KARAKTERISTIK LAHAN PASANG SURUT DARI ASPEK TANAH. Ir. ZURAIDA TITIN MARIANA, M.Si

dokumen-dokumen yang mirip
MATA KULIAH: PENGELOLAAN LAHAN PASUT DAN LEBAK SUB POKOK BAHASAN: KARAKTERISTIK LAHAN PASUT DAN LEBAK DARI SEGI ASPEK HIDROLOGI.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tumbuhan hutan yang dibudidayakan. Tanaman ini memiliki respon yang

Pengelolaan Air di Areal Pasang Surut. Disampaikan Pada Materi Kelas PAM

PENGARUH DIMENSI DAN JARAK SALURAN DRAINASE TERHADAP DINAMIKA LENGAS TANAH ABSTRAK

PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP

I. PENDAHULUAN. tanahnya memiliki sifat dakhil (internal) yang tidak menguntungkan dengan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

Lampiran 1 Curah hujan (mm) di daerah pasang surut Delta Berbak Jambi

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DIES NATALIS KE-52 FAKULTAS PERTANIAN UNLAM

KARAKTERISTIK LAHAN MARGINAL DIKALIMANTAN TENGAH SERTA POTENSINYA UNTUK KELAPA SAWIT

TANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd

KARAKTERISTIK DAN KLASIFIKASI TANAH RAWA PASANG SURUT DI KARANG AGUNG ULU SUMATERA SELATAN. E. DEWI YULIANA Fakultas MIPA, Universitas Hindu Indonesia

Pertemuan 10 : PERMASALAHAN LAHAN LEBAK UNTUK PERTANIAN. Ir. ZURAIDA TITIN MARIANA, M.Si

Pemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan pangan semakin meningkat sejalan dengan pertambahan

Ir. ZURAIDA TITIN MARIANA, M.Si

Pengelolaan tanah dan air di lahan pasang surut

TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Jenuh Air

HIDROSFER V. Tujuan Pembelajaran

Pengelolaan Tanah dan Air di Lahan Pasang Surut

II. PEMBENTUKAN TANAH

PENGELOLAAN LAHAN BASAH DI INDONESIA YANG BERKELANJUTAN

KLASIFIKASI TANAH INDONESIA

PENGELOLAAN RAWA & GAMBUT

3. Kualitas Lahan & Kriteria Pengembangan

dampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.6

PEMBENTUKAN TANAH DAN PERSEBARAN JENIS TANAH. A.Pembentukan Tanah

Stadia Sungai. Daerah Aliran Sungai (DAS)

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan kering masam cukup luas yaitu sekitar 99,6 juta hektar

PEDOMAN PEMANFAATAN LAHAN GAMBUT UNTUK BUDIDAYA KELAPA SAWIT

PEMANFAATAN FOSFAT ALAM UNTUK LAHAN SULFAT MASAM

SUMBERDAYA LAHAN INDONESIA

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Pembuatan Terak Baja dengan Metode Converter dalam Hadisaputra, 2011).

TEKNIK PENGAMBILAN EKSTRAK CONTOH AIR TANAH PADA BEBERAPA KEDALAMAN UNTUK ANALISIS DI LAHAN SULFAT MASAM1 RINGKASAN

BAB 3 KIMIA TANAH. Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah

PEMBAHASAN UMUM. Pembukaan tanah sulfat masam untuk persawahan umumnya dilengkapi

LEMBAR KERJA SISWA. No Jenis Tanah Jenis tanaman Pemanfaatannya

Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang. berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Komunitas vegetasi ini

MATERI-9. Unsur Hara Mikro: Kation & Anion

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan gambut yang terdapat di daerah tropika diperkirakan mencapai juta hektar atau sekitar 10-12% dari luas

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super "Solusi Quipper" F. JENIS TANAH DI INDONESIA

Tabel Lampiran 1. Sifat Kimia Tanah di Wilayah Studi Penambangan PT Kaltim Prima Coal

DRAINASE UNTUK MENINGKATKAN KESUBURAN LAHAN RAWA

PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI RAWA LEBAK

LAHAN GAMBUT TERDEGRADASI SRI NURYANI HIDAYAH UTAMI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi hidro-orologi dan fungsi lingkungan lain yang penting bagi kehidupan seluruh

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel).

AGROVIGOR VOLUME 5 NO. 2 SEPTEMBER 2012 ISSN

, NO 3-, SO 4, CO 2 dan H +, yang digunakan oleh

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Sawah. tanaman padi sawah, dimana padanya dilakukan penggenangan selama atau

Rawa pasang surut adalah rawa yang terletak di pantai atau dekat pantai, di muara atau dekat muara sungai sehingga dipengaruhi oleh pasang surutnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Luas lahan gambut di Indunesia merupakan 87% dari seluruh luas gambut di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor

PERAN BAHAN ORGANIK DAN TATA AIR MIKRO TERHADAP KELARUTAN BESI, EMISI CH 4, EMISI CO 2 DAN PRODUKTIVITAS PADI DI LAHAN SULFAT MASAM RINGKASAN

HIDROSFER Berdasarkan proses perjalanannya, siklus dapat dibedakan menjadi 3 jenis sebagai berikut :

Rawa pasang surut adalah rawa yang terletak di pantai atau dekat pantai, di muara atau dekat muara sungai sehingga dipengaruhi oleh pasang surutnya

Beberapa Sifat Kimia Tanah antara lain :

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PRT/M/2015 TENTANG EKSPLOITASI DAN PEMELIHARAAN

PEMANFAATAN LAHAN GAMBUT UNTUK PERTANIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 02: MORFOLOGI TANAH

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

11 Jenis Jenis Tanah Berikut Penjelasannya Tanah Organosol atau Tanah Gambut, Tanah Aluvial,

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Spermatophyta, subdivisio Angiospermae, class Monocotyledoneae, family

TINJAUAN PUSTAKA. tebal. Dalam Legend of Soil yang disusun oleh FAO, Ultisol mencakup sebagian

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pilihan yang sulit dihindari (Manwan, dkk dan Suryana. 2004). Hal ini

UJI SIFAT KIMIA TANAH BERPIRIT AKIBAT LAMA PENGERINGAN DAN KEDALAMAN MUKA AIR TANAH ABSTRAK

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Klasifikasi Kemampuan Lahan

URAIAN PENGAMATAN PROFIL TANAH LOKASI BPP SEMBAWA

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA A. BAGAIMANA PROSES TERBENTUKNYA TANAH

HIDROLOGI LAHAN PASANG SURUT DI KALIMANTAN SELATAN UNTUK MENDUKUNG PERTANIAN : PERUBAHAN KUALITAS AIR (KEMASAMAN DAN DAYA HANTAR LISTRIK)

Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan peranan sumberdaya dalam pertanian dan permasalahannya

REKLAMASI TEKNIK PENGAIRAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA RAWA

MATA KULIAH: PENGELOLAAN LAHAN PASUT DAN LEBAK

PEMBENTUKAN TANAH PARANITA ASNUR

PEMBENTUKAN TANAH PARANITA ASNUR

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN RAWA PASANG SURUT UNTUK TAMBAK. SITI YULIAWATI DOSEN KOPERTIS WILAYAH I Dpk UNIVERSITAS DHARMAWANGSA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain, yaitu masing-masing wilayah masih dipengaruhi oleh aktivitas

Reaksi Pemasaman Senyawa Pirit pada Tanah Rawa Pasang Surut

5. KARAKTERISTIK DAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN LAHAN SULFAT MASAM MENDUKUNG PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan,

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK

MENGENALI HAKEKAT LAHAN RAWA SEBAGAI DASAR PENGEMBANGANNYA UNTUK BUDIDAYA TANAMAN PANGAN *)

Tata at Ai a r Rawa (Makr

KERACUNAN ALUMINIUM PADA TANAH SAWAH DARI BAHAN INDUK SEDIMEN MANGROVE DI RANTAU RASAU, DELTA BERBAK, JAMBI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I UMUM. A. Pendahuluan

KEMASAMAN TANAH. Sri Rahayu Utami

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Morfologi Lahan Reklamasi Bekas Tambang Batubara Karakterisasi Morfologi Tanah di Lapang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P )

Transkripsi:

KARAKTERISTIK LAHAN PASANG SURUT DARI ASPEK TANAH Ir. ZURAIDA TITIN MARIANA, M.Si

WILAYAH RAWA PASANG SURUT ZONA-I & ZONA II Pembagian zona lahan rawa di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) bagian bawah dan tengah

GENESIS TANAH Lahan rawa pasang surut berada di bagian muara sungai-sungai besar, berupa pulau-pulau delta berukuran relatif kecil yang terpisah dari daratan, atau sebagai pulau-pulau delta besar yang menyambung ke daratan, dan diapit oleh dua sungai besar. Delta Pulau Petak antara sungai Kapuas Murung dan Barito di Kalimantan Selatan.

LAHAN PASANG SURUT DI KAL-SEL SUNGAI MURUNG DI KAPUAS KAL -TENG SUNGAI BARITO DI KAL-SEL

GENESIS TANAH Rawa pasang surut terbentuk karena proses akreasi (accreation), yaitu proses pelebaran daratan baru ke arah laut yang terjadi secara alami, karena pengendapan bahan-bahan sedimen yang dibawa sungai (sedimen load) di wilayah bagian muara sungai besar.

GENESIS TANAH RAWA Di bagian muara sungai, pada saat air sungai yang bereaksi sekitar netral (ph 5-6), bertemu dengan air laut yang bereaksi sekitar alkalis (ph 7-9), maka muatan sedimen sungai yang berupa bahan halus, liat sampai debu halus, akan "menjojot" yakni membentuk gumpalan-gumpalan kecil yang mengendap di dasar laut.

GENESIS TANAH RAWA Pengendapan yang intensif terjadi selama musim hujan dan terus-menerus berlangsung selama berabad-abad, lambat laun membentuk "dataran lumpur", atau "mudflats" yang muncul sebagai daratan tanpa vegetasi sewaktu air surut, dan tenggelam di bawah air sewaktu air pasang.

GENESIS TANAH RAWA Sejalan dengan waktu, tumbuhan yang toleran air asin, khususnya api-api (Avicennia sp.) dan bakau/mangrove (Rhizophora sp., Bruguiera sp.) akan tumbuh di lumpur, yang menjebak lebih banyak sedimen, sehingga dataran lumpur terbangun secara vertikal semakin tinggi, dan akhirnya menjadi dataran rawa pasang surut, tidal marsh, atau salt marsh, yang ditumbuhi oleh hutan bakau/mangrove.

GENESIS TANAH RAWA Bentuk Pantai Di Indonesia Bentuk-bentuk pantai Indonesia, karena berbentuk delta-delta, dapat dimasukkan sebagai delta shorelines. Delta (pulau) Upang, Delta Telang, dan Pulau Rimau pada muara S. Musi-Banyuasin di Sumatera Selatan. Delta Berbak pada S. Batanghari di Jambi, Delta Reteh antara S. Reteh dan Inderagiri di Riau, Delta Pulau Petak antara S. Kapuasmurung dan Barito di Kalimantan Selatan.

Delta Pulau Petak di Kalimantan Selatan. Sampai sekitar 5.500 tahun yang lalu, seluruh wilayah Delta Pulau Petak sekarang ini masih merupakan wilayah teluk yang berpantai dangkal. Dari 5.500 tahun sebelum masehi (SM), kenaikan permukaan air laut secara berangsur (eustatik) berkurang atau berhenti, dan perluasan secara lateral dari pantai asli mulai terjadi.

Delta Pulau Petak di Kalimantan Selatan. Perluasan lateral karena proses akreasi yang membentuk Delta Pulau Petak berlangsung melalui 3 fase sedimentasi, : yaitu 1. fase sedimentasi I, dari 5.500 sampai 4.000-3.500 tahun SM, 2. fase sedimentasi II, dari 4.000-3.500 tahun SM sampai 1.000-700 tahun SM, dan 3. fase sedimentasi III dari 1.000-700 tahun SM.

Delta Pulau Petak di Kalimantan Selatan. Fase sedimentasi I, dari 5.500 sampai 4.000-3.500 tahun SM, Bahan sedimen dipasok dari Sungai Barito dan Kapuas

SUNGAI MURUNG DI KAPUAS KAL -TENG SUNGAI BARITO DI KAL-SEL

Delta Pulau Petak di Kalimantan Selatan. Fase sedimentasi II, dari 4.000-3.500 tahun SM sampai 1.000-700 tahun SM, dan Sumber bahan sedimen berasal dari S. Barito dan S. Pulau Petak

SUNGAI MURUNG DI KAPUAS KAL -TENG SUNGAI BARITO DI KAL-SEL

SUNGAI MURUNG DI KAPUAS KAL -TENG SUNGAI BARITO DI KAL-SEL

Delta Pulau Petak di Kalimantan Selatan. Fase sedimentasi III dari 1.000-700 tahun SM. Sumber bahan sedimen berasal dari S. Kapuas murung dan Barito, dan membentuk garis pantai yang ada sekarang ini.

SUNGAI MURUNG DI KAPUAS KAL -TENG SUNGAI BARITO DI KAL-SEL

LAHAN BASAH (Wetland) LAHAN RAWA (swampland) Lahan Pasang Surut dan Lebak TANAH MINERAL TANAH GAMBUT TANAH SULFAT MASAM

PEMBENTUKAN TANAH SULFAT MASAM. Lahan sulfat masam merupakan hasil endapan dari masa ribuan tahun silam & ini berkaitan dengan perubaha lingkungan bumi secara global berupa peningkatan permukaan air laut akibat pencairan lapisan es di kutub utara Diperkirakan selama era glasial akhir pada periode Pleistosen ( 2 juta tahun silam) peningkatan permukaan air laut mencapai 3-4 meter setiap seribu tahun Tinggi muka air laut pada periode Pleistosen ini ditaksir sekitar 60 m di bawah permukaan laut sekarang.

PEMBENTUKAN TANAH SULFAT MASAM. Peningkatan muka air laut sekaligus membawa hasil erosi akibat penggelontoran oleh sungaisungai dan membentuk endapan baru berupa daratan. Akibat pengaruh luapan pasang dg periode panjang, ayuanan pasang yg kuat, banyak menentukan tinggi rendahnya kadar pirit dari tanah sulfat masam tersebut

Tanah Mineral Di Lahan Rawa Pasang Surut semua tanah rawa yang berasal dari endapan marin mengandung senyawa besioksida yang disebut pirit (FeS 2 ). Secara spesifik, dalam Taksonomi Tanah, senyawa besi-sulfida ini tidak disebut pirit, tetapi sebagai bahan sulfidik (sulfidic materials), karena dipikirkan tidak seluruhnya hanya tersusun dari senyawa FeS 2, tetapi juga senyawa besi-sulfida lainnya, termasuk H 2 S.

Tanah Mineral Di Lahan Rawa Pasang Surut Lapisan yang mengandung bahan sulfidik yang telah teroksidasi, menghasilkan asam sulfat, unsur besi, dan berbagai ion lainnya yang bersifat racun terhadap tanaman, dianggap telah mengalami proses pembentukan tanah disebut horison sulfurik.

Horison sulfurik (sulfuric acid = asam sulfaf) merupakan lapisan atau horison tanah setebal 15 cm atau lebih, tersusun dari bahan tanah mineral atau bahan tanah organik ph 3,5 atau kurang; dan menunjukkan bukti bahwa adanya ph yang rendah disebabkan oleh asam sulfat. Bukti-bukti tersebut, boleh satu atau lebih, dapat berupa: - adanya konsentrasi jarosit (KFe 3 (SO 4 ) 2 (OH) 6 ); - terletak langsung di atas (Iapisan) bahan sulfidik; - kandungan sulfat-iarut air, (SO 4 ) 2-0,05% atau lebih.

TANAH SULFAT MASAM Menurut klasifikasi tanah Badan Makanan & Pertanian (FAO-Unesco, 1994), tanah sulfat masam dibagi 3 jenis : 1. Thionic Fluvisols 2. Thionic Gleysols 3. Thionic Histosol Fluvi (fluviatil) : hasil endapan marin Gley : kadar liat yg tinggi Histo : adanya lapisan gambut di atas permukaan

Lahan Rawa Masam Pasang Surut Lahan Sulfat Masam lahan Sulfat Masam Potensial (SMP)/ Potensial Acid Sulphate soil (PAS) lahan Sulfat Masam Aktual (SMA)/Actual Acid Sulphate soil (AAS) Greatgroup : Sulfaquent Greatgroup : Sulfaquept Menurut Taksonomi Tanah

lahan Sulfat Masam Potensial (SMP) Profil tanah sulfat masam potensial, tanah bagian atas lahan yang mempunyai bahan sulfidik (pirit) pada kedalaman > 50 cm dari permukaan tanah, teroksidasi relatif lebih tipis sekitar 25-75 cm setengah matang sampai hampir matang, Reaksi tanah sangat masam-agak masam (ph >4,0), tekstur umumnya liat berdebu, dan warnanya kelabu tua sampai coklat kekelabuan.

lahan Sulfat Masam Potensial (SMP) Profil tanah sulfat masam potensial, tanah bagian bawah lahan yang mempunyai bahan sulfidik (pirit) pada kedalaman > 50 cm dari permukaan tanah, Lapisan bawah tereduksi, Hampir mentah (practically unripe) sampai mentah, reaksi tanah masam-agak masam (ph >4,0), tekstur liat berdebu sampai liat, dan warnanya kelabu tua sampai kelabu gelap.

lahan Sulfat Masam Aktual (SMA) Profil tanah sulfat masam aktual, tanah bagian atas mempunyai horizon sulfurik atau tanda-tanda horizon sulfurik yang disebabkan teroksidasinya pirit akibat drainase berlebihan. tanah bagian atas teroksidasi setebal 50-100 cm, hampir matang sampai matang, reaksi masam ekstrim (ph <3,5), atau sangat masam (ph 3,5-4,0), tekstur umumnya liat berdebu, berwarna coklat, coklat kemerahan atau kelabu.

lahan Sulfat Masam Aktual (SMA) Profil tanah sulfat masam aktual, tanah bagian bawah mempunyai horizon sulfurik atau tanda-tanda horizon sulfurik yang disebabkan teroksidasinya pirit akibat drainase berlebihan. Lapisan tanah bawah tereduksi, setengah matang sampai mentah, reaksi tanah sangat masam sampai agak masam (ph >4,0), tekstur liat berdebu sampai liat, dan umumnya berwarna kelabu-kelabu gelap.

Gambar. Penampang tanah sulfat masam aktual.

Selamat belajar, semoga sukses.. Manusia yg paling ideal adalah manusia yg mencapai derajat ketinggian iman dan ilmu pengetahuan