BPS PROVINSI LAMPUNG No. 04/12/18/Th. X, 1 Desember 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NTP Provinsi Lampung Nopember 2016 untuk masing-masing subsektor tercatat sebesar 99,45 untuk Subsektor Padi & Palawija (NTP-P), 100,27 untuk Subsektor Hortikultura (NTP-H), 104,02 untuk Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr), 113,56 untuk Subsektor Peternakan (NTP-Pt), 107,51 untuk Subsektor Perikanan Tangkap, dan 94,82 untuk Subsektor Perikanan Budidaya. Sedangkan NTP Provinsi Lampung tercatat sebesar 103,86. Pada Nopember 2016, beberapa komoditas mengalami penurunan harga, kecuali pada komoditas tanaman pangan, hortikultura, dan tanaman perkebunan rakyat. Adapun harga-harga yang mengalami penurunan antara lain : ternak besar, ternak kecil, unggas, dan hasil ternak, perikanan tangkap, dan perikanan budidaya. Beberapa subsektor mengalami penurunan NTP pada Nopember 2016, kecuali subsektor tanaman pangan, tanaman hortikultura, dan perkebunan rakyat. Secara rinci, subsektor pertanian tanaman pangan mengalami kenaikan NTP sebesar 1,14 persen, subsektor tanaman hortikultura naik 0,34 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat naik 1,02 persen, subsektor peternakan turun 1,28 persen, subsektor perikanan tangkap turun 0,67 persen, dan subsektor perikanan budidaya turun 0,44 persen. NTP Provinsi Lampung secara gabungan naik sebesar 0,38 persen. Dari 33 provinsi yang diamati perkembangan harganya pada Nopember 2016, ada 15 provinsi mengalami kenaikan NTP dan 18 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Kalimantan Barat dengan peningkatan sebesar 1,77 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Jawa Timur yang turun sebesar 1,14 persen. Nopember 2016 di daerah perdesaan di Provinsi Lampung mengalami inflasi sebesar 0,93 persen. Inflasi disebabkan oleh naiknya indeks harga pada seluruh kelompok yaitu kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau, kelompok perumahan, kelompok sandang, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga, dan kelompok transportasi dan komunikasi. Berita Resmi Statistik Provinsi Lampung No. 04/12/18/Th. X, 1 Desember 2016 1
Nilai tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Tabel 1. Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Provinsi Lampung Per Subsektor Oktober 2016 s.d. Nopember 2016 (2012=100) Subsektor Berita Resmi Statistik Provinsi Lampung No. 04/12/18/Th. X, 1 Desember 2016 2 Bulan Oktober 2016 Nopember 2016 Persentase Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Padi & Palawija a. Indeks yang Diterima (It) 123,15 125,56 1,96 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 125,24 126,26 0,81 c. Nilai Tukar Petani (NTP-P) 98,33 99,45 1,14 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP-P) 105,67 107,59 1,82 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima (It) 122,80 124,13 1,08 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 122,89 123,80 0,74 c. Nilai Tukar Petani (NTP-H) 99,92 100,27 0,34 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP-H) 110,43 111,53 0,99 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima (It) 127,71 130,02 1,81 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 124,02 124,99 0,78 c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) 102,97 104,02 1,02 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP-Pr) 113,19 115,20 1,77 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima (It) 134,63 133,58 (0,78) b. Indeks yang Dibayar (Ib) 117,04 117,63 0,50 c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 115,03 113,56 (1,28) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP-Pt) 121,99 120,78 (0,99) 5. Perikanan Tangkap a. Indeks yang Diterima (It) 130,55 130,46 (0,07) b. Indeks yang Dibayar (Ib) 120,61 121,34 0,61 c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 108,24 107,51 (0,67) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP-Pi) 119,45 119,12 (0,28) 6. Perikanan Budidaya a. Indeks yang Diterima (It) 116,44 116,55 0,10 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 122,26 122,92 0,54 c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 95,24 94,82 (0,44) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP-Pi) 101,65 101,59 (0,06) Gabungan a. Indeks yang Diterima (It) 126,89 128,29 1,10 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 122,64 123,52 0,72 c. Nilai Tukar Petani (NTPp) 103,46 103,86 0,38 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPp) 112,18 113,29 0,99
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di 12 (dua belas) kabupaten di Provinsi Lampung, pada Nopember 2016 NTP Provinsi Lampung mengalami kenaikan sebesar 0,38 persen dibandingkan dengan September 2016 yang sebesar 103,46. Sementara itu, NTP nasional turun sebesar 0,40 persen, dari sebesar 101,71 pada Oktober 2016 menjadi 101,31 pada Nopember 2016. 1. NTP Subsektor a. Subsektor Padi & Palawija (NTP-P) Pada Nopember 2016 NTP-P Provinsi Lampung mengalami kenaikan sebesar 1,14 persen karena peningkatan indeks harga yang diterima petani lebih tinggi dibandingkan indeks harga yang dibayar petani yaitu masing-masing sebesar 1,96 persen dan 0,81 persen. Sementara kenaikan Ib yang sebesar 0,81 persen disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumahtangga (IKRT) dan naiknya indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) masing-masing sebesar 0,97 persen dan 0,14 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTP-H) NTP-H bulan Nopember 2016 mengalami kenaikan sebesar 0,34 persen disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani lebih besar mengalami kenaikan dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani yaitu masing-masing sebesar 1,08 persen dan 0,74 persen. Sementara kenaikan Ib yang sebesar 0,74 persen disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumahtangga (IKRT) dan naiknya indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) masing-masing sebesar 0,93 persen dan 0,09 persen. c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) NTP-Pr bulan Nopember 2016 mengalami kenaikan sebesar 1,02 persen disebabkan oleh peningkatan indeks harga yang diterima petani lebih besar dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani yaitu masing-masing sebesar 1,81 persen dan 0,78 persen. Sementara kenaikan Ib yang sebesar 0,78 persen disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumahtangga (IKRT) dan naiknya indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) masing-masing sebesar 0,95 persen dan 0,04 persen d. Subsektor Peternakan (NTP-Pt) Pada Nopember 2016 NTP subsektor Peternakan mengalami penurunan sebesar 1,28 persen disebabkan oleh penurunan indeks harga yang diterima petani dan meningkatnya indeks harga yang dibayar petani masing-masing sebesar (-0,78) persen dan 0,50 persen, akibat turunnya harga ternak besar, ternak kecil, unggas, dan hasil ternak. Kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,50 persen, akibat dari naiknya indeks harga konsumsi rumah tangga sebesar dan indeks BPPBM masingmasing sebesar 0,84 persen dan 0,21 persen. e. Subsektor Perikanan Tangkap Pada Nopember 2016 NTP subsektor Perikanan Tangkap mengalami penurunan sebesar 0,67 persen disebabkan oleh penurunan indeks harga yang diterima petani dan meningkatnya indeks harga yang dibayar petani masing-masing sebesar (-0,07) persen dan 0,61 persen, akibat turunnya harga beberapa jenis ikan tangkap di laut. Kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,61 persen, akibat dari naiknya indeks harga konsumsi rumah tangga dan indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,86 persen dan 0,21 persen. f. Subsektor Perikanan Budidaya Pada Oktober 2016 NTP subsektor Perikanan Budidaya mengalami penurunan sebesar 0,44 persen disebabkan oleh peningkatan indeks harga yang diterima petani lebih kecil daripada peningkatan indeks harga yang dibayar petani masing-masing sebesar 0,10 persen dan 0,54 persen. Kenaikan indeks yang dibayar petani sebesar 0,54 persen, akibat dari naiknya indeks harga konsumsi rumah tangga dan indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,79 persen dan 0,16 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Lampung No. 04/12/18/Th. X, 1 Desember 2016 3
Tabel 2. Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya Oktober 2016 s.d. Nopember 2016 (2012=100) Kelompok dan Sub kelompok Bulan Persentase Oktober 2016 Nopember 2016 Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan a. Indeks Diterima Petani 123,15 125,56 1,96 - Padi 131,26 131,88 0,47 - Palawija 116,67 120,52 3,29 b. Indeks Dibayar Petani 125,24 126,26 0,81 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127,57 128,81 0,97 - Indeks BPPBM 116,55 116,71 0,14 2. Hortikultura a. Indeks Diterima Petani 122,80 124,13 1,08 - Sayur-sayuran 127,40 129,48 1,63 - Buah-buahan 117,51 117,99 0,41 - Tanaman Obat 116,33 116,15 (0,15) b. Indeks Dibayar Petani 122,89 123,80 0,74 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 126,75 127,92 0,93 - Indeks BPPBM 111,20 111,30 0,09 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks Diterima Petani 127,71 130,02 1,81 - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 127,71 130,02 1,81 b. Indeks Dibayar Petani 124,02 124,99 0,78 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 126,83 128,04 0,95 - Indeks BPPBM 112,82 112,87 0,04 4. Peternakan a. Indeks Diterima Petani 134,63 133,58 (0,78) - Ternak Besar 138,39 137,41 (0,71) - Ternak Kecil 138,70 137,21 (1,08) - Unggas 128,45 127,57 (0,69) - Hasil Ternak 117,70 116,34 (1,15) b. Indeks Dibayar Petani 117,04 117,63 0,50 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 126,08 127,13 0,84 - Indeks BPPBM 110,36 110,60 0,21 5. Perikanan Tangkap a. Indeks Diterima Petani 130,55 130,45 (0,07) - Penangkapan Perairan Umum 137,08 138,46 1,01 - Penangkapan Laut 130,33 130,20 (0,10) b. Indeks Dibayar Petani 120,61 121,34 0,61 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 129,09 130,21 0,86 - Indeks BPPBM 109,29 109,52 0,21 6. Perikanan Budidaya a. Indeks Diterima Petani 116,44 116,55 0,10 - Budidaya Air Tawar 128,11 128,35 0,19 - Budidaya Laut 100,00 100,00 0,00 - Budidaya Air Payau 122,66 121,97 (0,56) b. Indeks Dibayar Petani 122,26 122,97 0,54 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127,87 128,88 0,79 - Indeks BPPBM 114,55 114,73 0,16 Berita Resmi Statistik Provinsi Lampung No. 04/12/18/Th. X, 1 Desember 2016 4
2. Perbandingan Antar Provinsi Dari 33 provinsi yang diamati perkembangan harganya pada Nopember 2016, ada 15 provinsi mengalami kenaikan NTP dan 18 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Kalimantan Barat dengan peningkatan sebesar 1,77 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Jawa Timur yang turun sebesar 1,14 persen. (Tabel 3). Provinsi Tabel 3. Nilai Tukar Petani Provinsi-Provinsi dan Persentase Perubahannya Nopember 2016 (2012=100) IT IB NTP NTUP Indeks % Perb Indeks % Perb Rasio % Perb Rasio % Perb (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Aceh 119,81 0,96 124,75 0,21 96,04 0,74 103,66 0,61 Sumatera Utara 128,46 0,38 127,41 0,83 100,83 (0,45) 109,25 0,23 Sumatera Barat 121,25 1,14 125,51 1,14 96,60 0,00 108,22 0,93 Riau 127,75 1,66 126,96 0,68 100,62 0,97 112,88 1,39 Jambi 124,73 0,75 124,93 0,61 99,84 0,13 107,96 0,46 Sumatera Selatan 117,45 0,72 123,83 0,69 94,85 0,03 103,05 0,51 Bengkulu 118,14 1,23 126,57 0,69 93,34 0,54 104,51 0,98 Lampung 128,29 1,10 123,52 0,72 103,86 0,38 113,29 0,99 Bangka Belitung 118,81 (0,53) 120,52 0,46 98,58 (0,98) 107,08 (0,57) Kep. Riau 117,84 1,19 120,37 0,43 97,90 0,76 107,17 1,08 DKI Jakarta 119,03 0,35 119,85 0,32 99,32 0,02 110,03 0,35 Jawa Barat 132,48 0,15 127,65 0,37 103,78 (0,22) 112,78 0,01 Jawa Tengah 125,31 0,33 125,88 0,94 99,55 (0,60) 106,95 0,02 DI Yogyakarta 129,74 (0,29) 124,47 0,69 104,23 (0,97) 114,44 (0,49) Jawa Timur 132,69 (0,30) 127,85 0,85 103,79 (1,14) 113,39 (0,53) Banten 123,95 0,14 123,58 0,38 100,30 (0,25) 105,65 (0,35) Bali 130,96 0,34 122,32 0,40 107,06 (0,06) 115,08 0,17 Nusa Tenggara Barat 131,42 0,54 122,45 0,47 107,32 0,06 115,23 0,35 Nusa Tenggara Timur 124,17 (0,02) 121,94 0,55 101,83 (0,57) 110,34 (0,05) Kalimantan Barat 119,18 1,82 123,17 0,05 96,76 1,77 104,49 1,82 Kalimantan Tengah 120,47 0,78 122,46 0,36 98,38 0,42 105,38 0,64 Kalimantan Selatan 117,35 0,71 120,04 0,46 97,76 0,25 105,31 0,63 Kalimantan Timur 121,22 0,37 123,07 0,25 98,49 0,13 108,69 0,35 Sulawesi Utara 117,37 0,20 124,28 0,31 94,44 (0,11) 104,59 0,13 Sulawesi Tengah 121,85 0,01 124,09 0,50 98,20 (0,49) 108,15 (0,35) Sulawesi Selatan 129,57 0,08 124,70 0,38 103,91 (0,30) 113,83 0,01 Sulawesi Tenggara 121,98 (0,32) 123,28 0,13 98,95 (0,45) 108,36 (0,49) Gorontalo 132,15 0,87 124,94 1,52 105,77 (0,65) 119,87 0,80 Sulawesi Barat 130,22 (0,25) 119,90 0,83 108,61 (1,08) 119,15 (0,52) Maluku 126,52 0.32 125,48 0,42 100,83 (0,10) 119,04 0,20 Maluku Utara 126,50 (0,25) 122,64 0,76 103,15 (1,01) 113,24 (0,35) Papua Barat 125,37 0,47 124,36 0,33 100,81 0,13 112,62 0,53 Papua 117,44 (0,26) 123,55 0,64 95,05 (0,90) 110,61 (0,33) Nasional 127,13 0,27 125,49 0,67 101,31 (0,40) 110,33 0,07 Berita Resmi Statistik Provinsi Lampung No. 04/12/18/Th. X, 1 Desember 2016 5
Di wilayah Sumatera sebagian besar provinsi mengalami kenaikan NTP, kecuali Provinsi Sumatera Utara dan Bangka Belitung. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Riau yang mengalami kenaikan 0,97 persen, sedangkan penurunan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Bangka Belitung yaitu sebesar 0,98 persen. NTP Provinsi Lampung pada bulan Nopember 2016 sebesar 103,86 persen merupakan NTP tertinggi pertama di Sumatera. Sedangkan NTP terendah terjadi di Provinsi Bengkulu sebesar 93,34 persen. NTP Provinsi Lampung yang naik sebesar 0,38 persen menempati peringkat ke-5 di wilayah Sumatera dan peringkat ke-7 secara nasional. (Tabel 4). Tabel 4. Perbandingan NTP dan Perubahan NTP Nopember 2016 menurut Provinsi se-sumatera (2012=100) Provinsi NTP Ranking Perubahan NTP (%) Ranking (1) (2) (3) (4) (5) Aceh 96,04 8 0,74 3 Sumatera Utara 100,83 2 (0,45) 9 Sumatera Barat 96,60 7 0,00 8 Riau 100,62 3 0,97 1 Jambi 99,84 4 0,13 6 Sumatera Selatan 94,85 9 0,03 7 Bengkulu 93,34 10 0,54 4 Lampung 103,86 1 0,38 5 Bangka Belitung 98,58 5 (0,98) 10 Kep. Riau 97,90 6 0,76 2 3. Indeks Harga Konsumen Perdesaan Pada Nopember 2016 di daerah perdesaan di Provinsi Lampung mengalami inflasi sebesar 0,93 persen yang disebabkan adanya kenaikan indeks harga pada seluruh kelompok. Secara rinci sebagai berikut : kelompok bahan makanan sebesar 1,91 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,25 persen, kelompok perumahan sebesar 0,36 persen, kelompok sandang sebesar 0,13 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,08 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,05 persen, dan kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,00 persen. Keterbandingan inflasi perdesaan di seluruh Indonesia pada bulan Nopember 2016, inflasi perdesaan tertinggi terjadi di Provinsi Gorontalo yaitu sebesar 1,97 persen dan terrendah di Provinsi Kalimantan Barat sebesar 0,05 persen. Provinsi Lampung dengan inflasi perdesaan sebesar 0,93 persen menempati peringkat ke-8 secara nasional. (Tabel 5). Berita Resmi Statistik Provinsi Lampung No. 04/12/18/Th. X, 1 Desember 2016 6
Tabel 5. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan menurut Provinsi Nopember 2016 (2012=100) Pendidikan, Transportasi Provinsi Bahan Makanan Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Rekreasi & Olahraga Dan Komunikasi Inflasi Perdesaan Ranking Inflasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Aceh 0,25 (0,01) 0,18 0,13 0,18 0,12 (0,04) 0,15 31 Sumatera Utara 1,94 0,43 0,41 0,29 0,30 0,62 (0,05) 1,04 5 Sumatera Barat 3,09 0,02 0,21 0,35 (0,11) 0,02 0,02 1,42 2 Riau 1,20 0,70 0,08 0,28 0,12 0,17 0,37 0,75 13 Jambi 1,40 0,09 0,12 0,29 0,49 0,13 0,04 0,71 14 Sumatera Selatan 1,39 0,60 0,80 0,29 0,19 0,00 (0,14) 0,88 9 Bengkulu 1,67 0,14 0,35 (0,05) 0,25 0,01 0,06 0,80 12 Lampung 1,91 0,25 0,36 0,13 0,08 0,05 0,00 0,93 8 Bangka Belitung 1,05 0,42 0,04 (0,01) 0,14 (0,03) 0,10 0,55 19 Kep. Riau 1,05 (0,37) 0,38 1,63 0,51 (0,15) 0,19 0,55 20 DKI Jakarta 1,05 0,00 0,09 0,19 0,10 0,00 0,00 0,50 22 Jawa Barat 0,77 0,41 0,20 0,32 0,37 0,20 0,04 0,49 25 Jawa Tengah 2,41 0,63 0,27 0,21 0,39 0,04 0,36 1,28 3 DI Yogyakarta 1,82 0,02 0,22 0,01 0,25 0,11 0,64 0,85 10 Jawa Timur 2,27 0,28 0,37 0,09 0,26 0,02 0,37 1,13 4 Banten 1,04 (0,02) 0,20 0,16 0,16 (1,75) (0,04) 0,39 28 Bali 0,89 0,48 0,09 0,54 0,41 0,16 (0,02) 0,50 23 Nusa Tenggara Barat 1,03 0,09 0,16 0,80 0,11 0,05 0,19 0,57 18 Nusa Tenggara Timur 1,14 0,20 0,39 0,07 (0,04) 0,51 0,05 0,67 15 Kalimantan Barat 0,02 (0,05) 0,00 0,23 0,73 0,16 0,01 0,05 33 Kalimantan Tengah 0,61 0,13 0,41 0,39 0,53 0,11 0,20 0,41 27 Kalimantan Selatan 1,12 0,17 0,27 0,31 0,36 0,23 0,07 0,59 17 Kalimantan Timur 0,69 0,08 0,22 0,04 0,19 (0,04) (0,37) 0,33 30 Sulawesi Utara 0,56 0,32 0,26 0,13 0,09 0,03 0,05 0,36 29 Sulawesi Tengah 1,20 0,14 0,00 0,66 0,52 0,02 (0,10) 0,59 16 Sulawesi Selatan 1,00 0,32 (0,23) 0,16 0,24 0,02 0,16 0,51 21 Sulawesi Tenggara 0,17 0,11 0,28 0,01 0,76 0,08 (0,18) 0,14 32 Gorontalo 3,63 0,55 0,16 0,09 0,55 (0,01) 0,26 1,97 1 Sulawesi Barat 1,79 0,63 0,08 0,29 0,12 0,07 0,23 0,97 6 Maluku 0,73 0,27 0,22 0,11 0,55 (0,27) 0,66 0,50 24 Maluku Utara 1,20 0,99 0,64 0,19 0,39 (0,10) 0,61 0,93 7 Papua Barat 0,72 0,48 0,20 0,10 0,60 0,17 (0,13) 0,48 26 Papua 0,84 1,14 0,65 0,19 0,56 0,20 0,63 0,81 11 Berita Resmi Statistik Provinsi Lampung No. 04/12/18/Th. X, 1 Desember 2016 7
Keterangan lebih lanjut hubungi : Kepala Bidang Statistik Distribusi Bambang Widjonarko, SP Telpon (0721) 482909/484329 Email: shk1800@bps.go.id BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI LAMPUNG Jl. Basuki Rahmat No. 54 Teluk Betung Bandar Lampung 35215 Telepon (0721) 482909, 484329; Faksimili (0721) 484329 Email: bps1800@bps.go.id Website: lampung.bps.go.id Berita Resmi Statistik Provinsi Lampung No. 04/12/18/Th. X, 1 Desember 2016 8