PERTAMBANGAN DAN GALIAN KABUPATEN MALUKU TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN 50 KOTA DAN SIJUNJUNG, PROVINSI SUMATERA BARAT

TABEL 4.1 KETERKAITAN VISI, MISI DAN STRATEGI DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Indonesia dan terletak di pulau Jawa bagian tengah. Daerah Istimewa

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya energi adalah kekayaan alam yang bernilai strategis dan

BAB I PENDAHULUAN. maju dengan pesat. Disisi lain, ketidak tersediaan akan energi listrik

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Potensi Sumber Daya Energi Fosil [1]

PROGRAM KERJA TAHUN DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TIMUR

I. PENDAHULUAN. Pertambangan dapat diidentifikasi sebagai setiap kegiatan yang dilakukan

I. PENDAHULUAN. Ketergantungan akan energi bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak

BAB I PENDAHULUAN. serta alasan penulis memilih obyek penelitian di PT. X. Setelah itu, sub bab

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.

: ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL ORGANISASI : DINAS ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL Halaman. 362.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan suatu energi, khususnya energi listrik di Indonesia semakin

Ditulis oleh Aziz Rabu, 07 Oktober :16 - Terakhir Diperbaharui Minggu, 11 Oktober :06

Lampiran 1. IDENTIFIKASI PROGRAM/KEGIATAN KETERKAITANNYA DENGAN ISU-ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EBTKE UNTUK MEMENUHI TARGET KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL

EFISIENSI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK DEMI PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI DAERAH

[ BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI ] 2012

NO. STRATEGI OPERASIONALISASI. Jalur Distribusi Ambon. Jaringan Pipa Transmisi dan Distribusi Minyak dan Gas Bumi

BAB II DESKRIPSI INDUSTRI PERTAMBANGAN

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Rencana Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik Dialog Energi Tahun 2017

BAB I PENDAHULUAN. dan perekonomian. Data Kementerian ESDM (2014) menyatakan bahwa

sumber daya alam yang tersimpan di setiap daerah. Pengelolaan dan pengembangan

PERCEPATAN PENGEMBANGAN EBTKE DALAM RANGKA MENOPANG KEDAULATAN ENERGI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. bijih besi, hal tersebut dikarenakan daerah Solok Selatan memiliki kondisi geologi

EFEKTIVITAS KEBIJAKAN FIT (FEED IN TARIFF) ENERGI BARU DAN TERBARUKAN DI INDONESIA. Nanda Avianto Wicaksono dan Arfie Ikhsan Firmansyah

EKSPOSE DINAS PERTAMBANGAN & ENERGI PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERENCANAAN URUSAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

BAB I PENDAHULUAN. listrik yang semakin meningkat sehingga diperlukan energy alternatif untuk energi

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan energi listrik tersebut terus dikembangkan. Kepala Satuan

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA DINAS PERTAMBANGAN, ENERGI DAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. potensial yang ada seperti sektor pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan dan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat. Tantangan masa depan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015

V. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

KEBIJAKAN & RPP DI KEBIJAKAN & RPP BIDANG ENERGI BARU TERBARUKAN BARU

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI. Disampaikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Energi merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia

Pulau Ikonis Energi Terbarukan sebagai Pulau Percontohan Mandiri Energi Terbarukan di Indonesia

IMPLEMENTASI REGULASI DALAM RANGKA MEMENUHI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK. Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010

BAB I. PENDAHULUAN. manusia dan makhluk hidup lainnya. Dengan air, maka bumi menjadi planet

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia tumbuh rata-rata sebesar 8,4% per

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

2015 ANALISIS KELAYAKAN PEMBUATAN PLTMH DI DESA PAKENJENG SEBAGAI DESA MANDIRI ENERGI

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menikmati listrik. Akibat sulitnya lokasi yang tidak dapat

AKSES ENERGI DAN PENGEMBANGAN ENERGI TERBARUKAN DI DIY

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PROVINSI SULAWESI UTARA

Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. #Energi Berkeadilan. Disampaikan pada Pekan Pertambangan. Jakarta, 26 September 2017

Boks.1 MODEL PENGELOLAAN PERTAMBANGAN BATUBARA YANG BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. udara yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar tersebut, sehingga

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

Pusat Sumber Daya Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Bandung, Maret 2015

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kebutuhan energi listrik oleh masyarakat dan. dunia industri tidak sebanding dengan peningkatan produksi listrik

EKSPLORASI TIMAH DAN REE DI PULAU JEMAJA, KECAMATAN JEMAJA KABUPATEN ANAMBAS, PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Kita tidak dapat dipisahkan dari

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. pertambangan antara lain, Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang

I. PENDAHULUAN. Salah satu paradigma pembangunan perdesaan yang bersifat bottom-up

POTENSI BAHAN GALIAN PASIR KUARSA DI KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI, KABUPATEN LAMPUNG TIMUR, PROVINSI LAMPUNG

INFRASTRUKTUR ENERGI DI PROVINSI BANTEN

DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. curam, hanya beberapa tempat yang berupa dataran. Secara umum daerah Pacitan

BAB I PENDAHULUAN. (hydropower) adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir. Energi yang

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan masyarakat sekarang. Baik di sektor rumah

KEGIATAN PEMETAAN DAN PERENCANAAN TEKNIS PENGEMBANGAN POTENSI SUMBER DAYA MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI DI PROVINSI BANTEN (83.

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

JENIS DAN TIPE ENDAPAN BAHAN GALIAN

EKSPLORASI UMUM ENDAPAN BESI DI KABUPATEN MUARA ENIM, PROVINSI SUMATERA SELATAN

POTENSI DAN PROSPEK PENGEMBANGAN PERTAMBANGAN RAKYAT DI NAD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

P R O F I L K A N T O R K E M E N T E R I A N A G A M A K A B U P A T E N M A L U K U T E N G A H

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Arief Hario Prambudi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. listrik. Banyak masyarakat yang sangat bergantung akan keberadaan energi listrik.

IV. GAMBARAN UMUM. panas yang berlangsung sangat lama. Proses pembentukan (coalification)

BAB I PENDAHULUAN. contoh adalah pemadaman listrik secara bergilir yang masih saja kita rasakan di

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

Transkripsi:

PERTAMBANGAN DAN GALIAN KABUPATEN MALUKU TENGAH Potensi bahan galian (tambang) dan energi yang potensial untuk dikembangkan secara komersil antara lain emas, tembaga, nikel, batu gamping, belerang, minyak bumi, dan energi panas bumi yang terdapat di Kabupaten Maluku Tengah. Ø Sebaran Bahan Galian Bahan galian logam, terutama mineralisasi emas (Au) dan logam dasar seperti tembaga (Cu), timah hitam (Pb) dan seng (zn) tersebar di Kecamatan Tehoru dan Kecamatan Seram Utara. Bahan galian tersebut belum dikelolah baik oleh investor maupun masyarakat, kegiatan penambangan rakyat belum pernah dilakukan karena masyarakat tidak memiliki pengetahuan teknis tentang tata cara pertambangan rakyat yang dapat dikelola. Bahan galian non logam yang bernilai ekonomis penyebaranya dijumpai diseluruh kecamatan di Kabupaten Maluku Tengah terutama kelompok jenis bahan galian golongan C (BGGC), potensi tersebut telah memberikan manfaat yang cukup besar bagi pengembangan masyarakat dan pembangunan daerah. Khusus untuk pengusahaan bahan galiam industri, batu gamping/marmer ditemukan di Negeri Sawai Kecamatan Seram Utara dan Negeri Latea Kecamatan Seram Utara Barat. Potensi batu gamping/marmer belum juga dikembangkan oleh masyarakat, sedangkan kegiatan stimulasi telah dilakukan oleh pemerintah. Bahan galian lempung tersebar di Kecamatan Saparua, Amahai dan Seram Utara. Potensi ini belum 1 / 16

dikembangkan secara maksimal untuk pembuatan gerabah atau genteng, pemanfaatannya baru sebatas pembuatan batu tela untuk bahan bangunan. Untuk batubara telah ditemukan di Kecamatan Tehoru dan Kecamatan Teluk Elpaputih. Potensi minyak bumi dan gas telah diidentifikasi dengan adanya indikasi migas berupa rembesan gas ditemukan di Negeri Seti. Sektor non migas sementara dalam proses untuk pemberian ijin pengeboran terhadap tahap eksplorasi sumur taruhan lofin-1 d WKP Blok Seram Non Bula kepada Perusahaan CITIC Seram Energy Limited (CSEL) di Negeri Seti. Tabel 6. 1 Sumber Daya Mineral dan Migas No 2 / 16

Golongan Bahan Galian Jenis Bahan Galian Deposit (Cadangan)/Analisis LAB Lokasi Gugus Pulau Ket 1 2 4 / 16

6 7 1 B Belerang - Pulau TNS dan Kecamatan Banda 6 Belum Disurvei secara rinci 2 C 4 / 16

Batu Gamping 120.000.000 M³ Kecamatan Tehoru, Kecamatan Nusalaut, Kecamatan Saparua dan Kecamatan Seram Utara, 6 dan Laporan PT. Dinamika Semen C Pasir Besi - Kecamatan Seram Utara dan Kecamatan Banda dan 6 Belum Disurvei secara rinci / 16

4 C Andesit 2.70.000 M³ Kecamatan Leihitu 7 Laporan Kanwil Pertambangan dan Energi Provinsi Maluku C Lempung 12.487 Ton 6 / 16

Kecamatan Tehoru, Kecamatan Nusalaut dan Kecamatan Saparua dan 6 Belum Disurvei secara rinci 77000 M³, SiO ₂ = 1, -,46 %, ₂ Al O ₃ Desa Ouw (Kecamatan Saparua) 6 Laporan Penyelidikan dan Pemetaan Semi Mikro SDM, Dinas Pertambangan Kabupaten Maluku Teng ± 6.097.000 M³ Desa Waraka (Kecamatan Teluk Elpaputih) 7 / 16

±.81.000 M³ Desa Haruru (Kecamatan Amahai) 8.288.000 M³ Kecamatan Elpaputih 2.470.000 M³ Desa Seti (Kecamatan Seram Utara Timur Seti) 8 / 16

6 A Batu Bara Kalori conto = 4408 Kal/gr, Sulfur =< 1%, Kandungan Abu = 72,6 %, Ketebalan = Cm berupa lensa Desa Saunulu (Kecamatan Tehoru) Laporan Penyelidikan dan Pemetaan Semi Mikro SDM, Dinas Pertambangan Kabupaten Maluku Teng Kalori conto = 4100 ± Kal/gr, Sulfur =< 100 1,96 Cm %, berupa Kandungan lensa Abu lensa= 72,6 %, Ketebalan = Kecamatan Elpaputih 9 / 16

Laporan Penyelidikan dan Pemetaan Semi Mikro SDM, Dinas Pertambangan Kabupaten Maluku Teng 7 B Emas Butiran emas berkisar 0,0004 mgr - 0,01 mgr Desa Karlutu - Warasiwa (Kecamatan Seram Utara Barat) Laporan Penyelidikan dan Pemetaan Semi Mikro SDM, Dinas Pertambangan Kabupaten Maluku Teng Butiran emas berkisar 0,0008 mgr - 0,02 mgr Desa Aketernate (Kecamatan Seram Utara Seti) 10 / 16

Laporan Penyelidikan dan Pemetaan Semi Mikro SDM, Dinas Pertambangan Kabupaten Maluku Teng Indikasi Emas Aluvial; kandungan = 0,04 mgr - 2 mgr/m³ Desa Saunalu (Kecamatan Tehoru) Laporan Penyelidikan Tahap dan Eksplorasi Pemetaan (pengeboran) Semi Mikro SDM oleh dan cicic Migas Seram Dinas Energi Pertambangan Ltd Kabupaten Ma Mineralisasi emas dan logam dan logam dasar dalam batuan dengan kandungan Au= 2,4 gr/ton, Cu=0 Desa Haya (Kecamatan Tehoru) Replecement logam logam sulfidaberindikasi dasar dan emas dalam batuan sedimen, kandungan: Emas = ppb, timah h Desa Laimu (Kecamatan Elpaputih) 11 / 16

Replecement logam logam sulfida dasar berindikasi batu pasir Zn = -, serpih, kandungan: Au = 2,4 gr/ton, cu =0,2 %, Pb = 0,7 % Desa Kaikeh (Kecamatan Seram Utara) 8 A Minyak dan Gas Bumi Indikasi Migas berupa Gas Desa Seti dan Wailoping (Kecamatan Seram Utara Timur Seti) 12 / 16

9 C Batu Gamping/Marmer 19770000 M³, SiO₂ = 0,2 %, Al ₂ O ₃ Desa Sawai (Kecamatan Seram Utara) 0.220.000 M³, kuat tekan 600-800 Kg/cm², penyerapan air 0,2-0,46 %, berat Jenis 2,8-2,62 Desa Latea (Seram Utara Barat) 1 / 16

Ø Potensi Ketenagalistrikan Untuk mengantisipasi terjadinya krisis energi, maka diperlukan suatu pengadaan energi alternatif yang ramah lingkungan tanpa mengakibatkan terjadinya degradasi sumber daya alam. Pencarian dan penggalian energi alternatif tersebut dapat dirujukan kepada potensi-potensi lain seperti air, surya dan angin selanjutnya dikategorikan Energi Baru Terbarukan (EBT). Energi Terbarukan (EBT) adalah sumber energi yang dengan cepat dipulihkan kembali secara alami, dan prosesnya berkelanjutan. Jenis energi trbarukan meliputi panas bumi, mikrohidro, tenaga surya, tenaga gelombang, tenaga angin dan biomasa. 1. Energi Air Kabupaten Maluku Tengah khususnya Pulau Seram kondisi geografisnya berupa pegunungan yang dialiri oleh 144 sungai, selain itu di daerah kepulauan lainnya juga berupa gunung dan bukit dengan potensi tenaga air dari skala kecil sampai besar. Berdasarkan hasil studi kelayakan Kabupaten Maluku Tengah mempunyai potensi PLTA Wae Isal sebesar 60MW (PLTA). Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan oleh Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Maluku Tengah dengan lembaga peneliti mengidentifikasi potensi PLTA di Kecamatan Tehoru dan Kecamatan Seram Utara sebagai berikut: Kecamatan Tehoru 14 / 16

Kecamatan Tehoru terdapat 4 (empat) Sumber Energi Terbarukan (EBT) yang dapat dikembangkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Hidromikro dan 1 (satu) satu Lokasi air terjun yang dapat dikembangkan sebagai PLTA dalam skala besar. Kecamatan Seram Utara Kecamatan Seram Utara terdapat 8 (delapan) titik Sumber Energi Terbarukan (EBT) yang dapat dikembangkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) dan 1 (satu) lokasi air terjun sungai Wai Isal yang dapat dikembangkan sebagai PLTA dalam skala besar. Kegiatan inventarisasi potensi PLTA baru dilaksanakan pada dua kecamatan tersebut, karena pada kedua kecamatan tersebut masih ada desa-desa terpencil di pegunungan yang tidak masuk dalam Grid Nasional jalingan PLN. 2. Energi Geothermal Potensi energi baru terbarukan dan ketenagalistrikan cukup menjanjikan untuk peluang investasi. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Negeri Tulehu Kecamatan Salahutu sebesar 10 MW, selain itu juga potensi panas bumi (Geothermal) lainnya ditemukan di Negeri Larike (Kecamatan Leihitu), Negeri Oma Kecamatan Pulau Haruku dan beberapa lokasi di Kecamatan Saparua dan Nusa Laut. 1 / 16

. (energi lokasi-lokasi terpencil di besaran Kabupaten Energi surya). radiasi didaerah Surya yang Maluku Pengadaan matahari tidak pegunungan Tengah terjangkau tersebut Pembangkit mempunyai berdasarkan Kecamatan cukup jaringan Listrik radiasi baik peta PLN Seram untuk Tenaga yang radiasi (Grid Utara dikonversikan cukup Nasional) Surya Solarex dan untuk (PLTS) Kecamatan sebesar terutama penerapan menjadi dapat, Tehoru. pada energi dilaksanakan 4 desa-desa kwh/m listrik. Potensi matahari 2 /hari, pada surya 16 / 16