Penerapan Sistem Pengelolaan Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) di Departemen Pendidikan Nasional

dokumen-dokumen yang mirip
PENGATURAN AWAL APLIKASI SIAP ONLINE

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN A. PENGERTIAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN. Sistem adalah seperangkat unsur yang saling berhubungan dan saling

Panduan Pengajuan Akun

B. Perencanaan Tahap perencanaan ini perlu dilakukan agar dapat menghasilkan suatu solusi yang tepat terhadap masalah yang didefinisikan. Tahap perenc

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia

TUGAS MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN. Dosen: Ade Hermawan, S.Sos, MAP. APLIKASI DAPODIK

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG DATA POKOK PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia

VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA PESERTA DIDIK PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2016

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia

VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA PESERTA DIDIK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak asasi setiap manusia. Undang-Undang Dasar

A. STRUKTUR FILE EXCEL NISN

Dokumen ini diperuntukkan bagi LPMP di Tingkat Provinsi

PANDUAN PENGGUNA. Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia PADAMU NEGERI

KEBIJAKAN PENGELOLAAN DATA PESERTA DIDIK DATA POKOK PENDIDIKAN KEBUDAYAAN (DAPODIK)

KEBIJAKAN PENGELOLAAN DATA NUPTK dan NISN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG PANGKALAN DATA PENDIDIKAN TINGGI

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM INFORMASI APARATUR SIPIL NEGARA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

JARDIKNAS KABUPATEN BANYUMAS

PETUNJUK TEKNIS PENDATAAN PESERTA UJIAN NASIONAL SMP/MTs, SMA/MA/SMAK/SMTK, DAN SMK TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PETUNJUK TEKNIS PENDATAAN PESERTA UJIAN NASIONAL SMP/MTs, SMA/MA/SMAK/SMTK, DAN SMK TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KATA PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II A. LATAR BELAKANG... 1 B. TUJUAN APLIKASI HELPDESK DAPODIKMEN... 4 C. DEFINISI APLIKASI HELPDESK DAPODIKMEN...

Sistem Informasi Aplikasi Pendidikan

DAPODIK PAUD DAN DIKMAS

REKAP PERMASALAHAN DAN SOLUSI PADAMU NEGERI

DAPODIKDASMEN. Oleh: Wibawa Andry DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SURAKARTA AGUSTUS 2016

Implementasi Integrasi Data Antar Sistem Informasi Untuk Mendukung Decission Support System

WORKSHOP KOMPILASI DATA SATUAN PENDIDIKAN DAN PROSES PEMBELAJARAN

PETUNJUK TEKNIS I. PENDAHULUAN II. PENJELASAN UMUM

Ujian Nasional Kesetaraan Gelombang 2. Palembang

Latar Belakang ULT. Pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dinamakan unit layanan terpadu (ULT).

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG NOMOR IDENTITAS DOKTER DAN DOKTER GIGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

T A N Y A - J A W A B

WORKSHOP KOMPILASI DATA SATUAN PENDIDIKAN DAN PROSES PEMBELAJARAN. Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Jakarta

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN Tentang:

DATA POKOK PENDIDIKAN KEBUDAYAAN (DAPODIK)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. transaksi merupakan nilai ukur dari tingkat kemajuan suatu perusahaan. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG

2018, No telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Tr

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PPDB Online. Manfaat bagi Dinas Pendidikan & Sekolah. Manfaat bagi Masyarakat Umum

WORKSHOP KOMPILASI DATA SATUAN PENDIDIKAN DAN PROSES PEMBELAJARAN (Kota Batu, Maret 2015)

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Perencanaan Pelaksanaan Akreditasi PAUD dan PNF Tahun 2018

Aktivitas Produksi. Hasil Produksi per Group. Hasil Produksi per Karyawan

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru.

BAB 1 PENDAHULUAN. menjual berbagai jenis pakaian. Seiring dengan perkembangan fashion pakaian ini

LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LPMP) PROVINSI KALIMANTAN BARAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut, produk maupun jasa yang ditawarkan. Semua tersedia di internet secara

Penerbitan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-ktp) Secara Massal Tahun 2011; BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 35 TAHUN 2011

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM DAN PENGUJIAN SISTEM

Hotel Mercure Bali Harvestland Kuta, 20 Juli 2017

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PERSYARATAN PRODUK

fesejarah Teknisi Jardiknas Written by Administrator Wednesday, 10 January 2007

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. berhubungan dengan obyek penelitian terutama dari penelitian-penelitian

PENGELOLAAN DATA PERGURUAN TINGGI. Wahyu Catur Wibowo. Wahyu Catur Wibowo

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN SURAT MENYURAT DILINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA PESERTA DIDIK

DOKUMEN TEKNIS API DAPODIK

SITUASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA *) FEBRUARI 2005

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 1. Sistem penjaringan dan input data di Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak perubahan-perubahan mendasar pada setiap kegiatan bisnis suatu perusahaan.

Pedoman Pengelolaan End User Computing (EUC) Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Republik lndonesia. Klasifikasi: TERBATAS

Basis Data 2. Database Client / Server. Arif Basofi, S.Kom. MT. Teknik Informatika, PENS

KEBIJAKAN PENDATAAN PENDIDIKAN MADRASAH (EMIS) TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Rancang Bangun Aplikasi Perangkat Bergerak Layanan Pemesanan Barang (Studi Kasus Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya )

PERATURAN BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PENDAYAGUNAAN WEBSITE DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

PENYELENGGARAAN TK-SD SATU ATAP

Lampiran 1: Skema Alur pelaksanaan Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembahasan. Analisa Kondisi

PENGANTAR PENGGUNAAN

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG. PENGEMBANGAN e-government DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

KELOMPOK 2 INTEGRASI DATA DAN INFORMASI ANTARA PUSAT DAN DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. ditentukan dengan nilai angka kredit yang dimiliki oleh seorang peneliti. Angka

Gambar 4.47 Layar View Data Gaji. Layar ini berfungsi untuk melihat data gaji karyawan perusahaan.detail gaji dari karyawan dapat

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wardani (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis SIAP-PSB

Sistem Informasi Sumber Daya Terintegrasi (SISTER)

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK INDONESIA MARET 2017 MENURUN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi sekarang ini, kegiatan usaha

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

Transkripsi:

Penerapan Sistem Pengelolaan Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) di Departemen Pendidikan Nasional Gatot Hari Priowirjanto 1, Khalid Mustafa 2, Adi Nuryanto 3, Bondan S Prakoso 4 1 Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Setjen Depdiknas 2,3 Staf Sub Bagian Data - Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Setjen Depdiknas 3 Staf Pengajar Program Studi Ilmu Komputer - Jurusan Matematika - Fakultas MIPA Universitas Brawijaya Malang gatothp@diknas.go.id, khalid@diknas.go.id, adinuryanto@diknas.go.id, bondan@brawijaya.ac.id. Abstraksi Untuk membangun program perencanaan pendidikan yang valid, terukur dan berkesinambungan diperlukan data-data pendukung yang lengkap, valid, akuntabel, dan terbarukan (up to date). Berdasarkan pada kebutuhan tersebut, Biro Perencanaan Setjen Depdiknas membangun sistem pendataan terbaru dalam skala mikro secara terpusat, daring (online) dan waktu-nyata (real time) yang disebut dengan Dapodik (Data Pokok Pendidikan). Untuk mendukung sistem Dapodik tersebut, Biro Perencanaan Setjen Depdiknas juga membangun sistem jaringan pendidikan skala nasional yang disebut dengan Jardiknas (Jejaring Pendidikan Nasional). Dapodik mengelolai: data sekolah, data siswa,dan data guru/ karyawan. Untuk menjaga validitas data pokok pendidikan tersebut maka diterapkan sistem penomoran khusus sebagai identitas tunggal (Single Identity Number) yang bersifat unik, relatif tahan terhadap perubahan, dan berlaku seumur hidup untuk setiap entitas data yang diolah (sekolah, siswa, dan guru/karyawan). Sistem Dapodik berbasis open source menggunakan database secara terpusat dan aplikasi pengelolaan data yang berbasis web. Aplikasi tersebut dapat diakses secara daring dalam batasan dan tingkatan hak akses tertentu oleh Dinas Pendidikan propinsi/kota/kabupaten, melalui infrastruktur Jardiknas atau koneksi internet. Dalam perkembangannya, sistem Dapodik yang mulai diterapkan sejak bulan September 2006 lalu hingga saat ini telah mengumpulkan dan mengelola data sebesar 41 juta siswa, 240 ribu sekolah dan 2.7 juta guru/karyawan dalam rentang waktu kurang dari 2 (dua) tahun. Kata Kunci: data pokok, data pendidikan, nomor tunggal, dapodik, NISN, NPSN, NIGN. 1. PENDAHULUAN Program perencanaan pendidikan nasional merupakan salah satu bagian penting dalam proses mewujudkan rencana strategis pembangunan pendidikan nasional, yaitu: peningkatan akses, mutu, tata kelola dan akuntabilitas pendidikan nasional. Untuk membangun program perencanaan pendidikan yang valid, terukur dan berkesinambungan diperlukan data-data pendukung yang lengkap, valid, akuntabel, dan terbarukan (up to date). Berdasar pada kebutuhan tersebut, pada awal tahun 2006 Biro Perencanaan Setjen Depdiknas membangun sistem pendataan terbaru dimana proses transaksi datanya dilakukan dalam skala mikro secara terpusat, daring (online) dan dalam waktu-nyata (real time) yang disebut dengan sistem Dapodik. Untuk mendukung sistem Dapodik tersebut, Biro Perencanaan Setjen Depdiknas juga membangun sistem jaringan pendidikan skala nasional yang disebut dengan Jardiknas (Jejaring Pendidikan Nasional) [1]. Melalu media Jardiknas inilah sistem Dapodik dapat diakses dan dioperasikan secara langsung online dan real time oleh seluruh Kantor Dinas Pendidian Propinsi/Kota/Kabupaten se Indonesia. 2. PEMBAHASAN 2.1 Dapodik dan Jardiknas Dapodik adalah suatu sistem pendataan dan pengelolaan data-data pendidikan yang bersifat mikro secara online dan real time. Terdapat 3 (tiga) jenis data utama pendidikan 1

yang dikelola pada sistem dapodik, meliputi: data sekolah, data siswa dan data guru/karyawan. Sistem Dapodik dirancang bangun menggunakan basis open source dengan menerapkan sistem database terpusat dan aplikasi berbasis web. Dengan sistem tersebut maka pengelolaan riwayat data sekolah, siswa, guru/karyawan lebih mudah diterintegrasikan dan disimpan secara terpusat dan dapat diakses dengan lebih mudah dan terbuka oleh masyarakat dalam batasan tertentu melalui internet. Selain itu proses pemutakhiran data dapat dilakukan secara langsung online dan real time oleh setiap Dinas Pendidikan baik di tingkat propinsi, kota atau kabupaten di seluruh Indonesia memanfaatkan koneksi internet. Sistem pengelolaan data yang diterapkan pada Dapodik merupakan paradigma baru di lingkungan Depdiknas yang sejak tahun 1970-an hingga saat ini masih menggunakan metode kuisoner secara manual [2]. Untuk menunjang kelancaran dari sistem Dapodik yang online dan real time tersebut, Biro Perencanaan Setjen Depdiknas juga membangun sistem Jejaring Pendidikan Nasional atau disebut dengan Jardiknas yang mengkoneksikan seluruh kantor Dinas Pendidikan Propinsi/Kota/Kab. se Indonesia [1]. 2.2.1 Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) NISN (Nomor Induk Siswa Nasional) adalah kode pengenal siswa yang bersifat tunggal, unik dan berlaku seumur hidup membedakan satu siswa dengan siswa lainnya. Penerapan kode pengenal siswa di setiap sekolah saat ini belum standar dan berlaku nasional Dengan NISN yang baku secara nasional, maka data siswa nasional pada sistem Dapodik dapat terjaga validitasnya. Spesifikasi format kodefikasinya sebagai berikut: Standar kode = 10 digit angka Kode NISN = AAA-XXX-YYYY AAA : tiga digit tahun lahir XXX-YYY : tujuh digit nomor urut yang dibagi dalam 2 bagian, yaitu: XXX : tiga digit pengelompokan, dan YYYY : empat digit nomor urut dalam pengelompokan XXX. NISN terdiri dari seluruhnya angka dengan jumlah 10 digit agar mudah dihafal atau dituliskan. Kombinasi kode angkanya tidak tergantung pada data eksternal yang bisa berubah, format ini menjamin dapat digunakan dalam jangka waktu yang panjang selama kurang lebih 900 tahun. Satu-satunya data eksternal yang masuk dalam format NISN adalah tahun kelahiran siswa yang sifatnya relatif pasti/tetap. Dengan asumsi pertumbuhan penduduk sebesar 1,49% per tahun maka hanya dibutuhkan 7 digit (maksimal 9.999.999) setelah informasi tahun kelahiran. Dengan kode yang general dan bersifat nasional, NISN bisa digunakan siswa selama bersekolah mulai TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, bahkan hingga perguruan tinggi. Gambar 1. Skema Jardiknas 2.2 Format Kodefikasi Untuk menjaga validitas data sekolah, siswa dan guru/karyawan pada sistem Dapodik maka diterapkan sistem penomoran khusus yang berfungsi sebagai identitas tunggal (single identity number) yang bersifat unik dan berlaku seumur hidup dalam skala nasional. Sistem penomoran tersebut menjadi kunci utama dari sistem database Dapodik yang dibangun. Oleh karena itu, terdapat 3 (tiga) subprogram pada Dapodik [3] yaitu: NPSN (Nomor Pokok Sekolah Nasional), NISN (Nomor Induk Siswa Nasional) dan NIGN (Nomor Induk Guru Nasional). 2.2.2 Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) NPSN merupakan kode pengenal sekolah yang bersifat tunggal, unik dan berlaku selama sekolah tersebut aktif. Kode terbaru ini disiapkan untuk menggantikan (NSS Nomor Statistik Sekolah) yang dinilai sudah konsisten dan sangat rentan terhadap perubahan (pemekaran/penggabungan) wilayah/daerah di Indonesia. Format kodefikasi NSPN memiliki spesifikasi sebagai berikut: Standar kode = 8 digit angka. Format kode = X- YY - ZZZZZ X = Kode Wilayah YY = Nomor Kelompok ZZZZZ = Serial Kode Wilayah: Sumatera dan sekitarnya : 1 Jawa dan sekitarnya : 2 Kalimantan dan sekitarnya : 3 Sulawesi dan sekitarnya : 4 2

Bali - nusa tenggara&sekitarnya: 5 Maluku, papua dan sekitarnya : 6 Luar Negeri : 9 Dicadangkan : 7-8 NPSN seluruhnya angka dengan jumlah 10 digit sehingga mudah dihafal atau dituliskan. NPSN digunakan selama sekolah masih aktif mulai TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA. Kode NPSN meminimalkan ketergantungan pada data eksternal yang bisa berubah atau berganti sehingga format ini menjamin akan tetap dalam jangka waktu panjang. Kode tersebut mampu menampung 9.999.999 sekolah. 2.3 Sistem Pengelolaan Dapodik 2.3.1 Arsitektur Sistem Arsitektur sistem dapodik menggunakan konsep client server dengan model 3-tier architecture yaitu: Data Tier, Logic Tier dan Presentation Tier [5]. Dapodik menggunakan satu database secara terpusat sebagai Data Tier. Pada bagian Logic Tier di sistem Dapodik berfungsi sebagai engine generator kodefikasi, migrator, user management dan engine transaksi data. Adapun di bagian Presentation Tier menyediakan antarmuka berbasis web yang berinteraksi langsung dengan pengguna. 2.2.3 Nomor Induk Guru Nasional (NIGN) NIGN (Nomor Induk Guru Nasional) adalah kode pengenal guru/karyawan yang bersifat unik dan berlaku seumur hidup. Penerapan kode pengenal guru/karyawan selama ini khususnya non-pegawai negeri masih belum ada standar yang baku dibandingkan dengan guru/karyawan yang berstatus pegawai negeri telah menggunakan Nomor Induk Pegawai (NIP) yang bersifat unik dan berlaku nasional. Dengan standarisasi untuk penomoran guru/karyawan non pegawai negeri yang berlaku secara nasional, maka data guru/karyawan baik yang berasal dari pegawai negeri atau non-pegawai negeri pada sistem Dapodik dapat terjaga validitasnya. Spesifikasi format kodefikasinya sebagai berikut: Standar kode = 9 digit angka. Bagi Guru/Karyawan Pegawai Negeri nomor NIGN = NIP Bagi Guru/Karyawan non-pegawai Negeri Format kode NIGN = XX YYY ZZZZ. XX = Kode Departemen. YYY = Nomor Kelompok. ZZZZ = Nomor Serial Sebagaimana halnya pada NPSN dan NISN, NIGN terdiri dari 9 digit angka sehingga mudah diingat dan dituliskan. NIGN digunakan seumur hidup bagi guru/karyawan mulai jenjang TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA. Kode NIGN meminimalkan ketergantungan pada data eksternal yang bisa berubah atau berganti sehingga format ini menjamin akan tetap dalam jangka waktu panjang. Kode tersebut mampu menampung 99.999.999 guru/karyawan. Saat ini istilah NIGN diganti dengan istilah NUPTK (Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan) hasil kerjasama antara Biro Perencanaan dengan Ditjen Penjaminan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) [4]. Gambar 2. Arsitektur 3-Tier Dapodik Solusi sistemnya menggunakan basis open source dengan spesifikasi berikut: Database = PostgreSQL Engine = Java dan PHP Web = PHP dan Javascript. Operating System = CentOS 2.3.2 Aplikasi Pengelola Data Terdapat 2 (dua) aplikasi utama pengelola data di Dapodik yaitu: Aplikasi Web Operator dan Aplikasi Web Uploader [6]. Keduanya dirancang khusus untuk operasional pengelolaan data siswa/sekolah/guru/karyawan yang dilakukan langsung oleh para operator di setiap kantor Dinas Pendidikan Propinsi/Kota/Kabupaten. Aplikasi Web Operator berfungsi untuk mengelola data secara individu. Fitur yang disediakan, antara lain: edit data sekolah, siswa dan guru/karyawan. Selain itu beberapa 3

proses administrasi seperti mutasi siswa, penontaktifan siswa, kenaikan/kelulusan siswa, status merger sekolah. Termasuk aturan dan prosedur administrasi juga telah disediakan di sistem Dapodik. Aplikasi Web Uploader disediakan juga sebagai alat bantu para operator di tingkat Dinas Pendidikan Propinsi/Kota/Kabupaten untuk mengirim data siswa/sekolah/guru/karyawan secara kolektif. Hak akses pengguna pada seluruh aplikasi Dapodik telah dibedakan sesuai tingkatan akses di setiap wilayah kerja masing-masing. di database sebesar 6.7 juta siswa dan jumlah sekolah mencapai 198.000 sekolah. Pada bulan Maret 2007 sudah mencapai 20 juta siswa dan 220.000 sekolah. Hingga akhir Desember 2007 total siswa yang telah terekam di sistem Dapodik mencapai 41 juta siswa dan 240 ribu sekolah [8]. Adapun untuk data guru/karyawan yang dikelola langsung oleh Ditjen PMPTK Depdiknas telah mencapai 2.7 juta guru/karyawan. 3. PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari hasil capaian kinerja sistem Dapodik yang berhasil mengumpulkan dan mengelola 41 juta siswa, 240 ribu sekolah dan 2.7 juta siswa dalam rentang waktu kurang dari 2 (dua) tahun. Sistem Dapodik sebagai paradigma baru dalam mengelola sistem pendataan secara online dan real time di lingkungan Depdiknas telah terbukti mampu melakukan proses pendataan secara lebih cepat, efektif dan efisien dibandingkan dengan cara penyebaran kuisoner secara manual. Gambar 3. Aplikasi Web Operator 2.4 Penerapan Dapodik 3.2 Rekomendasi Untuk menjaga keberlanjutan data siswa, sekolah, guru/karyawan yang valid pada Dapodik maka perlu dioptimalkan penggunaan NISN, NPSN dan NIGN sebagai salah satu syarat utama dalam pelaksanaan program kegiatan di Depdiknas, meliputi: Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Nomor ujian di Sekolah atau tingkat Nasional, Ujian masuk perguruan tinggi (SPMB), Beasiswa, Statistik Pendidikan, Sertifikasi Guru/Karyawan, dsb. 2.4.1 Implementasi program Dapodik Pada implementasinya, Biro Perencanaan Depdiknas menyediakan program bantuan dana (blockgrant) Dapodik yang diberikan ke seluruh Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten se-indonesia [7]. Melalui bantuan dana ini pihak Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten diberikan tanggungjawab, antara lain: mengumpulkan data siswa, sekolah dan guru/karyawan, mengoperasikan sistem Dapodik yang telah disediakan dan melaporkan hasil kerja masing-masing. Kegiatan sosialisasi dan pelatihan sistem Dapodik juga dilaksanakan di tingkat Propinsi sebanyak dua kali dalam setahun. Evaluasi dan monitoring baik secara online maupun observasi langsung di lapangan juga dilakukan untuk menilai kinerja program Dapodik. 2.4.2 Capaian Kinerja Tahap perencanaan dan persiapan sistem Dapodik dilakukan pada bulan Januari April 2006. Pada bulan Mei Agustus 2006 dilakukan uji coba sistem kemudian mulai dioperasionalkan secara resmi pada bulan September 2006. Hingga Desember 2006 total data siswa yang telah terekam 4. DAFTAR PUSTAKA [1]. Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas), http://jardiknas.diknas.go.id [2]. Pangkalan Data dan Informasi Berbasis Web (Padati Web), http://padatiweb.depdiknas.go.id [3]. Data Pokok Pendidikan (Dapodik), http://dapodik.diknas.go.id [4]. Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK), http://nuptk.info [5]. Multitier Architecture, http://en.wikipedia.org/wiki/multitier_architecture [6]. Modul Pelatihan Operator Dapodik, Biro Perencanaan Setjen Depdiknas, Maret 2007. [7]. Buku Petunjuk Teknis Blockgrant NISN, Biro Perencanaan Setjen Depdiknas, September 2006. [8]. Rekap Data Nomor Induk Siswa Nasional (NISN), http://nisn.jardiknas.org/cont/data_statistik/index.php 4

5