskesmas Keliling Posyandu Jumlah Tenaga Kesehatan Dokter Umum Dokter Spesialis Dokter Gigi Bidan Perawat Jumlah Tenaga Paramedis S1 / D4 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Anestesi D3 Kebidanan SPK/SPR (Perawat Kesehatan) Bidan SPRG SKM Jumlah Tenaga Medis Dokter Spesialis Bedah Dokter Spesialis Interne Dokter Spesialis Obsgyn Dokter Spesialis Anak Dokter Spesialis THT Dokter Spesialis Mata Dokter Spesialis Radiologi Dokter Spesialis Patologi klinik 2xsebulan 2xsebulan Dokter Spesialis Paru Dokter PPDS (Pddk. Dokter Spesialis) Dokter Spesialis 3xsebulan 3xsebulan 3xsebulan 3xsebulan INTERPRET ASI BELUM TERCAPAI (<) SESUAI (=) II 84 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

95 NO ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH CAPAIAN KINERJA INTERPRET ASI BELUM TERCAPAI (<) SESUAI (=) Neurologi Dokter Spesialis Kulit 2xsebulan 2xsebulan 2xsebulan 2xsebulan Dokter Strata Dokter Umum PNS Dokter Umum PTT Dokter Gigi PNS Dokter Gigi PTT Jumlah Pasien Rawat Inap Interne (Penyakit Dalam) Bedah Anak Kebidanan dan Kandungan Perinatologi Pavilun VIP ICU THT * Mata * Bayi Rawat Gabung Jumlah Pasien Operasi Bedah Umum Kebidanan dan Kandungan Curretage Vaccum ekstraksi THT Mata Paru Jumlah Tempat Tidur (TT) Angkat Pemanfaatan TT (BOR) % Angka Kematian Bersih (NDR) Ratarata lama hari rawat (LOS) Selang Penggantian TT (TOI) Ratarata pemakaian 1 TT (BTO) Angka Kematian Kasar (GDR) Ratarata Pasien UGD perhari Pekerjaan Umum Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (%) Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik (%) , Rumah Tangga Per Sanitasi (%) Kawasan Kumuh (%) Jalan Nasional (km) 94,50 94,50 94,50 182,29 182,29 Jalan Propinsi (km) 242,42 242,42 242,42 405,86 405,86 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 85

96 NO ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH CAPAIAN KINERJA Jalan Kabupaten (km) 2.398, ,95 2, ,019, ,35 Jalan Kabupaten Menurut Jenis Permukaan Jalan (km) Aspal 857,70 906,22 906,22 875,79 925,56 Kerikil 1.088, , ,80 935,98 849,34 Tanah 624,35 530,25 530,25 207,75 253,45 Panjang Jembatan (m) Kayu 3, , , , , Beton 2, , , , , Rangka Gantung Perumahan Rumah Tangga pengguna air bersih (%) Lingkungan Pemukiman Kumuh(%) Rumah Layak Huni (%) Penataan Ruang Ruang Terbuka Hijau per satuan luas wilayah ber HPL/HGB (% Perencanaan Pembangunan Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yang telah ditetapkan dengan PERDA (ada/tidak) Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJMD yang telah ditetapkan dengan PERKADA (ada/tidak) Tersedianya Dokumen Perencanaan RKPD yang telah ditetapkan dengan RKPD (ada/tidak) Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD (%) Perhubungan Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Jumlah Kenderaan Angkutan Darat Bermotor (unit) Bis 0 2,215 3,557 4,270 5,338 Oplet Pick Up 249 1,203 1,420 1,913 2,329 Truk 338 1,269 2,491 3,116 3,811 Sepeda Motor 25,610 38,308 56,659 70,953 82,289 Jumlah Perusahaan Angkutan Jumlah Kenderaan Angkutan Kota / Pedesaan Sarana dan Prasana Perhubungan Jumlah Terminal (terminal) INTERPRET ASI BELUM TERCAPAI (<) SESUAI (=) II 86 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

97 NO ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH CAPAIAN KINERJA Type A 1 Type B Type C 3 Jumlah Jembatan Timbang (unit) Taman Kendaraan (kendaraan) Mobil Penumpang 163 Mobil Beban / Barang Mobil Bus 610 Sepeda Motor INTERPRET ASI BELUM TERCAPAI (<) SESUAI (=) Fasilitas Keselamatan Rambu (unit) 950 Marka (m) Pagar Pengaman 850 (m ) Deliniator (Paku Jalan)(unit) Cermin Tikungan 12 (unit) APILL (unit) 7 Kenderaan Bermotor Wajib Uji Yang Terdaftar (unit) Lingkungan Hidup Penanganan Sampah (%) Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan Amdal (%) Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per satuan penduduk (%) Penegakan hukum lingkungan (%) Jumlah Perusahaan Yang Telah Memiliki Dokumen AMDAL/UKL/UPL (perusahaan) Jumlah Perusahaan Yang Berpotensi Mencemarkan Lingkungan (perusahaan) Jumlah Titik Api menurut Kecamatan (titik api) Kampar Kiri Kampar Kiri Hulu Kampar Kiri Hilir Kampar Kiri Tengah Gunung Sahilan XIII Koto Kampar Bangkinang Barat Salo Tapung RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 87

98 NO ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH CAPAIAN KINERJA Tapung Hulu Tapung Hilir Bangkinang Bangkinang Seberang Kampar Kampar Timur 2 2 Rumbio Jaya 1 Kampar Utara 1 Tambang Siak Hulu Perhentian Raja Pertanahan Jumlah Penerbitan Sertifikat Hak Atas Tanah (sertifikat) Hak Milik 5,172 6,207 5,148 1,489 Hak Pakai Hak Guna Bangunan Hak Guna Usaha Jumlah Peralihan Hak Atas Tanah Jual 3,936 3,713 4,743 5,384 Hibah Warisan Wakaf Jumlah Penghapusan Hak Atas Tanah Hak Milik 0 1,356 1, Hak Pakai Hak Guna Bangunan Hak Guna Usaha Data Pembebasan Tanah /Lahan Untuk Kepentingan Umum Dan Pemerintah Kepentingan Pemerintah (M2) Kepentingan Umum (Nilai Ganti Rugi (Rp)) Kepentingan Pemerintah (Nilai Ganti Rugi (Rp)) Kepentingan Umum (M2) Kependudukan dan Catatan Sipil , , INTERPRET ASI BELUM TERCAPAI (<) SESUAI (=) Kepemilikan KTP Kepemilikan Akta Kelahiran per 1000 Penduduk Penerapan KTP Nasional berbasis NIK Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera II 88 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

99 NO ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH CAPAIAN KINERJA Jumlah Akseptor Menurut Jenis Alat Kontrasepsi IUD 2,363 2,475 2, ,295 Kondom ,845 7,493 Pill 24,163 26,562 26,562 12,412 37,032 Vasektomi ,046 Tubektomi ,046 Susuk 4,256 5,202 5,202 2,879 10,461 Suntik 37,181 40,241 40,241 24,495 73,061 Sosial Jumlah Kejadian Bencana Alam Banjir Kebakaran Angin Topan Tanah Longsor Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (MPKS) Anak balita terlantar Anak terlantar 7,415 anak Nakal 67 Anak Jalanan 47 Anak Cacat 437 Wanita Rawan Sosial Ekonomi Wanita Korban Tindak Kekerasan 5,701 Lanjut Usia terlantar 4,485 Penyandang cacat 2,446 Tuna Susila 50 Pengemis 28 Gelandangan 19 Bekas warga binaan Lembaga Kemasyarakatan (BWBLK) Korban penyalahgunaan NAPZA Keluarga Fakir Miskin Keluarga yang tinggal di rumah tak layak huni Keluarga bermasalah sisial psikologi Komunitas adat terpencil Korban Bencana Alam Korban Bencana Sosial Pekerja Migran Bermasalah Sosial ,668 5, ,886 Penyandang HIV/ AIDS (ODHA) Keluarga Rentan INTERPRET ASI BELUM TERCAPAI (<) SESUAI (=) RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 89

100 NO ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH Jumlah Keluarga Prasejahtera dan Keluarga Sejahtera Keluarga Prasejahtera Keluarga Sejahtera I Keluarga Sejahtera II Keluarga Sejahtera III Keluarga Sejahtera III+ Ketenagakerjaan Jumlah Pencari Kerja yang Mendaftar CAPAIAN KINERJA Sekolah Dasar Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Atas Sarjana Muda (Diploma) ,957 1,612 2,698 2,306 2, ,919 3,435 3,390 S1/S2/S ,179 3,208 3,557 Kesempatan Kerja 187, , , ,916 Angkatan Kerja 219, , , Tenaga Kerja 439, , , ,586 Pengangguran Terbuka (%) Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha (%) Pertanian/Perkebun an/kehutanan Pertambangan dan galian ,15 62,86 65,10 64,11 1,02 1,10 1,57 1,58 Industri pengolahan 2,85 2,22 5,38 5,42 Listrik, gas dan air 0,21 0,16 0,42 0,43 Konstruksi 4,72 3,57 5,54 5,56 Perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi Angkutan pergudangan dan komunikasi Lembaga keuangan, real estate, usaha persewaan, jasa perusahaan Jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan 12,35 14,47 8,77 8,77 5,29 4,64 2,53 2,53 0,95 1,38 0,34 1,03 11,40 9,60 10,15 10,34 Lainnya 0,06 0,20 0,23 Penyelesaian kasus PHI Anjuran PB Mediasi 9 10 PB Bipartit 10 8 INTERPRET ASI BELUM TERCAPAI (<) SESUAI (=) II 90 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

101 NO ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH CAPAIAN KINERJA INTERPRET ASI BELUM TERCAPAI (<) SESUAI (=) Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Koperasi Aktif Usaha Mikro dan Kecil Jumlah KUD Jumlah Non KUD Jumlah Koperasi Jumlah Anggota 84,564 77,730 77,730 92,089 94,320 Modal Sendiri (jutaan rupiah) Modal Luar (jutaan rupiah) Asset (jutaan rupiah) Omset (jutaan rupiah) Sisa Hasil Usaha (jutaan rupiah) 24,043 24,596 28,101 33,717 34,717 62,055 66, , , ,754 86,098 90, , , , , , , , ,229 3,221 3,536 7,512 9,640 10,640 Usaha Mikro (unit) 42,133 42,161 42,268 44,286 44,288 Usaha Kecil (unit) 3,664 4,249 7,512 7,889 8,310 Usaha Menengah (unit) Jenis Usaha Perdag. Hotel & Restoran ,467 7,765 8,774 10,885 10,865 Industri Pengolahan ,133 1,344 1,256 Pertambangan dan Galian Angkutan dan Komunikasi ,471 1,633 1,687 1,712 1,796 Konstruksi Listrik, Gas & Air Bersih Biro dan Jasa 1,873 1,901 3,476 3,496 3, Keuangan Pertanian 33,886 33,985 34,560 34,685 35,128 Penanaman Modal Jumlah Investasi 5.410, , , ,96 1. Pertanian 3.534, , , ,47 Tanaman Pangan 70,99 164,86 219,39 241,33 Perkebunan 2.554, , , ,49 Peternakan 84,04 109,28 126,78 147,70 Kehutanan 775, , , ,57 Perikanan 49,23 62,77 50,75 59,38 2. Pertambangan 141,07 189,45 142,04 164,05 3. Industri 752,70 947, , ,12 4. Listrik, Air Minum 4,42 7,48 8,71 9,88 5. Bangunan 190,53 338,93 164,89 178,01 6. Perdagangan 345,95 471,50 540,71 625,87 7. Pengangkutan 156,76 172,32 183,06 219,67 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 91

102 NO ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH 8. Keuangan dan Bank CAPAIAN KINERJA 59,96 99,56 103,85 124,61 9. JasaJasa 224,33 194,56 228,50 262,78 Jumlah Perusahaan INTERPRET ASI BELUM TERCAPAI (<) SESUAI (=) Jumlah Investasi Kepemudaan dan Olah Raga Gelanggang / Balai Remaja (selain milik swasta)(%) Lapangan Olahraga (%) Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam Negeri Jumlah Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP Jumlah Kegiatan pembinaan politik daerah Jumlah Anggota Satuan Polisi Pamong Praja Lakilaki Perempuan Otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian Pelanggaran Peraturan Daerah IMB Izin Gangguan Reklame PKL Pajak & Retribusi Galian C Miras WTS dan Gelandangan Capaian Produk Hukum Daerah Peraturan Daerah Peraturan Bupati Keputusan Bupati MOU Perjanjian kerjasama Temuan Keuangan Pemeriksaan Reguler Inspektorat (jumlah temuan) Temuan Keuangan Pemeriksaan Reguler Inspektorat (nilai (Rp) Tindak Lanjut Temuan Administrasi Pemeriksaan Reguler Inspektorat ,186,234, ,941,096, ,197,131, ,344,142, II 92 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

103 NO ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH Penyusunan Laporan Keuangan Daerah Ketepatan Penyusunan APBD Opini Laporan Keuangan Pendapatan Daerah 1,239,292,629, Pendidikan penjenjangan struktural a. Diklat PIM II (orang) b. Diklat PIM III (orang) c. Diklat PIM IV (orang) Peningkatan ketrampilan dan Profesionalisme CAPAIAN KINERJA Ada Ada Ada Ada Ada Ada belum belum belum sudah sudah sudah WDP WDP WDP WDP WDP *) 1,184,206,1 51, ,365,090,1 44, ,159,772,7 39, ,501,416,3 66, a. Ujian dinas b. Ujian kenaikan pangkat penyesuaian ijazah Pendidikan pelatihan prajabatan bagi calon PNS daerah a. Prajabatan golongan III b. Prajabatan golongan II c. Prajabatan golongan I Pendidikan dan pelatihan teknis tugas dan fungsi bagi PNS daerah Penyusunan rencana pembinaan karir PNS a. Bintek penilaian angka kredit jab.fungsional (orang) b. Pelantikan jabatan struktura (kali)l c. Pengangkatan jabatan fungsional Seleksi penerimaan calon PNS INTERPRET ASI BELUM TERCAPAI (<) SESUAI (=) Penataan sistem administrasi kenaikan pangkat otomatis PNS a. SK kenaikan pangkat Pemberian penghargaan bagi PNS yang berprestasi Proses penangganan kasuskasus pelanggaran disiplin PN RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 93

104 NO ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH a. Terselesaikannya kasus (buah) Pemberian bantuan tugas belajar dan ikatan dinas Penyelenggaraan sumpah janji PNS CAPAIAN KINERJA Jumlah PNS 8,330 9,947 10,560 10,973 10,947 Gol IV 1,764 2,062 2,640 2,902 2,927 Gol III 4,799 5,304 5,035 5,111 5,065 Gol II 1,676 2,484 2,758 2,818 2,813 Gol I Ketahanan pangan Jumlah Kelompok 1,010 1,010 1,010 1,010 1,328 Tani Menurut Kelas Pemula Lanjut Madya Utama Belum dikukuhkan INTERPRET ASI BELUM TERCAPAI (<) SESUAI (=) Statistik Buku kabupaten dalam angka Buku PDRB kabupaten Kearsipan Jumlah penyiaran radio/tv lokal Web site milik pemerintah daerah Perpustakaan. Jumlah Koleksi Buku Perpustakaan Daerah 2.2 Pelayanan Urusan Pilihan Pertanian Kontribusi sektor Pertanian terhadap PDRB Luas Tanah Menurut Penggunaan (M2) ada ada ada ada ada ada ada ada ada ada ada ada ada ada ada ada ada ada 22,228 23,680 14,473 20,411 60,03 59,31 58,51 56,94 56,15 Tanah Sawah 10,853 10,780 10,476 Pekarangan, Bangunan dan Lahan 44,341 82,813 82,050 Tegal Kebun 106, , ,947 Ladang Huma 42,349 65,738 66,402 Padang Rumput 12,036 12,037 12,039 Rawa 20,612 26,453 25,684 Kolam 1,393 1,443 1,415 Sementara tidak 66,946 41,405 43,634 diusahakan Hutan 269, , ,505 Perkebunan 311, , ,505 Lainlain 242, , ,272 Luas Panen Padi Sawah II 94 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

105 NO ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH Luas Panen`Padi Ladang Produksi Padi Sawah Produksi Padi Ladang Produksi Palawija (ton) CAPAIAN KINERJA , , , , , , , ,26 Jagung 5, , , , Ubi Kayu 15, , , , Ubi Jalar 2, , , , Kacang Tanah 1, , , , Kedelai Kacang Hijau INTERPRET ASI BELUM TERCAPAI (<) SESUAI (=) Sayursayuran Kacang panjang 2.051, , , , ,18 Cabe 2.648, , , , ,97 Kankung 4.191, , , , ,33 Ketimun 7.919, , , , ,52 Labu siam 136,50 38,50 193,50 329,17 78,00 Terung 3.445, , , , ,95 Bayam 7.004, , , , , Peternakan Populasi Ternak (ekor) Sapi Potong 10,264 11,185 14,914 17,291 19,875 Kerbau 21,555 22,548 18,923 21,703 24,785 Kambing 16,655 17,511 13,368 16,706 20,879 Domba Populasi Ternak Unggas Ayam Buras 1,077,665 1,131, , , ,306 Ayam Petelur 33,687 33,778 30,401 30,699 49,419 Ayam Ras Pedaging Perikanan , ,433,864 12,076,057 12,754,320 13,343,135 Itik 5,238 5,615 5,992 6,533 7,123 Itik Manila 16,559 17,028 22,340 25,214 28,457 Produksi Perikanan Menurut Sektor Perairan (Ton) , , , ,61 Air Tawar 971,00 998,00 808,30 799,00 Kolam , , , ,15 Keramba 4.858, , , ,46 Jumlah Produksi Budidaya Perikanan menurut Jenis Ikan (ton) Mas Patin Nila Bawal Gurami Lele Lemak Baung Lain Jumlah Perkebunan Jumlah Petani 188, , , ,566 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun II 95

106 NO ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH Luas Areal Perkebunan (Ha) CAPAIAN KINERJA 228, , , ,851 Produksi (ton) 126, ,538 1,308,544 1,840, Kehutanan Luas hutan Menurut Jenis Hutan Lindung ,04 Hutan Konservasi ,29 INTERPRET ASI BELUM TERCAPAI (<) SESUAI (=) Hutan Produksi Terbatas ,42 Hutan Produksi , Energi dan Sumberdaya Mineral Kontribusi sektor energi terhadap PDRB Produksi: Pariwisata Sirtu(M3) Pasir Kuarsa (M3) , Timah Putih ( Ton) Mangan (Ton) Kunjungan wisata Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB (%) Industri , Kontribusi sektor INDUSTRI terhadap PDRB Jumlah Perusahaan Industri ,017 1,024 Nilai investasi 17,957,928 22,764,334 24,310,834 41,399, Nilai Produksi 116,594, ,902, ,892, ,735, Perdagangan Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB Jumlah Perusahaan Perdagangan yang telah mendapat SIUP , Kecil Menengah Besar Jumlah Pasar Pasar Pemerintah Daerah Pasar Desa/ Kelurahan II 96 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

107 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH III.1 KINERJA KEUANGAN MASA LALU Pelaksanaan pembangunan tidak terlepas dari dukungan dana yang tersedia. Dukungan dana yang ada di salurkan melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk membiayai berbagai kegiatan yang ada di Kabupaten Kampar. Sedangkan sumber APBD itu sendiri berasal dari berbagai sumber penerimaan daerah, baik yang berasal dari bagi hasil pajak maupun bukan pajak yang ada di Kabupaten Kampar. Peningkatan pendapatan daerah setiap tahunnya mutlak dilakukan, agar pembangunan yang dilaksanakan bisa diselesaikan. Pembangunan itu sendiri harus dapat dimanfaatkan dan dirasakan langsung oleh masyarakat sebagai wajib pajak yang menyumbang secara langsung untuk pembangunan. Dinas Pendapatan Daerah sebagai koordinator terus berupaya agar pajak yang ditarik pada masyarakat, dapat dengan mudah dilaksanakan dan mempercepat proses penyelesaian serta mempersingkat waktu penyelesaian. Menyadari akan semakin penting dan strategisnya pendapatan daerah khususnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) guna untuk membiayai tugastugas umum pemerintahan dan pembangunan di daerah, hampir setiap Tahun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah semakin dituntut menyediakan anggaran secara maksimal. Berbagai upaya pungutan dilakukan termasuk usaha intensifikasi terhadap pungutan Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang selama ini secara konsisten memberikan kontribusi relatif besar terhadap Pembiayaan pembangunan di Kabupaten Kampar. Selama lima tahun pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Kampar, berbagai infrastruktur yang mendukung dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat sudah banyak di laksanakan. Pelaksanaan pembangunan tersebut barsumber dari pendanaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kampar. Untuk melihat besaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kampar setelah perubahan dari Tahun 2006 sampai dengan 2010, dapat di lihat pada gambar di bawah ini. RPJMD Kabupaten Kampar Tahun I. III 1

108 Gambar 1 Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Tahun Kabupaten Kampar Sumber : Kampar Dalam Angka Beberapa Tahun, 2011 Dari Gambar 3.1 di atas terlihat bahwa setiap tahun APBD Kabupaten Kampar terus mengalami peningkatan. Pada Tahun 2006, jumlah APBD Perubahan Kabupaten Kampar sebesar Rp ,30. Jumlah ini mengalami peningkatan pada tahun berikutnya menjadi Rp ,00. Seiring dengan semakin meningkatnya hasil retribusi daerah, berdampak terhadap peningkatan APBD Kabupaten Kampar Tahun 2008, menjadi Rp ,05. Begitu pula pada Tahun 2009, dimana jumlah APBD Kabupaten Kampar sudah mencapai angka Rp ,00 dan kondisi ini terus mengalami peningkatan pada Tahun 2010, sehingga mencapai Rp ,44. Meningkatnya Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Kampar dari tahun ke tahun tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak serta di dukung oleh tingkat kesadaran masyarakat yang semakin tinggi dalam membayar pajak, yang merupakan salah satu sumber pemasukan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Di samping bersumber dari Pendapatan Asli Daerah, besaran APBD juga tidak terlepas dari optimalisasi perolehan dana perimbangan terutama dari sektor migas serta optimalisasi dana bagi hasil dari provinsi dan lainlain pendapatan yang sah. Untuk melihat besaran APBD Kabupaten Kampar dari Tahun , baik sebelum dan sesudah perubahan, dapat di lihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1 Perbandingan APBD Sebelum dan Sesudah Perubahan Tahun Kabupaten Kampar NO A , ,77 B , ,44 C , ,67 Sumber : Kampar Dalam Angka Beberapa Tahun, 2011 Ket: A= Sebelum perubahan; B= Setelah Perubahan; C= Selisih sebelum dan sesudah Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar hanya sekali yang tidak melakukan perubahan terhadap anggaran APBD yang sudah di tetapkan, yaitu pada Tahun Dari tabel diatas terlihat bahwa dalam Rentang Waktu , dari total anggaran pendapatan sebesar Rp yang sudah di sahkan, dilakukan perubahan menjadi Rp Dengan demikian terjadi penambahan anggaran sebesar Rp dari dana semula. Begitu juga pada Tahun 2008, dari anggaran semula III 2 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

109 sebesar Rp , setelah perubahan menjadi Rp ,05, atau mengalami peningkatan Rp ,05. Keadaan ini berlanjut untuk Tahun 2010, dimana besaran APBD Kabupaten Kampar yang sudah ditetapkan sebesar Rp ,77, setelah perubahan menjadi Rp ,44, atau mengalami peningkatan sebesar Rp ,67. Penyumbang terbesar pendapatan dalam struktur Pendapatan APBD Kabupaten Kampar selama 5 tahun terakhir bersumber dari pos dana perimbangan, hampir setiap tahunnya mengalami peningkatan kenaikan dana perimbangan. Gambaran kondisi seperti diatas memperlihatkan ketergantungan pembangunan Kabupaten Kampar pada alokasi anggaran dari pemerintah pusat. Pembangunan Kabupaten Kampar tergantung dari APBD yang akan disusun dan dilaksanakan selama Lima Tahun kedepan, melihat dari stuktur anggaran, dimana pada bagian pendapatan memiliki korelasi dengan pengelolaan pendapatan asli daerah serta kekayaan daerah yang dimiliki, artinya pendapatan daerah menjadi tolak ukur kemandirian suatu daerah, dalam kerangka otonomi daerah dibutuhkan dana dari daerah tersebut. Penggalian sumbersumber pendanaan dari daerah, melalui pemanfaatan sumbersumber pendapatan asli daerah perlu ditingkatkan, agar ketergantungan terhadap pemerintahan pusat dan pemerintahan provinsi lambat laun dapat dikurangi, perlu terobosan dalam pendapatan asli daerah melalui alternative peningkatan PAD. Peningkatan pendapatan asli daerah, tergantung dari pos yang ada dalam PAD. Dalam struktur PAD ada beberapa pos yang dapat menyumbang kenaikan PAD, antara lain dari; Pajak Daerah; Pos Restribusi Daerah; dan Bagian Laba Perusahaan Milik Daerah seperti; Badan Usaha Milik Daerah, termasuk didalamnya akan melakukan penjajakan dengan pihak ketiga dalam hal ini pihak swasta. Adanya kecendrungan kenaikan pendapatan daerah dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 2 Perkembangan Anggaran Pendapatan Asli Daerah Tahun Kabupaten Kampar Sumber : Kampar Dalam Angka Beberapa Tahun, 2011 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun III 3

110 Dari gambar diatas dapat terlihat bahwa kecendrungan kenaikan pendapatan daerah yang cukup signifikan, hanya pada Tahun 2010, PAD mengalami penurunan. Keadaan ini merupakan modal dasar untuk pengembangan dan peningkatan potensi penerimaan daerah. Pemerintah daerah harus mampu untuk dapat terus menggali potensi tersebut dengan pertimbangan, tidak menjadi penghambat bagi perekonomian daerah, dan perekonomian masyarakat. Upaya peningkatan PAD yang terlalu massif dan terkesan execive, malah akan mengurangi gerak tumbuh perekonomian. Upaya peningkatan PAD harus didasari pertimbangan bahwa peningkatan pendapatan masyarakat adalah tujuan yang lebih utama. Karena pada dasarnya PAD merupakan fungsi dari pendapatan masyarakat, sehingga ketika pendapatan masyarakat meningkat, maka PAD juga akan meningkat. Terjadinya kenaikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kampar setiap tahunnya tidak terlepas dari upaya Pemerintah Daerah dalam membiayai berbagai kegiatan untuk memacu pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kampar itu sendiri. Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu daerah untuk menyediakan barangbarang ekonomi kepada masyarakat. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, penyesuaian kelembagaan, dan ideologi yang diperlukannya. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu daerah. Dengan kata lain, semakin tinggi pertumbuhan ekonomi biasanya semakin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator lain yaitu distribusi pendapatan. Gambar 3 Pertumbuhan Ekonomi Tahun Kabupaten Kampar Sumber : Kampar Dalam Angka Beberapa Tahun, 2011 Dari gambar di atas terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kampar dalam selang lima tahun terakhir lebih cendrung mengalami fluktuasi. Pertumbuhan ekonomi yang stabil justru terjadi dari Tahun , dimana kurva pertumbuhan mengalami peningkatan. Pada Tahun 2006, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kampar sebesar 7,71 persen, keadaan III 4 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

111 ini terus mengalami peningkatan sebesar 0,28 persen pada Tahun 2007, sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi 7,99 persen. Namun peningkatan ini tidak bisa di pertahankan, sehingga pada Tahun 2008 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kampar menjadi 7,97 persen. Titik terendah pertumbuhan ekonomi justru terjadi pada Tahun 2009, dimana pertumbuhan ekonomi Kampar turun secara drastis sampai pada angka 7,25 persen. Keadaan ini lebih di sebabkan oleh pengaruh ekonomi regional dan global yang terpuruk akibat berbagai krisis yang ada. Seiring dengan semakin membaiknya perekonomian regional, telah memberikan dampak yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kampar. Hal ini bisa di lihat dengan meningkatnya kembali pertumbuhan ekonomi Kampar, dari 7,25 persen Tahun 2009 menjadi 7,49 persen Tahun Pembangunan yang menekankan pada aspek pertumbuhan ekonomi diharapkan akan memberikan dampak terhadap aspek kehidupan masyarakat lainnya, seperti penurunan angka pengangguran dan penurunan angka kemiskinan. Namun pada kenyataannya, pertumbuhan ekonomi yang terjadi selama ini lebih di topang oleh kontribusi sektor pertambangan, dimana sektor ini tidak banyak di kuasai oleh masyarakat Kampar itui sendiri. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi di Kampar tidak terlalu memberikan dampak yang berarti terhadap pemerataan pembangunan pada tingkat rumah tangga. Meskipun demikian, kontribusi sektor pertambangan dalam struktur perekonomian Kampar cendrung mengalami penurunan setiap tahunnya, sedangkan kontribusi sektor pertanian justru mengalami peningkatan. Mengingat Masyarakat Kampar yang banyak bergerak pada sektor pertanian, diharapkan pertumbuhan ekonomi di masa mendatang akan berpengaruh langsung terhadap peningkatan kesejahteraan hidup Masyarakat Kampar itu sendiri. Sektor Pertanian memberikan kontribusi yang besar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kampar. Meskipun dalam rentang lima tahun terakhir ini masih di bawah sektor pertambangan, namun dari tahun ketahun terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini memberikan indikasi bahwa sumbangsih masyarakat terhadap pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Kampar semakin besar. Untuk melihat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kampar Dengan Minyak dan Gas Tahun Berdasarkan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000, dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2 PDRB Dengan Minyak dan Gas Tahun Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000 (Miliar Rupiah) Kabupaten Kampar NO LAPANGAN USAHA T A H U N Pertanian 2.097, , , , ,140 2 Pertambangan 4.222, , , , ,185 3 Industri 282, , , , ,09 4 Listrik 3,689 4,026 4,400 4,702 5,25 5 Bangunan 150, , , , ,59 6 Perdagangan 369, , , , ,25 7 Pengangkutan 119, , , , ,54 8 Bank & Keuangan 41,384 46,233 51,970 56,552 65,63 9 Jasa 277, , , , ,92 JUMLAH 7.563, , , , ,60 Sumber : BPS Kabupaten Kampar, 2011 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun III 5

112 Besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kampar tidak terlepas dari sumbangsih dari sektor Pertambangan, dimana minyak menjadikan penyumbang terbesar dari sektor ini. Namun bila Minyak dan Gas dikeluarkan dari perhitungan PDRB, maka terjadi penurunan yang sangat drastis terhadap PDRB Kabupaten Kampar itu sendiri. Untuk melihat besaran PDRB Kabupaten Kampar, baik atas Harga Berlaku (HB) maupun Harga Konstan (HK) dengan Migas (M) dan tanpa Migas (TM), dapat dilihat pada Tabel di bawah ini. NO Tabel 3 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan Tahun (Miliar Rupiah) Kabupaten Kampar KETERANGAN T A H U N Harga Berlaku Th 2000 (M) Harga Berlaku Th 2000 (TM) Harga Konstan Th 2000 (M) Harga Konstan Th 2000 (TM) Sumber : BPS Kabupaten Kampar 2011 Pembangunan ekonomi yang mantap menjadi prasyarat untuk melaksanakan pembangunan manusia. Suatu daerah/wilayah akan sulit melaksanakan pembangunan manusia jika dalam kondisi perekonomian tidak menentu. Pembangunan manusia menempatkan manusia itu sendiri sebagai input, dimana nantinya dihasilkan suatu produk berupa sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan daya saing tinggi. Kuatnya hubungan timbal balik tersebut tentunya sangat dipengaruhi oleh kelembagaan pemerintah, karena keberadaannya sangat menentukan implementasi kebijakan publik. Oleh sebab itu pemerintah daerah sebagai tempat lahirnya kebijakan pembangunan termasuk pembangunan manusia sangat berperan terhadap berhasil tidaknya pembangunan. III.1.1 Target dan realisasi pendapatan Berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kampar tahun 2011, telah ditetapkan Target Pendapatan Kabupaten Kampar Tahun Anggaran 2011 yaitu sebesar Rp ,24 dengan realisasinya sampai bulan Juni tahun 2011 adalah sebesar Rp atau mencapai 54,26 persen. Selanjutnya dijelaskan realisasi Pendapatan Daerah tahun 2011 sampai dengan Juni 2011 adalah sebagai berikut: 1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) secara akumulatif realisasinya dari target anggaran yaitu sebesar Rp ,80 dengan realisasinya sebesar Rp ,76 atau persen, dengan rincian sebagai berikut : a. Hasil Pajak Daerah, yaitu dari target anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp ,00 meningkat dengan realisasinya sebesar Rp ,88 atau persen. b. Hasil Retribusi, yaitu dari Target anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp ,80 sampai dengan Juni 2011 PAD dari hasil Retribusi sebesar Rp ,38 atau 24,40 persen. III 6 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

113 c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, yaitu dari target anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp ,00 dengan realisasinya sebesar Rp ,00 atau 0,02 Persen. d. Hasil lainlain PAD yang sah non target yang telah ditetapkan adalah Rp ,00 dengan realisasi sampai dengan Juni 2011 adalah sebesar Rp ,84 atau 20,35 persen. e. Hasil PAD non target sebesar Rp , Dana Perimbangan ditetapkan yaitu sebesar Rp ,00 dengan realisasinya sampai dengan Juni 2011 sebesar Rp ,00 atau 55,90 persen. Realisasi dari target penerimaan dana perimbangan ini berasal dari : a. Dana bagi Hasil Pajak, yaitu dari target anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp ,00 dengan realisasi sampai dengan Juni 2011 sebesar Rp ,00 atau 4,17 persen. b. Dana Bagi Hasil bukan Pajak/SDA, yaitu dari target anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp ,00 dengan realisasi sampai dengan Juni 2011 sebesar Rp ,00 atau 71,12 Persen. c. Dana Alokasi Umum (DAU), yaitu dari target anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp ,00 dengan dengan realisasi sampai dengan Juni 2011 sebesar Rp ,00 atau 50,00 persen. d. Dana Alokasi Khusus (DAK) yaitu dari target anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp ,00 dengan realisasi sampai dengan Juni 2011 sebesar Rp ,00 atau 29,98 persen. Rincian Per Rekening Pendapatan Daerah Kabupaten Kampar Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. URAIAN REKENING Tabel 4 Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2011 Kabupaten Kampar TARGET REALISASI JUNI 2011 TAHUN ANGGARAN 2011 % LEBIH KURANG REALISASI 2010 PENDAPATAN , ,92 54, , ,85 PENDAPATAN ASLI DAERAH , ,76 27, , ,01 Hasil Pajak Daerah , ,88 66, , , ,28 Pajak Hotel , ,90 203, , ,50 Pajak Restoran , ,50 59, , ,30 Pajak Hiburan , ,00 182, , ,50 Pajak Reklame , ,38 55, , ,50 Pajak Penerangan Jalan , ,00 57, , ,00 Pajak Pengambilan & , ,10 62, , ,48 Pengolahan BGGC Hasil Retribusi Daerah , ,38 24, , ,88 Retribusi Pelayanan Kesehatan , ,28 34, , ,26 Retr Pelay Psampa/Kbersihan , ,00 32, , ,00 Ret Pganti Biaya KTP/Akte Capil Retr Pelay Parkir di tepi jl , ,00 11, , ,00 umum Retribusi Pelayanan Pasar , ,00 17, , ,00 Retr Pengujian Kdaraan Bermotor Retribusi Pengawasan Kwalitas Air , ,00 41, , , , ,00 31, , ,00 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun III 7

114 URAIAN REKENING TARGET REALISASI JUNI 2011 TAHUN ANGGARAN 2011 % LEBIH KURANG REALISASI 2010 Retribusi Angkutan Hasil Alam Retribusi Peredaran Hasil , ,00 1, , ,00 Hutan Retribusi Jasa Ketenagakerjaan Retr Pemakaian Kekayaan , ,00 4, , ,00 Daerah Retribusi Terminal , ,00 12, , ,00 Retr Penyediaan sedotan , ,00 43, , ,00 Kakus Retribusi Rumah Potong , ,00 52, , ,00 Hewan RetrTempat Rekreasi / Olah , ,00 45, , ,00 Raga Retribusi Pengolahan Limbah Cair Retr Pjualan Prod Usaha , ,00 10, , ,00 Daerah RetrIzin Mendirikan Bangunan , ,10 33, , ,62 Retr Izin Gangguan/Keramaian , ,00 46, , ,00 Retribusi Izin Trayek , ,00 28, , ,00 Retr Izin , ,00 4, , ,00 Perindustri/Pdagangan Retribusi Izin Peruntukkan , ,00 8, , ,00 Tanah Retr Izin Usaha Jasa Konstruksi , ,00 53, , ,00 Retribusi Izin Operasional , ,00 48, , ,00 Hasil Pengelolaan , ,00 0, , ,00 Kekayaan Daerah yang Dipisahkan PERUSAHAAN Milik Daerah , ,00 0, , ,00 / BUMD PDKampar Aneka Karya , ,00 Bank Riau (Deviden) , ,00 Bank PD BPR Sari Madu , , ,00 (Deviden & Jasa Kas) PDAM TIRTA KAMPAR , ,00 6, , ,00 PT Riau Air Lines (RAL) PT Kampar Pusako , , ,00 PERUSAHAAN Milik Swasta , , ,00 Dinas Koperasi / UKM , , ,00 BPR FADHILLAH , ,00 Lainlain Pendapatan Asli , ,84 20, , ,85 Daerah yang Sah Hasil Penjualan Aset , ,00 57, , ,00 Daerah yang tidak dipisahkan Penjualan TBS Penjualan Hasil Peternakan , ,00 57, , ,00 Penerimaan Jasa Giro , ,00 19, , ,71 Jasa Giro (Bank Riau) , ,00 26, , ,00 Jasa Giro BPR Sari Madu , ,00 11, , ,06 Jasa Giro BTN ,76 Jasa Giro BNI ,00 Jasa Giro Bank Mandiri ,41 Jasa Giro Bank Bukopin ,16 Jasa Dana Bergulir , ,84 23, , ,32 Pendapatan Bunga ,14 Rekening Deposito Bank BTN ,05 Rekening Deposito Bank BNI Rekening Deposito Bank ,78 Mandiri Rekening Deposito BPR ,31 Angsuran/cicilan , ,00 Kendaraan bermotor Rekening Deposito Bank ,00 Bukopin Lainlain PAD yang sah , ,00 13, , ,00 III 8 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

115 URAIAN REKENING lainnya TARGET REALISASI JUNI 2011 TAHUN ANGGARAN 2011 % LEBIH KURANG REALISASI 2010 sumbangan Pengusaha , ,00 13, , ,00 Perkebunan NON TARGET , , ,00 NON TARGET BPHTB , ,00 DANA PERIMBANGAN , ,00 55, , ,00 Bagi Hasil Pajak , ,00 4, , ,00 Bagi Hasil Pajak Bumi , ,00 1, , ,00 Bangunan Bagi Hasil BPHTB , , ,00 Pajak Penghasilan , ,00 40, , ,00 Bagi Hasil Bukan Pajak / SDA , ,00 71, , ,00 Bagi Hasil dari Provisi SDH , ,00 BH dari Iuran Tetap (Landrent) , , ,00 BH Iuran Ekspl/Eksploit , ,00 95, , ,00 (Royalti) BH Penerimaan Pengusa , ,00 33, , ,00 Perikanan BH Pertambangan Minyak , ,00 71, , ,00 Bumi BH Pertambangan Gas Bumi , , ,00 Dana Alokasi Umum , , , ,00 Dana Alokasi Umum , , , ,00 Dana Alokasi Khusus , ,00 29, , ,00 Dana Alokasi Khusus DR ,00 Dana Alokasi Khusus Non DR , , ,00 Pendidikan ,00 Jalan , ,00 29, , ,00 Pertanian , ,00 29, , ,00 Keluarga Berencana , ,00 30, , ,00 Perikanan , ,00 29, , ,00 LAIN PENDAPATAN YANG , ,00 41, , ,00 SAH Dana Bagi Hasil Pajak dari , ,00 14, , ,00 Provinsi/ Pemda lainnya BH Pajak Kendaraan Bermotor , ,00 33, , ,00 BH Bea Balik Nama Kend , ,00 93, , , ,00 Bermotor BH Pj Bahan Bakar Kend , , ,00 Bermotor BH Pajak Pengambilan ABT , , ,00 Dana Penyesuaian , ,00 70, , ,00 Khusus/Oto Khusus Dana Penguatan Desentralisasi ,00 Fiskal & Pngtan Pembg Daerah Dana Tunjangan Kependidikan , ,00 70, , ,00 DANA PERIMBANGAN , , ,84 Penerimaan Pembiayaan Daerah Sumber: LPPD Kab Kampar,2011 III , , , Permasalahan dan Solusi Walaupun Realisasi belanja daerah telah mencapai 94,86% akan tetapi masih terdapat beberapa permasalahan yang masih dihadapi dalam pengelolaan belanja pemerintah daerah, sepanjang tahun 2009, antara lain: 1. Tidak terserapnya seluruh anggaran tersebut terutama pada belanja barang dan jasa serta belanja modal disebabkan terdapat beberapa kegiatan yang proses pengerjaannya RPJMD Kabupaten Kampar Tahun III 9

116 terlambat karena Proses administrasi pelelangan, kondisi iklim/cuaca dan kondisi geografis sehingga berpengaruh terhadap penyelesaian beberapa kegiatan. 2. Belum optimalnya pengeluaran dari setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan, Dinas, Kantor dan Bagian dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar. Disebabkan belum adanya pedoman baku dari Pemerintah Pusat tentang Standar Pelayanan Minimal ( SPM ) dan Standar Analisa Biaya ( SAB ). Oleh karena itu penyusunan kegiatan prioritas oleh Badan, Dinas, Kantor dan Bagian yang mengelola bidang kewenangannya baru mengacu kepada Renstra masingmasing serta didukung pembiayaan yang masih bersifat insidentil. Untuk itu langkah penting yang perlu dilakukan adalah seluruh SKPD agar melakukan proses administrasi pelelangan lebih awal sehingga pelaksanaan kegiatan dapat diselesaikan tepat waktu. III.2 KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN MASA LALU Mempedomani Undangundang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UndangUndang No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Daerah Kabupaten Kampar Nomor 20 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kampar Tahun , bahwa setiap Pemerintah Daerah harus melaksanakan Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah setiap tahunnya. Pokokpokok Kebijakan yang perlu mendapat perhatian Pemerintah Daerah dalam Penyusunan APBD tahun 2007 s/d 2011 adalah berkenaan dengan Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan Daerah. Pendapatan Daerah secara umum dapat dikelompokkan kepada 4 (empat) jenis Pendapatan, yakni : 1. Pendapatan Asli Daerah (PAD), terdiri dari : 1. Pajak Daerah 2. Retribusi Daerah 3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 4. Lain lain PAD yang sah 2. Dana Perimbangan, terdiri dari: 1. Dana Bagi hasil pajak/ Dana bagi hasil bukan pajak 2. Dana Alokasi Umum 3. Dana Alokasi Khusus. 3. Lain lain Pendapatan yang sah, terdiri: 1. Bagi hasil pajak dari Pemerintah Pusat dan Provinsi 2. Dana penyesuaian dan Otonomi Khusus III 10 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

117 4. Penerimaan Pembiayaan, terdiri: 1. Penerimaan pembiayaan Penerimaan Daerah yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah merupakan salah satu sumber penggerak roda Pemerintahan dan Pembangunan di daerah. Pendapatan Asli Daerah selalu dijadikan tolok ukur tingkat kemampuan dan keberhasilan pelaksanaan otonomi Daerah. PAD sangat berperan dalam menentukan kuantitas dan kualitas kegiatan Pemerintah Daerah yang berkaitan dengan administrasi pemerintahan, pelayanan umum, pendistribusian barang dan jasa guna terwujudnya tata hubungan sosial kemasyarakatan yang tertib, aman, adil dan sejahtera. Dalam rangka meningkatkan kemampuan keuangan daerah perlu diusahakan secara terus menerus peningkatan pengelolaan penerimaan keuangan daerah secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel. Salah satu indikator untuk pengelolaan keuangan daerah yang efektif dan efisien akan tercermin dari meningkatnya penerimaan PAD dari tahun ke tahun secara berkelanjutan. Peningkatan penerimaan PAD yang diharapkan tersebut adalah melalui sistim pengelolaan keuangan yang tidak bertentangan dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. III.3 ARAH KEBIJAKAN UMUM Arah kebijakan umum pendapatan daerah tahun anggaran 2011 yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut : 1. Mengoptimalkan pendapatan asli daerah dari pajak daerah, retribusi daerah dengan tetap berpihak kepada kebijakan meminimalkan beban masyarakat, tidak menghambat investasi serta pertumbuhan ekonomi daerah, termasuk mengoptimalkan pendapatan dari hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dengan strategi sebagai berikut : a) Evaluasi terhadap Peraturan Daerah yang mengatur tentang pajak daerah dan retribusi daerah dengan melakukan penyesuaian tarif ; b) Kajian dan perhitungan potensi pajak daerah dan retribusi daerah yang potensial ; c) Peningkatan dan penyediaan fasilitas untuk pengembangan penerimaan daerah d) Pendelegasian kewenangan pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah untuk jenis tertentu kepada Pemerintah Kecamatan ; e) Pengkajian jenis penerimaan baru sebagai sumber PAD dengan tetap memperhatikan kemampuan dunia usaha dan masyarakat serta tidak bertentangan dengan ketentuan dan peraturan perundangundangan yang berlaku. RPJMD Kabupaten Kampar Tahun III 11

118 2. Memaksimalkan perolehan dana Perimbangan dari Pemerintah Pusat dengan strategi sebagai berikut : a) Meningkatkan koordinasi antara Pemerintah Kabupaten Kampar selaku daerah penghasil migas dan sumberdaya alam lainnya dengan Pemerintah Provinsi Riau, Pemerintah/Kementerian terkait ; b) Intensifikasi atas pungutan Pajak Bumi dan Bangunan, Biaya Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Pajak Penghasilan ; c) Melakukan koordinasi dengan Kementerian terkait dalam perhitungan DAU berdasarkan data dan potensi daerah terbaru. 3. Mengoptimalkan dana bagi hasil pajak dari provinsi melalui koordinasi ketentuanketentuan wajib pajak terutama bagi perusahaanperusahaan besar yang beroperasi di Kabupaten Kampar. III.3.1 Permasalahan dan solusi Secara umum pokok permasalahan yang dihadapi dalam upaya peningkatan PAD hampir sama dengan tahun tahun sebelumnya yaitu : 1. Kuantitas dan kualitas sumber daya manusia yang tersedia terbatas, 2. Masih kurangnya tingkat kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak/retribusi, 3. Jumlah wajib pajak / retribusi yang berdomisili di luar daerah masih cukup banyak sehingga menyulitkan dalam administrasi dan pemungutan, 4. Data dasar wajib pajak/retribusi belum terbangun secara memandai, 5. Belum efektifnya penerapan peraturan daerah berkaitan dengan pajak / retribusi. Beberapa langkah penting sebagai strategi pemecahan masalah adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kecermatan perencanaan diikuti dengan pengawasan yang ketat agar rencana kegiatan yang dibuat dapat mendukung Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). 2. Meningkatkan efisiensi, efektivitas dan keekonomisan pelaksanaan program dan kegiatan. 3. Mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya manusia yang ada sebagai motor penggerak dan pelaku pembangunan sekaligus selaku pelayan masyarakat. 4. Mengoptimalan pemanfaatan sarana prasarana yang tersedia. III.4 KERANGKA PENDANAAN III.4.1 Kebijakan Umum Keuangan Daerah Dalam penyusunan APBD, Pemerintah Kabupaten Kampar bersama DPRD Kabupaten Kampar menetapkan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) sebagai dasar penetapan program prioritas dan targettarget umum yang akan dicapai selama tahun anggaran, untuk selanjutnya dijadikan sebagai landasan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan APBD. III 12 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

119 Kebijakankebijakan yang ditetapkan dalam penyusunan dan pelaksanaan APBD dari Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2011, khususnya menyangkut Belanja Daerah adalah sebagai berikut: 1. Pengelolaan belanja daerah agar efisien dan efektif, dapat dimanfaatkan bagi peningkatan kinerja pemerintah dalam memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat dan menyelenggarakan pembangunan agar hasilnya benarbenar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 2. Agar pengelolaan belanja daerah benarbenar dapat terwujud secara efisien dalam arti dapat terhindar dari pemborosan anggaran dan efektif dalam arti benarbenar dapat mencapai sasaran yang telah direncanakan, maka pengalokasiannya harus berdasarkan kemampuan ataupun kinerja dari para pengguna anggaran, terutama dalam merumuskan rencana penggunaan anggaran yang konsisten dan responsif terhadap perkembangan situasi dan permasalahan daerah. 3. Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Kelompok belanja tidak langsung dianggarkan untuk membiayai belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga. 4. Guna mengefisiensikan penggunaan dana dalam Belanja Tidak Langsung (BTL) kebijakan diarahkan kepada: 1. Belanja Pegawai } Kebijakan Belanja Pegawai diarahkan kepada : } } } } Untuk mengantisipasi kenaikan gaji dan tunjangan PNS yang diperkirakan sebesar ratarata 10%. Pengalokasian adanya kenaikan gaji berkala, tunjangan keluarga, mutasi dan penambahan PNSD diperhitungkan accres 2,5 % dari jumlah Belanja (gaji pokok dan Tunjangan). Iuran Asuransi Kesehatan terhadap seluruh PNS sebesar 20% dari iuran Wajib Pegawai (IWP) dimana IWP sebesar 10% dari gaji pokok dan tunjangan keluarga. Pengalokasian tambahan tunjangan perbaikan penghasilan pegawai negeri sipil, yang mengacu pada Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, yang terdiri dari beban Kerja, tempat bertugas, kondisi kerja, kelangkaan profesi, prestasi kerja dan atau pertimbangan objektif lainnya. 2. Belanja Bunga diarahkan kepada pembayaran bunga hutang pemerintah daerah; 3. Belanja Subsidi hanya diberikan kepada Perusahaan/ lembaga tertentu agar produksinya terjangkau oleh masyarakat yang daya belinya terbatas. Produk yang diberi subsidi merupakan kebutuhan dasar dan menyangkut hajat hidup orang banyak serta terlebih dahulu dilakukan pengkajian agar tepat sasaran dan tidak bertentangan dengan peraturan perundangundangan. RPJMD Kabupaten Kampar Tahun III 13

120 4. Belanja Hibah diarahkan kepada penunjang peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan atau meningkatkan partisipasi penyelenggaraan pembangunan daerah atau secara fungsional terkait dengan dukungan penyelenggaraan pemerintahan daerah; 5. Belanja Bantuan Sosial diarahkan kepada bantuan yang bersifat sosial kemasyarakatan kepada kelompok/anggota masyarakat, dan partai politik; 6. Belanja bagi hasil diarahkan untuk menganggarkan dana bagi hasil yang bersumber dari pendapatan kabupaten kepada pemerintahan Desa. Alokasi belanja ini bertujuan untuk memotivasi desa dalam meningkatkan penerimaan daerah yang bersumber dari pajak daerah dan retribusi daerah. 7. Bantuan keuangan diarahkan kepada bantuan Pemerintah Desa berupa Alokasi Dana Desa (ADD) dalam rangka pemerataan dan/atau peningkatan kemampuan keuangan, serta Penguatan Otonomi Desa. 8. Kebijakan dalam pengelolaan dana ADD yaitu telah diterbitkan Peraturan Bupati Kampar Nomor 19 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Alokasi Dana Desa. } } } Jumlah ADD minimal 10 % dari Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah (tidak termasuk DAK) setelah dikurangi dengan Belanja Pegawai yang diterima oleh Pemerintah Daerah; Dalam penetapan besaran dana ADD untuk masing masing Desa ditentukan dengan pendekatan azas Merata yaitu besarnya bagian ADD yang sama untuk setiap desa/kelurahan yang disebut ADD minimum, dan azas Adil yaitu bagian ADD yang dibagi secara proporsional untuk setiap desa/kelurahan berdasarkan nilat bobot desa yang dihitung dengan rumus dan variable tertentu yang dsebut ADD Proporsional. Dana ADD digunakan untuk Belanja rutin dan operasional Kepala Desa beserta perangkat desa, BPD dan Lembaga Desa yang diakui dan dibentuk desa, dan Kegiatan pemberdayaan masyarakat dan publik. 9. Belanja Tidak Terduga diarahkan kepada belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahuntahun sebelumnya yang telah ditutup. 10. Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan dan berhubungan secara langsung dengan kegiatan, yang terdiri dari belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa serta Belanja Modal. Belanja Lansung digunakan untuk melaksanakan urusan wajib dan urusan pilihan yang menjadi tugas dan kewajiban daerah. III.4.2 Target dan Realisasi Belanja Realisasi belanja Pemerintah Kabupaten Kampar pada Tahun Anggaran 2011 sampai dengan bulan Juni 2011 adalah sebesar Rp ,27 atau 12,57 persen dari anggarannya sebesar Rp ,41. Realisasi belanja Tidak Langsung sebesar Rp. III 14 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

121 ,00 atau 19,08 persen dari anggarannya sebesar Rp ,00 sedangkan realisasi Belanja Langsung sebesar Rp ,27 atau 5,73 persen dari anggaran sebesar Rp ,41 Serapan/realisasi Belanja Pegawai pada Belanja tidak langsung sebesar sebesar Rp ,00 atau 22,01 persen sedangkan anggarannya Rp ,00. Belanja Subsidi pada Belanja Tidak Langsung belum adanya realisasi sampai pada Juni Serapan/realisasi belanja Hibah pada Belanja tidak langsung sebesar Rp ,00 atau 4,01 persen dari anggaran sebesar Rp ,00. Serapan/realisasi Belanja Bantuan Sosial pada Belanja Tidak Langsung sebesar Rp ,00 atau 15,51 persen dari anggaran Rp ,00. Belum adanya serapan/realisasi Belanja bagi Hasil pada belanja tidak langsung sampai dengan Juni Serapan/realisasi Belanja Bantuan Keuangan pada belanja tidak langsung sebesar Rp ,00 atau 8,17 persen dari anggaran sebesar Rp ,00. Belum adanya realisasi belanja tidak terduga pada belanja langsung sampai dengan Juni Serapan/ realisasi Belanja Pegawai pada belanja langsung sebesar Rp ,00 atau 10,89 persen dari anggaran sebesar Rp ,00. Serapan/realisasi belanja barang dan jasa pada belanja langsung sebesar Rp ,64 atau 8,79 persen dari anggaran Rp ,06. Serapan/realisasi belanja modal pada belanja langsung sebesar Rp ,63 atau 2,33 persen dari anggaran Rp URAIAN REKENING Tabel 5 Target dan Realisasi Belanja Daerah Tahun 2011 TAHUN ANGGARAN 2011 ANGGARAN REALISASI % LEBIH/KURANG REALISASI 2010 BELANJA 1,739,802,023, ,776,821, ,748,949, ,575, BELANJA TIDAK LANGSUNG 892,131,625, ,193,513, ,791,317, ,830,614, Belanja Pegawai 711,692,371, ,628,322, ,064,048, ,456,185, Belanja Subsidi 2,519,728, ,519,728, ,476,089, Belanja Hibah 73,523,818, ,950,565, ,573,252, ,328,996,525 Belanja Bantuan Sosial 34,298,880, ,320,375, ,978,505, ,724,079, Belanja Bagi Hasil 3,824,000, ,824,000, ,720,000, Belanja Bantuan Keuangan 64,772,828, ,294,250, ,478,578, ,075,078, Belanja Tidak Terduga 1,500,000, ,500,000, ,185, BELANJA LANGSUNG 847,670,397, ,583,307, ,087,089, ,317,607, BELANJA PEGAWAI 121,151,153, ,197,568, ,953,585, ,150,831, BELANJA BARANG DAN JASA 285,820,813, ,136,609, ,684,204, ,734,422, BELANJA MODAL 440,698,429, ,249,129, ,449,300, ,432,353, Sumber: LPPD Kab Kampar, 2011 URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH Tabel 6 Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Kampar PENDAPATAN Urusan Wajib 1,684,068,049, ,939,743,036,838 2,118,077,440,086 2,302,666,176,052 2,493,509,244,735 Urusan Pilihan 17,859,036, ,492,867,151 37,179,437,755 52,558,167,921 70,629,057,649 Total Pendapatan 1,701,927,085, ,964,235,903,989 2,155,256,877,841 2,355,224,343,973 2,564,138,302,384 Sumber: Data Olahan,Proyeksi Beradasarkan tabel diatas, diperkirakan pendapatan kabupaten Kampar dilihat dari urusan wajib dan pilihan pada tahun 2012 meningkat sebesar Rp. 1,701,927,085, RPJMD Kabupaten Kampar Tahun III 15

122 Diperkirakan pada tahun 2016 pendapatan daerah akan meningkat sebesar Rp. 2,564,138,302,384. URUSAN PEMERINTAHAN Tabel 7 Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Kampar BELANJA Urusan Wajib 1,593,210,282, ,799,090,051,600 1,901,060,770,759 2,012,729,443,004 2,134,096,068,334 Urusan Pilihan 90,206,309, ,470,662,638 78,345,115,628 70,599,169,379 62,232,823,891 Total Belanja 1,683,416,592, ,884,560,714,238 1,979,405,886,387 2,083,328,612,383 2,196,328,892,225 Sumber: Data Olahan,Proyeksi Beradasarkan tabel diatas, diperkirakan belanja kabupaten Kampar dilihat dari urusan wajib dan pilihan pada tahun 2012 meningkat sebesar Rp. 1,683,416,592, Diperkirakan pada tahun 2016 pendapatan daerah akan meningkat sebesar Rp. 2,196,328,892,225. III.4.3 PEMBIAYAAN Pembiayaan Daerah diperlukan untuk menutupi defisit anggaran dan atau untuk menampung surplus anggaran. terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Penerimaan pembiayaan sepenuhnya masih mengandalkan saldo lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya. Dari sisi pengeluaran pembiayaan selain untuk mengangsur beban utang yang masih ada, dialokasikan juga untuk menumbuh kembangkan perusahaan daerah melalui penyertaan modal. Rencana pembiayaan Daerah Kabupaten Kampar Tahun Anggaran 2011 yaitu sebesar Rp ,00. Sampai dengan bulan Juni 2011 realisasi penerimaan pembiayaan dari anggaran sisa lebih perhitungan anggaran daerah tahun sebelumnya sebesar Rp ,17 dan hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan belum terealisasi. Pengeluaran pembiayaan daerah untuk Tahun Anggaran 2011 tidak di anggarkan. URAIAN REKENING Tabel 8 Rencana dan Realisasi Pembiayaan Tahun 2011 TAHUN ANGGARAN 2011 ANGGARAN REALISASI % LEBIH/KURANG REALISASI 2010 PEMBIAYAAN , , ,71 PENERIMAAN DAERAH , , ,21 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya Penerimaan Kembali Pernyertaan Modal (Investasi) Daerah , , , , , ,00 PENGELUARAN DAERAH 0,00 0,00 0 0, ,50 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah 0, , ,00 Daerah Pembayaran Pokok Utang 0,00 0, ,50 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan ( ,) ,4 306,2 ( ,1) ,41 Sumber: LPPD Kab Kampar, 2011 III 16 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

123 III.4.4 REKAPITULASI PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN KABUPATEN KAMPAR TAHUN 2007 S/D 2011 III Rekapitulasi Pendapatan Tahun 2007 s/d 2011 URAIAN Tabel 9 Anggaran Pendapatan Daerah Tahun TAHUN PENDAPATAN ASLI DAERAH , , , , ,80 DANA PERIMBANGAN , , , , ,00 LAIN PENDAPATAN YANG SAH , , , ,44 JUMLAH ANGGARAN , , , , ,24 Sumber: LPPD Kab Kampar, 2011 URAIAN Tabel 10 Realisasi Pendapatan Daerah Tahun TAHUN PENDAPATAN ASLI DAERAH , , , , ,01 DANA PERIMBANGAN , , , , ,00 LAIN PENDAPATAN YANG SAH , , , ,00 JUMLAH REALISASI , , , , ,01 JUMLAH ANGGARAN , , , , ,44 PERSENTASE 198,74 113,86 112,68 111,00 108,64 Sumber: LPPD Kab Kampar, 2011 Anggaran pendapatan daerah sejak Tahun 2007 s/d 2011 cenderung mengalami peningkatan yaitu ratarata sebesar Rp ,45 setiap tahunnya. Realisasi pendapatan Daerah Kabupaten Kampar sejak tahun 2006 s/d 2011 secara ratarata adalah 128,98%. Persentase realisasi pendapatan daerah tahun 2010 cenderung menurun dibanding tahun 2006, ratarata terjadi penurunan 18,02% setiap tahun. III Rekapitulasi Belanja Tahun 2007 s/d 2011 NO JENIS BELANJA Tabel 11 Anggaran Belanja Daerah Tahun TAHUN ANGGARAN BELANJA LANGSUNG , , , , ,41 2 BELANJA TIDAK LANGSUNG , , , , ,00 JUMLAH , , , , ,41 Sumber: LPPD Kab Kampar, 2011 NO JENIS BELANJA Tabel 12 Realisasi Belanja Daerah Tahun TAHUN ANGGARAN BELANJA LANGSUNG , , , , ,63 2 BELANJA TIDAK LANGSUNG , , , , ,00 JUMLAH REALISASI , , , , ,63 JUMLAH ANGGARAN , , , , ,41 PERSENTASE 87,11 92,44 94,61 92,43 25,47 Sumber: LPPD Kab Kampar, 2011 Jumlah anggaran belanja daerah sejak tahun 2007 s/d 2011 cenderung mengalami peningkatan yaitu ratarata sebesar Rp ,68 setiap tahunnya. Penurunan Anggaran Belanja Kabupaten Kampar terjadi pada tahun 2009 sebesar 6,43% dibanding RPJMD Kabupaten Kampar Tahun III 17

124 tahun 2008, hal ini dikarenakan berkurangnya penerimaan daerah dari dana perimbangan sebesar Rp , (22,3%) dibanding tahun sebelumnya. Anggaran Belanja langsung tahun 2011 cenderung menurun dibanding tahun 2007, berkurang sebesar Rp ,66 (2,13%) setiap tahun sedangkan belanja tidak langsung cenderung meningkat sebesar Rp ,80 (9,55%) setiap tahunnya. Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Kampar sejak tahun 2007 s/d 2010 secara ratarata adalah 91,65% sedangkan realisasi belanja tahun 2011 sampai dengan bulan Mei adalah 25,47%. III Rekapitulasi Pembiayaan Tahun NO. URAIAN Tabel 13 Anggaran Pembiayaan Daerah Tahun TAHUN ANGGARAN PENERIMAAN DAERAH , , , , ,18 2. PENGELUARAN DAERAH , , , ,63 0 ANGGARAN PEMBIAYAAN , , , , ,18 Sumber: LPPD Kab Kampar 2011 NO. URAIAN Tabel 14 Realisasi Pembiayaan Daerah Tahun TAHUN ANGGARAN PENERIMAAN DAERAH , , , , PENGELUARAN DAERAH , , , ,50 0 REALISASI PEMBIAYAAN , , , ,71 0 ANGGARAN PEMBIAYAAN , , , , ,18 PERSENTASE 105,49% 94,29% 69,40% 73,98% 0,00% Sumber: LPPD Kab Kampar, 2011 Anggaran pembiayaan Tahun 2011 cenderung menurun dibanding Tahun 2007, berkurang ratarata Rp ,76 (9,84%) setiap tahun. Realisasi penerimaan daerah Tahun 2010 cenderung menurun dibanding tahun 2007, berkurang ratarata Rp ,47 (19,79%) setiap tahunnya sedangkan realisasi pengeluaran berkurang ratarata Rp ,38 (24,69%) setiap tahun. Realisasi Pembiayaan tahun 2010 cenderung berkurang dibanding Tahun 2007 yaitu sebesar Rp ,09 (15,26%) setiap tahun. Persentase realisasi pembiayaan Tahun 2010 cenderung menurun dibanding tahun 2007, ratarata penurunan 0,08% setiap tahunnya. Pada Tahun 2009, persentase realisasi pembiayaan turun 24,89% dibanding tahun 2008 namun pada Tahun 2010 kembali naik 4,58% dibanding Tahun Sampai dengan Bulan Mei 2011, realisasi pembiayaan belum terlaksana. III 18 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

125 BAB IV. ANALISIS ISU ISU STRATEGIS IV.1. PERMASALAHAN DAN ISUISU STRATEGIS PEMBANGUNAN IV.1.1. Urusan Wajib IV Pendidikan Undang Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan. Oleh karena itu, Negara Kesatuan Republik Indonesia berkewajiban mewujudkan layanan pendidikan bermutu kepada seluruh warga negara tanpa memandang sosial, ras, etnis, agama dan gender. Dalam kerangka otonomi daerah pemenuhan amanah konstitusi dimaksud membutuhkan keterpaduan dan keselarasan kebijakan, program maupun kegiatan pembangunan pendidikan antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten yang berpedoman pada rencana strategis pembangunan pendidikan Nasional. Renstra pembangunan pendidikan nasional menempatkan 3 (tiga) pilar pembangunan pendidikan yaitu pemerataan dan akses layanan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi pendidikan serta tatakelola dan pencitraan publik yang menjadi pedoman dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Kampar terkait urusan pendidikan. Pelaksanaan program pembangunan pendidikan di Kabupaten Kampar telah menunjukkan peningkatan terlihat dari makin berkembangnya suasana belajar mengajar di berbagai jenis dan jenjang pendidikan. Dengan dilaksanakannya program pembangunan, pelayanan pendidikan telah dapat menjangkau semua wilayah. Peningkatan akses pendidikan masyarakat harus di ikuti dengan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan pada semua kelompok masyarakat. Indikator yang biasa di pakai untuk mengevaluasi keberhasilan dalam pembangunan bidang pendidikan yang terkait dengan hak akses seseorang anak menerima pendidikan pada jenjang pendidikan tertentu adalah dengan menghitung Angka Partisipasi Kasar (APK) suatu jenjang pendidikan. Angka Partisipasi Kasar menunjukkan proporsi anak sekolah, baik lakilaki maupun perempuan pada suatu jenjang pendidikan tertentu dalam kelompok umur yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. Angka ini memberikan gambaran secara umum mengenai jumlah anak yang menerima pendidikan pada jenjang pendidikan tertentu dan biasanya tidak memperhatikan umur siswa. Untuk RPJMD Kabupaten Kampar Tahun IV 1

126 melihat persentase Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Kampar berdasarkan jenjang pendidikan Tahun , dapat di lihat pada tabel di bawah ini. NO Tabel 1 Angka Partisipasi Kasar (APK) Berdasarkan Jenjang Pendidikan Tahun Kabupaten Kampar JENJANG PENDIDIKAN ANGKA PARTISIPASI KASAR (APK) % SD/MI/SDLB 105,56 106,35 107,40 109,00 110,60 2 SMP/MTS/SMP LB 88,40 89,70 90,90 95,70 98,70 3 SMA/MA/SMK/SMA LB 39,52 38,95 38,93 53,19 57,73 Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kampar, 2011 Dari tabel di atas terlihat bahwa Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Kampar terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, kecuali untuk jenjang pendidikan SMA sederajat yang mengalami penurunan pada Tahun 2007 dan Kenaikan APK Kabupaten Kampar ini memberikan indikasi bahwa terjadinya peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan pendidikan di semua jenjang pendidikan yang ada di Kabupaten Kampar. Hal ini tentu tidak terlepas dari besarnya komitmen Pemerintah Daerah Kampar itu sendiri, tidak hanya dalam membangun dan merehab gedung sekolah, tetapi juga dalam membuat programprogram strategis dalam menunjang dunia pendidikan di Kabupaten Kampar, Termasuk juga upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar dalam meningkatkan kesejahteraan bagi guruguru yang bertugas di daerah terisolir. Tabel 2 Angka Partisipasi Murni (APM) Berdasarkan Jenjang Pendidikan Tahun Kabupaten Kampar NO JENJANG PENDIDIKAN ANGKA PARTISIPASI MURNI (APM) % SD/MI/SDLB 89,53 90,20 99,20 99,40 99,50 2 SMP/MTS/SMP LB 86,04 88,66 88,29 84,50 87,20 3 SMA/MA/SMK/SMA LB 38,14 37,83 38,21 48,65 49,98 Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kampar, 2011 Dari Tabel di atas terlihat bahwa Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Kampar untuk jenjang pendidikan SD sederajat terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan terbesar terjadi pada rentang Tahun , yaitu sebesar 9 persen. Hal ini tidak di ikuti oleh jenjang pendidikan SMP dan SMA sederajat, yang cendrung mengalami fluktuasi. Untuk Angka Partisipasi Murni pada jenjang pendidikan SMP sederajat terjadi penurunan yang drastis pada rentang Tahun , yaitu sebesar 3,79 persen. Namun pada tahun berkutnya terjadi lagi peningkatan, meskipun peningkatan tersebut belum bisa menyamai Angka Partisipasi Murni Kabupaten Kampar tahun Kondisi ini tidak jauh berbeda untuk jenjang pendidikan SMA sederajat, dimana Angka Partispasi Murni mengalami fluktuasi selama rentang lima tahun terakhir. Pada periode Tahun terjadi penurunan APM, namun pada tahun berikutnya justru terjadi peningkatan yang cukup signifikan. IV Pendidikan Anak Usia Dini Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kabupaten Kampar merintis program yang dikenal dengan taman pendidikan. Pendidikan ini sifatnya holistik, yaitu terintegrasi antara Posyandu, Bina Keluarga Balita dan Pendidikan serta program ini berbasis masyarakat (dari oleh dan untuk masyarakat). Berdasarkan Kampar Dalam Angka tahun2009/2010 di Kabupaten IV 2 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

127 Kampar pada tahun 2009 terdapat sebanyak 275 Taman Kanakkanak (TK) dengan jumlah siswa sebanyak orang dan jumlah guru sebanyak 1044 orang. IV Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Kondisi pendidikan dasar dan menengah di Kabupaten Kampar masih dalam kaitan yang sama dengan kondisi pendidikan nasional. Kondisi spesifik yang paling menonjol adalah batasan geografis yang menjadi faktor paling utama, yaitu keterbatasan aksesbilitas transportasi maupun komunikasi. Jumlah peserta didik dari tahun ke tahun untuk daerah terpencil terus bertambah seiring dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk. Sementara jumlah sekolah dan guru yang tersedia relatif lebih rendah. Ratio murid dan guru pada jenjang SD/MI yaitu 13 dan jenjang SMP/MTs yaitu 11. Masalah kekurangan guru tidak hanya terjadi di daerah pedesaan, melaikan juga di daerah perkotaan. Hal penting yang harus diperhatikan adalah bahwa program wajib belajar 9 tahun harus menunjukkan keberhasilan yang ditandai dengan menurunya jumlah angka buta huruf, sehingga diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Kampar. Daya serap penduduk usia sekolah yang termasuk kedalam wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun terus berupaya untuk ditingkatkan dan angka putus sekolah terus berusaha untuk diturunkan. Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk jenjang SD/MI mencapa 110,60 % dan jenjang SMP/MTs mencapai 87,20% dengan Angka Partisipasi Murni (APM) jenjang SD/MI yaitu 99,50% dan jenjang SMP/MTs yaitu 98,70%. IV Pendidikan Menengah dan Kejuruan Pemerintah Daerah terus berupaya agar setiap penduduk usia sekolah dapat mengenyam pendidikan dengan baik. Hal tersebut diantaranya dengan meningkatkan daya serap setiap jenjang pendidikan yang ada. Angka Partisipasi Kasar (APK) pada jenjang SMA/SMK/MA yaitu sebesar 57,73% dan Angka Partisipasi Murni (APM) mencapai 49,98%. Ini berarti sebanyak 50% dari penduduk usia sekolah 1618 tahun di Kabupaten Kampar telah dapat di tampung pada jenjang pendidikan SMA/SMK/MA. Di Kabupaten Kampar setiap 11 murid pada jenjang SMA/SMK/MA ratarata diajar oleh seorang guru. IV Pendidikan Non Formal Tantangan pembangunan pendidikan Kabupaten Kampar ke depan mengharuskan adanya perhatian yang menyeluruh terhadap sektor pendidikan oleh Pemerintah Daerah tidak hanya sebatas pada sektor pendidikan formal, akan tetapi juga lembaga pendidikan non formal, sekolah, dan luar sekolah harus pula memperoleh pemberdayaan yang maksimal, sehingga potensi dan sarana pendidikan mampu memberikan penyediaan pelayanan pendidikan kepada masyarakat untuk memperoleh kesempatan pendidikan tanpa kecuali, dengan cakupan pendidikan yang dimulai dari pra sekolah, sekolah dasar, SLTP, hingga ke pendidikan tinggi yang ada. RPJMD Kabupaten Kampar Tahun IV 3

128 IV Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Untuk tetap terus meningkatkan kualitas pendidikan beberap permasalahan yang tetap harus dijaga antara lain bagaimana meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan kualitas guru, peningkatan kesejahteraan tenaga pengajar, jumlah guru yang tersebar dan masih banyak lagi yang perlu penanganan lebih serius. Untuk tetap terus meningkatkan kualitas pendidikan beberapa permasalahan yang tetap harus dijaga antara lain bagaimana meningkatkan sarana dan prasarana pendididkan, peningkatan kualitas guru, peningkatan kesejahteraan tenaga pengajar, jumlah guru yang tersebar dan masih banyak lagi yang perlu penanganan lebih serius. MasalahMasalah Bidang Pendidikan: 1. Masih belum tuntasnya WAJAR DIKDAS 9 TAHUN dan masih relatif rendahnya angka partisipasi pendidikan (formal dan non formal) untuk semua jenis dan jenjang pendidikan sehingga akan berdampak pada penyediaan SDM yang berkualitas; 2. Masih belum terimplimentasinya dengan baik Standar Nasional Pendidikan (SNP) untuk semua jenis dan jenjang pendidikan sehingga akan berdampak pada rendahnya daya saing daerah; 3. Masih belum terimplimentasinya dengan baik good governance dan prinsip desentralisasi dalam tata kelola bidang pendidikan, baik pada tataran lembaga pendidikan maupun pada tataran yang lebih tinggi sehingga berdampak pada efisiensi; 4. Masih terdapatnya disparitas dalam berbagai aspek pendidikan (dari sisi perluasan dan akses, dari sisi mutu dan relevansi, dari sisi pelayanan); 5. Masih belum terpadunya pendidikan nilai dan kepribadian dengan pendidikan akademis di lembagalembaga pendidikan; 6. Pengembangan kompetensi guru yang relatif lambat jika dibandingkan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi; 7. Penyebaran guru relatif kurang merata, dan jumlah guru studi sain yang masih belum mencukupi. Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan 1. Belum tercapainya ketuntasan WAJAR DIKDAS 9 tahun secara merata terutama di daerah sulit dan terpencil 2. Masih besarnya kesenjangan antara partisipasi pendidikan di setiap jenjang pendidikan antar kecamatan 3. Masih belum idealnya ketersediaan sarana dan prasarana guna menunjang perluasan akses pendidikan untuk semua jenjajng 4. Masih belum tercapainya angka ideal bagi perbandingan antar jenjang sekolah (TK terhadap SD/MI; SD/MI terhadap SMP/MTs dan SMP/MTs terhadap SMA/SMK/MA) 5. Masih relatif rendahnya angka pertisipasi sekolah 6. Belum idealnya APK dan APM untuk SMU 7. Belum meratanya Guru di daerah sulit dan terpencil IV 4 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

129 Mutu, Relevansi, dan Daya Saing Pendidikan 1. Masih relatif besarnya kesenjangan mutu pendidikan di setiap jenjang pendidikan antar kecamatan 2. Masih besarnya persentase guru yang belum memenuhi standar kualifikasi yang sudah ditentukan (S1), terutama pada jenjang pendidikan dasar 3. Masih besarnya persentase guru yang mengajarkan mata pelajaran yang tidak sesuai dengan bidang keahliannya (ijazahnya) di tingkat SMP, MTs, SMA, SMK, dan MA 4. Masih belum meratanya distribusi guru antar daerah pada semua jenjang dan jenis pendidikan 5. Masih relatif besarnya angka ketidak lulusan dan angka putus sekolah (dropout) di sekolahsekolah yang berada di daerah sulit dan terpencil 6. Belum dimanfaatkannya secara optimal ICT dalam pembelajaran 7. Masih relatif rendahnya persentase guru yang memperoleh sertifikasi 8. Masih belum idealnya prolehan ratarata nilai Ujian Nasional pada jenjang SMP/MI dan SMA/SMK/MA 9. Masih belum terpetakannya standar kompetensi guru untuk semua mata pelajaran pada semua jenjang pendidikan 10. Masih relatif rendahnya persentase kesetersediaan fasilitas sekolah dan fasilitas penunjang pendidikan 11. Rendahnya rasio buku dan siswa 12. Rendahnya persentase SMK yang melaksanakan sistem ganda 13. Rendahnya angka lulusan SMK yang terserap oleh dunia kerja Tata Kelola, Akuntabilitas dan Pencitraan Publik 1. Belum dimanfaatkannya ICT dalam pengelolaan data pendidikan dan pemberian pelayanan 2. Belum tersusunnya database pendidikan 3. Belum diimplimentasikannya Manajemen Berbasis Sekolah secara utuh di sekolahsekolah 4. Belum terwujudnya good governance dan pelayaan prima dalam manajemen pendidikan 5. Belum efektifnya sistem kepengawasan kependidikan 6. Belum tertatanya dengan baik manajemen aset pendidikan 7. Relatif masih rendahnya angka koeefisien efisiensi pendidikan IsuIsu Strategis Bidang Pendidikan: 1. Peningkatan akses dan pemerataan pendidikan untuk semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan 2. Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan pada semua jalur, jenis dan jenjang pen didikan 3. Perlunya penguatan tata kelola dan akuntabilitas kepengelolaan pendidikan RPJMD Kabupaten Kampar Tahun IV 5

130 IV.1.2. Kesehatan Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, antara lain diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dalam pengukuran IPM, kesehatan adalah salah satu komponen utama selain pendidikan dan ekonomi. Kesehatan juga merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Adapun indikator yang dijadikan dalam pengukuran Indeks Pembangunan Manusia yang berkaitan dengan kesehatan adalah Angka Harapan Hidup. Kemampuan untuk bertahan hidup lebih lama diukur dengan indikator harapan hidup pada saat lahir. Variabel ini mencerminkan lama seseorang hidup dan lama seseorang hidup sehat. Lamanya sesorang dapat bertahan hidup dan seseorang itu hidup dalam keadaan sehat dapat ditunjukkan dengan besarnya angka harapan hidup suatu wilayah. Untuk melihat Angka Harapan Hidup di Kabupaten Kampar dari Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2009, dapat di lihat pada gambar dibawah ini. Gambar 1 Perbandingan Angka Harapan Hidup dengan Ratarata Angka Harapan Hidup Provinsi Riau Tahun Kabupaten Kampar Sumber : Kampar Dalam Angka Beberapa Tahun, 2011 Dari gambar di atas terlihat bahwa dari tahun ke tahun Angka Harapan Hidup di Kabupaten Kampar menunjukkan peningkatan, meskipun peningkatan tersebut tidak begitu signifikan. Kenaikan angka harapan hidup menunjukkan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Dibalik kenaikan angka harapan hidup tercermin perbaikan pada pelayanan kesehatan melalui keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan. Namun hendaknya, Pemerintah Kabupaten Kampar jangan terlalu cepat merasa puas dengan hasil yang sudah di raih, karena Jika di bandingkan dengan rata rata Angka Harapan Hidup Provinsi Riau, Kabupaten Kampar masih jauh di bawah. Ini memberikan gambaran bahwa kabupaten/ kota lain masih banyak yang lebih bagus di bandingkan dengan capaian Angka Harapan Hidup Kabupaten Kampar itu sendiri. Pada tahun 2008, Kabupaten Kampar berada pada urutan ke delapan dari 11 kabupaten kota yang ada. Sedangkan pada tahun 2009, Kabupaten Kampar berada pada IV 6 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

131 urutan kesembilan dari 12 kabupaten/kota yang ada jika di lihat dari Angka Harapan Hidupnya. Pembangunan kesehatan di Kabupaten Kampar bukan hanya bagaimana meningkatkan Indek Pembangunan Manusia melalui peningkatan Angka Harapan Hidup semata, tapi banyak indikator lainnya yang juga mendapat prioritas, seperti peningkatan derajat kesehatan masyarakat Kampar itu sendiri. Gambaran tentang derajat kesehatan meliputi indikator mortalitas, morbiditas dan status gizi. Jumlah mortalitas dapat dilihat dari Angka Kematian Bayi per kelahiran hidup, Angka Kematian Balita per kelahiran hidup. Morbiditas dapat dilihat dari indikator angka kesakitan Malaria per penduduk, angka kesembuhan TB. Paru per penduduk, Angka Akut Flacid Paralysis dan angka kesakitan Deman Berdarah Dengue per penduduk. Kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu dapat memberi gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat atau dapat digunakan sebagai indikator penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Tinggi rendahnya angka kematian, secara umum di pengaruhi erat dengan tingkat kesakitan dan golongan bayi, Balita dan ibu maternal (hamil, melahirkan, nifas). Angka Kematian Bayi merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk mengukur keberhasilan program berbagai penyebab kematian maupun program kesehatan ibu dan anak, sebab angka kematian bayi ini berkaitan erat dengan tingkat kesehatan ibu dan anak. Meskipun belum ada data yang valid, namun untuk tahun 2010 ini target Angka Kematian Bayi untuk Kabupaten Kampar adalah sebesar 26 per kelahiran hidup. Pada kenyataannya, target ini tidak bisa terpenuhi oleh Pemerintah Kabupaten Kampar. Sebagai gambaran, dari data yang ada pada tahun 2009 Angka Kematian Bayi di Kabupaten Kampar adalah 37 per kelahiran hidup. Capain ini jauh lebih baik jika dibandingkan dengan ratarata Angka Kematian Bayi Nasional tahun 2007 sebesar 41 per kelahiran hidup. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain peningkatan cakupan pelayanan terhadap bayi neonatal dan ibu hamil, serta pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang terus meningkat. Disamping Angka Kematian Bayi juga ada Angka Kematian Balita. Angka Kematian Balita adalah jumlah anak umur 0 4 tahun per kelahiran hidup. Angka Kematian Balita menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktorfaktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak Balita seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan kecelakaan. Pada tahun 2010, target AKABA Kabupaten Kampar mengacu kepada target Nasional, yaitu sebesar 58 per kelahiran hidup. Angka ini sulit di penuhi, mengingat pada tahun 2002 saja AKABA Kabupaten Kampar sebesar 61 per kelahiran hidup. Salah satu kematian yang perlu mendapat perhatian khusus bagi semua pihak adalah Angka Kematian Ibu. Angka Kematian ibu adalah jumlah kematian ibu pada masa kehamilan, melahirkan dan nifas per kelahiran hidup. Berdasarkan survey IMR dan MMR oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar pada tahun 2002 di ketahui Angka Kematian Ibu di Kabupaten Kampar sebesar 352 per kelahiran hidup. Jika di lihat Angka Kematian RPJMD Kabupaten Kampar Tahun IV 7

132 Ibu ratarata secara nasional tahun 1999 yaitu 425 per kelahiran hidup. Kondisi ini jauh lebih buruk jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia, dimana Angka Kematian Ibu hanya sebesar 70 per kelahiran hidup. Negara Filipina sendiri jauh lebih baik dibandingkan dengan Indonesia, yaitu sebesar 140 per kelahiran hidup apalagi Thailand yang sudah mencapai angka 100 per kelahiran hidup. Disamping ada angka kematian, di bidang kesehatan juga di kenal dengan istilah Angka Kesakitan. Angka Kesakitan penduduk di dapat dari masyarakat dan dari sarana pelayanan kesehatan yang diperoleh dari berbagai laporan yang terkait dengan kesehatan. Indikator yang digunakan untuk melihat kondisi kesehatan di suatu wilayah adalah Incidence Rate dan Prevalence Rate. Ada berbagai jenis penyakit yang menjangkiti masyarakat Kampar selama lima tahun terakhir ini. Untuk melihat persentase sepuluh macam penyakit yang paling banyak di derita oleh masyarakat, dapat di lihat pada gambar di bawah ini. Gambar 2 Sepuluh Macam Penyakit Paling Banyak di Derita Masyarakat Tahun 2010 Kabupaten Kampar Sumber : Kampar Dalam Angka, 2010 Dari gambar di atas terlihat bahwa penyakit Infeksi akut pada saluran pernafasan bagian atas merupakan penyakit yang paling banyak di derita oleh masyarakat Kampar, yaitu sebesar 40,90 %, disusul oleh penyakit Diare & Gastroenteritis penyebab infeksi tertentu sebesar 10,29. Hai ini berarti, hampir separoh penyakit yang di derita oleh masyarakat Kampar pada tahun 2010 adalah dari jenis Penyakit Infeksi akut pada saluran pernafasan. Sedangkan persentase penyakit yang paling sedikit penderita dari sepuluh penyakit adalah penyakit sebab luar lainnya, yaitu sebesar 3,26 %. Jika di lihat dari masyarakat Kampar yang menderita penyakit di atas cukup memprihatinkan. Pada tahun 2010 saja, ada sebanyak orang yang menderita penyakit infeksi akut pada saluran pernapasan atas. Penyakit ISPA merupakan penyakit yang paling banyak di jumpai di daerah tropis, yaitu ada sebanyak orang. Untuk melihat jumlah penderita masing IV 8 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

133 masing penyakit tersebut empat tahun terakhir di Kabupaten Kampar, dapat di lihat pada Tabel di bawah ini. NO Tabel 3 Sepuluh Macam Penyakit Paling Banyak di Derita Masyarakat Tahun Kabupaten Kampar JENIS PENYAKIT JUMLAH PENDERITA Penyakit Infeksi usus lainnya ISPA Hipertensi Esensial Arthritis Rheumatoid Diare & Gastroentritis Infeksi Kulit & Jari. Sub kutan Gatritis & Duodenitis Sebab Luar lainnya Dermatitis & Eksim Penyakit lain pada SPA J u m l a h Sumber : Kampar Dalam Angka, 2011 Dari Tabel di atas terlihat bahwa ada kecendrungan dari tahun ke tahun jumlah penderita penyakit di Kabupaten Kampar mengalami fluktuasi. Pada tahun 2009 terjadi peningkatan jumlah penderita penyakit di Kabupaten Kampar, namun kondisi ini kembali terjadi penurunan pada tahun Kondisi ini hendaknya bisa di pertahankan pada tahun 2011, kalau bisa di turunkan lagi. Sebagai leading sector, Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar harus mampu mengatasi permasalahan ini. Meskipun upaya menjaga kesehatan merupakan kewajiban setiap masyarakat itu sendiri. Dalam upaya mengatasi berbagai jenis penyakit yang menyerang masyarakat di Kabupaten Kampar, ketersediaan sarana kesehatan sangat mutlak di perlukan. Hingga tahun 2010, ketersediaan sarana kesehatan pemerintah secara umum jumlahnya masih di dominasi Puskesmas Pembantu, yaitu sebanyak 164 buah. Hal ini dapat dimaklumi mengingat peran Puskesmas Pembantu di tujukan untuk melayani masalah kesehatan masyarakat sampai pada tingkat desa. Disamping itu keberadaan Puskesmas Keliling yang bisa menjangkau ke daerahdaerah sulit yang ada di Kabupaten Kampar dapat mengoptimalkan peran Pemerintah Daerah dalam mencapai tujuan pembangunan bidang kesehatan. Untuk melihat jumlah sarana kesehatan pemerintah selama lima tahun terakhir, dapat di lihat pada Tabel di bawah ini. NO Tabel 4 Jumlah Sarana Kesehatan Tahun Kabupaten Kampar SARANA KESEHATAN Rumah Sakit Puskesmas Perawatan Puskesmas Non Perawatan Puskesmas Pembatu Puskesmas Keliling Darat Sumber: Kampar Dalam Angka, 2011 TAHUN Untuk mendukung keberadaan sarana kesehatan di Kabupaten Kampar perlu di dukung oleh ketersedian tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada publik. Kualitas pelayanan publik sangat di tentukan oleh sistem dan tenaga kesehatan itu sendiri. Tenaga RPJMD Kabupaten Kampar Tahun IV 9

134 kesehatan seringkali menghadapi kendala dalam hal jumlah, sebaran, mutu dan kualifikasi, sistem pengembangan karir, dan kesejahteraan. Permasalahan yang sering timbul dalam tananan mikro operasional memunculkan persepsi rendahnya kualitas pelayanan kesehatan. Melihat permasalahan ini, Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar terus berupaya dalam meningkatkan jumlah tenaga kesehatan, baik medik, paramedik perawat, paramedik non perawat dan medik. Sedangkan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang ada pada masingmasing kecamatan di Kabupaten Kampar, Pemerintah Daerah telah menempatkan tenaga medis, baik dokter umum, dokter gigi, bidan dan perawat. Hal ini di harapkan untuk mempermudah pelayanan kesehatan, khususnya bagi masyarakat yang jauh tinggal dari ibukota kabupaten, Bangkinang. Meskipun demikian, untuk berbagai kasus penyakit yang bersifat berat, sekarang ini masih di rujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang atau ke Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Riau, di Pekanbaru. Jika di lihat dari tahun ketahun jumlah tenaga medis pemerintah yang di tempatkan di masingmasing kecamatan yang ada di Kabupaten Kampar terus mengalami peningkatan, namun peningkatannya hanya beberapa orang saja. Pada tahun 2010, jumlah dokter umum yang di tempatkan di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Kampar berjumlah sebanyak 74 orang. Kondisi ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, yang hanya sebanyak 69 orang. Begitu juga untuk dokter gigi, dimana pada tahun 2010 berjumlah sebanyak 40 orang, sedangkan pada tahun 2009 baru sebanyak 33 orang. Untuk melihat jumlah tenaga medis yang di tempatkan di kecamatan selama lima tahun terakhir, dapat di lihat pada table di bawah ini. Gambar 3 Jumlah Tenaga Medis, Bidan dan Perawat di Kecamatan Tahun Sumber: Kampar Dalam Angka, 2011 IV 10 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

135 Permasalahan yang di hadapi Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar yang terkait dengan pembangunan infrastruktur bidang kesehatan sekarang ini adalah banyaknya sarana kesehatan pemerintah yang mengalami kerusakan. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan kita semua, karena di khawatirkan keadaan ini justru berdampak pada kurang optimalnya pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Untuk itu kedepan, prioritas pembangunan terhadap sarana kesehatan ini perlu menjadi pertimbangan semua pihak, agar optimalisasi pemberian pelayanan kepada masyarakat bisa di wujudkan. Dari berbagai sarana kesehatan yang ada di Kabupaten Kampar, Puskesmas Pembantu merupakan yang paling banyak mengalami kerusakan. Dari data yang ada, tahun 2010, ada sebanyak 9 unit Puskesmas Pembantu yang mengalami kerusakan, belum lagi rusak ringan ataupun rusak berat. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel di bawah ini. NO Tabel 5 Kondisi Sarana Kesehatan Pemerintah Menurut Jenis Tahun 2010 SARANA KESEHATAN Puskesmas Perawatan Puskesmas Non Perawatan Puskesmas Pembatu Puskesmas Keliling Roda 4 Pusk. Keliling Perahu Motor Rumah Dokter Sumber: Kampar Dalam Angka, 2011 MasalahMasalah Bidang Kesehatan KONDISI BAIK RUSAK RINGAN RUSAK BERAT RUSAK Dinamika Internasional; Komitmen internasinal dalam upaya percepatan menurunkan kematian ibu yang menjadi indikator utama dalam Millenium Development Goals (MDGs) 2. Dinamika Nasional; Dinamika nasional bidang kesehatan meliputi: (1) Prioritas utama dalam pembangunan sektor kesehatan yakni menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi, (2) Ketersediaan tenaga kesehatan yang ada dibandingkan dengan kebutuhan jumlah penduduk masih sangat jauh dari idealnya suatu pelayanan kesehatan. Akibatnya pelayanan kesehatan masyarakat oleh tenaga kesehatan menjadi tidak merata sehingga pelayanan kesehatan menjadi kurang optimal, (3) Sebaran dokter spesialis tidak merata pada kabupaten dan kota. Hanya 11,6% kota yang mempunyai rasio Dokter Spesialis dengan penduduk yang cukup (6DSP/ penduduk) (Ilyas, 2006), (4) Asuransi kesehatan sebagai suatu bentuk sistem jaminan sosial hanya menjangkau 18,7 persen penduduk, yang sebagian besar di antaranya adalah pegawai negeri dan penduduk mampu. Belum optimalnya Pengembangan SistemJaminan Sosial Nasional (SJSN) 3. Dinamika Lokal; (1) Peningkatan jumlah dan pemerataan sumber daya kesehatan sesuai kebutuhan; obatobatan serta akses pelayanan kesehatan masyarakat (RSUD dan Puskesmas); perlu upaya percepatan menurunkan kematian ibu sesuai target MDGs, (2) Peningkatan jumlah (dengan mempertimbangan populasi dan luas wilayah) dan pemerataan sumber daya manusia kesehatan sesuai kebutuhan; tenaga medis dan nonmedis, (3) Kesanggupan pelayanan kesehatan dasar dalam RPJMD Kabupaten Kampar Tahun IV 11

136 memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, khususunya bagi puskesmas yang berada di daerah terpencil. Selanjutnya juga tingkat pemanfaatan (utilisasi) dan fungsionalisasi pelayanan rujukan/rsud (spesialistik) belum memenuhi target yang ideal, (4) Program jaminan kesehatan daerah (Jamkesda). IsuIsu Strategis Bidang Kesehatan 1. Peningkatan jumlah (dengan mempertimbangan populasi dan luas wilayah) dan pemerataan sumber daya kesehatan sesuai kebutuhan; obatobatan, tenaga medis dan nonmedis serta akses pelayanan kesehatan masyarakat (RSUD dan Puskesmas); 2. Optimalisasi sistem pelayanan kesehatan dasar dan rujukan dengan meningkatkan integritas seluruh subsistem yang ada, memperbaiki manajemen pelayanan kesehatan, mobilisasi sumber daya manusia, meningkatkan kualitas pelayanan dan memperkuat pemberdayaan masyarakat. Hal ini diupayakan untuk peningkatan kesanggupan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, khususunya bagi puskesmas yang berada di daerah terpencil. 3. Kebijakan jaminan kesehatan daerah (Jamkesda) dan peningkatan pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat. 4. Perilaku masyarakat dan lingkungan yang kondusif untuk hidup sehat belum menunjukkan peningkatan sesuai dengan yang diharapkan 5. Belum tercapainya beberapa indikator kinerja bidang kesehatan seperti: a. Rasio jumlah tenaga kesehatan dengan jumlah penduduk. b. Pemerataan tenaga kesehatan di setiap kecamatan c. Rasio masyarakat yang ikut kepesertaan JPKM d. Masyarakat miskin yang tercover oleh JPK (Jamkesmas, Jamkesda) e. Pelayanan kesehatan promotif dan preventif f. Pelayanan Kesehatan pada neonatus, bayi dan anak balita g. Kinerja RSUD IV.1.3. Lingkungan Hidup Peranan sumber daya alam dan lingkungan hidup sangat penting dalam pembangunan Kabupaten Kampar, baik sebagai penyedia bahan baku bagi pembangunan ekonomi maupun sebagai pendukung sistem kehidupan. Sesuai dengan fungsinya tersebut, sumberdaya alam dan lingkungan hidup perlu dikelola dengan bijaksana agar pembangunan serta keberlangsungan kehidupan manusia dapat terjaga dan lestari saat ini dan di masa yang akan datang. Sebagai pendukung pertumbuhan ekonomi, adanya kepentingan ekonomi yang berorientasi jangka pendek serta lonjakan jumlah penduduk akan berimplikasi pada meningkatnya kebutuhan akan sumber daya alam untuk bahan baku industri maupun konsumsi. Peningkatan kebutuhan tersebut dapat berakibat pada peningkatan pemanfaatan sumberdaya alam, yang pada akhirnya akan menurunkan daya dukung dan fungsi dari lingkungan hidup serta kerusakan sumber daya alamnya. Akibat terjadinya degradasi IV 12 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

137 lingkungan hidup ini sudah mulai dirasakan, terutama timbulnya permasalahan dalam hal pemenuahan kebutuhan pangan, energi serta kebutuhan akan sumber daya air. Pembangunan bidang lingkungan hidup dilaksanakan untuk dapat mencegah dan mengantisipasi akibat yang ditimbulkan oleh kegiatankegiatan pembangunan dan pemanfaatan sumber daya alam. Meningkatnya kasus pencemaran lingkungan dan penurunan daya dukung lingkungan diantaranya diakibatkan oleh laju pertumbuhan penduduk, pembangunan infrastruktur, industrialisasi, pola kehidupan yang konsumtif, lemahnya penegakan hukum, serta belum optimalnya kapasitas sumber daya manusia. Perkembangan sumber daya manusia dan besarnya potensi usaha bagi masyarakat di Kabupaten Kampar memberikan manfaat yang besar bagi pembangunan daerah ini, ini namun disisi lain juga menimbulkan permasalahan lingkungan bagi daerah dan masyarakat. Kondisi dan permasalahan pembangunan lingkungan hidup saat ini adalah persoalan tentang perubahan iklim global yang telah dialami seluruh daerah di Indonesia. Sebagai daerah tropis Kabupaten Kampar dikategorikan sebagai salah satu daerah yang rentan terhadap perubahan iklim, karena dampak perubahan iklim menjadi ancaman yang cukup serius bagi lingkungan. Gejala perubahan iklim seperti kenaikan temperatur, perubahan intensitas dan periode hujan, pergeseran musim hujan/kemarau, dan kenaikan permukaan air, akan mengancam daya dukung lingkungan dan kegiatan seluruh sektor pembangunan. Dampak perubahan iklim global pada akhirnya akan berpengaruh signifikan terhadap ketersediaan sumber daya air, ketahanan pangan dan energi yang jika tidak diantisipasi akan memperburuk kinerja pembangunan khusunya sektor sumberdaya alam. NO Tabel 6 Tingkat Capaian Penyelenggaraan Urusan Lingkungan Hidup Tahun Kabupaten Kampar INDIKATOR CAPAIAN KINERJA PERSENTASE CAPAIAN KINERJA ( % ) Penanganan Sampah Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan Amdal Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per satuan penduduk Penegakan hukum lingkungan Sumber : LPPD Kab. Kampar Tahun 2008, 2009, 2010 Berdasarkan data diatas dapat digambarkan tingkat capaian kinerja penyelenggaraan urusan Lingkungan Hidup mulai tahun 2008 s/d 2010, sebagai berikut : 1. Penanganan sampah pada tahun 2010 mengalami penurunan 2,11% dibanding tahun 2008, pada tahun 2010 volume produksi sampah di Kabupaten Kampar mencapai M 3 namun valume sampah yang ditangani M 3. Kondisi ini dapat disebabkan akibat tidak sebandingnya jumlah sarana kebersihan dengan pertumbuhan penduduk / rumah tangga yang semakin pesat. 2. Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan Amdal 100%, artinya dari seluruh perusahaan yang wajib AMDAL, seluruhnya telah dilakukan pengawasan. 3. Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per satuan penduduk dengan capaian 0,73%. 4. Jumlah kasus lingkungan yang diselesaikan oleh Pemerintah Daerah pada tahun 2010 tidak ada. RPJMD Kabupaten Kampar Tahun IV 13

138 MasalahMasalah Lingkungan Hidup: 1. Kurang disiplinnya penerapan tat ruang, seperti pelepasan kawasan hutan untuk pembukaan lahan perkebunan, serta sulitnya penerapan RTRW secara konsekuen karena adanya kepentingankepentingan sektor tertentu. 2. Dominan egosektoral dalam perencanaan pembangunan, sehingga koordinasi dalam pemberian izin sering mengutamakan kepentingan ekonomi semata dan melalaikan faktor lingkungan hidup. 3. Lemahnya penegakan hukum bagi pelanggaran pembakar hutan dan lahan terhadap pengusaha dan masyarakat, serta bagi pelaku penebangan liar pada hutan lindung, dan pembukaan lahan tidak terkendali disepanjang DAS Kampar. 4. Lemahnya pengetahuan masyarakat atas larangan membuka hutan dan lahan dengan sistem tanpa bakar dan lemahnya kepatuhan perusahaan dalam menjalankan arahan pengelolaan, terutama kaitannya dengan pengendalian kebakaran di area izin lokasi. 5. Lemahnya sistem manajemen pengendalian hutan dan lahan. 6. Belum adanya rencana dini untuk mengatasi banjir baik program pencegahan, penanggulangan dan penanganan pasca banjir. 7. Belum adanya informasi yang jelas akan daerahdaerah rawan banjir. 8. Belum adanya perencanaan yang matang dalam upaya pengendalian pendangkalan DAS Kampar, serta lemahnya koordinasi antara instansi terkait di Kabupaten Kampar dalam pengelolaan, penyelamatan dan pengendalian pencemaran DAS Kampar. 9. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam melakukan pemeliharaan tepian sungai Kampar sehingga menimbulkan laju abrasi disepanjang tepian sungai. 10. Masih banyaknya perusahaan yang belum mematuhi peraturan yang berlaku dalam pengelolaan lingkungan serta komitmen membuat dan menjalankan arahan pengelolaan lingkungan sebagaimana tertuang dalam dokumen AMDAL maupun UKL/UPL. 11. Belum adanya sistem pengelolaan limbah domestik untuk kotakota di sepanjang DAS Kampar. 12. Sulitnya merubah budaya masyarakat dalam pemanfaatan sungai Kampar sebagai tempat pembuangan limbah rumah tangga dan tinja. 13. Sulitnya membatasi migrasi penduduk dari daerah lain sehingga menimbulkan konflik perebutan lahan semakin tinggi. 14. Sulitnya koordinasi antara instansi dan antara daerah (Provinsi Sumatra Barat) dalam pengelolaan kawasan TNBT. 15. Rendahnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam penyelamatan kawasan TNBT dan lemahnya penegakan hukum ilegal logging didalam kawasan TNBT. 16. Terbatasnya personil dan dana dalam mengawasi kawasan TNBT dan belum optimalnya pemanfaatan kawasan TNBT sesuai zonasi yang ditetapkan. IsuIsu Strategis Bidang Lingkungan Hidup: 1. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah 2. Tingginya kerusakan perairan anak sungai dan danau di wilayah Kabupaten Kampar IV 14 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

139 3. Masih rendahnya partisipasi perusahaan/pelaku industri dan bisnis dalam pengelolaan lingkungan hidup 4. Tingginya konversi hutan menjadi areal perkebunan sehingga menyebabkan terjadinya penurunan atau degradasi plasma nutfah. 5. Belum tersedianya data yang akurat berkenaan dampak perubahan iklim di tingkat Kabupaten Kampar. IV.1.4. Pekerjaan Umum Bidang sarana dan prasarana memiliki peranan yang sangat penting dalam mendukung aktivitas ekonomi, sosial, budaya, serta kesatuan dan persatuan bangsa, terutama sebagai modal dasar dalam memfasilitasi interaksi dan komunikasi diantara kelompok masyarakat, serta mengikat dan menghubungkan antarwilayah. Sejalan dengan proses pembaharuan diberbagai bidang pembangunan, telah dilaksanakan perubahan mendasar dalam hal pola dan pembangunan bidang sarana dan prasarana. Dari sisi kerangka kebijakan dan kerangka regulasi, beberapa peraturan perundangundangan telah dilakukan reformasi yang menyeluruh dalam penyediaan sarana dan prasarana, baik pada tatanan sektoral maupun lintassektor. Upayaupaya yang telah dilakukan, antara lain : pertama, perubahan peran pemerintah menjadi fasilitator atau enabler, melalui pemberian bimbingan teknis dan nonteknis secara terusmenerus kepada masyarakat untuk dapat merencanakan, membangun dan mengelola sendiri sarana dan prasarana. Kedua, penakanan pada keberlanjutan (sustainability) pelayanan melalui investasi sarana dan prasarana yang efisien dan efektif agar dapat memberikan manfaat dan pelayanan kepada masyarakat. Ketiga, penerapan pendekatan tanggap kebutuhan (demand responsive approach) dengan lebih meningkatkan pertisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan, baik dalam pemilihan sistem yang dibangun, pola pendanaan, maupun tata cara pengelolaannya. Panjang jalan di Kabupaten Kampar sampai akhir Tahun 2010 yaitu 2.616,50 Km, yang terdiri dari jalan nasional sepanjang 182,29 Km, jalan provinsi sepanjang 405,86 Km dan jalan kabupaten sepanjang 2.028,35 Km. Panjang jalan ini cendrung mengalami perubahan setiap tahun, baik jalan nasional, provinsi maupun jalan kabupaten. Perubahan ini disebabkan adanya perubahan status, dari jalan kabupaten menjadi jalan provinsi, dan jalan provinsi menjadi jalan nasional. Untuk melihat panjang jalan nasional, provinsi dan kaupaten di Kabupaten Kampar berdasarkan status dari Tahun , dapat di lihat pada tabel di bawah ini NO Tabel 7 Panjang Jalan Nasional, Provinsi dan Kabupaten Berdasarkan Status Tahun URAIAN JALAN NASIONAL JALAN PROVINSI JALAN KABUPATEN PANJANG (KM) ,50 242, ,38 94,50 242, ,31 94,50 242, ,01 182,29 405, ,60 182,29 405, ,35 T o t a l 2.828, , , , ,50 Sumber : Dinas Bina Marga & Pengairan Kabupaten Kampar 2010 Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap peningkatan infrastruktur jalan kabupaten, baik dari segi pembangunan, peningkatan RPJMD Kabupaten Kampar Tahun IV 15

140 maupun pemeliharaannya. Hingga tahun 2010, dari 2.028,35 Km panjang jalan kabupaten, baru sepanjang Km atau persen dalam kondisi jalan aspal. Ini berarti, masih banyak tugas Pemerintah Daerah dalam upaya peningkatan infrastruktur jalan kabupaten di beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Kampar. Untuk lebih jelasnya, dapat di lihat pada Tabel di bawah ini. Tabel 8 Daftar Jalan Menurut Jenis Permukaan Per Kecamatan Tahun 2010 Kabupaten Kampar NO. KECAMATAN ASPAL KERIKIL TANAH JUMLAH Kampar Kiri Kampar Kiri Hulu Kampar Kiri Hilir Kampar Kr. Tengah Gunung Sahilan XIII Koto Kampar Bangkinang Barat Salo Tapung Tapung Hulu Tapung Hilir Bangkinang Bangk. Seberang Kampar Kampar Timur Rumbio Jaya Kampar Utara Tambang Kampar Hulu Perhentian Raja Jumlah ,35 (%) Sumber : Dinas Bina Marga & Pengairan Kabupaten Kampar 2010 Selama rentang lima tahun terakhir ( ) Pemerintah Daerah terus berupaya dalam pembangunan jalan kabupaten, hal ini terlihat dari tahun ke tahun, panjang jalan kabupaten terus mengalami peningkatan. Meskipun demikian, belum semua jalan kabupaten tersebut di lakukan pengaspalan. Masih ada beberapa jalan dengan permukaan tanah maupun kerikil yang perlu di lakukan pengaspalan dengan segera untuk memperlancar arus barang dan jasa ke setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Kampar. Untuk melihat panjang jalan berdasarkan permukaan jalan di Kabupaten Kampar dari tahun , dapat di lihat pada Tabel di bawah ini. NO Tabel 9 Panjang Jalan Berdasarkan Permukaan Jalan dari Tahun Kabupaten Kampar JENIS PERMUKAAN ASPAL KERIKIL TANAH T A H U N ,26 742,54 291,16 778,34 919,24 281,73 835,00 884,95 282,18 876,00 938,48 204,69 925,56 849,34 253,45 T o t a l 1.962, , , , ,35 Sumber : Dinas Bina Marga & Pengairan Kabupaten Kampar 2010 MasalahMasalah Bidang Pekerjaan Umum Permasalahan dibidang Pekerjaan Umum di Kabupaten Kampar adalah sebagai berikut: 1. Kondisi pelayanan dan penyediaan infrastruktur jalan, jembatan, irigasi, pelayanan air minum, dan penyehatan lingkungan, menagalami penurunan baik kuantitas maupun IV 16 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

141 kualitasnya. Hal ini disebabkan minimnya biaya perawatan, biaya operasional yang makin meningkat, dan sangat terbatasnya investasi baru. 2. Operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi rawa belum optimal dilaksanakan sesuia dengan kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan. 3. Menurunya kualitas air baku karena perkembangan penduduk, industri terutama agroindustri, pembuangan limbah rumah tangga, pasar, kota, ke sungai dan anak sungai, dan pengurangan debit air pada musim kemarau. 4. Belum memiliki prasarana dan sarana hidrologi/hidrometer sehingga data sumber daya air masih sangat terbatas. 5. Tingginya tingkat abrasi pantai/tebing sungai dapat menimbulkan kelongsoran tebing sungai pada kawasan pemukiman penduduk dan aktivitas perekonomian. 6. Terbatasnya pembinaan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dari Pemerintah Kabupaten, sehingga kemampuan sumber daya manusia P3A masih rendah dalam pengelolaan irigasi rawa. IsuIsu Strategis Bidang Pekerjaan Umum: 1. Masih banyak wilayah yang belum tersentuh oleh prasarana jalan, sehingga masih banyak daerah/desadesa yang tersolir atau terpencil, dengan kondisi jalan tanah dan jalan kerikil yang rusak dan rusak berat, topografi daerah yang berawa. 2. Masih diperlukannya pembangunan, peningkatan maupun rehabilitasi terhadapa kondisi jaringan irigasi yang sudah dibangun mengingat tingkat kerusakan akibat pendangkalan, bencana banjir dan sedimentasi cukup tinggi setiap tahunnya. IV.1.5. Penataan Ruang Penyelenggara penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan. Sehingga dapat mewujudkan keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang. Selain itu, penataan ruang juga harus berbasis mitigasi bencana sebagai upaya dalam meningkatkan keselamatan dan kenyamanan hidup dengan pengaturan zonasi yang baik. Pemanfaatan ruang wilayah yang tidak didasarkan pada Rencana Tata Ruang Wilayah seringkali menimbulkan permasalahan pembangunan. Permasalahan tersebut timbul disebabkan oleh banyakk faktor. Kekurangan konsistenan dan kurang tegasnya penegakan hukum dalam pemanfaatan ruang seringkali sebagai faktor utama timbulnya permasalahan penataan ruang. Dampak lebih jauh yang dirasakan masyarakat adalah terjadinya degradasi lingkungan yang semakin cepat. Oleh karena itu, diperlukan pengaturan tata ruang secara serasi, selaras, seimbang, berdaya guna dan berhasil guna, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. RPJMD Kabupaten Kampar Tahun IV 17

142 Pengembangan wilayah di daerah Kabupaten Kampar masih menghadapi berbagai pemasalahan antara lain terjadinya kesenjangan antar wilayah yang disebabkan perbedaan potensial wilayah yang dimiliki dan belum optimalnya kebijaksanaan untuk pemerataan pembangunan antar wilayah tertentu. Dalam hal penataan ruang, masih menghadapi beberapa permasalahan, antara lain seringnya terjadi konflik ruang antara perusahaan dengan masyarakat tempatan, akibat kesenjangan sosial dan tidak adanya kemitraan antara perusahaan dengan masyarakat, serta kurang sinkronnya dengan perencanaan tata ruang kabupaten/kota yang ada. Di samping itu permasalahan ruang yang terjadi di Kabupaten Kampar adalah kurang dipatuhi dan tingginya intensitas pelanggaran terhadap Rencana Tata Ruang Wliayah (RTRW) oleh karena belum optimalnya upaya pengendalian pemanfaatan ruang serta belum ditetapkannya sanksi yang tegas terhadap pelanggaran RTRW yang telah ditetapkan tersebut. Pelanggaran terhadap RTRW berimplikasi luas, terutama terhadap lingkungan hidup yang tingkat kerusakannya semakin hari semakin tinggi. Indikator Kinerja Kunci penyelenggaraan urusan Penataan Ruang mulai tahun 2008 s/d 2010 adalah sebagai berikut: Tabel 10 Tingkat Capaian penyelenggaraan Urusan Tata Ruang Tahun Kabupaten Kampar NO INDIKATOR CAPAIAN KINERJA PERSENTASE CAPAIAN KINERJA ( % ) Ruang Terbuka Hijau per satuan luas wilayah ber HPL/HGB Sumber : LPPD Kab. Kampar Tahun 2008, 2009 dan 2010 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa capaian kinerja ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPL/ HGB pada tahun 2010 meningkat 30% dibanding tahun Pada tahun 2010 dari ,26 Ha luas wilayah ber HPL/ HGB, seluas 110,786,21 Ha merupakan luas ruang terbuka hijau (30%). MasalahMasalah Bidang Penataan Ruang: 1. Kekurangan konsistenan dan kurang tegasnya penegakan hukum dalam pemanfaatan ruang seringkali sebagai faktor utama timbulnya permasalahan penataan ruang. 2. terjadinya kesenjangan antar wilayah yang disebabkan perbedaan potensial wilayah yang dimiliki dan belum optimalnya kebijaksanaan untuk pemerataan pembangunan antar wilayah tertentu. 3. kurang dipatuhi dan tingginya intensitas pelanggaran terhadap Rencana Tata Ruang Wliayah (RTRW) oleh karena belum optimalnya upaya pengendalian pemanfaatan ruang serta belum ditetapkannya sanksi yang tegas terhadap pelanggaran RTRW yang telah ditetapkan tersebut. Isuisu Strategis Bidang Penataan Ruang: 1. Diperlukan pengaturan tata ruang secara serasi, selaras, seimbang, berdaya guna dan berhasil guna, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. 2. Kurang sinkronnya dengan perencanaan tata ruang kabupaten/kota yang ada. KET IV 18 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

143 IV.1.6. Perencanaan Pembangunan Pada hakekatnya perencanaan merupakan suatu proses penyiapan seperangkat keputusan untuk dilaksanakan pada waktu yang akan datang yang diarahkan pada pencapaian sasaran tertentu. Dengan demikian perencanaan memiliki tiga unsur utama, yaitu berhubungan dengan masa depan, mendesain seperangkat kegiatan secara sistematis, dan dirancang untuk mencapai tujuan tertentu. Tahapan proses perencanaan itu dapat dibagi atas tiga tahap, yaitu pertama penyusunan perencanaan untuk dilaksanakan pada masa mendatang, kedua melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan yang sedang berjalan dan ketiga melakukan evaluasi untuk bahan masukan dalam perencanaan selanjutnya. Kendala dan tantangan yang menjadi permasalahan pokok dalam perencanaan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah yang dialami Kabupaten Kampar terutama belum lengkapnya dokumen perencanaan pembangunan daerah sebagai acuan dalam pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daerah, ini disebabkan perubahan kebijakan dan peraturan yang relative dinamis dari pemerintah sehingga kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah daerah selalu mengalami perubahan, masih dirasakan masih sulitnya pelaksanaan koordinasi yang baik antar dinas/instansi/unit kerja dan antara tingkat pemerintah dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah. Permasalahan lainnya adalah belum terintegrasinya dengan baik pelaksanaan pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah antar dinas/instansi/unit kerja, sektor, wilayah dan sumber dana serta belum tersedianya sumber data yang lengkap dan akurat yang dapat dipedomani dalam penyusunan perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah. Tabel 11 Tingkat Capaian Penyelenggaraan Urusan Perencanaan Pembangunan Tahun Kabupaten Kampar NO INDIKATOR CAPAIAN KINERJA PERSENTASE CAPAIAN KINERJA ( % ) Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yang telah Ada Ada Ada ditetapkan dengan PERDA 2 Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJMD yang telah Ada Ada Ada ditetapkan dengan PERKADA 3 Tersedianya Dokumen Perencanaan RKPD yang telah Ada Ada Ada ditetapkan dengan RKPD 4 Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD KET Sumber : LPPD Kab Kampar Tahun 2008, 2009 dan 2010 Berdasarkan tabel diatas, adapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Ketersediaan dokumen perencanaan RPJPD yang telah ditetapkan dengan perda dengan capaian kinerja ada. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) ditetapkan melalui Peraturan Daerah No. 20 Tahun Ketersediaan dokumen perencanaan RPJMD yang telah ditetapkan dengan perda dengan capaian kinerja ada. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ditetapkan melalui Peraturan Daerah No. 20 Tahun Tersedianya Dokumen Perencanaan RKPD yang telah ditetapkan dengan RKPD dengan nilai capaian ada. Peraturan Bupati Kampar Nomor 14 Tahun 2006 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kampar Tahun 2007; Peraturan RPJMD Kabupaten Kampar Tahun IV 19

144 Bupati Kampar Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kampar Tahun 2008; Peraturan Bupati Kampar Nomor 20 Tahun 2008 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kampar Tahun 2009; Peraturan Bupati Kampar Nomor 24 Tahun 2009 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kampar Tahun 2010; Peraturan Bupati Kampar Nomor 20 Tahun 2010 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kampar Tahun Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD dengan nilai capaian pada tahun 2010 yaitu 87,50%, dimana dari 16 jumlah program RPJMD yang harus dilaksanakan pada tahun 2010, hanya 14 program yang diakomodir dalam RKPD. MasalahMasalah Bidang Perencanaan Pembangunan: 1. Belum lengkapnya dokumen perencanaan pembangunan daerah sebagai acuan dalam pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daerah, ini disebabkan perubahan kebijakan dan peraturan yang relative dinamis dari pemerintah sehingga kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah daerah selalu mengalami perubahan 2. Masih dirasakan masih sulitnya pelaksanaan koordinasi yang baik antar dinas/instansi/unit kerja dan antara tingkat pemerintah dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah. 3. Adalah belum terintegrasinya dengan baik pelaksanaan pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah antar dinas/instansi/unit kerja 4. Belum tersedianya sumber data yang lengkap dan akurat yang dapat dipedomani dalam penyusunan perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah. Isuisu Strategis Bidang Perencanaan Pembangunan: 1. Melakukan penyusunan perencanaan untuk dilaksanakan pada masa mendatang. 2. Melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan perencanaan yang sedang berjalan. 3. Melakukan evaluasi untuk bahan masukan dalam perencanaan selanjutnya. IV.1.7. Perumahan Rakyat Dalam rangka pemenuhan hak dasar untuk tempat tinggal dan lingkungan yang layak sesuai dengan UUD 1945 Pasal 28H, pemerintah telah memfasilitasi penyediaan perumahan bagi masyarakat berpendapatan rendah serta memberikan dukungan penyediaan prasarana dan sarana dasar permukiman, seperti air minum, air limbah, persampahan dan drainase. Kriteria kawasan permukiman yang ditetapkan di Kabupaten Kampar adalah; berada di luar kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan rawan bencana, memiliki akses menuju pusat kegiatan masyarakat di luar kawasan, memiliki kelengkapan prasarana dan utilitas pendukung. Untuk kawasan permukiman yang terletak pada kawasan perkotaan mempunyai kegiatan bukan pertanian, sedangkan kawasan permukiman perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian. Berdasarkan tata ruang, kawasan permukiman, di IV 20 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

145 Kabupaten Kampar dari Kawasan permukiman perkotaan, yang meliputi Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Kawasan permukiman perdesaan meliputi wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Salah satu upaya nyata Pemerintah Daerah dalam membantu masyarakat miskin di Kabupaten Kampar adalah melalui pembangunan Rumah Sederhana Layak Huni. Pembangunan Rumah Sederhana layak Huni dimaksudkan untuk membantu masyarakat yang kondisi rumah tempat tinggalnya sangat memprihatinkan, sementara mereka sendiri tidak mampu untuk melakukan perbaikan. Program ini sendiri mulai dilaksanakan di Kabupaten Kampar pada tahun 2007, sedangkan Provinsi Riau lebih awal melakukannya, yaitu pada tahun Selama tahun 2007 sampai dengan tahun 2010, Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar sudah membangun sebanyak 800 unit Rumah Sederhana Layak Huni yang tersebar pada masingmasing kecamatan. Pembangunan rumah ini di biayai dari anggaran APBD Kabupaten Kampar, dimana setiap tahunnya jumlah rumah yang di bangun sebanyak 200 unit. Pada awal pelaksanaan program ini, Kecamatan XIII Koto Kampar mendapat bantuan pembangunan RSLH paling banyak, yaitu sebanyak 30 unit. Untuk Tahun 2008, bantuan paling besar di berikan kepada Kecamatan Kampar Hulu, yaitu 27 unit rumah. Sedangkan pada tahun 2009, giliran Kampar Kiri Hulu yang menerima bantuan RSLH paling besar, yaitu sebanyak 46 unit rumah. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini. NO Tabel 12 Jumlah Rumah Sederhana Layak Huni Menurut Kecamatan dari Tahun KECAMATAN Kampar Kiri Kampar Kiri Hulu Kampar Kiri Hilir Kampar Kiri Tengah Gunung Sahilan XIII Koto Kampar Bangkinang Barat Salo Tapung Tapung Hulu Tapung Hilir Bangkinang Bangkinang Seberang Kampar Kampar Timur Rumbio Jaya Kampar Utara Tambang Kampar Hulu Perhentian Raja T A H U N JUMLAH T o t a l Sumber : Dinas Cipta Karya & Tata Ruang Kabupaten Kampar, RPJMD Kabupaten Kampar Tahun IV 21

146 Dari tabel diatas terlihat bahwa selama empat tahun pelaksanaan pembangunan Rumah Sederhana Layak Huni di Kabupaten Kampar, Kecamatan Kampar Kiri Hulu merupakan kecamatan yang paling banyak menerima bantuan, yaitu sebanyak 116 unit. Sementara itu, Kecamatan Kampar Kiri Hilir hingga saat ini belum satupun mendapat bantuan pembangunan Rumah Sederhana Layak Huni. Kecamatan lain yang juga mendapat bantuan pembangunan RSLH cukup sedikit yaitu Kecamatan Gunung Sahilan. Hingga saat ini, baru 4 unit RSLH yang sudah di bangun di kecamatan tersebut, itupun baru di bangun pada tahun Selama empat tahun pelaksanaan Program Pembangunan Rumah Sederhana Layak Huni di Kabupaten Kampar, Pemerintah Daerah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kampar telah mengeluarkan dana sebesar Rp , untuk pembangunan sebanyak 800 unit rumah. Alokasi anggaran unruk pembangunan Rumah Sederhana Layak Huni ini cendrung mengalami peningkatan setiap tahunnya, kecuali periode yang mengalami penurunan. Peningkatan ini membuktikan keseriusan Pemerintah Daerah dalam membantu masyakat miskin yang ada di Kabupaten Kampar. Untuk melihat besaran anggaran yang dialokasikan Pemerintah Daerah melalui APBD Kabupaten Kampar dalam pembangunan Rumah Sedehana Layak Huni, dapat di lihat pada Tabel di bawah ini. Tabel 13 Jumlah Dana Pembangunan Rumah Sederhana Layak Huni Menurut Kecamatan Tahun Kabupaten Kampar NO KECAMATAN Kampar Kiri Kampar Kiri Hulu Kampar Kiri Hilir Kpr. Kiri Tengah Gunung Sahilan XIII Koto Kampar Bangkinang Barat Salo Tapung Tapung Hulu Tapung Hilir Bangkinang Bangk. Seberang Kampar Kampar Timur Rumbio Jaya Kampar Utara Tambang Kampar Hulu Perhentian Raja JUMLAH DANA (RP.000) , , , , , , T o t a l Sumber : Dinas Cipta Karya & Tata Ruang Kabupaten Kampar, 2010 Salah satu program Pemerintah Daerah dalam rangka membantu rakyat miskin yang manfaatnya langsung bisa di rasakan adalah pembangunan Rumah Sederhana Layak Huni. Bantuan Rumah Sederhana Layak Huni yang di tujukan kepada masyarakat kurang mampu sudah banyak membantu pola hidup masyarakat miskin itu sendiri. Dari rumah yang dahulunya kurang baik dari segi kesehatan, sekarang dengan adanya bantuan pembangunan IV 22 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

147 rumah dari Pemerintah Daerah, mereka sudah bisa hidup layak seperti masyarakat yang mampu pada umumnya. Tinggal sekarang bagaimana mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup seharihari tanpa memikirkan kondisi perumahan mereka, karena sudah mendapat bantuan dari Pemerintah Daerah. Pelaksanaan Program Pembangunan Rumah Sederhana Layak Huni akan terus dilanjutkan untuk beberapa tahun mendatang. Hal ini bisa di mengerti, meskipun sudah banyak rumah yang di bangun, namun sampai saat ini masih banyak penduduk miskin yang mendapat bantuan perumahan, dimana kondisi rumah yang mereka tempati sangat memprihatinkan. Disamping itu, Pemerintah Daerah harusnya lebih selektif dalam memberikan bantuan perumahan kepada masyarakat miskin. Pembangunan Rumah Sederhana Layak Huni termasuk ke dalam Program K21 (Kemiskinan, Kebodohan dan Infrastruktur) yang merupakan Agenda Utama Provinsi Riau. Untuk itulah, selain di bangun memalui dana APBD Kabupaten Kampar, Rumah Sederhana Layak Huni juga di bangun melaui APBD Provinsi Riau melalui Sharing Program, dimana jumlahnya bervariasi setiap tahunnya. Untuk melihat Sharing Program pembangunan Rumah Sederhana Layak Huni antara Kabupaten Kampar dengan Provinsi Riau, dapat di lihat pada Tabel di bawah ini. Tabel 14 Sharing Program Rumah Sederhana Layak Huni Antara Kabupaten Kampar dengan Provinsi Riau Tahun NO. TAHUN KAB. KAMPAR JUMLAH UNIT PROVINSI RIAU Sumber : Profil Kabupaten Kampar, 2010 Pembangunan perumahan dam permukiman senantiasa mengikuti tuntutan pertambahan penduduk dan kegiatan sosial masyarakat. Masyarakat dan swasta harus didorong untuk dapat berperan aktif dalam pembangunan perumahan dan permukiman ini.dalam rangka itu maka sangat diharapkan peranan sektor swasta untuk mengambil bagian dalam pembangunan perumahan dan permukiman. Dilain pihak pemerintah daerah harus memberikan kemudahan perizinan percadangan areal yang pasti, serta bantuan fasilitas prasarana dasar di daerah permukiman sehingga dapat menurunkan biaya pembangunan perumahan dan permukiman yang akan dilaksanakan oleh pengembang swasta. MasalahMasalah Bidang Perumahan Rakyat: Berdasarkan kondisi diatas permasalahan bidang urusan perumahan rakyat di Kabupaten Kampar adalah: 1. Masih banyaknya perumahan penduduk yang belum memenuhi syarat rumah sehat/rumah layak huni. RPJMD Kabupaten Kampar Tahun IV 23

148 2. Permukiman penduduk yang terpencarpencar (jaraknya berjauhan), sehingga menyebabkan sulit dalam pembinaa dan tata fisik desa tidak teratur, kurangnya infrastruktur fasilitas desa, seperti jalan desa, parit/saluran air, dan sebagainya. 3. Masih besarnya jumlah lingkungan permukiman kumuh pada kawasan perkotaan, perdesaan maupun kawasan lainnya. 4. Dari aspek pengembangan lingkungan perumahan dan permukinan yang layak, bersih, sehat dan aman, belum sepenuhnya didukung pembangunan prasarana dan penyediaan air bersih, penerangan, fasilitas sosial dan tempat ibadah, tempat pembuangan limbah yang layak serta fasilitas ekonomi dan transportasi. 5. Rendahnya akses terhadap air minum dan sanitasi (air limbah, pengelolaan persampahan, dan drainase). Secara umum, faktorfaktor yang diidentifikasi menyebabkan terjadinya kondisi ini antara lain: belum memadainya perangkat peraturan, terbatasnya penyedia layanan yang kredibel dan profesional. Belum optimalnya sistem perencanaan, serta terbatasnya pendanaan. Isuisu Strategis Bidang Perumahan Rakyat: 1. Masih kurangnya perumahan layak huni atau pada kualitas perumahan yang tidak memenuhi standar kesehatan. 2. Sistem pembuangan limbah rumah tangga (MCK) masih banyak yang belum memenuhi standar kesehatan. IV.1.8. Kepemudaan dan Olahraga Pembinaan terhadap generasi muda dalam meningkatkan semangat dan rasa kebangsaan harus dilakukan. Pengembangan kepemudaan dilakukan dalam rangka peningkatan kemampuan dan kekuatan fisik, daya nalar, keterampilan kerja, kreativitas, kecerdasan, kemandirian berwiraswasta, dan peningkatan kemampuan dalam memanfaatkan, membangkitkan dan menguasai IPTEK. Pengembangan ini berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas pemuda sebagai insan pelopor dan penggerak pembangunan, serta sebagai sumber daya manusia yang mampu menghadapi berbagai tantangan serta memanfaatkan peluang untuk berperan serta dalam pembangunan. Kegiatan olahraga juga merupakan salah satu bentuk dari pendidikan. Pendidikan jasmani merupakan rangkaian dari aktivitas jasmani, bermain dan berolah raga, untuk membangun peserta didik yang sehat dan kuat sehingga dapat menghasilkan prestasi akademik yang tinggi. Selain itu pendidik jasmani yang dilakukan sejak dini merupakan awal pengembangan prestasi olahraga. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pembinaan pendidikan jasmani, baik melalui jalur sekolah maupun luar sekolah yang harus dilakukan sejak usia muda. NO Tabel 15 Tingkat Capaian Penyelenggaraan Urusan Kepemudaan & Olahraga Tahun Kabupaten Kampar INDIKATOR CAPAIAN KINERJA PERSENTASE CAPAIAN KINERJA ( % ) Gelanggang / Balai Remaja (selain milik swasta) Lapangan Olahraga Sumber : LPPD Kab. Kampar Tahun 2008,2009 dan 2010 KET IV 24 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

149 Berdasarkan tabel di atas dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Persentase nilai capaian kinerja Gelangggang / Balai remaja (selain milik swasta) pada tahun 2010 meningkat 0,0096 per 1000 penduduk dibanding tahun Dari jumlah penduduk Kabupaten Kampar, hanya tersedia 6 gelangggang/balai remaja. 2. Persentase nilai capaian kinerja lapangan olahraga pada tahun 2010 meningkat 1,3 per 1000 penduduk dibanding tahun Pada tahun 2010, Jumlah lapangan olahraga yang tersedia di Kabupaten Kampar sebanyak lapangan olahraga. MasalahMasalah Bidang Kepemudaan dan Olahraga: 1. Masih rendahnya akses dan kesempatan pemuda untuk memperoleh pendidikan; 2. Rendahnya tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) dan tingginya tingkat pengangguran terbuka pemuda; 3. Belum serasinya kebijakan kepemudaan tingkat nasional dan daerah; 4. Rendahnya kemampuan kewirausahaan di kalangan pemuda; 5. Maraknya masalahmasalah sosial di kalangan pemuda, seperti kriminalitas, premanisme, narkotika, psikotropika, zat adiktif (NAPZA), dan HIV/AIDS; 6. Lemahnya koordinasi antarpemangku kepentingan (stakeholder) olahraga baik di tingkat nasional dan daerah; 7. Rendahnya kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan tenaga keolahragaan; 8. Lemahnya kelembagaan dan manajemen pembinaan olahraga; 9. Belum standarnya sarana dan prasarana olahraga di klub, sekolah, dan perguruan tinggi; 10. Lemahnya pola kemitraan dalam pembangunan olahraga; 11. Rendahnya penghargaan dan kesejahteraan atlet, pelatih, dan tenaga keolahragaan Isuisu Strategis Bidang Kepemudaan dan Olahraga: 1. Meningkatkan koordinasi antar instansi di tingkat nasional dan daerah, untuk mengembangkan sistem perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pembangunan kepemudaan; 2. Meningkatkan prestasi olahraga pelajar, mahasiswa, dan masyarakat di tingkat nasional dan daerah; 3. Penyelenggaraan kompetisi olahraga secara teratur, berjenjang, dan berkesinambungan bagi pelajar, mahasiswa, dan masyarakat; 4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia olahraga, baik di lingkungan pemerintah maupun masyarakat, di tingkat nasional maupun di daerah; 5. Meningkatkan peran dunia usaha, lembaga pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan sarana dan prasarana olahraga di provinsi dan kabupaten, baik untuk olahraga pelajar, olahraga masyarakat, olahraga prestasi, maupun industri olahraga 6. Melengkapi kebutuhan sarana dan prasarana penunjang di Kabupaten Kampar secara berkelanjutan sebagai bagian dalam penyusunan program pembangunan pada pemuda dan olah raga. RPJMD Kabupaten Kampar Tahun IV 25

150 7. Berbagai kegiatan terkait penghargaan terhadap atlit berprestasi agar lebih ditingkatkan untuk menggalakkan perkembangan aktifitas pemuda dan olahraga yang lebih baik di masa yang akan datang. 8. Terintegrasi dan bersinerginya bidang pemuda dan olahraga dengan bidang lainnya seperti pendidikan dan pariwisata IV.1.9. Penanaman Modal Pembangunan penanaman modal (investasi) diarahkan pada peningkatan kemampuan dalam melaksanakan fungsi dan peran serta dunia usaha dalam perekonomian. Dalam pembangunan investasi di Kabupaten Kampar diarahkan untuk tumbuh menjadi kegiatan usaha yang mampu sebagai penggerak utama pembangunan ekonomi, meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah melalui pemerataan pembangunan daerah dengan hasilhasilnya, serta memperluas kesempatan kerja dan berusaha menuju terwujudnya perekonomian daerah yang tangguh dan mandiri. Untuk itu maka sasaran pembangunan penanaman modal yang telah tercapai adalah terciptanya iklim investasi yang nyaman untuk meningkatkan investasi, meningkatnya potensi sumberdaya sarana dan prasarana daerah, meningkatnya kinerja dan daya saing BUMD dalam rangka memperbaiki pelayanan kepada masyarakat dan memberikan sumbangan terhadap keuangan daerah. Pertanian Tanaman Pangan Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan Pertambangan Industri Listrik Bangunan Perdangan Pengangkutan Bank dan Keuangan Jasa Tabel 16 Jumlah Investasi (Miliar Rupiah) Kabupaten Kampar SEKTOR ,77 219, ,79 126, ,06 50,75 142, ,73 8,71 164,89 540,71 183,06 103,85 228, ,47 241, ,49 147, ,57 59,38 164, ,12 9,88 178,01 625,87 219,67 124,61 262, ,91 277, ,95 173, ,27 69,62 190, ,36 11,26 193,58 727,57 269,10 152,65 304,82 Jumlah 7.346, , ,96 Pemerintah Kab. Kampar 1.623, , ,30 Masyarakat 5.723, , ,66 Sumber: Diproyeksi dari APBD Kabupaten Kampar, BPI Provinsi Riau, BPI Kab. Kampar, Laporan BI Tahun Pada Tahun 2011, distribusi pendapatan menurut kelompok masyarakat terjadi sedikit perubahan dimana masyarakat yang berpenghasilan rendah mendapat bagian sedikit lebih rendah dari Tahun Hal ini disebabkan peranan investasi masyarakat atau swasta dalam kurun waktu meningkat lebih tinggi. Keadaan ini menggambarkan bahwa Kabupaten Kampar mempunyai potensi sumberdaya alam yang dalam kurun waktu tersebut sudah dieksploitasi. Di samping itu peranan investasi Pemerintah Kabupaten Kampar walaupun meningkat tetapi peningkatannya lebih rendah dari peningkatan investasi oleh IV 26 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

151 masyarakat atau swasta. Pada Tahun 2007 dari jumlah investasi sebesar Rp 5.139,30 miliar, peranan Pemerintah Kabupaten Kampar hanya sebesar Rp 1.446,16 miliar atau 28,13 % dan peranan masyarakat Rp 3.693,14 miliar atau 71,87%. Pada Tahun 2011 jumlah investasi diperkirakan sebesar Rp ,96 miliar, dari Pemerintah Kabupaten Kampar sebesar Rp 1.988,14 miliar atau 18,74 %, dan masyarakat Rp 8.622,66 miliar atau 81,26 %. Adapun peningkatan investasi Pemerintah Kabupaten Kampar antara Tahun 2007 sampai dengan Tahun 2011 meningkat ratarata 8,29%, tetapi peningkatan investasi masyarakat dalam kurun waktu yang sama jauh lebih besar yaitu sebesar 23,36%, sehingga peranan investasi Pemerintah Kabupaten Kampar kelihatannya menurun secara relatif, walaupun dalam nilai Rupiah sebenarnya meningkat. MasalahMasalah Bidang Penanaman Modal: 1. Ketidakpastian kebijakan ekonomi dan peraturan serta ketidakstabilan ekonomii makro; 2. Korupsi, baik oleh aparat pusat maupun daerah; 3. Peraturan ketenagakerjaan, yang lebih menjadi masalah dibandingkan masalah kualitas tenaga kerja; 4. Biaya keuangan (financing), lebih menjadi masalah dibandingkan masalah akses 5. Pajak tinggi, lebih menjadi masalah dibandingkan administrasi pajak dan pabean 6. Kepemerintahan dan kelembagaan termasuk kejelasan dan efektifitas peraturan, perpajakan, sistim hukum, sektor keuangan, fleksibilitas pasar tenaga kerja dan keberadaan tenaga kerja yang terdidik dan trampil. 7. Infrastruktur: mencakup jalan, jembatan dan pelabuhan (sarana transportasi), telekomunikasi, listrik, dan air. Isuisu Strategis Bidang Penanaman Modal: 1. Perlunya pebaikan administrasi public terutama yang berkaitan dengan investasi misalnya lama waktu pengurusan, biaya, konsistensi, insentif dan disinsentif. 2. Memberikan kesadaran tentang wajibnya harta halal serta melakukan sosialisasi secara berkelanjutan dan perbaikan insentif pegawai serta pelaksanaan sanksi berat. 3. Peningkatan kualitas tenaga kerja melalui perbaikan struktur dan kualitas pendidikan, pelatihan dan workshop 4. Menghapuskan pungutan yang tidak sesuai dengan peraturan pemerintah. 5. Memberikan insentif pajak bagi investasi yang memberikan nilai tambah yang lebih tingi dan memberikan disinsentif pada investasi yang mencreate polusi dan limbah yang besar. 6. Menyusun aturan yang dilekngkapi SOP dan CoC yang jelas dan konsisten pada semua bidang pengurusan. 7. Peningkatan dan perbaikan kapasitas dan kualitas serta ketersediaan infrastruktur terutama yang menuju akses kawasan industri dan sumber bahan baku RPJMD Kabupaten Kampar Tahun IV 27

152 IV Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Pemberdayaan koperasi usaha mikro, kecil, dan menengah (KUMKM) merupakan upaya strategis dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat karena KUMKM merupakan bagian terbesar dari aktivitas masyarakat Kabupaten Kampar. Upaya pemberdayaan koperasi dan UMKM telah dilakukan dengan langkahlangkah yang nyata. Namun, di masa depan UMKM masih menghadapi beberapa permasalahan dan isuisu strategis pada penyelenggaraan urusan koperasi dan UKM meliputi pertama iklim usaha yang kurang kondusif menjadi penghambat bagi tumbuhnya UMKM. Kedua Produktivitas UMKM sudah menunjukkan peningkatan, tetapi nilainya masih sangat kecil dibandingkan dengan produktivitas usaha besar, ketiga Belum meluasnya pemahaman tentang koperasi. Pemberdayaan KUMKM sangat strategis dalam perekonomian rakyat hal ini didasari kenyataan bahwa KUMKM cukup berperan dalam pertumbuhan ekonomi rakyat, keberadaannya dalam jumlah besar dengan kontribusi nyata terhadap penanggulangan pengangguran dan kemiskinan. Tabel 17 Tingkat Capaian Penyelenggaraan Urusan Koperasi dan UKM Tahun Kabupaten Kampar NO INDIKATOR CAPAIAN KINERJA PERSENTASE CAPAIAN KINERJA (%) Koperasi Aktif Usaha Mikro dan Kecil Sumber : LPPD Kabupaten Kampar Tahun 2008, 2009 dan 2010 Berdasarkan data diatas Capaian kinerja untuk Koperasi aktif pada tahun 2010 menurun 15,07 % dibanding tahun Sampai dengan tahun 2010 dari 333 jumlah koperasi yang ada di Kabupaten Kampar sebanyak ,37%) Koperasi yang masih aktif. Capaian kinerja untuk Usaha Mikro dan Kecil pada tahun 2010 meningkat 14,13% dari tahun 2008, atau ratarata meningkat 4,71% tiap tahunnya. Sampai dengan tahun 2010 dari jumlah seluruh Usaha Kecil Menengah (UKM) yang ada di Kabupaten Kampar, sebanyak unit diantaranya merupakan usaha mikro dan kecil. 1. Iklim usaha yang kurang kondusif menjadi penghambat bagi tumbuhnya UMKM. Salah satunya adalah masih besarnya biaya transaksi usaha sebagai akibat dari ketidakpastian dan ketidakjelasan prosedur perizinan, panjangnya proses perizinan dan timbulnya berbagai pungutan tidak resmi, serta masih adanya praktik bisnis serta persaingan usaha yang tidak sehat. 2. Produktivitas UMKM sudah menunjukkan peningkatan, tetapi nilainya masih sangat kecil dibandingkan dengan produktivitas usaha besar. Hal ini mengakibatkan produk yang dihasilkan kurang memiliki kemampuan untuk bersaing dan kualitas yang baik yang dapat memenuhi permintaan pasar domestik dan pasar internasional. Masih rendahnya produktivitas UMKM ini diakibatkan antara lain, oleh rendahnya kualitas dan kompetensi kewirausahaan sumber daya manusia, Keterbatasan modal dan penguasaan teknologi pada sektor usaha mikro dan kecil berakibat sangat sulit untuk meningkatkan nilai tambah usahanya sehingga pendapatan KET IV 28 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

153 yang diperoleh juga masih rendah. Demikian pula, kualitas kerja UMKM yang kurang baik berdampak pada lingkungan kerja dan produk yang dihasilkan menjadi kurang berdaya saing. UMKM juga masih menghadapi kendala keterbatasan pada akses pemasaran yang mempengaruhi UMKM dalam meningkatkan kapasitas produksi dan usahanya. 3. Belum meluasnya pemahaman tentang koperasi. Sebagai badan usaha yang memiliki struktur kelembagaan dan insentif yang unik/khas dibandingkan dengan badan usaha lainnya. Di samping itu, masih banyak masyarakat yang kurang memahami prinsipprinsip dan praktikpraktik yang benar dalam berkoperasi. Koperasi dan UMKM juga menghadapi tantangan terutama yang ditimbulkan oleh pesatnya perkembangan globalisasi ekonomi dan liberalisasi perdagangan bersamaan dengan cepatnya tingkat kemajuan teknologi. MasalahMasalah Bidang UKM: 1. Kondisi Koperasi sebagai soko guru perekonomian keadaannya masih belum dapat bersaing secara wajar dengan kekuatan ekonomi lainnya, sedangkan persepsi masyarakat dalam memandang Koperasi hanya sebagai sebuah lembaga yang memiliki tekanan sosial jauh lebih kuat daripada tekanan ekonomi; 2. Terbatasnya kualitas sumberdaya manusia pelaksana dan pembina, serta terbatasnya akses permodalan, teknologi, manfaat dan pasar, sehingga masih lemah dalam meningkatkan daya saing 3. Keterbatasan kemampuan akses pasar sebagai dampak/akibat keterbatasan kualitas SDM akibatnya pemasarannya terbatas dalam lingkup terdekat dengan usahanya (lokal dan regional). 4. Kekurangan modal dan tidak mampu mengakses ke lembaga keuangan (Bank) karena belum memenuhi bank teknis (belum mempunyai SIUP, TDP, NPWP dan Jaminan dll.). 5. Tidak sebandingnya jumlah koperasi dan UMKM yang ada di Kabupaten Kampar dengan jumlah personil Dinas Koperasi dan UMKM dan sarana prasarana yang kurang memadai. Isuisu Strategis Bidang UKM: 1. Meningkatkan Kualitas SDM melalui pendidikan dan pelatihan (Diklat); Praktek Kerja Lapangan (PKL); magang maupun studi banding. 2. Memperluas akses pasar melalui temu usaha; kemitraan UMKM usaha besar dengan pola inti plasma; pameran dan pembukaan outlet (show room). 3. Meningkatkan modal melalui : Fasilitasi pembuatan sertifikat tanah dengan biaya subsidi dari APBN; Fasilitasi ke lembaga keuangan (Bank) melalui program KUR; Fasilitasi ke BUMN melalui Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL); 4. Belanja hibah untuk koperasi dan pra koperasi serta usaha mikro dan usaha kecil. RPJMD Kabupaten Kampar Tahun IV 29

154 5. Upaya yang dilakukan untuk membantu masalah pemasalahan UMKM adalah BDS (business development service) ikut memasarkan melalui lembaga akademisi dan membentuk klaster ataupun kelompok dan melalui kajian ke daerah lain. 6. Mengoptimalkan sumber daya manusia (aparatur) yang ada, dan mengajukan penambahan personil serta dukungan sarana dan prasarana agar kinerja Dinas Koperasi dan UMKM lebih maksimal, sebanding dengan jumlah koperasi dan UMKM yang ada di Kabupaten Kampar. IV Kependudukan dan Catatan Sipil Pembangunan kependudukan itu sendiri ditujukan untuk menciptakan keadaan penduduk tumbuh seimbang dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, mandiri dan sejahtera. Penduduk memegang peranan penting dalam upaya memperlancar proses pembangunan nasional dan daerah, karena penduduk merupakan subyek sekaligus obyek dalam pembangunan (people centered development) yang seharusnya mendapat manfaat dari pembangunan itu sendiri. Oleh karena itu, permasalahan dan isuisu strategis terkait dengan pembangunan kependudukan menjadi penting untuk segera diselesaikan. Isuisu strategis terkait pembangunan kependudukan di Kabupaten Kampar meliputi pertama masih tingginya laju pertumbuhan dan jumlah penduduk, kedua kebijakan kependudukan yang ditangani oleh beberapa instansi sektoral terkait dengan kependudukan belum merupakan kebijakan yang integratif, ketiga belum optimalnya pelayanan administrasi kependudukan. Dari hasil pencacahan Sensus Penduduk Tahun 2010 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Kabupaten Kampar sementara adalah orang (Posisi Mei 2010), dengan penduduk lakilaki sebanyak orang dan penduduk perempuan orang. Dari hasil Sensus Penduduk 2010 tersebut masih tampak bahwa penyebaran penduduk Kabupaten Kampar masih belum merata pada masingmasing kecamatan yang ada di Kabupaten Kampar. Untuk melihat jumlah penduduk Kabupaten Kampar berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun 2010, dapat dilihat pada Tabel di bawah ini: NO Tabel 18 Jumlah Penduduk Berdasarkan Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010 Kabupaten Kampar KECAMATAN Kampar Kiri Kampar Kiri Hulu Kampar Kiri Hilir Kampar Kiri Tengah Gunung Sahilan XIII Koto Kampar Bangkinang Barat Salo Tapung Tapung Hulu Tapung Hilir Bangkinang Bangkinang Seberang Kampar Kampar Timur Rumbio Jaya JUMLAH LAKILAKI PEREMPUAN T O T A L SEX RATIO ,68 103,35 109,79 112,41 110,53 105,59 101,93 104,18 109,80 110,33 109,00 104,95 101,83 100,59 102,29 102,88 IV 30 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

155 NO Kampar Utara Tambang Kampar Hulu Perhentian Raja KECAMATAN JUMLAH LAKILAKI PEREMPUAN T O T A L SEX RATIO ,69 105,10 106,79 109,46 J u m l a h ,48 Sumber : BPS Kabupaten Kampar, 2010 Tabel 19 Tingkat Capaian Penyelenggaraan Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun Kabupaten Kampar NO INDIKATOR CAPAIAN KINERJA PERSENTASE CAPAIAN KINERJA ( % ) Kepemilikan KTP Kepemilikan Akta Kelahiran per 1000 Penduduk Penerapan KTP Nasional berbasis NIK Sumber : LPPD tahun 2008, 2009 dan 2010 KET Berdasarkan data diatas Capaian kinerja untuk Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP) sampai tahun 2010 meningkat 46,3% dibanding tahun Pada tahun 2010 dari jumlah penduduk yang wajib KTP (>17 tahun dan atau pernah menikah) sebanyak (52,05%) penduduk yang telah memiliki KTP. Tingkat capaian kinerja untuk kepemilikan Akta Kelahiran per 1000 penduduk, meningkat tajam pada tahun 2010 menjadi 215 akte per 1000 penduduk dibanding tahun 2006 hanya sebanyak 11 akte per 1000 penduduk. Pada tahun 2010 dari jiwa jumlah penduduk Kabupaten Kampar, sebanyak orang telah memiliki akte kelahiran. Penerapan KTP Nasional berbasis NIK sudah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kampar. MasalahMasalah Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil: 1. Penyebaran penduduk yang tidak merata; 2. Meningkatnya permasalahan sosial berupa kriminalitas, dan masalah kependudukan lainnya yang terus tumbuh dan berkembang sejalan dengan semakin dinamisnya arus mobilitas migrasi penduduk yang cukup tinggi; 3. Pertumbuhan yang tidak seimbang antara jumlah penduduk dengan penyediaan fasilitas pelayanan umum dan fasilitas pelayanan sosial; 4. Belum serasinya kebijakan kependudukan dan tertatanya administrasi kependudukan dalam rangka membangun sistem pemerintahan dan mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Isuisu Strategis Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil: 1. Program penataan administrasi kependudukan perlu dilakukan secara berkelanjutan agar gambaran kondisi riil jumlah penduduk di Kabupaten Kampar sesuai dengan kondisi yang ada. 2. Penataan administrasi kependudukan haruslah dilakukan secara bertahap merata keseluruh pelosok wilayah Kabupaten Kampar, karena data dan informasi kependudukan yang valid dapat mendukung keakuratan informasi dalam perencanaan pembangunan dan pencapaian hasil pembangunan yang terkait dengan bidang lainnya. RPJMD Kabupaten Kampar Tahun IV 31

156 3. Mengadakan sosialisasi, baik langsung kepada masyarakat ataupun kepada perangkat yang ada di Desa / Kelurahan melalui siaran radio Pemerintah Daerah. 4. Pengadaan peralatan dan perlengkapan, baik untuk pelayanan di kecamatan maupun di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil serta mengajukan proposal permohonan bantuan peralatan Komputer dan Genset melalui APBN/APBD Provinsi. 5. Koordinasi yang optimal dengan instansi terkait ( Dinas Sosial dan Tenaga Kerja, Kantor BKBPPM, Satpol PP dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan). 6. Setiap tahun melaksanakan penyempurnaan program sesuai kebutuhan. IV Ketenagakerjaan Tenaga kerja merupakan penduduk yang potensial untuk meningkatkan produksi barang dan jasa. Jika penduduk yang potensial ini sebagian besar memilih untuk bekerja, maka harus tersedia kesempatan kerja yang cukup untuk menyerap mereka, jika tidak maka akan menimbulkan terjadi pengangguran. Dalam upaya menurunkan angka pengangguran terbuka,terdapat dua hal yang dilakukan oleh Pemerintah. Pertama adalah berkaitan dengan kerangka regulasi, antara lain dengan menyusun kebijakan yang dapat mendorong penciptaan lapangan kerja, yaitu dengan menyempurnakan berbagai peraturan. Kedua adalah berkaitan dengan kerangka anggaran, yaitu dengan mendorong program pembangunan agar diarahkan kepada penciptaan kesempatan kerja sebanyakbanyaknya. Program yang ditujukan untuk mengatasi masalah pengangguran terbuka difokuskan agar sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai serta memenuhi sebagian besar kebutuhan masyarakat, terutama di tingkat yang paling bawah. Koordinasi dan kerja sama lintas sektor dan daerah dalam pelaksanaan programprogram sedikit banyak dapat mengurangi beban bertambahnya jumlah pengangguran terbuka, baik di perkotaan maupun di perdesaan. Terbatasnya Kesempatan untuk Memperoleh Pekerjaan yang baik (decent work). Kondisi pasar kerja dicerminkan oleh angka penganggur usia muda dan TPT untuk lulusan pendidikan SMA ke atas masih tinggi. Di sisi lain, kegiatan ekonomi informal penganggur ini membutuhkan pekerjaan yang baik (decent work), lapangan kerja produktif, hak hak pekerja terlindungi, adanya perlindungan sosial yang memadai yang umumnya pada kegiatan ekonomi formal. Kegiatan ekonomi formal yang biasanya ditandai dengan upah rata rata lebih tinggi dan kondisi kerja yang lebih baik jika dibandingkan dengan upah yang diperoleh pekerja informal, masih belum dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar. Pekerja formal memiliki kesempatan untuk memperoleh keterampilan dan akses terhadap pelatihan yang dapat menempatkan mereka pada posisi lebih baik untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka. Sebaliknya, kebanyakan pekerja informal (walaupun tidak semuanya) melakukan kegiatan yang rendah tingkat produktivitasnya dengan upah rendah serta tidak menentu. Keterbatasan lapangan kerja formal, menyebabkan pekerja merasa kurang mempunyai jaminan kerja untuk jangka menengah. Prospek (peluang) yang mereka miliki untuk mendapatkan penghasilan yang memadai juga berkurang. Hal ini menjadi tantangan yang besar karena jumlah pencari kerja baru yang memasuki pasar tenaga kerja dalam kurun waktu lima tahun mendatang diperkirakan akan terus meningkat. Kondisi IV 32 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

157 ini menyiratkan bahwa pembangunan ekonomi difokuskan pada kualitas pertumbuhan ekonomi yang mempunyai basis yang luas meliputi semua lapisan masyarakat. Kualitas angkatan kerja yang rendah dan TPT usia muda yang tinggi. Struktur pekerja di Kabupaten Kampar dengan tingkat pendidikan SLTP kebawah jumlahnya masih tinggi sebanyak jiwa atau sebesar 61,09%. Kondisi seperti ini menyebabkan kualitas pekerja tidak sebaik mereka yang lulus SMA dan perguruan tinggi yang jumlahnya orang atau 38,91%. Ketersediaan lembaga pelatihan untuk meningkatkan kualitas pekerja masih belum memadai, diikuti dengan rendahnya kompetensi tenaga kerja, dan juga sertifikasi kompetensi hingga saat ini belum banyak diakui oleh pengguna kerja. Kondisi ini turut memberikan kontribusi terhadap produktivitas pekerja yang rendah. Kesenjangan Upah di antara kelompok Pekerja. Pergerakan upah di Indonesia, lebih banyak ditentukan oleh aspek kenaikan tingkat harga dibandingkan dengan kenaikan produktivitas. Produktivitas belum menjadi determinan utama dalam penentuan upah. Sebaliknya, komponen penentuan upah minimum regional (UMR) tidak hanya melihat sisi inflasi saja tetapi perlu diimbangi aspek produktivitas dan pencapaian target pekerjaan. Tabel 20 Jumlah Kesempatan Kerja, Angkatan Kerja, Tenaga Kerja dan Pengangguran Terbuka Tahun Kabupaten Kampar NO INDIKATOR Kesempatan Kerja 187, , , ,916 2 Angkatan Kerja 219, , , Tenaga Kerja 439, , , ,586 4 Pengangguran Terbuka (%) Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kab. Kampar 2010 Penduduk Kabupaten Kampar pada tahun 2007 berjumlah jiwa. Jumlah penduduk yang berusia 10 tahun ke atas atau juga yang disebut dengan tenaga kerja sebesar orang, sedangkan jumlah angkatan kerja yaitu penduduk berusia 10 tahun ke atas yang sedang bekerja atau yang sedang mencari pekerjaan berjumlah orang. Dari jumlah angkatan kerja yang sedemikian itu, jumlah kesempatan kerja yang tersedia sebanyak orang yang terdiri dari sektor pertanian sebanyak orang atau 56,12%, sektor industri sebanyak orang atau 2,47%, sektor perdagangan sebanyak orang atau 10,95 %, dan sektor jasa sebanyak orang atau 19,46%. Jumlah kesempatan kerja yang tersedia pada 4 sektor adalah 89,0 % dan sisanya 5 sektor lagi kesempatan kerja hanya sebesar 11,0 %. Jika dibandingkan jumlah angkatan kerja sebesar orang dan kesempatan kerja orang, maka pada tahun 2007 terdapat pengangguran terbuka sebesar 17,00 %. Jumlah pengangguran terbuka bervariasi sesuai dengan perkembangan ekonomi nasional, provinsi dan kabupaten. Tahun 2008 dengan pertumbuhan ekonomi 7,00 % dan jumlah investasi sebanyak Rp 6.113,79 miliar telah berhasil meningkatkan PDRB atas dasar harga berlaku menjadi Rp 9.968,28 miliar. Dengan kondisi itu telah pula meningkatkan kesempatan RPJMD Kabupaten Kampar Tahun IV 33

158 kerja menjadi orang, sedangkan angkatan kerja orang, sehingga pengangguran terbuka turun dari 17,00 % tahun 2007 menjadi 15,50 % tahun Pada tahun 2009 walaupun PDRB atas dasar harga berlaku naik menjadi Rp ,53 miliar dan jumlah investasi Rp 7.346,26 miliar, juga dapat meningkatkan kesempatan kerja menjadi orang, tetapi peningkatan jumlah angkatan kerja lebih besar dari peningkatan kesempatan kerja sehingga mencapai orang maka pengangguran terbuka sedikit meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2008 yaitu sebesar 16,75 %. Meningkatnya jumlah pengangguran terbuka pada tahun 2009 disebabkan beberapa kebijakan nasional yang berpengaruh pada perluasan kesempatan kerja. Yaitu pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan illegal loging, yang menyebabkan berhentinya secara total kegiatan ekonomi di sub sektor kehutanan, sehingga terjadi pengangguran secara besarbesaran di sub sektor ini, yang biasanya kegiatan di sub sektor ini dapat membuka kesempatan kerja khususnya di daerah perdesaan. Dampak dari pelarangan illegal loging ini berpengaruh pula pada sektor industri yang mengolah hasilhasil hutan seperti pabrik kertas, playwood dan saw mill. Akibatnya jumlah pengangguran meningkat tajam. Sedangkan usaha untuk menanggulangi bertambahnya pengangguran ini berjalan lambat, sehingga jumlah pengangguran yang demikian besar itu belum dapat ditanggulangi. Kondisi pada tahun 2010 telah dapat diatasi secara bertahap. Dengan meningkatnya jumlah investasi pada tahun 2010, juga meningkatkan produksi dan kesempatan kerja. Peningkatan kesempatan kerja sebanyak orang dan jumlah angkatan kerja dapat ditekan menjadi orang maka pengangguran terbuka pada tahun 2010 menjadi 16,35 %, sedikit lebih rendah dari tahun Salah satu permasalahan yang terkait dalam ketenagakerjaan di negeri ini adalah masalah upah buruh. Upah merupakan wujud kongret dari sebuah bentuk pertukaran yang terjadi antara pengguna jasa dan pemberi jasa. Upaya meminimalisasi persoalahan upah minimum dilakukan pemerintah dengan menyusun rumusan upah minimum yang diharapkan menjadi acuan bagi pengusaha agar memenuhi kewajibannya membayar upah buruh atau pekerja dan uruh agar pekerja dapat hidup layak dari upah yang di terimanya. Untuk menetapkan standar upah minimum suatu provinsi/kabupaten, ada enam faktor yang harus dipertimbangkan, yaitu komponen Kebutuhan Hidup Minimum, Indeks Harga Konsumen, kondisi pasar tenaga kerja, kemampuan perusahaan, upah tertentu antar daerah dan tingkat perkembangan ekonomi daerah yang dihitung melalui Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Namun sejak diberlakukannya Undangundang Nomor 32 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah, maka keuputusan untuk menetapkan Upah Minimum provinsi dan Upah Minimum Kabupaten untik tiap provinsi dan kabupaten langsung di buat oleh Gubernur atas rekomendasi para Bupati dan Walikota yang berada di provinsi masingmasing. Untuk melihat perbandingan besaran Upah Minimum Kabupaten Kampar dengan Upah Minimum Provinsi Riau dalam rentang lima tahun terakhir, dapat dilihat pada Grafik dibawah ini. IV 34 RPJMD Kabupaten Kampar Tahun

159 Gambar 4 Perbandingan Upah Minimum Kabupaten Kampar dengan Upah Minimum Provinsi Riau Tahun Sumber : Kampar Dalam Angka Beberapa Tahun, 2011 Dari gambar di atas terlihat bahwa besaran Upah Minimum Kabupaten Kampar dan Upah Minimum Provinsi Riau tahun 2006 dan 2007 adalah sama, yaitu masingmasing sebesar Rp dan Pada tahun 2007, Upah Minimum Kabupaten Kampar sama dengan Upah Minimum Provinsi Riau di sebabkan pada tahun tersebut, Pemerintah Kabupaten Kampar tidak mengajukan besaran angka upah minimum. Dengan demikian, besaran angka Upah Minimum Kabupaten Kampar sama dengan Upah Minimum Provinsi Riau. Pada tahun 2007 hanya empat kabupaten yang mengajukan besaran angka Upah Minimum Kabupaten. Sedangkan untuk tahun berikutnya, Upah Minimum Kabupaten Kampar jauh lebih besar dibandingkan dengan Upah Minimum Provinsi Riau. Pada tahun 2008, Upah Minimum Kabupaten Kampar sebesar Rp , sedangkan Upah Minimum Provinsi Riau hanya sebesar Rp Pada tahun 2009, Upah Minimum Kabupaten Kampar sebesar Rp , sedangkan Upah Minimum Provinsi Riau sendiri hanya sebesar Rp Kondisi ini terus mengalamai peningkatan pada tahun 2010, di mana Upah Minimum Kabupaten Kampar sudah menjadi Rp , sedangkan Upah Minimum Provinsi Riau juga mengalami kenaikan menjadi Rp Upah Minimum Provinsi dan Upah Minimum Kabupaten pada dasarnya adalah upah terendah yang ditetapkan pemerintah daerah yang harus dibayarkan kepada pekerja yang menduduki jabatan terendah dalam struktur organisasi. Walaupun tidak ditetapkan secara eksplisit tentunya dapat ditafsirkan bahwa Upah Minimum Provinsi dan Upah Minimum Kabupaten tersebut hanya berlaku untuk pekerjaan yang dikerjakan oleh pekerja yang termasuk dalam kategori tidak terampil (unskilled). Tujuan utama dari ditetapkannya Upah Minimum Provinsi RPJMD Kabupaten Kampar Tahun IV 35

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-undang

Lebih terperinci

IX.2 INDIKATOR KINERJA UTAMA

IX.2 INDIKATOR KINERJA UTAMA IX.2 INDIKATOR KINERJA UTAMA Indikator Kinerja Utama (IKU) ini ditetapkan dengan tujuan: 1. Memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam menyelenggarakan kinerja secara baik; 2. Untuk

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBAWA TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBAWA TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2011-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA, Menimbang :

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

Pemerintah Kabupaten Wakatobi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Wakatobi memiliki potensi kelautan dan perikanan serta potensi wisata bahari yang menjadi daerah tujuan wisatawan nusantara dan mancanegara. Potensi tersebut

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH BAB I KONDISI FISIK 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH Sebelum dilakukan pemekaran wilayah, Kabupaten Kampar merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki wilayah terluas di Provinsi Riau dengan luas mencapai

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan Bab I Pendahuluan LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR TAHUN 2012 TANGGAL JUNI 2012 Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lingga Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lingga Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Pemerintah berkewajiban untuk menyusun perencanaan pembangunan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa penyelenggaraan desentralisasi dilaksanakan dalam bentuk pemberian kewenangan Pemerintah

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, Kota Medan tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota metropolitan baru di Indonesia, serta menjadi

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI) BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah secara luas, nyata dan bertanggungjawab telah menjadi tuntutan daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah memiliki hak dan kewenangan dalam mengelola

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN ACEH SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN 2013-2018 1.1. Latar Belakang Lahirnya Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses yang dilaksanakan terus-menerus untuk mencapai tingkat kehidupan masyarakat yang sejahtera lahir dan batin. Proses tersebut dilaksanakan

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan bagian dari Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), seperti tercantum dalam Undang- Undang Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun 2016-2021 merupakan tahap ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN R P J M D K O T A S U R A B A Y A T A H U N I - 1

BAB I PENDAHULUAN R P J M D K O T A S U R A B A Y A T A H U N I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIJUNJUNG, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013 BAB I - 1

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013 BAB I - 1 LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR : TAHUN 2012 TANGGAL : 2012 TENTANG : RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN BERAU TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 0 TAHUN 204 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 203-208 PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN R encana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun. RPJMD memuat visi, misi, dan program pembangunan dari Bupati

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 PEMERINTAH KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pagar Alam Tahun 2018 disusun dengan mengacu

Lebih terperinci

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB - I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan,

Lebih terperinci

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang BAB PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun I-1

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun I-1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam penyelenggaraan pembangunan perlu disusun beberapa dokumen yang dijadikan pedoman pelaksanaan sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional,

Lebih terperinci

Pendahuluan. Latar Belakang

Pendahuluan. Latar Belakang Pendahuluan Latar Belakang Pembangunan daerah Kabupaten Bangkalan yang dilaksanakan dalam kurun waktu Tahun 2008 2013 telah memberikan hasil yang positif dalam berbagai segi kehidupan masyarakat. Namun

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENGERTIAN DASAR

A. LATAR BELAKANG PENGERTIAN DASAR PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mengingat bahwa hakekat Pembangunan Nasional meliputi pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia, maka fungsi pembangunan daerah adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Pandeglang Tahun 2016-2021 disusun dengan maksud menyediakan dokumen perencanaan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kota Tanjungbalai telah melaksanakan Pemilukada pada tahun 2015 dan hasilnya telah terpilih pasangan M. Syahrial, SH, MH dan Drs.H. Ismail sebagai Walikota dan Wakil

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Pati merupakan salah satu dari 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah yang mempunyai posisi strategis, yaitu berada di jalur perekonomian utama Semarang-Surabaya

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KARIMUN TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KARIMUN TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KARIMUN TAHUN 2011 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARIMUN, Menimbang

Lebih terperinci

MAJU, MANDIRI, ADIL DAN SEJAHTERA. RPJMD

MAJU, MANDIRI, ADIL DAN SEJAHTERA. RPJMD Pendahuluan 1. 1 LATAR BELAKANG Rencana Jangka Menengah Daerah () Provinsi Jambi 2010-2015 merupakan penjabaran visi, misi dan program Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi terpilih berdasarkan Pemilihan Kepala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, mengamanatkan bahwa daerah diharuskan menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 BAB I PENDAHULUAN I - 1 Revisi RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011-2015

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya merupakan upaya yang dilakukan secara terarah, terpadu, dan berkesinambungan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tahapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah yang berkelanjutan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan dalam mendukung pencapaian target kinerja pembangunan daerah. Untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G Design by (BAPPEDA) Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Martapura, 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH

Lebih terperinci

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN 2010 2015 PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Bintan Tahun I-1

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Bintan Tahun I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa

Lebih terperinci

LAMPIRAN I. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Lubuklinggau Tahun

LAMPIRAN I. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Lubuklinggau Tahun LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013-2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

RPJMD Kabupaten Jeneponto Tahun ini merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto terpilih

RPJMD Kabupaten Jeneponto Tahun ini merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto terpilih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dan regional, juga bermakna sebagai pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau 2013-2018 Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau i Kata Pengantar Kepala Bappeda Kabupaten Pulang Pisau iii Daftar Isi v Daftar Tabel vii Daftar Bagan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR : 18 TAHUN 2015

PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR : 18 TAHUN 2015 PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR : 18 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA TAHUN 2016 BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi Banten berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 bulan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATENKEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2011-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1 1.1. Latar Belakang RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Bupati Mandailing Natal yang akan dilaksanakan dan diwujudkan dalam suatu periode masa jabatan. RPJMD Kabupaten Mandailing Natal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Lampung merupakan provinsi yang berada di ujung selatan Pulau Sumatera dan merupakan gerbang utama jalur transportasi dari dan ke Pulau Jawa. Dengan posisi

Lebih terperinci

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015 i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PELALAWAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PELALAWAN, 1 BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN PELALAWAN TAHUN 2005-2025 Menimbang : a. DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4.

Lebih terperinci

~ 1 ~ BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

~ 1 ~ BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ~ 1 ~ BUPATI BONDOWOSO Rancangan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan pendapatan perkapita sebuah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah yang berkelanjutan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan dalam mendukung pencapaian target kinerja pembangunan daerah. Untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan pelaksanaan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Lebih terperinci

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN - 1 - LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013-2017 ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perwujudan dari perencanaan pembangunan tahunan diwajibkan daerah untuk menyusun dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN Bab I Pendahuluan 1.1. LatarBelakang Pembangunan pada hakikatnya merupakan suatu proses yang berkesinambungan antara berbagai dimensi, baik dimensi sosial, ekonomi, maupun lingkungan yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP); Rencana

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN

DAFTAR ISI RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN DAFTAR ISI DAFTAR ISI.......................................................... i DAFTAR TABEL....................................................... iii DAFTAR GAMBAR....................................................

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan pembangunan nasional terdiri atas perencanaan pembangunan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 Rencana Pembangunan TANGGAL Jangka : 11 Menengah JUNI 2013 Daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan pembangunan memainkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BINTAN TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BINTAN TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BINTAN TAHUN 20162021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BINTAN, Menimbang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Kabupaten Kampar 4.1.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang Selatan, 100º 23' - 101º40' Bujur Timur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG

BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG : : : : PERATURAN DAERAH 4 TAHUN 2012 20 April 2012 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BARITO SELATAN TAHUN 2011-2016 BAB I PENDAHULUAN Perencanaan adalah

Lebih terperinci

BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG 1 BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA

Lebih terperinci

DESA MENATA KOTA DALAM SEBUAH KAWASAN STRATEGI PEMBANGUNAN ROKAN HULU.

DESA MENATA KOTA DALAM SEBUAH KAWASAN STRATEGI PEMBANGUNAN ROKAN HULU. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai Kabupaten yang baru berusia 17 tahun, sudah banyak yang dilakukan pemerintah untuk mengisi pembangunan, dapat dilihat akses-akses masyarakat yang terpenuhi

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 BAB 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. daerah sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan kewenangan masing-masing pemerintah daerah sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

Lebih terperinci

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA.

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH NOMOR : 5 TAHUN 2016 TENTANG : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2016-2021. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR : 2 TAHUN 2009 TANGGAL : 14 MARET 2009 TENTANG : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2008-2013 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banyuwangi tahun 2010-2015 ini merupakan penjabaran dari visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR ISI PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam rangka mengaktualisasikan otonomi daerah, memperlancar penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, Pemerintah Kabupaten Boyolali mempunyai komitmen

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH NO. 07 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN

PERATURAN DAERAH NO. 07 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH NO. 07 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018 JL. RAYA DRINGU 901 PROBOLINGGO SAMBUTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, selaras,

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

Halaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

Halaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN 1. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN i ii iii vi BAB I PENDAHULUAN I-1 1.1. Latar Belakang I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan I-3 1.3. Maksud dan Tujuan

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU 2016 Bab I Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... ix PENDAHULUAN I-1

Lebih terperinci